Anda di halaman 1dari 30

POLUSI TANAH DAN AIR BAWAH TANAH

SIL 328/2(2-0)

KARAKTERISTIK
DAN KINETIKA
BIOLOGIS TANAH

Chusnul Arif, Allen Kurniawan,


Satyanto K. Saptomo, Budi Indra Setiawan

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan


Institut Pertanian Bogor
2021
PROSES BIOLOGIS DALAM TANAH DAN AIR TANAH

▪Pendahuluan
▪Mikroorganisme dalam Tanah
▪Konsorsium Mikroorganisme
▪Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Biologis
▪Kinetika Reaksi Biodegradasi

Acuan : Notodarmojo, S. (2005), Pencemaran Tanah dan Air Tanah, Pen


erbit ITB, Bandung.
Pendahuluan
 Di dalam tanah, terdapat suatu sistem yang kompleks dengan
ada keterikatan antara reaksi:

Fisik Biologis
Kimia

 Pada karakteristik biologis, mikroorganisme mampu melakukan


transformasi biotis terhadap kontaminan anorganik dan
biodegradasi kontaminan organik melalui proses yang panjang
dan kompleks.
 Tidak hanya mikroorganisme yang mampu melakukan transformasi
zat-zat kimia dalam tanah dan air tanah, namun ada beberapa jenis
hewan yang umumnya hidup pada tanah permukaan.

Semut

Cacing Tanah

Rayap

Arthropoda
 Lanskap Biologi Tanah

Credits:
(drawing) S. Rose and E.T. Elliott;
(photo) Arlene J. Tugel, USDA-NRCS
File names: Rose, grass
Jaring makanan pada tanah
Mikroorganisme dalam Tanah
 Semakin banyak kandungan organik tanah dan oksigen, semakin
tinggi jumlah dan jenis mikroorganisme.
 Kelompok mikroorganisme dalam kaitannya dengan mobilitas zat
pencemar adalah bakteri, jamur (fungi), algae, dan protozoa.

Bakteri
 Morfologi → ukuran 0,5-3 µm; berbentuk bulat,
tongkat, spiral; hidup di tanah yang memiliki
kelembaban dan ketersediaan substrat cukup.
 Bakteri yang penting dalam degradasi zat
pencemar tanah antara lain Pseudomonas,
Nocardia, Mycobacterium, Arthrobacter, dan
Bacillus → umumnya mampu mendegradasi
senyawa hidrokarbon alifatik.
 Kemampuan mikroorganisme telah
dikembangkan dalam penanganan limbah
organik seperti hidrokarbon dan pestisida,
melalui proses bioremediasi.
 Bakteri pendegradasi hidrokarbon alifatik:

Pseudomonas sp. Bacillus cereus Mycobacterium sp.

Nocardia sp. Rhodococcus sp. Acinetobacter sp.


Jamur
 Morfologi → berbentuk filamen panjang,
memperbanyak diri melalui spora, dan bersifat
heterotrophis.
 White rot fungi dapat merombak lignin
menjadi zat yang dapat didegradasi oleh
bakteri, karena mampu mengeluarkan enzim
peroxidase.
 Jamur mempunyai kemampuan hidup pada
rentang pH yang luas.
 Bacidiomycetes hidup di sekitar akar tumbuhan
membentuk simbiosis dengan akar tumbuhan
dalam membantu akar dalam
menarik/menyerap air tanah.
 Beberapa jenis jamur yang diidentifikasi dapat mendegradasi zat
pencemar di dalam tanah:

Aspergillus niger Cunninghamella elegans Pestalotia sp.

Bjerkendera sp. Tremetes versicolor Neurospora crassa


Algae
 Hidup pada lingkungan dengan intensitas cahaya dan kelembaban
yang cukup.
 Berperan dalam mengikat nitrogen dari udara dan melepaskan oksigen
sebagai hasil asimilasi ke dalam tanah.
 Mampu mendegradasi kontaminan berbahaya yang mempunyai ikatan
senyawa hidrokarbon.

Oscillatoria sp. Nostoc sp. Anabaena sp.

Cylindrotheca sp. Amphora sp. Chlorella sorokiana


Klasifikasi Mikroorganisme
Kriteria Klasifikasi Kategori Penjelasan

Phototrophs Dari sinar matahari


Sumber Energi
Chemotrophs Dari senyawa kimia

Autothroph Memanfaatkan CO2


Sumber Karbon
Heterothroph Memanfaatkan zat organik

Sumber Elektron dalam Organotroph Menggunakan zat organik


Proses Metabolisme
Lithotroph Menggunakan zat anorganik

Aerobik Metabolisme dengan kehadiran


molekul oksigen dan bertindak
Proses Metabolisme sebagai elektron akseptor.
Anaerobik Metabolisme yang dapat berlangsung
tanpa kehadiran oksigen.
We need energy!

 Mikroorganisme memperoleh energi melalui reaksi redoks (reduksi-


oksidasi).

Proses oksidasi → atom atau molekul melepaskan elektron


Proses reduksi → atom atau molekul mendapatkan elektron

 Dalam mengoksidasi senyawa organik, dua elektron akan dilepaskan,


dan secara simultan dua proton akan menghilang. Hal tersebut setara
dengan dilepaskannya 2 atom hidrogen → proses dehidrogenasi.

 Dalam proses reduksi senyawa organik oleh mikroorganisme, dua


elektron dan dua proton ditambahkan → proses hidrogenasi.
Konsorsium Mikroorganisme
 Konsorsium → mikroorganisme yang umumnya bekerja sama dalam
suatu kelompok, sehingga tercipta hubungan yang sinergis dalam
memperbesar kemungkinan degradasi senyawa organik dan energi
yang diperoleh.
 Bila mikroorganisme hadir tidak dalam suatu campuran yang
memungkinkan mereka melakukan sinergi, maka reaksi
kompleks tidak akan terjadi, sehingga degradasi tidak terjadi
secara sempurna.

 Beberapa keuntungan adanya konsorsium mikroorganisme:


o Proses degradasi dapat dilakukan secara berurutan.
o Menghasilkan zat atau enzim yang dibutuhkan.
o Meningkatkan laju degradasi substrat secara keseluruhan.
o Mempermudah reaksi oksidasi karena dapat mencari jalur
atau proses secara termodinamik yang paling mudah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Biologis
Mikroorganisme
 Dalam suatu ekosistem terdapat satu jenis
mikroorganisme dominan yang mampu
bekerja sama dengan mikroorganisme
lain. Akibatnya secara berangsur-angsur
Substrat terjadi perubahan substrat akibat
Mikro-
dan penggunaannya sebagai energi oleh satu
organisme
Nutrien jenis mikroorganisme.

 Perubahan substrat akan mempengaruhi


komposisi spesies yang mampu
memanfaatkan substrat yang ada.Dengan
Penerima Faktor demikian, dominasi mikroorganisme akan
Elektron Lingkungan bergeser ke arah jenis substrat yang
paling sesuai dengan mikroorganisme
yang ada.

 Semakin banyak jenis mikroorganisme


yang terlibat dalam proses degradasi,
akan semakin membuka kemungkinan
jalur proses degradasi.
Penerima Elektron
 Semua reaksi transformasi biologis pada dasarnya merupakan
reaksi redoks yang melibatkan donor elektron akseptor elektron.
 Beberapa akseptor elektron: O2, NO3-, SO42-, CO2.
 Level energi dari beberapa reaksi redoks:

Sumber: ICSS, 2006.


Substrat dan Nutrien

 Substrat diperlukan sebagai sumber energi dan sumber karbon,


sedangkan nutrien diperlukan untuk pertumbuhan dan
penggandaan sel.

 Kebutuhan mikroorganisme akan nutrien kurang lebih sama


dengan komposisi sel yang terdiri dari empat elemen utama
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.

 Semakin banyak jenis mikroorganisme yang terlibat dalam


proses degradasi, akan semakin membuka kemungkinan jalur
proses degradasi.
Faktor Lingkungan

a) Kelembapan Tanah
 Kelembapan yang rendah akan menghalangi aktivitas bakteri, karena
menghalangi gerakan sel dan reaksi metabolisme.
 Kelembapan yang tinggi menyebabkan tanah menjadi tergenang,
sehingga transfer oksigen menjadi terbatas dan mengakibatkan
lingkungan tanah menjadi anaerobik.
 Kelembapan tanah yang mengandung ± 15% kandungan air,
merupakan kondisi yang optimal bagi perkembangan
mikroorganisme.

b) Temperatur
 Peningkatan temperatur akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme
dan laju reaksi.
 Suatu peningkatan temperatur sebesar 10°K dapat meningkatkan laju
reaksi hingga dua kali lipat (Notodarmojo dalam Cookson, 1990).
 Temperatur optimum bagi hampir semua mikroorganisme yang hidup
dalam tanah umumnya 10-40°C.
c) pH
 pH mempengaruhi kemampuan fungsi-fungsi sel, seperti transpor
melalui membran sel, keseimbangan reaksi yang terkatalis oleh
enzim.
 Kisaran pH yang umum bagi mikroorganisme untuk hidup dalam
tanah adalah 5 hingga 10.

d) Kandungan Garam dalam Larutan Air Tanah


 Mempengaruhi tekanan osmosis dari larutan air tanah atau
kelembaban yang ada.
 Perubahan tekanan osmosis akan mempengaruhi fenomena transport
substrat atau nutrien melalui membran sel.
Kinetika Reaksi Biodegradasi
• Dapat mengkarakterisasi
Mengapa diperlukan analisis setiap saat konsentrasi
kinetika biodegradasi ? senyawa kimia yang tersisa
pada tanah,
• Memberikan rekomendasi
berupa prediksi level
lingkungan pada saat ini dan
di kemudian hari,
• Dan mengeliminasi adanya
kontaminan berbahaya
sebelum memasuki komponen
lingkungan yang rentan.
Pertumbuhan Bakteri

 Pertumbuhan bakteri lebih mengacu kepada peningkatan


semua komponen di dalam sel sehingga menghasilkan suatu
peningkatan ukuran sel dan pembelahan sel (kecuali mikrobia
yang membentuk filamen) dan terjadi peningkatan jumlah
individu di dalam populasi.

 Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan


pembelahan biner, sehingga pertumbuhan dapat diukur dari
bertambahnya jumlah sel. Waktu yang diperlukan untuk
membelah diri dari satu sel menjadi dua sel sempurna disebut
waktu generasi. Sedangkan waktu yang diperlukan oleh
sejumlah sel atau massa sel menjadi dua kali jumlah/massa sel
semula disebut doubling time atau waktu penggandaan.
 Waktu pertumbuhan bakteri akan berhenti dikarenakan sokongan
nutrisi pada lingkungan sudah tidak memadai lagi, sehingga akan
terjadi kemerosotan jumlah sel akibat bakteri tidak mendapatkan
nutrisi hingga pada titik ekstrim menyebabkan terjadinya kematian
total bakteri. Kejadian di atas apabila digambarkan dalam bentuk
kurva:

Sumber:http://biobakteri.files.wordpress.com/2009/06/kurva.jpg
 Fase pertumbuhan bakteri:
 Metode perhitungan fase pertumbuhan bakteri:

Fase yang dianalisis

Proses adaptasi dan aktivasi


isolat

Metode Metode Tidak


Langsung Langsung

Formula : • Mengukur tingkat turbiditas


menggunakan spektrofotometer,
dengan, 𝜇 = konstanta laju pertumbuhan (jam-1) λ = 610 nm → nilai optical density (OD)
Xt = jumlah populasi pada saat t (sel/ml)
X0 = jumlah populasi pada saat to (sel/ml) • Nilai µ merupakan slope dari fasa
t-t0 = interval waktu (jam) eksponensial dari nilai OD.
Kinetika Biodegradasi
laju pertumbuhan spesifik
laju pertumbuhan spesifik
laju kematian endogenous
maksimum
µ
kd µmax

laju utilisasi
Kinetika
substrat Biodegradasi
konsentrasi
spesifik qmax KS
setengah jenuh
maksimum

q Y

koefisien produksi
laju utilisasi substrat spesifik
sintesis sel
Deskripsi Kinetika Biodegradasi

µ : pertambahan jumlah massa sel melebihi dari


inokulum asalnya, yang dilihat berdasarkan jumlah
sel, atau turbiditas (diamati pada fasa eksponensial).

µmax : besarnya laju pertumbuhan produksi


biomassa maksimum pada akhir fasa eksponensial.

KS : konsentrasi substrat pada saat µ = 0,5 µmax

Kurva Pertumbuhan Monod Y : nilai produksi biomassa yang terbentuk per unit
substrat yang tersisa ketika seluruh energi digunakan
Semakin tinggi untuk sintesis.
konsentrasi q dan qmax : besarnya laju penggunaan substrat
substrat, maka (dalam konsentrasi maksium untuk qmax) ketika
laju pertumbuhan proses metabolisme sel berjalan.
akan semakin
kd : kecepatan kematian mikroorganisme ketika
tinggi sampai
substrat yang tersedia tidak cukup digunakan untuk
mencapai nilai
regenerasi sel.
maksimum
Perhitungan Kinetika Biodegradasi
1.7
Optical Density pada 610 nm

1.5

1.3

1.1 µ
0.9 Pers. Monod :
0.7

0.5

0.3
0 2 4 X 6 8 10 12
Waktu (jam)

Lineweaver-Burk
µmax Plotting :
dan
KS

1.8

1.6
Y
Xmax
Xmax

1.4

1.2 y = 0.1246x + 1.377

kd
R² = 0.0322
1.0

q
0 0.2 0.4 0.6 0.8
S (%)

S dan
qmax
Latihan

Dari penelitian melalui proses isolasi bakteri tanah, didapatkan bakteri dominan
Pseudomonas putida. Bakteri kemudian dilihat grafik pertumbuhannya selama
12 jam dengan mengukur tingkat kekeruhan (turbiditas) yang tercatat pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 610 nm, sehingga didapatkan
data sebagai berikut:
t (jam) 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Optical Density
0 0.712 0.554 0.922 0.94 0.923 0.612 0.858
1 0.802 0.622 1.021 1.093 0.912 0.78 0.953
2 0.912 0.731 1.212 1.142 1.131 0.98 1.094
3 0.821 0.91 1.012 1.101 1.061 0.811 0.995
4 1.041 0.712 1.195 1.441 1.231 0.863 1.147
5 1.123 0.975 1.072 1.224 1.131 1.1300 1.252
6 1.032 0.816 1.382 1.317 1.4850 1.104 1.182
7 1.318 0.931 1.423 1.515 1.463 1.218 1.5510
8 1.4060 1.1940 1.5090 1.6030 1.511 1.142 1.547
9 1.491 1.323 1.192 1.595 1.479 1.183 0.974
10 1.421 0.941 0.887 1.616 1.426 1.176 1.113
11 0.881 0.751 0.921 1.082 0.997 1.179 0.884
12 0.667 0.724 0.902 0.923 0.966 0.718 0.855

Dari data di atas tentukan nilai koefisien biodegradasi bakteri tersebut!

Anda mungkin juga menyukai