Anda di halaman 1dari 11

Rangkuman PTABT

Pertemuan 2
Satuan Konsentrasi
Konsentrasi dalam larutan :

◦ konsentrasi kontaminan = mg/L, µg/L

◦ Dalam kasus tertentu : milimoles (mM) atau µM, ppm atau ppb

◦ Molaritas (M) = mol zat terlarut/liter larutan ◦ Contoh: dalam 2 L larutan mengandung 2 g NaOH,
berapa molaritasnya?

◦ Jawab: 2 g NaOH = 2/Berat molekul NaOH = 2/40 mol = 0.05 mol

◦ Molaritas (M) = 0.05/2 L = 0.025 M Konsentrasi dalam tanah/sludge:

Konsentrasi kontaminan: berat kontaminan per berat tanah: mg/Kg, µg/Kg.

Konsentrasi dalam udara

◦ µg kontaminan/m3 atau ppm ◦ ppm = 1 bagian volume kontaminan/106 bagian volume udara

Koposisi air tanah


Komposisi Air Tanah

Air tanah dan tanah akan saling berkontak sehingga air tanah akan mengandung berbagai unsur
material tanah terlarut, dalam bentuk kation terlarut, anion terlarut, dan larutan non-ionik.

Senyawa-senyawa yang terkandung dalam air tanah:

o Anion: SiO2, klorida, dan karbonat.

o Kation: kalsium,magnesium, natrium, dan kalium.

o Gas: oksigen, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan metan.

o Senyawa anorganik: asam humat, asam fulvat, asam asetat, dan propionat.

Cara penyajian kualitas air tanah secara grafis melalui diagram trilinear, yang dibuat berdasarkan
komposisi ion mayoritas.

Diagram trilinear terdiri dari dua segitiga yang menggambarkan konsentrasi anion dan kation, dan
sebuah belah ketupat yang berada diantara kedua segitiga untuk menyajikan komposisi air baik untuk
kation dan anion.

Diagram trilinear hanya cocok untuk menggambarkan komposisi air tanah yang belum tercemar, atau
tidak tercemar oleh kontaminan organik.
PH dan muatan elektrostatis permukaan tanah
pH dan Muatan Elektrostatis Partikel Tanah pH akan mempengaruhi muatan elektrostatis tanah dari
suatu partikel koloidal dari positf ke negatif atau sebaliknya.

Nilai pH di Indonesia berkisar antara 4,0-7,0. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan
kandungan organik yang cukup.

Nilai pH tanah di pegunungan kapur umumnya relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah
vulkanis.

Derajat ionisasi dan disosiasi ke dalam larutan tanah akan menentukan kemasaman tanah. Banyak
atau sedikitnya molekul zat yang terionisasi dinyatakan dalam derajat ionisasi. Derajat ionisasi (α)
merupakan perbandingan banyaknya molekul zat yang terurai dengan banyaknya molekul zat mula-
mula.

Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana. Derajat disosiasi
adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.

Pengukuran pH tanah di lab dilakukan dengan mencampurkan tanah dan aquades atau dengan larutan
0.01 N KCl. Penggunaan KCl untuk memperoleh kondisi mirip dengan alam

Partikel tanah dapat bermuatan elektrostatis yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion maupun
terciptanya kondisi yang stabil pada tanah.

Umumnya partikel liat tanah bermuatan negatif, dan mempunyai kecenderungan untuk berubah
menjadi positif sejalan dengan meningkatnya pH.

Pertemuan 3

Mikroorganisme dalam tanah


Semakin banyak kandungan organik tanah dan oksigen, semakin tinggi jumlah dan jenis
mikroorganisme.

Kelompok mikroorganisme dalam kaitannya dengan mobilitas zat pencemar adalah bakteri, jamur
(fungi) , algae, dan protozoa. Bakteri

Morfologi → ukuran 0,5-3 µm; berbentuk bulat, tongkat, spiral; hidup di tanah yang memiliki
kelembaban dan ketersediaan substrat cukup.

Bakteri yang penting dalam degradasi zat pencemar tanah antara lain Pseudomonas, Nocardia,
Mycobacterium, Arthrobacter, dan Bacillus → umumnya mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon
alifatik.

Kemampuan mikroorganisme telah dikembangkan dalam penanganan limbah organik seperti


hidrokarbon dan pestisida, melalui proses bioremediasi.
Konsorium mikroorganisme
Konsorsium → mikroorganisme yang umumnya bekerja sama dalam suatu kelompok, sehingga tercipta
hubungan yang sinergis dalam memperbesar kemungkinan degradasi senyawa organik dan energi yang
diperoleh

Bila mikroorganisme hadir tidak dalam suatu campuran yang memungkinkan mereka melakukan sinergi,
maka reaksi kompleks tidak akan terjadi, sehingga degradasi tidak terjadi secara sempurna.

Beberapa keuntungan adanya konsorsium mikroorganisme:

o Proses degradasi dapat dilakukan secara berurutan.

o Menghasilkan zat atau enzim yang dibutuhkan.

o Meningkatkan laju degradasi substrat secara keseluruhan.

o Mempermudah reaksi oksidasi karena dapat mencari jalur atau proses secara termodinamik yang
paling mudah

faktor-faktor yang mempengaruhi proses biologis


Mikroorganisme

Dalam suatu ekosistem terdapat satu jenis mikroorganisme dominan yang mampu bekerja sama
dengan mikroorganisme lain. Akibatnya secara berangsur-angsur terjadi perubahan substrat akibat
penggunaannya sebagai energi oleh satu jenis mikroorganisme.

Perubahan substrat akan mempengaruhi komposisi spesies yang mampu memanfaatkan substrat yang
ada.Dengan demikian, dominasi mikroorganisme akan bergeser ke arah jenis substrat yang paling sesuai
dengan mikroorganisme yang ada.

Semakin banyak jenis mikroorganisme yang terlibat dalam proses degradasi, akan semakin membuka
kemungkinan jalur proses degradasi.

Penerima Elektron

Semua reaksi transformasi biologis pada dasarnya merupakan reaksi redoks yang melibatkan donor
elektron akseptor elektron.

Beberapa akseptor elektron: O2, NO3-, SO42-, CO2. Level energi dari beberapa reaksi redoks:

Substrat dan Nutrien

Substrat diperlukan sebagai sumber energi dan sumber karbon, sedangkan nutrien diperlukan untuk
pertumbuhan dan penggandaan sel.

Kebutuhan mikroorganisme akan nutrien kurang lebih sama dengan komposisi sel yang terdiri dari
empat elemen utama karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.

Semakin banyak jenis mikroorganisme yang terlibat dalam proses degradasi, akan semakin membuka
kemungkinan jalur proses degradasi.
Faktor Lingkungan

a) Kelembapan Tanah

Kelembapan yang rendah akan menghalangi aktivitas bakteri, karena menghalangi gerakan sel dan
reaksi metabolisme.

Kelembapan yang tinggi menyebabkan tanah menjadi tergenang, sehingga transfer oksigen menjadi
terbatas dan mengakibatkan lingkungan tanah menjadi anaerobik.

Kelembapan tanah yang mengandung ± 15% kandungan air, merupakan kondisi yang optimal bagi
perkembangan mikroorganisme.

b) Temperatur

Peningkatan temperatur akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme dan laju reaksi. Suatu
peningkatan temperatur sebesar 10°K dapat meningkatkan laju reaksi hingga dua kali lipat
(Notodarmojo dalam Cookson, 1990).

Temperatur optimum bagi hampir semua mikroorganisme yang hidup dalam tanah umumnya 10-40°C.

c) pH

pH mempengaruhi kemampuan fungsi-fungsi sel, seperti transpor melalui membran sel, keseimbangan
reaksi yang terkatalis oleh enzim.

Kisaran pH yang umum bagi mikroorganisme untuk hidup dalam tanah adalah 5 hingga 10.

d) Kandungan Garam dalam Larutan Air Tanah

Mempengaruhi tekanan osmosis dari larutan air tanah atau kelembaban yang ada.

Perubahan tekanan osmosis akan mempengaruhi fenomena transport substrat atau nutrien melalui
membran sel.

Kinetika reaksi biodegradasi


 Dapat mengkarakterisasi s etiap saat konsentrasi senyawa kimia yang tersisa pada tanah,
 Memberikan rekomendasi berupa prediksi level lingkungan pada saat ini dan di kemudian hari,
 Dan mengeliminasi adanya kontaminan berbahaya sebelum memasuki komponen lingkungan
yang rentan.

Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan bakteri lebih mengacu kepada peningkatan semua komponen di dalam sel sehingga
menghasilkan suatu peningkatan ukuran sel dan pembelahan sel (kecuali mikrobia yang membentuk
filamen) dan terjadi peningkatan jumlah individu di dalam populasi .

Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner, sehingga pertumbuhan
dapat diukur dari bertambahnya jumlah sel. Waktu yang diperlukan untuk membelah diri dari satu sel
menjadi dua sel sempurna disebut waktu generasi. Sedangkan waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel
atau massa sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula disebut doubling time atau waktu
penggandaan.

Waktu pertumbuhan bakteri akan berhenti dikarenakan sokongan nutrisi pada lingkungan sudah tidak
memadai lagi, sehingga akan terjadi kemerosotan jumlah sel akibat bakteri tidak mendapatkan nutrisi
hingga pada titik ekstrim menyebabkan terjadinya kematian total bakteri. Kejadian di atas apabila
digambarkan dalam bentuk kurva:

Pertemuan 4
Sumber kontaminan
1.Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk membuang dan mengalirkan
(discharge) zat atau substansi

Contoh:

tangki septik, sumur injeksi, dan land application

2.Sumber yang berasal dari tempat kegiatan yang dirancang untuk mengolah atau membuang (dispose)
zat atau substansi.

Contoh:

landfill, tempat pembuangan limbah pertambangan, kolam penampungan, tempat


penyimpanan/pembuangan limbah B3 dan radioaktif

3.Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau substansi

Contoh:

saluran riol (limbah), jaringan pipa gas dan minyak, dan korosi pada pipa logam

4.Sumber yang berasal dari konsekuensi suatu kegiatan yang terencana

Contoh:

air irigasi yang berlebih dan mengandung pupuk, peternakan.

5.Sumber yang berasal dari kegiatan yang menyebabkan adanya jalan masuk bagi air terkontaminasi
masuk kedalam akifer

Contoh:

sumur bor untuk produksi atau ekplorasi minyak, gas, dan panas bumi; dan ekskavasi tanah.

6.Sumber kontaminan yang bersifat alamiah, tetapi pengaliran atau penyebarannya disebabkan aktivitas
manusia

Contoh:

hujan asam, pembuangan sampah rumah tangga yang dilakukan secara individual.
Kontaminan anorganik
Garam-garam dalam tanah dapat terdisosiasi menjadi kation dan anion.

Contoh jenis kontaminan non-logam dan anion:

Kontaminan logam anion

Kontaminan logam kation


Beberapa kontaminan dalam bentuk anion yang terpenting

1.Sulfur

• Berasal dari mineral tanah, mineral sulfat, dan mineral lain yang merupakan satu komponen yang
menyatu dengan zat organik tanah.

• Dalam jumlah besar berasal dari penggunaan pupuk, dan hasil oksidasi sulfida.

• Menjadikan air bersifat asam, menyebabkan sakit perut (> 250 mg/L), dan menyebabkan larutnya
logam - logam mineral tanah.

2.Khlorida

• Berasal dari pelarutan mineral atau kristal mineral, dan secara alami berasal dari jebakan air bergaram
yang terjadi bersamaan dengan pembentukan kulit bumi dan air laut.

• Adanya klorida berlebih diakibatkan adanya intrusi air laut atau irigasi dengan air yang mengandung
banyak ion khlorida, terutama pada tanah pertanian setengah kering.

Beberapa kontaminan dalam bentuk kation yang terpenting

1.Magnesium

• Mempunyai sifat exchangeable cation dalam proses pertukaran ion (pH < 6,5) dan dapat diikat oleh
komponen organik dalam jumlah kecil.

• Jumlah magenesium dalam tanah proporsional dengan kandungan mineral liat (smectite, vermiculit,
illite) .

2.Sodium (Natrium)

• Dijumpai dalam bentuk garam dapur (NaCl).

• Bila terdapat di dalam larutan tanah ion Na+ akan menggantikan Ca2+ dan Mg2+ melalui mekanisme
pertukaran ion dan terakumulasi di dalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas tanah seperti
penurunan permeabilitas tanah.

• Menyebabkan racun bagi tanaman apabila konsentrasi sodium berlebih.

Material radio aktif


Disebut juga radionuklida atau radioisotop.

Merupakan material yang memancarkan sinar radioaktif berupa partikel α, partikel ß, dan partikel γ.

Umumnya berasal dari limbah dan aktivitas pertambangan radioaktif, limbah tumpahan (spill) atau
kebocoran tempat penyimpanan limbah radioaktif yang biasanya dikubur dalam tanah.

Sumber isotop radioaktif:


Sifat paparan radioaktif yang bersifat karsinogenik menyebabkan kerusakan pada sel, kematian,
perubahan genetis disertai kerusakan organ reproduksi, leukimia, tumor kelenjar ludah, dan kanker

Partikel α dan partikel ß, akan membentuk suatu elemen baru dengan kecepatan rambat dan partikel
ß lebih kuat dibandingkan partikel α.

Partikel α dapat ditahan hanya dengan selembar kertas, sedangkan partikel ß dapat ditahan oleh
lapisan tipis logam seperti lembaran alumunium foil

Partikel γ menghasilkan pancaran gelombang elektromagnetik, dengan daya tembus yang sangat kuat
(dapat menembus tubuh manusia, dan benda padat lainnya). Partikel ini dapat ditahan dengan logam
seperti timbal pada ketebalan beberapa cm, atau beton dengan ketebalan satu meter atau lebih.

Kontaminan mikrobioloogis
Berupa bakteri, virus, jamur, protozoa, dan nematoda.

Sumber kontaminan mikroorganisme adalah air buangan domestik (dalam bentuk resapan atau
bocoran dari tangki septik, pipa riol (sewer) mapun efluen pengolahan limbah yang tidak sempurna),
dan ekskreta manusia dan makhluk hidup lainnya.

Mikroorganisme patogen yang sering ditemui pada limbah domestik:

Mikroba patogen mempunyai persistensi yang berbeda dalam lingkungan di luar tubuh manusia.

Beberapa jenis intestinal parasit dapat hidup dalam lingkungan di luar tubuh manusia.
Mikroorganisme seperti jamur akan membuat spora yang memungkinkan perkembangbiakan pada
kondisi yang memungkinkan. Sedangkan jenis nematoda dapat membentuk kista yang juga tahan
terhadap lingkungan yang tidak baik, dan kemudian akan berkembang biak bila lingkungannya
memungkinkan.
Analisis Risiko Akibat Kontaminan
1. Identifikasi Gangguan dan Sumber Gangguan dari Kontaminan

• Tentukan skor kimia untuk setiap kontaminan.

• Urutkan atau buat peringkat kontaminan berdasarkan nilai kimia untuk setiap paparan.

• Pilih senyawa/kontaminan yang mencakup 99% dari skor total.

2. Evaluasi Terhadap Paparan Kontaminan


3. Karakterisasi Risiko Akibat Paparan

Contoh soal 1
Pertemuan 5
Teknik pengelolaan remediasi tanah
Remediasi : upaya perbaikan dan pemulihan kualitas lahan yang tercemar

Teknik Bioremediasi
• Merupakan proses alami untuk mendegradasi kontaminan berbahaya di lingkungan dengan
menggunakan aktivitas mikroorganisme.

Anda mungkin juga menyukai