Anda di halaman 1dari 8

STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN

LENTUR DAN PERKERASAN KAKU JALAN BARU PADA


PROYEK JALAN SURAMADU SISI MADURA

COMPARISON STUDY OF PLANNING OF NEW FLEXIBLE


AND RIGID PAVEMENTS ON THE MADURA SIDE
SURAMADU ROAD PROJECT
Teuku Devan1, Iqtashada2,Furqon Habibie3 , Nasya Qadira4,
Fitri Devi 5
Kamis- Kelompok 1
1,2,3,4)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper,
Kampus IPB Dramaga,
Bogor, 16680
furqonhabibie@gmail.com
Pendahuluan
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam
memperlancar kegiatan hubungan ekonomi dan kegiatan sosial lainnya. Namun
jika terjadi kerusakan jalan akan berakibat bukan hanya terhalangnya kegiatan
ekonomi dan sosial lainnya namun dapat terjadi kecelakaan bagi pemakai jalan.
Kerusakan jalan seperti ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor misalnya,air
hujan, akibat beban roda kendaraan berat yang lalu-lalang (berulang-ulang),
kondisi muka air tanah yang tinggi, akibat dari salah pada waktu pelaksanaan, dan
juga bisa diakibatkan oleh kesalahan perencanaan (Bachnas 2009).
Ruas jalan Suramadu merupakan satu-satunya jalan darat yang
menghubungkan kota Surabaya di Pulau Jawa dan kota Bangkalan di Pulau
Madura. Namun, terdapat permasalahan di lapangan yaitu kondisi tanah dasar
yang bervariasi di lokasi proyek jalan Suramadu sisi Madura. Maka perlu adanya
penelitian tentang perbandingan perencanaan perkerasan lentur dan perkerasan
kaku untuk jalan baru pada proyek jalan Suramadu sisi Madura. Tujuan praktikum
ini untuk menganalisis serta aplikasi jalan aspal dan jalan beton demi
mendapatkan solusi dan inovasi.

Tinjauan Pustaka
Berdasarkan UU RI No 22 (2009) tentang Lalu lintas dan Angkatan Jalan yang
diundangkan setelah UU No.38, Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu lintas
umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan
jalan kabel. prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di atas
permukaan air serta di bawah permukaan tanah dan atau air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori dan jalan kabel.
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang terletak diatas tanah dasar yang
telah mendapatkan pemadatan, dimana terdapat suatu konstruksi yang dibangun
diatas tanah dasar dengan maksud untuk dapat menahan beban lalu-lintas atau
kendaraan serta tanah terhadap perubahan cuaca yang terjadi. Ditinjau dari cara
penyebaran tegangan akibat beban kendaraan ke tanah dasar, konstruksi
perkerasan jalan dapat dibedakan menjadi dua yaitu perkerasan lentur (Flexible
dan perkerasan kaku. Lapisan pendukung tersebut umumnya dibangun diatas
tanah dasar yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Keseluruhan dari konstruksi
perkerasan lentur dapat dikatakan secara umum terdiri dari ; Lapisan Tanah dasar
(Sub-grade), Lapisan pondasi bawah (Sub-base course), Lapisan pondasi atas
(Base course) dan lapisan permukaan (Maharani dan Wasono 2018).
Perkerasan kaku adalah suatu susunan konstruksi perkersan dimana sebagai
lapisan atas dipergunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau langsung
diatas tanah dasar pondasi atau langsung diatas tanah dasar. Menurut Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah (2003), perkerasan beton semen juga adalah
struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung tanpa atau dengan
lapis permukaan beraspal. Perkerasan lentur adalah perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Pada umumnya perkerasan lentur
baik digunakan untuk jalan yang melayani beban lalu lintas ringan sampai sedang,
seperti jalan perkotaan, jalan dengan sistem utilitas terletak di bawah perkerasan
jalan, perkerasan bahu jalan, atau perkerasan dengan konstruksi bertahap
(Sukirman 2010).
METODOLOGI
Lokasi studi dilakukan di jalan Suramadu sisi Madura mulai dari Desa Sukolilo
Barat Kecamatan Labang hingga Desa Karang Gimas Kecamatan Burneh
Kabupaten Bangkalan. Data-data yang digunakan dalam studi ini adalah data
sekunder. Data sekunder diperoleh dari perusahaan atau badan tertentu
diantaranya Data Lalulintas diperoleh dari Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga Provinsi Jawa Timur tahun 2003, Data CBR diperoleh dari kantor Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur Tahun 2002, Data Drainase
diperoleh dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur
tahun 2002, Data Laporan Bulanan diperoleh dari kantor Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Provinsi Jawa Timur tahun 2005. Dan Data Daftar Harga Satuan
Bahanm Upah dan Peralatan diperoleh dari kantor Dinas Kimpraswil Kabupaten
Bangkalan tahun 2006.
Data sekunder dikompilasi dan direkap menggunakan program Microsoft
Office Excel. Perhitungan perkerasan lentur menggunakan petunjuk perencanaan
tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode Analisa komponen, dan
perhitungan perkerasan kaku dengan menggunakan pernjuk perencanaan
perkerasan kaku
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun di atas lapisan tanah dasar
(subgrade). Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan
beban lalulintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan
itu sendiri. Berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi jalan dapat dibedakan atas
Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), Konstruksi perkerasan kaku
(rigid pavement), dan Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement).
Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalulintas ke tanah dasar. Konstruksi
perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
sebagai bahan pengikat. Plat beton dengan atau tanpa tulangan diletakan di atas
tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalulintas sebagian
besar dipikul oleh plat beton. Konstruksi perkerasan komposit (composite
pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur,
dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku atau perkerasan kaku di
atas perkerasan lentur (Muhadi 2003).
Tabel 1 Perbedaan perkerasan lentur dan perkerasan kaku

Perhitungan biaya konstruksi perkerasan kaku dilakukan untuk CBR Tanah


Dasar 1,5%; CBR Tanah Dasar 2%; CBR Tanah Dasar 3%; CBR Tanah Dasar
4%; CBR Tanah Dasar 5%; CBR Tanah Dasar 6%; CBR Tanah Dasar 7%, CBR
Tanah Dasar 8%. Hasil perhitungan biaya konstruksi perkerasan kaku meliputi
Luas penyiapan badan jalan, Volume urugan bahu jalan, Volume urugan
median/pembatas, Volume lapisan pondasi bawah (beton), Volume lapisan pelat
beton, Baja tulangan memanjang dan melintang. Adapun hasil dari setiap jenis
CBR dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2 Rencana biaya konstruksi perkerasan kaku untuk CBR tanah dasar 1,5%
Tabel 3 Rencana biaya konstruksi perkerasan kaku untuk CBR tanah dasar 2%

Tabel 4 Rencana biaya konstruksi perkerasan kaku untuk CBR tanah dasar 3%

Tabel 5 Rencana biaya konstruksi perkerasan kaku untuk CBR tanah dasar 4%
Tabel 6 Rencana biaya konstruksi perkerasan kaku untuk CBR tanah dasar 5%

Tabel 7 Rencana biaya konstruksi perkerasan kaku untuk CBR tanah dasar 6%

Tabel 8 Rencana biaya konstruksi perkerasan kaku untuk CBR tanah dasar 7%

Tabel 9 Rencana biaya konstruksi perkerasan kaku untuk CBR tanah dasar 8%
Tabel 10 Hasil analisis biaya perkerasan lentur

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, semakin besar nilai CBR tanah
dasar maka hasil ketebalan total perkerasan lentur ataupun kaku semakin tipis.
Apabila ditinjau dari biaya konstruksi semakin besar nilai CBR tanah dasar maka
biaya konstruksi perkerasan lentur ataupun kaku semakin murah.
Tebal perkerasan lentur dan kaku dengan menggunakan CBR tanah dasar yang
bervariasi dengan metode Bina Marga dapat dilihat pada tabel 11 dan 12.
Tabel 11 Hasil konstruksi perkerasan lentur

Tabel 12 Hasil konstruksi perkerasan kaku


Tabel 13 Hasil Analisis perbandingan tebal dan biaya perkerasan lentur dan kaku

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan baik perkerasan lentur maupun
perkerasan kaku, keduanya dapat dilaksanakan di lapangan dengan nilai CBR
tanah dasar rata-rata dilokasi jalan Suramadu sebesar 4%. Dengan demikiran
perkerasan kaku relative lebih murah daripada perkerasan lentur.

Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan baik perkerasan lentur maupun
perkerasan kaku, keduanya dapat dilaksanakan di lapangan dengan nilai CBR
tanah dasar rata-rata dilokasi jalan Suramadu sebesar 4%. Dengan demikiran
perkerasan kaku relative lebih murah daripada perkerasan lentur.

Daftar Pustaka
Bachnas.2009.Penyebab Kerusakan Jalan. http://www.google.com/Penyebab
Kerusakan Jalan.

Dephub.2009.Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 2009.Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan.Direktorat Jendral Perhubungab Darat,Jakarta.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2003). Patent No. Pd T-14-


2003. Indonesia
Maharani A. Wasono SB. 2018. Perbandingan Perkerasan Kaku Dan Perkerasan
Lentur (Studi Kasus Ruas Jalan Raya Pantai Prigi – Popoh Kab.
Tulungagung). Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil. 1(2) : 89-94.
Muhadi SU. 2003. Studi Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
dengan Road Note, Asphalt Institute dan Bina Marga Untuk Jalan Baru.
Malang(ID): Institut Teknologi Nasional Malang.
Sukirman, S. (2010). Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur. Bandung:
NOVA.
Rahardjo K. 2008. Studi perbandingan perencanaan perkerasan lentur dan
perkerasan kaku jalan baru pada proyek jalan suramadu sisi Madura. Spectra.
6(12):14-27

Anda mungkin juga menyukai