Anda di halaman 1dari 9

LAPORAAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN URUGAN PILIHAN PADA


PENINGKATAN JALAN PURU DESA MERBAUN KECAMATAN
AMARASI BARAT KABUPATEN KUPANG

OLEH :

IMANUEL RIVALDO SOLA DA LOPEZ


1923715943

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jalan puru adalah jalan yang terletak dikecmatan Amarasi Barat. Jalan ini merupakan
akses transportasi warga sehari-hari dalam beraktivitas di desa Merbaun. Melihat dari kondisi
jalan ini maka diperlukan adanya perbaikan dan pembuatan jalan baru, jika tidak dilakukan
penanganan maka warga di desa merbaun sangat kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari.
Kondisi jalan seperti ini sangat menyulitkan mereka dalam aktivias rutin mereka seperti
membawa hasil kebun dan ternak untuk dijual kepasar atau untuk dibawa kekota. Hal ini
sangat memngganggu dan menghambat pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat setempat di
desa Merbaun.
Pemerintah Kabupaten Kupang merealisasikan pembuatan jalan baru di desa
Merbaun melalui proyek peningkatan jalan Puru yang didanai dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kupang. Pekerjaan dimulai dari tanggal 12 september
2022 sampai 31 Desember 2022, dengan panjang lintasan 2000 meter maka dana yang
disediakan oleh pemerintah Kabupaten Kupang tahun Anggaran 2022 senilai
Rp.1.935.878.441,00 (Satu Milyar Sembilan Ratus Tiga puluh Lima Juta Delapan Ratus
Tujuh Puluh Delapan Ribu Empat Ratus Empat Puluh Satu Rupiah). dengan itu pemerintah
bekerja sama drengan CV. Mater Suprapto untuk merealisasikan jalan tersebut. Jenis lapisan
pekerjaan yang dilakukan adalah Lapis Penetrasi Macadam.
Dengan demikian penulis menggambil tijauan khusus Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dengan judul : Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Urugan pilihan pada
peningkatan jalan Puru, desa Merbaun Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang.
Mengapa penulis mengambil fokus Praktek Kerja Lapangan (PKL) Urugan Pilihan, Karena
Urugan pilihan adalah salah satu faktor penting dan sangat berpengaruh dalam proses
pekerjaan jalan.

Motivasi penulis memilih Lokasi di Tempat tersbut karena jalan Puru yang dibangun
oleh pemerintah Kabupeaten Kupang merupakan proyek jalan baru yang dikerjakan oleh CV.
Mater Suprapto dan bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Adapun fokus yang Penulis
tinjau yaitu urugan pilihan adalah faktor utama dalam pembuatan jalan baru, maka dari itu
penulis dapat melihat dan meneliti secara langsung cara kerja dilapangan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan tinjauan peleksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada pelaksanaan
peningkatan jalan Puru, maka masalah yang akan dibahas dalam laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah : Bagaimana proses pengerjaan dan uraian pekerjaan pada tinjauan
khusus urugan pilihan (Urpil) pada pekerjaan jalan di Desa Merbaun Kecamatan Amarasi
Barat, Kabupaten Kupang.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimaksudkan agar mahasiswa dapat
melihat secara langsung penerapan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan terhadap
pelaksanaan dilapangan sehingga lebih mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Serta bertujuan agar penulis dapat menyerap ilmu pada saat praktek
dan dapat mengembangkan-Nya dan diterapkan dalam dunia kerja proyek.
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :
1. Membandingkan penerapan teori yang diperoleh dipekuliahan dengan yang terjadi
dilapangan.
2. Mengidentifikasi prosedur pelaksanaan pekerjaan urugan pilihan
3. Mempelajari dan memahami pelaksanaan konstruksi dan struktur jalan.

1.3.2. Tujuan Proyek


Tujuan dari pelaksanaan proyek adalah untuk memperbaiki dan mengatasi kondisi
jalan yang rusak.
Adapun tujuan lainnya yaiu :
1. Terciptanya jaringan jalan yang kpasitasnya sessuai dengan kebutuhan serta mempunyai
nilai struktur yang baik.
2. Dapat memperlancar arus ekonomi dan informasi antar daerah
3. Untuk penguatan infrastruktur terutama dalam mengembangkan ekonomi daerah
sehingga masyarakat didesa Merbaun memperoleh kemudahan akses menjual hasil
kebun dan Ternak.

1.3.3. Tujuan Penulisan


Salah satu Tujuan peembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk
memberikan suatu informasi objek yang di tinjau oleh penulis dan memberikan informasi
yang jelas serta melaporkan apa yang diamati dan yang terjadi dilapngan pada saat praktek
lalu menjelaskan proses pengerjaan tentang objek yang di tinjau yaitu urugan pilihan pada
peningkatan jalan Puru setiap hari kerja sesuai waktu yang ditentukan dalam dokumen
kontrak.

1.4. Lokasi Waktu Pekerjaan.


Adapun lokasi dan waktu pekerjaan CV. Mater Suprapto yaitu :
1. Tempat pelaksanaan : Jalan Puru, Desa merbaun Kecamatan Amarasi Barat.
2. Tanggal pelaksanaan : 19 September 2022 - 31 Oktober 2022
3. Waktu pekerjaan : 09.00 WITA s/d Selesai

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jalan
2.1.1 Pengertian Jalan
Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang sengaja dibuat
oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang-barang dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya dengan
cepat dan mudah (Silvia Sukirman, 1994).
Menurut UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel

2.1.2 Lapis perkerasan Jalan


Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar
(subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu-lintas. Jenis konstruksi
perkerasan jalan pada umumunya ada dua jenis, yaitu perkerasan lentur (flexible
pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement) (Hendarsin, 2000).
Tanah saja biasanya tidak cukup kuat dan tahan, tanpa adanya deformasi yang
berarti, terhadap beban roda berulang. Untuk itu perlu lapisan tambahan yang terletak
antara tanah dan roda, atau lapis paling atas dari badan jalan. Lapis tambahan ini
dapat dibuat dari bahan khusus yang terpilih (yang lebih baik), yang selanjutnya
disebut lapis keras/perkerasan/pavement (Suprapto, 2004).

2.1.3 Jenis Konstruksi Perkerasan Jalan


Menurut Sukirman Silvia (1999) berdasarkan bahan pengikatnya kontruksi
perkerasan jalan dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :

a) Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement)


Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) adalah lapis perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan ikat antar material. Lapisan-lapisan perkerasannya
bersifat memikul dan meneruskan serta menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.

b) Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)


Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) adalah lapis perkerasan yang
menggunakan semen sebagai bahan ikat antar materialnya. Pelat beton dengan atau
tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah.
Beban lalu lintas dilimpahkan ke pelat beton.

c) Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement)


Perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa
perkerasan lentur diatas perkerasan kaku. Perkerasan komposit merupakan gabungan
konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible
pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memikul
beban lalu lintas.

2.2 Urugan atau Timbnunan Pilihan


2.2.1 Uraian

a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan


tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian,
dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.

b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi empat
jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan Berbutir di atas
Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Bahan Berbutir (Granular Backfill).

c) Timbunan Pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung


tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di daerah
galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau
pekerjaan pelebaran timbunan jika
diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk
pekerjaan timbunan lainnya di mana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

d) Timbunan Pilihan harus digunakan sebagai lapisan penopang (capping layer) pada
tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2,5% yang tidak dapat
ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi.

e) Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, daerah berair dan
lokasi-lokasi serupa di mana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa tidak dapat
dipadatkan dengan memuaskan.

f) Tanah Rawa adalah permukaan tanah yang secara permanen berada di bawah
permukan air, menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak dapat dialirkan atau
dikeringkan dengan metoda yang dapat dipertimbangkan dalam Spesifikasi ini.

g) Penimbunan Kembali Bahan Berbutir (Granular Backfill) harus digunakan untuk


penimbunan kembali di daerah pengaruh dari struktur seperti abutmen dan dinding
penahan tanah serta daerah kritis lainnya yang memiliki jangkauan terbatas untuk
pemadatan dengan alat sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.

h) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang sebagai
landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous yang
dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya partikel
halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan jenis ini telah diuraikan
dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.

i) Pengukuran tambahan terhadap yang telah diuraikan dalam Spesifikasi ini


mungkin diperlukan, ditujukan terhadap dampak khusus lapangan termasuk
konsolidasi dan stabilitas lereng.
2.4 Timbunan Pilihan

a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai Timbunan Pilihan bila digunakan


pada lokasi atau untuk maksud di mana bahan-bahan ini telah ditentukan atau
disetujui secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang
digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa (atau drainase porous bila
ditentukan atau disetujui sebagai hal tersebut sesuai dengan Seksi 2.4 dari
Spesifikasi ini).

b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI
1744:2012, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI
1742:2008.

c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan
dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung
pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.

1) Timbunan Pilihan Berbutir di atas Tanah Rawa

Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana
penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah
batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas
maksimum 6 % (enam persen).

2) Penimbunan Kembali Bahan Berbutir (Granular Back Fill)


Bahan timbunan berbutir daerah oprit harus terdiri dari kerikil pecah, batu, timbunan
batu atau pasir alam atau campuran yang baik dari kombinasi bahan-bahan ini
dengan bergradasi bukan menerus dan mempunyai Indeks Plastisitas maksimum
10%. Gradasi timbunan berbutir daerah oprit haruslah sebagaimana yang
ditunjukkan Tabel 3.2.2.1) berikut :

Tabel 3.2.2.1) Gradasi Penimbunan Kembali Bahan Berbutir


Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm)
4” 100 100
No.4 4,75 25 - 90
No.200 0,07 0 - 10
5

Anda mungkin juga menyukai