OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
Motivasi penulis memilih Lokasi di Tempat tersbut karena jalan Puru yang dibangun
oleh pemerintah Kabupeaten Kupang merupakan proyek jalan baru yang dikerjakan oleh CV.
Mater Suprapto dan bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Adapun fokus yang Penulis
tinjau yaitu urugan pilihan adalah faktor utama dalam pembuatan jalan baru, maka dari itu
penulis dapat melihat dan meneliti secara langsung cara kerja dilapangan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan tinjauan peleksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada pelaksanaan
peningkatan jalan Puru, maka masalah yang akan dibahas dalam laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah : Bagaimana proses pengerjaan dan uraian pekerjaan pada tinjauan
khusus urugan pilihan (Urpil) pada pekerjaan jalan di Desa Merbaun Kecamatan Amarasi
Barat, Kabupaten Kupang.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimaksudkan agar mahasiswa dapat
melihat secara langsung penerapan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan terhadap
pelaksanaan dilapangan sehingga lebih mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Serta bertujuan agar penulis dapat menyerap ilmu pada saat praktek
dan dapat mengembangkan-Nya dan diterapkan dalam dunia kerja proyek.
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :
1. Membandingkan penerapan teori yang diperoleh dipekuliahan dengan yang terjadi
dilapangan.
2. Mengidentifikasi prosedur pelaksanaan pekerjaan urugan pilihan
3. Mempelajari dan memahami pelaksanaan konstruksi dan struktur jalan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jalan
2.1.1 Pengertian Jalan
Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang sengaja dibuat
oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang-barang dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya dengan
cepat dan mudah (Silvia Sukirman, 1994).
Menurut UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi empat
jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan Berbutir di atas
Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Bahan Berbutir (Granular Backfill).
d) Timbunan Pilihan harus digunakan sebagai lapisan penopang (capping layer) pada
tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2,5% yang tidak dapat
ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi.
e) Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, daerah berair dan
lokasi-lokasi serupa di mana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa tidak dapat
dipadatkan dengan memuaskan.
f) Tanah Rawa adalah permukaan tanah yang secara permanen berada di bawah
permukan air, menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak dapat dialirkan atau
dikeringkan dengan metoda yang dapat dipertimbangkan dalam Spesifikasi ini.
h) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang sebagai
landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous yang
dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya partikel
halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan jenis ini telah diuraikan
dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI
1744:2012, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI
1742:2008.
c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan
dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung
pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana
penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah
batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas
maksimum 6 % (enam persen).