i = perkembangan lalu lintas Iklim II 1,5 2,0- 2,0 2,3- 2,5 3,0-
(> 900 2,5 3,0 3,5
4. Lintas Ekivalen Tengah (LET) dihitung mm/tahun
dengan rumus : )
2.8.1.7. Lintas Ekivalen Rencana (LER) Koefisien kekuatan relatif (a) masing-
masing bahan dan kegunaannya sebagai lapis
permukaan, pondasi bawah ditentukan secara
LER dalam satuan Angka Ekivalen 8,16 korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk bahan
ton beban sumbu tunggal. Pada proyek dengan aspal), kuat tekan (untuk bahan yang
penunjang jalan, JAPAT / jalan murah atau jalan distabilisasi dengan semen atau kapur), atau
darurat, maka IP dapat diambil 1,0. Dalam CBR (untuk bahan lapis pondasi bawah).
menentukan Indeks Permukaan pada awal
rencana (IPo) perlu diperhatikan jenis lapis Tabel 2.11. Koefisien kekuatan relatif
permukaan jalan (kerataan, kehalusan dan Koefisien kekuatan
kekokohan) pada awal umur rencana, dapat Kekuatan bahan
relatif
dilihat pada tabel 2.9 Jenis bahan
MS Kt(K
CB
a1 a2 a3 (Kg g/cm
R
) )
Lapen
Sumber : Daftar VIII Metode Analisa
- 0,23 - - - - Komponen
(mekanis)
Sirtu/pirtun
10 Laston Atas
- - 0,12 - - 50
kelas B
7,50 – Batu pecah, stab tanah
Sirtu/pirtun 9,99 dengan semen, stab
- - 0,1 - - 30 20
kelas C
tanah dengan kapur,
Tanah/lemp pondasi macadam
- - 0,10 - - 20 ung
kepasiran 15 Laston Atas
Sumber : Daftar VII Metode Analisa Komponen 10,00 – Batu pecah, stab tanah
12,14 20 dengan semen, stab
tanah dengan kapur
2.8.1.9. Batas-batas Minimum Tebal Lapisan
Batu pecah, stab tanah
Perkerasan
dengan semen, stab
1. Lapis permukaan > 12,25 25 tanah dengan kapur,
pondasi macadam,
lapen, laston atas.
Tabel 2.12. Tebal minimum lapisan
permukaan Sumber : Lanjutan Daftar VIII Metode Analisa
ITP Tebal Bahan Komponen
minimum
(cm) Catatan : batas 20 cm tersebut dapat diturunkan
menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah
< 3,00 5 Lpais pelindung : Buras, digunakan material berbutir kasar untuk setiap
Burtu, Burda
nilai ITP (Indeks Tebal Perkerasan) bila
3,00 – 5 Lapen/aspal macadam, digunakan pondasi bawah, tebal minimum
6,70 HRA, Lasbutag, laston adalah 10 cm.
6,71 – 7,5 Lapen/aspal macadam,
7,49 HRA, Lasbutag, laston
2.8.2. Penentuan Besaran Rencana (1 i) n 1
Perkerasan Kaku R e (n m)(1 i) m 1
log(1 i)
Dalam perhitungan konstruksi
perkerasan kaku yang dikembangkan oleh Bina Untuk (i’ ≠ 0), setelah n tahun
Marga, besar-besaran yang digunakan antara pertumbuhan lalu lintas berbeda
lain : dengan sebelumnya
0,67 3500
Maintenance 3.714 8.331 3.612
BAB IV
4.1. Umum
4.2. Lokasi studi Pada proyek ini terdapat dua data LHR
berdasarkan dua arah yang berbeda. Untuk
Ruas jalan SP5– SP8 yang akan penulisan Tugas akhir ini data LHR yang ada
dianalisa dalam tugas akhir ini terletak pada
yaitu arah SP5 – SP8 dan arah sebaliknya SP8 Jumlah Titik Pengamatan = 32 Titik
Jumlah Persen sama
– SP5 seperti terlihat pada tabel dibawah ini Diurutkan Nilai
sama atau atau Lebih
CBR
Lebih Besar
Volume Lalu Lintas ruas Jalan SP5 – SP8 32/32 x 100%
1 11.89 11.89 32 = 100
Truk 2sumbu
Truk 3sumbu
31/32 x 100%
Truk Kecil
Kendaraan
Angkutan
Bermotor
S. Motor
Scooter
2 14.33 14.33 31 = 96.875
Umum
Sedan
Kend.
Jenis
Jeep
Tak
30/32 x 100%
3 19.17 19.17 30 = 93.75
29/32 x 100%
4 19.78 19.78 29 = 90.625
SP5 ke SP8 243 18 15 27 9 1 10 28/32 x 100%
5 23.05 23.05 28 = 87.5
SP8 ke SP5 315 19 50 23 5 1 13 27/32 x 100%
6 23.61 23.61 27 = 84.375
26/32 x 100%
7 24.45 24.45 26 = 81.25
25/32 x 100%
BAB V 8 24.78 24.78 25 = 78.125
24/32 x 100%
ANALISA DATA 9 25.56 25.56 24 = 75
23/32 x 100%
10 26 26 23 = 71.875
5.1. Analisa CBR Subgrade 22/32 x 100%
11 26.39 26.39 22 = 68.75
21/32 x 100%
Untuk perencanaan tebal perkerasan 12 26.67 26.67 21 = 65.625
jalan yang akan dianalisa, diperlukan gambaran 20/32 x 100%
atau data tentang kondisi tanah dibawah 13 26.94 26.94 20 = 62.5
18/32 x 100%
perkerasan (Subgrade) pada ruas jalan SP5 – 14 26.94 27.72 18 = 56.25
SP8. Data tanah tersebut di dapatkan dari 17/32 x 100%
Laboratorium Dinas PU Kabupaten Manokwari. 15 27.72 27.78 17 = 53.125
16/32 x 100%
Data CBR yang digunakan pada penulisan 16 27.78 28.06 16 = 50
Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Tabel 5.1. 15/32 x 100%
17 28.06 28.33 15 = 46.875
14/32 x 100%
Tabel 5.1. Data CBR Lapangan
18 28.33 28.6 14 = 43.75
13/32 x 100%
No STATION CBR (%) No STATION CBR(%) 19 28.6 28.89 13 = 40.625
12/32 x 100%
1 0+000 26.67 17 4+000 30.28
20 28.89 29.22 12 = 37.5
2 0+250 23.05 18 4+250 31.61 11/32 x 100%
3 0+500 19.17 19 4+500 28.60 21 29.22 30.17 11 = 34.375
9/32 x 100%
4 0+750 28.33 20 5+000 30.33
22 30.17 30.28 9 = 28.125
5 1+000 23.61 21 5+250 36.11 8/32 x 100%
6 1+250 27.78 22 5+500 25.56 23 30.28 30.33 8 = 25
7/32 x 100%
7 1+500 26.39 23 5+750 31.78
24 30.28 31.11 7 = 21.875
8 1+750 24.45 24 6+000 35.28 6/32 x 100%
9 2+000 14.33 25 6+250 29.22 25 30.33 31.61 6 = 18.75
31/32 x 100%
10 2+250 26.94 26 6+500 33.61
26 31.11 31.78 5 = 15.625
11 2+500 19.78 27 6+750 30.17 4/32 x 100%
12 2+750 11.89 28 7+000 30.28 27 31.61 32.78 4 = 12.5
3/32 x 100%
13 3+000 24.78 29 7+250 28.06
28 31.78 33.61 3 = 9.375
14 3+250 28.89 30 7+500 31.11 2/32 x 100%
15 3+500 32.78 31 7+750 26.00 29 32.78 35.28 2 = 6.25
1/32 x 100%
16 3+750 26.94 32 8+000 27.72 30 33.61 36.11 1 = 3.125
32/32 x 100%
31 35.28 11.89 32 = 100
Dari data lapangan diatas kemudian 31/32 x 100%
32 36.11 14.33 31 = 96.875
diolah untuk mendapatkan CBR Design.
Prosesnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Setelah pengolahan data pada tabel
diatas, maka dapat dicari CBR Design atau
CBR Segmen dengan cara grafis seperti pada Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten
Gambar 5.1. Manokwari 2007
Menentukan CBR segmen dengan cara grafis 5.3. Pertumbuhan Volume Lalu Lintas
100
Pertumbuhan volume lalu lintas per
% yang sama atau lebih
90
80 tahun untuk masing-masing jenis kendaraan
70 sampai tahun rencana didapat dengan
60
50
mengalikan faktor pertumbuhan dengan volume
40 kendaraan pada tahun yang telah diketahui
30 sebelumnya (Tabel 5.8) dan dijumlahkan dengan
20 volume kendaraan pada tahun tersebut.
10
0
0 10 20 30 40 Tabel 5.9. Pertumbuhan Volume Lalu Lintas
CBR segmen 20.5% Harian Rata -Rata (LHR) pada ruas jalan
CBR
SP5-SP8
Ekivalen Ekivalen
Ekivalen
dengan i dengan i
dengan i
5.2. Analisa Lalu Lintas Bus dan Truk dan
Kendaraan
Angkutan Angkutan
pribadi
Tahun umum barang
Analisa Pertumbuhan Penduduk
Sedan Jeep
Angkutan
S. Motor
2 sumbu
3 sumbu
Scooter
Umum
Kecil
Truk
Truk
Truk
Untuk mengetahui volume lalu lintas
yang melewati ruas jalan SP5 – SP8 dilakukan
dengan peramalan (forecasting) terhadap
pertumbuhan penduduk dan perekonomian. 2009 315 19 50 27 9 1
2010 342 21 52 30 10 1
Untuk melakukan peramalan terhadap
2011 369 22 54 33 11 1
pertumbuhan penduduk, Produk Domestik
2012 396 24 57 35 12 1
Regional Bruto (PDRB), Produk Domestik 2013 423 26 59 38 13 1
Regional Bruto per kapita (PDRB perkapita) 2014 451 27 61 41 14 2
digunakan regresi linier (linier regression) 2015 478 29 63 44 15 2
dengan metode selisih kuadrat terkecil, dimana 2016 505 30 66 47 16 2
penyimpangan yang terjadi diusahakan sekecil 2017 532 32 68 49 16 2
mungkin agar hasil yang dicapai mendekati hasil 2018 559 34 70 52 17 2
sebenarnya. Sebagai dasar perhitungan 2019 586 35 72 55 18 2
digunakan data jumlah penduduk, PDRB, dan 2020 613 37 75 58 19 2
PDRB perkapita kota Manokwari pada Tabel 2021 640 39 77 61 20 2
5.3. 2022 667 40 79 63 21 2
2023 695 42 81 66 22 2
2024 722 44 84 69 23 3
Tabel 5.3. Data Kependudukan dan
2025 749 45 86 72 24 3
Perekonomian Kota Manokwari
2026 776 47 88 75 25 3
PDRB 2027 803 48 90 77 26 3
Jumlah PDRB per 2028 830 50 93 80 27 3
Tahun Penduduk (Jutaan kapita 2029 857 52 95 83 28 3
(Jiwa) rupiah) (Ribuan
rupiah) BAB VI
2004 150.110 1.032.516,30 6.878,40
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN
2005 157.280 1.197.553,55 7.614,15
Angka
E = E sb. tunggal + E. sb. tunggal N Jenis Volume
C Ekivalen LEP
o Kendaraan Kendaraan
(E)
4 4
0,5.2 0,5.2 Sedan, jeep, 0,104
= 1
2 ton
52 1 0,002
knd/hri
5,4 5,4 Angkutan 0,190
2 95 1 0,002
umum 2 ton knd/hri
= 0,002, dst... Truk kecil 22,991
3 83 1 0,277
8,3 ton knd/hri
Dari hasil perhitungan angka ekivalen (E) beban Truk 2 146,77
sumbu kendaraan diatas dapat dilihat pada tabel 4 sumbu 25 28 1 5,242 6knd/h
ton ri
dibawah ini
Truk 3
46,608
5 sumbu 42 3 1 15,536
Tabel 6.2. Rekapitulasi Angka Ekivalen (E) knd/hri
ton
Beban Sumbu Kendaraan 216,66
No. Jenis Kendaraan Angka Total 9knd/h
Ekivalen (E) ri
UR
LER = LET x
10
20
LER = 143,5 x = 287
2. Tabel 6.3. Perhitungan Lintas Ekivalen 10
Permulaan (LEP
6. Faktor Regional
28 3
% kend. berat = x 100% = 2,773%
1.118
< 30% Gambar 6.3. Susunan lapisan perkerasan lentur
k = 69 KPa/m
fr = 3,6 Mpa
tidaknya proyek jalan pada ruas jalan SP5 – SP8 1 Agregat Subbase 8400 Rp 4.156.554.444,00
secara ekonomi jalan raya, teknik metode Course (Sirtu kelas m3
B)
Benefit Cost Rasio (B/C Ratio) dianggap yang
paling tepat untuk digunakan. Metode ini pada 2 Pekerjaan Bekisting 4800 Rp 740.525.712,00
dasarnya membandingkan nilai antara besarnya Kayu m2
1 2
FW = P(1+0.1139) ,P(1+0.1139)
20
,…dst..,P(1+0.1139)
0 1 1 1 1 2
7 8 9 0
Gambar 7.2. Cash Flow untuk Perkerasan Kaku
Gambar 7.4. Cash Flow User Cost Perkerasan
Keterangan : Kaku
2. Perkerasan Kaku
5 6 1 1 1 1
0 1 2 Initial Cost = Rp 35.372.252.474,00
0 1 5 6
0 Operational Cost = Rp 4.973.667.221,00
Gambar 7.3. Cash Flow User Cost Perkerasan User Cost = Rp 162.541.545.389,94
Lentur Untuk perhitungan evaluasi ekonomi dapat
dilihat pada Tabel 7.7.
P = P1(P/F,i,n)+P2(P/F,i,n)+P3(P/F,i,n)+P4(P/F,i,n)+
P5(P/F,i,n)+P6(P/F,i,n)+P7(P/F,i,n)+P8(P/F,i,n)+
P9(P/F,i,n)+P10(P/F,i,n)+P11(P/F,i,n)+P12(P/F,i,n)+ Tabel 7.7. Evaluasi Ekonomi
P13(P/F,i,n)+P14(P/F,i,n)+P15(P/F,i,n)+P16(P/F,i,n)+
Perkerasan Perkerasan
P17(P/F,i,n)+P18(P/F,i,n)+P19(P/F,i,n)+P20(P/F,i,n)
Lentur Kaku Selisih
= Rp. 163,798,976,287.15
(Rp) (Rp) (Rp)
14.921.166.45 35.372.252.47
Initial Cost 8,24 4,00
Operational 21.047.761.77 4.973.667.221
Cost 6,00 ,00