Anda di halaman 1dari 23

EMISI DAN TRANSPOR

POLUTAN DAN NASIB (FATE)


DALAM LINGKUNGAN
• Polutan dilepaskan dari
sumber polutan ke dalam
ekosistem selanjutnya
mengalami proses distribusi
dan Transpor melalui daur
dan siklus biogeokimia serta
mengalami proses
transformasi, baik secara fisik
maupun biologis.
• Polutan tsb kemudian dapat
diuptake oleh organisme dan
dapat menyebabkan efek
lethal (kematian) dan
sublethal.
• Dlm tubuh organisme polutan
dapat mengalami
biotranformasi dan
bioakumulasi. Selanjutnya
terjadi perubahan
karakteristik dan dinamika
populasi, struktur dan fungsi
komunitas serta fungsi
ekosistem dan pola aliran
(nutrien)
Rute masuknya Polutan ke dalam Lingkungan :
1. Secara Alami

1. Mengikuti daur biogeokimia

2. Pelapukan Batuan

3. Aktivitas/letusan gunung berapi


2. Disebabkan aktivitas manusia

1. Pelepasan Unintended (kecelakan nuklir,


penambangan, kecelakaan kapal

2. Pembuangan berbagai jenis limbah ke lingkungan


secara sengaja maupun tidak sengaja

3. Aplikasi biocide dlm penanganan hama


Perilaku bahan pencemara di Lingkungan

Keberadaan bahan pencemar dalam lingkungan dapat


dicermati dalam 3 fase :
1. Fase Pendedahan (Exposure Phase)
2. Fase Kinetik (Kinetik Phase)
3. Fase Dinamik (Dynamic phase)
Fase Pendedahan (Exposure Phase)
Meliputi cara bagamana lingkungan terkontaminasi oleh
bahan pencemar, termasuk keadaan sumber pencemar.
Kondisi Sumber Pencemar :
- Statis Sources ------- Industri dan Pemukiman
- Mobile Sources ------- Trasportasi

Faktor yang mempengarihi Fase pendedahan :


• Jenis Emisi : cara bagaiman masuk ke badan air
• Intensitas Emisi : dosisi dan frekuensi emisi
Fase Kinetik ( Kinetik Phase)
Beberapa kondisi yg dialami polutan (bahan
pencemar) pada fase kinetik :
1. Pelarutan bahan pencemar
2. Perubahan kimiawi senyawa
3. Perubahan Biologis
4. Proses Akumulasi
5. Peruraian oleh alam (iklim)
Fase Dinamik (Dynamic Phase)
Meliputi efek toksisitas (akut dan kronik) dari bahan
pencemar :
1. Penyerapan polutan oleh organisme
2. Perpindahan poolutan dalam tubuh organisme
3. Perubahan polutan dalam tubuh organisme
4. Pengeluaran polutan dari tubuh organisme
EMISI DAN TIPE EMISI
• Emisi : pelepasan polutan dari sumbernya/ pelepasan
polutan ke dalam kompartemen lingkungan yg lain atau yg
lebih lugs ( kompartemen lingkungan dibedakan mjd air,
tanah atau sedimen, udara dan organisme)

• Secara alami, emisi suatu substansi ke dalam


kompartemen lingkungan yg lain dapat disebabkan adanya
letusan gunung berapi (gas SO₂), pelapukan batuan
(mineral), adanya angin (Pb di udara yg berasal dr
kendaraan bermotor) dpt terbawa angin dan
terdeposisi dalam tanah atau terbawa air
Tipe emisi
1. Continuous Emissions
Emisi yg terjadi dengan laju aliran konstan dalam periode waktu
panjang.
Ex: emisi bahan kimia dr proses poduksi yg kontinyu (kilang minyak-oil
refinery)
2. Block Emissions
Emisi dgn laju aliran yg konsan pada waktu tertentu dan terdapat
interval waktu tanpa atau rendah emisi
Ex : Emisi dr lalu lintas dl sehari pd jam sibuk terjadi buangan
kendaraan bermotor yg tinggi
3. Peak Emissions
Emisi polutan dalam jumlah besar, yg terjadi dalam waktu singkat tetapi
jarak antar emisi dpt terjadi dalam waktu yg lama
Ex : emisi spent liquid setelah diisolasi suatu substansi dalam batch
process
Transpor
Setelah masuk ke dalam lingkungan, bahan kimia ditranspor
dan dapat ditransformasi menjadi bahan kimia yg lain.
Transpor dpt terjadi dalam suatu kompartemen misalnya dlm
udara atau tanah, atau antar kompartemen atara air –
udara, udara-anah dan air - tanah

Transpor Intramedia dan intermedia. 1,5,8


: adveksi dan dispersi intramedia ;
2,3,4,5,6,dan 7 : adveksi dan dispersi
intermedia ( berg et al. 1995)
adveksi
• Transpor zat ke berbagai media lingkungan melalui
mekanisme ini secara fisik bergerak searah zat A
akan menuju ke tempat tertentu
Misal : zat A msk air laut. Anggapan densitas A > densitas
air laut. Maka zat akan mengendap.
Sebaliknya zat A yang ada di sedimen , jika air laut
mengalami perubahan temperatur da n sallinitas
menyebabkan densitas air dan menghasilan
pergerakan air dari bawah keatas.

12
• Dispersi: Penyebaran zat di kompartemen lingkungan

• Difusi
Terjadi disebabkan perbedaan fugasiti atau
konsentrasi
• Misal : Zat A masuk ke media air, lalu bertranspor
ke media lainnya dan akhirnya kembali kemedia air
dalam porsi sangat dominan. Perilaku zat ini
disebut fugasiti
• Fugasiti : Tendensi zat menuju ke media di mana zat
itu seharusnya berada.
Nasib (fate) polutan dalam
Lingkungan
Polutan yg masuk ke dalam suatu Lingkungan dapat
mengalami proses abiotik dan biotik yg dpt mengubah
struktur kimiawi polutan tersebut
1. Proses Abiotik
a. Hidrolisis : perubahan struktur kimiawi melalui rekasi
dengan air secara langsung
b. Oksidasi : Proses transformasi, elektron ditransformasi
dari bahan kimia pada species penerima elektron
c. Reduksi : Transfer elektron terjadi dari reduktan ke
bahan kimia untuk direkduksi
d. Degradasi Fotokimiawi : transformasi melalui interaksi
dengan cahaya
Nasib (fate) polutan dalam
Lingkungan
2. Proses Biotik

a. Biodegradasi : Pemecahan (breakdown) suatu bahan


kimia secara enzimatis
b. Biotrasformasi : Konversi suatu bahan kimia menjadi satu
atau lebih produk dengan mekanisme biologis
Mikrobia mampu melakukan prooses biotrasformasi zat jika
produk biotransformasi (metabolit) bersifat kurang beracun
dibandingakan zat asal maka prosesnya dikenal
biodetoksifikasi.
Sebaiknya jika metabolit lebih beracun dibandingkan asalnya
maka terjadi bioaktivasi
Nasib Polutan Organik dalam Individu dan
Ekosistem
• Polutan organik yg masuk ke dalam suatu ekosistem dpt teruptake
oleh organisme sbg konsekuensi adanya mekanisme difusi pasif
melalui natural barrier ( lipid bilayer)
• Contoh : Masuknya polutan melalui akar tumbuhan : melalui kulit,
saluran pencernaan dan paru-paru pada vertebrata; tracheae pada
invertebrata teresterial dan insang pada ikan
Setelah melalui proses uptake, polutan akan mengalami proses distribusi dalam
tubuh organisme dan dapat mencapai :
1. Site of action
Bentuk toksik polutan akan berinteraksi dengan makromolekul, misalnya
protein atau DNA yg menyebabkan efek toksik pada organisme
2. Site metabolism
Polutan dpt mengalami proses metabolisme secara enzimatis yg merupakan proses
detoksifikasi atau bioaktivasi
3. Site of storage
Polutan dpt terakumulasi atau tersimpan dalam organ, tetapi tidak berinteraksi
dengan makromolekul atau mengalami metabolisme
4. Site of excretion
Polutan yg masuk dlm tubuh organisme dpt langsung mencapai tempat ekresiuntuk
dikeluarkan dalam tubuh. Selain itu jg diekresikan hasil metabolisme atau
biotransformasi yg larut dalam air
1. Metabolisme
• Polutan Organik dpt menyebabkan efek merugikan
pada organisme, Selain itu berdasarkan konsep
fugasitas (kecenderungan polutan untuk berpindah dr
satu fase ke fase yg lain, polutan organik dpt
terakumulasi dlm jumlah besar dlm tubuh organisme)
• Hal ini disebabkan tubuh organisme mempunyai
kapasitas yg besar untuk mengikat polutan organik
dengan adanya jaringan lemak
• Apabila organisme membutuhkan energi melalui
proses katabolisme lemak, polutan organik yg semula
terikat pada jaringan lemak akan terurai dpt
berinteraksi dengan sel
• Berdasarkan hal tersebut, organisme mempunyai
kemampuan untuk melakukan biotransformasi
polutan organik menjadi produk (metabolit) yg
mudah larut dlm air dan dpt dikeluarkan dr dl tubuh
• Jenis polutan organik dan proses
biotransformasi yg mengarah kepada
pembentukan produk yg larut dalam
air.
• Umumnya polutan organik
mengalami 2 fase biotransformasi
yaitu fase I dan fase II
• Fase I menyebabkan polutan menjadi
lebih larut dlm air dgn penambahan
gugusan polar, misalnya gugusan –
OH
Fase ini mrp microsomal mixed–
function oxidase yg dikatalisis oleh
cytochrome P – 450 enzim yg terdapat
dlm retikulum endoplasma sel hati
• Pada reaksi fase II, hasil reaksi fase
I mengalami rekasi konjugasi
dengan penambahan agen
konjugasi.
• Hal ini bertujuan agar hasil rekasi
fase II mempunyai polaritas dan
kelarutan yg tinggi serta mullah
diekresikan
• Rekasi konjugasi dlm fase II dpt
terjadi dlm 4 jalur yaitu :
glucuronic acid conjugation,
sulphate conjugation, acetyl
conjugation dan glutathione
conjugation
2. Penyimpanan
- Penyimpanan lipofilik yg masuk ke dalam tubuh organisme dpt mengalami
proses penyimpanan dengan tujuan untuk mencegah interaksi polutan
dengan site of action.
- Polutan yg bersifat lipofilik umumnya disimpan dalam jaringan lemak

3. Ekskresi
- Beberapa vertebrata akuatik dpt mengekresikan polutan lipofilik melalui
difusi.
- Ikan dpt mengekresikan polutan melalui insang sedangkan mamalia air
tidak punya kulit yg permeabel sehingga eksresi dilakukan melalui feses
atau urine
- Ekskresi polutan lipofilik melalui urine merupakan hasil proses reaksi fase I
dan II biotransformasi
Sampai berjumpa
minggu depan

Anda mungkin juga menyukai