Anda di halaman 1dari 8

PENCERNAAN

Oleh
Wa Wahyu Akmal Rosyid
1914201032

ABSTRAK
Tujuan dari praktikum Fisiologi Hewan Air ini yaitu untuk mengetahui enzim
yang paling efektif untuk pemecahan protein dan hidrolisis lemak. Praktikum
dilaksanakan pada hari Selasa, 09 November 2021 bertempat di pada pukul 07.00-
09.50 WIB yang bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan
Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Dalam proses
pencernaan perlu menggunakan bantuan enzim. Enzim pencernaan bekerja
sebagai katalis, yaitu suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia. Pada
sistem pencernaan, enzim-enzim ini mempercepat reaksi kimia untuk
menguraikan karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bentuk yang paling kecil.
Dalam praktkum kali ini menggunakan enzim papain (asam, netral dan basa),
enzim bromelin (asam, netral dan basa), serta lemak (empedu ikan dan minyak
goreng).

Kata Kunci : Enzim, Pencernaan, Metabolisme

I. PENDAHULUAN pasar internasional. Ikan merupakan


1.1 Latar Belakang salah satu jenis hewan vertebrata yang
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) bersifat poikilotermis (berdarah
merupakan salah satu komoditas ikan dingin), memiliki ciri khas pada tulang
air tawar yang telah banyak belakang, insang dan siripnya serta
dibudidayakan. Produksi ikan patin di tergantung pada air sebagai medium
Indonesia dari 2013 mengalami untuk kehidupannya.
peningkatan, yaitu daritahun 2009
410.684 ton. Jumlah produksi109.685 Sebagai bahan pangan, ikan merupakan
yang semakin meningkat perlu sumber protein, lemak, vitamin dan
diimbangi dengan kualitas produk yang mineral yang sangat baik dan
dihasilkan. Salah satu permasalahan prospektif. Keunggulan utama protein
pada produk budi daya ikan patin, yaitu ikan dibandingkan dengan produk
kadar lemak tubuh ikan yang tinggi lainnya adalah kelengkapan komposisi
sehingga sering kali kalah bersaing di asam amino dan kemudahannya untuk
dicerna. Mengingat besarnya peranan 1.2 Tujuan
gizi bagi kesehatan, ikan merupakan Adapun tujuan dalam praktikum ini
pilihan tepat untuk diet di masa yang yaitu untuk mengetahui enzim yang
akan datang. Sumber protein, lemak, paling efektif untuk pemecahan
vitamin dan mineral yang ada pada protein dan hidrolisis lemak.
daging ikan diperoleh dari luar, yaitu
dengan mengkonsumsi makanan II. Bahan dan Metode
(pakan). Untuk mengkonsumsi 2.1 Waktu dan Tempat
makanan maka ikan memerlukan Adapun Praktikum”PENCERNAAN”
sistem pencernaan agar bahan tersebut ini dilaksanakan pada hari Selasa, 09
dapat diproses. Pencernaan adalah November 2021 dimulai pada pukul
proses penyederhanaan makanan 07.00 WIB sampai dengan selesai,
melaului cara fisik dan kimia, sehingga bertempat di Laboratorium Budidaya
menjadi sari-sari makanan yang mudah Perairan Universitas Lampung.
diserap di dalam usus, kemudian
diedarkan ke seluruh organ tubuh 2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
melalui sistem peredaran darah.
digunakan yaitu alat yang digunakan
Secara anatomis sistim pencernaan ikan berupa gelas ukur, tabung erlenmeyer,
terdiri dari struktur alat pencernaan tabung reaksi, pipet tetes, kertas
yang saling berkaittan dengan bentuk saring, dan blender.Adapun bahan
tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku yang digunakan pada praktikum
ikan dan umur ikan. Sistem atau alat Pencernaan yaitu enzim papain,
pencernaan pada ikan terdiri dari dua enzim bromelin, daging ikan
bagian, yaitu saluran pencernaan patin(Pangasius sp.) cairan empedu
(Tractus digestivus) dan kelenjar ikan, minyak goreng, aquades, HCL,
pencernaan (Glandula digestoria). NaOH.
Saluran pencernaan mulai dari muka ke
belakang, saluran pencernaan tersebut 2.3 Cara Kerja
terdiri dari mulut, rongga mulut, Adapun cara kerja yang dilakukan
farings, esofagus, lambung, pilorus, dalam praktikum Pencernaan yaitu
usus, rektum dan anus. 2.3.1 Pembuatan ekstrak enzim
papain dan bromelin
Dihancurkan buah pepaya/buah nanas yang banyak dan menandakan jenis
dengan menggunakan enzim yang paling efektif.
blender.Kemudian ditambahkan 2.3.3 Pencernaan Lemak Disiapkan
aquades(dengan perbandingan daging 2 buah tabung reaksi yang telah diisi
buah dan aquades adalah 1:2), lalu 5ml akuades.Kemudian, dimasukkan
disaring dengan menggunakan kertas 2 ml minyak goreng ke dalam
saring dan Ekstrak Enzim merupakan masing-masing tabung
hasil saringan tersebut. reaksi.Ditambahkan 1 ml cairan
2.3.2 Pencernaan Protein Disiapkan empedu pada abung 1 dan 1 ml
3 buah tabung reaksi yang telah diisi akuades(sebagai kontrol) pada
3 potong daging ikan patin berukuran tabung 2.Lalu, dikocok dengan kuat
5x5x5 mm3.Kemudian ditambahkan masing-masing tabung reaksi setiap
akuades sebanyak 5ml dan diekstrak 10 menit selama 1 jam masa
enzim papain/bromelin sebanyak 2,5 inkubasi.Diamati kestabilan larutan
ml kedalam masing-masing tabung pada setiap tabung reaksi.
reaksi.Tabung 1 ditambahkan 5 tetes
HCL(perlakuan suasana asam),
tabung 2 ditambahkan 5 tetes
NaOH(perlakuan suasana basa), dan
tabung 3 sebagai perlakuan suasana
netral(tanpa penambhan asam atau
basa).Lalu dikocok dengan kuat
masing-masing tabung reaksi setiap
15 menit selama 1 jam masa
inkubasi.Setelah satu jam, isi tabung
reaksi dikeluarkan dan disaring
dengan menggunakan kain
kasa.Selanjutnya, diamati perubahan
warna yang terjadi pada seiap cairan
hasil saringan.Terakhir, apabila
Tabung reaksi dengan cairan
terkeruh mengandung zat terlarut
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data pengamatan enzim pada pencernaan ikan
Enzim Kelompok Perlakuan Tekstur Daging Kekeruhan
cairan
Papain 1 Papain Asam +++ ++++
(HCl)

2 Papain ++ ++
Basa(NaOH)

4 Papain Kontrol + +

Bromelin 3 Bromelin + +++


Asam(HCl)

6 Bromelin +++ ++
Basa(NaOH)

7 Bromelin Kontrol + +

Keterangan :
(+) = Tingkat kekeruhan dan kelunakan tekstur daging

Tabel 2. Data pengamatan pencernaan lemak pada ikan


Perlakuan Empedu Ikan Kontrol

Minyak Goreng ++ ++++

Keterangan :
(+) = Kecepatan Memisah
IV. PEMBAHASAN terpisah pisah. dengan demikian
warna daging ikan pun akan terlihat
Pengamatan dilakukan setiap 10 menit memudar. Pada saat perlakuan
selama 60 menit dilakukan pengamatan pencernaan lemak, dengan cara
pada daging ikan. Hasil yang diperoleh memasukkan 1 ml cairan empedu, 2
pada terjadi perubahan tekstur pada daging ml minyak goreng dan 5 ml akuades
yang menjadi lunak serta cairan papain agar cairan empedu tidak terlalu pekat,
(asam) mengalami perubahan kekeruhan didapatkan hasil setelah inkunbasi
yang tinggi jika dibandingkan pada suasana yaitu larutan menjadi berwarna hijau
basa. Perombakan protein oleh enzim tua dan berbusa. Hasil ini tampak
mengakibatkan supernatan berwarna keruh emulsi lemak yang merupakan hasil
pada penambahan enzim tertinggi dapat dari suatu proses yang disebut
juga bisa menyebabkan kekeruhan pada emulsifikasi. Sesuai dengan Santoso
saat proses pemecahan protein. Hal ini
dkk. (2013), cairan empedu dibuat
karna kandungan enzim yang bersifat oleh hati dan disimpan dalam kantong
sebagai biokatalisator akan mempercepat empedu yang kemudian dikeluarkan
reaksi pemecahan protein menjadi asam ke dalam duodenum untuk membantu
amino. Sesuai dengan literatur (Effendi. proses pencernaan makanan.
2003), enzim yang pada proses tersebut
bekerja optimum pada pH rendah. Enzim papain sangat berfungsi
Sedangkan semakin tinggi pH maka akan sebagai proteolitik atau enzim
bisa menyebabkan kerusakan pada protein. pemecah protein. Dalam getah pepaya
sudah terkandung berbagai jenis
Pada perlakuan enzim bromelin (asam) enzim protease (pengurai protein)
ditambah cairan HCl. Hasilnya terjadinya yaitu papain dan kimopapain.
kekeruhan yang tinggi namun tekstur Hidrolisis enzim papain
daging ikan tidak berubah. Berbanding mengakibatkan struktur daging
terbalik dengan brebeapa dari perlakuan menjadi terbuka, protein miofibril dan
enzim bromelin dan dalam suasana basa, pada sarkoplasma hancur, ikatan antar
yaitu terjadi perubahan tekstur daging ikan serabut otot berkurang dan memendek,
yang cukup tinggi namun tidak mengalami serabut otot mudah putus, volume
pola pada proses kekeruhan yang tinggi antar ruang juga dari serabut otot
seperti pada suasana asam. Pada perlakuan mengembang, akibatnya pH daging
enzim bromelin juga terjadi perubahan dan kemampuan protein daging
warna pada daging ikan yaitu menjadi dalam hal mengikat air menurun dan
pucat. Enzim bromelin sendiri dengan akhirnya mengindikasikan dari daging
semua perlakuan akan bisa mempercepat jadi empuk (Hartono., 2012)
proses penyerapan ke dalam daging
ikannya sehingga akan menghasilkan
warna yang pucat, orange kekuningan dan
orange kemerahan. Hal ini sudah sesuai
dengan Suhardjo dan Rasyid (2003),
yaitu untuk dari perubahan warna yang
terjadi pada daging ikan menjadi lebih
pucat disebabkan oleh rusaknya jaringan
otot pada daging ikan karena protein pada
daging yang menjadi lebih sederhana,
sehingga pada jaringan pada daging ikan
V. KESIMPULAN Hartono. 2012 . Fisiologi Ikan .

Semarang. Gramedia
Kesimpulan yang didapat pada
praktikum kali ini adalah enzim papain Khairuman et al.. 2008 . Fisiologi
dan bromelin efektif dalam hirolisis Hewan Air . Denpasar . CV Bali
Indah
lemak dan pemecahan protein. Hal ini
karena Enzim pencernaan bekerja Kordi. 2010.Budidaya Ikan Nila di
kolam
sebagai katalis, yaitu suatu zat yang Terpal.Jakarta.PT.Agromedia
mempercepat laju reaksi kimia. Pada Pustaka
sistem pencernaan, enzim-enzim ini
N., Opstad, I., & Torrissen,
mempercepat reaksi kimia untuk O.J.2000.Activity of digestive
menguraikan karbohidrat, protein, dan enzymes in yolk- saclarvae of
Atlantic halibut indication of
lemak menjadi bentuk yang paling
readiness for first feeding.
kecil. Enzim-enzim yang aktif pada Aquaculture
saluran pencernaan ikan adalah
Rasyid, A . 2003.Asam Lemak dari
protease dan amilase yang dihasilkan Omega 3 dari Minyak Ikan.
oleh pankreas dan hepatopankreas. Jakarta .Gramedia

Santoso. 2013.Petunjuk Praktis


Budidaya Ikan Lele Dumbo.
DAFTAR PUSTAKA
Penerbit Kasinius.

Effendi, Z.. 2003. Telaah Kualitas Air Saparinto dan Cahyo.


Bagi Pengelolaan Sumber daya 2009.Workshop penetapan
dan pada proses pola hama dan penyakit ikan.
Lingkungan perairan. Hlm 21 Jakarta.Gramedia

Fujaya ,y. 2007. Biologi Perikanan.

Jakarta. Erlangga

Gawlicka, A., Parent, B., Horn,


M.H., Ross, Handajani, H. dan
W. Widodo. 2010. Nutrisi
Ikan. Penerbit : Umm Press,
Malang. 271 hlm.
DOKUMENTASI

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Pengambilan daging ikan patin untuk


bahan uji coba sebesar 5x5mm

2 Sample daging ikan yang digunakan


untuk uji coba.

3 Pengamtan dilakukan setiap 10 menit


sekali selama 60 menit.

4 Hasil akhir daging menggunakan uji


cooba lemak selama 60 menit
pengamatan.

5 Hasil akhir daging menggunakan uji


cooba protein selama 60 menit
pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai