I. Konsep Agroekosistem
Konsep agroekosistem adalah sistem ekologi yang terdapat didalam lingkungan pertanian, yang
biasanya merupakan sistem alami yang terjadi setelah dibentuk oleh manusia.
2) Siklus Karbon
3) Siklus Fosfor
c. Populasi
Mekanisme pengatur populasi dapat dilihat dalam table berikut.
Benih dibawa oleh Produsen Bibit yang dihasilkan kebanyakan dari tanaman lokal
Alokasi sumberdaya tanaman reproduksi (benih) Alokasi produksi benih lebih rendah
tinggi
d. Siklus Nutrisi
1) Agroekosistem
o Menggunakan tanah sebagai sumber nutrisi
o Input :
Pupuk
Sisa Tanaman
Kondisi lingkungan
Fiksasi Nitrogen
o Output :
Tanaman à Kemudian dihapus dari area
Erosi
Pencucian
o Putaran Kedua
2) Ekosistem Alami
o Input :
Residu Tanaman
Hewan Limbah
Residu Hewan
Kondisi Lingkungan
Fiksasi Nitrogen
o Output :
Tanaman à Hewan merumput di tanaman
Reaksi denitrifikasi
Putaran kedua
Pencucian
e. Siklus Terumbu Karang
Komponen Ekosistem Terumbu Karang :
1. Komponen Abiotik :
- SUHU
- SALINITAS
- CAHAYA DAN KEDALAMAN
- KECERAHAN
- PAPARAN UDARA (aerial exposure)
- GELOMBANG
- ARUS
2. Komponen Biotik :
Karang batu (zooxanthellae), alga makro, alga koralin, bakteri fotosintetik
Karang batu (polip),Ikan, Ekhinodermata, Annelida, Polikhaeta, Krustasea,
Holothuroidea, Moluska, dll.
f. Interaksi Sederhana
1. PERSAINGAN
Persaingan memperoleh ruang
- Karang batu vs Karang lunak
- Koloni karang batu vs Koloni bulu babi
Persaingan memperoleh makanan
2. PEMANGSAAN
Pemangsaan karang oleh predatornya (Acanthaster planci, Chaetodontidae,
Tetraodontidae).
3. GRAZING
Pengendalian/pengaturan invasi ruang alga melalui konsumsi ikan herbivor
(Acanthuridae, Scaridae).
4. KOMENSALISME
Hubungan yang erat antara ikan pembersih dengan inangnya.
5. MUTUALISME
Hubungan yang erat antara karang batu dengan zooxanthellae, anemon dengan ikan
giru (Amphiprion atau Premnas), ikan Pomacentridae dengan koloni karang batu, dan
lain-lain.
g. Interaksi Kompleks
Mekanisme lain untuk mengkaji interaksi antar biota yang hidup di ekosistem
terumbu karang adalah melalui jejaring makanan
Secara garis besar tingkat trofik dalam jejaring makanan dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok produsen yang bersifat autotrof karena dapat memanfaatkan energi
matahari untuk mengubah bahan-bahan anorganik menjadi karbohidrat dan oksigen yang
diperlukan seluruh makhluk hidup, dan kelompok konsumen yang tidak dapat
mengasimilasi bahan makanan dan oksigen secara mandiri (heterotrof).
PRODUSEN : Karang batu (zooxanthellae), alga makro, alga koralin, bakteri
fotosintetik
KONSUMEN : Karang batu (polip), Ikan, Ekhinodermata, Annelida, Polikhaeta,
Krustasea, Holothuroidea, Moluska, dll.
Karang batu dapat berperan ganda, sebagai produsen dan konsumen. Hal ini
dimungkinkan oleh adanya endosimbiosis dengan zooxanthellae, yang di hari terang
melakukan proses fotosintesis, sedangkan di hari gelap karang batu memiliki tentakel-
tentakel bersengat (nematocyst) yang dapat dijulurkan untuk memangsa zooplankton dan
hewan-hewan renik lainnya.
Tumbuhan melakukan :
Tahap Fotosintesis : - Fotosistem : ketika klorofil menyerap energi foton dari cahaya,
elektron pada klorofil akan terlepas ke orbit luar
(tereksitasi).
Elektron ini akan ditangkap oleh penerima elektron yaitu unit
penangkapan elektron yang disebut dengan fotosistem.
- Reaksi Gelap : disebut juga reaksi sintesis.
Berlangsung tanpa adanya cahaya matahari dan merupakan
tahap sintesis yang sesungguhnya.
Sumber energi : ATP dan NADPH dari reaksi terang.
Selama reaksi gelap, CO2 ditambahkan ke suatu molekul yang
disebut karbon akseptor dengan bantuan elektron dari hidrogen
untuk mensintesis karbohidrat.
Tempat: Didalam stroma dan tidak memerlukan cahaya.
- Reaksi Terang
Pada reaksi ini, energi cahaya matahari merupakan sumber
tenaga untuk membangkitkan ATP dan NADPH.
ATP dan NADPH berasal dari ADP, P, NADP, dan H2O.
Hasil sampingan dari proses ini adalah dibebaskannya O2 .
Tipe Fotosintesis :
C3 C4 CAM
lebih adaptif pada kondisi adaptif di daerah panas dan adaptif di daerah panas dan
kandungan CO2 atmosfer tinggi kering kering
enzim yang menyatukan CO2 CO2 diikat oleh PEP yang tidak Pada malam hari asam malat
dengan RuBP, dapat mengikat O2 dapat mengikat O2 sehingga tinggi, pada siang hari malat
pada saat yang bersamaan untuk tidak terjadi kompetisi antara rendah Lintasan
proses fotorespirasi CO2 dan O2
karbon dioxida masuk ke siklus tidak mengikat karbon dioksida tidak mengikat karbon dioksida
calvin secara langsung. secara langsung secara langsung
Sebagian besar tumbuhan tinggi Fotosintesis terjadi di dalam sel Reduksi karbon melalui lintasan
masuk ke dalam kelompok mesofil dan sel seludang C4 dan C3 dalam sel mesofil
tumbuhan C3 pembuluh tetapi waktunya berbeda
Apabila stomata menutup akibat Pengikatan CO2di udara Pada malam hari terjadi lintasan
stress terjadi peningkatan melalui lintasan C4 di sel C4 pada siang hari terjadi siklus
fotorespirasipengikatan O2 oleh mesofil dan reduksi karbon C3
enzim Rubisco melalui siklus Calvin (siklus
C3) di dalam sel seludang
pembuluh
Partisi Karbon
Faktor yang mempengaruhi :
- perubahan suplai dan kebutuhan karbon selama pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
- adanya kontrol hormon atau nutrisi antar organ, hambatan jaringan pembuluh, efek
buffer dalam organ penyimpan diberbagai lokasi dalam tanaman,
- laju fotosintesis (aktivitas source) dan laju penggunaan karbon
Transpirasi :
Definisi : Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang
terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel . 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata,
paling besar peranannya dalam transpirasi.
Manfaat & peranan : - Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
- Penyerapan dan pengangkutan air, hara
- Pengangkutan asimilat
- Membuang kelebihan air
- Pengaturan bukaan stomata
- Mempertahankan suhu daun
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S)
dan unsur mikro (Zn, Cu, Mn, Mo, B, Fe, dan Cl).
Sumber penyerapan : - Melalui udara :
Unsur hara yang diserap melalui udara yaitu karbon, oksigan, dan
belerang. Nitrogen udara diserap dari N2 bebas lewat stomata
tanaman.
- Melalui tanah
Penyerapan unsur hara melalui akar tanaman dan diambil dari
serapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion.
Unsur hara makro : diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar.
Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium, Kalsium, Sulfur.
Unsur hara mikro : diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang relatif sedikit.
Boron, Tembaga, Seng, Mangan, Natrium, Molibdenum
Unsur hara dan mekanisme penyerapanya :
o Hara esensial
bila unsur ini tidak ada, dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang memberikan
dampak yang khas.
o Hara fungsional
Hara yang apabila di dalam tanah atau medium dapat memperbaiki pertumbuhan
tanaman, seperti Natrium dan Kalium
Cahaya Infrared
Energi sinar inframerah dengan gelombang dari 800 nm ke 3000 nm
Sinar inframerah mempunyai peraturan yang penting dalam mempengaruhi hormon
yang termasuk dalam perkecambahan.
1. Umur tanaman
2. Populasi tanaman
3. Bentuk tajuk tanaman
4. Laju pertumbuhan tanaman
5. Sistem/Pola bertanam
IV. Faktor Lingkungan Abiotik (Suhu dan Kelembapan)
1. Suhu
Suhu adalah keadaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada waktu tertentu.
Suhu udara merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman memiliki
kondisi optimum tersendiri. Suhu udara mempengaruhi jumlah air dalam tanaman. Tinggi
rendahnya suhu di sekitar tanaman ditentukan oleh adanya radiasi matahari, kerapatan
tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Pengaruh suhu
pada proses fisiologis tanaman yakni terjadinya bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum
akan diikuti oleh peningkatan proses-proses fisiolpgis tersebut.
Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Berpengaruh negatif
pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas.
Saat ini terjadi peningkatan suhu iklim global. Efek gas rumah kaca, meningkatnya
konsentrasi CO2 di atmosfer. Meningkatnya konsentrasi CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap proses fisiologis tanaman, tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan suhu atmosfer yang cenderung berdampak negatif terhadap
proses fisiologis tersebut .
2. Kelembapan
Kelembaban adalah ukuran dari jumlah air yang udara akan mengadakan.
Kelembaban penting untuk tanaman karena sebagian mengontrol hilangnya kelembaban dari
tanaman. Ideal rentang kelembaban untuk pertumbuhan tanaman yang sehat adalah 50%
kelembaban, plus atau minus 10%. Kebanyakan tanaman hias lebih suka kelembaban sekitar
60%. Cacti, succulents dan tanaman asli lingkungan gurun mentolerir kelembaban yang lebih
rendah (30-35%), tetapi memilih untuk tidak turun di bawah 20%. Rumah tanaman yang
berasal dari hutan hujan tropis membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi, sekitar 90% .
Dalam lingkungan yang sangat lembab, penyakit jamur dapat menyebar. Jamur pada
daun tanaman merupakan indikasi kelembaban berlebih dan kurangnya ventilasi. Tanaman
yang lebih memilih lingkungan yang lebih lembab, tetapi yang dipaksa untuk tumbuh dalam
lingkungan yang kering biasanya akan menderita kerusakan pada daun muda dan ujung daun.
Kelembapan udara merupakan banyaknya kandungan uap air yang terdapat di udara.
Kelembapan relatif bersama dengan suhu udara dan intensitas radiasi matahari dapat
mempengaruhi tingkat penguapan air dari daun tanaman. Kelembapan relative sangat penting
bagi tanaman. Tanaman membutuhkan banyak kelembapan relatif antara 40-80%.
Kelembapan yang tinggi di udara dapat menurunkan intensitas dan kualitas dari radiasi
matahari sehingga mengurangi fotosintesis menyebabkan hasil panen yang rendah.
Kelembapan udara yang tinggi bisa memunculkan berbagai penyakit tanaman dan hama
serangga. Kelembapan relatif bersamaan dengan suhu udara dan intensitas radiasi matahari
dapat mempengaruhi tingkat dimana air menguap dari daun tanaman. Jika penguapan yang
terjadi terlalu tinggi, maka tanaman akan merespon dengan sebagian atau menutup stomata
seluruhnya sehingga asupan karbondioksida terhenti dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pada persentase kelembapan relatif yang tinggi, stomata mempunyai masalah untuk
menyingkirkan kelebihan air.
Pertukaran CO2 (laju fotosintesis bersih secara tidak langsung dipengaruhi oleh
kelembapan melalui kontrol langsung dari stomata yang terbuka). Kelembapan
mempengaruhi suhu tanaman melalui transpirasi yang disebabkan oleh penguapan dingin.
Transpirasi yang meningkat umumnya sebagai penurunan kelembapan (pada suhu yang
sama). Namun, tingkat transpirasi ditentukan oleh pengaruh terintegrasinya kelembapan,
suhu, cahaya, aliran udara, ketersediaan air di bagian akar dll.
Hujan adalah proses sirkulasi air dimana air laut menguap lalu manjadi awan, jatuh
ke bumi lalu kembali ke laut. Sedangkan hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH
di bawah 5,6. Hujan asam dibentuk ketika uap air mengembun atau ketika hujan, hujan asam
larut di dalam air untuk membenuk asam sulfur (H2SO4) dan asam nitrit (HNO3). Saat udara
dibersihkan dari polutan, hal itu juga dapat menyebabkan curah hujan menjadi asamm dan
membentuk hujan asam. Hujan asam memiliki dampak negative bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi.
Energi ialah segala sesuatu yang dapat melakukan pekerjaan. Energi kenetik ialah
energi yang digunakan untuk melakukan kerja . Energi potensial ialah sisa energi yang
tersimpan setelah digunakan untuk melakukan kerja (energi dalam biomasa).
Hukum ilmiah yang digunakan untuk energy yakni hukum Termodinamika I dan
hukum Termodinamika II. Hukum Termodinamika I berbunyi, “energi tidak dapat diciptakan
dan dihilangkan, akan tetapi dapat berubah bentuk”. Sedangkan hukum Termodinamika II
berbunyi, “setiap tahap dari transfer energi dalam sistem ada degradasi energi. Transfer energi
tidak pernah 100% efisien”. Dengan demikian, kedua hukum alam mengatur daur ulang
materi dan aliran energi.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam kehidupan. Gambaran yang
paling logis terkait dengan hal ini adalah proses fotosintesis pada tumbuhan yang melibatkan
sinar matahari sebagai energi yang dibutuhkan. Oksigen yang kita hirup di udara dihasilkan
oleh tumbuhan. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa
perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari ke
dalam bentuk hayati. Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang
merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem yang
kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai makanan dalam suatu ekosistem.
Transfer energy matahari dilakukan oleh produsen kemudian kepada konsumen tingkat 1
kemudian konsumen tingkat 2.
Energi-energi tersebut digunakan dalam lahan pertanian yang memiliki beberapa factor yang
berpengaruh terhadap lingkungan yakni : Iklim, tanah dan air; Pengetahuan dan informasi;
Teknologi dan investasi. Sehingga menghasilkan Output energinya yakni :
En : O2
Ee : Hasil
Beberapa peranan agar dapat mencapai pada penngunaan energy yang berlanjut dalam
Agroekosistem yakni sebagai berikut :
b. Variasi dan seleksi alami tergantung pada keberadaan (eksistensi) suatu spesies pada
kemampuan adaptasi yang dikendalikan oleh genetiknya pada suatu seleksi alami. Seleksi
alami adalah peristiwa penyaringan kemampuan hidup (eksis) suatu spesies dalam suatu
ekosistem alam tanpa campur tangan manusia. Antar spesies dalam suatu ekosistem akan
berkompetisi untuk tetap hidup (eksis). Variasi ekosistem yang terbentuk tergantung
pada :
a) besar atau kecilnya tekanan pada suatu ekosistem;
b) kemampuan setiap spesies untuk adaptasi;
c) keragaman jenis
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap
tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang
diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya.
Penyerbukan silang adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik
bunga lain yang berada pada tumbuhan lain yang sejenis. Penyerbukan silang sering
disebut persilangan.Persilangan dapat menimbulkan variasi keturunan karena terjadi
perpaduan sifat dari dua tumbuhan induknya.