Anda di halaman 1dari 15

RESUME MATERI-MATERI EKOLOGI PERTANIAN

I. Konsep Agroekosistem
Konsep agroekosistem adalah sistem ekologi yang terdapat didalam lingkungan pertanian, yang
biasanya merupakan sistem alami yang terjadi setelah dibentuk oleh manusia.

1. Struktur dari Ekosistem Alami


a. Tingkat Organisasi Kehidupan
1) Molekul
2) Sel
3) Jaringan
4) Organ
5) Sistem Organ
6) Organisme (Individu)
7) Populasi
8) Komunitas
9) Ekosistem
10) Biosfer
b. Sifat Struktur Komunitas
1) Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2) Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran
merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu
habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit
contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.
3) Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu
arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan.
Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas
atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami
homoestosis.
2. Ekosistem Alami
a. Aliran Energi
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk
energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer
(herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke saprobe. Aliran energi
juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya.
Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melalui tingkat
trofik makan-memakan. Energi dapat berubah menjadi bentuk lain, seperti energi kimia,
energi mekanik, energi listrik, dan energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi bentuk
lain ini dinamakan transformasi energy.
b. Siklus Hara
1) Siklus Nitrogen

2) Siklus Karbon
3) Siklus Fosfor
c. Populasi
Mekanisme pengatur populasi dapat dilihat dalam table berikut.

Populasi Tanaman Populasi Tanaman Alami (Meliputi Gulma)

Benih dibawa oleh Produsen Bibit yang dihasilkan kebanyakan dari tanaman lokal

Kelangsungan Hidup benih tinggi Kelangsungan Hidup benih tergantung

Bijinya seragam Bijinya tidak seragam

Dormansi rendah Memungkinkan dormansi, perkecambahan terhambat

Tanah Seragam Tanahnya beranekaragam

Umur populasi dan genetiknya seragam Populasi dan genetiknya beragam

Ada jarak dalam spesies Jarak dalam spesies bervariasi

Alokasi sumberdaya tanaman reproduksi (benih) Alokasi produksi benih lebih rendah
tinggi

d. Siklus Nutrisi
1) Agroekosistem
o Menggunakan tanah sebagai sumber nutrisi
o Input :
 Pupuk
 Sisa Tanaman
 Kondisi lingkungan
 Fiksasi Nitrogen
o Output :
 Tanaman à Kemudian dihapus dari area
 Erosi
 Pencucian
o Putaran Kedua
2) Ekosistem Alami
o Input :
 Residu Tanaman
 Hewan Limbah
 Residu Hewan
 Kondisi Lingkungan
 Fiksasi Nitrogen
o Output :
 Tanaman à Hewan merumput di tanaman
 Reaksi denitrifikasi
 Putaran kedua
 Pencucian
e. Siklus Terumbu Karang
Komponen Ekosistem Terumbu Karang :
1. Komponen Abiotik :
- SUHU
- SALINITAS 
- CAHAYA DAN KEDALAMAN
- KECERAHAN
- PAPARAN UDARA (aerial exposure)
- GELOMBANG
- ARUS
2. Komponen Biotik :
Karang batu (zooxanthellae), alga makro, alga koralin, bakteri fotosintetik
Karang batu (polip),Ikan, Ekhinodermata, Annelida, Polikhaeta, Krustasea,
Holothuroidea, Moluska, dll.
f. Interaksi Sederhana
1. PERSAINGAN
Persaingan memperoleh ruang
-  Karang batu vs Karang lunak
-  Koloni karang batu vs Koloni bulu babi
Persaingan memperoleh makanan
2. PEMANGSAAN
Pemangsaan karang oleh predatornya (Acanthaster planci, Chaetodontidae,
Tetraodontidae).
3. GRAZING
Pengendalian/pengaturan invasi ruang alga melalui konsumsi ikan herbivor
(Acanthuridae, Scaridae).
4. KOMENSALISME
Hubungan yang erat antara ikan pembersih dengan inangnya.
5. MUTUALISME
Hubungan yang erat antara karang batu dengan zooxanthellae, anemon  dengan ikan
giru (Amphiprion atau Premnas), ikan Pomacentridae dengan koloni karang batu, dan
lain-lain.
g. Interaksi Kompleks
Mekanisme lain untuk mengkaji interaksi antar biota yang hidup di ekosistem
terumbu karang adalah melalui jejaring makanan
Secara garis besar tingkat trofik dalam jejaring makanan dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok produsen yang bersifat autotrof karena dapat memanfaatkan energi
matahari untuk mengubah bahan-bahan anorganik menjadi karbohidrat dan oksigen yang
diperlukan seluruh makhluk hidup, dan kelompok konsumen yang tidak dapat
mengasimilasi bahan makanan dan oksigen secara mandiri (heterotrof).
PRODUSEN : Karang batu (zooxanthellae), alga makro, alga koralin, bakteri
fotosintetik
KONSUMEN : Karang batu (polip), Ikan, Ekhinodermata, Annelida, Polikhaeta,
Krustasea, Holothuroidea, Moluska, dll.
Karang batu dapat berperan ganda, sebagai produsen dan konsumen.  Hal ini
dimungkinkan oleh adanya endosimbiosis dengan zooxanthellae, yang di hari terang
melakukan proses fotosintesis, sedangkan di hari gelap karang batu memiliki tentakel-
tentakel bersengat (nematocyst) yang dapat dijulurkan untuk memangsa zooplankton dan
hewan-hewan renik lainnya.

II. Tanaman dan Faktor-Faktor Lingkungan


 Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor ekologi sangat beragam, secara sendiri sendiri atau
dalam bentuk kombinasi, saling bercampur dan mempengaruhi satu sama lain yang
mempunyai peranan penting bagi kehidupan masyarakat tumbuhan dan makhluk hidup
lainnya. 
 Hubungan antara faktor-faktor lingkungan dengan tumbuhan akan menentukan keberadaan,
kesuburan atau kegagalan tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

Tumbuhan melakukan :

 Fotosintesis : proses pembuatan energi atau zat makanan/glukosa yang berlangsung


dengan bantuan cahaya matahari (photo = cahaya, synthesis = proses
pembuatan/pengolahan)
 Proses dimana organisme yang memiliki kloroplas mengubah
energi cahaya matahari menjadi energi kimia
 Melibatkan 2 lintasan metabolik
 Reaksi terang: mengubah energi matahari menjadi energi seluler
 Siklus Calvin: reduksi CO2 menjadi CH2O

Fungsi Fotosintesis : - memproduksi zat makanan berupa glukosa


- membantu membersihkan udara, yaitu mengurangi kadar
CO2 (karbon dioksida) di udara.
- menyebabkan sisa-sisa tumbuhan yang hidup masa lalu tertimbun di
dalam tanah selama berjuta tahun menjadi batubara.

Tahap Fotosintesis : - Fotosistem : ketika klorofil menyerap energi foton dari cahaya,
elektron pada klorofil akan terlepas ke orbit luar
(tereksitasi).
 Elektron ini akan ditangkap oleh penerima elektron yaitu unit
penangkapan elektron yang disebut dengan fotosistem.
- Reaksi Gelap : disebut juga reaksi sintesis.
 Berlangsung tanpa adanya cahaya matahari dan merupakan
tahap sintesis yang sesungguhnya.
 Sumber energi : ATP dan NADPH dari reaksi terang.
 Selama reaksi gelap, CO2 ditambahkan ke suatu molekul yang
disebut karbon akseptor dengan bantuan elektron dari hidrogen
untuk mensintesis karbohidrat.
 Tempat: Didalam stroma dan tidak memerlukan cahaya.

- Reaksi Terang
 Pada reaksi ini, energi cahaya matahari merupakan sumber
tenaga untuk membangkitkan ATP dan NADPH.
 ATP dan NADPH berasal dari ADP, P, NADP, dan H2O.
 Hasil sampingan dari proses ini adalah dibebaskannya O2 .

Tipe Fotosintesis :

C3 C4 CAM
lebih adaptif pada kondisi adaptif di daerah panas dan adaptif di daerah panas dan
kandungan CO2 atmosfer tinggi kering kering

enzim yang menyatukan CO2 CO2 diikat oleh PEP yang tidak Pada malam hari asam malat
dengan RuBP, dapat mengikat O2 dapat mengikat O2 sehingga tinggi, pada siang hari malat
pada saat yang bersamaan untuk tidak terjadi kompetisi antara rendah Lintasan
proses fotorespirasi CO2 dan O2

karbon dioxida masuk ke siklus tidak mengikat karbon dioksida tidak mengikat karbon dioksida
calvin secara langsung. secara langsung secara langsung

Disebut tumbuhan C3 karena Sel seludang pembuluh Umumnya tumbuhan yang


senyawa awal yang terbentuk berkembang dengan baik dan beradaptasi pada keadaan kering
berkarbon 3 (fosfogliserat) banyak mengandung kloroplas seperti kaktus, anggrek dan nenas

Sebagian besar tumbuhan tinggi Fotosintesis terjadi di dalam sel Reduksi karbon melalui lintasan
masuk ke dalam kelompok mesofil dan sel seludang C4 dan C3 dalam sel mesofil
tumbuhan C3 pembuluh tetapi waktunya berbeda

Apabila stomata menutup akibat Pengikatan CO2di udara Pada malam hari terjadi lintasan
stress terjadi peningkatan melalui lintasan C4 di sel C4 pada siang hari terjadi siklus
fotorespirasipengikatan O2 oleh mesofil dan reduksi karbon C3
enzim Rubisco melalui siklus Calvin (siklus
C3) di dalam sel seludang
pembuluh
 Partisi Karbon
Faktor yang mempengaruhi :
- perubahan suplai dan kebutuhan karbon selama pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
- adanya kontrol hormon atau nutrisi antar organ, hambatan jaringan pembuluh, efek
buffer dalam organ penyimpan diberbagai lokasi dalam tanaman,
- laju fotosintesis (aktivitas source) dan laju penggunaan karbon

 Transpirasi :
Definisi : Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang
terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel . 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata,
paling besar peranannya dalam transpirasi.
Manfaat & peranan : - Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
- Penyerapan dan pengangkutan air, hara
- Pengangkutan asimilat
- Membuang kelebihan air
- Pengaturan bukaan stomata
- Mempertahankan suhu daun

Faktor yang mempengaruhi laju transpirasi :

FAKTOR LINGKUNGAN FAKTOR TANAMAN

• Kelembaban Udara • Stomata: Jumlah


• Suhu persatuan luas, letak stomata,
• Kecepatan angin waktu bukaan stomata.
• Cahaya • Daun: Berbulu/tidak,
• Tekanan Udara
• Ketersediaan air warna daun (kandungan
tanah klorofil daun), posisi
• Debu menghadap matahari/tidak.

Interaksi tanaman dengan lingkungan :

1. Respon tanaman yang dipicu oleh adanya eksternal stimulus tertentu


2. Respon tanaman yang tergantung pada keberadaan kondisi lingkungan eksternal tertentu
secara terus-menerus
3. Respon tanaman ditentukan kondisi fisiologis tanaman

 Contoh faktor pembatas dari pertumbuhan penduduk

A. Ekosistem Darat B. Ekosistem Laut


1 Suhu 1 Salinitas
2 Air 2 Suhu
3 Moisture 3 Sunlight
4. nutrisi Tanah 4. Oksigen terlarut
 Konsep gabungan mengenai faktor-faktor pembatas :
Menyatakan bahwa kehadiran dan keberhasilan suatu organisme atau golongan- golongan
organisme tergantung pada kompleks keadaan. Keadaan mana pun yang mendekati atau
melampaui batas –batas toleransi dinamakan sebagai yang membatasi atau faktor pembatas.

Unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan:

 Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S)
dan unsur mikro (Zn, Cu, Mn, Mo, B, Fe, dan Cl).
 Sumber penyerapan : - Melalui udara :
Unsur hara yang diserap melalui udara yaitu karbon, oksigan, dan
belerang. Nitrogen udara diserap dari N2 bebas lewat stomata
tanaman.

- Melalui tanah
Penyerapan unsur hara melalui akar tanaman dan diambil dari
serapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion.
 Unsur hara makro : diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar.
 Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium, Kalsium, Sulfur.
 Unsur hara mikro : diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang relatif sedikit.
 Boron, Tembaga, Seng, Mangan, Natrium, Molibdenum
 Unsur hara dan mekanisme penyerapanya :
o Hara esensial
bila unsur ini tidak ada, dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang memberikan
dampak yang khas.
o Hara fungsional
Hara yang apabila di dalam tanah atau medium dapat memperbaiki pertumbuhan
tanaman, seperti Natrium dan Kalium

III. Faktor Lingkungan Abiotik (Cahaya)


1. Radiasi Matahari
 Cahaya adalah bagian dari energi radiasi yang dapat terlihat oleh mata.
 Radiasi utama atau sumber energi untuk bumi adalah matahari.
 Cahaya merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menentukan pertumbuhan
tanaman dan perkembangan vegetasi.

2. Atmosfer sebagai Penyaring dan Pemantul


 Apabila transparansi atmosfer semakin tinggi, menunjukkan atmosfer bersih Σ energi
yang diterima oleh bumi semakin tinggi.
 Apabila di atmosfer banyak terkandung uap air (awan) / gas-gas polutan (Contoh : CO,
NO2, SO2, CH4) dan partikulat (Contoh: debu dan asap) nilai q semakin rendah.
 Apabila atmosfer cerah, yaitu bila kandungan awan dan gas-gas rumah kaca sedikit,
berarti nilai q nya tinggi.

3. Pentingnya Cahaya Ekologi di Bumi


 Di atmosfer, radiasi matahari mengalami pengurangan melalui :
- Absorbsi
- Refleksi
- Re-radiasi
 Di permukaan bumi, radiasi matahari mengalami:
- Refleksi
- Absorbsi
- Re-radiasi
- Konveksi
- Konduksi
- Evaporasi

 Cahaya Ultraviolet : Radiasi Ultra Violet tingginya energi gelombang elektromagnetik


yang dipancarkan dari matahari. Sehingga memiliki panjang gelombang dari 100nm
sampai 400nm.
Upaya untuk melindungi diri dari sinar UV yang berlebihan :
 Adaptasi tumbuhan:
- Mempunyai perlindungan terhadap UV
- Hanya sedikit yang menyerang daun hingga menembus bagian dalam jaringan

 Adaptasi lain termasuk:


- Meningkatkan ketebalan daun mengurangi proporsi jaringan dalam yang terpapar
oleh radiasi UV-B
- Memiliki mekanisme perbaikan pada tumbuhan termasuk sistem perbaikan untuk
kerusakan DNA

 Fotosintetis Radiasi Aktif (FRA)


 Fotoreseptor pada klorofil lebih mudah menyerap cahaya violet biru dan oranye-
merah
 Karena klorofil tidak dapat menyerap cahaya hijau, sebagian besar sinar itu
dipantulkan kembali, menyebabkan tanaman menjadi hijau

 Cahaya Infrared
 Energi sinar inframerah dengan gelombang dari 800 nm ke 3000 nm
 Sinar inframerah mempunyai peraturan yang penting dalam mempengaruhi hormon
yang termasuk dalam perkecambahan.

4. Karakteristik Paparan Cahaya Tampak


o Kuantitas (Intensitas)
a. fotosintesis
o Kualitas (Panjang gelombang - Warna)
b. photomorphogenesis
o Durasi
c. Photoperiodism

PENGARUH INTENSITAS TERHADAP SIFAT FISIOLOGIS TANAMAN


 Laju fotosintesis
 Laju transpirasi
 Pertumbuhan batang (memanjang dan menuju kearah datangnya sinar)
 Perkecambahan benih
 Pembungaan

5. Faktor Penentu Variasi di Lingkungan Cahaya


o musim
o garis lintang
o ketinggian
o topografi
o Kualitas Air
o Struktur Vegetasi kanopi

6. Bentuk lain dari Respon terhadap Cahaya


 Pengencambahan
 Pertumbuhan dan Perkembangan
- Pembuatan
- Pertumbuhan tumbuhan
- Fototropis
- Fotoperiod
 Produksi Bagian yang Dipanen dari Tanaman
 Fototropisme: kecenderungan tanaman untuk “menuju" ke arah intensitas cahaya terbesar.

7. Mengelola Lingkungan Cahaya pada Agroekosistem


o Ditinjau dari aspek energi, fotosintensis mrp proses yang tidak effisien (1-2 % energi
matahari yang jatuh diubah menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat (hasil panen).
o Suatu proses produksi pertanian (agronomi) ditinjau dari aspek energi matahari bertujuan
untuk meningkatkan effisiensi konversi energi matahari atau mengurangi hilangnya energi
matahari selama proses produksi harus mengetahui kemana hilangnya energi matahari
tersebut.
o Energi matahari yang telah tertangkap tidak seluruhnya dapat diserap (diabsorpsi) oleh
tanaman.
 65 % diserap (diabsorbsi),
 20 % dipantulkan (refleksi)
 15 % diteruskan (ditransmisi)
Refleksi dipengaruhi oleh :
 kekasaran tajuk,
 sudut daun,
 ILD (Indeks Luas Daun)
 warna daun
 sudut datang radiasi matahari.

Faktor yang perlu diperhatikan penyebab hilangnya energi matahari

1. Umur tanaman
2. Populasi tanaman
3. Bentuk tajuk tanaman
4. Laju pertumbuhan tanaman
5. Sistem/Pola bertanam
IV. Faktor Lingkungan Abiotik (Suhu dan Kelembapan)
1. Suhu

Suhu adalah keadaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada waktu tertentu.
Suhu udara merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman memiliki
kondisi optimum tersendiri. Suhu udara mempengaruhi jumlah air dalam tanaman. Tinggi
rendahnya suhu di sekitar tanaman ditentukan oleh adanya radiasi matahari, kerapatan
tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Pengaruh suhu
pada proses fisiologis tanaman yakni terjadinya bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum
akan diikuti oleh peningkatan proses-proses fisiolpgis tersebut.

Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Berpengaruh negatif
pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas.

Saat ini terjadi peningkatan suhu iklim global. Efek gas rumah kaca, meningkatnya
konsentrasi CO2 di atmosfer. Meningkatnya konsentrasi CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap proses fisiologis tanaman, tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan suhu atmosfer yang cenderung berdampak negatif terhadap
proses fisiologis tersebut .

2. Kelembapan

Kelembaban adalah ukuran dari jumlah air yang udara akan mengadakan.
Kelembaban penting untuk tanaman karena sebagian mengontrol hilangnya kelembaban dari
tanaman. Ideal rentang kelembaban untuk pertumbuhan tanaman yang sehat adalah 50%
kelembaban, plus atau minus 10%. Kebanyakan tanaman hias lebih suka kelembaban sekitar
60%. Cacti, succulents dan tanaman asli lingkungan gurun mentolerir kelembaban yang lebih
rendah (30-35%), tetapi memilih untuk tidak turun di bawah 20%. Rumah tanaman yang
berasal dari hutan hujan tropis membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi, sekitar 90% .

Dalam lingkungan yang sangat lembab, penyakit jamur dapat menyebar. Jamur pada
daun tanaman merupakan indikasi kelembaban berlebih dan kurangnya ventilasi. Tanaman
yang lebih memilih lingkungan yang lebih lembab, tetapi yang dipaksa untuk tumbuh dalam
lingkungan yang kering biasanya akan menderita kerusakan pada daun muda dan ujung daun.

Kelembapan udara merupakan banyaknya kandungan uap air yang terdapat di udara.
Kelembapan relatif bersama dengan suhu udara dan intensitas radiasi matahari dapat
mempengaruhi tingkat penguapan air dari daun tanaman. Kelembapan relative sangat penting
bagi tanaman. Tanaman membutuhkan banyak kelembapan relatif antara 40-80%.
Kelembapan yang tinggi di udara dapat menurunkan intensitas dan kualitas dari radiasi
matahari sehingga mengurangi fotosintesis menyebabkan hasil panen yang rendah.
Kelembapan udara yang tinggi bisa memunculkan berbagai penyakit tanaman dan hama
serangga. Kelembapan relatif bersamaan dengan suhu udara dan intensitas radiasi matahari
dapat mempengaruhi tingkat dimana air menguap dari daun tanaman. Jika penguapan yang
terjadi terlalu tinggi, maka tanaman akan merespon dengan sebagian atau menutup stomata
seluruhnya sehingga asupan karbondioksida terhenti dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pada persentase kelembapan relatif yang tinggi, stomata mempunyai masalah untuk
menyingkirkan kelebihan air.

Pertukaran CO2 (laju fotosintesis bersih secara tidak langsung dipengaruhi oleh
kelembapan melalui kontrol langsung dari stomata yang terbuka). Kelembapan
mempengaruhi suhu tanaman melalui transpirasi yang disebabkan oleh penguapan dingin.
Transpirasi yang meningkat umumnya sebagai penurunan kelembapan (pada suhu yang
sama). Namun, tingkat transpirasi ditentukan oleh pengaruh terintegrasinya kelembapan,
suhu, cahaya, aliran udara, ketersediaan air di bagian akar dll.

Hujan adalah proses sirkulasi air dimana air laut menguap lalu manjadi awan, jatuh
ke bumi lalu kembali ke laut. Sedangkan hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH
di bawah 5,6. Hujan asam dibentuk ketika uap air mengembun atau ketika hujan, hujan asam
larut di dalam air untuk membenuk asam sulfur (H2SO4) dan asam nitrit (HNO3). Saat udara
dibersihkan dari polutan, hal itu juga dapat menyebabkan curah hujan menjadi asamm dan
membentuk hujan asam. Hujan asam memiliki dampak negative bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi.

V. Energi yang Berlanjut dalam Agroekosistem


1. Energi dan Hukum Termidinamika

Energi ialah segala sesuatu yang dapat melakukan pekerjaan. Energi kenetik ialah
energi yang digunakan untuk melakukan kerja . Energi potensial ialah sisa energi yang
tersimpan setelah digunakan untuk melakukan kerja (energi dalam biomasa).

Hukum ilmiah yang digunakan untuk energy yakni hukum Termodinamika I dan
hukum Termodinamika II. Hukum Termodinamika I berbunyi, “energi tidak dapat diciptakan
dan dihilangkan, akan tetapi dapat berubah bentuk”. Sedangkan hukum Termodinamika II
berbunyi, “setiap tahap dari transfer energi dalam sistem ada degradasi energi. Transfer energi
tidak pernah 100% efisien”. Dengan demikian, kedua hukum alam mengatur daur ulang
materi dan aliran energi.

2. Penyerapan Energi Matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam kehidupan. Gambaran yang
paling logis terkait dengan hal ini adalah  proses fotosintesis pada tumbuhan yang melibatkan
sinar matahari sebagai energi yang dibutuhkan. Oksigen yang kita hirup di udara dihasilkan
oleh tumbuhan. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa
perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari ke
dalam bentuk hayati. Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang
merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem yang
kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai makanan dalam suatu ekosistem.
Transfer energy matahari dilakukan oleh produsen kemudian kepada konsumen tingkat 1
kemudian konsumen tingkat 2.

3. Input Energi Dalam Produksi Pangan

Input energi memiliki beberapa jenis yakni:


a. Energi ekonomis (Ee): Saprodi pupuk,pestisida,dll)
b. Energi non ekonomis (En): Energi surya, CO2, angin

Energi-energi tersebut digunakan dalam lahan pertanian yang memiliki beberapa factor yang
berpengaruh terhadap lingkungan yakni : Iklim, tanah dan air; Pengetahuan dan informasi;
Teknologi dan investasi. Sehingga menghasilkan Output energinya yakni :

 En : O2
 Ee : Hasil

4. Menuju Penggunaan Energi yang Berlanjut dalam Agroekosistem

Beberapa peranan agar dapat mencapai pada penngunaan energy yang berlanjut dalam
Agroekosistem yakni sebagai berikut :

1. Mengurangi penggunaan industrial cultural energy


2. Meningkatkan penggunaan biological cultural energy
3. Merancang area agroekosistem
4. Mengembangkan energi yang berkelanjutan secara efisien, produktif, dan dapat
diperbarui

VI. Sumberdaya Genetik dalam Agroekosistem


1. Perubahan Genetik di Alam dan Produksi Diversitas Genetik
a. Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya
untuk bertahan hidup. Setiap individu makhluk hidup mempunyai kemampuan diri untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Kemampuan adaptasi setiap makhluk hidup berbeda
antara satu dengan yang lain, baik antar jenis (spesies) maupun di dalam jenis yang sama.
Kemampuan adaptasi suatu spesies dikendalikan oleh sifat genetik. Semakin banyak
keragaman genetik suatu spesies semakin besar kemampuan adaptasinya. Lingkungan
berpengaruh pada penampilan suatu spesies yang terlihat (fenotipe).

b. Variasi dan seleksi alami tergantung pada keberadaan (eksistensi) suatu spesies pada
kemampuan adaptasi yang dikendalikan oleh genetiknya pada suatu seleksi alami. Seleksi
alami adalah peristiwa penyaringan kemampuan hidup (eksis) suatu spesies dalam suatu
ekosistem alam tanpa campur tangan manusia. Antar spesies dalam suatu ekosistem akan
berkompetisi untuk tetap hidup (eksis). Variasi ekosistem yang terbentuk tergantung
pada :
a) besar atau kecilnya tekanan pada suatu ekosistem;
b) kemampuan setiap spesies untuk adaptasi;
c) keragaman jenis

2. Seleksi langsung dan Domestikasi

a. Metode Seleksi Langsung (seleksi massa, seleksi galur murni)


1. Seleksi massa
2. Seleksi lini murni
3. Produksi Varietas Sintetik
4. Hibridisasi
5. Induksi Polyploidy
6. Bioteknologi
b. Produksi Varietas Sintetik (hibridisasi, polyploidi, bioteknologi)
Varietas Sintetik adalah varietas yang berasal dari campuran beberapa galur murni yang
telah mengalami penyerbukan sendiri (selfing) minimal satu kali penyerbukan. 
1) Keunggulan Varietas Sintetik :
 Benih dapat digunakan pada musim tanam selanjutnya
 Variabilitas luas sehingga memiliki kemampuan adaptasi lebih baik
2) Kelemahan Varietas Sintetik :
 Pada kondisi optimum, varietas hibrida mampu berproduksi lebih tinggi
 Lebih mudah diperoleh daya gabung umum dengan jumlah galur sedikit

Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap
tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang
diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya.

Penyerbukan silang adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik
bunga lain yang berada pada tumbuhan lain yang sejenis. Penyerbukan silang sering
disebut persilangan.Persilangan dapat menimbulkan variasi keturunan karena terjadi
perpaduan sifat dari dua tumbuhan induknya.

3. Konsekuensi dari Pemuliaan Tanaman Modern

 Kehilangan keragaman genetik

 Kerentanan genetik (mudah punah)

 Ketergantungan pada intervensi manusia

 Kehilangan sumberdaya genetik lain

4. Pemuliaan Tanaman untuk Keberlanjutan

 Perlawanan tahan lama


 Seleksi lahan dan Konservasi Sumber
 Daya Genetik Preserving Minor Crops and Noncrop Resources

Anda mungkin juga menyukai