Nim : 200107500024
2. Piramida ekologi
Pada hubungan antartingkat trofik pada peristiwa makan dan dimakan secara umum,
dikatakan oleh Elton (1927) bahwa organisme pada tingkat trofik rendah biasanya relatif
banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya, jumlah individu makin sedikit
sehingga dapat membentuk diagram seperti piramida. Tingkat trofik terendah ditempati
produsen dan diikuti herbivora, karnivora I dan karnivora II dan seterusnya. Diagram
piramida yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat trofik satu dengan yang
lain secara kuantitatif pada suatu ekosistem disebut piramida ekologi. Bentuk dan
tingginya piramida pada satu ekosistem dengan ekosistem lainnya berbeda beda. Selain
dipengaruhi oleh jenis habitat dan lingkungan juga dipengaruhi dasar-dasar untuk
membuat piramidanya. Berdasarkan dasar yang digunakan untuk membuat piramida
ekologi kita mengenal ada tiga macam piramida ekologi yaitu piramida jumlah, piramida
biomasa, dan piramida energi (Kimball, 1999: 958).
Piramida jumlah
Piramida jumlah dibuat berdasarkan jumlah individu-individupada masing-masing
tingkat trofik sehingga dapat menggambarkan hubungan kepadatan populasi pada
masing-masing tingkat trofik dalam suatu ekosistem pada tempat dan waktu tertentu.
Piramida ini muncul dari kenyataan bahwa setiap individu memiliki jumlah biomasa
total terbatas menurut tingkatan trofiknya. Bila ukuran indi vidu kecil maka jumlah
individunya banyak dan sebaliknya.
Piramida energi
dibuat berdasarkan produktivitas pada masing masing tingkat trofik dalam ekosistem.
Produktivitas adalah jumlah total energi yang dihasilkan dan dipindahkan dari tingkat
trofik satu ke tingkat trofik lainnya. Piramida energi dapat memberikan gambaran yang
paling utuh tentang keadaan ekosistem, sebab tidak hanya totalitas energi yang
berpindah dari tingkat trofik satu ke tingkat trofik lainnya. Tetapi juga dapat diketahui
tingkat efektivitas perpindahan energinya. Konsekuensi dalam pembuatan piramida ini
adalah cara mendapatkan data produktivitas pada masing-masing tingkat trofik sangat
rumit karena harus melakukan pengukuran-pengukuran secara teliti.
Piramida biomassa
Sering kali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan
aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan
dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu
tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik, maka rata-rata berat
organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap
tingkat diperkirakan.Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa
seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari
kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian
total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi
yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem
Siklus oksigen.
Selain menghasilkan karbohidrat, fotosintesis pada tumbuhan hijau juga akan
menghasilkan oksigen (O). Oksigen akan dilepas ke udara (Gambar 5.30). Oksigen
tersebut dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam proses pernapasan (respirasi). Jadi, ada
oksigen yang dilepas ke udara (oleh makhluk hidup). Proses tersebut berlangsung
dalam keadaan seimbang. Dengan demikian, jumlah oksigen yang ada di udara akan
tetap jumlahnya, yaitu sekitar 20%
Siklus karbon.
Zat karbon terdapat dalam berbagai bentuk senyawa organik seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Unsur karbon di udara terdapat dalam bentuk karbon dioksida
(CO). Dalam proses fotosintesis, karbon dioksida di udara dan air akan dibentuk
menjadi glukosa. Dalam proses selanjutnya, baik pada produsen maupun konsumen,
glukosa dibentuk menjadi persenyawaan lain. Pada akhimya karbon dioksida akan
dilepaskan oleh konsumen ke udara pada waktu bernapas. Produsen dan konsumen
yang telah mati akan diurai oleh bakteri-bakteri pengurai, sehingga dihasilkan karbon
dioksida yang kemudian dilepas ke udara.
Siklus air.
Semua makhluk hidup memerlukan air untuk menjalankan sebagian besar aktivitas
hidupnya. Tubuh makhluk hidup mengandung banyak air, mencapai kurang lebih 95%
berat tubuhnya. Alam menyediakan cukup banyak air untuk digunakan oleh makhluk
hidup. Air yang berasal dari hujan atau salju sebagian akan meresap ke dalam tanah,
kemudian mengalir ke sungai dan menuju ke laut. Karena panas matahari, sebagian air
itu akan menguap kembali ke atmosfer, kemudian mengembun menjadi titik-titik air
dan akan jatuh lagi ke bumi sebagai hujan. Pada umumnya hewan darat mendapatkan
air dengan cara minum. Tumbuhan mendapatkan air dengan cara menyerap melalui
akar-akarnya
Daur Nitrogen
Nitrogen (N) merupakan unsur terbesar yang terdapat di udara(sekitar 79%). Nitrogen
dibutuhkan makhluk hidup untuk pemben tukan protein dan bahan organik yang
penting lainnya. Makhluk hidup tidak dapat menggunakan N, secara langsung. Maka
beberapa jenis bakteri dan ganggang biru akan mengubah N, menjadi NH, (amonia).
Di dalam tanah, amonia akan diubah kembali oleh bakteri menjadi nitrit dan nitrat.
Dengan bentuk yang sederhana ini, tanah menjadi subur dan akar tanaman dapat me
nyerapnya dengan mudah. Bintil akar tumbuhan kacang kacangan mampu mengikat
nitrogen. Hal ini terjadi karena terdapat simbio sis antara akar kacang kacangan
dengan bakteri Rhizobium yangtinggal di dalamnya. Nitrat yang tidak terserap di
dalam tanah akan diubah menjadi gas nitrogen (N) yang dilepaskan ke udara. Selain
itu, pelepasan nitrogen ke udara juga dilakukan dalam proses penguraian tubuh
makhluk hidup yang telah mati. Penguraian oleh dekomposer tersebut menghasilkan
ammonia dan kemudian diubah menjadi nitrogen.
Daur fosfor
Fosfor merupakan bahan pembentuk tulang pada hewan. Semua makhluk hidup
memerlukan fosfor karena digunakan sebagai pembentuk DNA, RNA, protein, energi
(ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur fosfor terjadi melalui proses berikut. Di
dalam tanah, terkandung fosfat anorganik yang dapat diserap tumbuhan. Hewan
mendapatkan fosfor setelah memakan tumbuhan Tumbuhan dan hewan yang mati,
feses, dan urinnya akan terurai menghasilkan fosfat organik. Oleh bakteri, fosfat
organik akan di ubah menjadi fosfat anorganik yang dapat diserap tumbuhan. Di dalam
ekosistem air, juga terjadi daur fosfor, yakni tumbuhan hewan air bakteri→ fosfat
anorganik. Bagian tumbuhan yang jatuh ke dasar danau yang dalam atau lautan dalam
akan membentuk endapan fosfor (batuan fosfor) yang tiak dapat dimanfaatkan
kembali. Inilah salah satu alasan semakin kecilnya ekosistem air dalam yang tidak
mempunyai arus air. Lautan yang memiliki arus air mengakibatkan endapan fosfor
teraduk dan menyuburkan ekosistem laut. Pada tempat-tempat tertentu terjadi
penimbunan fosfor karena pemupukan kotoran burung. Kotoran burung ini dijadikan
sebagai pupuk organo. Fosfor merupakan unsur penting untuk menyusun beberapa ba
gian di dalam sel tubuh. Di dalam batuan yang terkikis dan dalam tanah, sebagian
fosfor akan diserap oleh tumbuhan dan sebagian yang lain ikut aliran air ke laut. Jika
tumbuhan dan hewan mati, maka fosfor akan dikembalikann ke tanah melalui proses
pengu raian bakteri dekomposer. Sedangkan fosfor yang berada di lautan akan
dimanfaatkan oleh makhluk hidup laut. Melalui kotoran burung yang memakan hewan
laut, fosfor akan dikembalikan ke tanah atau diendapkan di dasar perairan.
Daur sulfur
Sulfur diperlukan oleh makhluk hidup untuk membentuk protein. Belerang dalam
tanah, sebagian akan diserap oleh tumbuhan dan yang lain akan terlarut dalam udara
menuju lautan. Belerang yang tidak terserap maupun tidak terbawa udara ke lautan,
akan diuraikan oleh bakteri dan dikembalikan ke dalam tanah. Sulfur yang berada di
lau tan, selanjutnya akan diubah dalam bentuk gas (H,S dan SO,) dan dile pas ke
udara. Di atmosfer, sulfur akan kembali ke bumi bersama dengan air hujan. Sumber
penghasilan sulfur juga berasal dari asap pembaka ran batubara, minyak bumi, maupun
kawah gunung berapi.
Siklus kalsium adalah jalur yang dibuat kalsium antara makhluk hidup dan
lingkungannya, secara melingkar. Kalsium adalah mineral atau unsur kimia yang terus
didaur ulang. Kalsium terletak di dalam organisme sebagai ion kalsium (Ca2 +) atau
pelengkap molekul lain yang diminati industri seperti karbonat dan sulfat. Itu juga
ditemukan dalam mineral lain seperti fluoride, fosfat, dan silikat.Proses sirkulasi
kalsium di lingkungan terjadi sebagai berikut:Pergerakan geologis membawa kalsium
ke permukaan dalam bentuk endapan atau batuan. Fenomena atmosfer yang berbeda
menguraikan batuan ini. Kemudian, kalsium diserap oleh akar tanaman, dikonsumsi
oleh hewan sebagai bagian dari rantai makanan dan diangkut oleh perairan sungai.
Ketika tumbuhan dan hewan mati, kalsium ini akan kembali ke tanah, dan teseret
mengikuti aliran air seperti sungai, sehingga membawa kalsium kembali ke dasar laut
di mana siklus dimulai kembali.
Siklus kalium di mulai ketika kalium tertambat atau kalium yang terdapat di tanah yg
berdasarkan hasil penelitian bahwa kerak bumi memiliki kndungan kalium sebesar 2,6
% kemudian mengalami pelapukan dan berubah menjadi ion K atau di sebut Kalium
tersedia. setelah itu ion K akan di absorbsi oleh tanaman yang akan membantu proses
fisiologi tanaman seperti fotosintesis atau respirasi sehingga akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangantanaman. jika ada salah satu bagian tanaman gugur
atau mati maka akan menjadi humus lalu di uraikan oleh mikroba sehingga ion kalium
akan kembali ke tanah.2. kalium tersedia akan di gunakan oleh mikroba dan di uraikan
kembali ke dalam tanahTanaman akan di makan oleh hewan, kemudian hewan
mengeluarkan kotoran yang akan menjadi humus lalu di uraikan kembali oleh mikroba
sehingga ion kalium akan kembali ke tanah atau hewan tersebut mati sehingga ion
kalium juga akan kembali ke dalam tanah
Daftar Pustaka
Khaerunnisa, avni dkk. 2017. BIOLOGI SMA/MA. Jakarta selatan: Cmedia Imprint Kawan
Pustaka.
Akmal, Hilda. 2008. BIOLOGI PERTANIAN jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaaan Sekolah
Menengah Kejuruan