Anda di halaman 1dari 24

TK2422 – Dasar Mikrobiologi Industri

BAB IX (2)
MIKROORGANISME DI LINGKUNGAN

Mujtahid Kaavessina, S.T.,M.T.,Ph.D. || Aida Nur Ramadhani, S.T.,M.T.

Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 2019 1
2

MIKROBA DI LINGKUNGAN
3
PENDAHULUAN
Mikroorganisme hidup dan merupakan bagian dalam ekosistem (darat, air tawar, dan air laut).
Produsen:

Konsumen:

Pengurai:
• Autotrof yang • Heterotrof yang • Organisme yang
memperoleh energi memperoleh energi memecah sisa-sisa dan
dari matahari atau melalui konsumsi limbah produsen dan
sumber kimia organisme lain konsumen.
• Menggunakan energi (produsen atau • Memperoleh energi
untuk mensintesis konsumen lain). dan melepaskan nutrisi
bahan organik dari • Sebagai penghubung dapat digunakan
karbon dioksida dan antara produsen kembali oleh produsen
air. utama dan pengurai.
4
SIKLUS KARBON

Terdiri dari reaksi aerob – anaerob.

CO2 di atmosfer dikonversi menjadi senyawa organik oleh


tanaman (mikroorganisme fototrof dan kemoautotrof) (1)
Senyawa organik disintesis melalui respirasi sel dan CO2
kembali ke atmosfer (2)
Karbon memasuki rantai makanan.
CO2 juga diperoduksi dari dekomposisi tanaman dan hewan
oleh bakteri heterotroph dan fungi (2)
Bakteri metanogen memproduksi metana dari senyawa
organik karbon atau CO2 (3,4)
Metana dioksidasi oleh bakteri metanotrof memproduksi
senyawa organik atau CO2 (5,6)
5
SIKLUS NITROGEN

Nitrogen-fixing bacteria mengkonversi N2 menjadi


ammonia (1)
Amonia diasimilasi sebagai asam amino (2) bahan
pembentuk protein dan sintesis nukleotida.
Nitrogen organik (bangkai tanaman dan hewan), masuk
kembali lingkungan mineralisasi (3) deaminasi asam
amino yang berhubungan dengan asam organik.
Proses nitrifikasi ammonia dioksidasi menjadi nitrit
kemudian nitrat (4),(5)
Nitrat sebagai aseptor electron pada respirasi anaerob
(proses denitrifikasi) nitrit (6), dan nitrit dikonversi menjadi
amnia lalu menjadi gas nitrogen (7)
Anammox (anaerobic ammonia oxidation) pembentukan
gas nitrogen dari ammonia dan nitrit secara anaerob. (8)
6
SIKLUS SULFUR

Sulfur dalam makhluk hidup senyawa asam amino,


koenzim, dan vitamin.
Bentuk elemennya sulfur (S) dapat dioksidasi oleh
mikroorganisme Acidithiobacillus menjadi sulfat (1)
Bentuk ion sulfat
Dissimilatory sulphate reduction: diutilisasi oleh
sulphate-reducing bacteria menjadi H2S (2).
Assimilatory sulphate reduction: diutilisasi oleh
tanaman (3)
Ketika tanaman mati melepaskan H2S (4)
Penggunaan H2S sebagai elektron donor pada reduksi
CO2 oleh green & purple photosynthetic bacteria (5)
7
FOSFOR

Ada di alam sebagai fosfat, dalam siklus bentuk terlarut dan tak terlarut.
Insoluble form limiting nutrient
Terjadinya peledakan pertumbuhan tanaman, alga, dan cyanobacteria karena adanya
soluble fosfat masuk ke lingkungan tumbuhnya.
Tidak eksis dalam bentuk gas.
Sumber utamanya ada di lautan.
8
MIKROBIOLOGI TANAH

Bangkai tanaman dan hewan senyawa organik dalam tanah.


Terurai di dalam tanah kombinasi invertebrata dan mikroorganisme (bakteri dan fungi) decomposer.
Melepaskan senyawa yang digunakan kembali oleh tanaman dan mikroorganisme lain.

Tanah terdiri dari:


Material organik mudah terdegradasi.
Hummus resistant fraction of organic material kompleks material.
Material anorganik dari pelapukan mineral.
9
MIKROBIOLOGI TANAH

Mikroorganisme tanah
Mayoritas heterotrof aerob (termasuk decomposer senyawa organik).
Membuat tanah miskin senyawa organik dan oksigen.
Semakin dalam lapisan tanah mikroorganisme anarob.

Permukaan tanah habitat baik untuk pembentukan biofilm


Biofilm struktur kompleks dari sel mikroba yang bersatu dalam matrik polisakarida.
Bermanfaat (waste water treatment process) dan berbahaya (infeksi alat kesehatan)
10
MIKROBIOLOGI AIR TANAH

Populasi mikroba dalam air tanah dipengaruhi oleh keberadaan


oksigen dan cahaya.
Pembagian zona masing-maisng memiliki karakteristik
mikroflora.
Littoral zone: perairan dekat dengan daratan, cukup akses
cahaya yang masuk dalam air.
Limnetic zone: perairan kedalaman sama dengan zona
literal, namun jauh dari daratan.
Profundal zone: perairan lebih dalam, cahaya tidak dapat
menembus ke dalam.
Benthic zone: lumpur sedimen dan senyawa organik pada
dasar perairan.
11
MIKROBIOLOGI AIR TANAH

Keberadaan oksigen di dalam air (maksimal 9 mg/l saat 20°C) faktor membatas pertumbuhan
mikroba.

Fototrof hanya pada area yang dapat ditembus cahaya.


Oksigen limit bahkan absen pada benthic zone anaerob bakteri methagonic.

Kandungan senyawa organik pada air pertumbuhan decomposer konsumsi oksigen berlebih.
12
MIKROBIOLOGI AIR LAUT

Laut memiliki kandungan garam 3,5% (w/y).


Variasi kedalaman air dimana cahaya dapat menembus, kadar oksigen, dan nutrisi mineral dalam air.

Zona dimana cahay tidak bias menembus protozoa dan fungi yang menjadi makanan phytoplankton.

Konsentrasi garam yang tinggi bakteri berbeda dengan freshwater bacteria.


Adanya ultramicrobacteria lebih kecil dari bentuk bakteri normal (1/10 nya; lolos membrane 0,22 μm).
Bakteri halofilik (cek kembali materi bab 7).
13
MANFAAT MIKROBA DI LINGKUNGAN
14
Solid waste treatment: composting

Mendegradasi bahan-bahan organik


secara terkontrol dengan aktivitas
mikroorganisme
Suhu, kelembaban, dan kadar Air
Dapat dilakukan secara aerob dan Anaerob
Tahapan : penimbangan-pemisahan-
pemotongan-pengomposan-sortasi
produk-pengkemasan
15
Solid waste treatment: landfill

Penumpukan sampah padat di


dalam lubang di tanah.
Penutupan kembali dengan
tanah secara berkala.
16
Solid waste treatment: landfill

Aerob mendegradasi sampah


dengan molekul rantai panjang,
menghasilkan CO2.
Anaerob
Pembentukan asam organik
Pembentukan asetat
Produksi gas metana
Menghasilkan gas sekitar 50-55%
metana dan 45-50% CO2.
17

Landfill Gas Energy


18
Wastewater treatment

Bertujuan menghilangkan senyawa yang tidak dinginkan dan mikroorganisme berbahaya air limbah
dapat dialirkan ke lingkungan.

Penting mencegah penyakit yang penularannya melalui air.

Parameter air limbah:


BOD atau Biochemical Oxygen Demand merupakan parameter yang dapat mengukur konsentrasi
senyawa organik di dalam air limbah.
Secara umum BOD adalah pengukuran tak langsung terhadap banyaknya oksigen yang
digunakan mikroorganisme untuk mendekomposisi materi organik.
Tahapan Pengolahan: 19

PRIMARY treatment
Pengolahan secara fisik gravitasi,
penyerapan, ukuran partikel.
Misal: screening, flotasi, koagulasi,
sedimentasi, dan filtrasi.
Menurunkan 1/3 nilai BOD limbah.

SECONDARY treatment
Pengolahan secara biologis.
Memanfaatkan reaksi oksidasi biologis
penurunan BOD lebih lanjut.
Tricking filter dan Activated sludge.
20
Wastewater treatment

Tricking filter

Kolam dengan tumpukan batuan atau


plastic.
Peran mikroorganisme (bacteria, protozoans,
fungi and algae) membentuk biofilm di
permukaan material tumpukan.
Penurunan BOD hingga 80 – 85%.
21
Wastewater treatment

Activated sludge

Kolam aerasi dan ditumbuhkan lumpur mikroba.


Bakateri Zoogloea mensekresi lender yang
membentuk agrerat (flok).
Mikroorganisme lain akan menempel pada flok
(protozoa).
Bakteri berfilamen (misal Sphaerotilus natans)
lumpur tidak mengendap dapat dihilangkan
dari treated water (air olahan).
Senyawa organik yang tidak teroksidasi akan
menempel dengan flok.
Setelah beberapa jam Lumpur disingkirkan dari
system, dan “treated water” dialirkan keluar.
Penurunan BOD lebih baik daripada TF.
22
Bioremediation

Bioremediasi penggunaan proses biologis sebagai solusi dari polusi


lingkungan.
Menghilangkan polutan (organik) dengan menumbuhkan bakteri dan
fungi yang mampu mengoksidasi polutan.
Misal: bakteri Gram-negatif Burkholderia cepacia.

Bioaugmentasi Bakteri dengan modifikasi genetik/secara adaptif agar


memiliki kemampuan mikroorganisme untuk beradaptasbertahan dari
efek toksik dari polutan.
Misal: penggunaan mikroorganisme untuk penanganan situs limbah
yang toksik, tumpahan bahan kimia, pestisida pada air tanah, dan
tumpahan minyak.

Prosesnya “in situ” atau “ex situ”


23
BAHAYA MIKROBA DI LINGKUNGAN

Adanya konsekuensi yang tidak diinginkan dari proses biologis


mikroorganisme terhadap kehidupan manusia.

Acid mine drainage


Masalah di daerah pertambangan.
Bakteri pengoksidasi mineral sulfida melepaskan leachate yang
bersifat sangat asam ke perairan (sungai) mengandung metal
terlarut.
Ketika bercampur dengan aliran air, pHnya akan naik cukup untuk
iron berpresipitasi sebagai unsightly orange ferric hydroxides,
blanketing the stream bed and wiping out plant and animal life.
Sulphur-oxidising bacteria (Acidithiobacillus ferrooxidans)
24
BAHAYA MIKROBA DI LINGKUNGAN

Biodeteriorasi
Kerusakan material berharga karena proses biologis (oleh mikroba dan
fungi).
Material berharga kayu, kertas, tekstil, minyak, bahkan metal.
Kerusakan kayu oleh kelompok fungi Basidiomycota.
Terjadi perubahan warna pada material terusak menurunkan nilai
estetika menurunkan nilai ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai