Disusun oleh :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berjudul “Pengelolaan Kualitas Udara”
ini tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya
kebenaran.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen
pembimbing yaitu Sarinah Basri K., S.KM. M.Kes. yang telah membimbing dan
membagi pengalamannya kepada kami.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
1. Simpulan .............................................................. 20
2. Saran .................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
4
5
A. Sustainablitiy
Mendorong penggunaan teknologi, perilaku dan penggunaan sumber
daya yang menjamin kelangsungan (aktivitas). Prinsip keberlanjutan ini
terdapat pada Undang-Undang Lingkungan Hidup Tahun 1997 yang
berarti segala sesuatu aktivitas yang berhubungan dengan pengendalian
dan pengelolaan lingkungan (tanah, air dan udara) harus berfokus pada
masa depan.
B. Risk Assessment
Risk Assessment merupakan suatu prinsip yang mengkaitakan
hubungan antara exposure level dengan effect.. Konsep ini digunakan
6
3. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukannya zat, energy,
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambient tidak dapat memenuhi fungsinya. (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
pencemaran udara). Susunan (komposisi) udara bersih dan kering adalah
terdiri dari :
Tabel 3.1 Susunan (Komposisi) udara bersih dan kering
No Unsur Volume
1 Nitrogen (N2) 78, 09%
Gas :
Oksida Sulfur SO , SO
2 3
3
Debu 24 jam 0,26 mg/m Gravimetrik Hi-volume sampler
3
Pb 24 jam 0,06 mg/m Gravimetrik Hi-vol, AAS
Flame- Gas
HC 3 jam 0,24 ppm
ionization Chromatography
3
Batas Maksimum (mg/m )
No Parameter
A B
1 Total Partikel 300 150
2 Sulfur Dioksida (SO2) 1500 750
Catatan :
a) Berlaku efektif tahun 1995
b) Berlaku efektif tahun 2000
B. Pengendalian Emisi
Bila emisi yang dikeluarkan dari suatu aktivitas tidak sesuai dengan
Baku Mutu Emisi, perlu dilakukan pengendalian terhadap emisi
tersebut. Satu cara yang masih banyak digunakan adalah dengan
pemakaian alat pengendali emisi. Berbagai alat pengendali emisi
sudah banyak tersedia, pemilihan dilakukan atas dasar efisiensi
penyisihan emisi yang dikehendaki, sifat fisis-kimiawi pencemar,
dan lainnya.
1) Alat-alat pengendali emisi
Beberapa jenis alat pengendali emisi antara lain :
14
a) Filter Udara
1. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Beberapa gambaran mengenai kondisi di berbagai aspek di Indonesia saat
ini dalam menentukan prinsip kebijakan pengelolaan kualitas udara yaitu
berdasarkan perundang-undangan, pemahaman budaya, dan sensitivitas
masyarakat.
2. Prinsip-Prinsip Kebijakan Pengelolaan Kualitas Udara di Indonesia yaitu
: Sustainablitiy, Risk Assessment, Proportionality : measures should be
proportionate to the objective (ex cost-benefit analysis), dan Polluters
Pay Principle.
3. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukannya zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambient tidak dapat memenuhi fungsinya.
4. Pengelolaan Kualitas Udara disesuaikan dengan Standard batas-batas
pencemar udara yang secara kuantitatif diatur dalam Baku mutu udara
ambien dan Baku mutu emisi.
2. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut
hendaknya kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan
pencemaran udara, misalnya dengan tidak memakai kendaraan bermotor yang
mengeluarkan banyak asap, tidak membuang gas yang berbahaya secara
sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar
kebersihan udara tetap terjaga.
20
DAFTAR PUSTAKA
21