TEKNOLOGI BATUBARA
PENGOLAHAN BATUBARA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS : VA
NAMA :
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Eksajoule
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Eksajoule
Gambar 4. Mekanisme dari Air Blown IGCC (ABI) (Gräbner et al., 2010)
Gambar 6. Fitur Oxygen blown IGCC (OBI) (Tanno & Makino, 2018)
2.3.3 Gasifikasi batubara
2.3.4 Briket batubara
b. Depolymerisation
Bagian ini lebih dikenal dengan proses perengkahan panas
(thermal cracking). Batubara yang telah mengalami proses
pembengkakan (swelling) dengan bantuan panas dari luar akan
membantu memutuskan ikatan antar molekul-molekul batubara.
Tahapan thermal craking didahului oleh ikatan inisiasi dengan
pemutusan secara homolitik menjadi radikal-radikal bebas.
Pemutusan ikatan menjadi radikal bebas ini terjadi pada ikatan
yang terlemah yaitu ikatan tunggal C-C dan C-O. Dengan
pemutusan ikatan C-C ini maka akan terbentuk senyawa
hidrokarbon baru dengan berat molekul yang lebih kecil dari
senyawa kompleks batubara yang besar. Setelah terjadi inisiasi
maka akan dilanjutkan dengan tahap propagasi ikatan membentuk
beberaga jenis rantai hidrokarbon yang beragam. Tahapan ini
akan diakhiri dengan mekanisme terminasi radikal bebas melalui
proses stabilisasi.
c. Tahapan stabilisasi
Tahap ini bertujuan untuk menstabilkan radikal bebas yang
terbentuk selama thermal cracking terjadi. Bagian ini dikenal
dengan proses ekstraksi pelarut (solvent extraction). Molekul-
molekul batubara dengan berat molekul yang kecil dan dalam
keadaan tak stabil akan distabilkan kembali dengan bantuan.
pelarut donor hidrogen. Pelarut ini akan memberikan molekul
hidrogennya pada molekul batubara yang tak jenuh agar batubara
menjadi jenuh kembali. Selain memberikan donor hidrogen
jugaberkontribusi membentuk radikal lain yang akan berikatan
dengan radikal hasil proses thermal cracking sehingga dapat
saling menstabilkan. Tahap ini juga diharapkan dalam keadaan
yang turbulensi agar proses ekstraksi batubara oleh pelarut lebih
cepat dan homogen.
Penelitian Terdahulu
Harli Talla dan Hendra Wijaya (2012) melakukan penelitian
variabel temperatur terhadap hasil konversi pencairan batubara
dengan batubara yang berasal dari Papua Barat dan Kalimantan
Selatan. Hasil dari penelitian tersebut yaitu pada temperatur
400oC – 425oC, konversi batubara Sorong sangat tinggi dan
mencapai 89,94 %, karena batubara ini memiliki kandungan hidrogen
(H/C) yang tinggi sehingga bersifat sangat reaktif dalam proses
pencairan. Suhu ini cocok untuk pencairan batubara peringkat rendah
(lignit). Sedangkan Suhu 425ºC - 450ºC, puncak konversi batubara
Eco-coal sebesar 87,28 %, karena semakin tinggi peringkat batubara
semakin rendah pula kandungan hidrogennya (H/C) dan strukturnya
semakin kompak. Sehingga suhu 425ºC - 450ºC akan lebih tepat
untuk pencairan batubara peringkat tinggi.
Sedangkan pada penelitian terbarunya, Harli Talla (2017)
melakukan penelitian pengaruh kadar air terhadap proses pencairan
dan produk minyak batubara dengan menggunakan tiga jenis
batubara yang berbeda. Batubara yang digunakan yaitu batubara
peringkat lignit dari Papua, batubara sub-bituminus dari Kutai dan
batubara bituminus berperingkat tinggi dari Kalimatan. Hasil dari 21
penelitian tersebut yaitu batubara Papua (lignit) yang memiliki kadar
air tertinggi menghasilkan konversi dan perolehan minyak yang lebih
banyak dikarenakan tingkat solubiliti yang lebih baik serta didukung
dengan kandungan hidrogen yang tinggi dan didominasi oleh struktur
hidrokarbon alifatik ikatan oksigen dibanding dengan batubara
subbituminus dan bituminus yang berkadar air rendah, tingkat
kelarutan dan kandungan hidrogen rendah serta struktur hidrokarbon
cenderung lebih aromatik dan kompak
BAB III
SOAL DAN JAWABAN (2 lembar)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN (1 lembar)
DAFPUS
https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/daftar-negara-konsumen-
batu-bara-terbesar-indonesia-nomor-7
https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/produksi-batu-bara-
indonesia-terbesar-kedua-di-dunia-pada-2021
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/12/produksi-batu-
bara-indonesia-naik-73-kali-lipat-dalam-20-tahun
https://ugrg.ft.ugm.ac.id/artikel/batubara-sebagai-sumber-energi-asal-
jenis-dan-kegunaannya/ (23/12/22 16:06)
https://eprints.upnyk.ac.id/21706/1/BUKU%20BATUBARA%20BAB
%201%20DAN%202.pdf (23/12/22 16:46)
http://penerbit.lipi.go.id/data/naskah1445912403.pdf (23/12/22 17:25)
https://www.researchgate.net/publication/
339237855_BATUBARA_JILID_1 (23/12/22 17:29)
https://bangazul.com/pedoman-teknis-pengolahan-batubara-2/ (23/12/22
17:43)
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/13570-36532-1-PB.pdf
https://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/
2014/11/01_PEMBUATAN-KEGUNAAN-ARANG-AKTIF_Info-Teknis-
Eboni.pdf (23/12/22 21:13)
SINOPSIS