Anda di halaman 1dari 23

Islam dan

kesehatan
lingkungan
Disusun oleh :
● Farisya Puspita Pratama [P21345120024]
● Indira Shafa Wulandari [P2134345120029]
● Muhammad Raihan Rizky Nugroho [P21345120038]
KEBERSIHAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Kebersihan berasal dari kata bersih yang artinya yaitu bebas dari kotoran, sedangkan kebersihan yaitu keadaan yang
menurut akal dan pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran. Kata bersih sering digunakan
untuk menyatakan keadaan lahiriah suatu benda, seperti air bersih, lingkungan bersih, rumah bersih dan lain
sebagainya. Terkadang bersih juga digunakan untuk ungkapan sifat batiniah seperti jiwa suci. Dalam membahas
perkara kebersihan dalam agama Islam digunakan tiga macam istilah, yaitu:
 

Nazāfah (nazīf)

Tahārah

Tazkiyah
Nazāfah (nazīf)

Secara bahasa yaitu kebersihan lawan dari kata kotor. Berasal dari kata Nazufa-yanzufu-nazāfatan. Nazāfah yaitu
kebersihan tingkat pertama, yang meliputi bersih dari kotoran dan noda secara lahiriah, dengan alat pembersihnya
benda yang bersih, antara lain air.

Tahārah

Secara bahasa yaitu menyucikan atau membersihkan. Berasal dari kata Tahara-yathuru-tuhran wa tahāratan. Tahārah
mengandung pengertian yang lebih luas yakni meliputi kebersihan lahiriah dan batiniah, sedangkan nazāfah hanya menitik
beratkan pada kebersihan lahiriah saja. Taharah selanjutnya juga dibahas masalah air dan tanah, wudhu dan mandi,
tayamum dan lainnya. Namun demikian, ketika Allah, menerangkan tentang penggunaan air untuk tahārah (mensucikan)
disandingkan pula dengan kesucian secara maknawiah, dimaksud dengan maknawiah karena kesucian dari hadas, baik
hadas besar maupun hadas kecil, sehingga dapat melaksanan ibadah, seperti salat dan tawaf.
Tazkiyah

Secara bahasa yaitu tumbuh atau membersihkan, berasal dari kata zakka-yuzakki-tazkiyah. Tazkiyah mengandung
arti ganda, yaitu membersihkan diri dari sifat-sifat (perbuatan) tercela dan menumbuhkan serta memperbaiki jiwa
dengan sifat-sifat terpuji. Kata Tazkiyah juga digunakan untuk mengungkapkan aspek kebersihan harta dan jiwa.
Sebagai contoh, ungkapan Allah dalam al-Qur‟an ketika menyebut zakat yang seakar dengan tazkiyah, memang
maksudnya untuk membersihkan harta, sehingga harta yang dizakati adalah bersih dan yang tidak dizakati dinilai
kotor.
FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap status kesehatan. Faktor lingkungan terdiri dari 3 bagian
besar:
 
1. Lingkungan fisik, terdiri dari benda mati yang dapat dilihat, diraba, dirasakan (bangunan, jalan, jembatan,
kendaraan, gunung, air, tanah). Benda mati yang dapat dilihat dan dirasakan, tetapi tidak dapat diraba (api, asap,
kabut, dll). Benda mati yang tidak dapat diraba, tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan (udara, angin, gas,
bau‐bauan, bunyi‐bunyian/suara, dll).
2. Lingkungan biologis, yaitu lingkungan yang meliputi segala sesuatu di sekitar kita yang tergolong organisme
hidup seperti tumbuhan dan
3. Lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah bentuk lain selain fisik dan biologis di atas. Lingkungan sosial
tidak berbentuk nyata, namun ada dalam kehidupan di bumi ini. Lingkungan sosial terdiri dari sosio‐ekonomi,
sosio‐budaya, adat istiadat, agama/kepercayaan, organisasi kemasyarakatan, dll.
KEBERSIHAN DAN KESEHATAN
Islam LINGKUNGAN
merupakan akidah pertama, bahkan norma ilmiah pertama yang memperkenalkan dan
memerintahkan prinsip kebersihan yang diidentikkan dengan bersuci (tahārah). Salah satu carayang dianjurkan
oleh Islam dalam memelihara kesehatan adalah menjaga kebersihan.  
Bersih dan suci adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan, keduannya sangat erat berhubungan dengan
kesehatan, meskipun arti katanya tak persis sama. Bersih merupakan kata sifat yang menunjukkan keadaan
bebas dari kotoran.  
Sementara, suci dalam ajaran Islam ialah terhindar dari najis dan hadas. Agar menjadi suci, seorang
muslim harus mejalankan aturan berupa tata cara tahārah(bersuci).

Dianjurkan pula agar memelihara dan menjaga sekeliling lingkungan dari kotoran agar tetap bersih. Dalam
pandangan Yusuf al-Qardhawi ia menyebutkan bahwa perhatian al-sunnah al-nabawiyyah terhadap kebersihan
muncul dikarenakan beberapa sebab, yaitu:
1. sesungguhnya kebersihan adalah sesuatu yang disukai Allah swt. Sebagaiana dalam firmannya dalam Q.S al-Baqarah
ayat 22:

2. kebersihan adalah cara untuk menuju kepada kesehatan badan dan kekuatan. Sebab hal itu merupakan bekal bagi
tiap individu. Disamping itu, badan adalah amanat bagi setiap muslim. Dia tidak boleh menyianyiakan dan
meremehkan manfaatnya, jangan sampai dia membiarkan badannya diserang oleh penyakit.

3.   kebersihan itu adalah syarat untuk memperbaiki atau menampakkan diri dengan penampilan yang indah yang dicintai
oleh Allah swtdan Rasul-Nya.Keempat,kebersihan dan penampilan yang baik merupakan salah satu penyebab eratnya
hubungan seseorang dengan orang lain. Ini karena orang sehat dengan fitrahnya tidak menyukai sesuatu yang kotor
dan tidak suka melihat orang yang tidak bersih. 
 
ETIKA LINGKUNGAN
Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani ethosyang berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau masyarakat.
Adapun etika lingkungan tersebut yaitu:

• Antroposentrisme
Yaitu teori etika lingkungan hidup yang memandang manusia sebagai pusatdari sistem alam semesta.
Antroposentrisme dikenal sebagai pandangan yang bersifat human centered, artinya manusia sebagai pusat
pertimbangan terhadap lingkungan.
• Biosentrisme
Yaitu teori yang menolak paham antroposentrisme yang menganggap hanya manusia yang memiliki nilai,
biosentrisme merupkan teori yang memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga.
Biosentrisme juga dikenal dengan teori life-centered ethics. Artinya, konsep etika berpusat pada komunitas hidup,
meliputi manusia, flora, dan fauna.
• Ekosentris
merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan hidup biosentrisme. Berbeda dengan biosentrisme yang hanya
memusatkan etika pada kehidupan seluruhnya. Teori ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas
ekologis.
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan islami, Islam juga memiliki etika terhadap lingkungan yang
berdasarkan pada kerangka konseptual yang meliputi:

• Tauhid
Etika lingkungan berbasis tauhid yaitu kesadaran secara spiritual yang terwujud dalam interaksi antar
sistem ekologi yang ada.  
• Ibadah
Manusia diciptakan oleh Allah swtituberibadah kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-
Dzariyat:

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Segala sesuatu dinilai ibadah dengan syarat memulainya dengan niat yang ikhlas oleh karena itu
kegiatan memelihara lingkungan harus dilandasi dengan tujuan beribadah kepada Allah swt.
• Pengetahuan
Konsep ilmu yang dimaksud dalam etika lingkungan Islam yaitu tanda-tanda alam yang harus dikaji dengan
menggunakan ilmu pengetahuan, Sehingga dapat dilakukan pemeliharaan lingkungan dan pencegahan
kerusakan lingkungan dengan perilaku yang tepat.

• Memanfaatkan dan Memelihara Manusia sebagai khalifah


Pengaturan lingkungan yang dilakukan manusia akan berpengaruh terhadap masa depangenerasi yang akan
datang.

• Amanah dan Keseimbangan


Manusia harus memperlakukan lingkungan sebagai amanah dari Allah swt dan mendayagunakannya dengan
seimbang.
• Keindahan
Dalam kegiatan mengolah, memanfaatkan dan melestarikan lingkungan manusia harus memperhatikan
estetika dan keindahan.  
• Halal dan haram
Jika diteliti secara cermat, haram mencakup segala sesuatu yang bersifat merusak bagi manusia dan
lingkungan. Dan segala sesuatu yang menguntungkan bagi manusia dan lingkungannya tanpa menimbulkan
keburukan adalah halal.
KAJIAN HADIS KEBERSIHAN DAN
KESEHATAN
Nabi Muhammad LINGKUNGAN
saw telah memberi perhatian sangat besar terhadap kebersihan dan kesehatan
lingkungan seperti tanah, udara, cuaca dan air. Beliau telah meletakkan pedoman dasar lingkungan dan
kebersihannya. Hal itu mendahului deklarasi maupun komitmen-komitmen kebersihan lingkungan berbagai
organisasi duniadanjuga pesan-pesan sebagai riset ilmiah modern mengenai tekanan terhadap lingkungan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan. Beberapa poin pedoman dasar yang diajarkan Nabi saw antara lain:
1. Tidak mengotori sumber-sumber air.
2. Membersihkan halaman dan rumah.
3. Menghilangkan halangan yang merintangi atau mengusik pengguna jalan, pasar dan tempat umum lainnya.
4. Mengharamkan memotong pohon dan tanaman di tempat-tempat umum.
 
.
HADIS KEBERSIHAN AIR
Islam sungguh-sungguh menganjurkan agar tidak mengotori air, karena air merupakan salah satu sumber
kebutuhan pokok manusia. Oleh karena itu Islam melarang membuang kotoran, najis dan kencing ke dalam air.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

Hadis diatas menunjukan kemuliaan dan keluhuran syariat Islam dari sisi kebersihan dan usahanya menjauhi
kotoran serta mengingatkan orang-orang terhadap sesuatu yang dapat membahayakan badan, agama, dan akhlak
mereka. Islam tidak membiarkan suatu kebaikan kecuali mengajak melakukannya dan tidak pula membiarkan keburukan
kecuali mengajak meninggalkannya.
Para ulama fikih berpendapat mengenai membuang hajat di air yang tidak mengalir:

• Madzhab Hanafi, buang air di air yang sedikit dan tidak mengaliritu haram hukumnya. Jika air itu banyak maka
hukumnya makruh tahrim dengan pengertian bahwa keharamannya itu lebih ringan karena banyaknya air tersebut.
Sedangan apabila air itu mengalir,maka buang air di tempat itu hukumnya makruh tanzih kecuali apabila air itu milik
orang lain dan ia tidak mengizinkan kencing di dalamnya, maka kencing di dalamnya itu haram walaupun air itu
banyak.
 
• Madzhab Maliki berpendapat bahwa buang air (berhajat) di dalam air yang tidak mengalir itu haram yaitu apabila air
itu hanya sedikit. Akan tetapi, jika air itu banyak seperti air yang berada di danau, taman yang besar atau kolam-kolam
yangluas maka hukumnya tidak haram,kecuali jika air itu milik orang lain dan ia tidak mengizinkan untuk dipakai.
Dengan demikian, buang air di tempat tersebut haram hukumnya.
 
 
• Madzhab Hanbali mengatakan bahwa buang air besar di air tenang atau yang mengalir itu haram
hukumnya, baik air itu sedikit maupun banyak, kecuali air laut. Adapun buang air kecil di air yang
tergenanghukumnya makruh dan tidak haram serta tidak dimakruhkan kencing di air sedikit yang
mengalir.19Air adalah sarana utama untuk kebersihan dan kesucian. Salah satu manfaat dan
kegunaan air adalah sarana untuk bersuci dan membersihkan diri lahir dan batin. Bagi manusia pada
umumnya, air digunakan untuk mencuci, memasak, mandi dan lainnya.
 

Secara lahir, penggunaan air memiliki korelasi dengan tata cara ibadah (batin) lain seperti al-
ghuslu (mandi), berwudhu bahkan al-khala‟(WC),sebagaimana firman Allah swt:

 
“dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan
menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan” (QS. Al-Anfal: 11)20
HADIS MENJAGA KEBERSIHAN TEMPAT
Tempat umum atautempat-tempat yang UMUM
biasa dikunjungi dan dimanfaatkan oleh masyarakat umum
merupakan milikbersamabukan milik pribadisehingga kewajiban untuk menjaga kebersihan dan
kelestariaannya merupakan tanggung jawab bersama.Rasullullah saw bersabda:

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Suwaid al-Ramliy dan Umar bin Khaththāb dan hadisnya lebih
sempurna; bahwasannya Sa‟īd bin al-Hakam menceritakan kepada mereka, katanya: Nāfi‟ bin Yazīd mencerita
kepada kami. Haywah bin Syuraih tela menceritakan kepadaku bahwa Abā Sa‟īd al-Himyariy menceritakannya dari
Mu‟ādzbin Jabal, seraya berkata: Rasulullah saw bersabda:“Takutlah kamu dengan tiga hal terkutuk, yaitu buang
hajat pada sumber air, tempat berlalunya manusia dan pada tempat berteduh” (HR. Abū Dāwud).
Hadis ini menunjukkan pengharaman buang hajat di tengah jalan orang banyak atau di bawah tempat teduh
mereka, karena perbuatan yang demikian itu menyakiti kaum muslimin dengan meletakkan najis dan sesuatu yang
menjijikkan
HADIS KEBERSIHAN RUMAH
Rumah merupakan tempat tinggal, tempat berteduh, beristirahat dan berkumpul bersama keluarga.
Oleh karena itu kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar rumah tidak boleh diabaikan begitu saja, karena
lingkungan rumah yang kotor dapat mengganggu dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Rasulullah saw
bersabda:
 

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyār, telah menceritakan kepada kami Abu „Āmir al-„Aqadiy,
telah menceritakan kepada kami Khālid bin Ilyās, dan dia berkata; Ibnu Ibās dari Sālih ibnu Abi Hassān berkata, aku
telah mendengar Sa‟id bin al-Musayyab berkata: Sesunguhnya Allah itu baik, menyukai sesuatu yang baik, Allah itu
suci (bersih) dan menyukai sesuatu yang bersih, Allah itu suci (bersih) dan menyukai sesuatu yang bersih, Allah itu
mulia dan menyukai kemuliaan, Allah itu penderma dan menyukai kedermawanan maka bersihkanlah teras
rumahmu dan janganlah menyerupai kaum Yahudi (HR. Tirmidzi)
HADIS LARANGAN MENEBANG POHON
Larangan menebang pohon sembarangan merupakan tuntutan untuk menjaga kelestarian pepohonan yang
memiliki manfaat besar bagi lingkungan, karena itu manusia dilarang menebang pohon sembarangan kecuali
dengan kadar dan perhitungan yang baik, dan sebisa mungkin menanam pohon lain sebagai penggantinya.
Rasulullah saw bersabda :
 
Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Usamah dari
Ibnu Juraij dari Utsman bin Abu Sulaiman dari Sa'id bin Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari Abdullah
bin Hubsyi ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menebang pohon
bidara maka Allah akan membenamkan kepalanya dalam api neraka." Abu Dawud pernah ditanya tentang
hadits tersebut, lalu ia menjawab, "Secara ringkas, makna hadits ini adalah bahwa barangsiapa menebang
pohonbidara di padang bidara dengan sia-sia dan zhalim; padahal itu adalah tempat untuk berteduh para
musafir dan hewan-hewan ternak, maka Allah akan membenamkan kepalanya di neraka." Telah
menceritakan kepada kami Makhlad bin Khalid dan Salamah -maksudnya Salamah bin Syabib-keduanya
berkata; telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq berkata, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar
dari Utsman bin Abu Sulaiman dari seorang laki-laki penduduk Tsaqif dari Urwah bin Az Zubair dan ia
memarfu'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits tersebut.

Teks hadis diatas menjelaskan tentang larangan penebangan pohon secara sia-sia. Sebagaimana
maksud dari teks hadis yangdijelaskanoleh Abu Dawud yaitu bahwa maksud dari hadis diatas adalah
barangsiapa menebang pohon bidara di padang sahara yangtandus dengan sia-sia & zhalim, padahal
pohon itu adalah tempat untuk berteduh para musafir dan hewan-hewan ternak, maka Allah akan
membenamkan kepalanya di neraka.
Dari hadis diatas dapat dipahami bahwa al-sunnah juga menyerukan perlindungan dan pelestarian
lingkungan yakni dengan melarang menebang pohon tanpa tujuan kemaslahatan. Dalam al-Qur‟an juga
dijelaskan bahwa kerusakan yang dilakukan manusia di muka bumi ini adalah merusak tumbuhan
sebagaimana firman Allah swt:

“dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak
tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.(QS. Al-Baqarah: 205).
Hadis larangan menebang pohonjuga didukung oleh hadis anjuran untuk menanam pohon dan segala apa
yang dapat bermanfaat bagi makhluk hidup. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
 

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah. Dan
diriwayatkan pula telah menceritakan kepada saya 'Abdurrahman bin Al Mubarak telah menceritakan kepada
kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslimpun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu
tanaman itu dimakan oleh burung atau menusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya".
MANFAAT POHON
Pohon sangat berfungsi dalam kesehatan, dan rumusan kesehatan yang diperoleh dari pohon tersebut ialah:
 
1. Manfaat orologis,akar pohon dan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat, sehingga mampu mencegah erosi
atau pengikisan tanah.
2. Manfaat hidrologis,dalam hal ini di maksudkan bahwa tanaman pada dasarnya akan menyerap air hujan.
3. Manfaat klimatologis, dengan banyaknya pohon, akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara sekitarnya
akan menjadi sejuk dan nyaman. Maka, kehadiran kelompok pohon-pohon pelindung sangat besar artinya.
4. Manfaat edaphis,ini manfaat dalam kaitan tempat hidup binatang. Dilingkungan yang penuh dengan pohon,
satwa akan hidup dengan tenang karena lingkungan demikian memang sangat mendukung.
5. Manfaat ekologis,lingkungan yang baik adalah seimbang antara struktur buatan manusia dan struktur alam.
6. Manfaat protektif, yaitu manfaat karena pohon dapat memberikan perlindungan, misalnya terhadap terik sinar
matahari, angin kencang, penahan debu, serta peredam suara. Disamping juga melindungi mata dari silau
7. Manfaat hygienis, adalah sudah menjadi sifat pohon pada siang hari menghasilkan O2 (oksigen) yang sangat di
perlukan oleh manusia, dan sebaliknya dapat menyerap CO2 (karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas
buangan sisa pembakaran.

 
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Memelihara Lingkungan Dalam Ajaran Islam, Bandung: 2012

Adisasmito, Wiku,SistemKesehatan,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007

Chandra, Budiman, Kesehatan Lingkungan, Jakarta: EGC, 2006

Darwin, Eryati dkk, Etika Profesi Kesehatan, Yogyakarta: Deepublish, 2014

Efendy, Daud, Manusia, Lingkungan dan Pembangunan Perspektif Islam,Ciputat: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008

Erwan,Ahmad,Higenitas Dalam Perspektif Hadis, Skripsi Program Studi Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008 Al-Fanjari,

Ahmad Syauqi, Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam,Jakarta: BUMI AKSARA, 1996

Keraf, Sonny, Etika Lingkungan Hidup, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 201

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36759/1/BEKTI%20RAHMASARI-FU.pdf

 
THANKS !!
!

Anda mungkin juga menyukai