Anda di halaman 1dari 11

NAMA : NURUL SAFIRA

NIM : 1910301111

TUGAS RESUME
“Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan dalam Perspektif Hadis”

BAB II
TINJAUAN UMUM KEBERSIHAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan


Kebersihan berasal dari kata bersih yang artinya yaitu bebas dari kotoran, sedangkan
kebersihan yaitu keadaan yang menurut akal dan pengetahuan manusia dianggap tidak
mengandung noda atau kotoran. Kata bersih sering digunakan untuk menyatakan keadaan
lahiriah suatu benda, seperti air bersih, lingkungan bersih, rumah bersih dan lain
sebagainya. Terkadang bersih juga digunakan untuk ungkapan sifat batiniah seperti jiwa
suci. Dalam membahas perkara kebersihan dalam agama Islam digunakan tiga macam
istilah, yaitu:
1. Nazāfah (nazīf) secara bahasa yaitu kebersihan lawan dari kata kotor. Berasal dari
kata Nazufa-yanzufu-nazāfatan.4 Nazāfah yaitu kebersihantingkat pertama, yang
meliputi bersih dari kotoran dan noda secara lahiriah5, dengan alat pembersihnya
benda yang bersih, antara lain air.
2. Tahārah secara bahasa yaitu menyucikan atau membersihkan. Berasal dari kata
Tahara-yathuru-tuhran wa tahāratan. Tahārah mengandung pengertian yang lebih
luas yakni meliputi kebersihan lahiriah dan batiniah7, sedangkan nazāfah hanya
menitik beratkan pada kebersihan lahiriah saja.
3. Tazkiyah secara bahasa yaitu tumbuh atau membersihkan, berasal dari kata zakka-
yuzakki-tazkiyah. Tazkiyah mengandung arti ganda, yaitu membersihkan diri dari
sifat-sifat (perbuatan) tercela dan menumbuhkan serta memperbaiki jiwa dengan
sifat-sifat terpuji.
Kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor utama terwujudnya hidup yang bersih,
sehat, dan nyaman. Terhindar dari berbagai macam penyakit sangat diinginkan oleh setiap
orang. Istilah lingkungan, sebagai ungkapan singkat dari lingkungan hidup merupakan
alih bahasa dari istilah asing environment (Inggris) dan al-bi‟ah (Arab).
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan
Hidup, lingkungan didefinisikan sebagai suatu kesatuan ruang dengan benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan yaitu kajian yang
mempelajari hubungan interaktif antara sekelompok manusia dan berbagai perubahan
komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kebersihan dan kesehatan lingkungan yaitu upaya
menciptakan atau mewujudkan suatu lingkungan yang bersih dan sehat yang
berlandaskan pada etika lingkungan sehingga dapat mendukung kehidupan manusia.
Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan merupakan cara yang lebih efektif dalam
mencegah timbulnya berbagai penyakit daripada mencegah atau memberantas suatu
penyakit yang telah berkembang menjadi wabah.

B. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan dalam Islam


Kebersihan sangat diperhatikan dalam Islam baik secara fisik maupun jiwa, baik secara
tampak maupun tidak tampak. Dianjurkan pula agar memelihara dan menjaga sekeliling
lingkungan dari kotoran agar tetap bersih. Dalam pandangan Yusuf al-Qardhawi ia
menyebutkan bahwa perhatian al-sunnah al-nabawiyyah terhadap kebersihan muncul
dikarenakan beberapa sebab, yaitu:
Ÿ Pertama, sesungguhnya kebersihan adalah sesuatu yang disukai Allah swt.
Ÿ Kedua, kebersihan adalah cara untuk menuju kepada kesehatan badan dan kekuatan.
Sebab hal itu merupakan bekal bagi tiap individu. Disamping itu, badan adalah
amanat bagi setiap muslim. Dia tidak boleh menyianyiakan dan meremehkan
manfaatnya, jangan sampai dia membiarkan badannya diserang oleh penyakit.
Ÿ Ketiga, kebersihan itu adalah syarat untuk memperbaiki atau menampakkan diri
dengan penampilan yang indah yang dicintai oleh Allah swt dan Rasul-Nya.
Ÿ Keempat, kebersihan dan penampilan yang baik merupakan salah satu penyebab
eratnya hubungan seseorang dengan orang lain. Ini karena orang sehat dengan
fitrahnya tidak menyukai sesuatu yang kotor dan tidak suka melihat orang yang
tidak bersih.
Banyak ayat al-Qur‟an dan hadis yang menjelaskan, menganjurkan bahkan mewajibkan
setiap manusia untuk menjaga lingkungan dan kelangsungan kehidupan makhluk lain di
bumi. Islam menjadikan kebersihan sebagai akidah dengan sistem yang kokoh bagi
seorang muslim, bukan semata-mata takut kepada penyakit, akan tetapi sebagaimana telah
kita ketahui bahwa mencegah lebih baik dari pada mengobati.

C. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan dalam Pandangan Ilmu Kesehatan


Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap status kesehatan. Faktor
lingkungan terdiri dari 3 bagian besar:
1. Lingkungan fisik, terdiri dari benda mati yang dapat dilihat, diraba, dirasakan
(bangunan, jalan, jembatan, kendaraan, gunung, air, tanah). Benda mati yang dapat
dilihat dan dirasakan, tetapi tidak dapat diraba (api, asap, kabut, dll). Benda mati
yang tidak dapat diraba, tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan (udara, angin,
gas, bau‐bauan, bunyi‐bunyian/suara, dll).
2. Lingkungan biologis, yaitu lingkungan yang meliputi segala sesuatu di sekitar kita
yang tergolong organisme hidup seperti tumbuhan dan hewan. terdiri dari makhluk
hidup yang bergerak, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat
(manusia, hewan, kehidupan akua‐tik, amuba, virus, plangton). Makhluk hidup
yang tidak bergerak (tumbuhan, karang laut, bakteri, dll.).
3. Lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah bentuk lain selain fisik dan biologis
di atas. Lingkungan sosial tidak berbentuk nyata, namun ada dalam kehidupan di
bumi ini. Lingkungan sosial terdiri dari sosio‐ekonomi, sosio‐ budaya, adat istiadat,
agama/kepercayaan, organisasi kemasyarakatan, dll. Melalui lingkungan sosial
manusia melakukan interaksi dalam bentuk pengelolaan hubungan dengan alam
dan buatannya melalui pengembangan perangkat nilai, ideologi, sosial dan budaya
sehingga dapat menentukan arah pembangunan lingkungan yang selaras dan sesuai
dengan daya dukung lingkungan.

Kebersihan lingkungan merupakan dasar ilmu kedokteran modern Oleh karena itu
kebersihan dan kesehatan lingkungan
dalam ilmu kesehatan memiliki misi yaitu :
 pertama, meningkatkan kemampuan manusia untuk hidup serasi dengan
lingkungannya dan mewujudkan hak asasinya untuk mencapai kualitas hidup yang
optimal yang memiliki kesalehan sosial dan kesalehan lingkungan.
 Kedua, Memengaruhi cara interaksi manusia dengan lingkungannya sehingga dapat
melindungi dan meningkatkan kesehatan mereka.

D. Etika Lingkungan
Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Adapun
etika lingkungan tersebut yaitu:
1. Antroposentrisme yaitu teori etika lingkungan hidup yang memandang manusia
sebagai pusat dari sistem alam semesta. Antroposentrisme dikenal sebagai
pandangan yang bersifat human centered, artinya manusia sebagai pusat
pertimbangan terhadap lingkungan. Pandangan ini disebut pula sebagai shallow
environmental ethics (etika lingkungan yang dangkal).
2. Biosentrisme yaitu teori yang menolak paham antroposentrisme yang menganggap
hanya manusia yang memiliki nilai, biosentrisme merupkan teori yang memandang
setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga. Teori ini juga
dikenal sebagai teori lingkungan hidup yang berpusat pada kehidupan. Manusia
memiliki kewajiban moral terhadap alam.
3. Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan hidup biosentrisme.
Berbeda dengan biosentrisme yang hanya memusatkan etika pada kehidupan
seluruhnya. Teori ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis,
baik yang hidup maupun tidak.

Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan islami, Islam juga memiliki etika
terhadap lingkungan yang berdasarkan pada kerangka konseptual yang meliputi:
Ÿ Tauhid
Ÿ Ibadah
Ÿ Pengetahuan („ilm)
Ÿ Memanfaatkan dan Memelihara
Ÿ Amanah dan Keseimbangan
Ÿ Keindahan
Ÿ Halal dan haram
E. Prinsip Etika Lingkungan
Prinsip etika lingkungan hidup dirumuskan dengan tujuan untuk dapat dipakai sebagai
pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan lingkungan, baik
perilaku terhadap lingkungan secara langsung maupun perilaku terhadap sesama manusia
yang berakibat tertentu terhadap lingkungan. Terdapat sembilan poin dalam prinsip etika
lingkungan, yaitu:
1. Sikap hormat terhadap alam atau respect for nature, alam mempunyai hak untuk
dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia bergantung pada alam.
2. Tanggungjawab atau moral responsibility for nature, untuk prinsip tanggungjawab
bukan hanya untuk individu tetapi juga secara berkelompok atau kolektif, untuk setiap
orang dituntut untuk bertanggungjawab memelihara alam semesta ini sebagai milik
bersama dan bukan hanya milik pribadi, maka dari itu rasa tanggungjawab akan
muncul dengan sendirinya dalam diri manusia kendati yang dihadapi merupakan milik
bersama bukan milik pribadi.
3. Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity, merupakan sebuah solidaritas kosmis yang
mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan, menyelamatkan semua
kehidupan di alam, solidaritas ini juga mencegah manusia untuk tidak merusak dan
mencemari alam dan seluruh kehidupan didalamnya, solidaritas kosmis juga berfungsi
untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan kosmis, serta
mendorong manusia untuk mengambil kebijakan yang pro-alam, pro-lingkungan atau
tidak setuju jika ada tindakan yang merusak alam.
BAB III
KAJIAN HADIS KEBERSIHAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Hadis Kebersihan Air


Air adalah asal kehidupan dan menjaga sumber-sumbernya adalah kewajiban, karena air
yang tercemar dapat menyebabkan tersebarnya berbagai penyakit. Islam sungguh-sungguh
menganjurkan agar tidak mengotori air, karena air merupakan salah satu sumber
kebutuhan pokok manusia. Oleh karena itu Islam melarang membuang kotoran, najis dan
kencing ke dalam air. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
Dari Abi Hurairah ra dari Nabi saw: “Janganlah kalian kencing pada tempat air tenang
yang tidak mengalir kemudian mandi di dalamnya”. (HR. Bukhari)
Takhrīj al-Hadīts
Secara etimologi takhrīj artinya mengeluarkan, menampakkan dan menyelesaikan.
Sedangkan takhrīj secara terminologi yaitu mencari atau mengeluarkan hadis dari
persembunyiannya yang terdapat dalam kitab induk hadis.
Fiqh al-Hadīts
Fiqh al-hadīts terdiri dari dua kata yaitu fiqh dan al-hadīts. Kata fiqh berasal dari kata
fiqhun yang secara etimologi (bahasa) berarti mengerti dan memahami juga diartikan
pengetahuan, pemahaman atau pengertian. Sedangkan kata al-hadīts secara etimologi
(bahasa) berarti baru dan berita. Adapun secara terminologi (istilah) al-hadīts adalah
sesuatu yang diriwayatkan Nabi Muhammad saw. Sebelum dan setelah kenabian, baik
itu perkataan, perbuatan, ketetapan, dan sifat beliau.
Hadis diatas menunjukan kemuliaan dan keluhuran syariat Islam dari sisi kebersihan
dan usahanya menjauhi kotoran serta mengingatkan orang-orang terhadap sesuatu
yang dapat membahayakan badan, agama, dan akhlak mereka.
Perspektif Ilmu Kesehatan
Air yang diperuntukan bagi kebutuhan konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasan-batasan air yang bersih dan aman tersebut, antara lain
bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit, bebas dari substansi kimia yang
berbahaya dan beracun, tidak berasa dan berbau, memenuhi standar minimal yang
ditentukan oleh WHO(World Health Organization) dan Departemen Kesehatan RI, air
dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia dan
sampah.
B. Hadis Menjaga Kebersihan Tempat Umum
Tempat umum atau tempat-tempat yang biasa dikunjungi dan dimanfaatkan oleh
masyarakat umum merupakan milik bersama bukan milik pribadi sehingga kewajiban
untuk menjaga kebersihan dan kelestariaannya merupakan tanggung jawab bersama.
Rasullullah saw bersabda:
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Suwaid al-Ramliy dan Umar bin Khaththāb
dan hadisnya lebih sempurna; bahwasannya Sa‟īd bin al-Hakam menceritakan kepada
mereka, katanya: Nāfi‟ bin Yazīd mencerita kepada kami. Haywah bin Syuraih tela
menceritakan kepadaku bahwa Abā Sa‟īd al-Himyariy menceritakannya dari Mu‟ādz bin
Jabal, seraya berkata: Rasulullah saw bersabda: “Takutlah kamu dengan tiga hal
terkutuk, yaitu buang hajat pada sumber air, tempat berlalunya manusia dan pada
tempat berteduh” (HR. Abū Dāwud).
Takhrīj al-Hadīts
Dari matan hadis di atas, penulis menelusuri hadis menjaga
kebersihan tempat umum melalui kitab Mu‟jam al-Mufahras li al-Fāzi al-Hadīts al-
Nabawiyyah dan Mausu‟ah Atraf al-Hadīts al-Nabawiyyah al-Syarīf.
Fiqh al-Hadīts
Hadis diatas juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahih Muslim dengan
matan sebagai berikut:
Telah menceritakan kepada kam Yahya bin Ayub dan Qutaibah dan Ibnu Hujrin.
Semuanya dari Ismail bin Ja‟far. Ibnu Ayub berkata: telah menceritakan kepada kami
Ismail, telah mengabarkan kepadaku al-Mula‟ dari Ayahnya dari Abi Hurairah,
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Takutlah kamu dengan dua hal terkutuk, mereka
berkata: Apa dua hal terkutuk tersebut ya Rasulullah?, Rasulullah menjawab yaitu
orang yang buang hajat di tempat berlalunya manusia dan pada tempat berteduh”.
Perspektif Ilmu Kesehatan
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta tempat umum yang bersih,
indah dan nyaman perlu adanya penanganan sampah yang serius di jalan-jalan,
tempat-tempat umum dan ruang terbuka hijau sehingga pengendalian kebersihan dan
keindahan lingkungan dapat terlaksana dengan efektif.
C. Hadis Kebersihan Rumah
Rumah merupakan tempat tinggal, tempat berteduh, beristirahat dan berkumpul bersama
keluarga. Oleh karena itu kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar rumah tidak boleh
diabaikan begitu saja, karena lingkungan rumah yang kotor dapat mengganggu dan
menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Rasulullah saw bersabda:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyār, telah menceritakan kepada
kami Abu „Āmir al-„Aqadiy, telah menceritakan kepada kami Khālid bin Ilyās, dan dia
berkata; Ibnu Ibās dari Sālih ibnu Abi Hassān berkata, aku telah mendengar Sa‟id bin al-
Musayyab berkata: Sesunguhnya Allah itu baik, menyukai sesuatu yang baik, Allah itu
suci (bersih) dan menyukai sesuatu yang bersih, Allah itu mulia dan menyukai kemuliaan,
Allah itu penderma dan menyukai kedermawanan maka bersihkanlah teras rumahmu dan
janganlah menyerupai kaum Yahudi (HR. Tirmidzi).
Takhrīj al-Hadīts
Dari matan hadis di atas, penulis menelusuri hadis kebersihan rumah melalui kitab
Mu‟jam al-Mufahras li al-Fāzi al-Hadīts al-Nabawiyyah.
Fiqh al-Hadīts
Dalam teks hadis diatas terdapat perintah untuk membersihkan halaman rumah,
meskipun hanya disebutkan dengan redaksi halaman rumah, tentunya seluruh bagian
rumah pun harus dibersihkan. Oleh karena itu kebersihan dan kesehatan lingkungan
sekitar rumah tidak boleh diabaikan begitu saja, karena lingkungan rumah yang kotor
dapat mengganggu dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Perspektif Ilmu Kesehatan
Rumah yang ideal adalah rumah yang terletak di lingkungan pemukiman yang bersih
dan sehat, antara lain mencakup cukup cahaya, udara, air, sanitasi kamar mandi,
tempat pembuangan sampah, halaman yang bersih dan tanaman.
Dalam pengertian rumah sebagai susunan ruang kediaman yang tertutup dan terpisah
dari pengaruh lingkungan luar, rumah harus dapat menjauhkan manusia dari
gangguan kesehatan yang disebabkan epidemi penyakit menular.65 Sedangkan
rumah dalam pengertian sebagai tempat tinggal yang dapat memenuhi kebutuhan
jasmani manusia maka rumah harus memenuhi beberapa kriteria, adapun kriteria
rumah sehat menurut WHO diantaranya:
1. Harus dapat terlindungi dari hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat
beristirahat.
2. Memiliki ruang terpisah, ruangan yang harus ada yaitu kamar tidur, dapur, kamar
mandi dan ruang tamu.
3. Memiliki ventilasi yang baik sehingga mendapat cahaya matahari.
4. Memiliki sumber air bersih dan saluran pembuangan air.
5. Memiliki tempat pembuangan sampah dan bebas dari pencemaran.
6. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya
7. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi dari penyakit
menular.
8. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

Kriteria rumah menurut Winslow diantaranya:


1. Dapat memenuhi kebutuhan kehidupan.
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis.
3. Dapat terhindar dari kecelakan.
4. Dapat terhindar dari penularan penyakit.

D. Hadis Larangan Menebang Pohon


Larangan menebang pohon sembarangan merupakan tuntutan untuk menjaga kelestarian
pepohonan yang memiliki manfaat besar bagi lingkungan, karena itu manusia dilarang
menebang pohon sembarangan kecuali dengan kadar dan perhitungan yang baik, dan sebisa
mungkin menanam pohon lain sebagai penggantinya. Rasulullah saw bersabda:
Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali berkata, telah mengabarkan kepada kami
Abu Usamah dari Ibnu Juraij dari Utsman bin Abu Sulaiman dari Sa'id bin Muhammad bin
Jubair bin Muth'im dari Abdullah bin Hubsyi ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa menebang pohon bidara maka Allah akan membenamkan
kepalanya dalam api neraka." Abu Dawud pernah ditanya tentang hadits tersebut, lalu ia
menjawab, "Secara ringkas, makna hadits ini adalah bahwa barangsiapa menebang pohon
bidara di padang bidara dengan sia-sia dan zhalim; padahal itu adalah tempat untuk
berteduh para musafir dan hewan-hewan ternak, maka Allah akan membenamkan
kepalanya di neraka." Telah menceritakan kepada kami Makhlad bin Khalid dan Salamah
-maksudnya Salamah bin Syabib- keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami
Abdurrazaq berkata, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Utsman bin Abu
Sulaiman dari seorang laki-laki penduduk Tsaqif dari Urwah bin Az Zubair dan ia
memarfu'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits tersebut."
Takhrīj al-Hadīts
Dari matan hadis diatas, penulis menelusuri hadis larangan menebang pohon melalui
kitab Mu‟jam al-Mufahras li al-Fāzi al-Hadīts al-Nabawiyyah dan Mausu‟ah Atraf al-
Hadīts al-Nabawiyyah al-Syarīf.
Fiqh al-Hadīts
Teks hadis diatas menjelaskan tentang larangan panebangan pohon secara sia-sia.
Sebagaimana maksud dari teks hadis yang dijelaskan oleh Abu Dawud yaitu bahwa
maksud dari hadis diatas adalah barang siapa menebang pohon bidara di padang
sahara yang tandus dengan sia-sia & zhalim, padahal pohon itu adalah tempat untuk
berteduh para musafir dan hewan-hewan ternak, maka Allah akan membenamkan
kepalanya di neraka.
Dari hadis diatas dapat dipahami bahwa al-sunnah juga menyerukan perlindungan dan
pelestarian lingkungan yakni dengan melarang menebang pohon tanpa tujuan
kemaslahatan. Dalam al-Qur‟an juga dijelaskan bahwa kerusakan yang dilakukan
manusia di muka bumi ini adalah merusak tumbuhan sebagaimana firman Allah swt:
dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan
kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak
menyukai kebinasaan. (QS. Al-Baqarah: 205).
Hadis larangan menebang pohon juga didukung oleh hadis anjuran untuk menanam
pohon dan segala apa yang dapat bermanfaat bagi makhluk hidup. Sebagaimana sabda
Rasulullah saw:
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Abu 'Awanah. Dan diriwayatkan pula telah menceritakan kepada saya 'Abdurrahman
bin Al Mubarak telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari
Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslimpun yang bercocok tanam atau
menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau menusia atau
hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya".
Perspektif Ilmu Kesehatan
Hutan yang seharusnya ditumbuhi tanaman dan pepohonan yang merupakan produsen
oksigen dan peresap air berubah menjadi perumahan, mall, pabrik, jalan tol, dan lain
sebagainya.
Pohon sangat berfungsi dalam kesehatan, dan rumusan kesehatan yang diperoleh
dari pohon tersebut ialah:
1. Manfaat orologis, akar pohon dan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat,
sehingga mampu mencegah erosi atau pengikisan tanah.
2. Manfaat hidrologis, dalam hal ini di maksudkan bahwa tanaman pada dasarnya
akan menyerap air hujan.
3. Manfaat klimatologis, dengan banyaknya pohon, akan menurunkan suhu
setempat, sehingga udara sekitarnya akan menjadi sejuk dan nyaman. Maka,
kehadiran kelompok pohon-pohon pelindung sangat besar artinya.
4. Manfaat edaphis, ini manfaat dalam kaitan tempat hidup binatang. Dilingkungan
yang penuh dengan pohon, satwa akan hidup dengan tenang karena lingkungan
demikian memang sangat mendukung.
5. Manfaat ekologis, lingkungan yang baik adalah seimbang antara struktur buatan
manusia dan struktur alam.

Anda mungkin juga menyukai