Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKOLOGI

HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI KEHIDUPAN

DISUSUN OLEH :

ADE FAUZA DWI PUTRI (P21345120001)


ANITA TIGA BERLIAN SIMANJUNTAK (P21345120011)
FAZLY QAIS FEBRIYANTO (P21345120025)
GITA KHAIRUNNISA (P21345120027)
HASRI AINUN NISYA (P21345120028)

KELOMPOK 4

KELAS 1 D III A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah


memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kelompok kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni
Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “HUBUNGAN
ANTARA BERBAGAI KEHIDUPAN”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kelompok kami dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari kelompok kami sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelompok kami membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Jakarta, 17 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Sejarah ekologi.............................................................................................................................5
B. Pengertian ekologi........................................................................................................................5
C. Hubungan ekologi dengan ilmu ilmu lain.....................................................................................6
D. Pembagian ekologi......................................................................................................................11
E. Ruang lingkup ekologi................................................................................................................11
F. Aplikasi ekologi..........................................................................................................................20

BAB III................................................................................................................................................22
PENUTUP...........................................................................................................................................22
A. Kesimpulan.................................................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan
lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung
pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu
menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang
merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan
hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai
makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia
dapat mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan
laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan
memanfaatkannya. Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal
lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang
berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan
merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip
ekologi yang mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia
itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin
menonjol.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ekologi?
2. Bagaimana hubungan ekologi dengan ilmu lain?
3. Apa saja ruang lingkup ekologi?

C.     Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ekologi
2. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi

4
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena
perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof
lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi,
meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 ayang timbul dari
natural history yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik, dan
obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu EKOLOGI. Nama tersebut
baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834-
1919) pada tahun 1860.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang
kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton van
Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga
mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang
penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang terus dengan
cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan dalam mengadakan dan
memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

B.     Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan
“logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-
organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang
mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan
bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana
kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
 Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa
yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok
organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-
organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi
“golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air
adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi
sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan
bagian dari pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari
alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat
tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara

5
(materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut.
Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok
utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah
tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk
hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi
juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup)
dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya
gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak
tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah
alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu
bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah
memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari
Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.

C.     Hubungan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain


Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin
terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna
memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan
lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk
hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena
efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga
harus berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan
lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan
hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami
ekologi.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap
spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki
daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai
sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang
jelas ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat menghasilkan
sistem-sistem fungsional yang khas. Di mana sistem tersebut mempunyai tujuan dan
merupakan gabungan dari berbagai komponen yang secara teratur berinteraksi satu sama lain
dan saling ketergantungan serta membentuk satu kesatuan secara keseluruhan.
Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang
dapat menerangkan setiap makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Penyebaran,
adaptasi dan aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak dipelajari dalam ekologi
dan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi,
fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika memberikan

6
informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi sangat diperlukan
bagi seorang ahli ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan
dunia kehidupan.
1) Hubungan Ekologi dengan Ilmu Kimia
Ilmu kimia adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan sifat-sifat
serta karakteristik fisik dan kimia dari materi atau zat dan interaksinya dengan energi.
Peranan ilmu kimia dalam ekologi adalah proses kimia pada yang terdapat unsur N,C,CO2.
Namun, bahan bahan kiia tersebut dapat menjadi polusi lingkungan yang dapat
diklasifikasikan menjadi polutan primer dan sekunder.
a. Primer = Polutan yang dapat langsung mencemari lingkungan. Contohnya
adalah SO2
b. Sekunder = Polutan yang terbentuk diudara melalui reaksi kimia antara
polutan primer dan komponen lain yang sudah ada diudara.
Contoh dampak buruk dari bahan kimia pada ekosistem adalah pembakaran bahan kimia
industri yang dapat mengakibatkan hujan asam. Hujan asam dapat menarik logam berbahaya
seperti merkuri dan aluminium masuk kedalam air dan membahayakan lingkungan. Air asam
juga melarutkan tembaga dan timbal dari pipa logam hingga air tersebut tidak dapat
dikonsumsi. Dampaknya bagi tumbuhan adalah timbulnya bintik pada permukaan
daun,merusak jaringan daun sehingga daun tidak dapat menjalani proses fotosintesis hingga
pengikisan lapisan tanah yang subur. Selain itu,terdapat dampak buruk lainnya, yaitu :
1. Membunuh ikan,tanaman air, mikroorganisme didanau atau singai
2. Membunuh pohon terutama pohon cemara
3. Melemahkan daya tahan pohon sehingga rentan akan penyakit
4. Menghambat pertumbuhan tanaman pangan maupun sayuran.

2) Hubungan Ekologi dengan Ilmu Fisika


Ada tiga besaran fisika yang berhubungan dengan gelombang elektromedik,yaitu panjang
gelombang,frekuensi, dan cepat rambat. Gelombang elektromedik terdiri dari berbagai jenis
gelombang dengan daerah frekuensi yang luas. Semakin rendah frekuensi sinyal
tersebut,semakin besar panjang gelombang dari sinyal radiofrekuensi.Gelombang
elektromagnetik membawa medan listrik dan medan magnet dalam sistem transmisi energi
listriknya. Akibat dari gelombang elektromagnetik ini dapat mengganggu kesehatan
masyarakat disekitarnya, seperti masyarakat yang bertempat tinggal didekat menara SUTET.
Bahkan WHO secara tegas menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik termasuk yang
dibangkitkan oleh SUTET berpontensi menimbulkan berbagai penyakit,seperti :
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Gangguan pola tidur

7
4. Jantung berdebar-debar
5. Sesak nafas
6. Gangguan pengelihatan
7. Kanker
3) Hubungan Ekologi dengan Ilmu Biologi
Ekologi merupakan salah satu bidang dari biologi yang jelas dan diakui semenjak tahun 1900.
Ekologi didefinisika sebagai pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-
kelpmpok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal balik antara
organisme-organisme hidup di lingkungannya.
Ekologi memperhatikan biologi “golongan-golongan” organism dan proses-proses fungsional
di daratan, di lautan, dan di perairan-perairan untuk mendefinisikan ekologi sebagai
pengkajian struktur dan merupakan bagian dari alam.
Untuk memahami ruang lingkup dan pertalian ekologi, persoalannya harus dipandang dalam
hubungannya dengan cabang-cabang biologi lain dan terhadap “ologi-ologi” pada umumnya.
Pembagian biologi, “ilmu kehidupan”. Secara tradisional kita memotong “kue lapis” ke
dalam potongan-potongan kecil dalam dua cara yang berbeda.

Kita dapat membagi kue itu secara “tegak” atau bisa kita sebut sebagai pembagian
“taksonomi”, yang membicarakan entomologi, botani, ornitologi, dan bakteriologi. Kita juga
dapat membagi kue itu secara “mendatar” atau disebut juga pembagian “dasar” seperti
morfologi, fisiologi, genetika, ekologi, evolusi, biologi molecular, dan biologi perkembangan.
Jadi ekologi adalah pembagian dasar dari biologi dan merupakan juga bagian integral dari
setiap dan semua pembagian taksonomi.

4) Hubungan Ekologi dengan Ilmu Sosial


Pengertian ilmu sosial menurut Sumaatmadja adalah Adalah sekelompok disiplin akademis
yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
Oleh karenanya, setiap ilmu yang memoelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia di

8
masyarakat termasuk dalam bagian ilmu sosial.aspek kehidupan manusia itu terdiri dari:
interkasi sosial, budaya, kebutuhan materi, pendidikan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi
kejiwaan, geografi dan sebagainya.
Hubungan ekologi dengan ilmu sosial berkaitan dengan kedudukan manusia sebagai makhluk
sosial dan makhluk individu. Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia senantiasa
berinteraksi dengan sesamanya. Manusia sebagai makhluk sosial dapat diartikan. Namun
pada kenyataannya, manusia tidak hanya berinteraksi dengan sesamanya tetapi juga dengan
lingkungan hidupnya termasuk.
Manusia juga sebagai makhluk individu yang mempunyai karateristik yang khas atau sifat-
sifat tersendiri yang berbeda dari makhluk lainnya, manusia tidak semata –mata tunduk pada
kodratnya dan secara pasif menerima keadaannya. Manusia secara aktif dan sadar selalu
mengembangkan segala sesuatu yang tersedia dialam untuk kepentingan kelangsungan
hidupnya sehingga timbulah suatu kebudayaan dalam segala bentuknya itu. Bentuk
kebudayaan itu antara lain: sistem perekonomian, sistem politik, dankehidupan sosial dengan
norma-normanya.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun meningkat dan
menyebabkan bertambahnya problematika hidup manusia seperti menyempitnya lahan bebas
yang digunakan untuk tempat tinggal maupun untuk pembangunan-pembangunan industri
yang akan menimbulkan masalah-masalah lingkungan.
Alam atau lingkungan sangatlah penting bagi manusia, karena manusia membutuhkan alam
untuk memenuhi kebutuhannya. Begitupun alam juga membutuhkan sentuhan tangan
manusia untuk diolahnya.

5) Hubungan Ekologi dengan Kependudukan


Penduduk adalah orang orang yang berada didalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan
aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus. Ekologi
kependudukan merupakan cabang ilmu ekologi mengenai struktur dan dinamika populasi
serta bagaimana populasi berhubungan dengan lingkungan. Selain itu ekologi kependudukan
diartikan juga sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara populasi dan lingkungan yang
mencakup persoalan tentang daya dukung lingkungan, jumlah optimum populasi, sebab
mekanisme dan kontrol pertumbuhan populasi kecendrungan penyebaran dan implikasi dari
indikator indikator populasi
Ruang lingkup ekologi kependudukan menurut Hunter, yaitu:
1. Dinamika kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Populasi akan meningkat atau menurun secara eksponensial selama lingkungan pada keadaan
konstan. Perubahan pada lingkungan akan mempengaruhi jumlah populasi.
b. Distribusi Penduduk
Distribusi penduduk memiliki tiga implikasi utama bagi lingkungan :

9
1. Pertumbuhan penduduk yang pesat di negara berkembang menyebabkan
jumlah penduduk lebih banyak tinggal di area ini, di sisi lain, negara
berkembang memiliki keterbatasan dalam penglolaan sumber daya
alam.
2. Migrasi penduduk menyebabkan pengalihan masalah dari satu daerah /
negara ke negara lainnya. Isu tentang penyelundupan narkoba antar
negara, perdagangan manusia adalah salah satu implikasi yang terjadi
dari migrasi penduduk.
3. Urbanisasi yang terjadi didalam negara telah menyebabkan penekanan
terhadap kondisi lingkungan perkotaan, kriminalitas, pengangguran
adalah beberapa dampak yang ditimbulkan dari distribusi penduduk
tingkat lokal.
c. Komposisi penduduk
Komposisi penduduk akan mempengaruhi faktor kependudukan yang lain seperti tingkat
fertilitas, moralitas yang kemudian akan memberikan implikasi pada kebijakan
ketenagakerjaan, pendidikan , kesehatan dan yang lainnya.
Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari tingginya angka pertumbuhan penduduk.
a. Peningkatan kebutuhan pangan dan tempat tinggal
b. Menyempitnya lahan pertanian
c. Penurunan tingkat kesehatan
d. Terjadinya polusi

6) Hubungan Ekologi dengan Ilmu Bumi dan Antariksa


Hubungan ekologi dengan ilmu bumi dan antariksa adalah hubungan timbal balik antara bumi
dan antariksa untuk menciptakan keseimbangan. Hal ini berkaitan dengan beberapa peristiwa
seperti adanya pergantian siang dan  malam, pergantian musim kemarau dengan musim
hujan, dan masih banyak lagi.
Contoh hubungan ekologi dengan ilmu bumi dan antariksa yaitu proses rotasi bumi . Rotasi
bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Salah satu fenomena yang terjadi sebagai
dampak dari adanya rotasi bumi dalam kehidupan sehari- hari adalah adanya pergantian
siang dan malam hari. Siang merupakan satu kondisi dimana sinar matahari dapat kita
tangkap secara bebas. Ketika bumi berputar, bagian bumi atau belahan bumi yang menghadap
ke arah matahari ini mengalami kondisi siang hari. sementara belahan bumi satunya, yakni
sisi sebaliknya tidak mendapatkan sinar matahari dan sedang dalam kondisi malam hari. porsi
antara siang dan malam pada masing- masing wilayah bumi ini sama, yakni masing- masing
12 jam. Dengan demikian, kita bisa mendapatkan sinar matahari yang seimbang dan
melakukan istirahan dengan waktu yang cukup juga. 
Di siang hari pula kita dapat melihat berbagai benda- benda yang ada di bumi dengan tanpa
bantuan benda apapun sebagai penyinaran, karena matahari sudah mencukupi dalam

10
penerangannya. Di siang hari pula kita merasakan suhu udara yang hangat, dan bahkan
panas. Sementara malam hari adalah kebalikan dari siang hari. pada malam hari kita tidak
dapat melihat benda- benda yang ada di bumi tanpa bantuan alat penerangan.

D.    Pembagian Ekologi
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.   Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah
hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya
mendapatkan penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus hidup,adaptasi,sifat
parasitik,non-parasitik,dan lain-lain.
2.   Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang
berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah
tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon terhadap
lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau
mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh, pendekatannya bersifat sinekologi.
     Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang yang akan
melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-
lingkungan, organisme-organisme, atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-
sumbangan yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi lingkungan.

E.     Ruang Lingkup Ekologi


Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
1.Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan berada
bersama-sama dalam tempat  dan waktu yang sama. Secara umum, apabila kita bicara
populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang sama,yang
satu sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi
antarpopulasi adalah sebagai berikut.
a.       Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp.
dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

11
b.      Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan
antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
2.Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan waktu
tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat menggunakan
komunitas untuk menunjukkan  semua benda yang hidup di dalam suatu ekosistem ,atau kita
dapat membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung, atau komunitas tanaman dan
sebagainya.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa
sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama
komunitas dapat berdasarkan :
a.       Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga
berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
b.      Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur,
komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dan lain-lain.
c.       Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas.      Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah
tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan
tropik.
Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis
besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
a.       Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai,
di parit atau di kolam.
b.      Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan,
di padang rumput, di padang pasir, dll.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga
komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut
tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
b.      Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer,
perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya.
Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang
tersisa.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.Interaksi antarkomponen
ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas

12
a.       Interaksi antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu
dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak
kita lihat di sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan
ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut:
 Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat
yang  sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah
pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
 Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini
sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya,
yaitu kijang, rusa, dan burung hantu dengan tikus.
 Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya
sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan
manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang. 
 Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu
spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.
Contohn yang grek dengan pohon yang ditumpanginya
 Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
b.      Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans)
jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium
sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
c.       Interaksi AntarKomunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah
disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma.
Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer.
Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air
sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran

13
energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon.
Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat. 
d.      Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.
Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi. 
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri
khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong
terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

3.Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang
membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme
dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan
sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.. Ekosistem merupakan suatu interaksi
yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Suatu ekosistem berdasarkan susunan
dan fungsinya tersusun dari beberapa komponen sebagai berikut :
1)Komponen autotrof
Autotrof berasaldari kata Auto yang berarti sendiri,   dan trophikos yang berarti
“menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik
dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2)Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti  berbeda, dan trophikos yang berarti
makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-
bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang
tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
3)Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat
tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
4)Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap

14
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

a.Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
1)            Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma,
yaitu sebagai berikut.
 Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan
dengan padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi,
sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang
dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain
itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau
tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
 Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas
tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga,
tikusdanular.
 Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi
pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari.
Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan
basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
 Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan
merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi,

15
panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara
lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsaluwak).
 Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit
sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
 Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan
keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang
pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub,
dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
2)            Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi
organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan
berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai
akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan
osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif
dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
3)            Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

16
 Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas
antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di
bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan
laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
 Litoral 
merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
 Neretik 
merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari
sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
 Batial
merupakandaerah yang dalamnyaberkisarantara 200-2500 m.
 Abisal 
merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-
10.000m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut
semakin ketengah, laut dibedakan sebagai berikut.
 Epipelagik 
merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
 Mesopelagik 
merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-1000 m.
Hewannya misalnya ikan hiu.
 Batiopelagik 
merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang
hidup di daerah ini misalnya gurita.
 Abisalpelagik 
merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat
tumbuhan tetapi hewan masih ada.
Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
 Hadalpelagik 
merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di
bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak

17
minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang.
Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
4)            Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang
hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan
burung  pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting,
landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang
maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragaman vertebrata dan ikan serta rumput laut.

4. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk hidup
dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam ekologi.
Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan sampai ke dan
termasuk  bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500 meter di bawah
tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu penting persebaran organisme dalam
biosfer meliputi iklim dan factor abiotik lainnya.
Faktor abiotik utama :
a.       Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya
pada proses bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme untuk mengatur suhu
tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di dalamnya membeku pada suhu
di bawah 0o C, dan protein pada sebagian besar organisme akan mengalami denaturasi pada
suhu di atas 45o C. Selain itu jumlah organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme
yang cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi
yang luar biasa memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu tersebut.
b.      Air
Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat penting
bagi kehidupan tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat.
Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan akuatik, tetapi
organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis
intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya. Organisme di
lingkungan darat mengahdapi ancaman kekeringan yang hampir konstan dan evolusinya
dibentuk oleh kebutuhannya untuk mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang
mencukupi.

18
c.       Cahaya Matahari
Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem meskipun hanya
tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi secara langsung.
Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran organisme
fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang
menembus air yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di
bawahnya.
d.      Angin
Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organism dengan cara meningkatkan
hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin juga menyebabkan
hilangnya air di organism dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju
transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan pengaruh yang sangat
mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan
anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin, anggota tubuh pohon yang
berada pada arah yang berlawanan dengan arah tiupan angin akan tumbuh secara normal,
yang menghasilkan suatu penampakan “lambaian bendera”.
e.       Batudan Tanah
Penyebab timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada ekosistem
terrestrial adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta tanah yang akan
membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran sungai,
komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang selanjutnya akan
mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem akuatik. Pada lingkungan laut
struktur substrat dalam zona pasang-surut dan dasar laut menentukan jenis organisme yang
dapat menempel atau meliang dalam habitat seperti itu.
f.       Gangguan Periodik
Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan gunung merapi
dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya gangguan yang merusak, daerah
akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan tetapi struktur
komunitas akan mengalami suatu suksesi perubahan selama proses pemulihan. Beberapa
gangguan, seperti letusan gunung berapi merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak
dapat diprediksi menurut dan ruang, sehingga organism tidak memiliki adaptasi evolusioner
untuk menghadapinya. Sebaliknya gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka
pendek tidak dapat diprediksi, tetapi kejadian berulang sering terjadi pada beberapa
komunitas, dan banyak tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodic seperti ini.
Pada kenyataannya beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang
terjadi secara periodik untuk mempertahankan hidupnya.
g.      Iklim
Faktor abiotik yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi organisme. 4
faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim (climate)
yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak besar iklim
pada persebaran organisme dengan cara membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu dan

19
curah hujan dalam suatu daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata
tahunan.
Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma yanng
ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu berhati-hati untuk
membedakan antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal, yaitu suatu hubungan
sebab akibat.

F.     Aplikasi Ekologi
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang
kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk, industri pembangunan jalan-
jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif, pembuatan
bandara, perumahan, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat mempercepat proses
perubahan lingkungan dari bumi ini. Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai akal
dan pikiran dalam kemajuan teknologi ini merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini.
Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat
menjadi bomerang terhadap hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya
dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggung jawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat
melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan
pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis
lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan,
penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi
buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah
lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak
mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang lain.
Yaitu:
1.         Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.
2.         Semua proses pengubahan energy tidak cermat.
3.         Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber alam.
4.         Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.
5.         Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang penggunaan
sumber alam tersebut.
6.         Keturunan (genotif) dengandaya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai pada
generasi berikutnya.
7.         Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.

20
8.         Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan kecepatan
yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
9.         Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas.
10.     Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.
11.     Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.
12.     Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan relatifnya
dalam suatu lingkungan tertentu.
13.     Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku dalam
ekosistem mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi lebih jauh lagi.
14.     Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah
populasi itu sebelumnya.

21
BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
1.Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan
timbalbalik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2.Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua, yaitu
pembagian berdasarkan “lapisanvertikal” dan pembagian berdasarkan “taksonomi”
3.Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat
paling sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam
ekologi adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi,
komunitas, dan ekosistem.
4.Ekologi masak ini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan
berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya,
dan berdasarkan taksonomi.
5.Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme
akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di
sekitarnya.
6.Ekologi memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satu dengan asas
yang lain.

B.     Saran
Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan
hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung padaorganisme lain
dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Mc. Noughton, S.J., Larry L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
University.
Soemarmoto, Otto. 1972. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta :
Djambatan
https://smakmlbhayangkari1sby.sch.id/hubungan-antara-makhluk-hidup-dengan-
lingkungannya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
http://achieve-ourdreams.blogspot.com/2012/06/makalah-ekologi.html

22

Anda mungkin juga menyukai