Anda di halaman 1dari 10

Lex Et Societatis Vol. VII/No.

10/Okt/2019

MAKANAN KADALUARSA DAN HAK-HAK Dalam kaitannya dengan jenis dan macam
KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDANG NO makanan, maka hal ini tidak terlepas dari upaya
8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN untuk melindungi konsumen atau biasa disebut
KONSUMEN1 dengan perlindungan konsumen. Berbicara
Oleh: Vetrico Rolucky2 tentang perlindungan konsumen dalam konteks
perlindungan konsumen di bidang makanan,
ABSTRAK identik dengan jaminan dan kepastian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengenai terpenuhinya hak-hak konsumen
bagaimana Hak konsumen dan serta kriteria- atas makanan yang dikonsumsinya. Konsumen
kriteria makanan yang kadaluarsa dan senantiasa dan harus mendapatkan kepastian
bagaimana sanksi hukum terhadap pelaku mutu dan kemanan yang terdapat dalam
usaha makanan kadaluarsa untuk mengedarkan kandungan makanan yang beredar dan dijual.
menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Namun kondisi yang terjadi adalah sebaliknya,
Perlindungan Konsumen di mana dengan banyak makanan yang beredar dan dijual sudah
menggunakan metode penelitian hukum kadaluarsa yang dapat membahayakan
normative disimpulkan: 1. Makanan yang kesehatan mansuia, hal ini sering terjadi
kadaluwarsa mempunyai ciri-ciri sebagai terutama menjelang hari-hari perayaan
berikut: ada perobahan warna, berbau, rasa keagamaan, seperti menjelang puasa dan
sudah berobah, tekstur berobah, kekentalan lebaran bagi umat beragama Islam, imlek bagi
bahan makanan, kelima hal ini disebabkan oleh umat beragama Budha dan natal bagi umat
benturan-benturan fisik, benturan kimia dan beragama Kristen. Hal ini tetunya sangat
aktivitas organisme. 2. Sanksi terhadap pihak merugikan konsumen.
pelaku usaha yang mengedarkan makanan
kadaluarsa dan sangat merugikan konsumen B. Rumusan Masalah
dari segi hak-haknya yaitu hak atas 1. Bagaimana Hak konsumen dan serta
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan kriteria-kriteria makanan yang
dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa, kadaluarsa?
hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta 2. Bagaimana sanksi hukum terhadap
mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut pelaku usaha makanan kadaluarsa untuk
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta mengedarkan menurut
jaminan yang dijanjikan, atas informasi yang UU No. 8 Tahun 1999 tentang
benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan Perlindungan Konsumen?
jaminan barang dan/atau jasa, adalah sesuai
dengan yang diatur dalam Pasal 60, Pasal 62 C. Metode Penelitian
dan Pasal 62 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Jenis penelitian ini adalah penelitian
Perlindungan Konsumen yaitu sanksi deskriptif. Adapun metode pendekatan yang
administratif, pidana penjara dan pidana digunakan adalah yuridis normatif.
tambahan berupa: Perampasan barang
tertentu; Pengumuman keputusan hakim; PEMBAHASAN
Pembayaran ganti rugi; Perintah penghentian A. Dasar Hukum Hak Konsumen Dalam
kegiatan tertentu yang menyebabkan mengajukan perlindungan konsumen
timbulnya kerugian konsumen; Kewajiban serta Kriteria makanan Yang Bersifat
penarikan barang dari peredaran dan kadaluarsa
Pencabutan izin usaha. Makanan adalah barang yang diwadahi dan
Kata kunci: konsumen; makanan kadaluarsa; diberi label dan yang digunakan sebagai
makanan dan minuman manusia, akan tetapi
PENDAHULUAN bukan obat. 3 Badan Pembinaan Hukum
A. Latar Belakang Nasional dan Peraturan Menteri Kesehatan No.
180/Men.Kes/Per/IV/1985 tentag makanan
1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Anna A.
Wahongan, SH, MH; Mien Soputan, SH, MH 3 Inayah, Makanan Kadaluarsa, diakses dari
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. https://inayahkesling.wordpress.com pada tanggal 3
13071101197 Oktober 2019.

14
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

kadaluwarsa mengartikan makanan adalah • Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun


sesuatu barang yang dikonsumsi oleh manusia.4 2001 tentang pembinaan Pengawasan
Makanan kadaluarsa adalah makanan yang dan penyelenggaraan perlindungan
telah melampaui batas waktu tidak baik untuk konsumen
dikonsumsi karena telah mengalami penurunan • Surat Edaran Dirjen perdagangan Dalam
mutu dan dapat membahayakan kesehatan Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001 Tentang
konsumen. Terdapatnya penurunan mutu penangan pengaduan konsumen yang
terhadap produk makanan yang masih dalam ditujukan kepada seluruh dinas indag
batas tanggal kadaluarsa dapat disebabkan oleh prop/kab/kota
bakteri seperti bakteri coli, pathogen dan Ada dua hal yang harus diperhatikan ketika
salmonela. Ketiga bakteri tersebut konsumen membuat pengaduan. Pertama,
mengakibatkan produk tersebut menjadi cacat konsumen harus merumuskan terlebih dahulu
atau rusak.5 hasil apa yang diharapkan dari sebuah
Penentuan batas kadaluarsa makanan yang pengaduan konsumen. Dari hasil tersebut, baru
dijual perlu dilakukan untuk menentukan umur konsumen memutuskan harus mengadu
simpanan (shelf life) produk. Penentuan umur kemana.
simpanan didasarkan pada faktor-faktor Shelf life loss atau kemunduran daya simpan
mempengaruhi umur simpanan produk pangan. yang disebut kadaluwarsa dapat
Faktor-faktor tersebut misalnya keadaan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bentuk, yaitu:7
alamiah (sifat makanan), mekanisme 1. bahan pangan dengan laju penurunan
berlangsungnya perubahan (misalnya kepekaan daya simpan yang konstan atau tetap.
terhadap air dan oksigen), serta kemungkinan 2. jenis makanan yang pola kerusakan
terjadinya perubahan kimia (internal dan mutunya tidak konstan.
eksternal).6 Faktor lain adalah ukuran kemasan 3. meliputi jenis makanan daya simpan
(volume), kondisi atmosfer (terutama suhu dan tinggi.
kelembapan), serta daya tahan kemasan Suatu bahan makanan atau pangan
selama transit dan sebelum digunakan mempunyai tanda-tanda waktu kadaluwarsa
terhadap keluar masuknya air, gas, dan bau. yaitu:
Dasar Hukum Yang menjadikan seorang a. ada perobahan warna;
konsumen dapat mengajukan perlindungan b. berbau;
adalah : c. rasa sudah berobah;
• Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 Ayat d. tekstur berobah;
(1) , Pasal 21 ayat (1) , Pasal 27 , dan e. kekentalan bahan makanan,
Pasal 33 kelima hal ini disebabkan oleh benturan-
• Undang-Undang No.8 Tahun 1999 benturan fisik, benturan kimia dan aktivitas
Tentang perlindungan konsumen organisme.8
(Lembaran Negara Republik Indonesia Berikut ini Kriteria makanan yang
tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran kadaluarsa dilihat dari beberapa jenis makanan
Negara Republik Indonesia No. 3821 yang ada:9
• Undang-Undang No. 5 tahun 1999 1. Susu Cair
Tentang Larangan praktik Monopoli dan Susu yang sudah tidak segara akan
persaingan usaha usaha tidak sehat. menimbulkan aroma yang tidak sedap,
• Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 biasanya akan tercium bau basi. Selain itu, rasa
Tentang Arbitrase dan Alternatif susu juga tidak enak dan terasa asam. Rasa ini
penyelesaian sengketa timbul akibat bakteri yang berkembang dalam

7 Inayah, Op-Cit
8 Zaenab, Makanan Kadaluarsa, diakses dari
4 Permenkes No. 180/MEN.KES/PER/IV/1985 Tentang https://keslingmks.files.wordpress.com pada tanggal 3
Makanan Kadaluwarsa. Oktober 2019.
5 Inayah, Op-Cit 9 Yomi Hana, Selain Tanggal Pada Kemasan, Berikut
6 Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Akibat Cara Mengetahui 5 Bahan Makanan ini Sudah
Pembelian Barang Kadaluarsa, diakses pada tanggal 20 Kadaluwarsa atau Belum, diakses dari https://bobo.grid.id
Agustus 2019, hlm. 6 pada tanggal 3 Oktober 2019

15
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

susu. Susu yang bagus dan masih segar memiliki makanana dapat terjadi karena kerusakan fisik,
tekstur cair dan tidak ada gumpalan. kimia atau enzimatis.10
2. Susu Bubuk Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)
Susu bubuk yang baik berwarna outih cerah, mengatakan bahwa produk cacat adalah
berbau gurih, terlihat butirannya halus, mudah produk yang tidak dapat memenuhi tujuan
larut saat diseduh dengan air. Sedangkan susu pembuatannya, baik karena kesengajaan atau
yang kadaluwarsa memilki warna agak kealpaan dalam proses produksinya maupun
kekuningan, berbau agak tengik atau tidak disebabkan hal-hal lain yang terjadi dalam
sedap, lebih menggumpal dan lengket ditagan, peredarannya, atau tidak menyediakan syarat-
sulit larut dan lebih menggumpal saat diseduh syarat keamanan bagi manusia atau harta
dengan air. benda mereka dalam penggunaannya,
3. Margarin sebagaimana diharapkan orang. Perlindungan
Margarin yang bagus tidak terlalu padat, konsumen terhadap produk cacat merupakan
tapi tidak juga lembek. Untuk mnegetahuinya, hal yang sangat penting, hal ini
oleskan pada roti, bila mudah merata dengan diimplementasikan dalam Undang-Undang
permukaan roti, maka kualitasnya baik. Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999
Margarin yang bagus, warnanya kuning cerah karena kerugian yang diderita oleh seorang
dan bersih. Sedangkan margarin yang sudah pemakai produk yang cacat atau
kadaluwarsa biasanya ada bintik-bintik putih membahayakan, bahkan juga pemakai yang
atau hitam pada permukaannya dan berbau turut menjadi korban, merupakan tanggung
tengik. jawab mutlak pelaku usaha pembuat produk itu
4. Kismis sebagaimana diatur dalam Pasal 19 Undang-
Kismis yang baik dan sehat dikeringkan Undang Perlindungan Konsumen sehingga
dengan panas matahari dan tidak dicampur pelaku usaha tidak dapat mengelak dari
belerang. Ciri-cirinya adalah berwarna lebih tanggung jawabnya. Banyak pelaku usaha
hitam pekat, lembab dan tidak tahan disimpan menolak untuk bertanggung jawab atas
lama, karena cepat berjamur. Kismis yang kerugian yang timbul akibat ulah pelaku usaha
bermutu baik memiliki ciri-ciri tebal bundar, itu sendiri dengan tetap menjual produk yang
berisi atau berdaging dan bersih. telah diketahuinya mengandung cacat atau
5. Makanan Kaleng tidak sesuai standar mutu yang ditetapkan,
Bakteri menjadi penyebab rusaknya pada roti misalnya roti yang bungkusnya telah
makanan kaleng. Jika sudah mencium bau rusak tetap di perdagangkan, padahal tentu hal
busuk dan melihat warna hitam pada makanan itu akan mengurangi rasa maupun akan
kaleng yang telah dibuka sebelumnya, itu menimbulkan berbagai efek yang dapat
artinya makanan kaleng tersebut sudah merugikan konsumen karena mengkonsumsi
kadaluwarsa. Jika kondisi kaleng sudah tidak makanan yang kadaluarsa. Dengan
baik lagi yaitu menggelembung, ada karat di dituangkannya tanggung jawab pelaku usaha
pemukaan kaleng atau label kemasan rusak, dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang
maka itu menandakan makanan kaleng Perlindungan Konsumen (UUPK) memberikan
tersebut sudah tidak baik lagi. Demikian juga rasa aman kepada konsumen yang apabila
jika pada saat membuka tutup kaleng dan terjadi hal sedemikian, konsumen dapat
terdengar suara mendesis berarti kualitas menuntut kepada pelaku usaha, dan pelaku
sudah tidak baik, karena makanan kaleng sama usaha senantiasa berhati-hati dalam
sekali tidak mengandung soda. memperdagangkan produknya, sehingga
Menurut BPOM, makanan dinyatakan terjalin kerjasama yang baik antara pelaku
mengalami kerusakan (telah kadaluwarsa) jika usaha dan konsumen.
terjadi perobahan-perobahan yang tidak
dikehendaki dari sifat asaalnya. Kerusakan pada B. Sanksi hukum terhadap pengedar makanan
kadaluarsa dikaitkan dengan hak-hak

10 Ciri-Ciri Makanan Kadaluwarsa, Kenali Makanan


Kadaluwarsa, diakses dari madugurunhdi, blogspot.com
pada tanggal 3 Oktober 2019.

16
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

konsumen menurut UU No. 8 Tahun 1999 daluwarsa pada produk obat dan makanan
tentang Perlindungan Konsumen memiliki banyak fungsi dan tujuan di dalam
Dalam tatanan hukum, semua peraturan penggunaannya, terutama dalam menyediakan
tentang produk pangan sudah memenuhi informasi untuk kepentingan konsumen.
kriteria yang layak untuk dikonsumsi, tetapi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
dalam implementasinya tidak sesuai dengan Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label Dan Iklan
yang diharapkan karena dipicu oleh berbagai Pangan memberikan pengertian label yaitu
faktor, antara lain, banyaknya mall, waralaba setiap keterangan mengenai pangan yang
dan tempat-tempat makanan siap saji yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
sudah tidak memperhatikan etika persaingan keduanya, atau bentuk lain yang disertakan
usaha yang sehat. Kondisi demikian sangatlah pada pangan, dimasukkan ke dalam,
memprihatinkan, karena disatu sisi sudah ada ditempelkan pada, atau merupakan bagian
aturannya, namun disisi lain praktik-praktik kemasan pangan, yang selanjutnya dalam
para pelaku usaha terus terjadi, hal ini tentunya Peraturan Pemerintah ini disebut Label. Selain
sangat merugikan konsumen. Proses sosialisasi, itu Peraturan Mentri Perdagangan Republik
pembinaan dan pendidikan bagi konsumen Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 Tentang
sangatlah diperlukan untuk dilakukan agar tidak Kewajiban Pencatuman Label Dalam Bahasa
terjadi kesalahan konsumen dalam Indonesia Pada Barang juga memberikan
mengkonsumsi makanan, baik dari sisi pengertian lebel yaitu setiap keterangan
komposisi makanan yang mengandung bahan mengenai gamar yang berbentuk gambar,
kimia yang membahayakan maupun dari sisi tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain
kadaluarsa. yang memuat informasi tentang barang dan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai
kadaluwarsa berarti sudah lewat ataupun dengan ketentuan peraturan perundang-
habisnya jangka waktu sebagaimana yang telah undangan yang berlaku.
ditetapkan dan apabila dikonsumsi, maka Berdasarkan ketentuan diatas tentang label
makanan tersebut dapat membahayakan bagi yang didalamnya tercantum informasi jangka
kesehatan yang mengkonsumsinya. daluwarsa karena memiliki manfaat pada
Kadaluwarsa ditunjukan dengan penyebutan produk obat dan makanan yaitu:
tanggal dan atau bulan dan tahun tertentu yang 1. Merupakan salah satu bentuk
merupakan batas jaminan produsen ataupun perlindungan pemerintah kepada para
pelaku usaha terhadap produk yang konsumen yang baru, yang berupa
diproduksinya. pelaksanaan tertib suatu undang-undang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan bahan makanan dan minuman atau obat.
Republik Indonesia Nomor : 180 Dalam hal ini pemerintah mewajibkan
/Men.Kes/Per/Iv/85 Tentang Makanan produsen untuk melekatkan label/etiket
Daluwarsa, tanggal daluwarsa adalah batas pada hasil produksinya sesuai dengan
akhir suatu makanan dijamin mutunya peraturan yang tercantum dalam
sepanjang penyimpanannya mengikuti undang-undang bahan makan.
petunjuk yang diberikan oleh produsen. 2. Dengan melekatkan label sesuai dengan
Dari beberapa pengertain tentang peraturan berarti produsen memberikan
kadaluwarsa di atas, kadaluwarsa menunjukan keterangan yang diperlakukan oleh para
penjualan barang ataupun peredaran produk konsumen agar dapat memilih membeli
kemasan dan makanan yang sudah tidak layak serta meneliti secara bijaksana.
dijual kepada konsumen. Hal ini disebabkan 3. Merupakan jaminan bahwa barang yang
karena produk kadaluwarsa dapat mengganggu telah dipilih tidak berbahaya bila
kesehatan dan apabila dikonsumsi dalam digunakan ,untuk megatasi hal ini maka
jangka waktu yang cukup lama dapat para konsumen membiasakan diri untuk
menyebabkan kanker. membaca label terlebih dahulu sebelum
Masa kadaluwarsa umumnya dicantumkan membelinya.
pada label produk baik tersendiri maupun
menyatu dengan pembungkus produk. Label

17
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

4. Bagi produsen label dipergunakan untuk Pencantuman label daluwarsa juga diatur
alat promosi dn perkenalan terhadap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
barang tersebut. 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan mengenai
Atas manfaat label daluwarsa tersebut di bentuk label daluwarsa sebagaimana
atas mempunyai tujuan sebagai berikut: ditentukan dalam Pasal 27 yaitu:
1. memberi informasi tentang isi produk 1. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa
yang diberi label tanpa harus membuka wajib dicantumkan secara jelas pada
kemasan. Label.
2. sebagai sarana komunikasi antara 2. Pencantuman tanggal, bulan, dan tahun
produsen dan konsumen tentang produk kadaluwarsa sebagaimana dimaksud
yang perlu diketahui oleh konsumen . dalam ayat (1) dilakukan setelah
3. memberi peunjuk yang tepat pada pencantuman tulisan "baik digunakan
konsumen hingga diperoleh fungsi sebelum", sesuai dengan jenis dan daya
produk yang optimum. tahan pangan yang bersangkutan.
4. sarana periklanan bagi konsumen. 3. Dalam hal produk pangan yang
5. memberi rasa aman bagi konsumen. kedaluwarsa lebih dari 3 (tiga) bulan,
Pencantuman label daluwarsa sangatlah diperbolehkan untuk hanya
penting maka diatur sebagai perlindungan mencantumkan bulan dan tahun
konsumen negara terhadap masyarakatnya. Hal kedaluwarsa saja.
ini dapat dilihat dalam Undang-Undang Apa bila ketentuan Pasal 27 telah melewati
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 jangka waktu maka dilarang untuk
tentang perlindungan konsumen yang diperdagangkan sebagaimana ditentukan
mengatur tentang pencatuman label dalam Pasal 28 : Dilarang memperdagangkan
daluwarsa pada barang yang di dalamnya pangan yang sudah melampaui tanggal, bulan
termasuk obat dan makanan yaitu didalam dan tahun kedaluwarsa sebagaimana
pasal 8: ayat (1) huruf g “pelaku usaha dilarang dicantumkan pada Label. Larangan tersebut
memproduksi dan/atau memperdagangkan diperluas dalam Pasal 29 yaitu: Setiap orang
barang yang tidak mencantumkan tanggal dilarang:
kadaluwarsa atau jangka waktu a. Menghapus, mencabut, menutup,
penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas mengganti label, melabeli kembali
barang tersebut”., huruf I “tidak memasang pangan yang diedarkan.
label atau membuat penjelasan barang yang b. Menukar tanggal, bulan, dan tahun
memuat nama barang, ukuran, berat / isi bersih kedaluwarsa pangan yang diedarkan.
atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal Larangan dalam Pasal 29 ini dibuat karena
pembuatan, akibat sampingan, nama dan produk obat dan makanan yang sudah
alamat pelaku usaha serta keterangan lain melewati jangka waktu penggunaan berbahaya
untuk penggunaan yang menurut ketentuan bagi kesehatan manusia. Hal ini dapat dilihat
harus di pasang/dibuat”. ayat (2) “pelaku usaha keterangan yang ditentukan dalam Peraturan
dilarang memperdagangkan barang yang rusak, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
cacat, atau bekas, dan tercemar tanpa 180 /Men.Kes/Per/Iv/85 Tentang Makanan
memberikan informasi secara lengkap dan Daluwarsa yaitu Pasal 3 menyebutkan
benar atas barang dimaksud”., ayat (3) “pelaku “Makanan yang rusak, baik sebelum maupun
usaha dilarang memperdagangkan sediaan sesudah tanggal daluwarsa dinyatakan sebagai
farmasi dan pangan rusak, cacat, atau bekas, bahan berbahaya”.12
dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan Dinyatakan sebagai bahan berbahaya maka,
informasi secara lengkap dan benar”, ayat (4) dilarang untuk diedarkan sebagaimana
“pelaku usaha yang melakukan pelanggaran ditentukan dalam Pasal 23 Peraturan
pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
memperdagangkan barang tersebut serta wajib
menariknya dari peredaran.11

12 Permenkes No. 180 /Men.Kes/Per/Iv/85 Tentang


11 UU Perlindungan Konsumen. Makanan Daluwarsa

18
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi daluwarsa secara jelas. Sedangkan apabila
Pangan, Setiap orang dilarang mengedarkan:13 dilihat pada Pasal 5 ayat (1) menyatakan
a. pangan yang mengandung bahan pelanggaran terhadap Pasal 2 dikenakan sanksi
beracun, berbahaya atau yang dapat administratif dan atau sanksi hukum lainnya
merugikan atau membahayakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
kesehatan atau jiwa manusia; undangan yang berlaku.15
b. pangan yang mengandung cemaran yang Penentuan batas kadaluarsa makanan yang
melampaui ambang batas maksimal yang dijual perlu dilakukan untuk menentukan umur
ditetapkan; simpanan (shelf life) produk. Penentuan umur
c. pangan yang mengandung bahan yang simpanan didasarkan pada faktor-faktor
dilarang digunakan dalam kegiatan atau mempengaruhi umur simpanan produk pangan.
proses produksi pangan; Faktor-faktor tersebut misalnya keadaan
d. pangan yang mengandung bahan yang alamiah (sifat makanan), mekanisme
kotor, busuk, tengik, terurai, atau berlangsungnya perubahan (misalnya kepekaan
mengandung bahan nabati atau hewani terhadap air dan oksigen), serta kemungkinan
yang berpenyakit atau berasal dari terjadinya perubahan kimia (internal dan
bangkai sehingga menjadikan pangan eksternal).16 Faktor lain adalah ukuran kemasan
tidak layak dikonsumsi manusia; atau (volume), kondisi atmosfer (terutama suhu dan
e. pangan yang sudah kedaluwarsa. kelembapan), serta daya tahan kemasan
Menurut Keputusan Dirjen POM No. selama transit dan sebelum digunakan
0295/B/SK/VIII/1991 tentang Perubahan terhadap keluar masuknya air, gas, dan bau.
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No. Dunia perdagangan mengisyaratkan jangka
180/Men.Kes/Per/IV/1985 tentang Makanan waktu kadaluarsa memiliki beberapa istilah.
Daluwarsa menyatakan bahwa:14 Istilah-istilah lain yang sering digunakan adalah
a. Makanan adalah barang yang diwadahi :17
dan diberikan label dan yang digunakan 1. “Baik digunakan sebelum” (best
sebagai makanan atau minuman manusia before). “Baik digunkan sebelum”
akan tetapi bukan obat. memiliki makna bahwa suatu produk
b. Label adalah tanda berupa tulisan, pangan sebaiknya dikonsumsi sebelum
gambar atau bentuk pernyataan lain tanggal yang tercantum, karena tanggal
yang disertakan pada wadah atau tersebut merupakan batas optimal
pembungkus makanan sebagai produsen dapat menjami kelayakan
keterangan atau penjelasan. produk untuk dikonsumsi.
c. Makanan daluwarsa adalah makanan 2. “Gunakan Sebelum” (use by atau
yang telah lewat tanggal daluwarsa. expired date), “gunakan sebelum”
d. Tanggal daluwarsa adalah batas akhir memiliki makna bahwa produk pangan
suatu makanan dijamin mutunya harus dikonsumsi maksimal pada
sepanjang penyimpanannya mengikuti tanggal yang tercantum.
petunjuk yang dibeikan oleh produsen. 3. “Batas sebelum penarikan” (pull date).
Pasal 2 ayat (1) Keputusan Dirjen POM No. “Batas sebelum penarikan” merupakan
0259/B/SK/VIII/1991 tentang Perobahan cara lain untuk memberikan informasi
Lampiran Permenkes No. mengenai “gunakan sebelum”. Kalimat
180/Men.Kes/Per/IV/1985 tentang Makanan “Batas waktu sebelum penarikan”
Daluwarsa menyatakan bahwa pada label dari
makanan tertentu yang diproduksi, diimpor dan 15Ibid.
diedarakan harus dicantumkan tanggal 16Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Akibat Pembelian
Barang Kadaluarsa, diakses pada tanggal 20 Agustus 2019,
13 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 hlm. 6
Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan 17 Midian Sirait, Pengaturan Tentang Makanan
14 Pricilla Natalia Atom, Perlindungan Terhadap Konsumen
Kadaluwarsa, Makalah Disampaikan Oleh Wisnu Katim
Bahan Makanan dan Minuman Kadaluwarsa Di (Direktur Pengawasan Makanan) pada seminar Daluwarsa
Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bahan Makanan Olahan, 27 November 1985, hlm 16-17.
jurnal ilmiah, 2014, diakses dari jurnal.pdf pada tanggal 29
September 2019.

19
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

menandakan tanggal akhir yang terjadi salah pengertian karena tanggal


dianjurkan bagi konsumen untuk kadaluarsa tersebut bukan mutlak suatu produk
membeli produk tersebut sehingga dapat digunakan atau dikonsumsi, karena
masih mempunyai jangka waktu untuk tanggal kadaluarsa tersebut hanya merupakan
mengkonsumsinya tanpa produk perkiraan produsen berdasarkan hasil studi
tersebut mulai mengalami kerusakkan. atau pengamatannya sehingga produk yang
4. “Tanggal dikemas” (pack date), sudah melewati masa kadaluarsapun masih
“tanggal dikemas” merupakan dapat dikonsumsi sepanjang dalam
informasi yang berupa tanggal pada kenyataannya produk tersebut masih aman
saat produk dikemas, baik pengemasan untuk dikonsumsi. Sebaliknya suatu produk
oleh produsen maupun oleh pengecer. juga dapat menjadi rusak atau berbahaya untuk
5. “Tanggal masuk toko” (sell by date), dikonsumsi sebelum tanggal kadaluarsa yang
“tanggal masuk toko” merupakan tercantum pada label produk tersebut. Hal ini
informasi yang berupa tanggal pada dilakukan agar tidak ada suatu indikasi yang
saat produk memasuki gudang dapat merugikan konsumen. 20 Efek samping
penyimpanan di toko atau tempat yang diderita konsumen akibat mengkonsumsi
penjualan. makanan kadaluwarsa adalah keracunan.
6. “Tanggal pemanjangan” (display date), Keracunan adalah penyakit yang diakibatkan
“tanggal pemanjangan” merupakan karena telah mengkonsumsi makanan yang
informasi yang berupa tanggal pada tidak sehat. Gejala-gejala umum dari keracunan
saat produk mulai dipajang di rak-rak yaitu: perut mulas, mual, muntah, diare dan
atau display di toko atau tempat terkadang disertai kulit kemerahan, kejang dan
penjualan. pingsan. Keracunan bahkan dapat
Pencantuman tanggal kadaluarsa pada mengakibatkan kematian.
kemasan makanan amat penting dan wajib Menurut Keputusan Diretorat Jendral
dilakukan oleh produsen atau pelaku usaha, Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM)
pencantuman tersebut harus jelas agar dapat Nomor : 02240/B/SK/VII/91 Tentang Pedoman
dibaca oleh konsumen. Karena apabila tidak Persyaratan Mutu serta Label Periklanan
ada ataupun tidak jelas tanggal kadaluarsa Makanan dan Periklanan makanan bagian satu
tersebut akan menimbulkan kerugian bagi poin dua disebutkan, informasi yang harus
konsumen yang mengkonsumsi makanan dicantumkan pada label suatu produk adalah :21
tersebut. Kerugian tersebut menyangkut diri Nama makanan/nama produk;
konsumen misalnya saja sakit, cacat bahkan Komposisi/daftar ingredient; Isi Netto; Nama
kematian dan juga kerugian materil. dan alamat pabrik/importir; Nomor
Pasal 8 ayat (1) huruf g mengamanatkan pendaftaran; Kode produksi; Tanggal
bahwa: “ pelaku usaha dilarang memproduksi Kadaluwarsa; Petunjuk atau cara
dan/atau memperdagangkan barang dan/atau penyimpanan; Petunjuk atau cara penggunaan;
jasa yang tidak mencantumkan tanggal Nilai gizi dan Tulisan atau pernyataan khusus.
kadaluarsa atau jangka waktu Tanggal kadaluwarsa sangatlah penting
penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas tercantum dalam kemasan dari suatu produk
barang tertentu”. 18 Pencantuman tanggal makanan, sebagai persyaratan dalam
kadaluarsa ini harus dilakukan oleh pelaku memasarkan produk untuk sampai ketangan
usaha agar konsumen mendapat informasi yang konsumen. Karena akan berbahaya bila tidak
jelas mengenai produk yang dikonsumsinya ada pencantuman tanggal kadaluwarsa produk
akan tetapi tanggal yang biasanya tercantum yang layak untuk dikonsumsi, sehingga masalah
pada label produk tersebut tidak hanya masa pelabelan sangat penting pula untuk
kadaluarsanya tapi tanggal-tanggal lain. 19 diperhatikan.Tujuan pemberian label pada
Berkaitan dengan pencantuman tanggal makanan yang dikemas agar masyarakat yang
kadaluarsa pada label suatu produk seperti
makanan, perlu mendapat perhatian agar tidak 20Ibid, hlm. 78.
21Keputusan Kepala BPOM No. HK. 00.0523.0131 Tentang
18 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pencantuman Asal Bahan Tertentu diakses pada 19
19 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op-Cit, hlm. 77-78. Agustus 2019.

20
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

membeli dan/atau mengkonsumsi makanan konstan, kurva mutu penyimpanan tidak


dapat memutusakan akan membeli dan/atau merupakan garis lurus tetapi kuadratik. Tipe ini
tidak membeli makanan tersebut. digunakan pada makanan yang memiliki daya
Pengaturan mengenai Label telah diatur simpan lebih lama misalnya, makanan kaleng,
lebih lanjut dengan dkeluarkannya Peraturan susu ultra, freeze dried, pembungkusan vakum,
Pemerintah No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan sebagainya.
dan Iklan Pangan. Dalam Pasal 2 ayat (2) PP No. Tipe ketiga meliputi jenis makanan yang
69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan memiliki daya simpan yang tinggi, yang lebih
ini ditentukan bahwa pencantuman label laju penurunan mutunya selama penyimpanan
dilakukan sedemikan rupa sehingga agar tidak mengikuti pola yang spesifik. Jenis makan
mudah luntur atau rusak, serta terletak pada tersebut adalah makan beku (daging) dan wine.
bagian kemasan yang mudah dilihat atau Barang atau makanan yang kadaluarsa
dibaca. Label, pengaruh pengemasan, tempat, mempunyai dampak bagi konsumen, antara
suhu, kondisi udara penyimpanan, serta faktor lain:
lain dapat berpengaruh pula pada masa 1. Dapat merugikan masyarakat secara
simpanan bahan yang akan berimbas pula pada material, baik individu maupun
batas kadaluarsa produk. Kemasan yang baik kelompok.
akan dapat melindungi kepekaan makanan 2. Dapat mengganggu kesehatan bagi
terhadap udara, air dan oksigen. Disamping itu, konsumen.
dapat pula membantu menahan terjadinya 3. Berpengaruh negatif terhadap citra
kerusakkan, kimia, fisik, dan mikrobiologi.22 usaha dalam kalangan konsumen.
Bahan pangan dapat mengalami Dengan melihat dampak yang ada dari
kemunduran daya simpan yang disebut suatu barang yang sudah kadaluarsa maka,
kadaluarsa. Kemunduran daya simpan tersebut perlindungan terhadap konsumen harus
sering disebut dengan shelf life loss. Secara dilaksanakan atau diberikan. Upaya
umum dapat dinyatakan bahwa shelf life suatu perlindungan konsumen di Indonesia
bahan makanan dapat diperpanjang dengan didasarkan pada asas yang diyakini
cara mengendalikan faktor-faktor dibawah ini : memberikan arahan dan implementasinya di
1. Interaksi antara komponen dalam bahan tingkatan praktis. Berdasarkan Undang-Undang
makanan; Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
2. Proses pengolahan yang digunakan; konsumen Pasal 2, ada 5 (lima) asas
3. Pengemasan; perlindungan konsumen yaitu:
4. Distribusi dan kondisi penyimpanan.23 1. Asas Manfaat.
Dalam peraktiknya shelf life loss tersebut Asas ini mengandung makna bahwa
dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk penerapan UUPK harus memberikan
utama, yaitu: 24 manfaat yang sebesar-besarnya kepada
Tipe pertama, bahan pangan dengan laju kedua pihak, konsumen dan pelaku usaha.
penurunan daya simpan yang konstan atau Sehingga tidak ada satu pihak yang
tetap, artinya mutu bahan pangan tersebut kedudukannya lebih tinggi dibanding pihak
menurun terus berbanding lurus dengan lama lainnya. Kedua belah pihak harus
penyimpanan. Jenis makanan yang termasuk memperoleh hak-haknya.
dalam kelompok ini adalah makanan segar, 2. Asas Keadilan
susu kering, berbagai kue, minuman dalam Penerapan asas ini dapat dilihat di Pasal 4-7
botol, karton yang berbentuk dus, dan UUPK yang mengatur mengenai hak dan
sebagainya. kewajiban konsumen serta pelaku usaha.
Tipe kedua disebut dengan degradasi ordo Diharapkan melalui asas ini konsumen dan
pertama (first ordo degradation), adalah jenis pelaku usaha dapat memperoleh haknya
makan yang pola kerusakkan mutunya tidak dan menunaikan kewajibannya secara
seimbang.
22 F. G. Winarno, Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen,
3. Asas Keseimbangan
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hlm. 382. Melalui penerapan asas ini, diharapkan
23 Ibid. kepentingan konsumen, pelaku usaha serta
24 Ibid, hlm.383-384.

21
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

pemerintah dapat terwujud secara informasi serta akses untuk


seimbang, tidak ada pihak yang lebih mendapatkan informasi;
dilindungi. e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
4. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen mengenai pentingnya perlindungan
Diharapkan penerapan UUPK akan konsumen sehingga tumbuh sikap yang
memberikan jaminan atas keamanan dan jujur dan bertanggung jawab dalam
keselamatan konsumen dalam penggunaan, berusaha;
pemakaian, dan pemanfaatan barang f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau
dan/atau jasa yang dikonsumsi atau jasa yang menjamin kelangsungan
digunakan. usaha produksi barang dan/atau jasa,
5. Asas Kepastian Hukum kenyamanan, dan keselamtan konsumen.
Dimaksudkan agar baik konsumen dan
pelaku usaha mentaati hukum dan PENUTUP
memperoleh keadilan dalam A. Kesimpulan
penyelenggaraan perlindungan konsumen, 1. Makanan yang kadaluwarsa mempunyai
serta negara menjamin kepastian hukum. ciri-ciri sebagai berikut: ada perobahan
Perlindungan konsumen merupakan hak warna, berbau, rasa sudah berobah,
warga negara yang pada sisi lain merupakan tekstur berobah, kekentalan bahan
kewajiban negara untuk melindungi warga makanan, kelima hal ini disebabkan oleh
negaranya, khususnya atas produk yang halal benturan-benturan fisik, benturan kimia
dan baik. Sehingga dalam menentukan aturan dan aktivitas organisme.
hukum tersebut diperlukan adanya campur 2. Sanksi terhadap pihak pelaku usaha yang
tangan negara melalui penetapan sistem mengedarkan makanan kadaluarsa dan
perlindungan hukum terhadap konsumen. sangat merugikan konsumen dari segi
Berkaitan dengan hal tersebut telah disahkan hak-haknya yaitu hak atas kenyamanan,
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang keamanan, dan keselamatan dalam
Perlindungan Konsumen. Konsumen adalah mengkonsumsi barang dan/atau jasa, hak
setiap orang pemakai barang dan/atau jasa untuk memilih barang dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi serta mendapatkan barang dan/atau jasa
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
maupun makhluk hidup lain, dan tidak untuk kondisi serta jaminan yang dijanjikan,
diperdagangkan. Sedangkan perlindungan atas informasi yang benar, jelas, dan jujur
konsumen adalah perangkat hukum yang mengenai kondisi dan jaminan barang
diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya dan/atau jasa, adalah sesuai dengan
hak konsumen. yang diatur dalam Pasal 60, Pasal 62 dan
Di dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Pasal 62 UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa Perlindungan Konsumen yaitu sanksi
tujuan Perlindungan konsumen adalah: administratif, pidana penjara dan pidana
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan tambahan berupa: Perampasan barang
dan kemandirian konsumen untuk tertentu; Pengumuman keputusan
melindungi diri; hakim; Pembayaran ganti rugi; Perintah
b. Mengangkat harkat dan martabat penghentian kegiatan tertentu yang
konsumen dengan cara menyebabkan timbulnya kerugian
menghindarkannya dari akses negatif konsumen; Kewajiban penarikan barang
pemakaian barang dan/atau jasa; dari peredaran dan Pencabutan izin
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen usaha.
dalm memilih, menentukan dan
menuntut hak-haknya sebagai B. Saran
konsumen; 1. Ciri-ciri makanan yang akan kadaluarsa
d. Menciptakan sistem perlindungan haruslah dicantumkan dengan jelas pada
konsumen yang mengandung unsur label makanan apakah itu berupa
kepastian Hukum dan keterbukaan pembungkus yang berupa plastik,

22
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 10/Okt/2019

terlebih untuk kemasan kaleng, demikian Keputusan Kepala BPOM No. HK. 00.0523.0131
juga dengan tanggal atau waktu Tentang Pencantuman Asal Bahan
kadaluarsa harus dicantumkan dengan Tertentu diakses pada 19 Agustus 2019.
jelas. Miru Ahmadi dan Sutarman Yodo, Hukum
2. Sanksi tegas harus dikenakan kepada Perlindungan Konsumen, RajaGrafindo
pelaku usaha sebagai pengedar bahan Persada, Jakarta, 2014
pangan berupa makanan dan lainnya, Maraknya Makanan Expired di Kalangan
karena ini menyangkut kesehatan Masyarakat, diakses dari andiyuliana
manusia, juga karena konsumen berhak 18.blogspot.com tanggal 1 Oktober 2019.
untuk memperoleh informasi yang benar, Nasution Lira Apriana Sari, Tinjauan Yuridis
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan Terhadap Perlindungan Konsumen Atas
jaminan barang dan/atau jasa yang dijual Beredarnya Makanan Kadaluwarsa,
oleh pelaku usaha. Makanan yang Medan: Fakultas Hukum USU, 2011
kadaluarsa yang dikonsumsi konsumen Permenkes No. 180/MEN.KES/PER/IV/1985
sangat berbahaya bagi kesehatan, Tentang Makanan Kadaluwarsa.
bahkan bisa mengakibatkan kematian Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Akibat
apabila makanan kadaluarsa tersebut Pembelian Barang Kadaluarsa, diakses
sudah menjadi racun. pada tanggal 20 Agustus 2019
Permenkes No. 180 /Men.Kes/Per/Iv/85
DAFTAR PUSTAKA Tentang Makanan Daluwarsa
Atom Pricilla Natalia, Perlindungan Terhadap Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Konsumen Bahan Makanan dan Minuman Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan,
Kadaluwarsa Di Kabupaten Manggarai Mutu Dan Gizi Pangan
Provinsi Nusa Tenggara Timur, jurnal Perlindungan Konsumen Tentang Peredaran
ilmiah, 2014, diakses dari jurnal.pdf pada Makanan Daluarsa, diakses pada tanggal
tanggal 29 September 2019. 22 Agustus 2019.
Ciri-Ciri Makanan Kadaluwarsa, Kenali Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Akibat
Makanan Kadaluwarsa, diakses dari Pembelian Barang Kadaluarsa, diakses
madugurunhdi, blogspot.com pada tanggal pada tanggal 20 Agustus 2019
3 Oktober 2019. Poerwadarminta. W.J.S, 1986, Kamus Umum
Echols John. M dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Indonesia, Cetakan IX, Balai
Inggris-Indonesia, Gramedia,Jakarta, 2000 Pustaka, Jakarta.
Fauzia Liza, Perlindungan Hukum Terhadap Sirait Midian, Pengaturan Tentang Makanan
Konsumen Listrik Pada PT. PLN (Persero) Kadaluwarsa, Makalah disampaikan oleh
Wilayaha Sumatera Utara, Medan, 2008 Wisnu Katim (Direktur Pengawasan
Fuady Munir, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Makanan) pada seminar
Bisnis Modern di Era Global, PT. Citra Daluwarsa Bahan Makanan Olahan, 27
Aditya Bakti, Bandung 2008 November 1985
Hamzah Achmad, 2012, Undang-Undang No 8 Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen
Tahun 1999, Sinar Grafika, Jakarta. Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 2010
Hana Yomi, Selain Tanggal Pada Kemasan, Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Berikut Cara Mengetahui 5 Bahan Penelitian Hukum Normatif; Suatu
Makanan ini Sudah Kadaluwarsa atau Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo
Belum, diakses dari https://bobo.grid.id Persada, Jakarta, 2003
pada tanggal 3 Oktober 2019 Winarno F.G, Penentuan Waktu Kadaluwarsa
Inayah, Makanan Kadaluarsa, diakses dari Bagi Makanan dan Minuman, Seminar
https://inayahkesling.wordpress.com pada Kadaluwarsa Bahan Makan dan Olahan,
tanggal 3 Oktober 2019. YLKI, Jakarta, 1985
Kristiyanti Celina Tri Siwi, Hukum Perlindungan Zaenab, Makanan Kadaluarsa, diakses dari
Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta 2011 https://keslingmks.files.wordpress.com
pada tanggal 3 Oktober 2019.

23

Anda mungkin juga menyukai