A. Menelusuri Konsep dan Karateristik Agama sebagai Jalan Menuju Tuhan dan
Kebahagiaan.
Menurut Al-Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa
mencapai keinginan dan cita- cita yang dituju dan dimpikan. Pendapat lain
menyataam bahwa bahagia atau kebahagiaan adalah tetap dalam kebaikan atau
masuk kedalam kesenangan dan kesuksesaan.
Kebahagiaan Hakiki ;
Kebahagiaan ini bisa didapat oleh orang yang beriman maupun tidak memiliki
iman. Contohnya Harta. Kebahagiaan ini fana dan tidak abadi.
Berikut adalah ciri-ciri hati yang sehat, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ;
1. hati yang sehat lebih menyukai hal yang bisa memberi manfaat dan
kesembuhan daripada terhadap hal yang membahayakan dan menyakitkan,
sedangkan hati yang sakit sebaliknya.
8. Pelit terhadap waktu agar tidak berlaku sia-sia, melebihi kepelitan orang yang
paling pelit terhadap hartanya.
9. Allah satu-satunya perhatian dalam hidupnya.
Yang selanjutnya perlu anda ketahui adalah ciri-ciri hati yang sakit, menurut Thibb
al-Qulub.
2. At-Tamanni (Berangan-angan)
4. Asy-Syab'u (Kenyang)
Kunci beragama berada pada fitrah mamusia yang berarti sesuatu yang telah
menjadi karakter (tabiat) yang secara kebahasaan berarti Suci.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui." ( QS Ar-Rum/30:3)
Sumber agama secara Historis adalah sejarah mengenai proses manusia mencari
Tuhan sebab beragama adalah kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki.
Bahkan sebuah buku buatan Ibnu Thufail mengulas mengenai kebenaran bisa
ditekukan kalau ada keserasian antara akal manusia dan wahyu.
1. Argumen Psikologis
2. Argumen Sosiologis
Menurut Al-Quran, manusia adalah makhluk sosial yang artinya tidak bisa hidup
sendirian dan tidak mampu mencapai tujuan hidup tanpa adanya keterlibatan
orang lain agar mampu hidup ditengah masyarakat. Secara sosial didunia, manusia
butuh berinteraksi dengan sesamanya, lingkungan. Demikian serupa dengan
manusia yang juga butuh berinteraksi dengan sebab adanay dirinya, karena tidak
mungkin manusia berwujud dengan sendirinya.
Berikut salah satu potongan terjemah ayat yang menjelaskan kedudukan manusia.
4. Adanya kesaamaan.
Sehingga akal dan budi tersebut dipergunakan untuk memahami apa yang
terdapat pada dataran empirisnya atau agama yang tampil dalam bentuk formal
yang menggejala di masyarakat. Melalui pemahaman pada kebudayaan tersebut,
manusia mampu mengamalkan ajaran agama dengan baik.
"Allah meneguhkan hati orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh
didalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat." ( QS Ibrahim 14 : 27 )
Bebaskan diri kita dari belenggu kezaliman dan kedustaan sebab Allah
tidak akan memberikan hidayah kepada kaum yang bersikap Zalim dan
mengingkari.
Membebaskan diri dari Ijram yakni berbuat dosa karena dosa mempu
mengotori hati kita.
Bebaskan diri kita melalui sikap ragu menerima kebenaran jika kita
sendiri tau bahwa kebenaran itu memang nyata adanya.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi komitmen terhadap Nilai-nilai Tauhid
untuk mencapai Kebahagiaan.
Berikut ini adalah dalil dari Qur'an mengenai keutamaan dan keagungan tauhid, di
antaranya :
"...dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu." (An-Nahl 16:36)
Nilai-nilai hidup yang dibangun diatas jiwa tauhid merupakan nilai positif, nilai
kebenaran, dan nilai ilahi yang abadi yang mengandung kebenaran mutlak dan
universal, menjadikan agaman sebagai rahmatan lil alamin. Agama pembawa
kedamaian, keselamatan, kesejahteraan dan kebahagian umat mamusia lahir dan
batin. Berikut nilai-nilai yang perlu ditanamkan dan dikembangkan ;
1. Al-Amanah
Al-Amanah berarti percaya. Bisa dipercaya sebab kejujuran (Al-Amin) yang dimiliki.
2. Al-Adalah
Al-Adalah atau biasa dikenal Al-Adl yang berarti lurus dan sama. Adanya
kesemibangan antara hak dan kewajiban.
3. Al-Hurriyah
Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik ; lahir dan tumbuh dari
nilai-nilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu
menunjukan sikat taubat (introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu berpegang
pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunua Allah serta menjunjun
tinggi kejujuran.
BACAAN
Prof. Dr. Anwar, Rosihon, M.Ag. , H.Badruzzaman M Yunus, M.A. dan Saehudin, S.
Th.I. 2009. Pengantar Studi Islam. Bandung : CV PUSTAKA SETIA.
Syahidin, Andy Hadiyanto, dkk. Cetakan l. 2016. Pendidikan Agama Islam untuk
perguruan tinggi. Jakarta : Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
http://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-
muslim/read/2016/08/08/99045/10-ciri-hati-yang-sehat.html
https://tafsirq.com/30-ar-rum/ayat-30#diskusi
https://risalahmuslim.id/quran/an-nisaa/4-1/
http://ipi-smt5.blogspot.com/2010/01/pendekatan-paedagogis-dan-
psikologis.html?m=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid
https://islamhariini.com/ilmu-tauhid/
https://didit-pekiringan.blogspot.com/2014/11/pengertian-al-adl-menjadikan-
pribadi.html