Anda di halaman 1dari 13

BAGAIMANA AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN?

Setelah mengkaji Bab ini mahasiswa mampu menunjukkan sikap tobat (selalu intropeksi dan
koreksi diri ) untuk selalu berpegang pada nilai nilai kebenaran Ilahiah; mampu mensyukuri
karunia Allah berupa nikmat iman, islam dan kehidupan; bertanggungjawab terhadap sikap
dan prilaku yang dilakukan secara sadar ; serta mampu menjunjung tinggi
kejujuran,kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial dan
professional.
(KD 1.1;1.5;1.9dan 2.2)
Anda Bahagia ?

Bahagia sering dihubungkan dengan sukses-sukses duniawi. Orang yang meraih kekayaan, kedudukan
tinggi dan popularitas sering disebut sebagai orang yang bahagia. Tidak sedikit diantara mereka yang sukses
dunawi ternyata hidup menderita. Lalu bagaimnakah bahagia yang hakiki itu?

Ragam ekspresi kebahagiaan menunjukkan adanya perbedaan makna dan esensi kebahagiaan
REFLEKSI TERHADAP FOTO DAN PAPARAN DIATAS
 Analisis kritis terhadap makna kebahagiaan !
 Paparkan argumen tentang konsep Kebahagiaan autentik dalam
perspektif kelompok anda dan bagimana mewujudkannya?
 Bagaimana Kontribusi agama dalam mencapai kebahagiaan?

Diskusikan !!
Presentasi masing-masing kelompok
A. KONSEP DAN KARAKTERISTIK AGAMA SEBAGAI JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN

Agama Menunjukkan jalan


Bahagia hidup didunia dan akhirat

Ikutilah cara cara yang telah ditetapkan Penciptanya dalam agama tersebut.
Sehingga Tercapai tujuan hidup: sejahterah di dunia dan bahagia di akhirat

Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik : lahir dan tumbuh dari nilai-nilai hakiki Islam
dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu menunjukkan sikap tobat (intropeksi dan
koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai Ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat
iman, islam dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadilan dalam
menjalani kehidupan pribadi, sosial dan professional.
B. MENGAPA MANUSIA HARUS BERAGAMA?

Artinya: “maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) Fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah)
agama yang lurus. tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
(Q.S.ArRum30;30)

Fitrah Allah = naluri beragama (Tauhidullah)

Mengganti kefitrahan(agama) sama artinya menghilangkan jati diri pada manusia. dan Allah melarang hal tersebut.
C. SUMBER HISTORIS, FILOSOFIS, PSIKOLOGIS,
SOSIOLOGIS,PEDAGOGIS TENTANG AGAMA SEBAGAI JALAN MENUJU
KEBAHAGIAAN
 Teologis;
beragama itu adalah fitrah, jika manusia hidup sesuai fitrahnya maka ia akan bahagia.
 Historis;
sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan kebutuhan dasar manusia yang
paling hakiki. Dari mulai masyarakat primitif sampai masyarakat modern.

 Filosofis
Ibnu tufail; bahwa kebenaran bisa ditemukan manakala ada keserasian antara akal manusia dan
wahyu. Dengan akalnya manusia mencari Tuhan dan bisa sampai keTuhan.
Namun penemuannya itu perlu konfirmasi dari Tuhan melalui wahyu.
 Psikologis
Manusia adalah makhluk rohani. Manusia membutuhkan ketenangan jiwa ketentraman hati dan
kebahagiaan rohani. Kebahagian rohani hanya dapat dicapai jika manusia dekat dengan pemilik kebahagian
yang hakiki.
Agamalah yang mampu memberi penjelasan tersebut. Tanpa agama manusia akan salah jalan.

 Sosiologis
Manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan tidak bisa mencapai tujuan hidupnya tanpa
keterlibatan orang lain. manusia tidak mungkin hidup jika terlepas dari kehidupan masyarakatnya.
Secara horizontal manusia butuh berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungannya. Secara vertikal manusia butuh
berinteraksi dengan zat yang yang menjadi sebab ada dirinya.

 Pedagogis
Manusia makluk yang menciptakan kebudayaan dan dengan berbudaya itulah manusia berusaha mencukupi
kebutuhan hidupnya. Manusia tidak lepas dari kebudayaan, Dimana ada manusia disitu ada kebudayaan.
Dengan adanya keseimbangan antara hubungan secara horizontal yakni dengan sesama manusia, dan secara
vertikal dengan pencipta

manusia akan mendapatkan


kebahagiaan hakiki.
(Mustahil mendapakan kebahagiaan tanpa landasan agama)

ِ َ‫ش ْيط‬
ٌ‫ان ۚ إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمبِين‬ ِ ‫س ْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِ ُعوا ُخطُ َوا‬
َّ ‫ت ال‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
ِّ ‫ين آ َمنُوا اد ُْخلُوا فِي ال‬

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
QS Albaqoroh 208

Maka Dengan memosisikan diri sebagai Abdullah dan khalifahtullah secara intergral dan seimbang, manusia
meraih dan mendapatkan kebahagiaan lahir bathin, jasmani dan rohani.
D. TAUHIDULLAH SEBAGAI SATU - SATUNYA
MODEL BERAGAMA YANG BENAR

Landasan teologis agama yang benar, dibawa Rosulullah Saw dan rosul-rosul sebelumnya ;
“La Ilaha Illallah”
Tidak ada Tuhan Selain Allah

1. Membebaskan manusia dari takhayul, khurafat, mitos dan bid’ah


2. Menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak merendahkan diri
kepada makhluk yang lebih rendah dari derajatnya.

Manusia yang bertauhidullah dengan benarlah yang berpotensi


untuk mendekati potensi kamil.
Tauhidullah adalah barometer kebenaran agama-agama sebelum islam .

firman Allah Swt;


1. ”Barang siapa mencari Agama selain Islam sebagai agama, maka tidak akan
diterima dan diakhirat termasuk orang yang merugi.”(Q.Sali Imran/3;85).
2. ”Sesungguhnya agama yang di Ridhoi Allahadalah agama Islam”. (Q.Sali
Imran/3::19).
3. ”Maka apakah mereka mencari Agama selain agama Allah, padahal hanya
kepadaNya menyerahkan diri segala yang dilangit dan di bumi, baik dengan
suka maupun terpaksa, dan hanya kepada Allah mereka dikembalikan”.
(Q.S.Ali Imran/3:83).
Menurut Said Hawa.
Bahwa jalan menuju Tauhidullah bisa rusak karena:

1.Sifat Al-Kibr (sombong)


2. Siifat Az-Zhulm (kezaliman )dan Al –Kizb(kebohongan)
3.Sikap Al-ifsad(melakukan perusakan)
4.Sikap Al-Ghaflah (lupa)
5. Al-Ijram (berbuat dosa)
6.Sikap ragu menerima kebenaran
E. KOMITMEN TERHADAP NILAI – NILAI TAUHID
UNTUK MENCAPAI KEBAHAGIAAN
Nilai –nilai hidup yang dibangun diatas jiwa tauhid merupakan nilai positif, nilai kebenaran, dan
nilai Ilahi yang abadi yang mengandung kebenaran mutlak dan universal.

1. As-shidq (kejujuran)
2. Al-amanah
3. Al-adalah
4. Al-huriyyah (kemerdekaan)
5. Al-musawa (persamaan)
6. Tanggung jawab sosial
7. At-tasamuh (toleransi)
8. Tabadul ijtima’ (saling memberi manfaat)
9. At-tarohum (kasihsayang)

Anda mungkin juga menyukai