Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FIQIH IBADAH

DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP IBADAH DALAM ISLAM

Disusun dan Diajukan untuk Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah Fiqih Ibadah

Oleh:

1. Johanes NIM. 1910206004

Dosen Pengampu:
Rasmita, S.Ag, M. Pdi

MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
T.A 2020 M/1442 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, Atas limpahan


rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini tepat pada waktu yang telah ditentukan dan tidak lupa penulis
menghadiahkan sholawat beserta salam untuk baginda nabi yang mulia Muhammad
saw dan para sahabatnya.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata yang sempurna untuk itu
penulis selalu membuka diri akan kritik dan saran yang membangun bagi
pembaca untuk melengkapi lembaran ini. Kami berharap semoga m ak al ah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat sedikit
mewujudkan pengetahuan di dalam makalah ini. Sebelumnya kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada bapak selaku dosen mata kuliah perilaku dan budaya
organisasi yang telah memberikan tugas makalah kepada kami untuk di
presentasikan.

Sekian dari penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi
penulisan maupun dalam presentasinya nanti.

Kerinci, 3 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Judul ................................................................................................................ i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 3

BAB II ISI MAKALAH

A. Dasar-dasar Ibadah dalam Islam .................................................... 4


B. Prinsip-prinsip Ibadah dalam Islam ............................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 6
B. Saran............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ibadah kepada Allah SWT merupakan sarana utama untuk mencapai


Ridho-Nya. Manusia diciptakan di muka bumi mengembankan tugas untuk
beribadah kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat
21 yang berbunyi: “Hai Manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”(QS Al-
baqarah ayat 21). Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah
swt dengan segala pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan
yang bisa dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala
manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah memberikannya. Sebab itu,
manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam
kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan
anugerah Allah SWT. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan
kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul
Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan tersebut adalah dengan
beribadah. Era kehidupan yang terus berkembang sangat dinamis,
membutuhkan tuntunan yang mengarahkan dan menyadarkan perilaku
manusia untuk lebih dekat dengan kehendak Sang Maha Kuasa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar ibadah dalam islam?
2. Apa prinsip-prinsip ibadah islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui dasar ibadah dalam islam.
2. Agar pembaca mengetahui prinsip-prinsip ibadah islam.
BAB II
ISI MAKALAH
A. Dasar-dasar ibadah dalam islam
Dasar ilmu Fiqih Ibadah adalah yakni al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah.
As-Sunnah Al-Maqbulah artinya sunnah yang dapat diterima. Dalam kajian
hadis sunnah al-Maqbulah dibagi menjadi dua, Hadis Shahih dan Hadis
Hasan. Hal ini disandarkan pada hadis berikut;

َ ‫س ْكت ُ ْم ِب ِه َما ِكت‬


‫َاب‬ ِ ‫سلَّ َم قَا َل ت ََر ْكتُ فِيكُ ْم أَ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬
َّ ‫َضلوا َما تَ َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو َل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫أَ َّن َر‬
‫َّللا َوسُنَّةَ نَبِيِِّ ِه‬
ِ َّ

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Aku meninggalkan untukmu dua perkara,


kamu tidak akan tersesat jika berpegang pada keduanya, yakni: Kitab Allah
(al-Qur’an) dan Sunah Nabi.

Banyak sekali ayat al-Qur'an yang berbicara tentang perintah beribadah, di


antaranya:
َّ ‫ِصيْنَ لَهُ ال ِدِّيْنَ ُحنُفَا َء َويُ ِق ْي ُم ْوا ال‬
‫صالَةَ َويُؤْ ت ُ ْوا الز َّكا َةَ َو َذالِكَ ِد ْي ُن‬ ِ ‫هللا ُم ْخل‬ َّ ِ‫وََ َما اُمِ ُر ْوا ا‬
َ ‫ال ِل َي ْعبُد ُْوا‬
)٥:‫اْل َق ِِّي َم ِة (البينة‬
Artinya:“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

B. Prinsip-prinsip ibadah dalam islam

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun


individual yang dijadikan oleh seseorang kelompok sebagai sebuah
berasal dari bahasa arab yakni 'abada-ya'budu-'abdan wa 'ibadatan yang
artinya menyembah, merendah diri, tunduk, patuh, taat, menghina diri dan
memperhambakan diri kepada sesuatu. Sedangkan secara terminologi islam
(istilah) berarti taat, tunduk, patuh dan merendah diri kepada Allah S.W.T.
Ibnu Taimiyah (syaikhul islam) pernah memberi batasan,
ْ ‫“ كُل َش‬Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah.''
َ َ‫يءٍ اَ َحبَّهُ هللاُ َوارْ ت‬
‫ضاه‬

Ada beberapa prinsip dalam ibadah yaitu sebagai berikut :

a. Ada perintah

Adanya perintah merupakan syarat sahnya suatu ibadah. tanpa


perintah, ibadah merupakan sesuatu yang terlarang, dalam sebuah
kaidah diungkapkan:

"Asal mula ibadah itu terlarang, hingga ada ketentuan yang


memerintahkannya"

b. Tidak mempersulit (`Adamul Haraj)

Prinsip ini didasarkan kepada firman Allah yang artinya :

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki


kesukaran bagimu.

c. Menyedikitkan beban (Qilatuttaklif)

Prinsip ini didasarkan kepada firman Allah yang artinya :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya.

d. Ibadah hanya ditujukan kepada Allah Swt

Prinsip ini merupakan konsekuensi pengakuan atas kemahaesaan


Allah Swt, yang dimanifestasikan sesorang muslim dengan kata-
kata (kalimat tauhid) La ilaha Illallah.

e. Ibadah tanpa perantara

Ibadah harus dilakukan oleh seorang hamba Allah tanpa melalui


perantara, baik berupa benda, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun
manusia. Adanya perantara dalam beribadah bertentangan dengan
prinsip tauhid dan beribadah hanya kepada Allah semata. Hal ini
dimaksudkan agar ibadah seseorang hamba benar-benar murni dan
jauh dari perbuatan syirik.

f. Ibadah dilakukan secara ikhlas


Ikhlas artinya murni, tulus, tidak ada maksud dan tujuan lain selain
hanya kepada Allah. Ikhlas dalam beribadah berarti beribadah tanpa
merasa terpaksa, melainkan benar-benar murni untuk menunaikan
perintah Allah Swt.

g. Keseimbangan Jasmani dan Rohani

Sesuai dengan kodratnya bahwa manusia itu makhluk Allah yang


terdiri atas jasmani dan rohani, maka ibadah mempunyai prinsip
adanya keseimbangan diantara keduanya, Tidak hanya mengejar
satu hal lalu meninggalkan yang lainnya, atau sebaliknya, akan
tetapi keseimbangan antara keduanyalah yang harus dikerjakan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dasar ilmu Fiqih Ibadah adalah yakni al-Qur’an dan as-Sunnah al-
Maqbulah. As-Sunnah Al-Maqbulah artinya sunnah yang dapat diterima.
Dalam kajian hadis sunnah al-Maqbulah dibagi menjadi dua, Hadis Shahih
dan Hadis Hasan. Hal ini disandarkan pada hadis berikut;

َ ‫س ْكت ُ ْم ِب ِه َما ِكت‬


‫َاب‬ ِ ‫سلَّ َم قَا َل ت ََر ْكتُ فِيكُ ْم أَ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬
َّ ‫َضلوا َما تَ َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو َل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫أَ َّن َر‬
‫َّللا َوسُنَّةَ نَبِيِِّ ِه‬
ِ َّ

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Aku meninggalkan untukmu dua


perkara, kamu tidak akan tersesat jika berpegang pada keduanya, yakni:
Kitab Allah (al-Qur’an) dan Sunah Nabi.

B. Saran

Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan, kekeliruan dan kekurangan, baik itu dari segi tulisannya,
bahasanya ataupun yang lain, oleh karena itu kami mengharapkan kepada
teman-teman sekalian serta segenap pihak yang bersangkutan, untuk dapat
memberikan kritik dan sarannya, agar dapat kita benahi bersama dan dapat
kita ambil manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sapiudin shidiq,usul fiqih,Jakarta,kencana,2011.

Rahman Ritonga, Zainuddin, Fiqih Ibadah, Jakara: Gaya Media Pratama, 2002.

Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005

Anda mungkin juga menyukai