Anda di halaman 1dari 9

HAKIKAT DAN HIKMAH IBADAH

Mata Kuliah: Fiqih Ibadah


Dosen pengampu: Ibu Djamila Usup, S.Ag., M.H.I.

Di susun oleh:
Kelompok II AS1A
Devi Annisa Potabuga (22111039)
Fadel Muhamad Nusi (22111034)
Farid Poiyo (22111010)
Nabila Pasambuna (22111041)

PROGRAM STUDI AKHWAL AL-SYAKHSIYYAH


FAKULTAS SYARIAH
IAIN MANADO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. HAKIKAT IBADAH...................................................................................................3
B. HIKMAH IBADAH....................................................................................................6
BAB III PENUTUP............................................................................................................7
KESIMPULAN..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Allah SWT telah menciptakan jin dan manusia hanya agar mereka dapat
beribadah kepada-Nya. Sebagaimana terdapat dalam firman-Nya pada surah
Az-Zariyat (56).Setiap ibadah yang telah diperintahkan wajib dilaksanakan
sesuai dengan syara’. Dan kita juga selaku kaum muslimin harus mengetahui
hakikat dan hikmah ibadah yang kita laksanakan.

Ada orang yang melaksanakan ibadah tetapi tidak tahu apa yang ia
laksanakan, Padahal penting bagi kita untuk mengerti apa yang kita lakukan,
seperti hakikat dan hikmahnya. Agar kita menjadi yakin dan tidak buta
mengenai ibadah kita sendiri

Melaksanakan ibadah sesuai syara’ adalah ibadah yang mengikuti tuntunan


nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits
telah menyebutkan mengenai ibadah dan tata caranya. Setelah mengetahui
hakikat ibadah, kita diharapkan agar dapat mengambil hikmah dan berkah dari
Allah SWT.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan hakikat ibadah?

2. Apa hikmah dari ibadah yang kita laksanakan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT IBADAH

Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-


Syafi’I mengutarakan pada salah satu risalahnya, bahwa hakikat ibadah ialah
mengikuti (mutaba’ah) Nabi SAW1. Mutaba’ah merupakan sebuah kata yang
berasal dari Bahasa Arab yaitu taba’a, yang artinya adalah mengikuti tuntunan
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam contohkan.2

Hakikat sendiri artinya adalah intisari dan dasar. Istilah hakikat adalah
kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya. Asal usul kata hakikat adalah
berasal dari Bahasa Arab “Al-Haqq” yang artinya adalah hak. 3 Sedangkan
ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari
ketaatan mengajarkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.4

Hakikat ibadah itu terdapat dalam beberapa firman Allah SWT yang berbunyi :

ۙ ‫ٰۤي َاُّيَها الَّناُس اۡع ُبُدۡو ا َر َّبُك ُم اَّلِذ ۡى َخ َلَقُك ۡم َو اَّلِذ ۡي َن ِم ۡن َقۡب ِلُك ۡم َلَع َّلُك ۡم َتَّتُقۡو َن‬

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan


orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah
(2):21).

‫َو َم ا َخ َلۡق ُت اۡل ِج َّن َو اِاۡل ۡن َس ِااَّل ِلَيۡع ُبُدۡو ِن‬

1
Lahmuddin Nasution, Fiqih 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 5
2
“Mutaba’ah”, Bina Qurani, 2021, Web. 31 Agustus 2021
3
Laudia Tysara “Hakikat Adalah Kenyataan yang Sebenarnya”, 2021, Web. 31 Agustus 2022
4
“Ibadah", KBBI Daring, 2016, Web. 31 Agustus 2022
3
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku”

(QS. Az-Zariyat (51):56).

Adapun beberapa hal mengenai hakikat ibadah yaitu :


1. Sebagai tujuan hidup kita yang hanya sementara ini.
2. Melaksanakan apa yang Allah SWT perintahkan dengan penuh
ketundukkan dan rendah diri.
3. Ibadah juga meliputi meninggalkan larangan-Nya.
4. Timbulnya rasa cinta dalam melaksanakan ibadah termasuk mengikuti
sunnah Rasulullah SAW.
5. Jihad di jalan Allah SWT.
6. Munculnya rasa takut akan murka Allah SWT.5

Hal-hal yang tidak diperintah oleh Allah SWT dan Rasulnya tidak dapat
disebut sebagai ibadah. Salat, puasa, zakat, dan haji pun hanya menjadi ibadah
apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan syara’.Contohnya seperti berpuasa
di hari raya atau salat pada waktu-waktu yang dilarang itu tidak dapat disebut
sebagai ibadah karena telah melanggar ketentuan syara’ dan malah
mendapatkan dosa.

Sesungguhnya ibadah dengan pengertian hakiki adalah itu merupakan


tujuan pada dirinya. Dengan melakukan ibadah, manusia akan sadar mengenai
betapa lemahnya ia dan membutuhkan bantuan dari yang maha kuasa Allah
SWT. Jika ibadah telah benar-benar dihayati, maka kita akan mendapatkan
manfaatnya. Pribadi yang takwa, jiwa yang suci, ketenangan hati, akhlak yang
mulia dan bahkan surga yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Namun tentu
tujuan hakiki beribadah bukan hanya itu, melainkan agar kita mendapat ridho

5
Muh. Haluoleo “Ibadah”, 2019, hal. 3
4
Allah SWT dan mengunggulkan-Nya sebagai tumpuan harapan dalam segala
hal.6

Ibadah berfungsi untuk menghidupkan kesadaran tauhid serta


memantapkannya di dalam hati, menghapus kepercayaan kepada berbagai hal
gaib atau berhala yang disembah orang-orang musyrik. Melalui ibadah,
perasaan takut (khasyyah), dan harap kepada Allah SWT akan meresap ke
dalam hati dan jiwa kita. Inilah hakikat ibadah sebenarnya, dan bukan bentuk
perilaku lahir, perbuatan atau ucapan-ucapan.7

‫َبَلٰى َم ْن َأْس َلَم َو ْج َهُه ِهَّلِل َو ُهَو ُم ْح ِس ٌن َفَلُه َأْج ُر ُه ِع نَد َر ِّبِه َو اَل َخ ْو ٌف َع َلْيِه ْم َو اَل ُهْم َيْح َز ُنوَن‬

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya


kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya
dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-
Baqarah (2):112).

B. HIKMAH IBADAH

6
Lahmuddin Nasution, Fiqih 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 6-7
7
Lahmuddin Nasution, Fiqih 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 7
5
1. Tidak syirik. Seorang hamba yang telah senantiasa beribadah
menyembah Kepada-Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk
syirik. Ia telah mengetahui bahwa tidak ada sesuatupun yang lebih
unggul dan patut disembah selain Allah SWT.
2. Terhindar dari kemaksiatan, ibadah dapat menyucikan hati dan
mencegah kita dari segala bentuk kemaksiatan, tetapi hal ini hanya
berlaku ketika ibadah telah dilaksanakan sesuai syara’.
3. Memiliki ketakwaan, seseorang yang bertakwa dengan landasan cinta
kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya akan senantiasa merasa
tenang dan senang dalam beribadah. Sedangkan ada yang menganggap
ibadah sebagai beban dan bukan sebagai kebutuhan. Biasanya seseorang
yang menganggap ibadah sebagai beban pasti dalam hatinya akan terasa
berat dan tidak ikhlas dalam menjalankan ibadah.
4. Tidak kikir, harta yang kita miliki senantiasa hanyalah titipan dari Allah
SWT dan dari sebagain titipan itu ada hak milik orang lain yang wajib
kita berikan demi kemaslahatan umat. Akan tetapi, begitu besarnya cinta
manusia terhadap harta dan nikmat duniawi menjadikan banyak
daripadanya menjadi orang yang kikir. Sedangkan seseorang yang telah
memahami bahwa dalam hartanya ada hak milik orang lain dan bahwa
semua miliknya hanyalah titipan dari Allah SWT, makai a akan
senantiasa bersedekah di jalan-Nya. Ia akan meraih cinta Allah SWT
dalam harta yang dititipkan kepadanya. Dan itu akan menjadi bekal di
akhirat nanti.8

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
8
Muh. Haluoleo “Ibadah”, 2019, hal. 7
6
Hakikat ibadah ialah mengikuti (mutaba’ah) Nabi SAW. Mutaba’ah
merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Arab yaitu taba’a, yang
artinya adalah mengikuti tuntunan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
contohkan.

Hikmah ibadah yang kita laksanakan yaitu: tidak syirik, memiliki


ketakwaan, terhindar dari kemaksiatan, tidak kikir, berjiwa social, berhati
ikhlas, jujur, dan sehat jasmani dan rohani.Ada beberapa hal dibalik keutamaan
dan diwajibkannya beribadah kepada Allah Swt.:Allah memerintahkan dan
mewajibkan kita untuk beribadah itu,sudah tentu Allah mengetahui hikmah
dibalik perintahnya tersebut. Allah mewajibkan beriman,dengan tujuan untuk
membersihkan hati dari syirik, kewajiban shalat umtuk ,men-sucikan diri dari
takabbur, diwajibkannya zakat untuk menjadi sebab diperolehnya rizki, dan
diwajibkannya puasa untuk menguji kesabaran kita.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bina Qurani. (2021). Mutaba’ah Artinya Mengikuti. Diakses pada 31 Agustus


2022, dari https://binaqurani.sch.id/mutabaah-artinya-mengikuti/

Haluoleo, M. (2019). Ibadah. Diakses dari


https://www.academia.edu/38819853/Makalah_Ibadah

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2012-2021). Ibadah. Diakses pada 31 Agustus


2022, dari https://kbbi.web.id/ibadah

Nasution, Lahmuddin. (1999). Fiqih 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Tysara, L. (2021). Hakikat Adalah Kenyataan yang Sebenarnya. Diakses pada


31 Agustus 2022, dari https://hot.liputan6.com/read/4705991/hakikat-
adalah-kenyataan-yang-sebenarnya-simak-contoh-kalimatnya

Anda mungkin juga menyukai