Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati juga mensyukuri indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita,
Nabi Besar kita yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah menunjukkan kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Praktikum Ibadah dengan judul “THAHARAH”.
Di samping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
A. PENGERTIAN TAHARAH 5
B. HUKUM TAHARAH 5
BAB III 9
PENUTUP 9
A. KESIMPULAN 9
B. SARAN 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Pengertian thaharah.
2. Hukum thaharah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAHARAH
Pengertian thaharah secara bahasa adalah ”bersuci atau bersih dari kotoran
material dan immaterial”. Sedangkan makna thaharah secara syariat adalah
“mengangkat hadats dan menghilangkan najis”.Taharah juga sering di artikan
bersuci.1
• HADIST NABI :
1 صفة حكمية توجب أرتفاع الحدث و أزالة الخبث: و أصطالحا, النظافة والنزاهة عن األقذار: الطهارة لغة
2 Al fauzan, saleh.. Fiqih Sehari-hari. (Jakarta. Gema Insan: 2009). hal: 8
. القصد ألى الصعيد لمسح الوجه واليدين بنية أستباحة الصال ة و نحوها: و شرعا, القصد: التيمم لغة
B. HUKUM TAHARAH
Kesucian dalam ajaran Islam dijadikan syarat sahnya sebuah ibadah, seperti
shalat, thawaf, dan sebagainya. Bahkan manusia sejak lahir hingga wafatnya juga
tidak bisa lepas dari masalah kesucian. Oleh karena itu para ulama bersepakat
bahwa hukum thaharah adalah wajib. Sehingga Allah sangat menyukai orang yang
mensucikan diri sebagaimana firman berikut ini:
حوۡاـ ب ُِر ُءو ِۡسكُمۡ َواَر ُۡجلَك ُ ۡم ُ الصل ٰو ِة فَاغ ِۡسلُوۡا ُو ُجو َۡهكُمۡ َواَيۡ ِديَكُمۡ اِل َى ال َۡم َرا ِف ِق َوام َۡس َّ يٰۤـا َيُّ َها ال َّ ِذي َۡنا ٰ َمنُوۡۤاـ اِذَا ُقمۡتُمۡ اِل َى
ٓإٮ ِطاَوۡ ل َٰمسۡتُ ُمِٕ ٓاء ا َ َحدٌ ِ ّمنۡكُمۡ ِ ّم َن الۡ َغ ِـ
َ عل ٰى َسفَ ٍر اَوۡ َج َ َۡاط ّ َه ُروۡا ؕ َواِنۡـ كُنۡتُمۡ َّمر َۡض ٰىۤ اَو َّ ۡن ؕ َواِنۡـ كُنۡتُمۡ ُجنُبًا ف
ِ اِل َى الۡـكَعۡبَي
ۡعلَيۡكُمۡ ِ ّمن َ حوۡا ب ُِو ُجو ِۡهكُمۡ َواَيۡ ِديۡكُمۡـ ِ ّمن ُۡه ؕ َما يُ ِري ُۡد الل ّ ٰ ُه ِليَج َۡع َل ُ ٓاء َفتَيَ ّ َم ُموۡا َص ِعي ًۡدا َطيِّبًا فَام َۡس ً ٓاء َفلَمۡ تَجِ ُدوۡا َم َ ال ِن ّ َس
علَيۡكُمۡ ل ََعلَّكُمۡ َتشۡك ُُرو َۡن َ َح َر ٍج َّول ٰـ ِكنۡ يُّ ِري ُۡد ِليُ َط ِ ّه َركُمۡ َو لِيُ ِت ّمَ ِنع َۡمتَ ٗه
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah.
Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu
dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu
bersyukur”.
( QS. AL-Maidah: 6 )
ب ال ُْمتَ َط ِّ ّـِه ِريْ َن ُّ ب التّ ََّوابِيْ َـن َويُ ِحُّ ِإ ّ َن الل َّ َه يُ ِح
“ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang bersuci “
(QS. al-Baqarah/2: 222)
Dalam sebuah hadis dijelaskan pula:
يما َِنْ الط ُه ْو ُر َش ْط ُر ا ْ ِإل
ُّ
“ Kesucian itu sebagian dari iman.”3
( HR. Muslim )
3 HR. Muslim Fadlul Wudlu: (Daar al-fikr. Beirut) . hal.556.
Secara umum ruang lingkup thaharah ada dua, yakni membersihkan najis
( istinja’ ) dan membersihkan hadas. Dari masing-masing ruang lingkup akan diperinci
lagi. Dalam istinja’ akan dibahas mengenai benda najis, bahan untuk membersihkan
najis, dan cara membersihkan najis.4
Ada dua hal yang menjadi objek taharah. Yaitu hadats, baik hadast kecil
maupun besar dan najis. Dari sini pun kita mengenal istilah bersuci dari najis. Islam
menempatkan masalah taharah sebagai satu masalah penting yang tidak bisa di
anggap remeh. Karena hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu:
Allah menegaskan bahwa Dia sangat mencintai orang-orang Islam yang bersih.
Dengan kata lain Allah menyukai orang-orang yang selalu memperhatikan
kebersihan. Itu artinya seseorang bisa saja mendapatkan cinta Allah sebab dalam
hidup mereka menempatkan persoalan taharah sebagai masalah yang benar-benar
harus di perhatikan.
Adanya kenyataan bahwa masalah kebersihan menjadi syarat sahnya sebuah ibadah
menunjukkan bahwa Islam menyerukan agar umat Islam ini hidup bersih dan jauh
dari segala hal yang kotor dan najis. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam menjadi
umat yang sehat, baik sehat badan maupun sehat lingkungan. Adalah sebuah
kenyataan bahwa hal yang kotor dan najis sering kali menjadi penyebab timbulnya
penyakit. Inilah mengapa Islam memerintahkan manusia agar menghindarkan diri
dari sesuatu yang kotor dan najis sekaligus melarang keras mengkonsumsi keduanya.
ع ِن ال ُْم ْسلِ ِميْ َن ل َايُ ْؤ ِذيْ ِه ْم فَأ َ ْد َخ َلال َْجن ّ َِة ِ ال َو
َ الله ل َان ُ ِحيَ ّ َن َه َذا َ َعل َى َظ ْه ِر َط ِريْ ٍق َفق َ َم ّ َر َر ُج ٌل ِب ُغ ْص ِن َش
َ ج َر ٍة
"Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalangi jalan, lalu ia
berkata, "Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan
menyakiti kaum muslimin" maka Allah pun memasukkannya ke syurga"
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bersuci dari hadas maupun najis termasuk dalam perihal thaharah atau bersuci.
Dalam hukum Islam juga disebutkan, bahwa segala seluk beluknya termasuk bagian
ilmu dan amalan yang penting.
Bersuci bisa juga menggunakan alat-alat bantu yang dianjurkan oleh
Rasullullah SAW yaitu Air, tanah, dan masih banyak lagi yang bisa digunakan. Macam
- macam hadas juga terbagi menjadi dua ialah hadas kecil yaitu yang disebabkan oleh
keluar sesuatu dari dubur dan kubul, sedangkan hadas besar yaitu yang disebabkan
oleh keluarnya air mani dan bersetubuh.
B. SARAN
Demikian makalah tentang taharah inilah yang dapat kami susun dan kami sangat
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan
semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
● Al fauzan, saleh, Fiqih Sehari-hari, Gema Insan, Jakarta, 2009.
● HR. Muslim, Fadlul Wudlu, Daar al-fikr, Beirut.
● Dainuri Muhamad, Kajian kitab kuning terhadap ajaran islam, Sinar Jaya, Magelang,
1996.
● بلوغ المرام دارالكتب الألسالمية,الحافظ ابن الحجر العسقالنى