Anda di halaman 1dari 31

Disusun Oleh:

Nama : Rofiatun Nikmah

TUGAS INDIVIDU Nim : 2020012275

KEPERAWATAN PALIATIF 4 Kelas : PSIK 7B

(KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT)

“MENGANALISA
JURNAL/ARTIKEL MENGENAI
KEPERAWATAN PALIATIF PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT” INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN CENDEKIA
Dosen pengampu: Ns. Noor Faidah, UTAMA KUDUS
M.Kep TAHUN AJARAN 2023
Vol. 1 No.1. Hal 41 - 49

PENERAPAN POSISI HEAD UP 30 ° TERHADAP NILAI SATURASI


OKSIGEN PADA PASIEN STROKE: LITERATURE REVIEW ”
1 2 3 4
Aida Sri Rachmawati , Yuyun Solihatin , Ubad Badrudin , Ana Anisa Yunita
1 ,2 ,3,4
Program Studi Diploma 3 Keperawatan , Fakultas Ilmu Kesehatan , U niversi t as
Muhammadiyah Tasikmalaya

Informasi Artikel Abstra k


Riwayat Artikel:
Diterima : 1 Agustus 2022
Direvisi : 5 September 2022
Terbit : 20 Desember 2022

pasien stroke berdasarkan literature review. Metode penelitian ini


menggunakan literature review teks book dan telaah artikel, 3
artikel penelitian dan 1 artikel asuhan keperawatan melalui
penelusuran di internet dengan kata kunci head up 30°, saturasi
oksigen, stroke. Subjek dalam literatur ini adalah semua artikel
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil literature review pengkajian
didapatkan bahwa pada pasien stroke ditemukan data penurunan
kesadaran, kelemahan anggota gerak, tekanan darah meningkat,
respirasi meningkat dan nilai saturasi oksigen 87% - 97,07%
Diagnosa keperawatan utamanya adalah resiko perfusi serebral
tidak efektif berhubungan dengan aneurisma
serebri/hiperkolesteronemia/hipertensi. Perencanaan
menggunakan terapi posisi head up 30° untuk meningkatkan
saturasi oksigen dengan rentang nilai (1-5). Implementasi
melakukan terapi pemberian posisi head up 30°, dengan waktu 30
menit selama 1 – 3 hari berdasarkan tahapan standar operasional
prosedur (SOP). Evaluasi menunjukan adanya peningkatan nilai
saturasi oksigen setelah diberikan posisi head up 30° pada pasien
stroke. Kesimpulan pemberian terapi posisi head up 30° terbukti
efektif dapat meningkatkan nilai saturasi oksigen. Saran bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dapat diterapkan sebagai salah
satu intervensi dalam asuhan keperawatan pada pasien stroke
dengan masalah keperawatan resiko perfusi serebral tidak efektif .
Kata kunci:
Head up 30°, Saturasi oksigen, PENDAHULUAN
Penyakit stroke merupakan penyebab kematian
Stroke
kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia. Menurut
American Heart Association (AHA), insiden stroke sementara
Phone: (+62) 821-1807-5000
ini merupakan penyebab mortalitas utama di seluruh dunia
E-mail: aidadadang@gmail.com
dan menempati urutan ketiga di Amerika Serikat setelah
posisi head up 30° terhadap penyakit jantung dan kanker. Di Amerika Serikat, terjadi
peningkatan nilai saturasi oksigen pada
insiden sekitar 795.000 kasus perfusi jaringan, yang dapat mengakibatkan iskemik. Oksigen
stroke berada dalam penanganan merupakan kebutuhan vital bagi setiap makhluk hidup agar
medis dan sekitar 134.000 dapat mengukur berapa banyak presentase oksigen yang
kematian setiap tahun terkandung dalam darah, atau di dalam air yang diminum
disebabkan oleh penyakit ini ataupun oksigen di udara yang dihirup disebut sebagai sarurasi
Goldstein et al, (2011). Di negara- oksigen, Hermawati, (2017). Aliran darah yang tidak lancar
negara ASEAN penyakit stroke
pada pasien stroke mengakibatkan gangguan hemodinamik
juga merupakan masalah
termasuk saturasi oksigen. Oleh karena itu diperlukan
kesehatan utama yang
pemantauan dan penanganan yang tepat (Sunarto, 2015).
menyebabkan kematian. Dari
data South East Asian Medical Saturasi oksigen adalah persentase oksigen yang telah
Information Centre (SEAMIC) bergabung dengan molekul hemoglobin dimana oksigen
diketahui bahwa angka kematian bergabung dengan hemoglobin dalam jumlah yang cukup
stroke terbesar terjadi di untuk memenuhi kebutuhan tubuh, pada saat yang sama
Indonesia yang kemudian diikuti oksigen dilepas untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
secara berurutan oleh Filipina, Gambaran saturasi oksigen dapat mengetahui kecukupan
Singapura, Brunei, Malaysia, dan oksigen dalam tubuh sehingga dapat membantu dalam
Thailand (Dinata dan Safrita, penentuan terapi lanjut (Martina et al, 2017).
2013). Masalah untuk mempertahankan kehidupan pada pasien
Stroke di Indonesia juga stroke hemoragik yang sering terjadi komplikasi yaitu ketidakefektifan
mengalami peningkatan perfusi jaringan serebral.
prevalensi. Di Indonesia penyakit Perfusi jaringan serebral adalah penurunan sirkulasi jaringan
ini menduduki posisi ketiga otak yang dapat mengganggu kesehatan. Salah satu yang bisa
setelah jantung dan kanker. Pada dilakukan perawat yaitu elevasi kepala 30° Brunner dan
tahun 2007, hasil Riset Kesehatan Suddarth, (2002) dalam Hartati, (2020). Pemberian posisi head
Dasar (Riskesdas) menunjukkan up 30° pada pasien stroke mempunyai manfaat yang besar yaitu
data 8, 3 per 1000 penduduk dapat memperbaiki kondisi hemodinamik dengan memfasilitasi
menderita stroke. Sedangkan peningkatan aliran darah ke serebral dan memaksimalkan
pada tahun 2013, terjadi oksigenasi jaringan serebral (Martina et al, 2017).
peningkatan yaitu sebesar 12,1%.
Stroke juga menjadi penyebab
kematian utama di hampir semua
rumah sakit di

Indonesia, yakni sebesar 14,5%. Jumlah METODE


penderita stroke di Indonesia menurut Desain penelitian ini adalah Literature review yang
diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) merupakan metode untuk mensintesis berbagai temuan
pada tahun 2013, diperkirakan sebanyak penelitian dalam rangka membangun tingkat pemahaman
1.236.825 orang dari seluruh penderita konsep tertentu yang berbasis bukti serta
stroke yang terdata, sebanyak 80%
merupakan jenis stroke iskemik

(Wicaksana et al, 2017).


HASIL
Pada pasien stroke mengungkap area penelitian terkait, sehingga dapat dirumuskan
dimungkinkan mengalami kerangka kerja teoritis dan model konseptual (Sayder, 2019).
gangguan transfer oksigen atau Setelah itu peneliti akan melakukan rangkuman dari penelitian
cerebro blood flow menurun, yang tersebut.
mengakibatkan penurunan
Tabel 1. Hasil Literatur Jurnal
Hasil Peneliti Hasil penelitian Data
Telaah Tahun Vol Judul base
Jurnal Desain
Jurnal 1 Sumirah 2019 Volum e Pengaruh D : Desain penelitian Nilai rata-rata Google
Budi 11, elevasi ini saturasi oksigen Scolar
Pertami1 Nomor kepala menggunakan pada pengecekan http://
, Siti 2, 30 rancangan jenis pertama sebelum myjurn
Munawa Health derajat eksperimen semu tindakan kelompok al.polt
inform terhadap atau Quasi perlakuan ekkes-
roh2, Ni
ation saturasi Eksperimental (intervensi): kdi.ac.i
Wayan
jurnal oksigen dan dengan 93,76% d/inde
Dwi kelompok
penelit ian kualitas tidur menggunakan x.php/
Rosmala pendekatan kontrol : HIJP/a
pasien
3 Nonequivalent 93,94%. Setelah rticle/v
stroke
Control Group pemberian iew/13
Design. posisi kepala 30 3
S : sampel yang derajat didapat
diambil adalah 34 rata- rata
responden. saturasi
Kelompok Kelompok
Perlakuan (yang perlakuan
mendapatkan (intervensi) :
intervensi) : 17 orang. 96,24% Kelompok
Kelompok kontrol : 92,53 %,
kontrol (tidak keefektifannya
mendapatkan didapatkan nilai
intervensi) : 17 Pvalue =0,00< α =
orang. V : Variabel 0,05 artinya ada
dalam pengaruh yang
penelitian ini bermakna
adalah variabel pada intervensi
independen elevasi kepala
(pemeberian 30 derajat
posisi head up 30°)
dan dependen
(nilai saturasi
oksigen)

Tabel 2. Hasil Literatur Asuhan Keperawatan


No. Asuhan Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Abdul Kadir Pasien stroke dengan Resiko Pemberia SOP pemberian S:-
Hasan penurunan saturasi ketidakef ek n posisi posisi Head
2018 oksigen. tifan perfusi Head Up 30° Up 30° O:
Study Kasus DS : jaringan sesuai diberikan - Terlihat
- Keluarga mengatakan serebral dengan selama 3x24 bahwa pasien
Gangguan
tiba SOP jam selama 30 merasa lebih baik
Perfusi Jaringan
– tiba menit dengan dan dapat
Serebral
mengalami penurunan bed pasien beristirahat
Dengan ditinggikan
kesadaran dirumah dengan
Penurunan sejak 30° nyaman
Kesadaran sore - TD 161/ 89 mmHg
Pada Klien - klien - Nadi
Stroke mengalami kelemahan 117x/menit,
Hemoragik anggota gerak sebelah - RR : 24 x/ menit
Setelah kanan sebelum - suhu 37ºC - SpO2
Diberikan Posisi dibawa 98%.
Kepala IGD ke RSUD
Elevasi 30º KRMT A : Masalah
http://jurnal.sti k Wongsonego ro. teratasi
es-aisyiyah- DO: sebagian. P :
palembang.ac.i - KU lemah Intervensi di
d/index.php/Ke
- kesadaran lanjutkan
p/article/view/
Somnolen
1 35
- TD : 164/94 mmHg
- HR : 129 x/mnt
- T : 37ºC
- R: 26 x/mnt
- SpO2 95%
- NRM 8
L/menit,
- GCS E4, M2, V afasia.
PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan pada pasien stroke dengan penerapan pemberian posisi
Head Up 30° terhadap nilai saturasi oksigen berdasarkan literature review dari 3
artikel penelitian dan 1 artikel asuhan keperawatan dengan mengintegrasikan nilai Al-Islam
kemuhammadiyahann yang dilakukan berdasarkan proses keperawatan.
Proses Keperawatan merupakan rangkaian tindakan yang dilakukan perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional yang terdiri dari, pengkajian, melakukan diagnosa
keperawatan, menentukan perencanaan keperawatan, melakukan evaluasi dan
mendokumentasikan asuhan keperawatan (Siregar et al,

2021).

a. Pengkajian

Berdasarkan fakta hasil literature review menurut

Gempitasari & Feni, (2019) pasien dengan stroke umumnya mengalami penurunan tingkat
kesadaran dan gangguan hemodinamik yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
hidup penderita. Hal ini sejalan dengan penelitian Hasan, (2018) bahwa pada saat pengkajian
pasien stroke didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak,
Keadaan

Umum lemah, kesadaran

Somnolent, TD 164/94, HR 129 x/mnt, Temp 37ºC, RR 26 x/mnt, SpO2 95%, NRM 8 L/menit,
GCS E4, M2, V4, afasia. Sedangkan pengkajian menurut Ulfa dan Ari, (2019) hasil pengkajian
didapatkan data subjektif dari keluarga pasien mengatakan pasien tidak sadarkan diri dengan
hasil pemeriksaan tanda – tanda vital: tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 110 x/menit,
respirasi 24 x/menit, suhu 36,7°C, SPO2 90%. Nilai saturasi oksigen menurut Pertami, Siti, dan
Ni Wayan (2019) sebelum dilakukan terapi head up 30° SaO2 : 93,76%, menurut penelitian
Sunarto, (2015) SaO2 85.00%, menurut Ekacahyaningtyas et al, (2017) SaO2 : 97,07%, dan SaO2
: 95.00% (Hasan, 2018).

Berdasarkan uraian fakta dan teori, peneliti berasumsi pada pasein stroke
dimungkinkan akan mengalami resiko perfusi serebral tidak efektif baik dari proses anamnesa
yang menunjukan pasien mengalami penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak,
peningkatan tekanan darah dan penurunan nilai saturasi oksigen. Hal ini disebabkan karena
terganggunya peredaran darah serebral yang mengakibatkan terjadinya penurunan darah dan
oksigen ke otak.

b. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan fakta hasil literature review menunjukan bahwa pada pasien stroke
diagnosa keperawatan yang didapatkan yaitu resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan perdarahan, Hasan (2018). Fakta ini didukung dengan SDKI (2017)
menyatakan bahwa kondisi klinis terkait dengan masalah keperawatan risiko perfusi serebral
tidak efektif yaitu stroke, asumsi peneliti pada pasien stroke dengan diagnosa resiko perfusi
serebral tidak efektif ditegakan dari data hasil temuan pada proses pengkajian berdasarkan
batasan karakteristik yang muncul pada pasien stroke dan juga diagnosa yang sesuai dengan
data hasil temuan yaitu resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan adanya
perdarahan serebral.

c. Perencanaan
Berdasarkan hasil analisa jurnal bahwa pasien stroke yang mengalami penurunan
kesadaran juga akan mengalami penurunan mobilisasi. Posisi pasien yang imobilitas di tempat
tidur dapat mempengaruhi fungsi respirasi, Martinez et al, (2015) dalam Gempitasari & Feni,
(2019). Hal ini menstimulasi banyak penelitian untuk menentukan posisi yang dapat
mempertahankan fungsi respirasi dengan baik. Elevasi kepala/head up berdasarkan pada
respon fisiologis merupakan perubahan posisi untuk meningkatkan aliran darah ke otak
memaksimalkan oksigenasi jaringan serebral, dan mencegah terjadinya peningkatan TIK.
Peningkatan TIK adalah komplikasi serius karena penekanan pada pusat-pusat vital di dalam
otak (herniasi) dan dapat mengakibatkan kematian sel otak, (Rosjidi, 2014) dalam (Hasan,

2018).

Berdasarkan uraian tersebut peneliti berasumsi bahwa tindakan untuk mengatasi masalah
resiko perfusi serebral tidak efektif yaitu pemberian posisi head up 30°. Hal ini juga sesuai
dengan penelitian (Pertami, Siti, dan Ni Wayan (2019) ; Ekacahyaningtyas et al (2017), Sunarto
(2015) ; Hasan, (2018)) yang menyatakan bahwa pemberian posisi head up 30° adalah salah
satu terapi non farmakologi yang sangat efektif untuk meningkatkan saturasi oksigen dan
memperbaiki kondisi hemodinamik pasien.

d. Implementasi
Posisi head up 30º/elevasi kepala 30º dilakukan selama 30 menit, kemudian melihat
saturasi oksigen yang ada di monitor terpantau selama 30 menit mengalami peningkatan dari
96% menjadi 98%, Hasan (2018). Hal ini sama dengan penelitian menurut jurnal Gempitasari &
Feni, (2019) untuk implementasi ini dilakukan selama 3 hari dengan waktu 30 menit saat pasien
berada di ruangan HCU karena ruangan HCU difasilitasi monitor dan pulse oksimetri sehingga
bisa dipantau untuk dilihat perubahannya. Hasil memperlihatkan bahwa saturasi oksigen
mengalami peningkatan 2% dari sebelum dilakukan intervensi: 92.00% menjadi 94.00% setelah
diberikan posisi head up 30° selama 30 menit.
Sedangkan menurut
Ekacahyaningtyas et al, (2017) pemberian posisi head up 30° yaitu posisi kepala ditinggikan 30°
dengan menaikkan kepala tempat tidur atau menggunakan ekstra bantal sesuai dengan kenyamanan
pasien selama 30 menit mengalami peningkatan 1,3% dari 97,07% menjadi 98,33% dilakukan sesuai
dengan SOP. Adapun tahapan implementasi nya adalah persiapan bantal atau bed pasien, kemudian
Tahap interaksi : peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan
memberikan lembar persetujuan. Selanjutnya tahap kerja : peneliti membaca basmallah, mencuci
tangan, mengobservasi keadaan pasien, memasang pengaman, memeriksa tanda – tanda vital,
menilai saturasi oksigen sebelum dilakukan intervensi posisi head up 30° lalu dicatat dalam lembar
observasi. Kemudian peneliti memberikan intervensi dengan memposisikan head up 30° yaitu posisi
kepala ditinggikan 30° dengan menaikkan kepala tempat tidur atau menggunakan ekstra bantal
sesuai dengan kenyamanan pasien selama 30 menit. Lalu Tahap Evaluasi : peneliti menilai kembali
saturasi oksigen dan dicatat pada lembar observasi, memberikan reinforcement positif atau
mendo’akan kesembuhan klien, dan berpamitan mengucapkan salam.
Berdasarkan hasil literature review, peneliti berasumsi bahwa pemberian posisi head up 30°
dapat dilakukan dengan cara menaikkan bed pasien selama 30 menit dengan pengulangan 2 kali
satu hari dapat meningkatkan saturasi oksigen dan hemodinamik klien.

e. Evaluasi

Berdasarkan hasil literature review 3 artikel penelitian dan 1 artikel asuhan


keperawatan penerapan posisi head up didapatkan hasil saturasi oksigen meningkat dan status
hemodinamik membaik (Pertami, Siti, dan Ni Wayan, 2019 ; Ekacahyaningtyas et al, 2017,
Sunarto, 2015 ; Hasan, 2018). Pemberian posisi head up 30° terbukti meningkatan nilai saturasi
oksigen dapat dilihat hasil bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata saturasi oksigen setelah
intervensi.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, pemberian posisi head up merupakan pengaturan


posisi kepala yang sering dilakukan pada pasien stroke/cedera kepala dengan peninggian
anggota tubuh untuk memperbaiki kondisi hemodinamik dan memaksimalkan oksigen ke
jaringan serebral. Didukung dengan penelitian menurut Pertami, Siti, dan Ni Wayan (2019)
Pemberian posisi head up 30° selama 3 hari perlakuan, pada pengecekan saturasi oksigen
didapat rata-rata nilai saturasi pada kelompok intervensi adalah 93,76% dan setelah pemberian
head up 30° menjadi 96,24% dengan hasil uji statistik menunjukkan Pvalue =0,00< α = 0,05
artinya ada pengaruh yang bermakna pada intervensi pemberian posisi head up 30° derajat
terhadap peningkatan nilai saturasi oksigen. Peneliti berasumsi bahwa pemberian posisi head
up 30° dapat meningkatkan nilai saturasi oksigen dengan memaksimalkan oksigen ke jaringan
serebral. Hal ini juga menegaskan kepada kita bahwa segala penyakit ada obatnya atau dapat
disembuhkan dengan perlahan meskipun

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil telaah 3 artikel penelitian dan 1 artikel asuhan keperawatan, dapat ditarik
kesimpulan Pengkajian pada pasien stroke dengan resiko gangguan perfusi serebral yaitu pasien
mengalami penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak, nilai rata – rata tekanan darah sistolik
dan diastolik mengalami peningkatan, respirasi, nadi dan suhu meningkat, dan mengalami
penurunan saturasi oksigen. Diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu resiko perfusi serebral tidak
efektif yang berhubungan dengan aneurisma serebri, hiperkolesteronemia, hipertensi. Perencanaan
keperawatan pasien stroke dengan masalah resiko perfusi serebral tidak efektif adalah
meningkatkan nilai saturasi oksigen menggunakan terapi non farmakologi yaitu SOP terapi
pemberian posisi head up 30°. Implementasi keperawatan yang digunakan adalah SOP terapi
pemberian posisi head up 30°, dengan rentang waktu 30 menit – 1 shif waktu kerja (7 jam) selama 1
– 3 hari. Evaluasi keperawatan pada pasien stroke dengan penerapan posisi head up 30°
menunjukan bahwa posisi head up 30° terbukti efektif meningkatkan nilai saturasi oksigen.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih saya ucapkan kepada pembimbing yang telah membantu

penyelesaian artikel ini


REFERENSI
American Heart Association, (2014). Heart Disease and Stroke
Statistics. Update A Report From the American Heart Associations, Circulation
2014 ;129:e28- e292.
Aprianda, E. (2019). Peningkatan Gaya Hidup Sehat Dengan Perilaku CERDIK.
Jakarta Selatan: pusdatin.kemenkes.
Aprianda, R. (2019). Infodatin, Kemenkes RI. Jakarta Selatan:
Pusdatin.Kemenkes. https://pusdatin.kemkes.go.id/ Diakses Maret 2021 Ariani, T. A.
(2012). Sistem Neurobehavior. Jakarta: Salemba Medika.
Bulechek G, 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Indonesia : Elsevier
Debora, Oda. (2011). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika
Dinarti, & Mulyanti, Y. (2017). Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Ekacahyaningtyas, Martina. (2017).
Posisi Head Up 300 Sebagai
Upaya Untuk Meningkatkan
Saturasi Oksigen Pada Pasien
Stroke Hemoragik Dan Non
Hemoragik. Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.2 Desember 2017
Gempitasari, F. K., & Betriana, F.
(2019). Implementasi Evidence Based Nursing Pada Pasien Dengan Stroke Non-
Hemoragik: Studi Kasus. Jurnal Endurance :
Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan, E-ISSN - 24776521, 601-607.
Hasan, A. K. (2018). Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebral Dengan Penurunan
Kesadaran Pada Klien Stroke Hemoragik Setelah Diberikan Posisi Kepala Elevasi 30
Derajat. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, Volume 9, Desember 2018, Nomor 2, 9,
229-241.
Hidayat, Aziz Alimul. (2021). Proses Keperawatan Pendekatan NANDA, NIC, NOC dan SDKI.
Surabaya: Health Books Publishing
Kemenkes, R. (2018). Dinas Kesehatan Jawa Barat.
http:/diskes.jabarprov.go.id/ Diakses April 2021
Kiran, Y., & Dewi, U. S. (2013). Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Memenuhi Kebutuhan
Psikologis dan Spiritual Klien
Terminal. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 2017;3(2):182–189, 182-189.
Masriadi. (2019). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta Timur: CV. TRANS INFO
MEDIA.
Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020). Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke melalui
Pemberian Posisi Head Up. Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020, 1 No 2, 114-119.
Nashihudin. (2015). Pemahaman
Pemustaka dalam Menelusur Sumber - sumber Literatur di Perpustakaan PDII-LIPI.
Perpustakaan Nasional, Vol. 22 No. 2 Tahun 2015.
Nurarif , A., & Kusuma, H. (2015). NANDA NIC - NOC Jilid 3.
Jogjakarta: Mediaaction.
Olfah, Y., & Ghofur, A. (2016). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan.
Pertami, Sumirah Budi. Siti Munawaroh dan Ni Wayan Dwi Rosmala. (2019).
Pengaruh elevasi kepala 30 derajat terhadap saturasi oksigen dan kualitas tidur pasien
stroke. health information jurnal penelitian. Volume 11, Nomor 2 p- ISSN: 2083-0840: E-
ISSN: 2622-5905
PPNI, T. P. (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran
Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Purwanto, H. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan.
Prabowo, Tri. (2017). Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Rohmah, Nikmatur dan Saiful Walid. (2012). Proses Keperawatan:
Teori & Aplikasi. Jogjakarta: Ar –
Ruzz Media
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, September 2022, 8 (16), 664-674
DOI: https://doi.org/10.5281/zenodo.7117769 p-ISSN: 2622-8327 e-
ISSN: 2089-5364

Accredited by Directorate General of Strengthening for Research and


Development

Available online at https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP

Pengaruh Pemberian Posisi Head Up 30 Derajat Terhadap


Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke Di Igd Rsud Dr. T.C. Hillers
Maumere Kabupaten Sikka

Epiphania Trisila1 , Fransiska Aloysia Mukin2, Melkias Dikson3

1,2,3
Universitas Nusa Nipa

Abstract
Received: 1 SeptemberStroke is a loss of brain function due to cessation or
2022 reduced blood supply to the brain, causing local or
Revised: 8 Septemberglobal nerve function disorders that arise suddenly,
2022 progressively, and rapidly. Blood flow that is not
Accepted: 14 Septembersmooth in stroke patients can result in hemodynamic
222 disturbances including oxygen saturation. One of the
independent nursing actions to increase oxygen
saturation is by giving a head up position of 30
degrees. The purpose of this study was to determine
the effect of giving a 30 degree Head Up position on
oxygen saturation in stroke patients. This type of
research is quantitative research with a quasi-
experimental research method with one group pre-test-
post-test design. The number of samples in this study
were 15 samples with accidental sampling technique.
Data were collected using observation instruments.
The results showed that 100% of the 15 respondents
experienced a decrease in oxygen saturation, and
100% experienced an increase in oxygen saturation
after giving the head up position 30 degrees. This
study used the Wilcoxon statistical test which showed
that giving the head up position 30 degrees had a
significant effect in increasing oxygen saturation in
stroke patients (p value = 0.000; = 0.05; and Z count
= -3.493). There is an effect of giving a 30 degree
head-up position on oxygen saturation in stroke
patients in the emergency department of RSUD dr. T.C.
Hillers Maumere. Recommendations from the study are
aimed at nurses so that they can apply the provision of
a 30 degree head up position as one of the independent
nursing actions for stroke patients and to hospitals to
prepare a 30 degree head up position SOP.
Keywords: Head Up 30 Degrees, Oxygen Saturation, Stroke.

(*) Corresponding Author: Epiphania@gmail.com

How to Cite: Trisila, E., Mukin, F., & Dikson, M. (2022). Pengaruh Pemberian
Posisi Head Up 30 Derajat

Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke Di Igd Rsud Dr. T.C. Hillers
Maumere Kabupaten Sikka. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(16), 664-674.
https://doi.org/10.5281/zenodo.7117769
PENDAHULUAN
Stroke adalah penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
jantung dan kanker, selain itu merupakan penyebab kecacatan tertinggi di
dunia (Pertami, et al, 2019). Berdasarkan data World Health Organization
(WHO, 2018), terdapat 15 juta orang menderita stroke setiap tahun. Sekitar 5
juta penderita meninggal, 5 juta diantaranya menderita stroke, dan 5 juta
penderita lainnya mengalami kecacatan. Untuk di Indonesia, kejadian
penyakit stroke merupakan penyebab kematian utama hampir di seluruh
rumah sakit dengan persentase sekitar 14,5 % (Permatasari, 2020).

664
Berdasarkan data dari American Hearth association (AHA, 2018),
sekitar lebih dari 70 % kasus stroke dengan jenis stroke ischemic. Angka
kejadian stroke di dunia masih sangat tinggi yaitu sekitar 795.000 jiwa
setiap tahun, dan serangan stroke pertama terjadi pada 610.000 jiwa serta
185.000 jiwa mengalami stroke berulang (Fong, 2016).

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018),


prevalensi penyakit stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 7 per mil di tahun 2013 meningkat menjadi 10,9 per mil di
tahun 2018. Prevalensi penyakit stroke tertinggi di Kalimantan Timur yaitu
14,7 per mil, Yogyakarta 14,6 per mil dan Sulawesi Utara 14,2 per mil, dan
terendah adalah Papua yaitu 4,1 per mil (Kemenkes, 2018). Sedangkan untuk
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menduduki urutan ke tiga terendah
setelah Maluku Utara yakni 6,1 per mil. Di RSUD dr.T.C.Hillers Maumere
data yang diperoleh pada tahun 2020 sebanyak 407 orang (Rekam Medis
RSUD dr. T.C.Hillers Maumere, 2020), dan data terbaru yang ada di IGD
RSUD dr. T.C. Hillers Maumere terhitung mulai bulan Juli sampai dengan
bulan September 2021 sebanyak 26 orang. Stroke termasuk kasus
kegawatdaruratan dan membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat,
karena jika semakin lama stroke tidak segera ditangani maka tingkat
keparahan stroke semakin tinggi dan resiko kecacatan yang akan di dapat
makin memburuk karena meluasnya sel neuron yang mati dan daerah infark
pada otak semakin meluas bahkan dapat menyebabkan gangguan kesadaran
dan kematian (Pertami,et al, 2019).

Oksigen merupakan kebutuhan vital bagi setiap makluk hidup. Agar


dapat mengukur berapa banyak persentase oksigen yang terkandung di dalam
darah, atau di dalam air yang diminum atau pun oksigen di udara yang
dihirup disebut sebagai saturasi oksigen (Pertami, et al, 2019). Saturasi
oksigen adalah persentase oksigen yang telah bergabung dengan
haemoglobin dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh,
pada saat yang sama oksigen dilepas untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Gambaran saturasi oksigen diperlukan untuk mengetahui kecukupan oksigen
dalam tubuh sehingga dapat membantu dalam penentuan terapi lanjut
(Ekacahyaningtyas, et al, 2017).

Penatalaksanaan stroke dapat dibagi menjadi penatalaksanaan medis


dan keperawatan. Penatalaksanaan medis terdiri dari penatalaksanaan umum
(fase akut dan fase rehabilitasi), pembedahan dan terapi obat-obatan.
Pemberian posisi head up 30 derajat merupakan salah satu dari
penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan pada penanganan awal
pasien stroke (Hasan, 2018). Posisi head up 30 derajat adalah posisi untuk
menaikan kepala dari tempat tidur dengan sudut sekitar 30 derajat dan posisi
tubuh dalam keadaan sejajar (Kusuma, et al, 2019). Posisi telentang dengan
disertai head up menunjukan aliran balik dari inferior menuju ke atrium
kanan cukup baik, karena resistensi pembuluh darah dan tekanan atrium
kanan tidak terlalu tinggi, sehingga volume darah yang masuk (venous
return) ke atrium kanan cukup baik dan tekanan pengisian ventrikel kanan
(preload) meningkat, yang dapat mengarah ke peningkatan stroke volume
dan cardiac output. Posisi head up 30 derajat dapat meningkatkan aliran
darah di otak dan memaksimalkan oksigenisasi jaringan serebral
(Ekacahyaningtyas, et al, 2017).

Berdasarkan data awal yang didapat oleh penulis melalui hasil


observasi selama seminggu di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. T.C. Hillers
Maumere, didapatkan bahwa tindakan penanganan untuk pasien stroke
yang berobat sudah sesuai protap yang ada, namun untuk pemberian posisi
head up masih belum maksimal akibat kondisi tempat tidur dan ketepatan
dalam penentuan posisi 30 derajat. Dan hasil observasi terhadap saturasi
oksigen pada 6 pasien stroke menunjukan bahwa, adanya perubahan saturasi
oksigen sesudah pemberian posisi head up 30 derajat yang diberikan selama
30 menit.

Dengan melihat pentingnya penanganan yang cepat dan tepat serta


resiko yang diakibatkan dalam penanganan pasien dengan stroke untuk dapat
mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat dan meningkatkan perfusi
jaringan, maka penulis tertarik untuk melihat lebih jauh mengenai
penanganan pasien stroke dengan pemberian posisi head up 30 derajat
dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Posisi Head Up 30
Derajat Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke di IGD RSUD
dr.T.C.Hillers Maumere”.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan
rancangan rangkaian one group pre test, post test design untuk
mendeskripsikan saturasi oksigen pasien stroke sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi posisi Head Up 30 derajat. Desain penelitian adalah
penelitian eksperimen di mana peneliti hanya melakukan intervensi pada satu
kelompok tanpa pembanding. Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara
membandingkan nilai pre test dan nilai post test. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 15 orang pasien stroke dengan teknik sampling non
probability sampling berupa accidental sampling. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah Pasien stroke (iskemik dan hemoragik) dengan nilai
saturasi oksigen < 95%, Pasien yang sudah terdiagnosa stroke oleh dokter,
Pasien stroke dengan semua tingkat kesadaran, baik yang GCS 15 dan GCS
di bawah 15. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Pasien stroke
dengan penyakit paru dan Pasien stroke dengan anemia (Schutz, 2011).
HASIL & PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik respoden berdasarkan nilai saturasi oksigen sebelum
posisi head up 30 derajat dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.4. Karakteristik Nilai Saturasi Oksigen Sebelum diberikan Posisi


Head Up 30 Derajat Pada Pasien Stroke di IGD RSUD dr. T.C.Hillers
Maumere.

No. Saturasi Oksigen f %


1 Turun 15 100%
2 Tetap 0 0
3 Naik 0 0
Total 15 100%
Sumber : Data Primer, November 2021

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa dari 15 responden


sebelum diberikan posisi head up 30 derajat semua responden mengalami
penurunan saturasi oksigen yaitu 15 orang (100 %).

Karakteristik respoden berdasarkan nilai saturasi oksigen sesudah


diberikan posisi head up 30 derajat dapat dijelaskan sebagai berikut;

Tabel 5.5. Karakteristik Nilai Saturasi Oksigen Sesudah diberikan Posisi


Head Up 30 Derajat Pada Pasien Stroke di IGD RSUD dr. T.C.Hillers
Maumere.

No. Saturasi Oksigen f %


1 Turun 0 0
2 Tetap 0 0
3 Naik 15 100%
Total 15 100%
Sumber : Data Primer, November 2021

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa dari 15 responden


setelah diberikan posisi head up 30 derajat semua mengalami peningkatan
saturasi oksigen yaitu 15 orang (100 %).
Pengaruh pemberian posisi head up 30 derajat terhadap saturasi
oksigen pada pasien stroke dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.6. Hasil analisis uji Wilcoxon saturasi oksigen sebelum dan sesudah
diberikan posisi head up 30 derajat pada pasien stroke di IGD RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere.

No Variabel Pre test Post test Z P

. Saturasi hitung value

Oksigen f % f %

1 Turun 15 100,0 0 0
2 Tetap 0 0 0 0
3 Naik 0 15
0
-3,493 0,000
100,0
Total 15 100,0 15 100,0

Sumber : Data Primer, November 2021

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa dari 15 responden, nilai


saturasi oksigen sebelum dan sesudah diberikan posisi head up 30 derajat
didapatkan nilai Z hitung -3,493. Nilai Z tabel untuk sampel kurang dari
1.000 adalah 1,96. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil uji
Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai Z hitung (-3,493) > Z tabel (1,96)
dan P value (0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh posisi head up 30 derajat terhadap
saturasi oksigen pada pasien stroke di IGD RSUD dr. T.C.Hillers Maumere.

PEMBAHASAN
a. Nilai Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke Sebelum Pemberian Posisi
Head Up 30 Derajat di RSUD dr. T.C.Hillers Maumere.
Responden yang mengalami penurunan saturasi oksigen dalam
penelitian ini didapatkan lebih banyak berjenis kelamin perempuan
sebanyak 66,7% yang dapat dilihat pada tabel 5.1. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekacahyaningtyias et al, (2016),
mengatakan bahwa kejadian stroke lebih banyak dialami oleh
perempuan setelah usia mencapai menopause. Peningkatan faktor risiko
stroke pada perempuan terjadi karena kelebihan kadar androgen yang
berpengaruh pada kadar kolesterol darah menjadi meningkat sehingga
dapat berpengaruh terjadinya stroke, dan sebaliknya kadar estrogen yang
menurun memiliki efek menurunkan kolesterol plasma dan
mempercepat vasodilatasi dan akan berisiko terkena stroke. Hal tersebut
menyebabkan wanita berisiko dua kali lipat terkena stroke pada 10 tahun
setelah menopause.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Laily (2016),


mengatakan bahwa kejadian stroke banyak dialami oleh laki-laki karena
memiliki hormon tetosteron yang bisa meningkatkan kadar LDL (Low
Density Lipoprotein) darah. Kadar LDL darah yang tinggi akan
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dan akan menimbulkan
risiko penyakit degeneratif, karena kolesterol tinggi merupakan salah
satu faktor risiko penyebab penyakit degeneratif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Tamam


et al, (2020), bahwa peningkatan frekuensi stroke seiring dengan
peningkatan umur berhubungan dengan proses penuaan, di mana semua
organ tubuh mengalami kemunduran fungsi termasuk pembuluh darah
otak. Pembuluh darah menjadi tidak elastis terutama bagian endotel
yang mengalami penebalan pada bagian intima, sehingga
mengakibatkan lumen pembuluh darah semakin menyempit dan
berdampak pada penurunan aliran darah ke otak. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Pertami, et al, (2019) dari 34 sampel yang diteliti
terdapat 30 orang mengalami penurunan saturasi oksigen. Pembuluh
darah dalam proses penuaan akan mengalami kemunduran fungsi,
seperti pembuluh darah menjadi tidak elastis terutama bagian endotel
yang mengalami penebalan, mengakibatkan lumen pembuluh darah
semakin sempit dan berdampak pada penurunan aliran darah ke seluruh
jaringan menjadi tidak adekuat. Sehingga akan mempengaruhi nilai
saturasi oksigen pada responden. Peneliti berpendapat bahwa nilai
saturasi oksigen pada setiap orang berbeda dan banyak faktor yang
mempengaruhi seperti faktor usia dan jenis kelamin. Semakin
bertambahnya usia maka peningkatan nilai saturasi oksigen semakin
lambat karena terjadinya penurunan beberapa fungsi organ seperti
jantung. Usia sebagai salah satu sifat karakteristik tentang organ,
peningkatan umur berhubungan dengan proses penuaan, di mana semua
organ tubuh mengalami kemunduran fungsi termasuk pembuluh darah
otak yang berdampak pada penurunan aliran darah. Pembuluh darah
menjadi tidak elastis terutama bagian endotel yang mengalami
penebalan, sehingga mengakibatkan lumen pembuluh darah semakin
sempit dan berdampak pada penurunan darah ke seluruh jaringan
sehingga mempengaruhi saturasi oksigen.Sedangkan jenis kelamin
dalam penelitian ini lebih banyak dialami oleh perempuan, karena
mengalami keadaan khusus di duga sebagai pemicu yaitu kehamilan,
melahirkan dan menopause yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan hormonal.

b. Nilai Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke Sesudah Pemberian Posisi


Head Up 30 Derajat di RSUD dr. T.C.Hillers Maumere.
Head up atau elevasi kepala merupakan perubahan posisi kepala
yang mempengaruhi aliran darah di otak untuk mencegah terjadinya
peningkatan TIK (Anderson, et al, 2017). Saat dilakukan reposisi head
up aliran darah ke otak pada pasien stroke yang sebelumnya tidak lancar
menjadi lebih lancar sehingga menghindari terjadinya gangguan
persyarafan yang mengakibatkan gangguan proses difusi oksigen pada
alveolus di paru-paru sehingga menjadi penyebab kurangnya kadar
oksigen dalam darah (Ugraz, 2018).

Pasien yang mengalami penurunan saturasi oksigen harus segera


mendapat penanganan secara khusus. Dalam penatalaksanaan penurunan
saturasi oksigen pada pasien stroke dapat menggunakan cara
farmakologi yaitu dengan pemberian O2 dan non farmakologi yaitu
dengan pemberian posisi head up 30 derajat. Posisi head up 30 derajat
pada pasien stroke berpengaruh pada saturasi oksigen, di mana dapat
mempertahankan kestabilan fungsi dari kerja organ agar tetap lancar
khususnya sistem pernafasan dan sistem regulasi dini yang bisa bekerja
secara optimal serta memberikan kenyamanan bagi penderita stroke.
Peneliti berpendapat bahwa pemberian posisi head up 30 derajat
merupakan tindakan mandiri keperawatan, yang dapat meningkatkan
saturasi oksigen pada pasien stroke. Posisi head up 30 derajat
mempengaruhi venous return menjadi maksimal sehingga aliran darah
ke serebral menjadi lancar, meningkatkan metabolisme jaringan serebral
dan memaksimalkan oksigenasi jaringan otak, sehingga otak dapat
bekerja sesuai fungsinya.

c. Pengaruh Pemberian Posisi Head Up 30 Derajat Terhadap Satursi


Oksigen pada Pasien Stroke di IGD RSUD dr. T.C.Hillers Maumere.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa hasil uji
Wilcoxon signed rank test di peroleh nilai kemaknaan atau signifikasi
p(0,000) < α (0,05), H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh
pada saturasi oksigen setelah dilakukan pemberian posisi head up 30
derajat pada pasien stroke di IGD RSUD dr.T.C.Hillers Maumere.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2018),
menunjukan hasil ada pengaruh elevasi kepala 30 derajat terhadap
saturasi oksigen pada pasien stroke hemoragik, dimana pada saat posisi
supinasi saturasi oksigen 96%, sedangkan saat kepala di elevasi 30
derajat selama 30 menit saturasi meningkat menjadi 98%. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Ekachayaningtyas, et al, (2017) menyatakan bahwa
terdapat pengaruh posisi elevasi 30 derajat terhadap saturasi oksigen
pada pasien stroke hemoragik maupun non hemoragik karena dapat
memfasilitasi peningkatan aliran darah ke serebral dan memaksimal
oksigenasi ke jaringan serebral, dengan hasil yang didapat p
value=0,009 < (0,05).

Penelitian lainnya tentang pengaruh elevasi kepala 30 derajat


terhadap saturasi oksigen pada pasien stroke hemoragik, di mana pada
posisi head up 30 derajat lebih baik daripada posisi supinasi dengan
selisi nilai saturasi oksigen sebanyak 2% (Mustikarani & Mustofa,
2020). Peneliti berpendapat bahwa pasien stroke harus mendapat
penanganan yang cepat dan tepat untuk meminimalisir tingkat
keparahan stroke dan resiko kecacatan. Aliran darah yang tidak lancar
dapat mengakibatkan gangguan hemodinamik termasuk saturasi
oksigen. Salah satu tindakan mandiri keperawatan yang diberikan pada
pasien stroke adalah pemberian posisi head up 30 derajat dapat
mempengaruhi saturasi oksigen.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% dari 15 responden
mengalami penurunan saturasi oksigen, dan 100% mengalami peningkatan
saturasi oksigen setelah memberikan posisi head up 30 derajat. Penelitian
ini menggunakan uji statistik Wilcoxon yang menunjukkan bahwa pemberian
posisi kepala tegak 30 derajat berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
saturasi oksigen pada pasien stroke (p value = 0,000; = 0,05; dan Z count =
-3,493). Ada pengaruh pemberian posisi head up 30 derajat terhadap
saturasi oksigen pada pasien stroke di IGD RSUD dr. T.C. Hiller Maumere.
Rekomendasi dari penelitian ini ditujukan kepada perawat agar dapat
menerapkan pemberian posisi head up 30 derajat sebagai salah satu
tindakan keperawatan mandiri pada pasien stroke dan kepada pihak rumah
sakit untuk menyusun SOP posisi head up 30 derajat.

DAFTAR PUSTAKA
Arum, S.P. (2015).Stroke: Kenali, Cegah dan Obati. Yogyakarta: EGC.

American Heart Association (AHA). 2018. Guidelines for the Early


Management of Patients With Acute Ischemic Stroke: A Guideline
for Healhcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association.

Anderson, C.S., Arima, H., Lavados, P., Billot, L., Hackett, M.L., Olavarria,
V. V., Munoz Venturelli, P., Brunser, A., Peng, B., Cui, L., Song, L.,
Rogers, K., Middleton, S., Lim, J. Y., Forshaw, D., Lightdody, C. E.,
Woodward, M., Pontes-Neto, O., De Silva, H. A. Watkins, C.
(2017).

Cluster-randomized, crossover trial of head positioning in acute stroke.


New England Journal of Medicine, 376(25), 2437-2447.
https://doi.org/10.1056/NEJMoa1615715

Aditya Nugroho, Beni & Martono, Martono, (2018). Pemenuhan Oksigenasi Otak
Melalui Elevasi Kepala pada Pasien Stroke Hemoragik By Beni.
Anisak, D.A.F., dkk. (2019). Pengaruh Posisi Head Up 30ₒ Dan Teknik
Nafas Buteyko Terhadap Peningkatan SPO2 Pada Pasien Stroke di
RSUD Kota Surakarta. Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Basrowi. (2012). Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Bandung: Rikena Cipta.

Dosen Keperawatan Medikal Bedah Indonesia. (2016). Rencana Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Ekacahyaningtyas, M, dkk.(2017). Posisi Head Up 30 0 Sebagai Upaya


Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke
Hemoragik Dan Non Hemoragik.STIKes Kusuma Husada
Surakarta.

Fong, D.W.(2016). Stroke, Smartpatient.

Fitriayah, Siti Hajarul, (2018). Analisis Posisi Head Up Terhadap Nilai


Saturasi Oksigen Pada Pasien CVA (Cerebrovascular Accident) di
Ruang ICU Rumah Sakit Islam Darus Syifa Surabaya. Universitas
Muhammadiyah Surabaya.

Geofani, P. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke


Hemoragik di Bangsal Saraf RSUP Dr.M. Djamil Padang.

Gofir, A. (2021). Manajemen Stroke.Yokyakarta: Pustaka Cendikia Press.

Hidayat A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa


Data. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Hasan, A. (2018). Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebral Dengan


Penurunan Kesadaran Pada Klien Stroke Hemoragik Setelah
Diberikan Posisi Kepala Elevasi 30 Derajat. Jurusan Keperawatan,
Poltekes Kemenkes Pangkal Pinang.
Kasuba, Y, Ramli, R.R, & Nasrun, (2019).Gambaran Kadar Elektrolit Darah
Pada Penderita Stroke Hemoragik Gendan Kesadaran Menurun
yang di Rawat di bagian Neurologi RSU Anutapura PaluTahun
2017.

Kusuma & Anggraeni, (2019).Pengaruh Posisi Head Up 30 Derajat


Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera Kepala Ringan. Jurnal
Ilmu

Keperawatan dan Kebidanan. Universitas


Muhammadiayah Purwokwerto.

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA). Jakarta: Badan


Litbangkes Depkes RI.

Khandelwal, N., Khorsand, S., Mitchell, S.H., & Joffe, A.M. (2016).
HeadElevated Patient Positioning Decreases Complications of
Emergent

Tracheal Intubation in the Ward and Intensive Care Unit. (Online),


(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26866753, diakses 30
Desember 2016).

Laily, S.R., (2016). Hubungan Karakteristik Penderita dan Hipertensi


dengan Kejadian Stroke Iskemik. Departemen Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

Mustikarani & Mustofa, (2020). Peningkatan Saturas oksigen Pada Pasien


Stroke Melalui Pemberian Posisi Head Up.

Mutiarasari, D. (2019). Ischemic Stroke; Symptoms, Risk Factors, and


Prevention.Medika Tadulako, Jurnal Ilmu Kedokteran.

Munoz-Venturelli P, et al. Trials. (2015). Head Position in Stroke Trial


(Headpost) sitting-up vs lying-flat positioning of patients with acute
stroke: study protocol for a cluster randomisted controlled trial.
DOI 10.1186/S13063-015-0767-1. Biomed Central.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta.

Nastiti, (2012). Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Pasien


Rawat Inap di Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2011. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi


Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba medika, Jakarta.

Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:

Pendekatan Praktis, Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba medika.

Nursalam, (2018). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesioal. Jakarta: Salemba Medika.

Pertami.dkk (2019). Pengaruh Elevasi Kepala 30 Derajat Terhadap Saturasi


Oksigen Dan Kualitas Tidur Pasien Stroke. Jurusan Keperawatan,
Poltekes Kemenkes Malang, Indonesia.

Permatasari, N. (2020). Perbandingan Stroke Non Hemoragik dengan


Gangguan Motorik Pasien Memiliki Faktor Resiko Diabetes
Melitus dan Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.

Riskesda. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Robinson,J.M., & Saputra,L.(2014). Buku Ajar Visuai Nursing Medikal


Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara

Rosjidi & Nurhidayat, (2014).Buku Ajar Perawatan Cedera Kepala dan


Stroke. Yogyakarta: Ardana Media.

Schutz, S. (2011).Oxygen Saturation Monitoring By Pulse Oximetry.Edisi


Ke-4.

USA: AACN Procedure ManualFor Critical Care.


Sugiono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.


Bandung : Alfabeta.

Sunardi. (2011). Pengaruh Perbedaan Posisi Kepala Terhadap Tekanan


Intra Kranial Pasien Stroke Iskemik Di RSCM Jakarta. Jurnal
Nasional diakses tanggal 30 juni 2018.

Sofyan, dkk. (2013). Hubungan Umur, Jenis Kelamin dan Hipertensi dengan Kejadian
Stroke. Medula Journal Vol1 No.1. http://ojs.uho.ac.id/
index.php/medular/article/view/182/125. Diakses tanggal 12 Juli 2017.
Srikandi, Waluyo, (2019). Question & Answer Sroke, Jakarta: PT. Elex.
Media Komputindo

Tarwoto.(2013). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem


Persyarafan. Jakarta: Sagung Seto

Tamam et al, (2020). Faktor Risiko Terhadap Kejadian Srtoke di RSUD Dr.
Koesnadi Bondowoso. Universitas Muhhamadiyah Jember.

Ursin, I, Mutiara, E. & Yusad, Y., (2013). Pengaruh Hipertensi Terhadap


Kejadian Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik di Ruang Neurologi
di

Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukit Tinggi Tahun 2011. Neliti, 2, 1-
9.fmipa.umri.ac.id/wp-content/upload/2016/09/Rendy-PengaruhHipertensi-
pada-Stroke-iskemik.pdf.
Ugraz. (2018). Effects of Different Head-of-Bed Elevations and
BodyPositions on Intracranial Pressure and Cerebral Perfusion
Pressure in Neurosurgical Patients. American Assotiation of
Neuroscience Nurses.

Widiyanto. B, Yamin L.S.(2014). Terapi Oksigen Terhadap Perubahan


Saturasi Oksigen Melalui Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien
Infark Miokard Akut (IMA).Prosiding Konferensi Nasional PPNI
Jawa Tengah.
WHO.(2014). Stroke, Cerebrovascular Accident. Diakses pada tanggal 27
Maret 2017 di
http://www.who.int/topics/cerebrovascular/accident/en

WHO. (2018). Stroke, Cerebrovascular Accident.Diambil dari


http://www.who. int/topics/cerebrovascular_accident/en/

Yueniwati, Y. (2016). Pencitraan Pada Stroke. Malang: Universitas


Brawijaya Press.

ANALISA JURNAL METODE PICO


“ Pengaruh Posisi Head Up 30° Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke “

 ANALISA JURNAL

JUDUL  Jurnal 1: Penerapan Posisi Head Up 30° Terhadap Nilai


Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke: Literatur Riview
 Jurnal 2: Pengaruh Pemberian Posisi Head Up 30° Terhadap
Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke di IGD Rsud Dr.T.C.
Hillers Maumere Kabupaten Sikka
NAMA JURNAL  Jurnal 1: Journal Of Nursing Practice And Sience
 Jurnal 2: Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
VOLUME, NOMOR  Jurnal 1: Vol. 1, No. 1, Hal: 41-49
DAN HALAMAN  Jurnal 2: Vol. 8, No. 16, Hal: 664-674
TAHUN  Jurnal 1: 2022
 Jurnal 2: 2022
NAMA PENULIS  Jurnal 1: Aida Sri Rahmawati, Yuyun Solihatin, Ubad
Badrudin, Ana Anisa Yunita
 Jurnal 2: Epiphania Trisila, Fransiska Aloysia Mukin, Melkias
Dikson
TUJUAN  Jurnal 1: Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
mengetahui gambaran asuhan keperawatan dengan penerapan
posisi Head Up 30° terhadap peningkatan nilai saturasi oksigen
pada pasien stroke berdasarkan literatur review
 Jurnal 2: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian posisi Head Up 30° pada pasien stroke
KELEBIHAN  Jurnal 1:
1. Isi abstrak lengkap, sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami isi jurnal
2. Menerapkan kerapihan dalam penulisan
 Jurnal 2:
1. Menggunakan banyak sumber sehingga lebih mendukung
isi dari penelitian
2. Menggunakan tabel sehingga mempermudah pembaca
untuk lebih dapat memahami isi jurnal
3. Memaparkan dengan jelas dan lengkap mulai dari
pendahuluan atau latar belakang dari permasalahan.
KELEMAHAN  Jurnal 1:
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya menelaah 4
artikel (3 artikel penelitian dan 1 artikel asuhan
keperawatan)
 Jurnal 2:
1. Kurangnya menerapkan kerapian dalam penulisan
2. Abstraknya hanya menggunakan bahasa Inggris, sehingga
untuk pembaca yang kurang mahir dalam berbahasa Inggris
kesulitan untuk memahami isi abstraknya

 ANALISA PICO

JURNAL ANALISA JURNAL DENGAN METODE PICO

POPULATION INTERVENTION COMPARISON OUTCOME

(Problem/Masalah) (Perencanaan) (Perbandingan) (Luaran)

Jurnal 1  Populasi: Penelitian ini Penelitian ini di Hasil literatur review


Populasi pada menggunakan kajian maksudkan untuk pengajian didapatkan
penelitian ini adalah mengetahui gambaran bahwa pada pasien
literatur review teks
dari 34 responden asuhan keperawatan stroke ditemukan data
book dan telaah
kelompok perlakuan dengan penerapan penurunan kesadaran,
artikel, 3 artikel
sebanyak 17 orang posisi head up 30°. kelemahan anggota
penelitian dan 1
dan kelompok kontrol Berdasarkan hasil gerak, tekanan darah
artikel asuhan
sebanyak 17 orang analisa jurnal bahwa meningkat respirasi
keperawatan melalui
 Problem: pasien stroke yang meningkat dan nilai
penelusuran di
Pasien stroke internet dengan kata mengalami penurunan saturasi oksigen 87%
dimungkinkan kesadaran juga akan sampai 97,07%
kunci Head Up 30°,
mengalami gangguan saturasi mengalami penurunan dengan diagnosa
oksigen,
transfer oksigen atau stroke. mobilisasi. Posisi keperawatan
cerebrol blood flow pasien yang imobilitas utamanya adalah
Subjek dalam literatur di tempat tidur dapat resiko perfusi cerebral
menurun, yang
ini adalah semua mempengaruhi fungsi tidak efektif
mengakibatkan artikel yang respirasi, Menstimulasi berhubungan dengan
penurunan perfusi memenuhi kriteria banyak penelitian untuk aneurisma serebri /
jaringan dan inklusi. menentukan posisi yang hiperkolesteronemia /
menyebabkan dapat mempertahankan hipertensi.
iskemik. Salah satu fungsi respirasi dengan
Implementasi
tindakan yang bisa baik. Elevasi kepala
keperawatan yang
dilakukan adalah sit atau hit up berdasarkan
digunakan adalah sop
up 30°. pada respon fisiologis
terapi pemberian
merupakan perubahan
posisi Head up 30°,
posisi untuk
dengan rentang waktu
meningkatkan aliran
30 menit sampai satu
darah ke otak
shift waktu kerja (7
pemaksimalkan
jam) selama 1 – 3
oksigenasi jaringan
hari. Evaluasi
cerebrar dan mencegah
keperawatan pada
terjadinya peningkatan
pasien stroke dengan
TIK. Peningkatan TIK
penerapan posisi head
adalah komplikasi
up 30° menunjukkan
serius karena
bahwa posisi 30°
penekanan pada pusat-
terbukti efektif
pusat vital di dalam
meningkatkan nilai
otak (hemiasi) dan
saturasi oksigen
dapat mengakibatkan
kematian sel otak.

Jurnal 2  Populasi: Penelitian ini Penelitiani ini di Hasil penelitian


Populasi pada menggunakan kajian maksudkan untuk menunjukkan bahwa
penelitian ini adalah quasi eksperimen mengetahui pengaruh 100% dari 15
15 orang pasien stroke dengan rancangan pemberian posisi head responden mengalami
dengan teknik rangkaian one group up 30° terhadap pasien penurunan saturasi
sampling non pretest, post test stroke . oksigen dan 100%
probability sampling desigh untuk Meskipun tindakan mengalami
berupa accidental mendeskripsikan penanganan untuk peningkatan saturasi
sampling. saturasi oksigen pasien stroke yang oksigen setelah
 Problem: pasien stroke sebelum berobat sudah sesuai memberikan posisi sit
Aliran darah yang dan sesudah dilakukan protap yang ada, namun up 30 derajat.
tidak lancar pada intervensi posisi Head untuk pemberian posisi Penelitian ini
pasien stroke dapat Up 30°. head up masih belum menggunakan uji
mengakibatkan Desain penelitian maksimal akibat statistik yang
gangguan adalah penelitian kondisi tempat tidur menunjukkan bahwa
hemodinamik eksperimen dimana dan ketepatan dalam pemberian posisi
termasuk saturasi peneliti hanya penentuan posisi 30°. kepala tegak 30
oksigen . Salah satu melakukan intervensi Dan hasil observasi derajat berpengaruh
tindakan keperawatan pada suatu kelompok terhadap saturasi signifikan terhadap
mandiri untuk tanpa pembanding. oksigen pada 6 pasien peningkatan saturasi
meningkatkan saturasi Efektivitas perlakuan stroke menunjukkan oksigen pada pasien (p
oksigen adalah dengan dinilai dengan cara bahwa adanya value ; 0,000; = ,05;
memberikan posisi membandingkan nilai perubahan saturasi dan Z count= -3,493).
kepala tegak 30° pretest dan nilai post oksigen sesudah Ada pengaruh
test. pemberian posisi head pemberian posisi
up 30 derajat yang Head Up 30 derajat
Kriteria inklusi dalam
diberikan selama 30 terhadap pasien stroke
penelitian ini adalah
menit. di IGD RSUD dr. T.C.
pasien strok (Iskemik
Hiller Maumere.
dan hemoragik)
dengan nilai saturasi
oksigen <95%,
pasiennya sudah
terdiagnosa stroke
oleh dokter, pasien
stroke dengan semua
tingkat kesadaran,
baik yang GCS 15 dan
GCS di bawah 15.
Kriteria eksklusi
dalam penelitian ini
adalah pasien stroke
dengan penyakit paru
dan pasien stroke
dengan anemia

KESIMPULAN DARI 2 JURNAL

“Pengaruh Posisi Head Up 30° Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke”

Stroke adalah penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker, selain
itu merupakan penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Berdasarkan data world health
organization terdapat 15 juta orang menderita stroke setiap tahun. Sekitar 5 juta penderita
meninggal, 5 juta diantaranya menderita stroke, dan 5 juta penderita lainnya mengalami
kecacatan titik untuk di Indonesia kejadian penyakit stroke merupakan penyebab kematian
utama hampir di seluruh rumah sakit dengan presentasi sekitar 14,5%.

Oleh karena itu kedua artikel ini membahas mengenai bagaimana pengaruh pemberian
posisi head up 30° terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien stroke. Dari hasil ke-2
jurnal sama-sama mendapatkan hasil bahwa pemberian posisi head up 30° terhadap
peningkatan saturasi oksigen itu sangat signifikan, bahkan pemberian terapi non farmakologi
yang berupa posisi head up 30° tersebut sangat efektif untuk meningkatkan saturasi oksigen.

Anda mungkin juga menyukai