Anda di halaman 1dari 7

MENJADI USTADZ IDAMAN

A. PENDAHULUAN

1. Keberhasilan aktifitas TPQ banyak bergantung pada keberhasilan para ustadznya dalam mengemban misi TPQ. Itulah sebabnya Islam sangat menghormati dan menghargai orangorang yang mau bertugas sebagai pendidik (ustadz). 2. Allah lewat Rasul-Nya telah memberikan predikat sebagai orang yang terbaik dikalangan ummatnya. 3. Bagi Ustadz yang memiliki banyak santri, akan memiliki kemungkinan mendapat pahala yang lebih besar dibandingkan yang lebih sedikit, karena orang yang akan mengikutinya menjadi lebih banyak. 4. Bagi ustadz yang mengajar anak-anak kecil akan memiliki kemungkinan pahala yang lebih besar dibandingkan dengan mengajar orang tua. Karena bagi anak-anak akan memiliki kesempatan lebih lama dibandingkan dengan orang tua yang sis umurnya relatif lebih pendek. 5. Orang yang hidup terus walaupun sudah mati (Al-hayah fil maut) adalah orang yang memiliki 3 amal yang pahalanya terus mengalir, yaitu : Ilmu yang bermanfaat, shadaqah jariyah dan anak soleh yang mendoakan kedua orangtuanya. 6. Tentu saja agar berhasil dalam mendidik dan mengajar para santri, seorang ustads perlu berpegang pada nilai-nilai akhlak yang telah ditentukan oleh ajaran Islam. Sebab bila tidak: Boleh jadi mereka berhasil dalam mengantarkan para santrinya pandai dalam membaca, menulis dan memahami Al Quran, tetapi sayang, banyak yang tidak mau mengamalkannya. Pandai bicara tentang Al Quran, tetapi perilakunya hauh dari nilai-nilai Al Quran. Otaknya pinter, tetapi perilakunya tidak bener. 7. Untuk itu setiap ustadz perlu memiliki akhlak yang terpuji, sesuai dengan pepatah : Guru = Digugu dan di tiru, bukan sebaliknya Guru = Wagu tur saru.

B. MODAL DASAR

1. Kecerdasan Spiritual yang memadai. 2. Kecerdasan Emosi yang cukup. 3. Kecerdasan Intelektual yang lumayan. 4. Memiliki kemampuan berbicara. 5. Sabar menghadapi santri. 6. Telanten membimbing santri. 7. Memiliki kedisiplinan yang tinggi. 8. Komunikatif. 9. Memiliki kepekaan dan kepedulian. 10. Memiliki jiwa pendidik.

C. ETIKA USTADZ 1. Berjiwa Robbani. a. Menjadikan Rob (Tuhan) sebagai tempat berangkat, tempat berpijak dan tempat kembali segala aktivitasnya. b. Tujuan dan tingkah laku serta pola fikirnya senantiasa berpijak dari Allah, pada Allah, oleh Allah dan untuk Allah. c. Senantiasa menyesuaikan diri dengan kehendak Allah. d. Sungguh-sungguh berpegang pada wahyu-Nya. e. Mengikuti Syariat-Nya. f. Taat dan mengadi Allah. g. Mengetahui sifat-sifat yang melekat pada Allah. 2. Niat yang benar dan ikhlas. a. Hanya mencari Ridlo Allah semata. b. Jika mendapat imbalan gaji/HR, dijadikan sarana (wasilah) untuk menuju lebih lebih tinggi lagi, yaitu keridloaan Allah. 3. Tawadlu (rendah hati). a. Menjauhkan diri dari sifat riya (pamer), sombong, takabur, dan tinggi hati. b. Membuka diri untuk selalu belajar baik dari sesama ustadz, maupun dari santri. 4. Khasyyah (Takut kepada Allah). a. Senantiasa berusaha mengosongkan diri dari maksiyat kepada Allah. b. Dihiasinya kebersihan hati dengan perbuatan terpuji. 5. Zuhud (Tidak materialis). a. Tidak rakus terhadap dunia. b. Mengutamakan hidup sederhana. c. Harus berusaha untuk menjadi orang kaya tapi tidak pamer harta. 6. Sabar dan Tabah hati. a. Tetap tekun membina para santri, walau bagaimanapun juga pola tingkahnya. b. Tetap konsisten terhadap perjuangan, walau apapun tantangannya. 7. Menguasai bidangnya a. Jika anda mengajarkan Al Quran, kuasilah ilmu-ilmu yang berkenaan dengan Al Quran, misalnya. b. Jika anda mengajarkan pendidikan agama Islam, kuasilah pengetahuan sesuai dengan pendidikan para santri. c. Jika anda membina bakat dan seni, milikilah keahlian di bidangnya. d. Hindari kesan dari santri, anda dianggap sok pintar, padahal tak mengerti. 8. Tetap terus belajar. a. Jika tidak tahu bertanyalah kepada ahlinya. Jika tidak menguasai bidang tertentu serahkan kepada ahlinya.

b. Jika ingin disenangi oleh santri, pandai-pandailah bergaul dengan santri. c. Jika ingin pintar berdakwah, kuasailah teknik-teknik berdakwah yang baik dan benar. d. Milikilah perpustakaan pribadi, tentang urusan dunia dan agama dan selalu menambah koleksinya ; buku, VCD, dsb. 9. Segera kembali kepada kebenaran. a. Bila ternyata apa yang diyakini, yang dipedomani selama ini salah, tidak segan-segan untuk kembali kepada ajaran yang baik dan benar yang bersumber pada Al Quran dan Sunah Nabi. b. Bila terjadi perbedaan pendapat diantara sesama ustadz, harus saling menghargai. 10. Gemar bermusyawarah. a. Kunci untuk mencapai kebenaran diantara pendapat yang berbeda. b. Dengan bermusyawarah menghindari diri dari menang dan benar sendiri tanpa mengharai pendapat orang lain. c. Ada 3 macam tipe manusia, yaitu: 1. Manusia seutuhnya ialah orang yang memiliki pendapat dan mau bermusyawarah 2. Setengah manusia ialah orang yang memiliki pendapat tapi tidak mau bermusyawarah, atau mau bermusyawarah tapi tidak punya pendapat. 3. Bukan sebagai manusia ialah orang tidak memiliki pendapat dan tidak mau bermusyawarah. 11. Mengedepankan kejujuran: a. Jika tidak tahu katakan saya tidak tahu daripada sok tahu. b. Jika tidak tahu, tanyakanlah kepada ahlinya. c. Kejujuran adalah mata urang yang berlaku dimana-mana. d. Ingat sekali kita berdusta, maka seumur hidup orang tidak akan percaya. 12. Bisa diteladani: a. Seorang ustadz secara lansung siap untuk dijadikan contoh teladan yang baik bagi santrinya, bukan hanya sekedar menyampaikan contoh-contoh yang baik saja. b. Bila menyusuh santrinya datang tepat pada waktunya, maka ustadzpun demikian pula, jangan sebaliknya. c. Bila menyuruh santri untuk rapi, sopan dan hormat, maka ustadz harus memberikan contoh dahulu. 13. Bersikap adil: a. Ustadz tidak boleh pilih kasih kepada para santri. b. Bila ada santri yang berprestasi hargailah, bila ada santri yang salah tegurlah dan hukumlah dengan cara bijaksana. 14. Penyantun dan pemaaf: a. Bila ada santri yang bandel, nakal, nasehatilah dan maafkanlah kesalahannya. b. Bersikaplah tegas dalam menegakkan kebenaran dan bersikap lembut dan kasih sayang dalam membina hubungan. 15. Mengetahui dan memahami tabiat santri.

a. Adanya pengetahuan yang mendalam mengenai watak dan tabiat para santrinya , adat kebiasaannya, pembawaannya, kencederungannya, lingkungannya, tidak perkembangannya rasa dan pola pikirannya, menyebabkan seorang ustadz tidak akan keliru dalam menghadapi para santri. b.Ustadz akan bisa menyampaikan materi pelajarannya secara pasti dalam waktu yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan para santri. c. Pelajarilah psikologi perkembangan anak dan remaja, bagaimana cara mengatasi santri yang bermasalah.

D. ETOS KERJA SEORANG USTADZ 1. Selalu mempersiapkan materi pelajaran. 2. Selalu tepat waktu. 3. Bekerja dengan target rasional. 4. Mengisi jam secara efektif. 5. Tanggungjawab terhadap program. 6. Kreatif dan inovatif. 7. Tidak mudah putus asa. 8. Konsisten dan konsekuen. 9. Senang membaca dan belajar. 10. Senang menulis. E. SIKAP DAN PERILAKU TERKAIT DENGAN SANTRI 1. Mampu menjadi teladan. 2. Senantiasa bersikap bijak terhadap santri. 3. Tidak suka marah. 4. Mampu memotivasi santri untuk belajar. 5. Mampu merangsang santri untuk berkreasi. 6. Tidak pilih kasih. 7. Memberikan perintah secara menyenangkan. 8. Memberikan teguran secara bijak. 9. Mampu mengerti kesulitan santri. 10. Bersikap demokratis.

F. SIKAP DAN PERILAKU TERKAIT DENGAN SESAMA USTADZ 1. Memahami arti pentingnya kerjasama. 2. Memiliki rasa toleransi. 3. Tidak mudah iri hati. 4. Suka berdiskusi dan bermusyawarah.

5. Mampu melihat kelebihan dan kekurangan teman. G. SIKAP DAN PERILAKU TERKAIT DENGAN DIRI SENDIRI 1. Berusaha untuk tetap selalu bersyukur kepada Allah. 2. Berusaha untuk mengelola rasa kecewa. 3. Berusaha menyikapi perubahan secara positif. 4. Mengatur rizki yanfg diterima secara baik. 5. Menghindari hutang dan kredit. 6. Berusaha untuk tidak egois. H. SIKAP DAN PERILAKU TERKAIT DENGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN 1. Menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. 2. Menjadi sikap dan perilaku yang baik. 3. Mau bergaul dengan masyarakat sekitar. 4. Tidak suka pamer. 5. Peduli terhadap acara/kegiatan di lingkungan. 6. Tidak pelit demi kepentingan masyarakat. I. PENGUASAAN KELAS 1. Tertib tidaknya santri, tenang tidaknya santri, patuh tidaknya santri, tergantung dari sikap dan perbuatan para ustads. 2.Santri belajar dari kehidupannya sehari-hari yaitu: Jika santri dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika santri dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika santri dibesarkan dengan kecaman yang negatif, ia belajar mengutuk. Jika santri dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri dan pemalu. Jika santri dibesarkan dengan rasa takut, ia belajar merasa gelisah. Jika santri dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika santri dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika santri dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika santri dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.

Jika santri dibesarkan dengan sebaik-baiknya berlakuan, ia belajar keadilan. Jika santri dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika santri dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika santri dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan. J. PANTANGAN BAGI USTADZ 1. Melakukan MOLIMO (Main =Berjudi, Maling =Mencuri, Minum=Minuman keras, Madat =Narkoba , Madon =Melacur. 2. Bersikap arogan (Korupsi waktu, Melakukan KKN, Berbuat yang tidak pantas terhadap santri)

K. PENUTUP 1.Tanamlah: Kalau kamu berfikir untuk masa satu tahun, maka tanamlah jagung. Kalau kamu berfikir untuk masa 10 tahun, maka tanamlah pohon. Kalau kamu berfikir untuk masa 100 tahun, maka didiklah anakmu. Kalau kamu berfikir untuk masa 1.000 tahun, maka didiklah anak dengan Al Quran. 2. Jadilah Ustadz: Kalau di sana ada 1.000 ustadz, maka sayalah orang yang ke 1.000 itu. Kalau di sana ada 100 ustadz, maka sayalah orang yang ke 100 itu. Kalau di sana ada 10 ustadz, maka sayalah orang yang ke 10 itu. Kalau di sana ada seorang ustadz, itulah saya. 3. Renungkanlah: Keteladanan itu lebih baik daripada sejuta nasehat. Jika ingin santrinya menjadi sholeh, ustadznya harus sholeh lebih dahulu.

Jika ingin santrinya rajin mengaji, tekun shalat dan berakhlak mulia, ustadznya harus lebih dahulu. 4. Semoga Allah Swt, memberkati usaha dan membalas amal ibadah kita semua.

Anda mungkin juga menyukai