Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TAWADHU DAN SOMBONG

Tugas ini kami buat untuk memenuhi tugas Akhlak Tasawuf


Dosen Pengampu : Ali Mustaqim, M.Pd. I
Asisten Dosen : Ridho Awal Pratama, S.Pd.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1) Sofyan Maulana (23102453)
2) Zahid Istaghfirissalam (23102439)
3) Nurhasmila Adha (23102446)
4) Hasna Najibah (23102435)
5) Siti Karomah (23102451)
6) Siti Mentari (23102452)
7) Mayliya Qurba Ilal Maula (23102490)
TAWADHU DAN SOMBONG

A. Pengertian Tawadhu dan Sombong


 Tawadhu

Istilah Tawadhu ini secara etimologi berasal dari kata wadh’a yang artinya
merendahkan, serta berasal dari kata “ittadha’a” yang berarti merendahkan diri. Tawadhu
adalah sikap rendah hati yang mana merupakan lawan dari sifat sombong. Rendah hati yang
dimaksud adalah dengan tidak merendahkan kehormatan diri sekaligus tidak memberi
peluang kepada orang lain untuk melecehkan kemuliaan dirinya.

Tawadhu dapat juga menunjukan adanya kerendahan dan kesederhanaan yang ada
pada dirinya dan pada orang lain, walaupun diri nya memiliki status yang lebih tinggi dari
dari orang lain. Orang yang memiliki akhlak yang baik pasti pula dirinya akan senantiasa
merendahkan hatinya dan berlaku santun kepada semua orang. Rendah hati ini dapat
menghilangkan rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri.

Tawadhu juga merupakan sikap rendah diri kepada orang yang ingin
mengagungkannya, dan memuliakan orang yang lebih mulia juga darinya. Tawadhu itu
biasanya dia mempunya sifat yang pesimis dan merendahkan hatinya itu bukan karena
kekurangan dan kesalahannya. Akhlak ini memiliki dua makna, yakni menerima kebenaran
yang datangnya dari siapa saja dan mampu menjalin interaksi dengan semua manusia. Orang
yang memiliki akhlak ini pasti akan mampu menerima kebenarang yang datangnya dari siapa
saja, baik orang miskin maupun orang kaya. Sebagaiman dengan sabda Rasul yang berbunyi:

“amat baiklah orang yang merendahkan diri bukan pada karena kemiskinan,
membelanjakan harta yang dikumpulkan bukan pada maksiat, mengasihani orang yang
miskin, dan bercampur bergaul dengan ahli ahli fiqih hikmah”.

Sikap ini yang sejatinya harus dimiliki dalam diri umat muslim ini dapat dilihat dalam
perikau sehari-hari. Indikator yang memeperlihatkan penerapan dari sikap ini dalam
kehidupan sehari-hari adalah berupa:

a. Rajin belajar
b. Berbicara santun
c. Suka menolong
d. Patuh kepada orang yang lebih tua
e. Berpakaian sederhana
Sikap tawadhu ini akan membawa jiwa manusia kepada Allah, melaksanakan perintah
dan menjauhi larangan-Nya. Membimbing dan membawa manusia untuk menjadi seorang
yang Ikhlas, menerima apa adanya,. Membawa manusia ke suatu tempat dimana
berkumpulnya orang-orang yang Ikhlas menerima apa adanya. Sehingga tidak serakah,
tamak, dan untuk selalu berperilaku bersyukur kepada Allah, taat kepada RasulAllah, dan
cinta kepada makhluk Allah. Apabila sikap manusia itu sudah bagus dan mencerminkan
sebagai orang yang rendah hati makai a sudah termasuk sebagai orang-orang yang bersikap
tawadhu, tujuan kita bersikap tawaddu' agar terhindar dari sifat sombong atau takabur.

Sifat tawadhu ini terbagi menjadi 3 yaitu:

1.tawadhu' dihadapan orang tua

2.tawadhu' terhadap sesama muslim

3.tawadhu' dalam pergaulan

Tujuan kita bersikap tawaddu'agar mendekatkan diri kepada allah dan selalu rendah
hati di hadapan allah dan allah akan memuliakan orang tersebut di hadapan manusia lain

 Sombong

Secara terminologi, yang dimaksud sombong adalah tingkah laku dan sifat yang
cenderung memuji, mengagungkan, membesarkan, dan memandang diri sendiri sebagai
makhluk yang paling di atas segala-galanya dari makhluk hidup yang lain.

Orang yang sombong akan selalu menganggap dirinya paling tinggi dan memandang
orang lain rendah. Hati orang sombong akan mudah mengeras, tidak mudah untuk dinasehati,
karena ia menganggap dirinya paling bisa, paling pandai, paling terkenal, dan paling segala-
galanya. Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam firmannya bahwa ia sangat membenci
orang-orang yang senantiasa menyombongkan diri:

“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)


dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh,sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
(Q.S Luqman:18)
Orang-orang yang sombong adalah seburuk-buruknya makhluk disisi Allah, dan
mereka akan dikumpulkan kelak di hari kiamat dengan membawa kerendahan dan kehinaan
wajah-wajah mereka. Sombong dalam islam adalah penyakit yang sangat ganas, yang bisa
membinasakan orang-orang yang terkemuka dari kalangan para makhluk. Dan sedikit sekali
yang selamat darinya, baik kalangan ahli ibadah, zuhad maupun para ulama, terlebih orang-
orang awamnya.

Sombong merupakan sikap yg merasa dirinya lebih unggul dari orang


lain,menganggap dirinya punya kelebihan seperti lebih pintar dari orang lain,lebih kaya dari
orang lain.

ciri ciri orang sombong yaitu:


1. suka pamer
2. selalu merasa benar
3. selalu membicarakan diri sendiri
4. haus pujian
5. sering bersikap kasar
6. menyepelekan orang lain
7. tidak suka di beri nasehat

Akibat dari sifat sombong ialah ia tidak mampu mengambil pelajaran,selalu


melakukan kesalahan,menauhkan dari rizki allah karna malu menerima kebenaran,sulit
mendapatkan pertolongan dari allah.

Sombong terbagi menjadi 2 yaitu;


1. sombong terhadap allah
2. sombong terhadap manusia

Cara menghindari dari sifat sombong atau solusi agar terhindar dari sombong dengan
cara menerima bahwa adanya kekurangan dalam diri sendiri,berteman dengan banyak orang
dan anggap orang lain setara dengan kita, hindari menilai orang dari tampilan luarnya.
PROBLEMATIKA TAWADHU DAN SOMBONG

Contoh: Dipondok terdapat santri yang mempunyai tingkat hafalan yang banyak
dibandingkan temannya, sehingga terkadang ia bersikap angkuh ditambah lagi hafalannya
yang lancar dan pada kesehariannya dia merasa dirinya mempunyai segalanya sehingga lupa
akan karakteristik seorang penghafal Al-Qur’an.

Solusi: Sebaiknya santri tersebut selalu merangkul dan mengajak teman-temannya untuk
selalu murajaah bersama agar sama-sama lanyahnya, semua itu ada prosesnya dan agar dalam
menghafal tersebut tidak cenderung monoton, sama-sama menguntungkan dan tidak
timbulnya sikap angkuh.

Contoh: Zidan merupakan siswa kelas 12 yang aktif dan selalu mendapat rangking 1 di
kelasnya, dalam bentuk apresiasi orang tua Zidan memberikan hadiah kepada Zidan, dan
tetapi sering kali dia pamer barang-barang yang diberikan oleh orang tuanya dan mengejek
temannya yang tidak mempunyai barang seperti Zidan.

Solusi: Sebaiknya orang tua Zidan jangan terlalu sering memanjakan anak dengan barang-
barang yang mewah karena akan berdampak pada Zidan dia akan merasa paling punya
diantara teman-temannya yang lain.

Contoh: Rama adalah seorang siswa yang pandai di kelasnya, khususnya dalam bidang
akademik. Rama seringkali mendapatkan juara, baik juara kelas maupun di luar kelas. Tetapi
sayangnya, ketika temannya bertanya kepada Rama, Rama tidak mau memberitahu ilmunya
kepada temannya, padahal dia tahu apa jawaban yang dipertanyakan oleh temannya.

Solusi: Menasehati nya agar tidak selalu memiliki sifat seperti itu, bahwasanya Al imam Al
Ghazali rahimahullah ta'ala, beliau memberikan nasihat kepada muridnya dalam salah satu
kitab nya yaitu Ayyuhal Walad, apa yang disampaikannya:

‫ َأَشُّد الَّناِس َع َذ اًبا َيْو َم الِقَياَم ِة َعاِلٌم اَل َيْنَفُعُه ُهللا ِبِع ْلِم ه‬.‫قال رسوهلل ﷺ‬

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari
kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya."
Disini kita dapat mengetahui bahwasanya orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak
memberi manfaat atas ilmu nya, maka Allah SWT. akan menyiksanya pada hari kiamat.
Na'udzubillahi min dzalik.

Anda mungkin juga menyukai