Kita harus meneladani akhlak nabi muhammad saw, nabi muhammad itu
memiliki sifat sidiq, amanah, tabligh fatonah..
Cukup jelas bahwa Nabi Muhammad diutus di dunia bukan untuk menyempurnakan ilmu atau
apapun kecuali hanya untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak lebih utama dibandingkan
dengan apapun.
Kenapa?
Sebab, kepintaran tidak ada artinya apabila seseorang tidak memiliki adab (etika). Ilmu
menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain karena tidak dihiasi akhlak.
Ketika seseorang memiliki ilmu tanpa akhlak , maka dia akan lupa siapa dirinya yang
sesungguhnya, lupa akan akhlak Rasulullah SAW . Bahkan lupa bahwa dia adalah makhluk
yang sangat lemah dan bodoh. Kalaulah merasa punya ilmu, tentulah Allah tidak
memberinya kecuali hanya secuil (sangat sedikit).
Akhlak ada dua jenis yaitu akhlakul karimah (akhlak terpuji) dan akhlakul
mazmumah (akhlak tercela). Adapun defenisinya sebagai berikut:
1. Akhlakul Karimah
a. Rendah Hati
· Ciri rendah hati adalah tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul dan tidak
pernah meremehkan orang lain.
· Jadi rendah hati adalah sikap dan perbuatan yang tidak menyombongkan diri.
· Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Rendah diri berarti minder atau tidak
memiliki rasa percaya diri karena merasa memiliki kekurangan. Misalnya minder
karena miskin, minder karena merasa tidak cantik dan sebagainya.
· Sikap rendah diri harus dihindari. Sedangkan sikap rendah hati harus kita
biasakan.
· Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala berfirman :
Ayat tersebut menjelaskan tentang kesombongan iblis yang merasa dirinya lebih
baik dari pada Nabi Adam ‘alaihissalam. Maka Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala
mengharamkan surga baginya.
b.Santun
Ketika lhsan bertemu guru di jalan, ia dengan hormat memberi salam. Ketika
berbicarapun ia juga bersikap santun.
· Orang yang santun tidak berbicara kasar pada orang lain, tidak suka
membantah perintah dari orang tua, patuh kepada guru dan sebagainya.
• Orang yang santun disegani/dihormati banyak orang karena perilaku yang halus,
tutur kata lemah-lembut dan tidak pernah menyakiti hati orang lain.
• Kebalikan sifat santun adalah sifat kurang ajar. Orang yang memiliki sifat
kurang ajar akan dijauhi oleh teman dan dibenci orang lain.
• Contoh perbuatan kurang ajar adalah suka berbicara kasar, tidak menghormati
orang tua,suka membantah dan sebagainya.
c. Ikhlas
• Ibu Amin memberi bantuan kepada orang miskin, tetapi apa yang dilakukannya
. bukan karena mengharap ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala tetapi
ingin terkenal dan dipuji oleh orang lain.
• Sikap Ibu Amin di atas menunjukkan bahwa ia tidak ikhlas dalam melakukan
sesuatu.
• Orang yang ikhlas adalah orang yang selalu berbuat dan beramal karena
perintah Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala.
• .Orang yang beramal dengan ikhlas berarti tidak mengharap balasan dari orang
lain.
• Ikhlas yaitu melakukan suatu amalan semata-mata karena iman kepada Allah
Subhanahu Wa Ta ‘ala dan mengharapkan ridho-Nya.
• Ikhlas itu menjadi syarat diterimanya amal ibadah. Artinya ibadah tanpa
didasari niat yang ikhlas, maka ibadahnya sia-sia karena tidak akan mendapat
pahala dari Allah.
d. Dermawan
• Dermawan berarti orang yang suka berderma atau memberi bantuan kepada
orang lain baik berupa pikiran,harta, maupun tenaga.
• Orang yang memiliki sifat dermawan akan disenangi banyak orang karena ia
selalu berakhlak mulia, pemurah dan baik hati.
2. Akhlakul Mazmumah
“Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak
di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang
yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari
kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong .”
(HR. Tirmizi).
Seorang muslim yang memiliki sikap akhlakul karimah di hari akhir kelak akan
diselamatkan oleh Allah SWT. Selain itu, setiap muslim yang memiliki akhlakul
karimah juga dapat mencapai derajat seperti seseorang yang berpuasa dan
salat. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih
berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia
bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR.
Tirmidzi).