Anda di halaman 1dari 2

m

Saudara saudara kaum muslimin Rahimakumullah

Orang yang tawadhu’  adalah orang  menyadari bahwa semua kenikmatan yang
didapatnya bersumber dari Allah SWT.  

Tawadhu ialah bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan


takabbur (sombong), ataupun sum’ah ingin diketahui orang lain amal kebaikan kita.

Tawadhu merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah selayaknya kita
sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu merupakan salah satu akhlak
terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam

Rasulullah SAW bersabda: yang artinya “Tiada berkurang harta karena sedekah, dan
Allah tiada menambah pada seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada
seseorang yang bertawadhu’ kepada Allah, melainkan dimuliakan (mendapat
‘izzah) oleh Allah. (HR. Muslim).
Saudara saudara kaum muslimin Rahimakumullah

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi orang yang tawadhu’? orang
yangtawadhu’ itu adalah orang yang memiliki akhlak mulia yang menggambarkan
keagungan jiwa, kebersihan hati dan ketinggian derajat pemiliknya. Rasulullah SAW
bersabda:

“Barang siapa yang bersikap tawadhu’ karena mencari ridho Allah maka Allah akan
meninggikan derajatnya. Ia menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan
orang lain ia sangat terhormat. Barangsiapa yang menyombongkan diri maka Allah akan
menghinakannya. Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan orang lain
ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi”(HR. Al-Baihaqi)

Dan, Abdullah bin Jarullah dalam kitabnya Fadhlu At-Tawadhu wa Dzamu Al-Kibr
memberi gambaran kepada kita tentang tanda-tanda orang yang tawadhu’, dia mengatakan
bahwa ada enam tanda-tanda tawadhu’ yang harus kita miliki:

PERTAMA, engkau menonjolkan diri terhadap sesamamu, maka engkau sombong. Dan
apabila engkau menyatu dalam kebersamaan dengan mereka maka engkau tawadhu’.

KEDUA, apabila engkau berdiri dari tempat dudukmu dan mempersilahkan orang berilmu
dan berakhlaq duduk di tempatmu, maka engkau tawadhu’.

KETIGA, apabila engkau menyambut orang biasa dengan ramah dan wajah yang
menyenangkan, dengan kata-kata yang akrab, memenuhi undangannya, maka engkau
tawadhu’.
KEEMPAT, apabila engkau mengunjungi orang yang lebih rendah setatus sosialnya atau
yang sederajat denganmu, atau membawakan barang-barang bawaan yang ada
ditangannya, maka engkau tawadhu’.

KELIMA, apabila engkau mau duduk bersama fakir miskin, menjenguk yang sakit,orang-
orang yang cacat, memenuhi undangan mereka, makan bersama mereka, makaengkau
orang yang tawadhu’.

KEENAM, apabila engkau makan dan minum secara tidak berlebihan dan tidak untuk
demi gengsi, sekali lagi engkau tawadhu’.

Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih
dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang Maha
Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia
biasa yang tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.

Akhirul kalam,
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-
atuubu ilaik.
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Anda mungkin juga menyukai