AL-HIKAM
Adapun dalam segala masa, maka ilmu tasawuf yang dahulunya atau
hakikatnya ilmu tauhid untuk mengenal Allah, maka termasuk semulia-
mulia ilmu terbesar dan tertinggi, sebab ia sebagai intisari dari pada
syari'at, bahkan menjadi sendi yang utama dalam agama Islam, sebab
Allah telah berfirman: "Wa maa khalaq tul jinna wal insan illa liya'buduun".
[Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka
menyembah Aku]. Karena pengertian ilmu Tauhid telah berubah
namanya menjadi ilmu kalam, ilmu filsafat yang sama sekali, seakan-akan
tidak ada hubungannya dengan akhlak dan amal usaha, maka timbul
nama ilmu tauhid yang dijernihkan kembali dari sumber yang semula di
ajarkan dan dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
sahabatnya. Sebab dari ilmu inilah akan dapat memancar nur [cahaya]
hakikat, sehingga dapat menilai semua soal hidup dan penghidupan ini
dengan bimbingan dan pentunjuk Allah dan pelaksanaan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam.
1. Taqwa kepada Allah lahir dan batin dalam kesendirian dan di depan
publik.
2. Mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam semua
kata dan perbuatan.
3. Mengabaikan semua makhluk dalam kesukaan ataupun dalam
kebencian mereka. [tidak menghiraukan apakah mereka suka atau
benci].
4. Rela [ridha] menurut hukum [takdir] Allah, baik yang ringan maupun
yang berat.
5. Kembali kepada Allah dalam suka dan duka.
" Seorang muridnya yang bernama Abdul Ali bertanya: Apakah syarat
yang harus diperbuat oleh orang yang ingin menjadi wali Allah?
Jawabnya: Seorang yang benar-benar dalam syariat ada 12 tanda-
tandanya:
Sedang kendaraan syaitan itu dalam hawa nafsumu dan selalu berbisik
untuk mempengaruhimu. Firman Allah: "Innasysyaithana laku
aduwwun fattakhi dzuhu aduwwa." [Sesungguhnya syaitan itu musuh
bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh. QS. Fathir 6].
َ َّ ُ ُ َ ْ َ َّ ُ َ ْ ُ َ َْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ
ـل
ِ ـود الز لــ
ِ نقصان الرج ِاء ِعند وج،ـتــم ِاد على العم ِل
ِ ِمن علا م ِة ا ِلاع
1. "Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-
amalnya, adalah kurangnya ar-raja' (rasa harap kepada rahmat Allah) di
sisi alam yang fana."
Syarah
Kalimat "wujuudi zalal", artinya segala wujud yang akan hancur, alam
fana. Menunjukkan seseorang yang hidup di dunia dan masih terikat oleh
alam hawa nafsu dan alam syahwat. Itu semua adalah wujud al-zalal,
wujud yang akan musnah. Seorang mukmin yang kuat tauhidnya,
sekalipun masih hidup di dunia dan terikat pada semua wujud yang fana,
namun harapannya semata kepada Allah Ta'ala.
Orang yang melakukan amal ibadah itu pasti punya pengharapan kepada
Alloh, meminta kepada Alloh supaya hasil pengharapannya, akan tetapi
jangan sampai orang beramal itu bergantung pada amalnya, karena
hakikatnya yang menggerakkan amal ibadah itu Alloh,. sehingga apabila
terjadi kesalahan, seperti, terlanjur melakukan maksiat, atau
meninggalkan ibadah rutinnya, ia merasa putus asa dan berkurang
pengharapannya kepada Alloh. sehingga apabila berkurang pengharapan
kepada rohmat Alloh, maka amalnyapuan akan berkurang dan akhirnya
berhenti beramal.
Kalimat: Laa ilaha illalloh. Tidak ada Tuhan, berarti tidak ada tempat
bersandar, berlindung, berharap kecuali Alloh, tidak ada yang
menghidupkan dan mematikan, tidak ada yang memberi dan menolak
melainkan Alloh.
َ ْ َّ َ َ ْ َ َّ َّ َ ـع إ َق َّ َ ُ َ َ
َ الـت ْجر ْي َد َم
اب ِمن الشـهـو ِة َ
ب سْ لأ ا في ـاك ي إ اّٰلل
ِ ـة ام ِإر اد تــك
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ َ ْ ْ َّ َ َّ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ َ َّ َ ْ
نحطاط ِ اّٰلل ِإ يـاك ِفي الـتج ِر ي ِد ِا
ِ الخ ِفـيـ ِة و ِإراد تـك الأسباب مع ِإقام ِة
َّ َ ْ َّ ْ َ
ـلـيـ ِةِ ِمن ال ِهم ِة الع
Syarah
Syahwah (atau syahwat) secara bahasa memiliki arti: tatapan yang kuat,
atau keinginan. Secara maknawi merupakan keinginan kepada bentuk-
bentuk material dan duniawi, seperti harta, makanan dan lawan jenis.
Berbeda dari syahwat, hawa-nafsu (disingkat "nafsu") adalah keinginan
kepada bentuk-bentuk non-material, seperti ego, kesombongan, dan
harga diri.
Syeikh Ibnu 'Atoillah berkata : "Aku datang kepada guruku Syeikh Abu
Abbas al- mursy. Aku merasa, bahwa untuk sampai kepada Allah dan
masuk dalam barisan para wali dengan sibuk pada ilmu lahiriah dan
bergaul dengan sesama manusia (kasab) agak jauh dan tidak mungkin.
tiba-tiba sebelum aku sempat bertanya, guru bercerita: Ada seorang ahli
dibidang ilmu lahiriah, ketika ia dapat merasakan sedikit dalam perjalanan
ini, ia datang kepadaku sambil berkata: Aku akan meninggalkan
kebiasaanku untuk mengikuti perjalananmu. Aku menjawab: Bukan itu
yang kamu harus lakukan, tetapi tetaplah dalam kedudukanmu, sedang
apa yang akan diberikan Allah kepadamu pasti sampai kepadamu.
"KEKUATAN TAQDIR"
َ
َ َْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ َس
ـو ِابـق ال ِهم ِم لا تخـ ِرق أسوار الأقد ِار
Syarah
kekeramatan atau kejadian-kejadian yang luar biasa dari seorang wali itu,
tidak dapat menembus keluar dari takdir, maka segala apa yang terjadi
semata-mata hanya dengan takdir Alloh."
Hikmah ini menjadi ta'lil atau sebab dari hikmah sebelumnya (Iroodatuka
tajriid) seakan akan Mushonnif berkata: Hai murid, keinginan/himmahmu
pada sesuatu, itu tidak ada gunanya, karena himmah yang keras/kuat itu
tidak bisa menjadikan apa-apa seperti yang kau inginkan, apabila tidak
ada dan bersamaan dengan taqdir dari Alloh. Jadi hikmah ini (Sawa-biqul
himam) mengandung arti menentramkan hati murid dari keinginannya
yang sangat.
ُْ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ
َ َْ َ
َ َ ْ ْ َّ َ َ ْ َ ْ
ـه ِلنف ِسك
ِ ـه غير ك عـنك لا تـقم ِبِ فما قام ِب،أ ِرح نــف َسـك ِمن الـتد ِبــي ِر
Syarah
Tanpa kita sadari, banyak hal yang telah Allah atur untuk diri kita. Jaringan
syaraf yang terus bekerja, paru-paru yang memompa udara, oksigen yang
kita hirup dengan leluasa, rizki yang kita makan, dan banyak hal lain yang
sesungguhnya telah Allah atur untuk setiap manusia. Maka kita tidak perlu
terlalu khawatir, takut, turut serta melakukan pengaturan untuk diri kita
sendiri, dan bertawakallah! Sebagaimana firman-Nya:
ْ
َ ْ
َ َ َّ َ ِّ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ ُ َ ٰ ُ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ
ٍ ولو أن أهل الق َرى آمنوا واتقوا لفتحنا علي ِهم ب َرك
ات ِمن السم ِاء والأر ِض
َ ُ ْ َ ُ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ ََّ ََٰ
ولـ ِكن كذبوا فأخذناهم ِبما كانوا يك ِسبون
Bashirah
َ َ ٌ َ َ ْ ُ َ َ ُْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ْ
د ِليل على، و تـق ِصيرك ِفيما ط ِلب ِمنك،ِاج ِت َهادك ِفيما ض ِمن لك
َ
َ ْ ْ ْ َ ْ
رة ِمنك َ
ِ اس الــب ِصي
ِ انـــ ِطم
5. "Kesungguhanmu pada apa-apa yang telah Dia Ta'ala jamin bagimu,
dan kelalaianmu pada apa-apa yang Dia Ta'ala tuntut darimu, merupakan
bukti atas lenyapnya bashirah darimu!"
Syarah
Bashirah adalah istilah teknis agama untuk "mata hati" yang memiliki
fungsi spesifik. Di dalam Al-Quran terdapat banyak kata
tentang "bashirah", misalkan dalam Surah Al-Israa' [17]: 72
dikatakan, "Dan barangsiapa yang buta (a'maa) di dunia, niscaya di
akhirat (nanti) ia akan lebih buta dan lebih tersesat jalannya" . Atau dalam
ayat lain disebutkan:
َ ٌ َ َ َ
َ
ٌاب عظيم َ َ ُ َ اّٰلل َع َل ٰى ُق ُلوبه ْم َو َع َل ٰى َس ْمعه ْم َو َعل ٰى أبصاره ْم غش
ٌ اوة َوله ْم عذ َ ْ ُ َّ َخ َت َم
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ
Allah telah mengunci-mati qalb-qalb mereka dan telinga-telinga mereka,
dan bashirah-basirah mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat
berat. -Q.S. Al-Baqarah [2]: 6
Karena bashirah itu bukan untuk melihat hal-hal di luar diri, tetapi untuk
melihat kebenaran hakikat. Bashirah adalah untuk melihat Al-
Haqq dalam segala sesuatu, dalam segenap ufuk dan dalam dirinya.
Sebagaimana firman-Nya:
Siapa saja yang disibukkan mencari apa yang sudah dijamin Alloh seperti
rizki, dan meninggalkan apa yang menjadi perintah Alloh, itulah tanda
orang yang buta hatinya.
Firman Alloh:
Firman Alloh:
"Jangan memaksa diri untuk mencapai apa yang telah dijamin dan
jangan menyia-nyiakan [mengabaikan] apa yang diamanatkan
kepadamu." Oleh sebab itu, barangsiapa yang berusaha untuk mencapai
apa yang sudah dijamin dan mengabaikan apa yang menjadi tugas dan
kewajiban kepadanya, maka buta mata hatinya dan sangat bodoh.
َ
َ َْ ًَ ْ ُ َ ُّ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ُّ َ َ ْ ُ َ َ
ـاح في الدع ِاء مو ِجـبا ِلـيأ ِسك؛ لا يــكن تــأخر أ م ِد العط ِاء مع ا ِلإلـح
ِ ِ
َ َ َْ ُ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ
فـهـو ض ِمن لـك ا ِلإجـابـة ِفيما يـختاره لـك لا ِفيما تـختار ِلـنف ِسك؛ وفي
ِ
ُ ُ َّ ْ ْ َ ُ ْ ُ ْ َّ ْ َ ْ
َ
ـذي ي ِر يـد لا في الـوق ِت ال ِذي ت ِر يد
ِ ِ الـوق ِت ال
Syarah
Tanda seorang mukmin sejati adalah: lebih yakin dengan apa yang ada
di Tangan Allah daripada apa yang dapat diusahakan oleh tangannya
sendiri. Ketika doa yang kita panjatkan seolah tidak mendapat
pengabulan dari Allah Ta'ala, disitu terdapat ruang pengetahuan yang
kosong yang harus kita cari dan isi. Doa disini bukan hanya terkait
masalah duniawi; tetapi juga termasuk dalam hal spiritual. Misalkan, kita
berdoa agar diterima taubatnya dan dibersihkan dari segala dosa.
Sebaiknya seorang hamba yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi
mengakui kebodohan dirinya, sehingga tidak memilih sesuatu yang
tampak baginya sepintas baik, padahal ia tidak mengetahui bagaimana
akibatnya. Karena itu bila Tuhan yang maha mengetahui, maha bijaksana
memilihkan untuknya sesuatu, hendaknya rela dan menerima pilihan
Tuhan yang Maha pengasih, Maha mengetahui dan Maha bijaksana.
Walaupun pada lahirnya pahit dan menyakitkan rasanya, namun itulah
yang terbaik baginya, karena itu bila berdoa, kemudian belum juga
terkabulkan keinginannya, janganlah terburu-buru putus asa.
Firman Allah :
"Dan mungkin jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik
bagimu, dan mungkin jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak
baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui." [QS. al-Baqarah 216].
"Tidak ada orang berdoa, melainkan pasti diterima oleh Allah doanya,
atau dihindarkan dari padanya bahaya, atau diampuni sebagian dosanya,
selama ia tidak berdoa untuk sesuatu yang berdosa atau untuk memutus
silaturrahim.
Keadaan terpaksa atau kesulitan itu, apabila merasa tidak ada sesuatu
yang di harapkan selain semata-mata karunia Allah subhanahu wata'ala,
tidak ada yang dapat membantu lagi baik dari luar berupa orang dan
benda atau dari dalam diri sendiri.
ُ ُ َ َ َّ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ ُُ ُ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ ِّ َ ُ َ
و ِإن تـعـي ِن زمنه، ـككــنك في الـوع ِد عدم وقــو ِع الـمـوعـو ِد ِ لا يـش
ِ
َ َ ْ َ ُ ً َْ َ َ َ ْ َ ً ْ َ َ َ َ ْ ُ َ َّ َ
ور س ِر يـر ِتـك
ِ و ِإخمـاد ا ِلـن، ـصير ِتـكِ ؛ ِلئـلا يـكون ذ ِلك قدحـا ِفي ب
Syarah
Dalam Al-Quran, ada sebuah hikmah dari kisah Nabi Ibrahim a.s. dan
istrinya Siti Sarah.
َ َ ِّ َ ْ َ َ ََّ ُ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ
ِّ َ ُ ُ َ َّ َ ُ ََّ
قال أبش ْرت ُم ِوني عل ٰى أن مَّس ِن َي ال ِكبر ف ِب َم تب ِش ُرون قالوا بش ْرناك ِبالح ِق فلا
َ َ ْ َ ِّ ُ َ
تكن ِمن القا ِن ِطين
Sehingga ketika gagal tujuan umroh karena di tolak oleh bangsa Quraisy
dan terjadi penanda tanganan perjanjian Sulhul [perdamaian] Hudaibiyah,
yang oleh Umar dan sahabat-sahabat lainnya dianggap sangat
mengecewakan,
َـه ما ُ َّ َ َ ُ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ُّ َ َّ َ ً َ ْ َ َ َ َ َ َ
ال معها ِأن قل عملك ف ِإن
ِ ِإذا فتح لـك ِوجهة ِمن التعر ِف فلا تبــ
َ ُّ َ َّ َّ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َ ُ َ َّ َ َ َ َ َ َ
ألم تـعلم أن الـتــعرف.فـتـحها لك ِإلا وهو ي ِر يد أن يـتـعرف ِإليك
َ َ َ َ
ْ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ْ ْ ُ َ ْ ُ َ َْ َْ َ َْ َ ُُ ْ ُ َ ُ
وأيــن ما تــه ِد ي ِه، والأعمال أنت مــه ِد يــها ِإلـي ِه،هو مو ِرده عليك
َ ْ َ َ ُ ُ ْ ُ َ ُ َّ ْ َ
ِإلـي ِه ِِما هـو مو ِرده علـيك
Syarah
َْ َ ْ َ َ َ ُ َّ ُ ْ َ َ ُ َ
ْ ْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ
ولا ت ِكل ِني ِإلى نف ِسي،َيا ح ُّي َيا ق ُّيوم ِب َرحم ِتك أست ِغيث! أص ِلح ِلي ش ِأن َي كله
ْ
َ َ َ َ
ط ْرفة ع ْي ٍن
Wahai (Dzat) yang Maha Hidup dan Maha Berdiri! Dengan rahmat-Mu aku
memohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya; dan jangan
Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata. - H.R.
Imam An-Nasai, Imam Al-Hakim.
ً َ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ ٌ ْ ُ َ ُ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َِّّ ً ُ ْ
َ
ْ َ
اهيم ح ِنيفا َ
ِ ّٰلل وهو مح ِسن واتبع ِملة ِإبرِ ِ َومن أحسن ِدينا ِِمن أسلم وجهه
َ
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
menyerahkan wajahnya kepada Allah, sedang diapun seorang yang ihsan
dan mengikuti millah Ibrahim yang lurus? - Q.S. An-Nisa [4]: 125
Abu Huroiroh ra. berkata: Rasululloh saw. bersabda: Alloh azza wajalla
berfirman: "Apabila Aku menguji hamba-Ku yang beriman, kemudian
ia tidak mengeluh kepada orang lain, maka Aku lepaskan ia dari
ikatan-Ku dan Aku gantikan baginya daging dan darah yang lebih
baik dari semula, dan ia boleh memperbarui amal, sebab yang lalu
telah diampuni semua."
َ ْ َ ْ َ
ْ َ َ َ ْ ُ ـنَّو َع ْت أجن
َ اس الأع َمال لـتـن ُّو ِع َواردات الأح َ ْ َ َ
ال
ِ و ِ ِ ِ ِ ت
Syarah
ُ َ َ َ َّ َّ َ ََّ ُ َ َ
... وما يلقاها ِإلا ال ِذين صبروا
Dalam ayat di atas, sabar adalah ahwal si hamba, dan al-hasanah yang
dianugrahkan merupakan warid yang Allah karuniakan.
Rasululloh saw. sendiri sebagai ahli kasyaf yang paling unggul hanya
melihat Jibrail a.s dalam rupanya yang asli dua kali saja, walaupun pada
setiap kali Jibrail a.s menemui Rasululloh saw. dengan rupa yang
berbeda-beda, Rasululloh tetap mengenalinya sebagai Jibrail a.s.
Ada orang yang memperoleh Hal sekali saja dan dikuasai oleh Hal dalam
waktu yang tertentu saja dan ada juga yang terus-menerus di dalam Hal.
Hal yang terus-menerus atau berkekalan dinamakan wishol yaitu
penyerapan Hal secara terus-menerus, kekal atau baqo'. Orang yang
mencapai wishol akan terus hidup dengan cara Hal yang terjadi. Hal-hal
(ahwal) dan wishol bisa dibagi menjadi lima macam:
Abid adalah orang yang dikuasai oleh Hal atau zauk yang membuat dia
merasakan dengan sangat bahawa dirinya hanyalah seorang hamba
yang tidak memiliki apa-apa dan tidak mempunyai daya dan upaya untuk
melakukan sesuatu. Kekuatan, usaha, bakat-bakat dan apa saja yang ada
dengannya adalah daya dan upaya yang dari Alloh. Semuanya itu adalah
karunia Allohsemata-mata. Alloh sebagai Pemilik yang sebenarnya,
apabila Dia memberi, maka Dia berhak mengambil kembali pada masa
yang Dia kehendaki. Seorang abid benar-benar bersandar kepada Allah
s.w.t sekiranya dia melepaskan sandaran itu dia akan jatuh, kerana dia
benar-benar melihat dirinya kehilangan apa yang datangnya dari Allah
s.w.t.
2 : Asyikin:
Asyikin ialah orang yang memandang sifat Keindahan Allah s.w.t. Rupa,
bentuk, warna dan ukuran tidak menjadi soal kepadanya kerana apa saja
yang dilihatnya menjadi cermin yang dia melihat Keindahan serta
Keelokan Allah s.w.t di dalamnya. Amal atau kelakuan asyikin ialah gemar
merenungi alam dan memuji Keindahan Allah s.w.t pada apa yang
disaksikannya. Dia boleh duduk menikmati keindahan alam beberapa jam
tanpa merasa jemu. Kilauan ombak dan titikan hujan memukau
pandangan hatinya. Semua yang kelihatan adalah warna Keindahan dan
Keelokan Allah s.w.t. Orang yang menjadi asyikin tidak memperdulikan
lagi adab dan peraturan masyarakat. Kesedarannya bukan lagi pada alam
ini. Dia mempunyai alamnya sendiri yang di dalamnya hanyalah
Keindahan Alloh s.w.t.
3 : Muttakholiq:
Muttakholiq adalah orang yang mencapai yang Haq dan bertukar sifatnya.
Hatinya dikuasai oleh suasana Qurbi Faroidh atau Qurbi Nawafil. Dalam
Qurbi Faroidh, muttakholiq merasakan dirinya adalah alat dan Allah s.w.t
menjadi Pengguna alat. Dia melihat perbuatan atau kelakuan dirinya
terjadi tanpa dia merancang dan campur tangan, bahkan dia tidak mampu
mengubah apa yang akan terjadi pada kelakuan dan perbuatannya. Dia
menjadi orang yang berpisah daripada dirinya sendiri. Dia melihat dirinya
melakukan sesuatu perbuatan seperti dia melihat orang lain yang
melakukannya, yang dia tidak berdaya mengawal atau
4 : Muwahhid:
Muwahhid fana' dalam dzat, dzatnya lenyap dan DZat Mutlak yang
menguasainya. bagi muwahhid ialah dirinya tidak ada, yang ada hanya
Alloh s.w.t. Orang ini telah putus hubungannya dengan kesedaran
basyariah dan sekalian maujud. Kelakuan atau amalnya tidak lagi seperti
manusia biasa karena dia telah terlepas dari sifat-sifat kemanusiaan dan
kemakhlukan. Misalkan dia bernama Abdullah, dan jika ditanya
kepadanya di manakah Abdullah, maka dia akan menjawab Abdullah
tidak ada, yang ada hanyalah Allah! Dia benar-benar telah lenyap dari
ke'Abdullah-an' dan benar-benar dikuasai oleh ke'Allah-an'. Ketika dia
dikuasai oleh hal dia terlepas daripada beban hukum syarak. Dia telah
fana dari 'aku' dirinya dan dikuasai oleh kewujudan 'Aku Hakiki'. Walau
bagaimana pun sikap dan kelakuannya dia tetap dalam ridho Allah s.w.t.
Apabila dia tidak dikuasai oleh hal, kesedarannya kembali dan dia
menjadi ahli syariat yang taat. Perlu diketahui bahawa hal tidak boleh
dibuat-buat dan orang yang dikuasai oleh hal tidak berupaya
menahannya.
5 : Mutahaqqiq:
Mutahaqqiq ialah orang yang setelah fana dalam dzat turun kembali
kepada kesedaran sifat, seperti yang terjadi kepada nabi-nabi dan wali-
wali demi melaksanakan amanat sebagai khalifah Alloh di muka bumi dan
kehidupan dunia yang wajib diurusi.
Cahaya Ikhlas
ْ َ ْ
ْ َ ُ ُ َ َوأ ْر َواح،َالأَ ْع َم ُال ُص َو ٌر َقائ َم ٌة
َـها ُوج ْود س ِّر الإخلاص فيها ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
"Amal-amal itu semata bentuk-bentuk yang tampil, adapun ruh-ruh yang
menghidupkannya adalah hadirnya sirr ikhlas (cahaya ikhlas) padanya"
Syarah
Akhlak yang agung seperti ini tidak dapat dipoles di permukaan, tetapi
semata-mata karena ada cahaya ikhlas yang sudah tertanam di dalam
hati. Sikap dan perilaku adalah cerminan hati. Dalam sebuah Hadits
Qudsi, Rasulullah SAW bersabda:
"Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, 'Aku
telah menanyakan hal itu kepada Allah', lalu Allah berfirman, '(Ikhlas)
adalah salah satu dari rahasiaku, yang Aku berikan ke dalam hati orang-
orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku" -Hadits Qudsi
Sirr secara bahasa artinya adalah "rahasia". Secara hakikat sirr adalah
cahaya khusus yang Allah berikan kepada seorang hamba yang Dia
cintai, sebagaimana diungkap dalam hadits diatas.
Amal ialah, geraknya badan lahir atau hati. amal itu digambarkan sebagai
tubuh/jasad. sedangkan ikhlas itu sebagai ruhnya. yakni., badan tanpa
ruh berarti mati. amal lahir atau amal hati itu bisa hidup hanya dengan
adanya ikhlas. Alloh berfirma, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
(ikhlas)kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus" albayyinah 5. "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan (ikhlas)kepada-Nya ." Az-zumar 2. Imam Hasan Al-Bashari,
barkata, "Aku pernah bertanya kepada shahabat Hudzaifah r.a.
tentang ikhlas, beliau menjawab: Aku pernah bertanya kepada
Rasululloh SAW ikhlas itu apa, beliau menjawab: Aku pernah
menanyakan ttg ikhlas itu kpd malaikat Jibril a.s dan beliau
menjawab: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Alloh Rabbul
'Izzaah, dan IA menjawab: "IKHLAS ialah RAHASIA di antara rahasia-
rahasiaKU yg Kutitipkan di hati hambaKU yg Aku cintai."
Kuburlah Eksistensimu!
َ َ َ َ ْ َ
ُ ُ َ َ
ــت ُّم نـت ِاءجه َ ف َما نـبت َِِّمال ْم ُيدف ْن لا،ود َك في أ ْرض الخ ُمول
ي
ْ َ َ َ ُ َ ُ ُ ْ ْ
ِاد ِفن وج
ِ ِ ِ ِ
11. "Kuburlah wujudmu (eksistensimu) di dalam bumi kerendahan
(ketiadaan); maka segala yang tumbuh namun tidak ditanam (dengan
baik) tidak akan sempurna buahnya."
Syarah
َ َ ُ َ َ َ ً َّ َ َ َ َ
ُ ٌ ْ ِّ َ َ َ ً ِّ َ ً َ َ َ
اّٰلل َمثلا ك ِل َمة ط ِي َبة كشج َر ٍة ط ِي َب ٍة أصل َها ث ِابت َوف ْرع َها
ُ أل ْم ت َر ك ْيف ض َر َب
َ
ْلناس ل َعَّل ُهم َّ َ َ ْ َ ْ ُ َّ ُ ْ َ َ َ ِّ َ ْ َُّ َ َ ُ ُ ْ ُ َ َّ
ِ ين ِب ِإذ ِن ر ِبها ويض ِرب اّٰلل الأمثال ِل ٍ ِفي السم ِاء ت ِؤتي أكلها كل ِح
َ ُ َّ َ َ َ
يتذكرون
Dalam pasal ini, Ibnu Athaillah mengungkap sebuah kunci agar kita dapat
menghasilkan buah takwa yang sempurna, yakni dengan mengubur
eksistensi kita, ego kita, dalam bumi ketiadaan.
Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi seorang yang beramal, dari
pada menginginkan kedudukan dan terkenal pergaulannya di tengah-
tengah masyarakat. Dan ini termasuk keinginan hawa nafsu yang utama.
Ibrahim bin Adham radhiallohu 'anhu berkata: "Tidak benar tujuan kepada
Alloh, siapa yang ingin terkenal."
'Uzlah
ُ ُ َْ ْ ُ ُ َ َ َ َ
كرة
ٍ ل بهٍا ميدان ِف
ٍ لة يدخ
ٍ مثل عز
ٍ يءٍ لب ش
ٍ مانفع الق
ٍ
12."Tidak ada sesuatu yang sangat berguna bagi hati [jiwa], sebagaimana
menyendiri untuk masuk ke medan tafakur."
Syarah
Alloh Ta'ala mewahyukan kepada Nabi Musa alaihissalam: " Wahai putra
Imran! Waspadalah selalu dan pilihlah untuk dirimu seorang sahabat
[teman], dan sahabatmu yang tidak membantumu untuk membuat taat
kepada-Ku, maka ia adalah musuhmu."
Dan juga Alloh mewahyukan kepada Nabi Dawud alaihissalam: " Wahai
Dawud! Mengapakah engkau menyendiri? Jawab Dawud: Aku
menjauhkan diri dari makhluk untuk mendekat kepada-Mu . Maka Alloh
berfirman: Wahai Dawud! Waspadalah selalu, dan pilihlah untukmu
sahabat, dan tiap sahabat yang tidak membantu untuk taat kepada-Ku,
maka itu adalah musuhmu, dan akan menyebabkan membeku hatimu
serta jauh dari-Ku."
1. Lapar.
2. Diam.
3. Menyendiri
4. Bangun tengah malam [sholat tahajjud].
ُ َ َ َ ُ َ َ َُ ُ ُ ُْ
يرحل ال ٍى
ٍ كيف
ٍ ْ
نطبعةٍٍٍ ف ٍى ِمرات ٍه ٍ؟ ا ٍم م ان
ٍ كو ٍالا ٍر وص قلب
ٍ رق
ٍ ف يش ٍ كي
ِ ِ
َ َ َ َ ُ َْ ُ َ َ َّ لل وه ٍو ُم
ل حضر ٍة اللٍِ وه ٍو ل ٍم ٍ ن يدخ ٍ طمع ا
ٍ كيف ي ٍ شهوات ٍِه ٍ؟ ا ٍم
ِ بِ ل
ٍ كب ٍ ا
ُ
َوه ٍو َ َ َ ْ َ ُ َ َّ
قاءـق الاسرا ٍِر
ٍ َ
ن يفه ٍم ٍد َ ٍ كيف يرجوا ٍ غفلاته ٍ؟ ا ٍم
ٍِ جنابة
ٍِ ن
ٍرم ٍْ يتطه
َ َ ٍ بم
ن هفو ِات ٍِه ٍ؟
ُ ْ
ٍ ْ لم َيٍتـ
ٍ
Syarah
Jadi seorang murid yang ingin wushul kepada Alloh harus membersihkan
dari empat perkara tersebut.
Imam Ahmad bin Hambal rodhiallohu 'anhu bertemu dengan Ahmad bin
Abi Hawari dan berkata: Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah
engkau dapat dari gurumu Abu Sulaiman. Jawab Ahmad bin Abi Hawari:
Bacalah Subhanallah tapi tanpa rasa kekaguman. Setelah dibaca oleh
Ahmad bin Hambal: "Subhanallah". Maka Ibnu Hawari berkata: Aku telah
mendengar Abu Sulaiman berkata: Apabila hati [jiwa] manusia benar-
benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, niscaya akan terbang ke
alam malakut, kemudian kembali membawa berbagai ilmu yang penuh
hikmah tanpa memerlukan lagi guru. Ahmad bin Hambal setelah
mendengar keterangan itu langsung ia berdiri dan duduk ditempatnya
berulang-ulang sampai tiga kali, lalu berkata: Belum pernah aku
mendengar keterangan serupa ini sejak aku masuk Islam. Ia sungguh
merasa puas dan sangat gembira menerima keterangan itu,
lalu ia membaca hadits : " Man amila bima alima warrotsahullohu ilma
maa lam ya'lam." Barangsiapa yang mengamalkan apa yang telah
diketahui, maka Alloh akan mewariskan kepadanya pengetahuan yang
belum diketahui.
Syarah
Alam semesta yang mulanya tidak ada dan memang gelap, sedang yang
menampakkannya sehingga berupa kenyataan, hanya kekuasaan Alloh
padanya, karena itu barangsiapa yang melihat sesuatu benda alam ini,
lantas tidak terlihat olehnya kebesaran dan kekuasaan Alloh yang ada
pada benda itu, sebelum atau sesudahnya, berarti ia telah disilaukan oleh
cahaya. Bagaikan ia melihat cahaya yang terang benderang, lalu ia
mengira tidak ada bola yang menimbulkan cahaya itu. Maka semua seisi
alam ini bagaikan cahaya, sedang yang hakiki [sebenarnya] terlihat itu
semata-mata kekuasaan dzat Alloh subhanahu wata'ala.
Arti melihat Alloh didalam AL-KAUN (alam) yaitu:segala sesuatu yang ada
ini berjalan menurut hukum Alloh, jadi hatinya hamba ketika melihat alam,
langsung dia tahu Alloh yang membuat. ALLOHU KHOOLIQU KULLI
SYAI'(Alloh-lah yang menciptakan segala sesuatu). Tidak melihat sebab-
musababnya.
Melihat Alloh didekat AL-KAUN (alam) yaitu: sadar kalau Alloh-lah yang
mengurusi dan mengatur semuanya sesuai dengan kehendakNya,
dengan kesadaran yang seperti ini hati akan terdorong untuk selalu
muroqobah dengan rasa syukur dan selalu berusaha melaksanakan
ُ َ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ ُّ ُ َ َّ
ود مع ٍه
ٍ ليس بموج
ٍ نه بمٍا
ٍ حجبك ع
ٍ حانه ان
ٍ قهر ٍِه سب
ِ ودٍِ ك عل ٍى وج
ٍ ِِمايدل
Syarah
Sepakat para orang-orang arif, bahwa segala sesuatu selain Alloh tidak
ada artinya, tidak dapat disamakan adanya sebagaimana adanya Allah,
sebab adanya alam terserah kepada karunia Alloh, bagaikan adanya
bayangan yang tergantung selalu kepada benda yang membayanginya.
Maka barangsiapa yang melihat bayangan dan tidak melihat kepada yang
membayanginya, maka di sinilah terhijabnya. Alloh berfirman: "segala
sesuatu rusak binasa kecuali dzat Alloh." Rosulullah shollallohu 'alaihi
wasallam membenarkan ucapan seorang penyair yang berkata:
''Camkanlah!Bahwa segala sesuatu selain Alloh itu palsu belaka. Dan tiap
nikmat kesenangan dunia, pasti akan binasa.]
َّ ُ َّ َ
شيىء
ٍ كل
ٍ ى اظهر
ٍ شيىء وهوالذ
ٍ ٍجبه ٍ يتصو ٍُر ا
ٍ ن يح كيف
ٍ
َ ُ َّ
ُ يتصو َ
شيىء
ٍ كل
ٍ هرب
ِ ظ ى
ٍ وهوالذ شيىء
ٍ حجبه
ٍ ي ن
ٍ ا ر
ٍ كيف
ٍ
ُ َّ َ
شيىء
ٍ ٍى ظهرف ٍى كل
ٍ شيىء وهوالذ
ٍ حجبه
ٍ ني ٍ يتصو ٍُر ا كيف
ٍ
ُ َ
َّ كيف ي
شيىء
ٍ كل
ٍ ى ظهر ِل
ٍ شيىء وهوالذ
ٍ حجبه
ٍ ني ٍ ٍتصو ٍُر ا ٍ
ُ ُ َّ َ
شيىء
ٍ كل
ٍ وجود
ٍِ ل
ٍ شيىء وه ٍو الظاهرقب
ٍ حجبه
ٍ ني ٍ كيف يتصو ٍر ا
ٍ
َْ ُ َّ َ
شيىء
ٍ ٍن كل
ٍ شيىء وه ٍو اظٍهرم
ٍ حجبه
ٍ ني ٍ يتصو ٍُر ا كيف
ٍ
ُ ُ َّ َ
شيىء
ٍ معه ٍ َ ى
ٍ ليس ٍ د الذ
ٍحٍ شيىء وهوالوٍا
ٍ حجبه
ٍ ني ٍ يتصو ٍُر ا كيف
ٍ
َ ُ ُ ُ َّ َ
شيىء
ٍ ٍن كل
ٍ ٍليك م
ٍ ٍِوهواقرب ٍا
ٍ شيىء
ٍ حجبه
ٍ ني ٍ كيف يتصو ٍر ا
ٍ
22."Bagaimana akan dihijab oleh sesuatu, padahal Dia [Alloh] lebih dekat
kepadamu dari segala sesuatu."
ُ ُ َّ َ
شيىء
ٍ ٍوجود كل
ٍ ن
ٍ شيىء ولولا ٍه ماكا
ٍ حجبه
ٍ ني ٍ يتصو ٍُر ا كيف
ٍ
Syarah
Alloh itu dzat yang maha Esa, tidak ada sesuatu yang bersama-Nya,
bagaimana mungkin Dia dihijab oleh sesuatu yang tidak wujud disamping-
Nya.
Demikian tampak jelas sifat-sifat Alloh pada tiap-tiap sesuatu di alam ini,
yang semua isi alam ini sebagai bukti kebesaran, kekuasaan, keindahan,
kebijaksanaan dan kesempurnaan dzat Alloh yang tidak menyerupai
sesuatu apapun dari makhluknya. Sehingga bila masih ada manusia yang
tidak mengenal Alloh [tidak melihat Alloh], maka benar-benar ia telah silau
oleh cahaya yang sangat terang, dan telah terhijab dari nur ma'rifat oleh
awan tebal yang berupa alam sekitarnya.
ُ ُ ُ ُ َ َ ُ َ
له
ٍ ن ٍَ حادث
ٍ مع م ٍ ت ال
ٍ ثب كيف ي
ٍ ا ٍم،ٍ العدم
ٍِ ُ
يظهرالوجودف ٍى كيف
ٍ يٍا عجبٍا
َ ُ َ
القد ٍِم
ِ صفٍ و
Syarah
Yakni, sesuatu yang hakikatnya tidak ada bagaimana dapat tampak ada
wujudnya. Hakikat 'adam [tidak ada] itu gelap, sedangkan wujud itu
bagaikan cahaya terang. Demikian pula bathil dan haq. Bathil itu harus
rusak dan binasa, sedangkan yang haq itulah yang harus tetap kuat
bertahan.
Kata KAYFA yang jumlahnya ada sepuluh, semua isim Istifham, tapi yang
dimaksudkan menggunakkan arti Ta'ajjub(heran),dan arti menafikan
(tidak mungkin). Ta'ajjub itu karena syuhudnya kepada Alloh, jika hamba
sudah syuhud kepada Alloh semua wujud selain Alloh itu hilang dari
pandangan mata hatinya, semua selain Alloh itu sama sekali tidak ada
wujudnya.
“Tanda-Tanda Kebodohan”
َ ُ َ َ
ٍُ
ٍُ مااظهره
ٍِ الل ف
يه َ قت
غير َ ث ف ٍى
ٍ ِ الو ٍ اراد ان ي ِحد
ٍ ن ْ جهل
ٍ شيـءـاًم ٍ ِ ن ال
ٍ ماترك م
ٍ
Syarah
ْ َّ َ َ
س
ٍ ِ رعونات النـفـ
ٍِ ن
ٍ الفراغ م
ٍِ وجود
ٍِ ٍعمال علٍى
ٍِ حالتك الا
ٍ ِا
Syarah
َ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ ْ ُ َ
ادك
ٍ فيما ِسواهٍا فلوار
ٍ تعملك
ٍ حالة ليس
ٍ ن
ٍ جك م
ٍ ن ي ِخرٍ منه ا
ٍ ب ٍ لاتطل
َ ن غي ٍر ِا َْ ْ
اج
ٍ خر ٍ كم
ٍ لاستعمل
Syarah
Dalam suatu hikayat: Ada seorang yang salik, dia bekerja mencari nafkah
dan beribadat dengan tekun, lalu ia berkata dalam hatinya: Andaikata aku
bisa mendapatkan untuk tiap hari, dua potong roti, niscaya aku tidak
susah bekerja dan melulu beribadat. Tiba-tiba ia tanpa ada masalah tiba-
tiba ia ditangkap dan dipenjara, dan tiap hari ia menerima dua potong roti,
kemudian setelah beberapa lama ia merasa menderita dalam penjara, ia
berpikir: Bagaimana sampai terjadi demikian ini? Tiba-tiba ia mendengar
suara yang berkata: Engkau minta dua potong roti, dan tidak minta
keselamatan, maka Kami [Alloh] menerima dan memberi apa yang
engkau minta. Setelah itu ia memohon ampun dan membaca istighfar,
maka seketika itu pula pintu penjara terbuka dan ia dibebaskan dari
penjara. Sebab Alloh menjadikan manusia dengan segala kebutuhannya,
sehingga tidak perlu manusia merasa khawatir, ragu dan jemu terhadap
sesuatu pemberian Alloh, walaupun berbentuk penderitaan pada lahirnya,
sebab hakikatnya nikmat besar bagi siapa yang mengetahui hakikatnya,
sebab tidak ada sesuatu yang tidak muncul dari rahmat, karunia dan
hikmah Alloh subhanahu wata'ala.
َ ُ َ َ ُ ْ َ َّ َ َ ُ َ َ َ ْ َ
ف الحقيق ٍِة
ٍ لها الاونادتـ ٍه هو ِات
ٍ فٍ ف ِعندمٍا ك ِشٍ ن ِتق
ٍ ٍالك ا
ٍ رادت ِهمـ ٍةٍُ س
ٍ ماا
َّ
َّ َ َ َ َّ
ُ َ ْ َ ََّ َ َ َ ُ ُُ ْ
ءـقها انمٍا
ٍ ونادتك حقا
ٍ الا
ٍ نات
ٍ ِ واهرالمكوِ تظ ٍ لا تبرجٍ امامك و
ٍ ى تطلب ٍهٍ الذ
ُ
ٍْ تنة فلٍا تـكفـ
ر ٍُ ن
ٍ حن ِف
Syarah
Arti SALIK yaitu: menempuh jalan. Yang di maksud Salik disini usaha
caranya bisa Wushul kepada Alloh.
َّ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َُ ُ ُ َ ُ
ة
ٍِ لغير ٍِه ِلقل
ِ وطلبك
ٍ ه
ٍ عنـ ٍمنك
ٍ ٍٍة ب غي له
ٍ ك
ٍ ب وطل له
ٍ هام
ٍ تـ ا
ِ ِ منه
ٍ ك
ٍ طلب
ُ ْ َ َ ُْ ُ ُ َ َُ ُ َ
ك عن ٍه ٍ ود بع ِد
ٍِ غيره ِلوج
ٍِ ن
ٍ كم ٍ منه وطلب ٍ حياءـك
ٍ
Syarah
َ ُ َ ُ ْ
مضيه
ٍِ مامنٍنفسٍتـ ْب ِديهٍالاٍولهٍقدرٍفيكٍي
ُ
30."Tiada suatu nafas terlepas dari padamu, melainkan di situ pula ada
takdir Alloh yang berlaku atas dirimu."
Syarah
Sebab tiap nafas hidup manusia pasti terjadi suatu taat atau maksiat,
nikmat atau musibah [ujian]. Berarti nafas yang keluar sebagai wadah
bagi sesuatu kejadian, karena itu jangan sampai nafas itu terpakai untuk
maksiat dan perbuatan terkutuk oleh Alloh subhanahu wata'ala.
ُ َ
ٍَه ٍو ُ َ َ َ َ َّ َ ُ ُ ْ َّ َ
ٍالمراقبةٍلهٍفيما
ِ ٍعنٍوجود
ِ َالاغيارٍف ِانٍذلكٍيقطعك
ِ ٍٍبٍٍفروغ
ٍ ٍلاتترقـ
َ ُ
ٍِ يمكٍف
يه مق
ِ
Syarah
Yang dituntut bagi salik, yaitu selalu melakukan amal ibadah, dan selalu
mengawasi taqdirnya Alloh pada amal yang kau kerjakan, jangan
terpengaruh dengan apa-apa yang menjadikan kau ragu dan penghalang-
penghalangnya ibadah.
Sahl bin Abdullah at-Tustary berkata: "Jika tiba waktu malam maka jangan
mengharap tibanya siang hari, sehingga engkau menunaikan hak Alloh,
waktu malam itu. Dan menjaga benar-benar hawa nafsumu, demikian
pula bila engkau berada pada pagi hari." Allah berfirman: "Kami [Alloh]
akan menguji kamu dengan kejahatan dan kebaikan, sebagai ujian
dan kepada Kami kamu akan dikembalikan." [QS. al-Anbiyaa 35 ].
Kadangkala ujian itu berupa, sehat, sakit, kesulitan, kelapangan,
kekayaan dan kemiskinan. Ujian keyakinan terhadap Alloh subhanahu
wata'ala, sampai di mana ia mensyukuri nikmat dan bagaimana ia
bersabar menghadapi musibah.
“Sifatnya Dunia”
ُ َّ ْ َ ْ
َماهو َ َّ َّ ٰ َ ُ َ َ َ ُ ْ ْ ْ َ
لاتستغـ ِربوقـوع الاكدا ِر مادمت فى ه ِذ ِه الدار فإنـها ماأبرزت الا
َْ ْ ِّ َ ْ ُ
وواج ُب نع ِت َها
ِ هافِ ُوص مست ِحق
Syarah
ُ َ ُ
الراحة: وما ذاك؟ قال: قيل له.من طلب مالم يخلق اتعب نفسه ولم يرزق
َ
فى الدنيا
َ َ َ َ ِّ َ ُ ُ َ َ َ َّ َ
نفسكب
ُ
طالبه
َ
انت ٌ
ب مطل رَ ولات َيَّس ك ب ر ب ه الب ط انت ٌ
مطلب ف ماتوقـ
ِ ِ ِ ِ
33."Tidak akan terhenti suatu permintaan yang semata-mata engkau
sandarkan kepada karunia [kekuasaan] Tuhanmu, dan tidak mudah
tercapai permintaan yang engkau sandarkan kepada kekuatan dan daya
upaya serta kepandaian dirimu sendiri."
Syarah
َ ُ ُ ُ َ ْ َّ
البدايات
ِ فى ِاّٰلل الى عوج الر يات
ِ النها فى حِ ج علامات النـ
ِ ِمن
Syarah
ُ ُ ََ ْ َ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ َ
٭ من اشـرقت بدايتـه اشرقت ِنهايتـه ٭
Syarah
َ َ َ َ َّ ْ َ ُ ْ َ
اه ِر
ِ راءـر ظهر ِفى شهاد ِة الظو
ِ ودع ِفى غي ِب الس
ِ مااسـتـ
36.”Apa yang tersembunyi dalam rahasia ghoib, yaitu berupa Nur ma’rifat
dan nur ilahi, pasti akan ada pengaruhnya di anggota lahir
Syarah
Apabila dalam hati hamba sudah ada Nur ma’rifat dari Alloh,pengaruhnya
Nur tersebut akan jelas tampak pada anggota lahir, karena keadaan lahir
itu bisa menjadi cermin keadaan batin.
Abu Tholib al-makky barkata: Alloh telah menunjukkan tanda bukti orang
kafir, yaitu bila disebut nama Alloh mereka mengejek dan enggan tidak
mau menerimanya.
Alloh berfirman :” Apabila disebut nama Alloh saja (sendiri), cemas dan
muak hati orang-orang yang tidak percaya kepada akhirat, sebaliknya bila
disebut nama-nama selain Alloh mereka gembira, dan menerima dan
puas”. Az-zumar.45.
َ ُّ ُّ ُّ
المستدل ِبه عرف الحقَّ لاهله. عليه ِ شتان بين من يستد ل به او يستد ل
َّ َ ُ ُ َ َ َ
والا.ليهِ صول ِا َ
ِ عدم الوِ عليه من
ِ والا ستدلالِ . فاثبت الامر من وجود اهله
ُ َّ َ َ َ َ َّ ُ َ
توصل َ َ َ َ
ِ عليه ومتى بعد حتى تكون الاثارُُ ِهي ال ِتي ِ فمتى غاب حتي يستدل
ليه
ِ ِا
Syarah
َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ
السا ِء ُرون ِا ْلي ِه
َّ قهعليه ِرز
ِ قد َر
ِ ومن ليه
ِ اِ ن لواص
ِ
َ سعته
الو ِ من ة
ٍ ع ذوس نفقي ل
Syarah
Orang yang telah sampai kepada Alloh, karena mereka telah terlepas dari
kurungan melihat kepada sesuatu selain Allah, ke alam tauhid, maka
luaslah pandangan mereka, maka mereka berbuat di alam mereka lebih
lapang, sebaliknya orang yang masih merangkak-rangkak di dalam ilmu
dan faham yang terbatas, mereka inipun mengeluarkan sekedarnya.
“Nurut-Tawajjuh (Ibadah)”
َّ َ ُ
َ ُ َ ْ
ْ ُّ َ َّ َ ْ َ َ ْ ُ َّ َ ْ
، هة ِ والواصلون لهم انوار الموج ِ احلون ِبأنو ِار التـوج ِه ِ الر دى تـ ِاه
ُدون ُه ُقل اّٰلل
َ َ ْ ُ ََّ ْ ُ َ
ُالا َنوار َ ٰ َ َ ْ َ َ ُ ََّ َ
ِ لهم لانهم ّٰللِ لا ِلشي ٍء فالاولون ِللاَُنو ِار وهــءـولا ِء
َ ْ ُ ََْ ْ َ ُ ُ
ثـَّم ذ َْره ْم فى ح ْو ِض ِهم يلعبون
Syarah
َ ْ َ َ
َ ك ُ َ ََ ْ ٌ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ُّ َ َ
من من تش ُّو ِفك الى ماح ِجب عن وب خير
ِ
ُ الع
ي ن م
ِ ك في ن بط ما َ فك ا
لى ِ تشو
ُ
ُ الغ
وب
ِ ي
40."Usahamu untuk mengetahui cela diri yang masih ada di dalam dirimu,
itu lebih baik dari usahamu untuk terbukanya bagimu tirai ghaib”.
Syarah
Seorang salik haruslah berusaha selalu melihat cela dan aib yang ada
pada diri sendiri, jangan sampai mempunyai tujuan supaya mengetahui
perkara yang ghoib yang menjadi kemauan hawa nafsu, seperti ingin
mengetahui rahasia di hati orang lain, rahasia taqdir dan lain-lain. Karena
itu bisa mencela kehambaanmu kepada Alloh.
Orang arif berkata: “Jadilah hamba Alloh yang selalu ingin mencapai
Istiqamah, dan jangan menjadi hamba yang menuntut karomah.
Istiqomah adalah menunaikan kewajiban, sedang karomah adalah
menuntut kedudukan. Karomah dan kedudukan yang diberikan Allah
kepada seorang wali itu, sebagai hasil dari Istiqamah.”
ُ َ َ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ
ْ
اليه اذ ْ لو حجبه
ِ عن النظ ِر انت وبُ المحج ما نـ ِا و وب محج ب َ ال ُّحق
ليس
ِ ٍ ِ
ُ َ ُ َ ُّ
ٌ ُ ُ َ ٌ ُ َ َ ُ ََ َ ٌ َ
حاص ٍر لشى ٍء فهو له
ِ حاصر وكلِ ساتر لكان ِلوج ِد ِه ِ شيء لستره ولوكان له
َ َ ُ َ َ ُ َ ٌ َ
عباد ِه
ِ قا ِهر وهوالقا ِهر فوق
Syarah
Pada hakikatnya Alloh itu tidak bisa dihijab, yakni hijab itu menjadi
sifatnya Alloh itu tidak. akan tetapi yang menghijab sehingga kamu tidak
bisa melihat Alloh itu adalah sifat-sifat nafsumu sendiri. karena sekiranya
ada sesuatu yang bisa menghijab Alloh, pastilah perkara tersebut lebih
besar dan lebih berkuasa bisa mengalahkan Alloh. karena sesuatu yang
bisa menghijab/menghalangi itu bisa menutupi dari melihat sesuatu yang
dibelakangnya. dan itu tidak sah buat Alloh. karena Alloh berfirman, “Alloh
itu dzat yang bisa memaksakan apa yang dikehendaki mengalahkan
semua hamba-Nya”.
َ َ ُ َ َ َّ ُ ُ َ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ
َ ْ ُ ْ ُ
ِ عنكل وص ٍف منا ِق ٍض ِلعب
ودي ِتك ِلتكون ِل ِند ِاء ِ صاف بشا ِري ِتك
ِ اخرج من او
ً ْ َ ْ َ ْ ً ُ ِّ َ
َ
الح ِق ِمجيبا ومن حضـر ِت ِه قـريبا
Syarah
Sifat-sifat yang buruk [rendah] ialah: Hasad, iri hati, dengki, sombong,
mengadu domba, merampok [korupsi], gila jabatan, ingin dikenal, cinta
dunia, tamak, rakus, riya dan lain-lain.
Sehingga bisa mengetahui sifat-sifat jelek yang ada pada dirinya, dan
selaluu menaruh curiga pada nafsunya. Berprasangka buruk pada
nafsunya,sehingga Syeih Ibnu ‘Ato’illah dawuh pada hikmah selanjutnya.
َ َََ َ ِّ ُ ُ ْ ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ُّ ُ ْ َ
اعة ويقظ ٍة
ٍ واصل ك ِل ط،الرضا ع ِن النف ِس
ِ فلة وشهو ٍة
ٍ عصي ٍةوغ ِ أصل كل م
َ ْ َ َ ْ َ ُ َ َ َ َ
الرضا ِمنك عنهاِّ
ِ وعف ٍة عدم
43."Pokok /sumber dari semua maksiat, kelalaian dan syahwat itu, karena
ingin memuaskan (ridho dengan)hawa nafsu. Sedangkan pokok/sumber
segala ketaatan, kesadaran dan moral [budi pekerti], ialah karena adanya
pengendalian terhadap hawa nafsu."
Syarah
Ridho dengan nafsu itu menjadi sumber semua kemaksiatan dan lupa
kepada Alloh dikarenakan menjadi sebabnya tertutupnya cela dan
cacatnya nafsu, sehingga celanya nafsu akan dianggap baik. dan orang
yang ridho dengan nafsunya akan menganggap baik kelakuannya, orang
yang menganggap baik kelakuannya tentu akan lupa kepada Alloh, dan
sebab lupa itu manusia tidak mau meneliti kelakuannya dan meneliti aib
dan cela dirinya, sehingga macam-macamnya kesenangan nafsu
menguasai hatinya, dan ahirnya dia terjerumus pada kemaksiatan.
ً َ َ ٌ َ َ َ َْ َ ً ْ ْ َ
َتص َح َب َعالما َي ْرضىْ
فس ِه خير لك ِمن ان َ
ِ ِ جاهلا لايرضى عن ن ِ ولان تصحب
َ َ ْ َ ُّ َ َ َ ُّ ََ َ ْ َ
َ
نفسه واي جه ٍل ِلجا ِه ٍل لا يرضى عن َ ْ
فس ِه فاي ِع ٍلم لعا ِل ٍم يرضى عن
ِ ِ عن
ن
نفسه
ِ
44. "Dan sekiranya engkau bersahabat dengan orang bodoh yang tidak
menurutkan hawa nafsunya, itu lebih baik dari pada bersahabat dengan
orang berilmu [orang alim] yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Maka
ilmu apakah yang dapat diberikan bagi seorang alim yang selalu
menurutkan hawa nafsunya itu, sebaliknya kebodohan apakah yang
dapat disebutkan bagi seorang yang sudah dapat menahan hawa
nafsunya."
Syarah
Orang yang tidak ridho dengan nafsunya akan selalu menganggap dirinya
belum baik dan akhlaknya masih jelek.orang seperti ini baik untuk
dijadikan sahabat, karena sangat banyak manfaatnya bagimu,
kebodohannya tidak akan membahayakan dirimu. Bagaimana akan
dinamakan bodoh, seorang yang telah dapat menahan dan mengekang
hawa nafsunya, sehingga membuktikan bahwa semua amal
perbuatannya hanya semata-mata untuk keridhoan Alloh dan bersih dari
dorongan hawa nafsu. Sebaliknya apakah arti suatu ilmu yang tidak dapat
menahan atau mengendalikan hawa nafsu dari sifat kebinatangan dan
kejahatannya.
َ َ َ َ ُ ْ ُ َ ْ ُْ َ َ ْ َُ ُ َ ُ ْ ُ َ ْ ُ َ ُ
َ َ ْ َ
شعاع الب ِصير ِة يشـ ِهدك قـربه ِمنك وعين الب ِصير ِة يشـ ِهدك عدمك
َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َُ ُ ُ َ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ
وده َوحق ُّ الب ِصير ِة يشـ ِهدك وجوده لا عدمك ولا وجودك
َ
ِ ِلوج
Syarah
Salik dalam perjalanannya menuju Alloh akan ada Nur dari Alloh tiga
macam :
“Maqam fana”
َ َ َ َ َ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ
عليه
ِ كان اّٰلل ولاشىء معه وهو الان على ماكان
Syarah
Keadaan seperti ini adalah keadaan orang yang sudah berada di maqam
fana', dia tiada melihat sesuatu kecuali Alloh. Bagaikan seorang di dalam
gedungnya, kemudian ia mengisi rumah dengan perabot dan boneka atau
patung, lalu ditanya: 'Siapakah yang ada di dalam gedung itu?' Jawabnya:
'Hanya dia seorang', yakni semua boneka dan patung itu tidak dapat
disebut sebagai temannya. Demikian pun orang ahli hakikat tidak melihat
adanya sesuatu yang dapat disebut selain Alloh 'Azza wa Jalla.
ُ َ َ ُ َّ َ َ ُ ْ َ َْ َ َ َ َّ ُ َّ َّ َ َ
غير ِه فالكريم لاتتخـطـاه الامال
ِ لا تتعد نية ِهمتك ِالى
47."Jangan melampaui/melanggar niat dan tujuanmu [hasrat dan
harapanmu] kepada lain-Nya. Maka Tuhan yang maha pemurah itu tidak
dapat di lampaui oleh sesuatu harapan (angan-angan)hamba.''
Syarah
Al-karim adalah salah satu dari Asma’ul husna. Asma’ ini memberi
pengertian yang istimewa tentang Alloh.
ُ َ ُ َ ُ َ ُ َ َْ َْ َ َ ْ َ َ ُ ُ َ ُ ً َ َ َ َّ ََ ْ َ َ
وردها عليك فكيف يرفع غيره ماكان هو له ِ غير ِه حاجة هو م
ِ لا تـرفعن ِالى
َ َ ْ َ ُ َ َْ َْ َ َْ ً َ َ َ َْ ُ َ ََْ ْ َ ً
واضعا من لايست ِطيع ان يرفع حاجة عن نف ِس ِه فكيف يست ِطيع ان يكون ِ
ً َ َ َ
غير ِه را ِفعا
ِ لها عن
48."Jangan mengadu dan meminta sesuatu kebutuhan/hajat selain
kepada Alloh, sebab Ia sendiri yang memberi dan menurunkan kebutuhan
itu kepadamu. Maka bagaimanakah sesuatu selain Alloh akan dapat
menyingkirkan sesuatu yang diletakkan oleh Alloh. Barangsiapa yang
tidak dapat menyingkirkan bencana yang menimpa dirinya sendiri, maka
bagaimanakah ia akan dapat menyingkirkan bencana yang ada pada
orang lain."
Syarah
Syeikh Atho' al-Khurasani berkata: " Saya bertemu dengan Wahb bin
Munabbih di suatu jalan, maka saya berkata, 'Ceritakanlah kepadaku
suatu hadits yang dapat saya ingat, tetapi persingkatlah'.
Syeih Muhammad bin Husain bin Hamdan berkata: "Ketika saya di majlis
Yazid bin Harun, saya bertanya kepada seorang yang duduk
disampingku, 'Siapakah namamu?' Jawabnya. 'Said'. Saya bertanya,
'Siapakah gelarmu?' Jawabnya, 'Abu Usman'. Lalu saya bertanya tentang
keadaannya. Jawabnya, 'Kini telah habis belanjaku. Lalu saya tanya, 'Dan
siapakah yang engkau harapkan untuk kebutuhanmu itu?' Jawabnya.
'Yazid bin Harun. Maka saya berkata kepadanya, 'Jika demikian, maka ia
tidak menyampaikan hajatmu, dan tidak akan membantu meringankan
kebutuhanmu'.
Dia bertanya, 'Dari mana engkau mengetahui hal itu?' Jawabku, 'Saya
telah membaca dalam sebuah kitab: Bahwasanya Alloh telah berfiman:
Demi kemuliaan-Ku dan kebesaran-Ku, dan kemurahan-Ku dan
ketinggian kedudukan-Ku, di atas Arsy. Aku akan mematahkan harapan
orang yang mengharap kepada selain-Ku dengan kekecewaan, dan akan
Aku singkirkan ia dari dekat-Ku, dan Aku putuskan dari hubungan-Ku.
Mengapa ia berharap selain Aku dalam kesukaran, padahal kesukaran itu
di tangan-Ku, dan Aku dapat menyingkirkannya, dan mengharap kepada
selain Aku serta mengetuk pintu lain padahal kunci pintu-pintu itu tertutup,
hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapa yang berdoa kepada-Ku.
Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalaukan
kesukarannya lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah
mengharapkan Aku karena besar dosanya, lalu Aku putuskan
harapannya? Atau siapakah yang pernah mengetuk pintu-Ku, lalu Aku
tidak bukakan? Aku telah mengadakan hubungan yang langsung antara-
Ku dengan angan-angan dan harapan semua makhluk-Ku, maka
mengapakah engkau bersandar kepada selain-Ku. Dan Aku telah
menyediakan semua harapan hamba-Ku, tepapi tidak puas dengan
perlindungan-Ku, dan Aku telah memenuhi langit-Ku dengan makhluk
yang tidak jemu bertasbih kepada-Ku dari para Malaikat, dan Aku
perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara-Ku dengan para
hamba-Ku, tetapi mereka tidak percaya kepada firman-Ku. Tidakkah
engkau mengetahui bahwa barangsiapa yang ditimpa oleh bencana yang
Aku turunkan, tidak ada dapat menyingkirkan selain Aku, maka
mengapakah Aku melihat ia dengan segala angan-angan dan
harapannya selalu berpaling dari pada-Ku, mengapakah ia tertipu oleh
selain-Ku. Aku telah memberi kepadanya dengan kemurahan-Ku apa-apa
Alangkah sial [celaka] orang yang putus dari rahmat-Ku, alangkah kecewa
orang yang maksiat kepada-Ku dan tidak memperhatikan Aku, dan tetap
melakukan yang haram dan tiada malu kepada-Ku'. Maka orang itu
berkata: 'Ulangilah keteranganmu itu, lalu ia menulisnya'.
Kemudian ia berkata: “Demi Alloh, setelah ini saya tidak usah menulis
suatu keterangan yang lain'.”
َ َ ُ ُ ُ َ َّ َ ْ ِّ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َّ َ ْ ْ ُ ْ َ
لت ِه
ِ سن وص ِف ِه فح ِسن ظنـك ِبه ِلوجو ِد معام ِ ِان لم تح ِسن ظنـك ِب ِه لاج ِل ح
ً َ َ َّ َ َ َ ً َ َّ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ
َ
معك فهل عودك الا حسنا اسدى ِاليك الا مننا
Syarah
Manusia dalam hal husnud-dhon kepada Alloh itu ada dua golongan.
Apabila engkau tidak dapat berbaik sangka terhadap Allah, karena Allah
itu bersifat: Rabbul Alamiin [Tuhan yang mencipta, melengkapi,
memelihara dan menjamin seisi alam, Ar-Rahman, Ar-Rahim: Pemurah,
Penyayang]. Maka sudah selayaknya engkau harus berbaik sangka
kepada Allah, karena tiada henti-hentinya nikmat dan karunia Allah atas
dirimu dan anak keluargamu. Yakni sejak engkau berupa sperma hingga
matimu. Dan sebaik-baik khusnud-dhon [baik sangka] terhadap Allah
diwaktu menerima nikmat Allah yang berupa ujian [musibah], bagaikan
ayah yang menyambut anak yang disayang, demi untuk kebaikan anak
itu sendiri.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bersumpah: "Demi Allah tidak ada orang
yang berbaik sangka terhadap Allah, melainkan pasti Allah akan
memberikan kepadanya apa yang ia sangka, sebab kebaikan itu
semuanya di tangan Allah, maka apabila Allah telah memberi khusnud-
dhon, berarti Allah akan memberi apa yang disangkanya itu. Maka Allah
yang memberinya khusnud-dhon [baik sangka] berarti akan
melaksanakannya."
َ َ ِّ ُ َ َ ُ َ َ َ
َ ُ ُ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ِّ َ َ ُّ ُ ُ َ َ ْ
العجب كل العًُج ِب ِِما لا ان ِفكاك له عنه ويطلب ما لا بقاء له معه ِفانـها
ُ ُّ َّ ْ ُ ْ
ُ َ َ ْ َٰ ُ َ َْ َ َْ َ
ور
ِ تى ِفى الصد لا تعمى الابصار ول ِكن تعمى القلوب ال
ِ
50.”Keanehan yang sangat mengherankan [ajaib] terhadap orang yang
lari dari Alloh yang sangat dibutuhkan, dan tidak dapat lepas dari
padanya. dan berusaha mencari apa yang tidak akan kekal padanya.
Sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, tetapi yang buta ialah mata
hati yang di dalam dada
Syarah
َّ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ
ْالمكان الذى َحى يَس ْي ُر وٰ َّ
ون فتكون ك ِحمار سلر َ ْ ْ ْ
ِ ِ ٍ لاتـرحل من كو ٍن الى ك
َّ َ ِّ َ َ َ ْ َ ْ ْ ٰ ُ َ َ ْ َّ ُ
َ َ ََ ْ
ُ
واِ ن.ان الى المك ِو ِن ِ اليه هوالذي ارتـحل ِمنه ول ِكن ارحل من الاكو ِ ارتحل
ٰ َ ْ ُ َ ِّ َ ٰ
المنتهى الى ر ِبك
51. "Jangan berpindah dari satu alam (makhluk) ke alam (makhluk) yang
lain, berarti sama dengan himar [keledai] yang berputar di sekitar
penggilingan, ia berjalan menuju ke tempat tujuan, tiba-tiba itu pula
tempat yang ia mula-mula berjalan dari padanya, tetapi hendaklah engkau
pergi dari semua alam menuju kepada pencipta alam; Sesungguhnya
kepada Tuhanmu puncak segala tujuan."
Syarah
Keadaan orang yang tidak dapat melepaskan dirinya dari syirik adalah
umpama seekor keledai yang terikat dan berputar menggerakkan batu
penggiling. Walaupun jauh jarak yang dijalaninya namun, dia sentiasa
kembali ke tempat yang sama. Jika ia mau bebas perlulah ia melepaskan
ikatannya dan keluar dari bulatan yang sempit. Orang yang mau
membebaskan dirinya dari syirik secara keseluruhan, hendaklah
membebaskan perhatian hatinya dari semua perkara kecuali Allah. Keluar
dari bulatan alam dan masuk kepada Wujud Mutlak. Jangan berpindah
dari syirik yang terang ke alam syirik yang samar. Amal kebaikan yang di
nodai oleh riya', sum'ah [mengharap pujian orang], tidak dianggap oleh
syari'ah [tidak di terima oleh Alloh]. Dan apabila telah bersih dari semua
itu, kemudian beramal karena terdorong oleh menginginkan kedudukan
atau kekayaan atau karamah dunia atau akhirat, semua itu masih
termasuk alam hawa nafsu, dan belum mencapai tujuan ikhlas yang
bersih dari segala tujuan selain hanya kepada Allah, yakni tanpa pamrih.
Karena itu selama berpindah dari alam ke alam tidak berbeda, bagaikan
keledai yang berputar di sekitar penggilingan, tetapi seharusnya sekali
berangkat dari alam ini, langsung menuju kepada pencipta alam. Karena
itu Nabi Isa 'alaihihissalam pernah berkata kepada sahabat hawariyyin:
"Semua yang ada padamu dari berbagai nikmat kesenangan itu langsung
ُ َ َ َ ُ َُ ْ ْ ََ ْ َ َ َّ َ َ ُ َ َ ٰ ْ ُ ْ َ
فمن كانت ِهجرته الى اّٰللِ ورسوله: عليه وسلم ِ وله صلي اّٰلل ِ وانظـر الى ق
َ َ َ
َ ْ ُ ُ َ ُْ
َ ُ َُ ْ ْ ََ ُ َ َ ُ َ ْ َ
ومن كانت ِهجرته الى دنيا ي ِصيبها ا ِوامرأ ٍة.وله ِ ف ِهجرته الى اّٰللِ ورس
ْ َّ َ ُ َّ ُ َّ ََ َُ َ َْ َ َ ٰ ُ َ َ ُ َّ َ َ
يه الصلاة والسلام وتأمل ِ فافهم قوله عل.ليه َ
ِ يتزوجها ف ِهجرته الي ما هاجر ِاَ
ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ٰ
َ
هذا الامراِ ن كنت ذافه ٍم
Syarah
Hikmah ini adalah lanjutan dari Kalam Hikmah yang lalu. Keluar dari satu
hal kepada hal yang lain adalah hijrah juga namanya. Dan yang utama
dalam hadits ini ialah sabda Nabi shollallohu 'alaihi wasallam, bahwa
hijrah yang tidak dengan niat ikhlas kepada Alloh akan terhenti pada
tujuan yang sangat rendah dan tidak berarti, dan tidak akan mencapai
keridhaan Alloh. Seseorang minta nasehat kepada Abu Yazid al-
Busthami,
maka berkata Abu Yazid, 'Jika Alloh menawarkan kepadamu akan diberi
kekayaan dari Arsy sampai ke bumi, maka katakanlah, Bukan itu ya Alloh,
tetapi hanya Engkau ya Alloh tujuanku'.
“Memilih Sahabat”
ُ َ َ َ ُّ ُ َ َ ُ َ ُ َُْ ْ َ ْ َ
لاتصحب من لاين ِهضك حاله ولا يدلك على اّٰللِ مقاله
Syarah
Ali bin Abi Thalib karramullah wajhah berkata: "Sejahat-jahat teman yang
memaksa engkau bermuka-muka [menjilat] dan memaksa engkau minta
maaf, atau selalu mencari alasan."
َ ْ ً ُ َ ْ
َ َ ُ َ ََ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ َ َُّ
الاحسان ِمنك صحبتككمن هو اسوء حالا ِمنك ِ ربما كنت م ِسيـءـاً فأراك
Bersahabat dengan yang lebih rendah budi pekerti [iman] -nya itu, sangat
berbahaya, sebab persahabatan itu pengaruh mempengaruhi, percaya
mempercayai, sehingga dengan demikian sulit sekali untuk dapat melihat
atau mengoreksi kesalahan sahabat yang kita sayangi bahkan kesetiaan
sahabat akan membela kita dalam kekeliruan, kesalahan dan dosa, yang
dengan itu kamu pasti akan binasa karenanya. Sedang seseorang tidak
dapat mengoreksi diri sendiri, kecuali dengan kacamata orang lain, tetapi
jika justru kacamata orang lain itu pula mengelabui kita, maka bahayalah
yang pasti menimpa kepada kita.
َ َ ََ ٌ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ٌ َ َّ َ َ
اغ ٍب
ِ قلب ر
ٍ ماقـل عمل برز من قل ٍب زا ِه ٍد ولاكثـر عمل برز من
55."Tidak dapat dianggap kecil/sedikit amal perbuatan yang dilakukan
dengan hati yang zuhud ,dan tidak dapat dianggap banyak amal yang
dilakukan oleh seseorang yang cinta dunia."
Syarah
Kita telah diajarkan keluar dari alam kepada Pencipta alam, berhijrah
kepada Alloh dan Rosul-Nya. Kita diajar supaya memilih sahabat yang
dapat membangkitkan semangat untuk berjuang pada jalan Alloh dan
berbuat taat kepada-Nya. Hikmah 55 ini memberi gambaran apakah hijrah
rohani itu akan berhasil atau gagal. Alat untuk menilainya ialah dunia.
Bagaimana kedudukan dunia di dalam hati akan mempengaruhi
perjalanan kerohanian.
Ukuran amal itu menurut hati orang yang beramal, apabila amal itu
dilakukan orang yang zuhud(hatinya tidak tergantung pada dunia),
walaupun kelihatan sedikit akan tetapi hakikatnya banyak. Karena zahid
itu amalnya bisa selamat dari penyakit yang menjadikan amalnya tertolak,
seperti riya’ mencari kepentingan dunia, tidak karena Alloh, dll.
Sebaliknya amal orang yang roghib (cinta/rakus dunia) amalnya tidak
selamat dari penyakit-penyakit yang tersebut.
Ali bin Abi Thalib karromalloh wajhah berkata: "Tumpahkan semua hasrat
keinginanmu itu kepada usaha untuk diterimanya amal perbuatanmu,
sebab tidak dapat dianggap kecil/sedikit amal perbuatan yang diterima
oleh Alloh." Allah berfirman: "Innamaa yataqobbalu -llohu minal-
muttaqiina"[Sesungguhnya Alloh hanya menerima amal perbuatan dari
orang yang bertakwa], ikhlas baginya, dan tepat menurut ajaran-Nya.
َ َّ َ َ َ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ ََ َ َ ُ ْ ُ
قق ِفى
ِ ال من التـح
ِ حوال وحسن الاحو
ِ حسن الاعما ِل نت ِاءج حس ِن الا
ْ َ َ
زال
ِ الان ِ مقاما ِت
56."Baiknya amal perbuatan itu, sebagai hasil dari baiknya Ahwal, dan
baiknya Ahwal itu sebagai hasil dari kesungguhan istiqamah pada maqom
inzaal( apa yang diperintah oleh Allah."
Syarah
Hikmah yang lalu mengaitkan nilai amal dengan zuhud hati terhadap
dunia. Hati yang menerima cahaya Nur Ilahi akan mendapat pengalaman
kerohanian yang dinamakan ahwal (hal-hal). Ahwal yang menetap pada
hati dinamakan maqom.
Jadi baiknya Amal itu muncul dari baiknya Ahwal, baiknya Ahwal itu
muncul dari maqom inzal/ ilmu yang diberikan oleh Alloh.
Amal yang baik itu hanya yang diterima oleh Tuhan, dan itu pasti karena
baik dalam segi keikhlasan kepada Alloh, dan tidak mungkin ikhlas kecuali
jika ia mengerti benar-benar kedudukan dirinya terhadap Tuhannya.
ُ ُ َ ََ َّ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ْ ُ ْ َ
كر ِهِ ود ِذ ِ يه لان غفلتك عن وج ِ الذكر ِلعد ِم حضو ِرك مع اّٰللِ ف ِ لاتتـر ِك
َ َ َ َ َ
َ َ َ َْ ْ َُ َ ُ َ
ُ أشد من غفلتك فىَ ُّ َ
وجودغفل ٍة ِ كر مع ٍ ذِ من ك ع فر ي ن أ ه سا فع ه ِ كر
ِ ذ
ِ د
ِ جو و ِ
جود ُ َ َ مع ُوجود َ ومن ذكر، مع ُوجود َيقظة َ إلى ذكر
ِ كر مع و ٍ ذِ إلى قظة
ٍ ي ِ ٍ ٍ ِ ٍ ِ
َ عما س َّ َ ْ َ ُ معَ مع ُوجود ُحض ُور إلى ذكر َ ومن ذكر،ضور ُ ُح
وى ِ ة
ٍ ب ي غـ جود
ِ و ٍ ِ ٍ ِ ٍ ٍ
َ َ ٰ َ َ ُ َ
ور وما ذلك على اّٰللِ ِبع ِز ِيز ِ ذكـ الم
Syarah
karena tidaklah sulit bagi Alloh untuk mengubah suasana hati hamba-Nya
yang berdzikir dari suasana yang kurang baik kepada yang lebih baik
hingga mencapai yang terbaik. Menaikkan satu tingkat [derajat] kelain
tingkat [derajat], dzikir adalah satu-satunya jalan yang terdekat menuju
kepada Alloh, bahkan sangat mudah dan ringan.
Abu Qasim al-Qusyairy berkata: "Dzikir itu simbol wilayah [kewalian], dan
pelita penerangan untuk sampai, dan tanda sehatnya permulaannya, dan
menunjukkan jernihnya akhir puncaknya, dan tiada suatu amal yang
menyamai dzikir, sebab segala amal perbuatan itu ditujukan untuk
berdzikir, maka dzikir itu bagaikan jiwa dari segala amal. Sedang
kelebihan dzikir dan keutamaannya tidak dapat dibatasi".
Allah berfirman:
"Tidak ada suatu kewajiban yang diwajibkan oleh Alloh pada hamba-Nya
melainkan ada batas-batasnya, kemudian bagi orang-orang yang
berudzur dimaafkan jika ia tidak dapat melakukannya, kecuali dzikir, maka
tidak ada batas dan tidak ada udzur yang dapat diterima untuk tidak
berdzikir, kecuali jika berubah akal [gila].
ُ َ َ ََ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ ْم
ُ
زن على ما فاتك من الموافقا ِت وترك ح ل ا م د ع القلب ت و م ت ما علا ن
ِ ِ ِ ِ ِ
َّ َّ َ
ُ
على ما فعلته من الزلا ِت َ الن َد ِم
َّ
58."Sebagian dari pada tanda matinya hati, yaitu jika tidak merasa sedih
[susah]karena tertinggalnya suatu amal [perbuatan] kebaikan [kewajiban],
juga tidak menyesal jika terjadi berbuat pelanggaran dosa."
Syarah
َ َ َ ْ َ َّ َ ِّ ُ ْ َ َ ُّ ُ َ ً َ َ َ ُ ُ َ ُ َ
ف ِان من عرف، ِالظن ِباّٰللِ سن
ِ لا يعظم الذنب ِعندك عظمة تصدك عن ح
ُ ُْ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ََّ
ربه ِاستسغر ِفى جن ِب كر ِم ِح ذ َنبه
59."Jangan sampai terasa bagimu besarnya suatu dosa itu, hingga dapat
merintangi engkau dari khusnudz-dzon [baik sangka] terhadap Alloh
Ta'ala, sebab barangsiapa yang benar-benar mengenal Alloh Ta'ala,
maka akan menganggap kecil dosanya itu di samping ketulusan
kemurahan Alloh."
Syarah
Merasa besarnya suatu dosa itu baik, jika menimbulkan rasa akan
bertaubat dan niat untuk tidak mengulanginya untuk selama-selamanya.
Tetapi jika merasa besarnya dosa itu akan menyebabkan putus dari
rahmat Alloh, merasa seakan-akan rahmat dan ampunan Alloh tidak akan
didapatnya, maka perasaan itu lebih berbahaya baginya dari dosa yang
telah dilakukannya, sebab putus asa dari rahmat Alloh itu dosa besar dan
itu perasaan orang-orang kafir.
Nabi shollallohu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Demi Alloh yang jiwaku
ada di tangan-Nya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya Alloh akan
mematikan kamu, dan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa lalu
istighfar [minta ampun] dan diampunkan bagi mereka itu."
60. "Tidak ada dosa kecil jika Alloh menghadapi engkau dengan keadilan-
Nya, dan tidak berarti dosa besar jika Alloh menghadapimu dengan
karunia-Nya."
Syarah
Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada dosa besar jika
disertai dengan istighfar [minta ampun], dan tidak dapat dianggap dosa
kecil jika dikerjakan terus menerus."
ُجو ُده َ ْ َ ُّ َ َ ُ َ ُ ُ ُ ُ َ َ ُ ْ َ
ُ ك ُو ُ ٰ َْ َ َ َ
عمل يغيب عنك شهوده ويحتقر عن ٍ ول من
ِ لا عمل ارجى ِللقب
61.''Tidak ada amal kebaikan yang dapat diharapkan diterima oleh Alloh,
melebihi dari amal yang terlupa olehmu adanya dan kecil dalam
pandanganmu kejadiannya."
Syarah
Amal kebaikan yang pasti diterima oleh Alloh, yaitu jika merasa bahwa
amal itu semata-mata terjadi karena taufik dan hidayah dari Alloh,
kemudian ia tidak membanggakan diri dengan amal itu, dan tidak merasa
seakan-akan sudah cukup baik dengan adanya amal itu. Karena amal itu
telah ditujukan kepada keridhoan Alloh, maka tidak usah diingat-ingat lagi.
Sebab barangsiapa yang merasa sudah beramal, sesungguhnya jarang
sekali yang tidak merasa ujub/arogan dengan amalnya itu. Dan itu suatu
bahaya bagi amal itu.
“Warid”
ً َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ َ َّ
عليه وا ِردا
ِ ِانما اورد عليك الو ِار ِد ِلتكون ِب ِه
Syarah
َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ َ
ِّ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ
اورد عليك الو ِارد ِليتسلمك ِمن ي ِد الاغيا ِر ولِ يح ِررك ِمن رق الاثا ِر
Syarah
َ ُ ُ َ َ ٰ َ ُ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ
ودك
ِ ودك ِالى فضا ِء شه
ِ اورد عليك الو ِارد ِليخ ِرجك ِمن ِسج ِن وج
Syarah
َ
َ ُ ُ َ َ َُ َْ
الانوار مطايا القلو ِب والاسر ِار
65. "Nur [cahaya] iman dan nur keyakinan itu sebagai kendaraan yang
mengantarkan hati manusia dan asror (rahasia) ke hadirat Alloh."
Syarah
Nur Ilahyyah yang diberikan Alloh kepada hambanya itu biasanya hasil
sebab dzikir dan latihan-latihan. Nur itu yang menjadi kendaraan hati
dan sir yang menyampaikan pada tujuannya yaitu masuk dan taqorrub
kehadirat Alloh swt. Nur ini juga disebut Nur warid.
ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َّ ُ ُ َ َ ُّ َّ َ َ َ ُ ُ ُ
ن
ٍ الل أ
ٍ اد
ٍ ف ِاٍذاٍ أر، سٍ ند النفٍ ن الظلم ٍة ج ٍ ما أٍ ك،ند القـلوب ٍ الن ُو ٍُر ج
َ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َْ ُ ُ َّ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ
ُ بج
ار
ٍِ لم والاغي ٍِ نو ٍِد الانوا ٍِر وقط ٍع عن ٍه عد ٍد الظ ِ أمد ٍه،ٍ ينصرعبده
66. "Nur [cahaya] tauhid itu sebagai pasukan [tentara] yang membantu
hati, sebagaimana gelapnya syirik itu sebagai pasukan [tentara] yang
membantu hawa nafsu. Maka apabila Alloh menolong hamba-Nya, maka
dibantunya dengan pasukan [tentara] nur Ilahi dan dihentikan bantuan
kegelapan dan kepalsuan."
Syarah
Nur [cahaya] terang yang berupa tauhid, iman dan keyakinan itu sebagai
pasukan [tentara] pembela dan pembantu hati, sebaliknya kegelapan
syirik dan keraguan itu sebagai pasukan [tentara] pembantu hawa nafsu.
Sesungguhnya Nurut-tauhid dan gelapnya syirik keduanya akan selalu
berperang, Apabila Alloh menolong hambanya maka Alloh akan
melenyapkan kegelapan syirik dan mengganti dengan nur tauhid.seperti
contoh,ketika hatimu ingin mengerjakan kebaikan sedangkan nafsumu
mengajak pada perkara sebaliknya, maka keduanya akan berperang
untuk saling mengalahkan. ketika seperti itu bagi hamba tidak ada jalan
"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya."
"Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Alloh, maka tidak ada yang
dapat menunjukinya."
َ
ُوالا ْدبار َُ ُ ُ َ ُ ُ َ َ ُ ُ ُ ُّ
الاقبال
ِ النور له الكشف والب ِصيرة ُله الحكم والقـلب له
67. "Nur yang diberikan Alloh didalam hati itu bisa membuka arti sesuatu
yang samar/rahasia. dan Bashiroh [mata hati] bisa menentukan hukum
sesuatu sesuai apa yang dilihatnya, sedangkan hati yang melaksanakan
atau meninggalkan sesuatu sesuai apa yang telah dilihat oleh bashiroh”
Syarah
Nur Ilahi itu bisa membuka perkara yang samar dan rahasia seperti
baiknya taat dan hinanya maksiat, rahasianya qodar dan lain-lain. dan
bashiroh itu juga mempunyai hukum yakni bisa melihat seperti hal
tersebut. lalu kedua kasyaf itu terkadang kurang sempurna, sehingga
hamba yang dikaruniai kasyaf tersebut tidak boleh mengerjakan dan
menceritakan hal-hal tersebut sebelum meminta fatwa pada hatinya.
َ ََّ َ
َها َب َر َز ْت من َْ َ َ ْ َ َ َ َ ََّ ُ َ َّ َ ُ ْ ُ َ
ِ وافرح ِبها لان، لانها برزت منك،لا تـفـ ِر حك الطاعة
َ ُ َ َّ ٌ َ ُ ُ َ َْ َ َ ٰ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ
ضل اّٰللِ و ِبرحم ِت ِه فبذ لك فليفرحوا هو خير ِِما يجمعون ِ قـل ِبف.اّٰللِ ِليك
68. "Jangan merasa gembira atas perbuatan taat, karena engkau merasa
telah dapat melaksanakannya, tetapi bergembiralah atas perbuatan taat
itu, karena ia sebagai karunia, taufik dan hidayat dari Alloh subhanahu
wata'ala kepadamu, 'Katakanlah, Dengan merasa mendapatkan karunia
dan rahmat Alloh, maka dengan itu hendaknya mereka bergembira. Itulah
yang lebih baik dari apa yang dapat mereka kumpulkan'. [QS. Yunus 58]."
Syarah
ْ ُ َ ْ َ
ْ.أحوالهم ود ُ
ه ش و ، ْ
م ماله أع ة َ
ي ْ
وء رُ نْ م
َ
لين ص والوا ،
ُ َ
له اءـرين َّ ق َط َع
الس
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ َ َّ َ َ َ َ ْ ِّ َّ َ َ ْ َ ْ ُ َّ َ َ ُ ِّ َّ
أم الوا ِصلون.الصدق مع اّٰللِ ِفيها ِ أماالساءـرون ف ِلاَُ َنهم لم يتحقــقوا
َ ْ َ ُ ُ ْ ُ ْ ُ َّ َ
ود ِه عنها
ِ ف ِلاَُ َنهم غيبهم ِبشه
Syarah
Sehingga apabila ada amal perbuatan diri sendiri, maka itu hanya karunia,
taufik dan rahmat Alloh subhanahu wata'ala semata-mata. Tanda bahwa
Alloh telah memberi taufik dan hidayah pada seorang hamba, apabila
disibukkan hamba itu dengan amal perbuatan taat, tetapi diputuskan dari
pada ujub dan arogan dengan amal perbuatan itu, karena merasa belum
tepat mengerjakannya, atau karena merasa bahwa perbuatan itu semata-
mata karunia Alloh, sedang ia sendiri merasa tiada berdaya untuk
melaksanakan andaikan tiada karunia dan rahmat Alloh Ta'ala.
َ َ ْ َّ ِّ َ َ ْ َ ْ َ َ َ
ما سبقت اغصان ذ ُِل ِِالا على ِبذ ِر طم ٍع
70. "Tidak akan berkembang biak berbagai cabang kehinaan itu, kecuali
di atas bibit tamak [kerakusan]."
Syarah
Sifat tamak bagian dari besarnya aib yang mencela sifat kehambaan,
Sifat tamak [rakus] itu adalah bibit dari segala macam kehinaan dan
kerendahan.
Abu Bakar al-Warroq al-Hakim berkata: "Andaikata sifat tamak itu dapat
ditanya, 'Siapakah ayahmu?' Pasti jawabnya, 'Ragu terhadap takdir Alloh'.
Dan bila ditanya, 'Apakah pekerjaanmu?' Jawabnya, 'Merendahkan diri'.
Dan bila ditanya, 'Apakah tujuanmu?' Jawabnya, 'Tidak dapat apa-apa."
Suatu hikayat mengatakan: "Ketika Ali bin Abi Tholib Karomalloh wajhah,
baru masuk ke masjid Jami' di Basrah, didapatinya banyak orang yang
memberi ceramah didalamnya. Maka ia menguji mereka dengan
beberapa pertanyaan dan yang ternyata tidak dapat menjawab dengan
tepat, maka mereka di usir dan tidak diizinkan memberi ceramah di masjid
itu, dan ketika sampai ke majelis Hasan al-Basri, ia bertanya, 'Wahai para
pemuda! Aku akan bertanya kepadamu sesuatu hal, jika engkau dapat
menjawab, aku izinkan engkau terus mengajar di sini, tetapi jika engkau
tidak dapat menjawab, aku usir engkau sebagaimana teman-temanmu
yang lain, telah aku usir itu'.
Lalu Sayyidina Ali bertanya lagi, 'Apakah yang dapat merusak agama?'
Imam Ali berkata kepadanya, 'Engkau boleh tetap mengajar di sini, orang
seperti engkaulah yang dapat memberi ceramah kepada publik'."
Sahl bin Abdullah berkata: "Di dalam iman tidak ada pandangan sebab
perantara, karena itu hanya dalam Islam sebelum mencapai iman."
ْ َ ٌ َ ََ َ
ما قادك شىء مثـل الوه ِم
Syarah
Ingatlah tidak ada orang yang bisa selamat dari sifat tamak,kecuali orang
yang khusus yaitu orang-orang yang ahli Qona’ah dan berserah diri pada
Alloh, yang hatinya sama sekali tidak bergantung pada
makhluk(manusia).
َ ُ َ َ َ
ُطامع ْ َ َ ٌ ُ ْ َ َ َ َّ ُّ ُ َ ْ
أنت حر ِِما انت عنه ِأيس وعبد ٌ لما انت له
72. "Engkau bebas merdeka dari segala sesuatu yang tidak engkau
butuhkan, dan engkau tetap menjadi hamba kepada apa yang engkau
inginkan."
Syarah
Andaikan tidak ada keinginan-keinginan yang palsu dan sifat tamak, pasti
orang akan bebas merdeka tidak akan diperbudak oleh sesuatu yang
tidak berharga.
Qona’ah yaitu: tenangnya hati karena tidak adanya sesuatu yang sudah
biasa ada. Dan qona’ah itu awal dari pada sifat zuhud.
Suatu hikayat:
Burung elang [rajawali] yang terbang tinggi di angkasa raya, sulit orang
akan dapat menangkapnya, tetapi ia melihat sepotong daging yang
tergantung pada perangkap, maka ia turun dari angkasa oleh karena sifat
tamaknya [rakusnya], maka terjebaklah ia dari perangkap itu sehingga ia
menjadi permainan anak-anak kecil.
Berkata Fateh kepada orang yang bertanya: “Andaikata anak itu tidak
tamak [rakus] pada keju, niscaya ia tidak menjadi anjing”.
suatu kejadian, ada seorang murid didatangi oleh gurunya, maka ia ingin
menjamu gurunya, maka ia keluarkan roti tanpa lauk pauk, dan tergerak
dalam hati si murid sekiranya ada lauk pauknya tentu lebih sempurna.
Dan setelah selesai sang guru makan apa yang dihidangkan itu, berdirilah
sang guru dan mengajak si murid keluar tiba-tiba ia dibawa ke penjara
untuk ditunjukkan berbagai macam orang yang dihukum, baik yang
dirajam atau dipotong tangannya dan lain-lain, lalu berkatalah sang guru
kepada muridnya:
Semua orang-orang yang engkau lihat itu, yaitu orang yang tidak sabar
makan roti saja tanpa lauk pauk.
Ada seorang yang baru dikeluarkan dari penjara, yang masih terikat
kakinya dengan rantai ia meminta-minta sepotong roti kepada seseorang,
maka berkatalah orang tempatnya meminta:Andaikata sejak dulu engkau
mau menerima sepotong roti, maka tidak akan terikat kakimu itu.
َ َ ْ َ ِّ ُ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ
متحا ِن
ِ الا
ِ الاحسا ِن قـ ِيد الي ِه ِبسلا ِس ِل
ِ قبل على اّٰللِ ِبملا طفا ِت
ِ من ل م ي
73. "Barangsiapa yang tidak suka menghadap kepada Alloh dengan
halusnya pemberian karunia Alloh, maka akan diseret supaya ingat
kepada Alloh dengan rantai ujian [musibah]."
Syarah
Ada dua perkara yang menjadikan seorang hamba itu bisa Taat dan
menghadap kepada Alloh, yaitu : 1. Datangnya nikmat dari Alloh pada
dirinya, sehingga dia mau bersyukur dan menghadap taat kepada Alloh.
2. Datangnya macam-macam musibah dan bencana pada dirinya atau
hartanya, lalu ia bisa sadar dan kembali kepada Alloh. Terkadang
musibah itujuga bisa menjadi sebab ia meninggalkan bergantung pada
dunia dan hanya bergantung pada Alloh. Karena yang diinginkan Alloh
pada hambanya yaitu kembalinya hamba kepada Alloh dengan cara
menurut (ridho) atau dipaksa.
Barangsiapa yang tidak suka sadar dan dzikir [ingat] kepada Allah ketika
sehat dan murah rezeki, maka akan dipaksa supaya dzikir [ingat] kepada
Allah dengan tibanya musibah [bencana]. Maka dalam kedua hal itu Allah
berkenan akan menuangkan nikmat karunia yang sebesar-besarnya
kepada hamba-Nya.
َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ِّ ُ َ َ ْ َ
َ َّ
النع ِم فقد تـعرض ِلزو ِالها ومن شكرها فقد قـيد ِب ِعقالها ْ
ِ من لم يشك ِر
Syarah
Ada kalanya dengan lisan, yaitu dengan menceritakan nikmat itu pada
orang lain. Firman Allah:
Dan ada kalanya dengan anggauta badan, yaitu dengan taat kepada Alloh
sehingga jangan sampai anggauta tubuh digunakan untuk melakukan
perkara yang tidak diridhoi Alloh.
"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka tidak akan
dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan barangsiapa yang tidak
berterima kasih kepada sesama manusia berarti tidak dapat bersyukur
[berterima kasih] kepada Allah."
Syukur, Ialah merasa dalam hati, dan menyebut dengan lidah, dan
mengerjakan dengan anggota badan.
Junaid al-Baghdadi berkata: "Ketika aku berusia tujuh tahun dan hadir
dalam majelis As-Sariyussaqathi, tiba-tiba aku ditanya:
As-sary berkata: “Aku khawatir kalau bagianmu dari karunia Allah hanya
dalam lidahmu belaka.
َ ٰ َ ْ َ ُ َ َ َ ََ َ َ َ َْ َ ْ ُ ُ ْ ْ َ
وام ِاساء ِتك معه ان يكون ذ ِلك
ِ د و ك يل ا ه
ِ ِِن سا ح ا ود
ِ ِ ج و ن م
ِ ف خـ
َ ُ ََْ ُ ْ َ ْ ْ ُ ُ ْ َ َْ َ َ ً َ ْ ْ
سنستد ِرجهم ِمن حيس لايعلمون،ِاس ِتدراجالك
Syarah
Hikmah ini menjadi jawaban soal dari hikmah sebelumnya, yakni: kita tahu
banyak yang tidak mensyukuri nikmat,tetapi nikmatnya tidak hilang
bahkan bertambah; maka Mushonnif menjawab dengan hikmah ini. Yaitu:
itu semua istidroj dari Alloh,
َ َ َْ ُُ َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ م ْن َج
لوكان، فتوء ِخر العقـوبة ُ عنه فيقول،نسىء الاَُدب ِ ي ن ا يد ر ِ الم لِ ه ِ
ُ
ْعنه من ُ َ َ ُ ُ َ َ َ َ ََ َ ْ ُ َ ٰ
فقد يقطع المدد،الابعاد َ
ِ ِ الامداد واوجب ِ هذا سوء اد ٍب لقطع
َْ َ َ ُ ُْ ََ َُ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َْ َ ُ
يد وقد يقام مقام البع ِد وهو لايد ِريِ حيث لا يشعر ولولم يكن الا منع الم ِز ُ
ُ ْ ُ َ َ َ َ ِّ َ ُ ْ َ َّ ْ ُ َ ْ َ َ
ولولم يكن الا انيخ ِليك ومات ِريد
76. “Setengah dari tanda kebodohan murid, jika ia berbuat salah dalam
beradab kepada Alloh lalu ditangguhkan hukumannya, lalu ia berkata,
‘Andaikata termasuk dosa tentu sudah diputuskan bantuan [karunia] dan
sudah dijauhkan. Ingatlah! Adakalanya telah diputuskan bantuan
[karunia] dengan jalan yang Ia tidak rasakan, meskipun hanya berupa
tidak ada tambahan baru, dan adakalanya pula Ia telah dijauhkan padahal
ia tidak mengetahui, meskipun hanya berupa membiarkan engkau
menurutkan hawa nafsumu.”
Syarah
Putusnya bantuan dari Alloh adalah awal dari hijab. Jadi apabila murid
sudah mulai terhijab sehingga ibadahnya tidak bisa khudhur kepada
Alloh, itu menjadi sebab gugurnya murid dari perhatian Alloh. dan akan
datang hijab dalam hatinya.
Seorang sufi kehilangan anak, hingga tiga hari tidak mendapat beritanya,
maka ada orang yang berkata kepadanya, 'Mengapa engkau tidak minta
kepada Alloh, supaya mengembalikan anak itu kepadamu?' Jawab sang
sufi, 'Tantanganku terhadap putusan Alloh itu akan lebih berat bagiku dari
pada hilangnya anak'.
Dan dalam bagian lain Alloh berfirman kepada Nabi Dawud 'alaihissalam,
"Wahai Dawud! Berpeganglah pada ajaran-Ku, dan tahanlah nafsumu
untuk ketenangan dirimu, jangan sampai engkau tertipu dari padanya,
niscaya engkau terhijab dari cinta-Ku, putuskan syahwatmu untuk Aku,
sebab Aku hanya memberikan syahwat itu untuk hamba-Ku yang lemah,
untuk apakah orang-orang yang kuat akan memuaskan syahwat. Padahal
ia akan mengurangi kelezatan bermunajat kepada-Ku, sebab Aku tidak
merelakan dunia ini untuk kekasih-Ku, bahkan Aku bersihkan ia dari
padanya.
Al-Imam Qusyairy berkata: Siapa saja yang menjadi murid salah satu guru
sufi/thoriqoh, lalu menentang gurunya dengan hati, berarti dia sudah
merusak perjanjiannya menjadi murid, dan murid tersebut harus
bertaubat.
Apabila ada seorang salik yang bermaksud wushul, tapi tidak bisa wushul
itu disebabkan menentang pada gurunya, karena guru sufi/thriqoh(yang
sudah menetapi syarat) itu menjadi penunjuk jalan bagi para murid.
ََ َ ُ َ َ َ ُ َ ََ َ َ َ ُ ُ ُ ُ َ ً ْ َ َ ْ َ َ
ود الاور ِد وادمه عليها مع طول الامسادِ ِاذا رأيت عبدا أقامه اّٰلل تعالى ِبوج
َ َ َْ َ َ َ َ
َ َ َ ََّ ُ َ ُ َ َ َ َّ َ ْ ْ َ َ َ
عليه ِسيما العا ِر ِفين ولا بهجة
ِ فلا تـستح ِقرن مامنحه مولاه لانك لم تر
ٌ ْ َ َ ٌ َ َ َ َ ِّ ُ
الم ِح ِبين فلولا وا ِرد ماكان ِورد
77. "Jika engkau melihat seseorang yang ditetapkan oleh Alloh dalam
menjaga wiridnya, dan sampai lama tidak juga menerima karunia
[keistimewaan] dari Alloh(warid), maka jangan engkau rendahkan
[remehkan] pemberian Tuhan kepadanya, karena belum terlihat padanya
tanda orang arif, atau keindahan orang cinta pada Alloh, sebab sekiranya
tidak ada warid [karunia Alloh], maka tidak mungkin ada wirid."
Syarah
Wirid dan warid yang telah diterangkan pada Hikmah 64 disinggung lagi
dalam Hikmah 77 ini.
Hamba Allah yang mendapat keistimewaan dari Alloh ada dua macam:
-Muqorrobin.
- Abroor.
Adapun hamba yang muqorrobin yaitu mereka yang telah dibebaskan dari
kepentingan nafsunya, dan ia hanya sibuk menunaikan ibadah dan taat
kepada Tuhan, karena merasa sebagai hamba yang mengharapkan
keridhoan Alloh semata-mata, dan mereka yang disebut aarifin, muhibbin.
َ ُ ٰ ُّ ُ ُ َّ َ َ ْ ُ َّ ْ ٌ َ ُ ُ َ َ ٌ
كلا ن ِمد هـءولا ِء، دمت ِه وقوم ِاخـتصهم ِبمحب ِت ِه
ِ لخ ِ ِ ُّ قوم اقامهم الحق
ً ُْ َ َ َ ِّ َ ُ َ َ َ ِّ َ َ َ ُ ٰ
وهـءولا ِء من عطا ِء ر ِبك وماكان عطاء ر ِبك كان محظورا
78. "Sebagian dari kaum ada yang oleh Alloh didudukan dalam bagian
ibadah semata-mata dan ada kaum yang diistimewakan oleh Alloh
dengan kecintaan-Nya. ‘Untuk masing-masing Kami [Alloh] memberi
karunia dan pemberian-pemberian, dan pemberian Tuhan-mu tidak
terbatas’."
Syarah
Allah sendiri yang memilih hamba-Nya, maka ada yang dipilih untuk
melaksanakan ibadah yang lahir, ialah mereka para aabid dan zahid, dan
ada pula yang dipilih oleh Alloh untuk Kesayangan [Kekasih] Alloh dan
mereka ini orang-orang aarif dan muhibbin yang tidak ada tempat dalam
hati mereka kecuali dzikrulloh semata-mata. Menganggap dunia ini
kosong tidak ada apa-apa kecuali Alloh yang menciptakan dan
melaksanakan segala sesuatunya.
Jadi ketika hamba melihat pada pilihan Alloh atas hambanya dan
mengkhususkan kedudukan pada hamba tersebut, bisa menjadikan si
hamba tidak memandang rendah pada kedudukan yang telah Alloh
berikan kepada sebagian hamba. Syeikh Abu Yazid al-Busthomy berkata,
“Alloh ta’ala melihat hati para hamba(kekasihnya), lalu sebagian ada yang
tidak pantas/kuat memikul beratnya nur makrifat, lalu Alloh menyibukkan
hamba tersebut dengan Ibadah”.
عداد
ِ الا ْس ِت
ِ
79. "Jarang sekali terjadi karunia besar dari Allah (warid) itu kecuali
datang secara mendadak [tiba-tiba], supaya tidak ada orang yang
mengaku bahwa ia dapat karena telah mengadakan persiapan untuk
menerima karunia itu."
Syarah
Yang dimaksud Warid disini adalah ilmu-ilmu Wahbyyah dan ilmu yang
halus yang berhubungan dengan kemakrifatan, yang oleh Alloh diberikan
pada hamba-hambanya.
Singkatnya : Warid itu hadiyah dan anugerah dari Alloh. jadi bukan hasil
setelah mengerjakan macam-macamnya ibadah.
َُّ ً َ َ َ َ ِّ ُ ْ َ ً ِّ َ ُ َ َ ُ َ ِّ ُ ْ ً ْ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ
ذاكرا كل
ِ ـءـل ومع ِبَُرا عن ك ِل ما شـ ِهد و ِ من رايتـه ِمجيبا عن ك ِل ما س
َ ُ ُ َ َ ٰ َّ َ ْ َ َ َ
ما علم فاست ِدل بذ لك عن وجود جه ِل ِه
Syarah
Rosululloh bersabda : “ Sebagian dari ilmu itu ada yang sifatnya seperti
barang simpanan, tidak ada yang tahu kecuali ulama’ billah, dan apabila
dia menerangkan (menjelaskan ilmu Sir) orang-orang akan ingkar”.
Sayyid ali bin Husain bin Ali ra. berkata: Hai saudaraku, banyak ilmu yang
seperti mutiara,berlian, yang seumpama aku terangkan, maka aku akan
dituduh sebagai seorang musyrik, dan orang islam menganggap halal
darahku, mereka (muslimin) menganggap perkara jelek yang di kerjakan
Abu Hurairoh berkata: Aku hafal ilmu dari Rosululloh dua karung, yang
satu karung aku sebarkan kemasyarakat(umat), yang sekarung
seumpama aku terangkan, kamu semua pasti akan memenggal leherku.
َ ُ َ َ َ َّ
َ ٰ َّ َ ْ ُ
َ َ َ َ َّ َ َ َ ِّ
َ
ِانما جعل الدرالا ِخرة َ محلا ِلجز ِاء ِعبا ِد ِه الموءمنين ِلان هذ ِه الدر لا تسع ما
َ َ ََ َ َ َ ُ ْ َ ْ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُ ََّ َ ُ َ ْ ُ ْ ُ ُ
َ
ي ِريد ان يعطيهم ولانه اجل اقدارهم عن ان يجازي ِهم في دا ِر لابقاء لها
Syarah
Syarah
Manis dan lezatnya amal itu sebagai tanda diterimanya amal tersebut oleh
Alloh yang diwujudkan didunia. itu sebagai bukti adanya pembalasan
diakhirat. Apabila hamba sudah merasakan manisnya amal, maka jangan
sampai berhentiatau condong dengan amal tersebut. dan juga jangan
sampai beramal demi mendapatkan manis dan lezatnya amal karena itu
kepentingan nafsu. dan karena maksud yang seperti itu bisa merusak
''Aku melatih diri sholat malam dua puluh tahun, setelah itu baru aku
merasakan nikmat bangun malam.''
Al-Hasan berkata:
َ َ َ ُ َْ ُ َ َ َ َْ ْ َ َ َ َ
ُ ْ
ِ ِاذا اردت ان تع ِرف قدرك ِعنده فانظر ماذا ي ِقيمك ف
يه
Syarah
ُ َ َ َ ُ ََّ َْ َ َ َّ َ َ َ ٰ
َ ْ ٰ اعة والغ
نى ِبه عنها فاعلم انه قد اسبغ عليك ِنعمه الط متى رزقك
ِ
َ َ
ًوباطنة
ِ ظا ِهرة
Syarah
Dua macam rezeki yang dinyatakan oleh Hikmah 84 ini adalah Islam dan
Iman. Hamba Alloh yang memperoleh keduaa rezeki tersebut menjadi
insan yang beriman dan beramal sholih. Tidak ada amal sholih tanpa iman
dan tidak ada kenyataan iman tanpa amal sholih. Ayat-ayat al-Quran
sering menggabungkan iman dan amal sholih menjadi satu, tidak
dipisahkan.
Orang yang mengaku beriman tetapi tidak beramal menurut apa yang
diimaninya adalah dianggap sebagai orang yang berbohong, sementara
orang yang melakukan amal sholih sedangkan hatinya tidak beriman
adalah munafik. Kesempurnaan seorang insan terletak pada gabungan
kedua-duanya, yaitu iman dan amal sholih.
Seorang hamba dituntut dua macam, yaitu menurut perintah Alloh dan
meninggalkan larangan pada lahirnya, dan hanya bersandar serta
berharap kepada Alloh pada bathinnya. Karena itu siapa yang di beri
rezeki oleh Allohdemikian, berarti telah menerima karunia
nikmat Alloh yang sempurna lahir dan bathin, dan menyampaikan pada
cita-citanya didunia dan di akhirat.
“Sebaik-Baik Permintaan”
َ ُ ُ َ ُ ُ ُ ُُ َ ُ
خيرما تطلبه منه ماهو طالبه منك
Syarah
Ingatlah! Pada setiap waktu dan setiap keadaan pasti disitu ada
tuntutan/kewajiban dari Alloh,maka sebaik-baik yang harus engkau minta
kepada Alloh supaya tetap iman, patuh, taat pada semua perintah dan
larangan, istiqomah dalam pengabdian diri kehadirat Alloh. Itulah sebaik-
baik yang harus engkau minta, baik untuk dunia maupun untuk akhirat,
sebab hanya itulah bahagia yang tiada bandingnya.
"Ya Alloh aku mohon kepada-Mu, ridho-Mu, dan surga, dan aku
berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka"
ْ ُّ َّ َ ٰ ُ
رار
ِ الاغ ِت
ِ عدم النهو ِض اليها من علامات
ِ اعة مع
ِ الحزن على ِفقدا ِن الط
86."Merasa susah karena tidak dapat melakukan suatu amal ibadah yang
disertai oleh rasa malas untuk melakukannya, itu suatu tanda bahwa ia
terpedaya [tertipu] oleh syaitan".
Syarah
Jika ketinggalan suatu amal kebaikan merasa sedih, tetapi bila mendapat
kesempatan tidak segera melakukannya, maka itu suatu tanda telah
dipermainkan oleh nafsu dan syaitan. susah yang seperti ini adalah susah
yang bohong, dan nangis yang seperti ini juga nangis yang bohong.
Sebagai mana dikatakan sebagian ulama’ “Banyak mata yang menangis
akan tetapi hatinya masih keras. karena orang tersebut tidak aman dari
tipuan Alloh yang samar.Alloh tidak memberikan pada orang tersebut apa
yang manfaat pada dirinya tapi malah memberi sesuatu yang
membohongi dirinya, yaitu susah dan menangis yang bohong. Adapun
susah yang sesungguhnya yaitu, susah yang mendorong dirinya untuk
melakukan taat yang disertai nangis yang benar. dan itu termasuk dari
maqomnya salik.
"Sesungguh Alloh menyukai pada tiap hati yang selalu berduka cita".
َ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ َ َ
َ
ِبل العارف من، اليه ِمن ِاشار ِت ِه َ َ َ
ِ ماالعا ِرف من اذا اشار وجد الحقَّ اقرب
ُ َ ُ ُ َ ُ َ َ
دهِ ءـه في شهو
ِ وانطوا
ِ ناءـه في وجوده
ِ لا ِاشارة َ له ِلف
87."Tidak disebut orang arif itu, orang yang bila ia memberi isyaroh
sesuatu ia merasa bahwa Alloh lebih dekat dari isyaroh-Nya, tetapi orang
arif itu ialah yang merasa tidak mempunyai isyaroh, karena merasa
lenyap diri dalam wujudAlloh, dan diliputi oleh pandangan [syuhud]
kepada Alloh".
Syarah
Hikmah yang lalu menerangkan keadaan orang awam yang dihijab oleh
cahaya dunia dan syaitan sehingga mereka tidak jadi untuk berbuat taat
kepadaAlloh . Hikmah 87 ini pula menerangkan keadaan orang yang
berjalan pada jalan Alloh dan sudah mengalami hakikat-hakikat,tetapi
cahaya hakikat masih menjadi hijab antara dirinya dengan Alloh,
Pengalaman tentang hakikat menurut istilah tasawuf disebut isyaroh
tauhid. Isyarat-isyarat tersebut apabila diterima oleh hati maka hati akan
mendapat pengertian tentang Alloh. Isyarat-isyarat demikian
membuatnya merasa dekat dengan Alloh . Orang yang merasa dekat
dengan Alloh, tetapi masih melihat kepada isyarat-isyarat tersebut masih
belum mencapai makam arifbillah. Orang arifbillah sudah melepas
isyarat-isyarat dan sampai kepada Alloh yang tidak boleh diisyaratkan
lagi. Maqom ini dinamakan fana-fillah atau lebur kewujudan diri dalam
Wujud Mutlak dan penglihatan mata hati tertumpu kepada Alloh semata-
mata, yaitu dalam keadaan:
Tidak ada nama yang mampu menceritakan tentang Dzat-Nya. Tidak ada
sifat yang mampu menggambarka n tentang Dzat -Nya. Tidak ada isyarat
yang mampu memperkenalkan Dzat -Nya. Itulah Alloh yang tidak ada
sesuatu apa pun menyerupai-Nya. Maha Suci Alloh dari apa yang
disifatkan.
Seorang ‘arif ditanya tentang apakah fana’ itu? Beliau menjawab, “Fana’
ialah Muncul/terlihatnya sifat keagungan dan kemegahan Alloh pada
hamba-Nya, sehingga hamba tersebut jadi lupa akan dunia, lupa akhirat,
lupa derajat, lupa makom, hal,dzikir. lupa akalnya, lupa dirinya sendiri,
lupa fana’nya sebab tenggelam dalam takdhim kepada Alloh ta’ala.”
ٌ َّ ْ ُ َ ُ َّ ٌ ُ َ َ َ ُ َّ
الرجاء ما قارنه عمل ِوالا فهو ام ِنية
Syarah
" Seorang yang sempurna akal ialah yang mengoreksi dirinya dan
bersiap-siap untuk memghadapi maut, sedang orang bodoh ialah yang
selalu menurutkan hawa nafsu dan mengharap berbagai macam
harapan".
Al-Hasan berkata:
ُ ُ ُ ُ ُ َ َ ُ َ ْ َ
والقيام بحقو ِق
ِ ودية
ِ الصدق ُ في العب
ِ مطلب العارفين ِمن اّٰللِ تعالى
َّ الر ُب
وبي ِة ُّ
Syarah
1. SHIDQUL ‘UBUDYYAH,
2. AL-QIYAMU BIHUQUQIR-RUBUBYYAH.
Berbeda dengan orang yang belum ‘Arif billah, yang belum bisa
meninggalkan kepentingan diri dan nafsunya.
َ ْ َ ُ
َ كك َ َ
ْ بسطك كى لا ُي
البسط واخ َرجك
ِ مع يتر لا كى وقبضك القبض
ِ مع يك قِ ب
ُ ْ َ
عنهماكى لاتكون لشى ٍءدونه
Syarah
Jadi Qobdhu (kesempitan itu untuk ahli Bidayah, seumpama tidak ada
Qobdhu tentu tidak bisa melatih/mencegah dari kebiasaan dan
kesenangan nafsu. Sedangkan maqom Basthu, bagi orang yang masuk
permulaan futuh, supaya tidak kendor kekuatannya dan angauta
badannya bisa digunakan untuk sesuatu yang disenangi yaitu pemberian
dari Alloh dan dan tanda-tanda ridho dari Alloh.
Sedangkan maqom I’TIDAL, itu bagi orang yang berada pada ahir
suluknya, supaya keadaannya bisa tetap (tidak berubah) dan bersih
amalnya,dan selalu di sisiAlloh, tanpa ada ‘illat.
" Supaya kamu tidak sedih(menyesal) terhadap apa yang terlepas dari
tanganmu, dan tidak gembira atas apa yang di berikan kepadamu".
ََ ُ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ ُ َ
ود الاد ِب
ِ الع ِارفون ِاذا ب ِسطو اخـوف ِمنهم ِاذا قبضَُوا ولا ي ِقف علىَحد
ٌ ْ َّ ْ َْ
قليلِ فى البس ِط الا
91. "al-'Arifun(Orang yang ma'rifat billah) jika merasa lapang, itu lebih
khawatir/takut kepada Alloh, dari pada jika berada dalam kesempitan, dan
tidak dapat berdiri tegak dibatas-batas adab dalam keadaan lapang
(basthu) kecuali hanya sedikit sekali".
Syarah
Abu bakar Assidiq ra. berkata: “kami diuji dengan kesukaran, maka kami
kuat bertahan dan sabar. tetapi ketika kami diuji dengan kesenangan
(kelapangan), hampir tidak tahan/sabar”.
ْ ْ َّ َّ َ َ ُ َ َ ُ ُ َ َّ َ ُ ْ ُ ْ َّ ُ ُ ْ ُ َْ
ود الفر ِح والقبض لا حظ للنف ِس ِفي ِه
ِ البسط تاءخذ النفس ِمنه حظها ِبوج
karena itu manusia lebih aman dalam kesempitan, karena hawa nafsu
tidak dapat berdaya dan tidak dapat bagiannya.
Syeih Abul Hasan Assayadzily ra. berkata: Alqobdhu wal Basthu ( susah
/sedih dan senang dalam hati)itu selalu silih berganti dalam perasaan tiap
hamba, bagaikan silih bergantinya siang dan malam.Dan sebabnya
qobdhu(susahnya hati) itu salah satu dari tiga: karena dosa atau
kehilangan dunia. atau dihina orang. maka jika seseorang merasa
berdosa maka segeralah bertaubat. jika kehilangan dunia, maka harus
rela dan menyerahkan kepada hukum Alloh. dan jika dihina orang harus
sabar. dan jagalah dirimu jangan sampai kamu merugikan orang lain,
Dan apabila terjadi qobdh yang tidak di ketahui penyebabnya, maka harus
tenang dan menyerah kepadaAlloh. insya Alloh tidak lama akan sirna
masa gelap dan berganti dengan terang, adakalanya terangnya bintang,
yaitu ilmu. atau sinar bulan yaitu tauhid. atau matahari yaitu ma'rifat. tetapi
jika tidak tenang di masa gelap(qobdh) mungkin akan terjerumus kedalam
kebinasaan.
َ ْ َ َ َ َ َ َُّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َُّ
ربما اعطاك فمنعك وربما منعك فأعطاك
Syarah
Jadi apabila Alloh tidak memberi apa yang menjadi syahwat keinginanmu
dan apa yang enak menurut perasaan nafsumu, hakikatnya itu adalah
pemberian yang agung dari Alloh, dan kamu dilepaskan dari apa yang
menjadi kepentingan nafsumu.
َ ُْ َ َ ُ ُْ َ ََ ْ َ ْ َ َ َ َ ََ ٰ َ
متى فتح لك باب الفـه ِم ِفى المن ِع عاد المنع هو عين العطا ِء
َ
َّ
َ
َ ُ ُ ْ َ ُ ْ َّ َ ٌ َ ْ َ ُ َ َ ٌ َّ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ
الاكـوان ظا ِهرها ِغر ة وبا ِطنها ِعبرة فاالنفس تنظر ِالى ظا ِه ِر ِغر ِتها
َ َْ َ ٰ ُ َْ ُ َ
ُ
والقلب ينظر ِالى با ِط ِن ِعبر ِتها
Syarah
Dunia ini bila dilihat dari lahirnya akan terlihat sangat indah,
menyenangkan dan menggiurkan, sehingga banyak orang yang
mencintai dunia, terbujuk oleh dunia sehingga melupakan Alloh sang
pencipta dan penguasa dunia.
ْ ُ ِّ َّ َّ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ
ٰفـنى َ َ ُ َ ْ َ َ ََ
اذا اردت ان يكون لك ِعز لا يفنى فلا تست ِعزن ِب ِع ٍز ي
Syarah
Ada hikayat: seorang datang kepada raja Harun al-rasyid, untuk memberi
nasihat, tiba-tiba Harun al-rasyid marah kepadanya, lalu memerintahkan
kepada pengawalnya supaya mengikat orang itu bersama dengan
keledainya yang nakal, supaya dia mati di tendang keledai. setelah
perintah dilaksanakan tiba-tiba keledai itu jadi lunak kepada orang yang
akan dihukum. kemudian Harun memerintahkan supaya orang tersebut di
masukkan kedalam rumah dan pintunya supaya ditutup dengan semen,
supaya dia mati didalamnya, tiba-tiba orang yang dihukum itu telah
berada di luar(kebun)sedang pintu rumah masih tertutup dengan semen.
maka orang itu dipanggil oleh Harun al-rasyid dan ditanya: Siapa yang
mengeluarkan kamu dari rumah(penjara)? jawabnya: yang memasukkan
“At-thoyyu”
(Melipat/Menyingkat Jarak/Waktu)
َ َ َ ْ َ َ َ ٰ َ َّ َ َ ْ َ َ ْ ُّ َ ٰ ْ َ ُّ َّ َ
ُّ
الطي ال ِحققي ان تطوى مسافة ُ الدنيا عنك حتى ترىالا ِخرة اقرب ِاليك
َ
منك
Syarah
Dan juga bukan menghabiskan masa siang malam dengan sholat dan
puasa semata-mata. Karena itu semua bisa bercampur dengan sifat riya’
ujub dll.
ٌ ْ ُ ْ ٌ َ ْ َ َ َ َ
لق ِحرمان والمنع من اّٰللِ ِاحسان
ِ خ ل ا ن م
ِ اء ط الع
Syarah
Hikmah ini merupakan ucapan ahli tauhid yang sebenarnya. Orang yang
benar-benar bertauhid menganggap bahawa sekiranya mereka
menerima pemberian makhluk sedangkan hatinya tidak melihat bahawa
pemberian itu sebenarnya dari Alloh, maka dia menerima pemberian itu
suatu kerugian.
ً َ ْ َ ُ َ ُ َ ً ْ َ ُ ْ َ ُ َ ُ ْ َ َ ُّ َ َّ َ
جل ربنا ان يعامله العبد نقدا فيجا ِزيه ن ِسيـءـة
99. "Maha agung Tuhan, jika seorang hamba beramal kontan (segera)
dan di balas kemudian hari".
Syarah
Pembalasan amal itu tidak khusus di akhirat saja, tapi kadang sebagian
ada yang di wujudkan didunia,supaya mendorong semangatnya amal,
dan sebagai tanda diterimanya amal.
ً َْ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ
َ
عة ان ر ِضيك لها اهلا َ َ
ِ اءه ِاياك على الطا
ِ كفى من جز
Syarah
Apabila tidak ada Ridho Alloh, pasti sifat manusia itu malas melakukan
taat dan tidak memperhatikan ibadahnya.
Ingatlah! Kita itu mahluk yang hina, tidak berhak dan pantas
mengabdi/hidmah kepada Raja diRaja (ALLOH), jadi kalau Alloh
mendekatkan kita bisa mengabdi kepada-Nya, dan Alloh ridho kepada
kita menjadi ahli hidmah, itu suatu nikmat yang sangat besar.
Taufiq dan hidayah dari Alloh yang diberikan kepada seorang hamba itu
sebagai karunia yang sebesar-besarnya bagi seorang hamba, sebab
dengan hidayah dan taufiq itulah seorang hamba dapat menerima nikmat
dan bahagia dunia akhirat.
Syarah
ِّ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ُ ُ ُ َ َ َ ْ َ َْ ُ ْ ُ ُ َْ َ َ
َم ْن ع َبد ُه ِلشى ٍء يرجوه ِمنه او ِليدفع ِبطاع ِت ِه ورود العقوب ِت عنه فما قام ِبح ِق
َ
َ َْ
اوص ِاف ِه
Syarah
Abu Hazim berkata: Saya malu menyembah Alloh karena pahala, seperti
buruh yang busuk jika tidak di bayar tidak bekerja, atau menyembah
karena takut siksa, seperti budak yang curang jika tidak takut siksa, tidak
bekerja, tetapi saya menyembah Alloh karena cinta kepadaNya.
َ ٰ ِّ ُ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ
متى اعطاك اشهدك ِبره ومتى منعك اشهدك قهره فحو ِفى ك ِل ذلك
َ ْ ْ ُ ُ ُ ٌ ِّ َ ُ َ َ ٌ ِّ َ َ ُ
متع ِرف ِاليك ومق ِبل ِلوجو ِد لط ِف ِه عليك
Syarah .
Syarah .
Dengan memahami itu semua akan membuka hati kita. Dan apabila hati
kita telah terbuka maka kita bisa memahami bahwa penolakan dari Alloh
itu lebih menyenangkan. Jadi Alloh tidak memberi itulah Hakikatnya
pemberian Alloh.
َ َ َ َ َُّ َ ُ َ َ َ َ ََ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َُّ
وربما قضى عليك.ول
ِ اعة وما فتح لك باب القب
ِ ربما فتح لك باب الط
ُ ُ ً َ َ َ َ ْ
بالذَّن ِب فكان سببا ِفي الوصو ِل
Syarah
Abu hurairoh ra. berkata: Bersabda Nabi saw. “Demi Alloh yang jiwaku
ada di tanganNya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya Alloh akan
menyingkikan (mematikan)kamu, dan diganti dengan orang-orang yang
berbuat dosa lalu minta ampun kepada Alloh, lalu di ampuni oleh Alloh.
ً َ َ ْ ََْ َ ٌ َ ً َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ
ْ
عة اورثـت ِعز واس ِتكبارا
ٍ مع ِصية اورثـت ذلا وافـ ِتقارا خير من طا
Syarah
Merasa hina,rendah diri itu bagian dari sifatnya seorang hamba kepada
Alloh. Syeikh Abu Madyan berkata : inkitsarun lil-‘aashi khoirun min
wushuulil-muthii’I Perasaan rendah diri yang telah berbuat dosa, itu lebih
baik dari kesombongan seorang yang taat.
Ada pula kisah: seorang aabid bani israil sedang sujud, tiba-tiba
kepalanya diinjak oleh orang,maka aabid itu berkata: angkat kakimu,
Demi Alloh aku tidak akan mengmpunkan engkau. Maka alloh menjawab:
Hai orang yang bersumpah atas namaKu, bahkan engkau tidak
diampunkan karena kesombonganmu. Al Harits berkata: Dia bersumpah
karena merasa diri besar disisi Alloh, maka kesombongan, ujub itulah
yang tidak di ampuni Alloh.
ْ ُ ْ ُ ْ ِّ َ ُ ِّ ُ َُّ َ َ ْ َ ٌ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ
جاد
ِ الايِ ِنع َمتا ِن ما خرج موجود عنها ولا بد ِلك ِل مكـ ِو ٍن ِمنهما ِنعمة
َ ْ ْ َ
ُالامدا ِد
ِ و ِنعمة
107.”Ada dua nikmat yang tidak ada satu mahlukpun yang terlepas dari
keduanya, yaitu nikmat ciptaan(diwujudkan) dan nikmat kelanjutan.
Syarah
Karena tiap makhluk asalnya tidak ada, maka nikmat yang diterima
pertama kali adalah nikmat iijad/diciptakanAlloh yang menjadikannya
ada.kemudian dilanjutkan dengan nikmat Imdad/kelanjutan hidup, yakni
melengkapi kebutuhan hidup, sebab bila tidak dilengkapi kebutuhan hidup
maka tidak akan dapat bertahan hidup.
َ ً َ َ ً َّ َ َ ََْ
مداد
ِ الاِ انعم عليك اولا ِبال ِايج ِاد واثانيا ِبتوالى
Syarah
Dan firman Alloh: “Tetapi Alloh yang mencintakan kamu kepada iman,dan
Alloh menghias iman itu dalam hatimu, dan Alloh yang membencikan
kamu kepada kufur(kekafiran)dan pelanggaran dan maksiat dosa.
Merekalah orang yang dapat petunjuk, itu semua karunia dari Alloh dan
nikmat, dan Alloh maha mengetahui lagi bijaksana. Al-hujurat 8”.
ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ٌ َ َ ُ َ َ ُ ُ ُ َ ٌ َ َ َ ُ ََ
ذاتية وورود الاسبا ِب مذ ِكرات لك بما خفى عليك منها والفاقة
ِ فاقتك لك
ُ َ َ َ ُ َ ََْ ٌ َ َ
الذ ِّا ِتية لاترفعها العو ِارض
Syarah
Jadi apabila kamu lupa dengan kefakiran kamu, seolah-olah kamu tidak
berhajat karena sudah hidup, dalam kondisi sehat, punya harta maka itu
suatu hal yang hinggap sementara ketika engkau lupa asal kejadianmu,
maka Alloh memberi padamu peringatan berupa penyakit, kekurangan
harta dll, untuk mengingatkan kamu asal kejadianmu (fakir). Sehingga
kamu mau kembali lagi menjadi seorang hamba.
َ َّ ُ ُ ٰ ُّ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ ُ ُ َ َْ ٌ َْ َ َ َ ُْ َ
ِ يه وجود فاق ِتك وترد ف ِي ِه ِالى وج
ود ِذل ِتك ِ خير اوقا ِتك وقت تشهد ف
Syarah
Sebaik-baik waktu dalam masa hidupmu, ialah saat ingat kepada Alloh
dan putus hubungan dengan segala suatu selainNya. Yaitu disaat
merasakan benar-benar kebutuhanmu kepada Alloh, sedang segala
sesuatu yang lainnya tidak dapat menolong meringankan kebutuhanmu.
Dan tidak ada pengharapan selain padaAlloh. Maka pada saat itu
murnilah pengertian tauhidmu kepada Alloh.
Diceritakan: Syeih ‘Ato’ as-sulamy itu selama tuju hari tidak merasakan
makanan sama sekali dan dia tidak bisa berbuat apa-apa, tapi dalam
kondisi seperti itu hati beliau tambah senang, dan berkata(berdo’a): Ya
Tuhanku, jika Engkau tidak memberi makanan kepadaku tiga hari lagi
tentu aku akan sholat seribu rokaat.
“Al-Unsu(Ketenangan Jiwa)”
ْ ُ َ َ َ َ ُ ُ ُ ََّ ْ َ َ َ َ َ ٰ َ
لق ِه فاعلم انه ي ِريد ان يفتح لك باب الان ِس ِب ِه
ِ متى اوحشك من خ
Syarah
“Rahasia Berdo’a”
َ ُْ ُ ُ ُ ََّ ْ َ َ َ َ ََ ََ ْ َ ٰ َ
متى اطـلق ِلسانك ِباالطل ِب فاعلم انه ي ِريد ان يع ِطيك
Syarah
Dalam Hadits lain: Rosululloh saw. bersabda: Siapa yang telah diberi
kesempatan berdo’a, maka tidak akan diharamkan dari
ijabah(diterimanya do’a)
Anas bin Malik berkata: Rosululloh saw. Bersabda: Apabila Alloh kasih
sayang kepada seorang hamba, maka diturunkan kepadanya bala’, maka
bila ia berdo’a, Malaikat berkata: suara yang sudah terkenal, Jibril
berkata; Tuhanku, hambaMu fulan, sampaikan hajatnya. Alloh menjawab:
Biarkan saja hambaku, Aku suka mendengar suaranya, maka apabila
hamba berkata: Ya Robbi, Alloh menjawab: Labbaika hambaKu, tiada
engkau berdo’a kecuali Aku sambut, dan tiada engkau meminta
melainkan pasti Aku berikan,ada kalanya aku segerakan pemberianku
untukmu, atau aku simpan untukmu yang lebih baik bagimu. Atau Aku
tolak dari padamu bala’ yang lebih besar dari itu.
ٌ َ ْ َ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ َ ْ ُُ َ َ ُ َ
العا ِرف لا يزول ِاضطراره ولا يكون مع غي ِراّٰلل قرارة
Syarah
Seorang Arif mempunyai hati yang sangat halus dan adab sopan santun
yang sangat tinggi terhadap AllOh. Dia mengenali karunia dan
kekuasaan Alloh, pada nikmat penciptaan(ijaad) dan nikmat kelanjutan
kewujudan (imdaad)yang diciptakan Alloh. Dia meyakini bahawa tiada
satu detik pun makhluk bisa terlepas dari ketergantungan kepada Alloh.
ْ َ ََ َ ٰ ْ َ ْ
َ
َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
َ َ َ
صاف ِه لاج ِل ذلك افلت
ِ انارالظوا ِهر ِبانوا ِر اثا ِر ِه وانارالسراءر او
َّ َّ َ َ َٰ َ َ َْ ْ ُ َّ ُ َ ْ َ
َ
ان شمس: ولذلك ِقيل، اءر َ ُ ْ َ
ِ واه ِر ولم تأفـل انوارالقلو ِب واالسر ِ انوارالظ
ُتغيبْ ْ َ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ َّ
القلوب ليست
ِ ليل وشمس ٍ النها ِر تـغرب ِب
114.”Alloh telah menerangi alam (lahir) ini dengan cahaya
makhluk(atsar)Nya, dan menerangi Hati (sir) dengan Nur sifatNya. Maka
karena itu cahaya alam itu bisa terbenam, dan tidak dapat
terbenam/hilang cahayanya hati dan sir. kata syair: “Sesungguhnya
mataharinya siang itu terbenam waktu malam,” “tetapi mataharinya hati
tidak pernah terbenam”.
Syarah
Sahl bin Abdulloh ketika ditanya tentang makanan (qut) jawabnya: Huwa-
alhayyul-ladzii laa-yamuut.(Ia yang hidup dan tiada mati). Penanya
berkata: Saya tidak bertanya tentang makanan itu , tapi makanan yang
menguatkan, jawabnya: Ilmu, ketika ditanya: Makanan sehari-hari yang
lazim? Jawabnya: Dzikir, ditanya: makanan jasmani? Jawabnya : apa
urusanmu dengan jasmani, biarkan /serahkan pada yang membuat pada
mulanya dia akan mengurusi selanjutnya, jika ada kerusakan kembalikan
pada yang membuat, tidakkah itu sudah lazim, buatan sesuatu jika rusak
kembalikan pada yang membuat untuk di perbaiki.
َ َ ْ َ ْ ُ َ ُ ُ ْ ُ ُ ََّ َ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ِّ َ ُ
فالذىواجهتك
ِ .ِليخ ِفف الم البلا ِء عليك ِعلمك ِبانه سبحانه هو المبلى لك
َ ُ ُ َ َ َّ َ ْ َ ُ ُ ُ
الا ِخ ِتيا ِر
ِ منه الاقدار هوالذي عودك حسن
Syarah
Abu ali ad-daqqoq berkata: Suatu tanda seorang itu mendapat Taufiq
karunia Alloh, ialah terpeliharanya iman (Tauhid) diwaktu menghadapi
bala’,ujian bencana. Wa-‘asaa -an-takrohuu syai-an-wahuwa khoirul-
lakum ( Mungkin kamu tidak suka pada sesuatu, pdahal itu baik untukmu).
Abu tholib al-Makki berkata: Manusia itu tidak suka miskin, hina dan
penyakit, padahal itu semua baik baginya untuk bekal di akhirat,
sebaliknya ia suka kaya, sehat dan terkenal padahal itu semua bahaya
disisi Alloh, dan jelek akibatnya.
Maka aku berkata pada sisa yang tinggal itu: Dunia kamu tidak mau,
surga kamu tidak suka, neraka kamu tidak takut, bala’ musibah juga kamu
tidak lari, maka apakah keinginanmu? Jawabnya: Engkau telah
mengetahui keinginan kami. Aku berkata; Aku akan menurunkan
kepadamu bala’ yang tidak akan sanggup menanggungnya walaupun
bukit yang besar. Sabarkah kamu? Jawab mereka: Apabila Engkau yang
menguji, maka terserahlah kepadamu (berbuatlah sekehendakmu), maka
mereka itulah hambaku yang sebenarnya.
َْ ُ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ ََ ََّم ْن َظ
ورنظ ِر ِه
ِ ص قلِ كذا ف ه
ِ رِ د ق عن ه
ِ ف
ِ ط ل ك ا كنف
ِ اِ ن
116. ” Barang siapa yang mengira terlepas kasih sayang Alloh sebab
turunnya bala’ ujian yang ditakdirkan Alloh, maka yang demikian itu
disebabkan karena piciknya(dangkalnya)pandangan imannya”.
Syarah
Rosululloh saw. Bersabda: jika Alloh belas kasih pada seorang hamba,
maka diuji dengan bala’, jika sabar maka dipilihNya, jika telah ridho maka
diistimewakan”.
Abu Hurairoh dan Abu Said ra. keduanya berkata: Bersabda Rosululloh
saw.: “ Tiada sesuatu yang mengenai seorang mukmin berupa
penderitaan, kelelahanatau risau hati/fikiran melainkan kesemua itu akan
menjadi penebus dosanya”. HR. Bukhori-Muslim.
Sebab kalau kita mau berhusnudhon kepada Alloh banyak sekali karunia
Alloh yang diberikan bersamaan dengan bala’/ujian itu diantaranya:Sebab
bala’ kita oleh Alloh ditempatkan dipintu rohmatNya.
Sebab bala’ nafsuu kita jadi lemah, hilang kekuatannya, hilang sifst-
sifstnys nafsu yang menjatuhkan kita kepintu maksiat dan mencintai
dunia.Sebab bala’ hati mudah untuk taat spt sabar, ridho, tawakkal, zuhud
dan ingin bertemu dengan Alloh.
Imron bin Husain ra. menderita penyakit buang air selama tiga puluh
tahun tidak dapat bergerak dari tempat tidurnya, sehingga dibuatkan
lubang dibawah tempat tidur untuk kencing dan buang airnya, suatu hari
datang saudaranya Al alaa’ atau Muthorrif bin Assyikhir, lalu menangis
melihat penderitaan Imron bin Husain, maka ditanya oleh imron :
mengapakah engkau menangis? Jawabnya: karena aku melihat
keadaanmu, imron berkata: jangan menangis, karena aku suka pada apa
yang di sukai alloh untukku. Kemudian imron berkata; saya akan berkata
kepadamu semoga bermanfaat bagimu, tetapi jangan kau buka kepda
orang lain sehingga ak mati. Sesungguhnya para malaikat berziarah
padaku dan member salam padaku, sehingga aku merasa senang
dengan adanya mereka.
Urwah bin Az-Zubair ra. ketika sakit yang oleh dokter diputuskan harus di
potong betisnya, maka ketika akan dilaksanakan, oleh dokterakan diberi
obat tidur supaya tidak terasa sakitnya dipotong betisnya itu. Urwah
berkata: jangan diberi obat tidur, tetapi teruskan potong beris tanpa obat
tidur. Dan ketika digergaji betisnya tidak terdengar keluhan kecuali
ucapan Hasby (cukup bagiku yakni rohmat Alloh).
َ َ َ َ ْ َ ُ َ ُ َ َّ َ َ ُ ُ ُ َ ََْ ْ َ َ َُ ُ َ
لا يخاف عليك ان تلت ِبس الطرق عليك واِ نما يخاف عليك ِمن غلب ِة الهوى
َ
عليك
Syarah
َّ ْ ُ ُّ َ َ َ َ َ َّ َ َ ُ ُ َّ ُ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ ُ
مة الربو ِبي ِة ِفى
ِ ور البش ِري ِة وظهر ِبعظ
ِ سبحان من ستر ِسرالخصوصي ِة ِبظه
َّ ُ ُ َ
ودي ِة
ِ ِاظها ِرالعب
Syarah
َ ََ َ َ َْ ٰ َ َ َ َ
َ َ َ ِّ َ َُ َ
ير اد ِبك
ِ خر مطلبك ول ِكن ِطالب نفسك ِبتأ ِخ
ِ لا تطالب ربك ِبتأ
119“Jangan menuntut Tuhan karena ditundanya permintan yang telah
engkau minta kepada Alloh. Tetapi hendaknya engkau koreksi
dirimu,tuntut dirimu yang belumbisa bertatakrama(supaya tidak terlambat
melaksanakan kewajiban-kewajibanmu terhadap Alloh)”.
Syarah
Dan lagi apabila kamu meyakini Alloh tidak akan mengabulkan do’amu itu
berarti kamu tidak punya adab, karena Alloh telah berjanji akan
mengabulkan semua do’a hambaNya. Tetapi cara mengabulkannya tidak
harus mewujudkan seperti keinginanmu, semua terserah Alloh, yang
semua itu terbaik bagimu.
ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ً َ ُ َّ َ َ َ َ َ
الاس ِتسلا ِم ِلقه ِر ِه ن
ِ ِ ِاط الب ى فِ زقك ر و ه ر
ِ ِ م لا لاثِ تـ ِم ر اه
ِ ِ الظ ى فِ لك متى جع
َ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َ
المنة عليك ِ فقد اعظم
Syarah
Jika Alloh telah memberi taufiq hidayah kepada hamba untuk melakukan
segala perintahNya, dan didalam hati/batinnya diberi kekuatan bisa
menyerah/tawakkal pada sifat qohrinya Alloh(selalu ridho atas apa yang
terjadi atas dirinya), itu berarti Alloh telah memberi karunia nikmat yang
sangat besar.karena Alloh telah mengumpulkan ‘Ubudiyyah
(penghambaan)lahir dan ‘Ubudiyyah batin.
Sebab tugas manusia hanya untuk beribadah kepada Alloh lahir batin,
dengan ikhlas, tentang semua kebutuhan dan hajatnya telah dicukupi oleh
Alloh, maka jangan menuruti hawa nafsu yang tidak ada puasnya.
ُ ُ ْ ْ َ َ ُ َ ُ ُ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ُّ ُ َ ْ َ
ـليصهِ ليس كل من ثبت تخ ِصيصه كـمل تخـ
121.” Tidak semua orang yang telah tampak jelas ke-kramatannya itu
berarti telah sempurna pembersihannya(dari penyakit-penyakit hati dan
hawa nafsu).”
Syarah
Seorang sahabat Sahl bin Abdulloh berkata: adakalanya jika saya wudhu’
tiba-tiba air yang mengalir ditanganku menjadi lantakan emas dan perak.
Jawab Sahl: Apakah engkau tidak mengerti bahwa anak kecil jika
menangis dihibur dengan boneka/mainan supaya diam.
Abu Nasher As-saroj berkata: saya bertanya kepada Al-hasan bin Salim:
apakah arti ke-keramatan, sedang mereka telah dimuliakan oleh Alloh
sehingga sanggup mengabaikan dunia dan meninggalkannya dengan
suka rela, tetapi bagaimana lalu kemuliaan(keramat) batu berubah
menjadi emas, apakah artinya itu? Jawabnya: bukannya Alloh
memberikan karena kotornya, tetapi diberi untuk menjadikan hujjah
megalahkan bisikan hawa nafsu, yang selalu goncang kuatir tidak dapat
rizki, sehingga oleh Alloh diperlihatkan yang demikian, sehingga dapat
berkata: Bahwa Alloh yang dapat merubah batu menjadi emas, dapat
mendatangkan rizki dan memberi dari jalan yang tidak disangka.
Ishaq bin Ahmad berkata pada Sahl: Nafsuku ini selalu merasa kuatir
tidak dapat makan. Maka sahl berkata: Engkau ambil batu itu dan minta
kepada Alloh supaya dijadikan makanan untuk kau makan.
Lalu siyahudi turun dari kapal dan berjalan diatas laut bersama dengan
Ibrahim, sesampainya didaratan yahudi berkata : aku ingin berteman
danbersamamu, tapi dengan syarat kita tidak boleh masuk masjid dan
gereja, mari kita masuk kehutan dan padang, tidak boleh bawa bekal. Dan
disanggupi oleh Ibrahim, lalu keduanya berjalan ke padang yang tidak ada
tumbuhan dan tidak ada air sama sekali. Sampai tiga hari keduanya tidak
makan dan minum, ketika keduanya duduk-duduk tiba-tiba ada anjing
datang dengan menggigit roti tiga biji,dan ditaruh didepan yahudi lalu
anjingnya pergi, siyahudi lalu makan roti tadi tanpa mengajak Ibrahim ikut
Syeih Abu yazid Al-busthomi berkata: kamu jangan sampai tertipu dengan
dengan keadaan yang luar biasa/tidakmasuk akal, yang di alami
sseorang, tapi lihatlah bagaimana dia taatnya pada perintah Alloh dan
menjauhi laranganNya..
َ َْ ُ ْ َ َ َّ ُ َ ُ ُ َ ٌ ُ َ َّ ُ ْ ْ َ ََْ
الورد ينط ِوي ُ
ِ . الو ِارد يوجد في الد ِار الا ِخرا ِة.الورد الا جهول ِ لايستح ِقر
ُ ُ َ َ ُ ُ ْ َُّ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ٰ َ َ َ ِّ ٰ َ ْ
الورد هو ط ِالبه ِ ثم،ِبانطوا ِء ه ِذ ِه الدا ِر واولى ما يعتنى ِب ِه مالا يخلف وجوده
ُ ُ ُ ْ َ َ َْ ُ َ َ َ ْ
ِمنك واالو ِارد انت تطلبه
Syarah
Wirid adalah segala macam bentuk ibadah lahir batin baik yang wajib
maupun yang sunnah, sedangkan Warid: pemberian Tuhan dalam hati
hamba yang berupa pemahaman,nur/cahaya,kesenagan/manisnya
dalam beribadah,taufiq dan hidayahNya.
Rosullulloh saw. Bersabda: Amal yang paling dusukai Alloh ialah yang
istiqomah(terus-menerus) meskipun sedikit .
Hasan al-Basry berkata: siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin
,maka dia rugi dan siapa hari ini lebih buruk dari kemarinnya, maka dia
mahrum(tidak dapat rahmat),dan siapa yang tidak bertambah berarti
berkurang, dan siapa yang makin berkurang amalnya, maka mati lebih
baik baginya.
َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ ْ َ
ْ بح ُ ُ ُ
فاء الاسر ِار
ِ ستعدا ِد وشروق الانوا ِر على حس ِب ص
ِ الا
ِ بِ س ِ مداد
ِ الا
ِ د ورو
Syarah
Bersihkan hatimu dari segala sesuatu selain Alloh, niscaya Alloh akan
mengisi/memenuhi hatinya dengan pengertian-pengertian ma’rifat dan
rahasia-rahasia keyakinan. Karena itu tiap-tiap waarid(pemberian karunia
dari Alloh) itu tergantung pada wirid, apabila wiridnya banyak maka
waaridnya juga banyak, apabila wirid itu timbul dari hati yang bersih, maka
datangnya waarid demikian terang jernihnya, demikian pula jika wiridnya
tetap terus, maka waaridnya pun demikian tidak berhenti begitu
seterusnya.
ُ ُ َ َْ َ َ ُ َْ ُ َ ُ َ َْ َ ََ َ َ ْ َ َ ُ َ
ُ َ
والعا ِقل ينظر ماذا يفعل اّٰلل ِب ِه،الغ ِافل ِاذا اصبح نظر فيما يفعل
Syarah
Jadi pandangan orang yang lalai pada Alloh, itu selalu mengatur dan
memandang dirinya dan kemampuan atau rencananya,maka dari itu Alloh
menyerahkan urusannya itu pada dirinya sendiri.sehingga tidak akan
berhasil apa yang direncanakan.
Umar bin Abdul Aziz berkata: kini aku tidak merasa senang kecuali dalam
ketentuan- ketentuan takdir Alloh.
Siapa yang melihat kepada Alloh, maka tidak akan terlihat dirinya sendiri,
dan siapa yang melihat dirinya sendiri maka tidak terlihat Alloh. Karena
itu jika engkau menghadapi sesuatu hal, perhatikan hatimu, kemana
condongnya, jika langsung pada kekuatanmu sendiri, maka terputus
dengan Alloh,. Dan jika langsung pada kekuasaan Alloh, berarti
engkaulah yang telah sampai kepada Alloh, sedang alam ini semua dalam
genggaman Alloh.
“Ya Alloh kini aku berada diwaktu pagi, tiada menguasai diriku untuk
kebaikan atau menolak bahaya, atau mati atau hidup atau bangkit
sesudah mati, dan aku tidak data mengambil kecuali yang engkau beri,
dan tidak dapat menghindari sesuatu kecuali yang engkau hindarkan. Ya
Alloh pimpinlah aku kepada jalan yang engkau ridhoi baik dalam
perkataan atu amal perbuatan di dalam taat kepadaMu, sungguh engkau
dzat yang maha besar karuniaNya.”
ََ ِّ ُ َ ْ َْ َ ِّ ُ ْ ُ َ ُّ َ ُ َ ُ َ َ َّ
شىء فلو شيء ِلغيب ِت ِهم ع ِن اّٰللِ ِفى ك ِل العباد والزهاد ِمن ك ِل ْ
ٍ ٍ ِ توحش ِ ِانما يس
َ ْ ُ ْ َ ْ َ ِّ ُ ُ ُ َ
ىء ٭ ٍ توحشوا ِمن ش ِ شىء لم يس ٍ ش ِهدوه ِفى ك ِل
Syarah
َّ َ ْ
ْالدار َعن َ َ ُ ْ َ َ َ َ ََّ ُ َ َّ َّ ٰ َ َ ََ
ِ امرك ِفى ه ِذ ِه الد ِار ِبالنظ ِر ِفى مكونا ِت ِه وسيكـ ِشف لك ِفى ِتلك
َ َ
كمال ذا ِت ِه
Syarah
Ada juga yang secara isyaroh seperti firman Alloh yang artinya: “ dan di
bumi itu ada bagian-bagian tanah yang berdekatan satu sama
lainnya, ada kebun-kebun kurma dan anggur, ada tanaman yang
sejenis dan beda jenis, yang kesemuanya itu disirami dengan satu
macam air, sesungguhnya yang demikian itu mengandung tanda-
tanda keagungan Alloh, yang manfaat bagi orang-orang yang mau
berfikir.” Satu macam air itu (air hujan) tetapi pohon yang disiram beda-
beda, daunnya tidak sama,buahnya tidak sama, adakalanya sama tapi
rasanya berbeda,itu semua pasti ada yang menetapkan, yaitu Alloh.
ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ُ ْ َ َ َ ََّ َ َ
ع ِل َم ِمنك انك لا تص ِبر عنه فاشـهدك ما برث ِمنه
Syarah
Kerinduan yang berupa ingin melihat Alloh itu, termasuk karunia yang
agung dari Alloh, dan ini termasuk maqom ihsan.
Dawuh mu’allif ini untuk orang-orang yang mencari Alloh, yang dlm
pikirannya sudah jauh dari selain Alloh.
Maka terhadap orang yang telah sampai kemaqom ihsan ini, Alloh
menganjurkan sabar melihat buatan-buatan Alloh terlebih dahulu untuk
diperlihatkan Dzat Alloh di akhirat nanti.
“Sholat”
ِّ َ ِّ
لما علم الحق منك وجود الملل لون لك الطاعات وعلم مافيك من وجود
ِّ
همك ِاقمامة الشره فحجرهاعليك فى بعض الاوقات َليكون ِّ
Syarah
Syarah
Juga sholat sebagai pemuka pintu ghoib, sebab bila hati telah bersih dan
selalu berhubungan dengan Tuhannya, pasti lambat laun akan terbuka
baginya tirai/pintu ghoib.
130. “Sholat itu itu sebagai tempat bermunajat kepada Alloh, dan sebagai
pembersih hati dari kotoran dosa, dan di dalam sholat itu sebagai
lapangan yang luas berbagai sir(ilmu ma’rifat)dan rahasia-rahasia Tuhan,
dan memancar terang padanya cahaya-cahaya ilmu ma’rifat”.
Syarah
Dan seorang yang sholat itu ditaburi rohmat dari langit hingga ubun
kepalanya. Dan dipanggil oleh suara: Andaikata orng yang munajat ini
mengetahui siapakah yang diajak bicara, maka tidak akan berhenti
sholatnya, dan sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka untuk orang yang
sholat. Dan sesungguhnya Alloh membanggakan barisan orang-orang
yang sholat dihadapan malaikatNya.
Dalam kitab Taurot disebutkan: Hai anak Adam, jangan malas untuk
mendirikan sholat dihadapanKu sambil menangis, maka Akulah Alloh
yang telah mendekat dari hatimu, dan karena ghoib engkau telah dapat
melihat cahayaKu.
علم وجود الضعف منك فقلل اعدادها وعلم احتياجك الى فضله
فكثرامدادها
Syarah
Alloh itu mengetahui kalau hamba itu butuh sekali anugerah dari-Nya,
maka Alloh memperbanyak asrornya sholat, yakni Alloh memperbanyak
anugerah berupa ilmu dan makrifat didalam hatinya.
متى طلبت عواضا على عمل طولبت بوجود الصدق فيه ويكفي المريب
وجدان السلامة
Syarah
Karena hanya Allohlah dzat yang wajib disembah dan diagungkan, dan
menjadi tujuan kita dunia dan akhirat. Hal ini sudah banyak dibahas dalam
kitab ini dengan berbagai bahasan yang berbeda.
Syarah
Jadi kita hanya menjadi lalulintas qodho’ dan qodarnya Alloh, jadi tidaklah
pantas kalau kita minta balasan/upah sedangkan kita tidak ikut
mengerjakan, ya’ni semua pekerjaan yang kita kerjakan itu yang buat
Alloh, ini hukum ‘Aqli.
Padahal Alloh yang memberikan iman itu, karena itu jawaban hamba:
Engkau ya Alloh yang memberikan karunia iman kepadaku, sehingga aku
berbuat taat, padahal saya sendiri tiada berdaya dan tidak berkekuatan
kecuali semata-mata dengan pertolonaganMu.
Sahal bin Abdulloh ra. berkata: Jika hamba berbuat kebaikan, lalu ia
berkata: Ya Alloh, Engkau yang memberi karunia,taufiq sehingga aku
Engkau jadikan hamba yang berbuat kebaikan. Engkaulah yang member
pertolongan, Engkaulah yang member kemudahan mengerjakan
kebaikan.
Sebaliknya jika hamba itu merasa dia yang beramal(lupa dengan taufiq
dan pertolongan Alloh) lalu berkata: aku telah beramal,telah bertaqorrub
dll, maka Alloh mengabaikan (berpaling) pada mereka sambil bersabda:
Hai hambaku, Aku yang memberi taufiq hidayah padamu, dan Aku yang
member pertolongan padamu,member kemudahan berbuat baik padamu.
Apa bila hamba berbuat kejahatan lalu berkata: Ya Alloh, Engkau yang
telah menaqdirkan aku untuk berbuat kejahatan, dan Engkau yang telah
memutuskan.
Sebaliknya jika hamba yang berbuat dosa itu berkata: Ya Alloh, aku telah
berbuat salah, dholim pada diriku sendiri karena kebodohanku. Maka
dijawab oleh Alloh: HambaKu, Aku yang menentukan,menaqdirkan dan
menutupi kesalahanmu serta mengampuni dosa-dosamu.
ِّ
لمذامك ان ارجعك اليك ولا تفرغ مداءحك ان اظهر جوده عليك لانهاية
Apabila Alloh mengembalikan amal pada kamu sendiri artinya Alloh tidak
memberi bantuan, taufiq, hidayah dan pertolongannNya padamu, maka
kamu akan selalu (tidak ada akhirnya) melakukan pekerjaan yang dicela
oleh syara’. Sehingga tidak ada amal yang di anggap baik menurut Alloh,
walaupun kelihatannya ibadah dan amal kebaikan.
Syarah
ِّ
منعك ان تدعي ماليس لك ِما للمخلوقين افيبيح لك ان تدعي وصفه وهو
ِّ
رب العلمين
137. “Alloh melarang engkau mengkui apa-apa yang bukan hakmu dari
hak-hak orng lain, Apakah Alloh memperbolehkan kepadamu,mengakui
sifat-sifat Alloh, sedangkan Alloh itu dzat yang menguasai dan merajai
alam semesta”.
Syarah
Ibnu Abbas ra. berkata: Rosululloh saw. Bersabda dalam hadits qudsi:
“ Al-kibriyaa’u ridaa-i-wal –‘adhomatu-izaarii. Faman naza-‘anii waa-
hidatan min-humaa- alqoituhuu- finnaar”. (Kesombongan itu
kaianku(selendangku) dan keAgungan/kebesaran itu sebagai
sarungKu, dan siapa yang merebut salah satunya dari Aku, maka
Aku akan melemparkannya kedalam neraka”.)
Rosulullh telah bersabda: tiada seorang yang lebih cemburu dari Alloh,
karena itu Alloh mengharamkan segala perbuatan keji, dan karena itu
pula Alloh takkan mengampuni orang yang menyekutukanNya dengan
sesuatu apapun. Karena itu pula sifat-sifat kesempurnaan Alloh, tidak
boleh dikurangi walaupun sedikit.
Syarah
Khorqul-awaa’id itu ada beberapa macam : kalau keluar dari seorang Nabi
disebut Mu’jizat. Kalau keluar dari seorang wali disebut karomah, kalau
keluar dari orang sholih disebut Ma’unah. Tapi kalau keluar dari orang
yang menentang hukum Alloh disebut Istidroj (panglulon).
Futuh yaitu: terbukanya tabir/hijab yang menutupi mata lahir dan mata
hati.
Antara kasyaf dan futuh itu sama artinya. Dan keduanya ada yang dari
malaikat, adayang dari syeitan, dan yang dari syeitan itu bukan karomah
tapi dinamakan Istidroj.
“Adab Berdo’a”
ِّ
ماشاءن وجودالطلب انما الشاءن ان ترزق حسن الاداب
Syarah
ماطلب لك شيء مثل الاضطرار ولا اسرع بالمواهب اليك مثل الذلة
والافتقار ٭
Syarah
Lafadz “Walaa as-ro’a” itu sebagian dari ‘atof lazimnya Malzum. Karena
hina fakir itu menjadi sifat wajibnya orang mudhtor.
“ Walaqod-nashoro-kumullohu-bi-badriu-wantum-adzillah”.
“Wushul Itu Sebab Karunia Dari Alloh Dan Ditutupinya Cela Kita”
ولولا انك لاتصل اليه الابعد فناء مساويك ومحودعاويك لم تصل اليه ابدا
ولكن اذااراد ان يوصلك اليه غطى وصفك بوصفه ونعتك بنعته فوصلك اليه
Syarah
seorang waliyulloh itu tidak akan sampai kepada Alloh,jika ia masih ada
syahwat/kesenangan nafsu, atau masih mengatur dirinya atau masih
usaha ikhtayar(memilihkan dirinya).seumpama Alloh membiarkan
hambanya dengan pilihannya,pengaturannya atau kesenangan nafsunya
sendiri, maka hamba selamanya tidak akan wushul(sampai kepada Alloh)
jika Alloh akan menarik dan segera menyampaikan hambanya, maka di
tampakkan padanya sifat-sifat Alloh. Sehingga mati kehendak dan ikhtiyar
usaha sendiri, dan segera menyerah pasrah kepada Irodah dan
keputusan pemberian Alloh. Maka dengan itu ia sampai kepada Alloh
karena tarikan Alloh, bukan karena amal usahanya sendiri, Wushul
karena karunia Alloh bukan karena ibadah dan taatnya kepada Alloh.
Syarah
Sebab syarat untuk diterimanya amal itu adalah ikhlas, tulus kepada
Alloh,tetapi manusia diuji dengan sombong diri, merasa sudah cukup
amalnya, dan lebih jelek lagi bila ia riya’ dengan amalnya,dan mengharap
pujian atas amal perbuatannya. Karena demikian watak tiap hamba, maka
sulit untuk diterima amal perbuatannya, kecuali hanya mengharap rohmat
karunia Alloh semata.
Jadi para murid/salik dalam perkara wushul kepada Alloh, itu harus
bergantung pada anugerah dan pemberian Alloh. Jangan sampai
mengandalkan amal ibadahnya sendiri.
انت الى حلمه اذا اطعته احوج منك الى حلمه اذاعصيته
Syarah
ِّ
فالعامة يطلبون من اّٰلل ،الستر على قسمين ستر عن المعصية وستر فيها
Syarah
‘Ady bin Hatim ra. berkata: Rosululloh saw. Bersabda: Kelak pada hari
Qiamat ada beberapa orang yang dibawa ke surga, tetapi setelah melihat
segala kesenangan yang tersedia dan merasakan hawa enaknya surge,
tiba-tiba diperintahkan mengusir mereka dari surge, sebab mereka tidak
punya bagian dalam surga itu, maka kembalilah mereka dengan penuh
penyesalan, sehingga mereka berkata: Ya Alloh, andaikan Engkau
memasukkan kami keneraka sebelum memperlihatkan kepada kami
surge dan segala yang disediakan untuk para waliMu, niscaya akan lebih
bagi kami. Alloh menjawab: memang Aku sengaja demikian, kamu dulu
jika sendiirian berbuat segala dosa-dosa besar, tetapi jika bertemu
من اكرمك فانمااكرم فيك جميل ستره فالحمد لمن سترك ليس الحمد لمن
اكرمك وشكرك
Syarah
Sudah menjadi sifat manusia bahwa Tiap orang pasti mempunyai cela/aib
dan kebusukan yang andaikan diketahui oleh orang lain, pasti orang lain
akan membanci dan tidak suka padanya. Kenyataannya ada orang yang
memuji,menghormatinya,adapun yang menyebabkan adanya orang yang
memuji dan menghormati padanya, bukan semata-mata karena
kebaikannya, tetapai karena Alloh menutupi kebusukan dan cacatnya,
maka pujian itu seharusnya kembali padaAlloh yang menutupi kebusukan
dan aibnya. Karena itu ia wajib bersyukur dan memuji kepada Alloh yang
menutupi aibnya, tidak pada manusia yang memujinya karena tidak tahu
kejelekannya, dan memuji kepada Alloh yang menutupi aibnya, tidak pada
manusia yang memujinya karena tidak tahu kejelekannya.
“Sahabat Sejati”
ٰ
ماصحبك الامن صاحبك وهوبعيبك عليم وليس ذلك الامولك الكريم
Syarah
Syarah
Anas ra. berkata: ketika Rosululloh saw. Sedang berjalan dan berjumpa
dengan seorang pemuda dari sahabat Anshor, Rosululloh bertanya:
Bagaimanakah keadaanmu hai Haritsah pada pagi ini?
Jawab Nabi saw. : Haritsah, bukan hanya satu surga tetapi surga didalam
surga-surga. Dan Haritsah telah mencapai Firdaus yang tertinggi.
Rosululloh saw. Ketika member tahu kepada para sahabat hal gugurnya
Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abi Tholib, dan Abdulloh bin Rowahah ra.
berkata: Demi Allohmereka tidak akan senang, andaikan mereka masih
berada diantara kami, Rosululloh memberitakan demikian dengan air
mata yang berlinang-linang.
ِّ ٰ
ماحجبك عن اّٰلل وجود موجود معه ولـكن حجبك عنه توهم موجود معه
148. “Tiada sutu benda (makhluk) yang dapat menghijab engkau dari
Alloh, tetapi yang menghijab engkau adalah prasangkamu adanya
sesuatu yang wujud disamping Alloh”.
Syarah
Segala sesuatu yang selain Alloh itu pada hakikatnya tidak maujud/tidak
ada,sebab yang wajib wujud/ada itu hanya Alloh, sedang yang lainnya
terserah belas kasih Alloh, untuk di adakan atau ditiadakan.
Jadi apabila kamu tidak bisa melihat/mengenal Alloh, itu bukan karena
ada perkara/ sesuatu yang di adakan Alloh yang menghalangi/menghijab
kamu, akan tetapi yang menghalangi kamu dari Alloh yaitu adanya
prasangkamu bahwa ada sesuatu yang wujud selain Alloh.
Syarah
Ya’ni dhohirnya Alloh kepada kita itu dari belakang tabir berupa semua
makhluk, ini yang menjadikan dhohirnya semua makhluk, dan menjadi
sebab kita bisa melihat wujudnya makhluk, seperti juga dhohirnya sinar
mata hari yang ada dikaca cermin.
Rosulullh saw. Bersabda: Hijab Alloh itu berupa cahaya, andaikan dibuka
pasti akan terbakar segala sesuatu yang menghadapinya.
ِّ ِّ
اظهركل شيءلانه الباطن وطوى وجودكل شيءلانه الظاهر
Syarah
tidak ada makhluk yang menyekutukan Alloh dalam sifat,dzat dan af’alnya
Alloh. Artinya Alloh tidak menjadikan sifat wujud dengan dzatnya/hakiki
pada selain Alloh. Semua makhluk itu ‘adam yang hakiki, dan semua
makhluk itu tidak wujud kecuali dengan wujudnya Alloh.
ِّ
المكونات ِّ
الممكونات وما اذن لك ان تقف مع ذوات اباح لك ان تنظر في
Syarah
Alloh mengizinkan kita untuk melihat cipatannya supaya kita bisa bisa
melihat bahwa semua itu ciptaan Alloh, jangan sampai kita
terjebak/berhenti hanya melihat/memperhatikan bendanya, sehingga kita
tidak melihat alloh dibalik benda-benda itu.
Dalam ayat ini menggunakan FII dengan makna dhorof, yang berarti:
yang harus diperhatikan yaitu apa yang ditempatkan, bukan tempatnya.
Syarah
Siapa saja yang memandang sifat Esa dzatnya Alloh, pasti tidak akan
menemukan sifat tetap dan nyata pada semua makhluk,. Semua makhluk
itu bisa mempunyai sifat tetap kalau memandang sifat WAHIDnya Alloh.
sifat AHADIYYAH menurut para Arifin Dzat yang bersih dari sifat
tetap/nyata pada semua mahluk. Sedangkan sifat WAHIDIYYAH itu
dzatnya Alloh yang nyata ada pada semua makhluk, dan semua makhluk
mempunyai sifat tetap (ada) sebab memandang adanya Alloh pada
semua makhluk, sehingga para Arifiin mengatakan “ AL-AHADIYYATU
BAHRUN-BILA MAUJIN WAL WAA-HIDIYYATU BAHRUN MA’A
MAUJIN. (Ahadiyyah itu umpama laut tanpa ombak, sedangkan
Wahidiyyah itu umpama laut beserta ombaknya). Yakni: menurut
pandangan para Arifin, Alloh itu di ibaratkan laut, maka makhluk
diibaratkan ombak yang di gerakkan oleh laut. Jadi jelasnya semua
makhluk itu bukan Alloh.
Ke-Esaan dzat Alloh yang tidak bersekutu itu melenyapkan apa saja
(makhluk),yakni tetap Alloh yang tunggal dan segala sesuatu yang
selainNya itu hanya bayangan belaka yang di ciptakan / di wujudkan oleh
Alloh.
Syarah
Dan siapa yang merasa senang dengan pujian orang lain terhadap
dirinya, berarti dia telah memberi kesempatan pada setan untuk masuk
dan merusak imannya.
ٰ
استحيى من اّٰلل ان يثنى عليه بوصف لايشهده من نفسه الموءمن اذامدح
154. “Orang mukmin yang sejati itu ketika dipuji orang, dia malu pada
Alloh, karena ia dipuji bukan karena sifat yang ada pada dirinya, tapi dari
Alloh”.
Syarah
Jadi apabila orang lain memuji dirinya dan meyebut kebaikannya, dia
merasa malu kepada Alloh, karena dia merasa tidak mempunyai sifat-sifat
yang layak dipuji, sebab ia merasa hanya mendapat karunia Alloh jika ia
Seorang salik itu harus tidak percaya dengan pujian orang lain, tetapi dia
juga tidak diperintah untuk merobah/menolak supaya orang lain tidak
memuji atau berprasangka baik padanya, dia hanya di perintah untuk
tidak terpengaruh,dan supaya mendahulukan apa yang diketaui terhadap
dirinya sendiri,mengalahkan prasangka orang lain. Yang penting tidak
keterlaluan pujiannya, kalau keterlaluan maka harus di tolak.
Syarah
Orang yang dipuji orang lain dan terpengaruh dengan pujiannya, dan
menganggap baik pada dirinya sendiri, orang seperti ini adalah orang
paling bodoh, karena yang yakin ia ketahui yaitu kekurangan-kekurangan
dan dosa-dosa yang telah dilakukannya atau rendahnya akhlaqnya dan
kelemahan imannya sendiri.
Syarah
ِّ
والعارفون اذامدحوا، الزهاد اذامدحواانقبضوالشهودهم الثناءمن الخلق
ِّ
انبسطوا لشهودهم ذالك من الملك الحق
157. “Orang-orang yang zuhud (ahli ibadah) jika dipuji oleh orang lain,
mereka merasa ketakutan, karena kuatir terpengaruh,karena pujian itu
datangnya dari sesame makhluk, sebaliknya orang aarif jika dipuji mereka
merasa senang dan gembira karena mengerti benar-benar pujian itu
datang dari Alloh raja yang haq”.
Syarah
Orang aarif itu selau hadir kehdhrotulloh, tidak pernah memandang selain
Alloh, mereka menganggap pujian-pujian itu datang dari Alloh, sehingga
mereka gembira, dan pujian itu bisa menambah kekuatan hatinya dan
kedudukannya dihadapan Alloh, karena mereka tidak memandang pada
dirinya tidak membanggakan amalnya, dan tidak terpengruh dangan
pujian ataupun cela-an orang lain. Kata Hikmah ini sesuai dengan Hadits
nabi saw.: Idza mudihal-mu’minu fii-waj-hihi robal-iimanu fii
qolbihi”.(ketika seorang mukmin di puji didepannya maka iman
dalam hatinya bertambah kuat).
Rosululloh sendiri pernah dipuji dengan qosidah oleh Hassan dan Ka’ab
bin Zuhair, Rsululloh saw. Menunjukkan kegembiraan bahkan
memberikan mantel kepada Ka’ab bin Zuhair.
Orang yang mempunyai makom ini antara dihina dan di puji orang tidak
akan ada bekasnya dalam hati, karena mereka tidak memandang itu
semua dari makhluk, tapi mereka melihat itu semua dari Alloh swt.
“Sifat Ke-Kanak-Kanakan”
ِّ َ ُ
ُ
متى كنت اذا اعطيت بسطك العطاءوإذامنعت قبضك المنع فاستدل
ِّ
بذالك على ثبوت طفوليتك وعدم صدقك في عبوديتك
Syarah
Syarah
Engkau jangan putus asa dengan merasa tidak mungkin bisa istiqomah
dalam menghamba pada Alloh,(sehingga mendorong kamu melakukan
dosa-dosa yang lainnya) karena engkau terlanjur melakukan dosa,
َ َ ْ َ ْ َ
واذا اردت ان يفتح،الرجاء فاشهد مامنه اليك
ِ اذاارادت ان يفتح لك باب
ٕليه
ِ لك باب الخوف فاشهد مامنك ا
Syarah
Hikmah ini menjelaskan dua cara untuk bertaqarrub kepada Alloh yaitu :
1. Roja’ (berharap hanya kepada Alloh), caranya: selalu memperhatikan
apa yang ada pada dirimu dari nikmat pemberian Alloh, macam-
macamnya manfaat yang diberikan kepadamu, dan dihindarkan dari
macam-macamnya bala’ bencana mulai dari kamu dalm kandungan
ibumu sampai saat ini. Sehingga hati kamu bisa berharap secara optimis
dan husnud-dhon kepada Alloh dan tidak akan putus asa. 2. Khouf (Takut
hanya kepada Alloh), caranya: selalu memperhatikan apa-apa dari dirimu
tentang kekurangan dan kecurangan mu dalam menghamba kepada
Alloh, adab yang kurang baik terhadap Alloh. Sehingga timbul dalam
hatimu rasa takut kepada Alloh. Kedua sifat ini harus dimiliki oleh setiap
mukmin.
ُ ِّ ْ ِّ
ربما افادك في ليل القبض مالم تستفده في إشراق نهارالبسط لاتد ُرون ايه ْم
ً َ
ُ َ
اقرب لكم نفعا
Syarah
ُ
والاسرار ُ
مطالع الانوارالقلوب
Syarah
Hati dan sirnya para ‘Arifiin itu ibaratnya seperti langit yang menjadi
tempat berjuta-juta bintang, bulan dan matahari. Seperti yang sudah
diterangkan pada hikmah yang terdahulu bahwa nur yang keluar dari hati
‘Arifiin itu lebih terang dibandingkan sinarnya bintang, bulan dan matahari.
Jadi kalau kta tidak mengetahui nurnya ‘Arifin itu bagian dari belas
kasihnya Alloh.
ُ ٌ َ
الغيوب
ِ خزاءن من النورالوارد
ِ من مدده القلوب
ِ فى ع ورمستودن
Syarah
Selanjutnya Syeih ibnu ‘Atho’illah memberi isyarah kalau Nur itu ada dua
macam, dengan dawuh:
ٰ ُ
ونوريكشف لك به عن اوصافه،نوريكشف لك ِبه عن اثاره
164. “Nur yang di capai dengan panca indera itu bisa membuka
/menerangkan keadaan makhluk (atsar), dan nur keyakinan dalam hati
dapat menunjukkan kamu hakikat sifat-sifat Alloh”.
Syarah
Hikmah ini juga bisa di artikan: 1.Nur yang ada dihati Arifiin itu bisa
membuka/ mengetahui keadaan makhluk , mengetahui apa yang ada
diatas dan dibawah langit, apa yang ada dibawah bumi dll. Yang seperti
ini dinamakan Kasyaf Shuwary. Menurut ulama’ ahli hakikat Kasyaf
Shuwary itu tidak dipentingkan. 2. Dan Nur itu juga bisa membuka sifat-
sifat keagungan,dan keindahan Alloh, nur yang seperti ini tidak akan bisa
berhasil kecuali Alloh memperlihatkan sifat-sifat keagunganNya pada
hamba.hal seperti ini disebut Kasyaf Ma’nawy. Dan inilah yang terpenting
menurut para Arifiin.
Syarah
Syarah
Nur cahaya kewalian itu sangatlah agung dan mulia, maka Alloh
mengagungkannya dari kehinaan sebab diperlihatkan, dan dijaga oleh
Alloh dari keterkenalan dikalangan makhluk.hikmah ini juga sudah
diterangakan pada hikmah 118 terdahulu, dan juga Alloh menutupi nur
kewalian karena rahmat /kasih sayang dari Alloh terhadap orang-orang
mukmin, sebab sekiranya nur kewalian terbuka pada seseorang, orang
tersebut berkewajiban mencukupi hak-haknya wali, yang mungkin tidak
dapat melaksanakannya. Dan dengan demikian berarti telah berbuat
dosa durhaka.
ُ َ
ٰ
٭ سبحان من لم يجعل الدليل على اولياءه الامن حيث الدليل عليه
167. “Maha suci Alloh yang sengaja tidak membuat tanda untuk para
walinya, kecuali sekedar perkara yang menunjukan kepada Alloh, dan
Alloh tidak akan mempertemukan dengan mereka kecuali pada orang
yang dikehendaki akan wushul (sampai) kepada Alloh”
Syarah
Syeih abu Ali Al-Jurjay berkata: Seorang wali itu orang yang fana’ lupa
pada dirinya dan tetap Baqo’ dalam musyahadah dan melihat Tuhan.
Alloh mengtur segala-galanya, maka karena itu terus-menerus datang
kepadanya Nur Ilahi.
Syarah
ُ ٰ
ِّ
م ِن اطلع على اسرار العباد ولم يتخلق بالرحمة الإلهية كان اطلاعه فتـنة
169. “Barang siapa yang dapat melihat rahasia hati manusia sedang ia
tidak meniru sifat belas kasih (Rahmat) Tuhan, maka pengetahuan itu
menjadi fitnah baginya,dan menjadi sebab datangnya (bala’) bahaya bagi
dirinya sendiri.”
Syarah
Orang yang tidak dibukakan kasyaf untuk bisa melihat rahasia dalam hati
sesama manusia itu termasuk karunia belas kasih dari Alloh, sebab
apabila dia dibukakan kasyaf sehingga bisa mengetahui rahasia hati
orang lain, tapi dia tidak meniru sifat rahmat dan ampunan Alloh, seperti
tidak mau menutupi aib orang lain, tidak mau memaafkan kesalahan
orang lain, tidak kasihan pada orang yang berbuat dosa/kesalahan, maka
kasyaf yang demikian akan menjadi fitnah bagi yang diberi, dan menjadi
َ ُ َ
َ رح ُم
ْ وام ْ َ ُ َ
.الارض َي ْرحمكم من فى السم ِاء
ِ فى ن اِ ،من ح الر حمهمرْ َ الراحمون
ي
“orang yang belas kasih, dikasihi oleh Alloh (ar-rohman), karena itu
kasihanilah orang yang dibumi niscaya kamu dikasihi orang yang dilangit”.
Ada keterangan ulama’ lain meriwayatkan: apa yang di alami Nabi ibrohim
itu yang menyebabkan Alloh memerintahkan menyembelih puteranya
(Nabi Isma’il) dan ketika Nabi Ibrohim memegang pisau untuk
menyembelih puteranya ia berkata: Ya Alloh, ini putraku, buah hatiku
orang yang sangat aku cinta. Tiba-tiba ada jawaban: ingatlah ketika
engkau meminta padaku untuk membinasakan hambaku, apakah engkau
tidak tahu bahwa Aku amat kasih pada hambaKu, sebagaimana kasihmu
terhadap anakmu, maka jika engkau memita padaKu untuk membunuh
hambaKu, maka Aku minta padamu untuk membunuh anak kandungmu,
jadi satu-satu, ingatlah, yang memulai itu yang lebih kejam.
ٌّ
خفي ومدواة وحظها فى الطاعة باطن،جلي ٌ
ٌّ ظاهر حظ النفس فى المعصية
ُ ٌ
صعب علاجه ما يخفى
170. “ Bagiannya hawa nafsu dalam perbuatan maksiat itu sangat jelas
dan terang, sedangkan bagian nafsu dalam perbuatan taat (ibadah) itu
halus dan samar, untuk mengobati yang samar itu itu sangat sulit
penyembuhannya.”
Syarah
Ketahuilah bahwa hawa nafsu itu selalu ambil bagian/peran baik dalam
maksiat atau dalam taat(ibadah). Kepentingan nafsu dalam maksiat itu
jelas, sperti zina, minum-minuman keras, dia jelas merasakan enaknya
dan kepuasannya. Karena nafsu mengajak maksiat itu tujuannya hanya
ingin merasakan kenikmatan dan kepuasan dan ahirnya terjadi bencana
dan kehinaan.
َ ُ ُ
الرياء عليك من حيث لاينظرالخلق اليك ر ِّبما دخل
171. “Terkadang masuknya riya’ dalam amal perbuatanmu itu dari arah
yang tidak ada orang yang melihat padamu.”
Riya’ yang masuk dalam amal perbuatan ketika didepan orang banyak itu
dinamakan Riya’ jaliy (terang). Riya’ juga bisa masuk pada amal ketika
sendirian, dan tidak ada orang yang mengetahuinya. Dan dengan
amalnya itu dia berharap akan di sanjung orang, dimulyakan orang,
seumpama dia berilmu, supaya orang lain mencukupi hak-haknya, dan
apabila tidak dia berharap supaya orang lain disiksa oleh Alloh sebab
tidak menghormati orang yang berilmu.apabila hal seperti ini ada dalam
diri seseorang itu tandanya dia riya’dengan ilmunya, yang seperti ini
dinamakan Riya’Khofiy(samar).
Dan tidak akan selamat dari Riya’ Jaliy dan Riya’ khofiy kecuali orang
yang sudah Ma’rifat billah, dan kuat tauhidnya. karena Alloh sudah
menjaganya dari syirik dan menutup pandangannya dari melihat makhluk
sebab Nur keyakinan dan Nur ma’rifat yang sudah terang bersinar dalam
hatinya. para Arifiin itu sudah tidak berharap dapat manfaat dari orang
lain(makhluk), dan juga tidak takut bahaya dari makhluk. Dan amalnya
para Arif itu bersih dari Riya’ walaupun di kerjakan didepan orang banyak.
Rosululloh bersabda: “ Syirik itu ada yang lebih samar dari jalannya semut
hitam di atas batu hitam dimalam yang gelap gulita.” (dan riya’ itu
termasuk syirik yang samar, yaitu beramal tidak karena Alloh)
Sayyidina Ali bin Abi Tholib ra. berkata: Kelak dihari kiamat Alloh akan
berkata kepada orang-orang yang zahid dan fakir,: tidakkah telah
dimurahkan (diturunkan)harga barang-barang untuk kamu, tidakkah jika
kamu berjalan lalu diberi salam terlebih dahulu, tidakkah jika kamu
berhajat segera disampaikan (dibantu) semua hajatmu. Di dlam hadis lain
diterangkan : Kini tidak ada lagi pahala bagimu, sebab semua pahalamu
telah kamu terima semasa hidup didunia.
Syeih Yusuf bin Al-Husain Ar-rozy berkata: sesuatu yang amat berharga
didunia ini ialah ikhlas, beberapa kali aku bersungguh-sungguh untuk
menghilangkan Riya’ dalam hatiku, tiba-tiba tumbuh lagi dengan lain
corak (model).
َ ُ
ك ف ٍي
ٍ ل عل ٍى عد ٍم صدق
ٍ دلي،ٍ ـتك
ٍ خلق بخصوصي
ٍ ن يعل ٍم ال
ٍك ا
ٍ استشراف
ك
ٍ عبوديـت
Syarah
Syeih Abu Abdulloh Al-Qurasyi berkata: siapa yang tidak puas dengan
pendengaran dan penglihatan Alloh dalam amal perbuatannya, maka
pasti dai kemasukan riya’.
Syeih Abul Abbas Al-Mursyi berkata: Barang siapa yang ingin terkenal,
maka ia budak(hamba)nya terkenal, dan siapa yang ingin tersembunyi,
maka ia budak(hamba)nya tersembunyi, dan siapa yang benar-benar
merasa sebagai hamba Alloh, maka terserah pada Alloh apakah dia
diterkenalkan atau disembunyikan, yakni sama saja, yang penting
beramal karena Alloh.
Syarah
Syei Al-Harits Al-Muhasiby ra. Ketika ditanya tentang tanda orang yang
ikhlas, yaitu: yang tidak menghiraukan dinilai apa saja oleh sesama
manusia, asalkan ia sudah benar hubungannya dengan Alloh dan tidak
ada orang yang mengetahui walau sekecil debu dari amal kebaikannya,
dan tidak takut jika ada orang yang mengetahui perbuatannya yang tidak
baik. Sebab jika ia takut diketahui kejelekannya, berarti ia ingin dipuji atau
besar dalam pandangan orang, dan itu tidak termasuk kelakuan atau
akhlak orang yang benar-benar ikhlas.
َ ِّ ُ ْ ُ َ ََّ َ َ َ ْ َ
ىء
ٍ ش ل ك ى
ِ ِ ِف ده هش ق ح ل ا ف م ن عر
ِّ ُ ْ َ َ َ َ ْ ََ
شىء َ
ومن ف ِني ِب ِه غاب عن ك ِل
ٍ
175. “ Barang siapa yang fana’ sebab melihat Alloh (berada dimaqom
Fana’), pasti ia lupa (ghoib) dari segala sesuatu.”
Syarah
Jadi orang yang sudah berada di maqom fana’, mereka sudah tidak
melihat apa yang ada di alam ini kecuali hanya Alloh, dan orang tersebut
sudah lupa pada dirinya, tidak merasakan apa yang ada pada dirinya,
mereka sudah tidak melihat sifat wujud dan nyata pada apa yang dilihat.
Berbeda dengan orang yang berada dimaqom ma’rifat, mereka melihat
makhluk dan juga melihat Alloh yang menciptakan makhluk, mereka
dengan jelas melihat Alloh pada setiap perkara yang wujud(makhluk), jadi
para arif itu masih merasa dirinya ada, dan masih melihat adanya
makhluk.
َ ََ َُ َ َ ْ َ
ِ َومن احَّبه لم يوء ِثـرعل
ًيه شيـءـا ْ ُ ْ
176. “ Dan barang siapa yang cinta pada Alloh (berada di maqom
Mahabbah), tidak akan mengutamakan sesuatu (dari kesenangan dirinya
dan lainnya) mengalahkan Alloh.”
Syarah
Jadi siapa saja yang mengaku cinta pada Alloh, tetapi masih memilih
selain Alloh, dan mementingkan kepentingannya dan kepentingan selain
Alloh,dan mengalahkan kepentingan pada Alloh, maka pengakuan
cintanya itu bohong.
“Hijabnya Makhluk”
َ ْ ْ ُ َ َّ َ ْ َ ََّ ْ َ َ َ َ َّ
ِإنما حجب الحق عنك ِشدة قر ِب ِه ِمنك
Syarah
Begitu juga Alloh, kita tidak bisa melihat Alloh, karena terlalu dekatnya
Alloh, Alloh meliputi kita dengan cara yang sangat sempurna.
Alloh berfirman : “ Dan Aku lebih dekat (kepada mayyit) dari pada kamu
semua, akan tetapi kamu semua tidak tahu”
Syarah
Jadi hakikat/dzat itu tidak akan bisa dicapai dengan panca indera, tapi
bisa dicpai dengan matahati yang terang.
َ ُ َ َ ْ ُ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َّ َ َ ُ ْ َ َ ً ُّ َ َ َ َُ َ ْ ُ َ
لا يكن طلبك تسـبـبا ِالى العط ِاء ِمنه في ِقل فهمك عنه واليكن طلبك
َّ ُ ُّ ُ ُ ً ُ
َ الع ُبودَّية ْ
وق الربوبي ِة ِ ق ح بِ قياما و ِ ِ هار
ِ ظ ِلا
Syarah
َّ َ َ ً َ َ َّ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ ْ َ
ـه الس ِاب ِق
ِ كيف يكون طلبك اللا ِحق سبـبا فى عط ِاء
181. “ Maha suci hukum(putusan) Alloh yang telah pasti dalam azal, jika
disandarkan kepada sebab musabab(‘ilat).”
Syarah
Sungguh tidak masuk akal kalau permintaan kita yang baru sekarang, itu
menjadi sebab pemberian Alloh yang sudah lalu. Sesungguhnya
keputusan Alloh dalam menentukan peraturan alam ini sudah
ditentukan/tetapkan dalam zaman ‘azal sebelum adanya alam ini, dan
termasuk juga segala kebutuhan hajat hidup semua makhluk termasuk
kita manusia, artinya sebelum kita meminta sesungguhnya Alloh sudah
menentukan apa yang diberikan kepada kita. Yakni Alloh sudah memberi
sebelum kita meminta. Sebagai contoh kita tidak/belum pernah meminta
hidup tapi Alloh sudah memberi kehidupan, sewaktu kita masih dalam
alam kandungan sampai kita lahir, dan dimasa kanak-kanak, kita belum
pernah meminta bahkan belum tahu caranya meminta hajat kebutuhan
kita, Alloh sudah terlebih dahulu memberikan semua hajat kebutuhan kita
sehingga kita bisa hidup sampai sekarang, dan itu sama berlaku
seterusnya.Karena itu jangan mengira seolah-olah Alloh lupa dengan
hajat kebutuhanmu, sehingga kamu harus mengingatkan Alloh supaya
memberikan hajat kebutuhanmu. Kalau memang demikian
kepercayaanmu terhadap Alloh, berarti benar-benar engkau belum
mengenal Alloh dalam sifat kesempurnaanNya. Segala sesuatu yang
terjadi dialam ini, semata-mata dari qudrat dan irodatnya Alloh secara
mutlak, sehingga tidak disandarkan pada ‘ilat/sebab musabab (karena ini
dan itu).
ََ ُ ُ َ ََ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ َْ َ َ ْ َ َ ْ ُ ُ َ َ
لالش ى ٍء ِمنك واين كنت ِحين واجهـتـك ِعنـايتـه وقا ِ ـك ِعنايـتـه ِفي
ْمال َو َلا ُو ُج ُد َا ْح َوال َب ْل َل ْم َي ُكن
َ َْ ُ َ
ع ا ص خلا ا ه ل ز
ََ
ا ى ف نْ ك
ُ
َ
ي ْ
م ل
َ ُ ُ َ َ ْ ََ
ه تـ َ بلتـك رع
اي
ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ِّ َّ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َ َ ُ
الِ الافضال وعظيم النو ِ هناك الا محض
Syarah
Alloh sudah melengkapi dan memenuhi hajat kebutuhan kita disaat kita
sendiri belum mengerti apa saja kebutuhan kita, maka dari itu coba kita
pikirkan dan perhatikan perhatian dan pemberian Alloh pada kita
semenjak kita masih berupa air mani, sama sekali kita belum bisa berdo’a
dan beramal, tetapi perlengkapan yang diberikan Alloh kepada kita tidak
berkurang sedikitpun, dan selanjutnya hingga kita lahir, masa kanak-
kanak, dewasa dan tua, karunia dan pemberian serta perhatian Alloh
kepada kita tidak berubah. Dan semua itu tidak bersandar pada amal atau
do’a kita. Tapi semata-mata kekuasaan dan kehendak Alloh yang mutlak.
َ ْ َ ُّ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ِّ ُ ُ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ ََّ َ َ
يـختـص ِبرحم ِت ِه: العنـاي ِة فقالِ ـر
ِ ور ِس ِ ع ِلم ان ال ِعباد يتشوقـون ِالى ظه
َ َ ْ ً َ ْ َ ُ َ ََ َ َ ُ َّ َ ْ َ ُ َ ِّ َ َ َ َ ُ َ َ َِّ ْ َ
َ ْ
وع ِلم انـه لو خلا هم وذالك لتركواالعمل إع ِتمادا على الاز ِل.من يـشـاء
ْ
َيـن ْ ُ َ ٌ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ َ
إن رحمة َ اّٰللِ ق ِريب ِمن المح ِس ِن:فقال
Syarah
Sir itu berarti: semua perkara yang ditutupi, karena itu sir dirahasiakan
pada kita.
َ َ ُ ْ َ َ َ َ َُّ ُ َ ْ َ َ ْ
ىء
ٍ ـتـند ِهي الى ش
ِ ىء ولا تس ٍ ـند كل شِ ـة يسـت
ِ المشيـء
ِ إلى
Syarah : Segala yang ada ini muncul karena kehendak AzaliNya. Doa,
amal ibadah, dan usaha tidak memiliki pengaruh apa pun, pada
munculnya keinginan para hamba. Semua bergantung pada hukum Azali.
Lalu aturan kehambaan kita, adalah aturan harus dilakukan, yaitu
berusaha, beramal ibadah, taat dan patuh dan senantiasa butuh kepada
Allah Swt, sebagai perwujudan kepatuhan hamba kepadaNya.
ً ْ َ َ ُ َ ُ ُ َّ َ َ َ ِّ ُ
كره
ِ سـمته واستغالا ِبذ
ِ الطلب ِاعتمادا على ِق
ِ رك
ِ ربـما دلـهم الاداب على ت
مسـءـلته ْ
عن
ِ
Syarah
Para ulama ada yang berbeda pendapat tentang lebih utama mana antara
meminta/berdo’a atau diam/tidak meminta.
Ada yang berpendapat: lebih utama berdo’a, karena berdo’a itu bagian
dari ibadah, dan mengerjakan perkara yang disebut ibadah itu lebih utama
daripada meninggalkannya.
Sebagian berpendapat : diam dan tidak berdo’a dan merasa puas dan
ridho dengan berlakunya hukum (qodho’) itu lebih sempurna dan diridhoi,
karena sesuatu yang sudah dipilihkan Alloh untuk kita itu lebih itu lebih
utama daripada pilihan kita. Dalam hidist qudsi Alloh berfirman : barang
siapa tersikkan dzikir kepadaKu dan meninggalkan meminta kepadaKu,
Aku akan memberi yang terbaik dari apa yang Aku berikan pada orang
yang meminta.
Apabila hati lebih condong kepada do’a, maka lebih baik berdo’a, dan
apabila hati lebih condong diam, maka diam dan tidak berdo’a lebih baik,.
ُ َ ِّ ُ ْ ُ ُ ُ َّ َ
الاهمال
ُ ُ ُْ
له كنم ي من
ُ َّ
ه ينبـ ما ـ وإن ـفال غ الا له وز ج ي من ُ
ر ك ذ ُ ِّإن َـما
ي
ِ ِ
Syarah
Apakah mungkin Alloh itu lupa? Kok harus dingingatkan dengan meminta,
Dan apakah mungkin Alloh itu teledor, sehingga tidak memperhatikan
hambanya? Itu tidak mungkin, dan itu muhal bagi Alloh. Maka bagi para
‘Arif meninggalkan meminta itu bagian dari adab tatakrama kepada alloh.
Syeih Abu Bakar Al-Wasithi ra. Ketika diminta mendo’akan muridnya, lalu
ia berkata: Saya kuatir kalau saya berdo’a, lalu ditanyakan kepadaku
begini: kalau kamu meminta kepadaKu (Alloh) apa yang menjadi hakmu,
berarti engkau curiga kepadaKu, dan bila kau meminta apa yang bukan
menjadi hakmu, berarti engkau telah menyalahgunakan kewajibanmu
untuk memuji kepadaKu, dan bila kau ridho maka Aku akan menjalankan
padamu apa yang sudah Aku tetapkan pada masa yang sudah
lalu(zaman ‘Azal).
Syeih Abdulloh bin Munazil berkata: sejak lima puluh tahun saya tidak
pernah berdo’a meminta kepada alloh, juga tidak ingin di do’akan oleh
oranglain. Sebab segala sesuatu berjalan menurut apa yang telah
ditetapkan oleh Alloh dizman ‘azal, dan saya sudah merasa puas dengan
itu.
ُ ُ ْ َ َ ُ ْ ُُ
ريدين
ِ الم ياد ورودالفـاق ِة اع
Syarah
ْ َّ ُ ُ َ َ ْ َ َ ِّ ُ
الصلاة والصو ِم
ِ فى ه د ج مالات
ِ الفاقة
ِ فى المزيد
ِ من ت ربما وجد
Syarah
Itu bisa terjadi sebab puasa dan sholat terkadang karena kesenangan dan
kepentingan hawa nafsu,sehingga ibadahnya tidak bisa selamat dari
afatnya ibadah seperti riya’, takabbur, ujub dan lain-lain. Berbeda ketika
dalam kondisi fakir, akan hilang kesenangan dan kepentingan hawa
nafsu. Dan lagi hikmah ini bisa di artikan bahwa datangnya kefakiran,
bala’ itu sebagai nikmat batin (samar).
ُ َ
َ ات ُب ُس ُط
َ الم
اهب
ِ و الفاق
Syarah
Dan lagi apabila Alloh akan memberi anugerah yang besar kepada
hamba, akan tetapi amal ibadah lahiryahnya tidak mencukupi sebagai
tebusan karunia alloh, maka Alloh menguji padanya dengan bala’ sebagai
tebusan berbagai dosa, kemudian diberikannya anugerah karunia dari
Alloh.
ُ ِّ َ ِّ َ ْ َ َ َ ْ َ ِّ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ ََ
اه ِب عليك ص ِحح الفقر والفاقة َ لديك "انما الصدقات
ِ اذااردت ورودالمو
ُ
َ لف
"قر ِاء ِل
َ ْ َ ْ َّ َ َ َّ َ ٰ ْ َّ َ َ َّ ُ َ ْ َّ َ
تحقـق ِبعج ِزك، تحقـق بذ ِلك ُيمدك ِبع ِِّز ِه،صافه
ِ ْ
أو بِ ك د مِ ي ك صاف
ِ
ْ
أو بِ تحقـ
ق
َّ َ َ َ َّ َ ُ ْ َّ َ َ ْ ُ َ َّ ُ
وله وقو ِته
ِ عفك يمدك ِبح
ِ تحقـق بض،اته
ِ يمدك بقدر
Kedua hikmah ini mengajarkan kepada kita supaya menempati posisi kita
yang semestinya, yaitu sebagai hamba, yang mempunyai sifat asli yaitu:
fakir, kurang lemah, hina, dan bodoh. Apabila kita mengakui dan
memposisikan diri sebagai hamba, niscaya Alloh akan menolong kita,
memberi kemudahan dan karuniaNya kepada kita. Dan ketika Alloh
memberikan kekayaan, kemuliaan, kekuasaan dan kekuatan, kita akan
sadar dan merasa bahwa itu semua dari Alloh, bukan dari diri sendiri, dan
bukan dari lain-lainnya Alloh.itulah tauhid yang murni, yang tidak ada
Tuhan, tidak ada daya kekuatan, melainkan Alloh, dan semata-mata
bantuan dan pertolonganNya, tanpa ada perantara dari luar maupun dari
dalam diri sendiri. Sebaliknya apabila kita tidak mau menempati
kedudukan kita sebagai hamba, dan lupa akan sifat kehambaan, yang
akan menjadikan murka Alloh, dan menyaingi sifat-sifat Alloh.
“Hakikatnya Karomah”
ُ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ
الاس ِتقامة َ
ِ الكرامة َمن لم تكـمل له ُرَّبما ُر ِزق
Syeih Abu Yazid Al-Busthomy ra. Berkata: Andaikata ada orang berjalan
diatas air, atau duduk diudara, maka jangan kau tertipu olehnya sehingga
kau perhatikan ia, bagaimana terhadap perintah dan larangan Alloh dan
Rosululloh. Sebab setan dapat bergerak dari timur kebarat dalam sekejap
mata, dan dia tetap dilaknat(terkutuk).
“Tanda-tanda Kedudukan/Maqom”
َ َّ ُ ُ َ َّ ُ َ ِّ ََ َ َ
اءـج ِ شيءاقامته ِايك ف
ِ يه مع حصول النتـ ٍ مة الحق ِلك ِفي
ِ مات ِاقا
ِ من علا
Syarah
Apabila Alloh memudahkan bagimu kebutuhan hidup dari jalan yang tidak
tersangka, kemudian jiwamu tetap tenang ketika terjadi kekurangan,
karena tetap ingat dan bersandar kepada Tuhan, dan tidak berubah
dalam menunaikan kewajiban-kewajiban. Tanda orang yang berada di
maqom kasab yaitu:
َ ْ َ ََّ ْ ُ ُ ْ َ ْ ْ َ ََّ
ِساط ِاحسا ِن اّٰلل ِ ساط احسا ِنه اص َمتـته
ِ الاساءة ومن عبر ِمن ِب ِ من عبر ِمن ِب
ْ ْ
َ
اذاأساء اليه لم َيص ُمت
ِ
Syarah
Syeih Abul-Abbas Al-Mursy ra. Berkata: Manusia itu terbagi menjadi tiga
golongan. Pertama : golongan yang selalu memperhatikan apa-apa yang
dari dirinya kepada Alloh. kedua : Golongan yang selalu hanya ingat
pemberian dan karunia dari Alloh kepda dirinya. Ketiga : Golongan yang
hanya memandang bhwa semua dari Alloh kembali pada Alloh.
Golongan kedua : selalu melihat semua itu adalah karunia dari Alloh,
maka ia selalu gembira.
Syeih Abul Hasan As-Syadzily ra. Berkata : Pada suatu malam saya
membaca surat Qul-a’udzu birobbinnas hingga akhir surat. Tiba-tiba
terasa bagiku bahwa : Syarril was-waasil-khonnaas, yang berbisik dalam
hati itu ialah yang menyusup antara kau dengan Alloh, untuk melupakan
engkau dari karunia-karunia Alloh, yang halus dan samar, dan
mengingatkan engkau pada perbuatan-perbuatanmu yang jahat/dosa.
Tujuannya untuk membelokkan engkau dari khusnud-dhon kepada
su’udh-dhon terhadap Alloh. Maka waspadalah. Beliau juga berkata :
Seorang ‘Aarif itu ialah seorang yang telah mengetahui rahasia-rahasia
karunia Alloh didalam berbagai macam ujian bala’ yang menimpanya
sehari-hari. Danjuga menyadari/mengakui kesalahan-kesalahanny
didalam lingkungan belas kasih Allohkepadanya. Beliau berkata lagi :
Sedikitnya amal dengan mengkui karunia Alloh, itu lebih baik dari
banyaknya amal dengan merasa kekurangan diri sendiri. Yakni seolah-
olah mempunyai kekuatan sendiri untuk bikin baik, hanya sekarang belum
baik, sehingga ia selalu berduka cita memikirkan bagaimana ia dapatnya
lebih baik. Padahal seharusnya ia menyerah dan hanya meminta kepada
Alloh saja. sebab jika Alloh belum memberi maka tetap tidak ada
perubahan pada dirinya, berdasarkan pengertian ayat :
ُ ْ َ َ ُ َ َ ْ َّ َ َ ْ َ
ومن يتوكـل على اّٰللِ فـهو حسبه
(Dan siapa yang berserah diri kepada Alloh, maka Alloh sendiri yang akan
mencukupi/ melengkapi kekurangannya.)
َُّ ْ َ
ِلاحول ولاقوة َالا ِباّٰلل
dan tiada daya upaya atau kekuatan , kecuali atas bantuan dan
pertolongan Alloh.
ُبير ِّ َ
ْ الت َـ ْع َ ُ ْ ْ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َْ َ ُ ُ َْ ُ َ
سبق انوار الحكم ِاء اقوالهم فحيث صارالتنوير وصـل
ِ تـ
Rosululloh bersabda :
َ َ
ِكمة مخافة اّٰلل
ِ لحِ رأ ُْس ا
Ulama’ yang tidak takut kepada Alloh, adalah ulama’ suu’ (penipu
ummat). Siapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayah
imannya, maka tidak bertambah dekatnya kepada Alloh, bahkan
bertambah jauh.
Alloh berfirman :
ُ َ ْ َ ْ َ َ َّ
ُالعلماء ده َ
ِ إ ِنما يخشى اّٰلل ِمن ِعبا
َ ََ ُ ْ َ َُ ْ ْ َ َ ُ َُْ َ ُّ ُ
كـل كلا ٍم يبرز وعلي ِه ِكسوة القل ِب الذى ِمنه برز
196. “ Setiap perkataan yang keluar itu pasti membawa corak bentuk hati
yang mengeluarkannya.”
Syarah
Dan lagi tiap-tiap tempat (wadah) itu pasti akan mengeluarkan yang terisi
didalamnya,sebagai contoh :gelas atau lainnya yang terisi kopi, itu pasti
yang dikeluarkan juga kopi, tidak mungkin air putih.
Syeih Abul Abbas Al-Mursy ra. Berkata: keadaan hamba itu hanya ada
empat macam : Nikmat, bala’, taat, maksiat. Maka jika didalam nikmat
kewajiban hamba bersyukur kepada Alloh, dan jika menerima bala’ maka
hamba harus bersabar, dan jika dapat melakukan taat harus merasa itu
taufiq dan hidayah dari Alloh, dan bila tergelincir dalam dosa/ maksiat
maka harus meminta ampun(beristighfar).
197. “Barang siapa sudah mendapat izin dari Alloh untuk mengajar
(menerangkan ilmu makrifat), maka keterangannya itu bisa difahami oleh
pendengarnya, dan isyarat petunjuknya bisa diterima dengan jelas.”
Syarah
Maksud dari orang yang sudah mendapat izin dari Alloh yaitu : orang yang
mengajar/memberi nasihat itu Lillahi (karena Alloh) wa Billahi (dan sebab
bantuan/pertolongan Alloh, wa Fillahi(dalam tuntunan hukum Alloh).
َ َ ْ َ ْ ُ ْ ََ َ َْ َ ُ ْ َ ُ ََ َ َ َ َ َُّ
ظهار
ِ الا
ِ ربما برز ِت الحق ِاءـق مكسوفة الانو ِار ِاذالم يوءذن لك ِفيها ِب
198. “ Terkadang ilmu hakikat itu tampak pudar /suram cahayanya jika
engkau belum mendapat izin untuk mengeluarkan/ menerangkannya.”
Syarah
Syeih Abul Abbas al-Mursy ra. Berkata :Seorang Wali itu lebih dahulu
telah dipenuhi oleh ilmu dan pemahamn ma’rifat, sehingga Hakikat itu
menjadi keyakinan dan terlihat terang baginya. Karena itu jika
mengeluarkan kalimat/perkataan seolah-olah mendapat izin dariAlloh,
dan kalimat/perkataan yang dikeluarkannya itu berhias keindahan yang
bukan buatan, maka langsung diterima oleh pendengarnya.
َ َّ ُ ُ َّ ُ َ َ ْ َ َْ ْ ُ َ َ َ َ ِّ ْ ُ َ َ
يد فالاول حال السا ِل ِكين
ٍ ان وج ٍد او ِلقص ِد ِهداي ِة م ِرِ ِعبارتـهم إما ِلفيض
َ ْ َ ُ
ُ َ
.نة والمحققين ْ
ِ المك
ِ بابِ والثانى حال ار
ِ
Syarah
ٌ ٰ ُ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ ُ َ ٌ ْ ُ ُ
لي َس لك الا ما انت له ا ِكل،الم ْست ِم ِع ْين ءـلة
ِ ا لع ا ِلع َبارات قوت
Syarah
Pada kenyataan lahir bahwa warna dan bentuk makanan itu bermacam-
macam(berbeda-beda), dan makanan yang cocok dengan seseorang
kadang tidak cocok bagi yang lainnya karena bedanya watak dan selera,
dan makanan itu yang berguna bagi tiap-tiap orang itu hanya yang
dimakan. Begitu juga makanan yang bangsa maknawi, yang difahami dari
ilmu makrifat itu juga berbeda-beda. Apa yang cocok dengan seseorang
kadang tidak cocok untuk orang lainnya, sehingga suatu keterangan yang
disampaikan kepada orang banyak/jamaah, itu terkadang berbeda juga
pemahaman satu dengan yang lainnya, itu karena berbeda tujuannya.
Syeih Muhyiddin Muhammad Ibnu ‘Aroby ra. Berkata : Pada suatu hari
kami mendapat undangan dari teman di Zuqoqil-qonadil di mesir, dan
disitu bertemu dengan guru-guru, dan setelah hidangan dikeluarkan,
disitu ada satu wadah dipakai untuk tempat kencing, tetapi karena sudah
tidak terpakai lagi, maka dipakai juga untuk tempat makanan, maka
setelah selesai orang-orang makan tiba-tiba wadah itu berkata : Karena
kini aku telah mendapat kehormatan dari Alloh untuk tempat makanan
Syarah
Hikmah ini sebagai lanjutan hikmah ke 199, yang perlu kita perhatikan
ada orang yang menerangkan suatu maqom karena mengambil dari
keterangan kitab, atau menghafal kata-kata para ulama’ shufiyyah, lalu
diterangkan pada orang lain. Berbeda dengan orang-orang yang sudah
sampai pada maqom itu, yang berbicara tentang maqom itu biasa
saja,seperti berbicara tentang lainnya.
َ ْ ُ ُ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُّ ُ َ ٰ َّ َ َ َ ْ َ ِّ َ ُ ْ َ َّ َ ْ ََ
الك انيع ِبر عن وا ِرد ِت ِه ف ِان ذ لك ي ِقل عملها فى قل ِب ِه ويمنعه وجود
ِ لاينبغى للس
ْ ِّ
الصد ِق مع َر ِ ِّب ِه ِ
202. “ Tidak layak bagi seorang salik menerangkan waridnya pada orang
lain, sebab bisa mengurangi pengaruh warid dalam hati, dan menghalangi
kesungguhannya kepada Alloh Tuhannya.”
Syarah
َ ٰ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ ََّ ٰ َ َّ َٰ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َّ ُ َ
ـق ِالا ترى ان المع ِطى ِفي ِهم مولا ك
ِ لا تمد ن يد ك ِالى الاخ ِذ من الخلا ِء
ْ َ
َفق العلم َ ْ ُ َ َ ٰ َ ْ ُ ْ َ
َما وا
ِ ف ِإن كنت كذ لك فخذ
Syarah
Sebab bila engkau masih merasa yang memberi itu makhluk (berarti ada
yang dapat membantumu selain Alloh), maka Tauhidmu belum
benar(murni) dalam menerima pengertian keEsaan Alloh dalam kalimah
:Laa-ilaaha illalloh dan Laa haula walaa quwwata illa billah. Sebab
hakikatnya semua pemberian itu hanya dari Alloh, semua hak dan
kekuasaan Alloh semata,sehingga bila ada pemberian dari tangan siapa
saja(makhluk), haruslah meyakini bahwa itu langsung dari Alloh yang
menyuruh seorang hamba untuk menyampaikan kepadamu. Kamu juga
jangan menerima pemberian makhluk kecuali yang sesuai dengan
ilmumu, yakni : ilmu lahir (syariat) dan ilmu batin.
Umar bin Khottob berkata : Rosululloh selalu memberi kepada saya, maka
saya berkata, : berikan kepada orang yang lebih membutuhkan daripada
saya. Rosululloh bersabda : Terimalah dan pergunakan atau sodakohkan,
dan tiap harta yang datang kepadamudengan tidak engkau harapkan atau
Syeih Ibrahim al-Khowwas, berkata: Seorang shufi itu tidak harus memilih
jalan tidak berusaha ((tajrid), kecuali jika memang sudah cukup
keadaannya. Syeih abu Abdulloh Al-qurasy berkata : selama keinginan
berusaha itu kuat dalam perasaan nafsu, maka berkasab itu lebih utama.
َ َ ْ ُ َ ْ َ ٰ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ ِّ ُ
ـت ِه
ِ مشيـء ِ ربما استحياالع ِارف ان ي ْرفع حاجتـه ِالى مولاه ِلاك ِتف ِاء
ِ ـه ِب
َ َ َ َ َ َ َْ ْ َ َْ َ َْ َ َ
فكيف لا يست ِحى ان يرفعها ِإلى خ ِليق ِت ِه
205. “ Jika terjadi kesamaran bagimu dalam dua hal (yang akan kau
kerjakan), maka lihatlah mana yang lebih berat terhadap hawa nafsumu,
dan ikutilah/kerjakanlah. Karena nafsu itu tidak akan merasa berat kecuali
pada perkara yang haq(lebih utama).”
ُ ُ َ ِّ َ ْ َ ََ َ َ َ ُ َ ِّ َ َ َ ْ
عن َ
ِ ات والتكاسل
ِ ات ِات ِـبا ِع الهوى المسا رعة ُِالى نو ِافل الخير
ِ ِمن علام
َ َ
بات
ِ اج ِ القيا ِم ِبالو
ِ
Al-Khowwas berkata :
Terputusnya makhluk dari Alloh , itu karena dua hal : mengejar amal-amal
sunnah dan meninggalkan yang wajib. Dan memperbaiki lahirnya amal,
tetapi tidak memperlihatkan keikhlasan amal, sedang Alloh tidak
menerima amal kecuali jika ikhlas dan benar menurut runtunan syari’at.
َووَّسع َ ُ ْ ُ َُ ْ َ َ َ َْ َ ْ
َ ، الت ْسو ْيف َ َ َ َْ َ َ ِّ َ ِّ َ
ِ ِ ات ِباعيا ِن الاوقا ِت كى لا يمنعك عنهاوجود
ِ ق ِيد الطاع
ْ
الاخ ِتيار ة
َّ
ص ح لك ٰ
قىبْ الو ْق َت كى َت
َ ك َ ْ َ
علي
ِ ِ
207. “ Alloh sengaja mengikat/ membatasi amal taat dengan waktu yang
ditentukan, supaya engkau tidak teledor dan menunda-nunda amal, dan
Alloh memperluas waktunya supaya kamu tetap ada kesempatan
beramal dan bisa memilih waktu yang lebih tepat, dan lebih baik.”
ُ
ْفساقهم َ ُ ُ َ َ َ َ َ ُ ٰ َ ُ ُ ِّ َ َ
طاعته
ِ العب ِاد الى معامل ِت ِه فاوجب عليهم وجود ِ وض ِ ع ِلم ِقلة َ نه
ََّ ٰ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ
َّ
لاس ِل
ِ بالس ة
ِ ن ج ل ا ى ال ناقو س ي قوم
ٍ من ك ب ر ب عج
ِ . اب
ِ الاي
ج ِ ِاليها ِب َسلاس ِل
َّ َ َ َّ َ َ َ َْ َ ْ َ ُ ُ َ َ َ
ته ومااوجب عليك الا دخول جنـ ِت ِه
ِ اوجب عليك وجود ِخدم
َ ُ َ ْ ُ َ َ ُ ُ َ ُ ْ َ َ َ ْ ْ َ
فلت ِه فقد
ِ وجود غ
ِ نقذه اّٰلل من شهو ِته وان يخ ِرجه من ِ من ِاستغرب ان ي
ً َ ْ ُ ِّ ُ ٰ ُ َ َ َ َّ ٰ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ
شىء مقت ِد راٍ الال ِهية َوكان اّٰلل على ك ِل
ِ ِاستعجز القدرة
Kita harus yakin terhadap Qudrat (kekuasaan) Alloh secara mutlak tanpa
kecuali, termasuk menyelamatkan hamba dari nafsu syahwat, dan
menghindarkan dari kelalaian . dan qudrat Alloh itu bersamaan dengan
Irodah-Nya, sehingga tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa Irodah dan
QudratNya, apabila Alloh berkehendak, maka berjalanlah qudratnya
dengan perintahNya: Sesungguhnya perintah Alloh jika menghendaki
sesuatu, hanya berkata “Kun” maka terjadilah apa yang dikehendakiNya,
pada saat yang ditentukanNya, dan menurut apa yang dikehendakiNya.
Maka dari itu jangan ada orang yang putus harapan dari rahmat Alloh,
walau bagaimanapun keadaannya,. Tetapi juga jangan sampai
mempermainkan dan meremehkan kekuasaan Alloh itu. Alloh berfirman :
katakanlah, Hai hambaku yang telah keterlaluan menjerumuskan diri
(berbuat dosa), jangan kamu putus harapan dari rahmat Alloh,
sesungguhnya Alloh sanggup mengampunkan semua dosa, sungguh
Alloh maha pengampun lagi penyayang.
َ َّ َ َ ُْ َ
َ ُ
وردت الظلم عليك ِليع ِرفك قدرمامن ِبه عليك ٭
ِ ُرَّبما
َ ُ ُ َ َ َّ َ َ ْ ِّ َ ْ ْ َْ ْ
ود ِفقدانها
ِ ج و بِ ها فر ع دانها ج و ب
ِِ عم
ِ الن
ِ ر قد ف رِ عي لم من
212. “Barang siapa yang tidak mengetahui besarnya harga nikmat ketika
adanya nikmat itu, maka Alloh akan memberi tahukan pada dia dengan
hilangnya nikmat itu pada dirinya.”
Rosululloh saw. Bersabda : “ jika seseorang melihat orang yang lebih dari
padanya kekayaan dan kesehatannya, maka hendaklah ia juga melihat
kepada orang yang lebih menderita dari padanya.” Dalam riwayat lain
Rosululloh bersabda :“Lihatlah orang-orang yang dibawahmu, dan jangan
melihat orang yang di atasmu, karena yang demikian itu akan
menyebabkan meremehkan nikmat yang diberikan Alloh kepadamu”.
Syeikh Fudhoil bin Iyadh ra. Berkata : Tetaplah mensyukuri nikmat, sebab
jarang sekali nikmat yang telah hilang akan datang kembali.
Sesungguhnya orang yang sangat mengetahui nikmatnya air itu, hanya
orang yang benar-benar haus.
ُّ ُ َ َ ِّ َ ٰ َّ َ ْ ُ ُ َ َ َ ِّ ُ َ َ ْ ْ ُ َ
قوق شك ِرك ِفان ذ لك ِِما يحط من
ِ ام بح
ِ القي
ِ النع ِم ع ِن
ِ لاتـد ِهشك و ِاردات
َ ْ ُ
ود قد ِرك
ِ وج
Nabi Dawud as. Berkata : Tuhanku, anak adam ini telah Engkau beri pada
tiap helai rambut ada nikmat diatas dan dibawahnya, maka bagaimana
akan dapat menunaikan syukur kepadaMu, Jawab Alloh : Hai Dawud, Aku
memberi sebanyak-banyaknya, dan rela menerima yang sedikit, dan
untuk mensyukuri nikmat itu bila engkau mengetahui bahwa nikmat yang
ada padamu itu dari Aku(Alloh).
Umar bin Abdul Aziz ra berkata : tiadalah Alloh memberi nikmat kepada
hamba, kemudian hamba mengucap “Alhamdulillah” , melainkan nilai
pujian itu jauh lebih besar dari nikmat yang diberikan itu.
َُ
ُ َّ َ ُ ْ َ ٰ َ َ َ ُ ُّ َ َ
العضال
ِ تمكن حلاو ِت الهوى من القل ِب هوالداء
Hati itu tempatnya Iman, Yaqin dan makrifat, ketiganya itu sebagai obat
penyakit hati yang timbul dari hawa nafsu, apabila penyakit itu sudah
menetap dan menguasai/ memenuhi hati, maka tidak ada tempat untuk
obat. Disitulah letak repot dan sulitnya mengobatinya, sehingga sulit
disembuhkan.
ٌ ْ ُ ٌ ْ َ َ ٌ ْ ُ ٌ ْ َ َّ َْ َ َ ْ َ ُ ْ َُ
لايخرج الشهواة َ ِمن القل ِب الا خوف مز ِعج اوشوق مغلق
Keinginan hawa nafsu yang sudah memenuhi hati itu sangat luar biasa
pengaruhnya, maka untuk mengobatinya sangatlah sulit, hanyalah
dengan rasa takut yang besar (menggetarkan)yaitu dengan berfikir
tentang ayat-ayat Alloh tentang balasan dan ancaman Alloh, siksa bagi
orang yang maksiat, ingat akan datangnya mati, dimasukkan dalam
kubur, ditanya oleh malaikat munkar nakir, datangnya hari kiamat dan
neraka. dan rasa rindu yang sangat, yaitu dengan berfikir tentang ayat-
ayat Alloh tentang kemulyaan dan kenikmatan yang diberikan kepada
orang-orang yang ahli taat kepada Alloh, dan para kekasihNya, berupa
surga dan kenikmatan yang lebih lagi di dalamnya.
Sedangkan hati yang bersekutu yaitu : hati yang masih cinta kepada
selain Alloh,dan masih mengharap dan takut atau masih bersandar
kepada selain Alloh. Dan Alloh hanya menerima amal yang ikhlas karena
Alloh, dan Alloh hanya mau menghadapi orang yang dihatinya hanya ada
Alloh.
ُ َ َ ُ ٌ ََ ُ ُ َ َ ُ ٌ َ َْ
ول
ِ ول وانوار ا ِذن لها ِفى الد ُّخ
ِ انوار اذ ِن لها فى الوص
217. “ Anwar( beberapa nur Ilahi) itu ada dua macam : Nur yang di izikan
Alloh hanya sampai pada hati (luar hati), dan Nur yang di izinkan Alloh
bisa masuk kedalam Hati.”
Ada kalanya Nur itu hanya sampai dihati(luar hati), tidak masuk kedalam
hati, mereka bisa melihat Alloh dan melihat dirinya, melihat dunia dan
akhiratnya, masih cinta dunia dan cinta Akhiratnya, masih bersama
dirinya dan bersama Alloh. Apabila Nur itu sudah masuk kedalam hatinya,
dalam pandangannya hanya ada Alloh, sehingga tidak ada yang dicinta,
diharap, dan disembah melainkan Alloh semata-mata.
ْ َ َ َْ َ َ ٰ ُ ُْ َ َ َْ َ َ َ َ ُ ََْ َ ْ َ َ
ُرَّبما َو َردت عليك الانوار فوجد ِت القلب محشوا ِبصو ِار الاثا ِر فار تحلت من
َ
َ
َ َ َ َ ُ َُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ِّ َ ْ َ َ ُ َ
ف ِرغ قلبك من الاغي ِار يملؤه ِبالمع ِار ِف والاسر ِار, حيث نزلت
218. “ Terkadang Nur Ilahi itu datang kepadamu, tetapi ketika didapati
dalam hatimu penuh dengan gambar makhluk, maka ia kembali lagi
ketempat asalnya. kosongkanlah hatimu(dari makhluk), niscaya Alloh
akan memenuhinya dengan makrifat dan asror(ilmu).”
Maka supaya Nur Ilahi bisa diizinkan masuk dan menetap kedalam hati
dan ilmu makrifat dan asror bisa bercahaya dalam hati, haruslah
Bila cermin hati itu bersih dari kotoran dan gambar-gambar dunia, maka
Nur/cahaya Ilahi itu bisa ditangkap oleh cermin itu.
َ ُ ُ َ َْ َ ٰ َ َّ َ ََْ
ْ ْ َّ ُ ْ ْ
قبال
ِ الاِ طىء من نف ِسك وجود لاتستب ِطىء منه النوال ول ِك ِن استب
ِ
219. “ Jangan merasa/menganggap lambat datangnya karunia pemberian
Alloh, tetapi hendaknya merasakan kelambatan dirimu(hatimu) dalam
menghadap kepada Tuhanmu.”
َ َ َ ُ ُ َ ْ َ ُ َ َ ُ ُ َ ٌ ُ ُ
ِاذ ْما, مكن قضاؤها ِ ي لا قات
ِ و الا وحقوق اؤها قض ن مك
ِ ي ات
ِ الاوق ى فِ حق
وق
َ َ ٌ ْ َ ٌ َ ِّ َ َّ ُ َ َْ ْ
يهِ قضى ف ت فكيف اكيد ر ٌ م وا يد د جٌ حق يه ف عليك َ
و الا د ر
ِ ِ ِ ِ ِّٰلل ِ ٍ ِمن و
ي ت ق
ِّ ْ َ ْ َ َ ْ َ ِّ َ
لم تق ِض حق َاّٰللِ ف ْي ِه حق َغي ِر ِه وانت
1. Nikmat,
2. Bala’,
3. Taat,
4. Maksiat.
Dan Alloh mewajibkan kepadamu tiap-tiap waktu itu ada bagian ibadah
yang harus kamu penuhi dengan hukum-hukumnya Tuhan. Barang siapa
didalam waktu taat, maka hak/kewajiban yang harus dipenuhi yaitu
memandang anugerah dari Alloh, apabila dalam waktu mendapat
kenikmatan, maka dengan bersyukur yaitu: senangnya hati karena Alloh,
apabila dalam waktu maksiat, maka yang harus dipenuhi yaitu Taubat dan
minta ampun, apabila waktu mengalami bala’ ujian, maka harus bersabar
Umur seorang mukmin itu sebagai pokok hartanya, dengan harta itu bisa
beruntung bisa juga rugi, barang siapa bersungguh-sungguh maka dia
akan beruntung, dan siapa yang menyia-nyiakan pasti akan
merugi.apabila waktu umurnya terlewatkan selain untuk taat kepada
Alloh, maka tidak ada gantinya, dan apabila telah pergi maka tidak akan
kembali selamanya.
Rosululloh bersabda : “setiap waktu yang telah lewat dari( umur) hamba,
yang tidak untuk berdzikir kepada Alloh pada waktu itu, besok dihari
kiamat pasti menyesal dan merugi.”
ً َ ْ َ ُ ْ
ْ ُّ ُ َ َ ُ َ ً ْ ُ َ َ ْ ُ َّ ً ْ َ َ ْ َ ْ َ َ
يحب ان تكون ِلغي ِر ِه عبداِ مااحببت شيئا الا كنت له عبدا وهو لا
Hati itu bila mencintai sesuatu pastilah selalu menghadap dan tunduk
pada sesuatu tersebut, dan selalu taat pada semua perintahnya.
Syeikh As-Syibly ra. Dan seorang muridnya yang diberi pakaian jubah
seseorang, sedangkan syeh Syibli sedang memakai kopiyah dikepalanya,
sehingga terbesit dalam hati simurid senang dengan kopiyahnya, untuk
dikumpulkan dengan jubahnya, melului kasyafnya Syeih Syibly
mengetahui keinginan hati simurid , lalu oleh Syeih dilepaskannya jubah
si murid lalu dikumpulkan dengan kopiyahnya, lalu dilemparkan keduanya
keapi, Syeikh Syibli lalu berkata: sekarang sudah tidak ada lagi dalam
hatimu ketertarikan selain Alloh.
َ ٰ ْ َ َ َََ ٰ َ َ َ َ َ ِّ َ َ ُ َّ ْ َ ُ ُّ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ ْ َ َ
لا تنفعك طاعتك ولا يضره مع ِصيتك واِ نما امرك ِبه ِذ ِه ونهاك عن ه ِذ ِه لما
َ ْ ُ َُ
عليك يعود
Alloh itu dzat yang maha kaya dari segala sesuatu, dan semua makhluk
itu butuh kepada Alloh. Hanya sebab rahmat dan belas kasih Alloh, dan
kepentingan dan kebaikan hamba itu sendiri sehingga Alloh memerintah
bertaat dan melarang maksiyat, perintah dan larangan itu sama sekali
tidak berguna atau merugikan Alloh.
ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ِّ ُ َُْ َ َ َ َْ ْ َ ُ َ ِّ ُ َ َ
عليه ولا ينقص من ِع ِز ِه ِادبار من ادبر عنه
ِ لاي ِزيد ِفى ِع ِز ِه ِاقبال من اقبل
Kemuliaan dan kejayaan Alloh itu sifatnya azaly dan langgeng, yakni :
Alloh dzat yang mulia sebelum adanya makhluk, dan tetap mulia sesudah
menjadikan makhluk, jadi kemuliaan Alloh itu tidak dapat bertambah atau
berkurang.
َ َ َ ْ َ َ ُّ َ َّ َ َ َّ َ َ ُ َ َ ُ ُ
ٌ
تصل ِب ِه شىء اوِ العلم ِب ِه والا فجل ربنا ان ي
ِ ُوصولك الى اّٰللِ وصولك الى
َ ُ
َ ُ َ َّ َ
تتـ ِصل هو ِبشى ٍء
Maksud dari muhal kalau sesuatu itu bertemu (bersambung) dengan Alloh
yaitu : seperti bertemu /bersambungnya sebagian bentuk/benda dengan
bentuk lainnya, atau Alloh itu bertemu (bersambung) dengan sesuatu, :
tidak ada dekat kepada Alloh, dan sampai(wushul) kepada-Nya, seperti
dekat , bertemu / sampainya beberapa bentuk/jisim.
ُ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ َ ْ َّ َ ْ ُ ً َ ُ َ ُ َ ُ َ ُ ُ
رب ِه
ِ ق ودج و و ت ان ن ي ا ن فم
ِ والا منك ه
ِ ب ر ق
ِ ِ ِل دا اه ش م ونك ت ان نهمِ ك قرب
Hakikat dekatmu kepada Alloh itu jika engkau selalu sadar melihat
dekatnya Alloh kepadamu. Dan Alloh itu tidak ada tubuh dan benda, akan
tetapi Alloh itu Tuhan yang suci dari sifat-sifat yang berubah, Alloh itu
bersifat dengan sifat- yang luhur dan sempurna. Dan bagaimana kamu
bisa dekat dengan Alloh sepert dekatnya jisim/tubuh?..
"ILMU LADUNNY"
ْ
ُةفا َذا َقرأ َناه،
َ َ َ ُ ُ َ َ َ ََْ ْ ُ ِّ َ ُ َ ُ َ َ
ِ ُ حال التج ِلى مجملة ًوبعد الو ِعى يكون البيان
ِ الحقائق ت ِرد ِفى
ُ َ َّ َّ ُ ٰ ْ ُ ْ َ
تبع قرانه ثم ان علينا بيانهِ فا
227. “Ilmu-ilmu hakikat yang diturunkan kedalam hati hamba-Nya, itu
dalam keadaan Tajalli itu secara ringkas/singkat(yakni : secara singkat sja
tidak terperinci). Dan apabila sudah menetap dalam hati hamba barulah
jelas keterangannya, Alloh berfirman : (Hai Muhammad)Maka apabila
kami bacakan (Al-qur’an lewat malaikat jibril), maka ikutilah bacaannya,
kemudian kami yang akan menerangkannya (lewat lisanmu kepada
umatmu).”
Yang dimaksud Hakikat dalam hikmah ini yaitu : ilmu Ladunny, yang Alloh
berikan kepada hamba-Nya yang makrifat billah, yang datangnya ilmu itu
langsung dari Alloh, tanpa lewat proses belajar seperti umumnya ilmu.
Syeih Abu Bakar Al-Warroq berkata : ketika saya sedang berada dihutan
bani Isra’il tiba-tiba tergeraklah dalam hatiku bahwa ilmu hakikat itu
berlawanan dengan ilmu syari’at, mendadak terlihat olehku seorang yang
berada dibawah pohon dengan menjerit dan memanggil : Hai Abu Bakar
tiap-tiap hakikat yang bertentangan dengan syari’at itu kekufuran.
"AL-WARID AL-ILAHIYYAH"
َ ُ ُ َّ َ َ َ َ َ َ َ ُ َّ ٰ ُ َ َ َ ََ ٰ َ
ِان الملوك، مت العوائد عليك
ِ د ه عليك ة ي ه لالا
ِ ِ ت دا ار
ِ الو ت ِ م ت ى ور
د
َ ُ َ َ ًَ ُ َ
ْ
ِاذدخلوا قرية افسدوها
229. “ Warid itu datang dari Dzat asma Al-Qohhar (dzat yang perkasa
tidak ada yang mengalahkan-Nya), karena itu bila warid datang, maka
tiada sesuatu yang berhadapan dengannya melainkan dimusnahkannya,
Alloh berfirman : “Bahkan kami melemparkan yang hak diatas yang bathil,
lalu ia memusnahkannya. Maka yang bathil itu lenyap.”
ِّ ُ َّ
ُ يتصو َ
الخ---- شيىء كل ل
ِ ظهر وهوالذى ٌ
شيىء حجبه ي ان ر كيف
ٍ
231. “ Jangan putus asa dari diterimanya amal yang belum bisa hadirnya
hati (khusuk) karena Alloh, sebab terkadang (ada kemungkinan ) Alloh
menerima amalmu itu padahal kamu belum bisa merasakan
(menemukan) buahnya amalmu dengan segera.’
Walaupun demikian terkadang Alloh itu menerima amal yang belum bisa
merasakan buahnya, yang terpenting kamu selalu berusaha taqwa
kepada Alloh lahir dan batin, ikhlas Lillah dalam beramal, dan kamu
jangan putus asa karena buahnya amal itu hanya sebagian alamat/tanda
diterimanya amal, sedang kan tanda itu tidaklah pasti terjadi.
Dan jangan kamu meninggalkan amal sebab belum bisa hadirnya hati
kepada Alloh, atau belum bisa merasakan buahnya, tapi kewajiban
bagimu yaitu dawam/selalu mengerjakan amal itu sampai bisa
Adalah seorang ‘Abid yang selama empat puluh tahun berada di Makkah,
dan selalu berdo’a : Labbaika Allohumma Labbaik, lalu ada hatif yang
mengatakan : tidak, kamu tidak hadir dan tidak beruntung, dan hajimu
ditolak(tidak diterima), dan ‘Abid tersebut selalu mengerjakan amalan
tersebut, dan tidak meninggalkannya, suatu hari ada seorang laki-laki
datang kepadanya dan memanggilnya : ya ‘abid labbaik(kesini), lalu ada
jawaban hatif,: La Labbaik,lalu lelaki tersebut berdiri dan terbesit dalam
hatinya : orang ini ditolak. Lalu Abid memnggil tuannya, hai tuanku ,
engkau mengatakan Labbaik, dan ada jawaban La labbaik, si ‘Abid
menerangkan : ini yang terjadi padaku selama empat puluh tahun, aku
selalu mendengar perkataan tersebut, tetapi aku selalu bertahan didepan
pintu-Nya, walaupun aku ditolak seribu kali aku tidak akan meninggalkan
pintu tersebut, Sampai Alloh menerimaku, maka ketika ‘Abid mengatakan
Labbaik, lalu ada jawaban dari Alloh : Labbaika – wa-sa’daika. WAllohu
a’lam.
ِّ َ َ ُ َّ ُ َ َ َ ُ
َ َ ُ َ َ َ ً َ ََّ ِّ َ ُ
حابة وجود الامطا ِر انما
ِ لاتز ِكين وا ِردا لاتعلم ثمرته فليس المرادمن الس
َ َْ ُ ُ ُ
الم َراد وجودالاثم ِار
Apabila warid datang dari Alloh kedalam hatimu, akan tetapi tidak
menjadikan kamu cinta kepada Tuhanmu, semangat melaksanakan taat
kepada-Nya dengan memenuhi hak-hak-Nya , jangan kamu merasa
bangga/ senang dengan warid seperti ini, karena buah dari pada warid
dalam hati itu bisa merubah sifat-sifat hati yang jelek menjadi terpuji,
sperti keterangan hikmah yang terdahulu.
َ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َْ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ََّ ُ ْ َ َ
ِات بعد انبسطت انوارها واودعت اسرارها فلك فى اّٰلل ِ لاتطلبن بقاء الو ِرد
ُ
ٌعنه شىء َ ْ ُْ َ َ ِّ ُ ْ َ ً
ىء وليس يغنيك ٍ ِغنى عن ك ِل ش
234. “ keinginanmu untuk tetapnya sesuatu selain Alloh itu sebagai bukti
bahwa kau belum bertemu Alloh, dan kerisauan mu karena kehilangan
sesuatu selain Alloh itu bukti belum wushulnya kamu kepada Alloh.”
Mengharap tetapnya sesuatu itu berarti cinta pada sesuatu tersebut, dan
barang siapa mencintai sesuatu pasti dia menjadi hamba sesuatu yang
dicintai, begitu juga mengharap tetapnya warid, maqom,dan lain-lain itu
menujukkan kalau dia belum menemukan Alloh, dan barang siapa masih
berhajat kepada selain Alloh itu berarti ia belum makrifat kepada Alloh,
dan barang siapa masih risau/susah sebab kehilangan ahwal atau warid
atau lainnya, itu berarti ia belum sampai/Wushul kepada Alloh. Karena
orang yang sudah sampai itu tidak akan merasa risau/susah sebab
kehilangan sesuatu selain Alloh. Dan itulah bukti ia telah mencapai derajat
yang tinggi, akan tetapi selama masih menginginkan tetapnya sesuatu
atau susah dengan hilang/tidak adanya sesuatu, maka itu suatu bukti
bahwa ia belum mencapai derajat hakikat.