Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN KARAKTER SANTRI

MINGGU KE-18

TAWADHU’

“Manusia Terhormat Berkat


Tawadhu’nya.”
Hal-hal Penting Bagi Para Ustaz

(Capaian Apa yang perlu kita dapat dari santri-santri?)


Santri-santri;
 Harus menyadari bahwa seluruh nikmat merupakan pemberian Allah SWT dan suatu saat
bisa Allah ambil kembali.
 Mengetahui bahwa ketawadhuan dapat meninggikan derajat seseorang.
 Mengetahui bahwa kesombongan tidaklah pantas untuk seorang makhluk.
 Memperlakukan saudara-saudara seimannya dengan penuh ketawadhuan.

(Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para hoca effendi ketika seorang murid telah berhasil mencapai
target dalam pembahasan ini)

 Menjauhi segala hal dan perilaku yang dapat menggambarkan kesombongan ketika sedang
berceramah, berbicara dengan orang lain, dan juga ketika menyampaikan ilmu. Hal ini perlu
diperhatikan terutama oleh seorang ketua asrama.
 Melakukan beberapa hizmet dengan suka hati, berada dibarisan terdepan dan menjadi
contoh dalam berhizmet terutama yang berkaitan dengan pertarbiyahan nafsu dan juga
tidak menunggu dan melimpahkan tanggung jawab kepada ikhwan dan murid-murid dalam
hizmet itu.
 Dengan tujuan menjadi contoh bagi ikhwan dan murid, menjauhi segala perilaku yang dapat
melahirkan sifat individualis dan sifat negatif, serta menunjukkan kehatia-hatian dalam
menjaga keseimbangan sifat tawadhu dan kekharismatikan.
 Mengetahui perbedaan antara tawadhu dengan merendahakn diri, dan juga antara menjaga
martabat dengan kesombongan, sekaligus lebih memperhatikan perilaku kita berkaitan
dengan hal ini.

(İntropeksi diri pada pembahasan ini bagi hoca efendi)


 Apakah dengan sikap saya selama ini, baik dari cara komunikasi saya, perilaku saya, dan
hizmet saya, saya bisa menampilkan diri saya sebagai seorang yang tawadhu kepada orang-
orang disekitar saya ?
 Apakah saya menganggap bahwa hizmet ini milik saya, ataukah saya mengetahui bahwa
apabila hizmet sukses, ini semua datangnya dari Allah, dan bila ada kekurangan, ini
datangnya dari diri saya pribadi ?

2
(Kegiatan diluar pelajaran yang dilakukan dengan senang hati untuk meningkatkan hasil dari
pembahasan ini)
 Mengawasi dan memberikan penilaian kepada para murid selama seminggu tentang
ketawadhuan baik di asrama, sekolah , maupun dimasyarakat sekitar.
 Mengadakan perlombaan membuat esai dengan pokok pembahasan (Tawadhu adalah
kemuliaan, kesombongan adalah kehinaan), dan bagi esai yang terpilah dibacakan di
hadapan murid-murid dan di tempel di mading.
 Meminta murid-murid untuk membuat sebuah daftar mengenai “Sikap dan Perilaku sehari-
hari yang menggambarkan sikap tawadhu”.

PERHATIAN: Wahai hoca-hoca yang dirahmati Allah! Sebelum memulai menjelaskan


! pembahasan ini, disarankan untuk terlebih dahulu membaca dan menelaah bab “Perlakuan
Apa yang harus kita raih dari murid-murid kita dan Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para hoca
effendi ketika seorang murid telah berhasil mencapai target dalam pembahasan ini” yang
terdapat pada halaman pertama.

Untuk menarik perhatian murid;

Wahai saudaraku yang dirahmari Allah! Alkisah seorang asing yang datang ke hadapan
Rasulullah. Dia merasa takut kepada Rasulullah SAW, tubuh laki-laki itu gemetar dan
bercucuran keringat dinginnya. Melihat hal itu, Rasulullah SAW bersabda kepadanya:
“Tenanglah, Janganlah engkau takut, setidaknya aku bukanlah seorang pemimpin yang
dzolim, melainkan aku hanyalah seorang dari bani quraiys, dan aku pun hanyalah seorang
anak dari wanita yang memakan daging kering”. (Ali el-Kârî, Şerhu’ş-şifa, Daru’l-Kütübi’l-
ilmiyye Beyrut 2007, c. I, s. 300)

Apa yang anda fikirkan mengenai ketawadhuan makhluk yang paling mulia yaitu
Rasulullah SAW?

3
Seandainya kita berusaha mengikuti pribadi Rasulullah SAW dalam hal ketawadhuan, hal
seperti apa sajakah yang bisa kita rasakan dalam kehiduan kita bersama masyarakat dan
kawan-kawan kita di asrama.?

a. Penjelasan Inti Pembahasan:

Ditanyakan kepada murid-murid mengenai apa yang mereka fahami dari sifat tawadhu.
Setelah mendengar pendapat santri, kita jelaskan definisi tawadhu yang ada dibawah ini.

Menurut Bahasa: Tazallul, Merendah hati, meletakkan sesuatu dekat ke bumi/tanah.


Menurut Istilah: Tidak menghina orang dan tidak menganggap diri kita lebih mulia dari
orang lain.
Waqor (Kharismatik): Menjaga sikap dan perilaku demi menjaga kedudukan dan
kehormatan seseorang. Berlebihan berperilaku dengan alasan tawadhu bukanlah sikap yang
benar. Dan perlu diketahui bahwa menjaga martabat itu bukanlah suatu kesombongan, dan
merendahkan diri bukanlah suatu ketawadhuan.

Seorang murid yang tawadhu;


 Harus menyadari bahwa seluruh nikmat yang kita miliki adalah pemberian Allah SWT dan
suatu waktu pun bisa Allah SWT ambil kembali.
 Mengetahui; Tawadhu dapat meninggikan derajat seseorang dan berkehidupan dengan
ketawadhuan.
 Mengetahui bahwa kesombongan tidaklah pantas untuk seorang hamba.
 Memperlakukan saudara-saudara seimannya dengan penuh ketawadhuan.

Saudara-saudaraku yang mulia! Seseorang akan mendapatkan cintanya orang lain dengan
ketawadhuannya dan akan mendapatkan kehormatan dari orang lain dengan sifat waqarnya.
Oleh karena itu, pada diri seseorang tidaklah cukup memiliki salah satu dari sifat tawadhu
atau waqor ini, namun harus memiliki kedua-duanya. Yaitu tawadhu tidak harus
mendatangkan kehinaan dan waqor pun tidak harus mendatangkan kesombongan.

b. Penjelasan mengenai tawadhu berdasarkan Al-Quran dan Al- Hadist):

Wahai saudara-saudara ku! Apabila kita ingin menjadi seorang yang dimuliakan dan dicintai
oleh Allah SWT, maka kita harus menjadi seseorang yang memiliki sifat tawadhu.
Mengenai hal ini Allah SWT berfirman:

4
‘‘Adapun hamba-hamba Allah SWT yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di
bumi dengan rendah hati dan jika orang-orang bodoh menyapa mereka ( dengan kata-kata yang
menghina ), mereka mengucapkan salam.’’ (QS Furqon Ayat : 63 )

“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia ( karena sombong ) dan janganlah berjalan
di bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri.” (QS Lukman, 18)

Saudaraku yang terhormat! Mengetahui kekurangan diri, bersujud dengan khusyuk, dan beruku
dengan rendah hati, Allah pun akan memuliakannya. Dia akan mendapatkan derajat di muka bumi
melalui jasmaninya dan di atas langit melalui ruhnya.
Saudara-saudaraku yang terhormat! Apakah Anda memakai kelebihan fisik Anda, kecerdasan Anda
dan kekayaan Anda untuk menunjukkan perbedaan dan keunggulan Anda dari teman-teman Anda?

Pernahkah Anda menyadari bahwa nikmat yang Allah SWT berikan dan juga perbedaan-
perbedaan yang diciptakanNya pada diri kita, Allah dapat mengambilnya kembali suatu hari nanti ?
Saudaraku yang terhormat! Sifat-sifat yang tidak pantas pada diri seorang muslim adalah
meremehkan, mengejek, menghina teman-teman serta memojokkan penampilan fisik orang-orang di
sekitar kita baik karena daerah asal ataupun ras/sukunya. Allah SWT sendiri melarang sifat-sifat
negatif ini, di dalam Alquran perihal penciptaan kita, tidak ada sama sekali campur tangan kita.
Semua kekhususan ini adalah hasil ciptaan Allah SWT . Inilah mengapa kita tidak boleh merasa unggul
dan menyombongkan diri dengan macam-macam kekhususan yang ada dalam diri kita karena Allah
SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong.

Hadist Rasulullah SAW tentang rendah hati :

ُ ‫ض َع َ هّلِلَ َرفَ َعهُ للا‬


َ ‫َم ْن ت ََوا‬
Barang siapa bersikap rendah hati karena Allah, maka Allah akan meninggikannya. ( HR. Muslim ).

Hz. Imam Rabbani juga menjelaskan secara lengkap pada maktub yang dikirimnya kepada Hanan Han
: “Kita berharap dengan hukum hadist syarif tentang sikap merendahkan diri dan rendah hati yang
telah Rasulullah tunjukkan ini (Barang siapa bersikap rendah hati untuk mendapatkan ridho Allah,
maka Allah akan meninggikannya), bisa menjadi perantara tingginya agama (akhiratmu) dan
duniamu.” ( mektubat syarif, jilid 1, surat 69 )

Semoga Allah SWT jadikan kita hamba yang memiliki sikap rendah hati hakiki. Semoga kita dijaga
dari sifat buruk yang tidak diridhoi Allah, seperti sombong dan kufur.

5
Hz. Üstazımız’dan (KS), Abilerimizden ve diğer Büyüklerimizden söz veya hatıralar

Nasihat Ustad kita (Syekh Sulaiman Hilmi Tunahan K.S. : “Hendaklah selalu berprasangka
baik kepada saudara-saudara kita, jangan pernah merendahkan orang lain. Barang siapa
lebih mengutamakan dirinya sendiri daripada saudara-saudaranya, maka dia belum menjadi
seorang manusia yang sempurna.”

Saudara-saudara yang mulia! Ustad kita memberikan nasihat kepada kita untuk selalu
berbuat tawadhu baik itu di sekolah, di pesantren maupun di rumah. Kita harus selalu
berusaha untuk menjadi pribadi yang memiliki sikap tawadhu. Beliau berkata :‘‘ Tidak
masalah walaupun tempat kita hanya di pelataran masjid, yang terpenting dakwah ini bisa
berjalan lancar dan sukses.”
Abimiz berkata: “Tanaman Padi semakin berisi dia akan semakin merunduk. Penerapan
sifat tawadhu selalu ada di pesantren kita, karena berkaitan dengan bentuk maknawiyah
kita. Sifat sombong tidak pantas untuk orang yang ada di pesantren kita. Sifat ini tidaklah
sesuai dengan manawiyah kita, kadang kita melihat orang-orang yang membanggakan
dirinya. Kita tidak pantas sombong, karena kita tahu siapa zat pemilik semua ini.

Dalam hal ini KEMAL Kacar Abimiz pernah berkata: “Jangan menjadi beban untuk asrama
kita; jadilah orang yang meringankan beban tersebut. Saya tidak suka orang yang
sombong. Karena Allah Swt dan Rasulullah Saw tidak menyukai sifat sombong.”

Disamping itu para Abi masyayikh kita mengisyaratkan akan bahaya sifat sombong yang
merupakan salah satu dari penyakit hawa nafsu: “Kalian harus memiliki prinsip bahwa
keberhasilan kalian dalam sebuat khidmat adalah bukan dari diri kalian sendiri, melainkan
Karena Allah sendiri yang menginginkan kesuksesan khidmah tersebut dan menjadikan
kalian sebagai perantaranya”.

6
Bacakanlah kepada murid-murid sebuah cerita sejarah dan mintalah supaya mereka
mentafakurinya..
Setelah sultan Selim Han menaklukkan kota mesir. Beliau memberikan jawaban terhadap orang
orang yang mengatakan bahwa sang sultan mengambil semua harta yang ada dimesir : “ Harta
hanyalah milik Allah. Barang siapa yang memenangkan peperangan dengan bangganya akan tetapi
masih ada kezaliman didalamnya, maka Allah akan menurunkan derajatnya ke derjat yang paling
rendah. Dalam keadaan seperti ini apakah manusia tetap merasa bangga? Bukannkah kita mengakui
di dunia ini kekuasaan yang kita punya walaupun sejengkal tanah itu milik Allah ? beliau
mengungkapkan tidak ada cara lain kecuali kita sujud bersukur kepada- Nya.

Suatu ketika pada hari jumat tanggal 28 Muharram Sultan Selim Han pergi ke masjid Malik Muayyad
untuk melaksanakan shalat jumat. Sang hatib ketika membacakan khutbahnya dari atas mimbar, dia
memberikan pujian kepada sang sultan : “ Wahai hakim ( penguasa ) Al haramain-Al Syarifain.
Sultan Selim Han langsung memberikan interupsinya : “Hadimul Haramain Al-Syarifain ( Pelayan dua
kota suci Mekkah dan Madinah).” Seorang pemimpin yang sangat besar, hatib pun setelah
mengatakan apa yang dikatakan oleh sang sultan langsung melakukan sujud syukur sambil berurai air
mata. Setelah membacakan pujian rasa syukurny,a sultan slim han memberikan jubah berharga yang
melingkari pundaknya kepada sang hatib dan beliau memasangkan sorguç ( Semacam bros ) diatas
sorbannya sebagai tanda bahwa beliau adalah seorang pelayan dua kota suci. Masarakat Mesir yang
meihat perilaku tawadhu sang sultan didalam hati mereka timbul rasa hormat dan cinta kepada
sultan selim han. Khalifah terakhir kesultanan abbasiyah memberikan khilafahnya kepada sultan
selim han, kemudia sultan selim han mengirimkan khalifh terakhir bani abbasiyah tersebut ke
istanbul yang mana beliau adalah seorang ahli ilmu di mesir.

Pada tanggal 6 mei 1518, sultan selim han begerak ke istanbul. Beliau dan tentaranya masuk ke
istanbul kembali setelah 2 tahun. Khilafah telah berpindah tangan dari bani abbasiyah ke ustmaniyah.
Beliau dan tentaranya kembali dengan kemenangan. Pada tanggal 25 juli beliau sampai ke istanbul
bagian anadolu. Pada saat tentaranya sampai di pantai anadolu. Beliau mendapati kabar bahwa di
istanbul banyak rakyat yang tumpah ke jalan untuk menyambut sultan selim han dan tentaranya.
Sultan selim yang merasa tidak enak dengan adanya kabar tersebut, memerintahkan untuk menuggu
datangnya malam untuk masuk ke kota istanbul. Tidak seorang pun tahu dari para tentaranya alasan
kenapa sultan memerintahkan seperti itu. Para tentara pun mulai tidak sabar. Pada akhirnya salah
satu tentara yang bernama Ahmad bin Kemal Pasa menemui sultan dan bertanya: “ saya ingin
menanyaka sesuatu wahai sultan.” Sultan : “ silahkan, apa kira kira yang ingin kau katakan.” Ibn
Kemal Pasa : “ para tentara ingin tahu alasan kenapa pada saat rakyat istanbul turun ke jalan
menunggu untuk bertemu dengan sultan, akan tetapi sultan tidak juga masuk ke kota istanbul untuk
menemui mereka, apa alasan dibalik semua ini?” sultan : “ wahai prajuritku apakah kalian masih
tidak mengenal siapa kita? Kita disini berkumpul bukan untuk mendapatkan kejayaan, ketenaran, dan
tepuk tangan dari masyarakat, kita disinin berperang dan berjuang hanya untuk mendapatkan ridha
Alah.” Sultan takut keluar dari keikhlasannya oleh karena itu beliau tidak menemui rakyatnya.

7
Kemudian pada malam harinya setelah semua masyarakat istanbul masuk ke rumahnya masing
masing, beliau memasuki kota istanbul ditemani oleh Hasan Can dan vazirnya Piri Pasa, beliau
memasuki istana tanpa ada penyambutan apapun ( diambil dai kitab Celâl-zâde Sâlih Çelebi ).
Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini kepada murid-murid, dan ajakalah mereka berfikir
untuk mengaplikasikan sifat tawadhu ini di kehidupan sehari-hari.
Apa saja yang kamu rasakan mengenai ketawadhuan yang terdapat pada kisah diatas?
Rasa apa saja yang bisa kita aplikasikan di kehidupan kita dari cerita?

Ahmad telah membaca kuran karim di sebuah acara. Suara bagusnya dan Kiraat yang bagus
menyebabkan semua orang yang ada di sana terpaku kepada dia. Orang-orang yang ada di
acara tersebut berkata kepada ahmad: “Masyaallah anak sekecil ini sangat indah sekali
dalam membaca alqur’an dan kiraatnya juga bagus”.
Ahmad menghadapi ujian tersebut menjawab: “Tuan-Tuan,Ibu-Ibu saya membaca kuran
seperti ini berkat ajaran guru-guru saya di asrama.” Tidak mengatakan keberhasilanya atas
nafsunya sendiri, dengan mengutamakan dakwan kita dan asrama-asrama kita dia berlaku
tawadhu.

Teman-Temanku yang kumuliakan apabila ahmad tidak berlaku tawadhu atas pujian-
pujian tersebut apakah yang akan terjadi

Coba kita pikirkan apabila Allah SWT yang memberikan nikmat kepada kita semua dan
kapan saja bisa mencabut nikmat tersebut, maka apakah kita pantas berlaku sombong.

8
(Menghubungkan Tema Dengan Penerapan di Kehidupan Keseharian dan Untuk Masa
Khidmah yang Akan Datang)

Teman-Temanku yang mulia! Kita telah belajar pada minggu ini tentang ayat-ayat
tawadhu, hadis-hadis syarif. Dan kita juga belajar dari sejarah ustazimiz kita, baik dari
nasehat ataupun ceramah beliau. Akan tetapi, tujuan kita sebenarnya bukan hanya
menjadi ahli ilmu saja, tapi baik di kehidupan kita sebagai santri ataupun kehidupan kita
sewaktu berkhidmah menjadi Abi/pengajar nanti.

Teman Temanku yang mulia! Dalam keadaan apapun kita dianjurkan untuk bersikap
tawadhu? Dengan mengarahkan pertanyaan dan sebisa mungkin tidak hanya memberikan
perkataan/nasehat yang banyak ke santri. Dengarkanlah jawaban yang datang tanpa
memberi komentar.

“Teman Temanku marilah kita bermutala’ah bersama-sama tentang sebab-sebab yang


kalian sampaikan.”

Orang-orang yang perekonomiannya baik, kenapa harus menjadi tawadhu kepada orang
yang lebih kurang beruntung darinya?

Jawabnya: keadaan ekonomi kita bisa saja lebih baik dari yang lainnya. Tapi ini bukanlah hal
yang harus kita banggakan. Dalam keadaan ini, dengan bertawadhu kepada teman-teman
kita, janganlah kita merasa sombong kepada teman-teman kita lainnya.
Kenapa kita diharuskan untuk berlaku tawadhu kepada orang-orang yang lebih lemah di
banding kita baik dari segi pelajaran umum ataupun pelajaran di pesantren?
Jawabnya: Bisa saja orang tidak berhasil seperti kita dalam hal pelajaran. Kita diharuskan
merasa bahwa keberhasilan yang kita dapatkan merupakan keberhasilan dari Allah Swt yang
diberikan kepada kita bukan untuk dibanggakan.
Orang orang yang lebih tinggi dari segi jasmani kenapa harus berlaku tawadhu kepada orang-
orang yang mempunyai kekurangan di dirinya.
Jawab: Bagusnya jasmani yang kita miliki, bukan berarti kita harus berlaku sombong. Tanpa
berlaku tinggi hati kita harus merasa bahwa nikmat ini semuanya berasal dari Allah dan
kapan saja Allah bisa mengambil nikmat tersebut

9
Dalam aspek peribadatan juga kenapa kita tidak boleh merasa paling baik dari pada teman
yang lainnya?

Jawab : Setiap ibadah yang kita laksanakan hanya Allah yang tahu. Oleh sebab itu, mengikuti
hawa nafsu dan tidak menghiraukan akibatnya merupakan kesalahan yang besar. Kita tidak
boleh merasa diri sudah sempurna dalam hal ibadah, kita harus mengajak dengan halus
kepada saudara-saudara kita yang masih kurang taqwanya, agar mereka senantiasa
melaksanakan amal ibadah dengan ikhlas.

Sebagai Pendakwah sebagai santri maupun sebagai Ustaz nanti di kehidupan hizmet
kalian, kalian juga harus tahu;

1. Hizmet apapun yang diberikan kepada kalian, sewaktu kalian berhasil


melaksanakannya, bertawadhulah. Kalian harus bertindak dengan menyadari bahwa
keberhasilan hizmet-hizmet ini, didapat karena adanya keberkahan di dalam dakwah ini.
2. Kalian harus selalu bersikap tawadhu dengan ilmu, kedudukan dan kepribadian kalian
kepada semua orang baik di kehidupan karir kalian ataupun di kehidupan hizmet kalian.
3. Kalian tidak boleh merasa rendah di hadapan orang-orang yang lebih baik dari kalian
baik dari segi ekonomi, ilmu, Qiraat dan lain sebagainya.

10
Not: Aşağıdaki faaliyeti uygulamak mecburi olmayıp, vakti müsait olan gruplarımızda
şahsiyet eğitimi çalışmasından sonra uygulanabilir.

FAALİYETİN ADI: SEN NE YAPARDIN

Dibawah ini diberikan beberapa kisah yang bernilai negativ.


Cerita ini dibacakan kepada murid-murid, dan sesuai urutan, tanyakan kepada mereka,
“kalau kamu, apa yang kamu lakukan ?”.
1. Ketika datang ke asrama, diberitahukan kepada para abi-abi, dan semua murid-murid
mengenai kabar dari hasil ujian di pelajaran bahasa turki, ahmet mendapatkan nilai 90
(5) dan dari kelas dan asrama yang sama pula hasan mendapatkan nilai 60 (3).
2. Hasan yang merupakan seorang murid yang memiliki suara dan bacaan yang bagus di
asrama, diberikan tugas oleh abi-abi untuk menjadi muadzin pada setiap shalat jum’at.
Dikarenakan suaranya bagus, hasan merasa sombong dan keadaan ini mencerminkan ke
bicaranya.
3. Ali yang memiliki kondisi fisik yang kuat melakukan olah fisik yang kuat kepada murid-
murid yang lemah. Dan secara tidak langsung ia memberikan kerugian bagi murid-murid
yang lain.
4. Celal yang sangat pandai melucu, memberikan nama julukan kepada semua orang dan
dengan itu ia mengeceknya. Hal ini membuat malu mereka dihadapan temannya yang
lain, dan hal ini pun menjadi sebab ketidak nyamanan di asrama.
5. Cemal yang memiliki kondisi ekonomi yang baik, selalu memesan makanan dan
memakannya dihadapan teman-temannya yang lain. Dan juga ia selalu ingin dipuji
dengan pakaian-pakainan bagus yang selalu ia pakai.

1. Elmalılı, Hak Dini Kur’an Dili c:5 s:3607,3611 Süre-i Furkân 23 Eser Neşriyat
2. İsmail Hakkı Bursevi, Ruhul Beyan Tefsiri c:6 s:240
3. Mektubat-ı İmam-ı Rabbani C:1 M:206- C:1 M:69 -C.1 S:222
4. İhya-u Ulumi-d Din C:3 S:28 -C:3 S:350- C:3 S:307
5. Ali Erol Hatıratım,15
6. Ö. Nasuhi BİLMEN, Dini ve Felsefi Ahlâk Lügatçesi s: 29 Bilmen Y.Evi 1967-İST.
11
7. A. Hamdi AKSEKİ, İslam Dini, Diy. İşl. Başk. Yay. s:249 1977-Ankara
8. Hayat-us Sahabe10.Bölüm 7.Fasıl 107.Sayfa
9. Seyyit Ali Zade – Şerh-i Şir”at-ül İslam S:399
10. Münavi - Feyz-ül Kadir C:6 S:258

Wali santri yang terhormat;

Materi Pendidikan Karakter Santri yang telah dibahas di Pesantren kita minggu ini ialah
tentang sifat TAWADHU. Dibawah ini, Anda akan menemukan contoh ketawadhuan leluhur-
leluhur yang menjadi pembimbing dan contoh di kehidupan kita sekarang ini. Marilah kita
simak dengan harapan kita bisa bersama mengambil faidah dari kisah-kisah ini.
Setelah Sultan Selim Han (Sultan zaman Turki Utsmani) menaklukkan Mesir. Beliau memberikan
jawaban terhadap orang-orang yang memfitnah sang sultan dengan tuduhan Sultan telah mengambil
semua harta yang ada di mesir, “Harta hanyalah milik Allah. Barang siapa yang memenangkan
peperangan dengan bangganya akan tetapi masih ada kezaliman didalamnya, maka Allah akan
menurunkan derajatnya ke derjat yang paling rendah. Dalam keadaan seperti ini apakah manusia
tetap merasa bangga? Bukankah kita mengakui di dunia ini kekuasaan yang kita punya walaupun
sejengkal tanah itu tetap milik Allah ? beliau mengungkapkan tidak ada cara lain kecuali kita sujud
bersukur kepada- Nya.

Suatu ketika pada hari jumat 28 Muharram, Sultan Selim Han pergi ke masjid Malik Muayyad untuk
melaksanakan shalat jumat. Saat sang khotib berkhutbah dari atas mimbar, dia memberikan pujian
kepada sang sultan dengan berkata: “ Wahai hakim (penguasa) Al-haramain Syarifain. Sultan Selim
Han langsung memberikan interupsi : Bukan, aku hanyalah “Hadimul Haramain Al-Syarifain (
Pelayan dua kota suci Mekkah dan Madinah).” Ketawadhuan seorang pemimpin besar membuat
hatib pun langsung melakukan sujud syukur (setelah berkhutbah) sambil berurai air mata. Setelah
membacakan pujian rasa syukurnya sultan selim han memberikan jubah berharga yang melingkari
pundaknya kepada sang hatib dan beliau memasangkan sorguç (semacam bros) diatas sorbannya
sebagai tanda bahwa beliau adalah seorang pelayan dua kota suci. Masarakat Mesir yang meihat
perilaku tawadhu sang sultan di dalam hati mereka timbul rasa hormat dan cinta kepada sultan selim
han. Khalifah terakhir kesultanan abbasiyah memberikan jabatan khilafahnya kepada sultan selim
han, kemudian sultan selim han mengirimkan khalifah terakhir bani abbasiyah tersebut ke istanbul
yang mana beliau adalah seorang ahli ilmu di mesir.

Pada tanggal 6 mei 1518, sultan selim han begerak ke Istanbul. Beliau dan tentaranya masuk ke
istanbul kembali setelah 2 tahun kepergian mereka. Khilafah telah berpindah tangan dari bani
Abbasiyah ke Ustmaniyah. Beliau dan tentaranya kembali dengan kemenangan. Pada tanggal 25 juli

12
beliau sampai ke Istanbul bagian Anadolu (Asia). Pada saat tentaranya sampai di pantai anadolu.
Beliau mendapati kabar bahwa di istanbul banyak rakyat yang tumpah ke jalan untuk menyambut
sultan selim han dan tentaranya. Sultan selim merasa tidak nyaman dengan kabar tersebut, beliau
memerintahkan untuk menuggu datangnya malam, setelah itu masuk ke kota Istanbul tanpa
sepengetahuan siapa pun. Tidak seorang pun tahu dari para tentaranya alasan kenapa sultan
memerintahkan seperti itu. Para tentara pun mulai tidak sabar. Pada akhirnya Ahmad bin Kemal Pasa
menemui sultan dan bertanya: “Saya ingin menanyakan sesuatu wahai sultan.” Sultan : “Silahkan,
apa kiranya yang ingin kau katakan.” Ibn Kemal Pasa : “Para tentara ingin tahu alasan kenapa pada
saat rakyat istanbul turun ke jalan menunggu untuk bertemu dengan sultan, sultan memilih untuk
tidak masuk ke kota istanbul menemui mereka, apa alasan dibalik semua ini?” Sultan : “Wahai
prajuritku apakah kalian masih tidak mengenal siapa kita? Kita disini berkumpul bukan untuk
mendapatkan pujian, ketenaran, dan tepuk tangan dari masyarakat, kita disini berperang dan
berjuang hanya untuk mendapatkan ridha Allah.” Sultan takut keluar dari keikhlasannya oleh karena
itu beliau tidak menemui rakyatnya. Kemudian pada malam harinya setelah semua masyarakat
istanbul masuk ke rumahnya masing masing, beliau memasuki kota Istanbul ditemani oleh Hasan Can
dan Wazirnya, yaitu Piri Pasha, beliau memasuki istana tanpa ada penyambutan apapun. (Diambil
dai kitab Celâl-zâde Sâlih Çelebi ).

13

Anda mungkin juga menyukai