Anda di halaman 1dari 13

Latar Belakang

Akhlak merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dengan orang yang tidak berakhlak. Akhlak juga
merupakan roh Islam yang mana agama tanpa akhlak samalah seperti jasad yang tidak bernyawa.karena
salah satu misi yang dibawa oleh Rasulullah saw ialah membina kembali akhlak manusia yang telah
runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu mulai pada jaman penyembahan berhala oleh pengikutnya
yang telah menyeleweng.

Hal ini juga berlaku pada zaman jahilliyyah dimana akhlak manusia telah runtuh,perangai umat yang
terdahulu dengan tradisi meminum arak, membuang anak, membunuh, melakukan kezaliman sesuka hati,
menindas, suka menjolimi kaum yang rendah martabatnya dan sebagainya. Dengan itu mereka
sebenarnya tidak berakhlak dan tidak ada bedanya dengan manusia yang tidak beragama.

Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan kita dari siksa api neraka. Islam menganggap
mereka yang tidak berakhlak tempatnya di dalam neraka. Umpamanya seseorang itu melakukan maksiat,
durhaka kepada kedua orang tuanya, melakukan kezhaliman dan sebagainya, sudah pasti Allah akan
menolak mereka untuk dijadikan ahli syurga.

Selain itu, akhlak juga merupakan ciri-ciri kelebihan di antara manusia karena akhlak merupakan
lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang manusia yang berakal. Dalam hal
ini Rasulullah saw bersabda yang bermaksud : “Orang yang sempurna imannya ialah mereka yang paling
baik akhlaknya.”

Kekalnya suatu ummah juga karena kokohnya akhlak dan begitulah juga runtuhnya suatu ummah itu
karena lemahnya akhlaknya. Hakikat kenyataan di atas dijelaskan dalam kisah-kisah sejarah dan tamadun
manusia melalui al-Quran seperti kisah kaum Lut, Samud, kaum nabi Ibrahim, Bani Israel dan lain-lain.
Ummah yang berakhlak tinggi dan sentiasa berada di bawah keridhoan dan perlindungan Allah ialah
ummah yang seperti pada zaman Rasulullah saw.

Tidak adanya  akhlak yang baik pada diri individu atau masyarakat akan menyebabkan manusia krisis
akan nilai diri, keruntuhan rumah tangga, yang tentunya hal seperti ini dapat membawa kehancuran dari
suatu negara. Presiden Perancis ketika memerintah Perancis dulu pernah berkata : “Kekalahan Perancis di
tangan tantara Jerman disebabkan karena tentaranya runtuh moral dan akhlak”
Pencerminan diri seseorang  juga sering digambarkan melalui tingkah laku atau akhlak yang ditunjukkan.
akhlak merupakan perhiasan diri bagi seseorang karena orang yang berakhlak jika
dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak tentu sangat jauh perbedaannya.Akhlak tidak
dapat dibeli atau dinilai dengan suatu mata uang apapun,akhlak       merupakan wujud di dalam
diri seseorang yang merupakan hasil didikan dari kedua orang tua serta pengaruh dari
masyarakat sekeliling mereka. Jika sejak kecil kita kenalkan,didik serta diarahkan pada akhlak
yang mulia, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari hingga seterusnya.

Proses pembentukan sebuah masyarakat adalah sama seperti membina sebuah bangunan.
Kalau dalam pembinaan bangunan, asasnya disiapkan terlebih dahulu, begitu juga dengan
membentuk masyarakat mesti di mulai dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu. Jika kukuh
asas yang dibina maka tegaklah masyarakat itu. Jika lemah maka robohlah apa-apa yang telah
dibina diatasnya.

Akhlak tentu amat penting karena merupakan asas yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika
memulai pembentukan masyarakat Islam. Sheikh Mohamad Abu Zahrah dalam kitabnya
Tanzim al-Islam Li al-Mujtama’ menyatakan bahawa budi pekerti atau moral yang mulia adalah
satu-satunya asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berhati bersih, ikhlas dalam
hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan benci kepada kejahatan.

Definisi Akhlak

Disebutkan bahwa akhlak adalah buah dari keimanan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan
ibadah baca istiqomah dalam islam dan cara agar tetap istiqomah dijalan Allah). Akhlak yang kita ketahui
tersebut memiliki pengertian baik secara bahasa maupun secara istilah. Selain itu ada beberapa ulama
yang juga menjabarkan pengertian akhlak sebagaimana ibnu Miskawaih menyebutkan bahwa akhlak
adalah keadaan jiwa atau sifat seseorang yang medorong melakukan sesuatu tanpa perlu
mempertimbangkannya terlebih dahulu.

 Secara bahasa

Kata akhlak secara bahasa verasal dari bahasa Arab “Al Khulk” yang diartikan sebagai perangai, tabiat.
Budi pekerti, dan sifat seseorang. Jadi akhlak seseorang diartikan sebagai budi pekerti yang dimiliki oleh
seseorang terkait dengan sifat-sifat yang ada pada dirinya. (baca istri-istri nabi muhammad dan sifatnya)

 Secara istilah

Kata akhlak menurut istilah khususnya dalam islam diartikan sebagai sifat atau perangai seseorang yang
telah melekat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut. Seseorang yang mmeiliki sifat
baik biasanya akan memiliki perangai atau akhlak yang baik juga dan sebaliknya seseorang yang
memiliki perangai yang tidak baik cenderung memiliki akhlak yang tercela. Kata akhlak disebutkan
dalam firman Allah pada ayat berikut ini

Golongan Akhlak

Akhlak sendiri dibedakan menjadi dua golongan yakni akhlak terpuji atau akhlakul karimah dan akhlak
tercela atau akhlakuk mazmumah.

 Akhlak Terpuji

Diantara beberapa akhlak terpuji yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim adalah kesopanan, sabar,
jujur, derwaman, rendah hati, tutur kata yang lembut dan santun, gigih, rela berkorban, adil,
bijaksana,tawakal dan lain sebagainya. Seseorang yang mmeiliki akhlak terpuji biasanya akan selalu
menjaga sikap dan tutur katanya kepada orang lain dan merasa bahwa dirinya diawasi oleh Allah SWT.
(baca cara meningkatkan akhlak terpuji)
 Akhlak tercela

Akhlak tercela adalah akhlak yang harus dijauhi oleh muslim karena dapat mendatangkan mudharat baik
bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Contoh akhlak tercela diantaranya adalah dusta (baca bahaya
berbohong dan hukumnya dalam islam), iri, dengki, ujub, fitnah, sombong, bakhil, tamak, takabur, hasad,
aniaya, ghibah, riya dan sebagainya. Akhlak yang tercela sangat dibenci oleh Allah SWt dan tidak jarang
orang yang memilikinya juga tidak disukai oleh masyarakat. (baca juga penyakit hati menurut islam).

Keutamaan Akhlak Dalam Islam

Telah disebutkan sebelumnya pengertian tentang akhlak dan sebagai umat muslim kita tahu bahwa akhlak
memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama islam. Beberapa keutamaan mmeiliki akhlak yang terpuji
antara lain

 Berat timbangannya diakhirat

Seseorang yang memiliki akhlak terpuji disebutkan dalam hadits bahwa ia akan memiliki timbangan yang
berat kelak dihari akhir atau kiamat dimana semua amal manusia akan ditimbang, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW berikut

Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang
mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan
shalat. [HR Tirmidzi 

 Dicintai Rasul SAW

Rasul SAW diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia didunia. Dan tentu saja
Rasul SAW sendiri mencintai manusia yang mmeiliki akhlak yang baik. Dari Jabir RA; Rasulullah SAW 
bersabda:

Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya dariku di hari kiamat
adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan yan paling jauh
tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara, angkuh dalam berbicara, dan sombong.
[Sunan Tirmidzi: Sahih]

 Memiliki kedudukan yang tinggi

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa seseorang yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang mulia
memiliki kedudukan yang tinggi diakhirat kelak. Rasul SAW bersabda

“Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih
bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh)
dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal
melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak
yang luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri),
dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih
sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

 Dijamin rumah disurga


Memiliki akhlak yang mulia sangat penting bagi seorang muslim dan keutamaan memiliki akhlak mulia
sangatlah besar. Dalamsebuah hadits disebutkan bahwa Rasul menjamin seseorang sebuah rumah disurga
apabila ia memiliki akhlak yang mulia. Dari Abu Umamah ra; Rasulullah SAW  bersabda:

Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan sebuah
rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas
surga bagi orang yang mulia akhlaknya. [HR Abu Daud ]

Faktor Penyebab Akhlak Buruk Munculnya akhlak buruk pada diri seseorang tidak terlepas dari
beberapa faktor pemicu baik internal maupun eksternal, antara lain: 1.Tabiat manusia Setiap
manusia memiliki tabiat akhlak yang berbeda-beda. Di antara mereka ada yang mempunyai
tabiat baik dan mulia. Ada juga yang bertabiat kasar, keji, dan tabiat buruk lainnya.
Seseorang yang tabiat buruknya lebih dominan niscaya akan memberi pengaruh buruk pada
dirinya sehingga menuntunnya kepada akhlak-akhlak yang buruk dan memalingkannya dari
akhlak-akhlak yang mulia. Terlebih jika dia mengikuti tabiatnya dan tidak memperbaiki
dirinya. 2.Pendidikan rumah serta lingkungan kemasyarakatan yang buruk Seorang anak ibarat
kertas putih yang siap kapan saja diisi dengan aneka ragam tulisan dan warna. Pendidikan
rumah dan lingkungan kemasyarakatan merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang
akan mengisi hijau merahnya kertas tersebut, karenanya baik buruknya akhlak seseorang
sangat bergantung pada pendidikan yang didapatnya di dalam rumah dan lingkungan
kemasyarakatan sekitar. Rumah merupakan sekolah yang pertama bagi anak-anak. Seorang
anak akan mendapatkan pendidikan di rumah dan di tengah-tengah keluarganya terlebih
dahulu sebelum beranjak menuju pendidikan sekolah dan kemasyarakatan, Kedua orang
tualah pemegang peran utama dalam pendidikan rumah. Seorang anak mengikuti ajaran
kedua orang tuanya dalam meniti akhlak yang lurus sebagaimana kedua orang tuanya
bertanggungjawab penuh pada kerusakan dan penyimpangan anak mereka. Rosululloh
bersabda: “Setiap anak yang dilahirkan berada di atas fithroh. Maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasroni atau seorang Majusi.” (HR. al-
Bukhori dan Muslim) Apabila seorang anak berada pada pendidikan rumah yang buruk dan
pada perkara-perkara yang jelek, niscaya anak tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan
kepribadian dan akhlak yang buruk pula. Bahkan, pendidikan seperti ini akan mematikan
benih-benih tabiat baik dan potensi kepribadian yang mulia yang ada di dalam dirinya. Orang
tua yang memiliki ahklak buruk dan tidak mempunyai keperibadian kuat, maka pada umumnya
akan diikuti oleh anak-anaknya. Terlebih anak-anak akan mewarisi tabiat kedua orang tua
mereka sebagaimana mereka mewarisi bentuk fisik mereka. Begitu juga dengan lingkungan
kemasyarakatan. Ia memberikan andil yang sangat besar dalam membentuk baik buruknya
akhlak seseorang. Jika seseorang tumbuh besar pada lingkungan yang sholih, dari rumah yang
baik dan sekolah yang memberi perhatian kepada agama dan akhlak murid-muridnya, niscaya
anak tersebut akan tumbuh dengan akhlak yang baik pula, dan terjauhkan dari akhlak yang
rendah dan tidak terpuji. Alloh berfirman: “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya
tumbuh subur dengan seizin Alloh; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya
tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-
orang yang bersyukur.” (QS. al-‘Arof [7]: 58) 3.Salah memilih teman bergaul Sahabat
mempunyai pengaruh yang kuat bagi pribadi seseorang karena seorang sahabat akan
menuntun tabiat, akhlak dan agama seseorang. Oleh karena itu, Islam menempatkan seorang
sahabat sebagai standar baik buruknya agama seseorang. Rosululloh bersabda: “Seseorang
tergantung pada agama temannya, maka hendaklah diantara kalian memilih siapa yang
dijadikan teman.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmizdi dan lain-lain) Hal ini karena barang siapa yang
duduk dengan orang-orang yang buruk dan bergaul dengan mereka, maka pastilah dia akan
terpengaruh dan akan mengadopsi akhlak mereka. Setiap kali dia berkeinginan untuk
mengarah kepada perbaikan dengan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, dan berlepas
dari akhlak yang buruk, maka mereka akan senantiasa mempengaruhinya dan memalingkannya
hingga diapun akan kembali kepada penyimpangannya dan terus berkelanjutan di atas
kebodohan dan kepandirannya.

4.Hawa nafsu Setiap manusia pasti memiliki hawa nafsu, dan pada dasarnya hawa nafsu itu
tidaklah tercela, karena dengannyalah manusia dapat melangsungkan kehidupannya di dunia
ini. Namun, hawa nafsu cenderung tercela dan identik dengan hal-hal negatif karena
kebanyakan manusia sering menjadi budak hawa nafsunya, bukan sebaliknya. Oleh karena itu,
seseorang yang tidak dapat menundukan hawa nafsunya dan cenderung mengikuti serta
mengedepankannya, nicaya akan menjerumuskannya pada kerusakan akhlak dan kerendahan
jiwa. Alloh berfirman: 5.Kurangnya saling menasihati atau sombong dan tidak mau menerima
nasihat Nasihat yang baik dari orang lain ibarat cermin bagi diri kita. Dia akan menunjukan
kepada kita sisi-sisi positif dan negatif yang ada pada diri kita karena terkadang seseorang
lalai dan tidak ada waktu untuk mengevaluasi perilaku akhlaknya. Semakin banyak seseorang
menerima nasihat dan kritikan yang membangun, niscaya dia akan semakin tahu celah-celah
kekurangan yang ada pada dirinya dan berusaha untuk memperbaikinya. Sebaliknya, jika
seseorang sombong dan menganggap dirinya sempurna sehingga mencukupkan dirinya dari
nasihat orang lain, niscaya dia tidak akan menemukan sesuatu yang akan mengarahkannya
kepada perbaikan dan mengangkatnya dari perilaku-perilaku yang buruk. 6.Minimnya rasa
malu Rasa malu merupakan salah satu sifat yang terpuji yang akan mendorong kepada
perilaku yang mulia dan meninggalkan perilaku yang buruk. Manusia yang rendah rasa
malunya niscaya akan rendah pula budi pekertinya. Hal ini dikarenakan rasa malu adalah
salah satu benteng yang dapat menjauhkan seseorang dari perilaku buruk. Apabila rasa malu
telah berkurang pada diri seseorang, maka dia tidak akan memperdulikan tinggi rendah harga
dirinya sehingga dia akan berperilaku sesuka hatinya.

7.Lalai dari aib yang ada pada dirinya Banyak di antara manusia yang lalai dan enggan untuk
bermawas diri, memperhatikan letak-letak kekeliruan dan kekurangan-kekurangan yang ada
pada diri mereka. Bahkan kebanyakan dari mereka terlalu berbaik sangka dan memberikan
penyucian diri dengan perkataan atau perbuatan, seakan-akan dirinya adalah sosok manusia
sempurna yang terjaga dari segala betuk kekurangan dan keburukan. Apabila mereka
mendengar adanya akhlak yang baik, dengan serta merta mereka menyandarkan pada dirinya,
seolah-olah merekalah yang paling berhak menjadi penyandang akhlak tersebut. Namun
sebaliknya, apabila mereka mendengar akhlak yang buruk, maka mereka menisbatkan akhlak
tersebut kepada orang lain dan beranggapan bahwa dirinya tidak pernah memilikinya dan
seakan-akan dia telah selamat dan terlepas dari akhlak buruk tersebut. Fenomena seperti ini
sangat tidak pantas bagi orang yang hendak meraih kesempurnaan diri, karena hal ini sangat
bertentangan dengan ajaran Islam yang tidak membolehkan kita untuk berperilaku sombong
dan mentazkiyyah diri (menganggap dirinya bersih) dari segala keburukan. Selain itu,
fenomena seperti ini juga sangat berbahaya bagi pribadi seseorang karena hal ini dapat
mewariskan kekaguman pada diri sendiri dan ridho dengan kekurangan-kekurangan yang ada
di dalam dirinya sehingga tidak ada upaya baginya untuk mengobati dan memperbaiki apa-apa
yang menjadi kekurangannya. Ibnu al-Mukaffi’ berkata: “Aib terbesar yang ada di dalam diri
pada diri seseorang adalah ketika aibnya tersembunyi darinya. Karena apabila aibnya
tersembunyi darinya maka demikianpula kebaikan orang lain niscaya akan tersembunyi
darinya. Dan bagi siapa yang aib dirinya dan kebaikan orang lain tersembunyi darinya, maka
dia tidak akan bisa terbebaskan dari aib yang tidak diketahui olehnya, dan tidak akan pernah
meraih kebaikan orang lain yang selamanya tidak dapat dilihat olehnya.” Mahmud al-Warroq
juga berkata: “Manusia yang paling sempurna adalah manusia yang paling mengetahui
kekuranganya dan yang paling bisa mengekang hawa nafsunya.”
8.Minimnya memikirkan alam akhirat Memperbanyak mengingat alam akhirat merupakan salah
satu sifat yang Alloh berikan kepada para Nabi . Alloh berfirman: “Sesungguhnya kami
mensucikan mereka dengan akhlak yang luhur yaitu mengingat kampung akhirat.” (QS. Shod
[38]: 46) Mengingat dan memikirkan alam akhirat merupakan salah satu faktor yang dapat
menggerakkan seseorang untuk senantiasa berperilaku baik dan sesuai dengan tuntunan
agama. Karena seseorang yang senantiasa mengingat alam akhirat akan merasa bahwa segala
perbuatannya itu akan ada balasannya kelak di hari kiamat, sehingga dia akan senantiasa
berhati-hati dalam berbuat, berperilaku serta berinteraksi dengan mayarakat sekitar. Berbeda
dengan orang yang jarang atau tidak pernah memikirkan alam akhirat. Baik buruknya segala
perbuatan akan ia nilai dengan kepuasan dan hawa nafsunya. Dia tidak peduli melakukan
perbuatan dan perilaku seburuk apapun, karena yang penting dirinya telah mendapatkan
kepuasan. Karenanya, orang seperti ini jarang dapat menaiki tangga perbaikan dan
kemuliaan.
Ada beberapa hal cara meningkatkan akhlak :

1. Berbaik sangka
Berbaik sangka dapat dilakukan dengan cara berprasangka baik pada diri sendiri serta pada orang lain.
Mereka yang dalam keadaan putus asa, umumnya cenderung, berburuk sangka pada sang pencipta. Hal
ini merupakan tindakan yang harus dihindari. Bersikap optimis dan tidak lantas berputus asa merupakan
cara kita dalam berbaik sangka kepada pencipta. Segala sesuatu yang telah Allah tentukan adalah jalan
terbaik bagi kita. Tugas kita hanyalah bersabar dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi sehingga target
yang ingin kita capai bisa segera didapatkan.

Tanamkan pada diri untuk selalu percaya jika kegagalan yang anda alami hari ini, mengandung hikmah
yang dapat kita ambil pelajaran darinya. Allah selalu memiliki maksud tersendiri saat memberikan cobaan
bagi para umatnya. Jangan lantas bersedih saat gagal meraih cita-cita dan jangan lantas berburuk sangka
jika Allah tidak sayang pada hambanya ketika anda berada dalam keterpurukan. Dalam keadaan apapun,
kita sebaiknya senantiasa melontarkan kalimat syukur atas kebesaran Allah yang maha kuasa.

Seperti yang tertulis dalam QS. Al-Jatsiyah/45:12-13 yakni  “Allah yang menundukkan lautan untukmu
supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian
karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di
langit dan apa yang ada di Bumi semuanya (sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir”.

Dari ayat di atas, terkandung pengertian bahwa Allah telah memberi banyak kebaikan pada manusia.
Hanya saja mereka kurang bisa menyadari dan bersyukur aats apa yang telah dimiliki.

2. Bertaubat
Setiap manusia tentu pernah yang namanya berbuat salah. Bahkan mereka yang dicap sebagai orang baik
pun, tentu tidak luput dari yang namanya dosa. Dosa yang dibiarkan berlarut-larut  dan terus menerus
dilakukan merupakan hal yang buruk dan harus dijauhi. Dalam hal ini, segera bertaubat merupakan
langkah baik bagi anda untuk memperbaiki kesalahan yang telah anda lakukan. Taubat merupakan
kembalinya manusia dari berbuat buruk ke arah yang lebih baik dengan cara menata sifat serta
kelakuannya supaya kembali bersih.

Dengan sifat serta kelakuan yang baik melalui jalan bertaubat, maka akhlak kita akan semakin meningkat.
Bagi mereka yang bertaubat dengan bersungguh-sungguh, Allah akan memaafkan kesalahan yang telah
diperbuatnya. Kejelasan dari kata taubat juga disinggung dalam salah satu ayat Al Qur’an yakni pada QS.
Ali- Imran/ 3:135) “ dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak mengharuskan perbuatan kejinya
itu, sedang mereka mengetahui”.

Ayat mengenai taubat memang banyak disinggung dalam Al Qur’an bahkan ada satu surat yang
membahas makna pertaubatan manusia yakni surat At Taubah.

3. Taati syariat agama


Menaati syariat agama merupakan salah satu cara kita dalam meningkatkan kualitas akhlak kita menuju
ke arah yang lebih baik. Menaati syariat dapat dilakukan dengan cara membiasakan diri melakukan hal
yang baik dan bermanfaat. Bermanfaat dalam hal ini, tentu bermanfaat bagi diri sendiri serta bagi orang
lain. Jauhi hal-hal yang buruk dan bertentangan dengan aturan. Hasil dari mengikuti syariat supaya akhlak
semakin terpuji adalah kehidupan yang menjadi lebih tenang, terbentuknya sikap dan perilaku yang
positif serta bebas dari yang namanya permusuhan.

4. Berlaku baik dengan sesama


Bagi seorang remaja, akhlak terpuji dapat dilakukan dengan cara menunjukkannya pada kehidupan
pergaulan mereka. Seperti perilaku yang berikut ini:

 Tunjukkan jika anda memiliki solidaritas yang tinggi antar sesama


 Jaga kerukunan serta kebersamaan antar teman
 Saling tolong dan tidak pandang bulu terhadap siapa saja yang tengah membutuhkan pertolongan
 Saling menghargai antar sesama teman
 Memiliki jiwa kepahlawanan dengan cara menonjolkan sikap keberanian serta mau berkorban untuk
kebaikan

5. Adil
Sikap adil merupakan cermin akhlak yang baik. Dalam istilah, adil memiliki pengertian yakni suatu sikap
yang tidak memihak atau sama rata. Dalam hal ini, seseorang tidak boleh memihak salah satu pihak saja
dan membiarkan pihak lainnya, tidak mengurangi ataupun menambah bagi yang lain dan tidak boleh pilih
kasih. (baca : keutamaan adil terhadap diri sendiri)

6. Benahi cara berpakaian sesuai dengan syariat agama


Terutama bagi kaum hawa, Islam memiliki aturan tersendiri dalam adab berpakaian. Berpakaian memiliki
pengertian yaitu barang apa saja yang digunakan oleh seseorang mulai dari kerudung, jaket, celana, rok,
serta baju yang dikenakannya. Pakaian seseorang dapat menentukan kualitas diri seseorang. Semakin baik
pakaian seseorang, maka cerminan sikap baik pula yang tampak. Sebaliknya, semakin buruk cara
berpakaian seseorang maka orang tersebut akan dicap sebagai orang yang kurang bersopan santun.

Dalam agama Islam, adab berpakaian lebih ke keperluan menutup aurat. Dalam hal ini cara berpakaian
akan dikenakan ketentuan hukum. Dalam islam, adab berpakaian juga memiliki nilai ibadah. Tidak hanya
itu, kepentingan menutup aurat juga mampu menghindarkan seseorang dari bahaya asusila, melindungi
tubuh dari sengatan matahari serta sebagai identitas.

7. Ingat sejarah hidup Rasullulah


Meningkatkan akhlak bisa dilakukan dengan cara mencontoh apa-apa saja yang dilakukan oleh
Rasullulah semasa hidupnya. Mencontoh banyak perilaku Rasullulah dapat meningkatkan kualitas diri
anda terutama dalam hal akhlak. Kehidupan Rasullulah merupakan contoh tauladan yang baik sehingga
dapat membuat anda senantiasa berperilaku baik dengan tidak merugikan orang lain. Melainkan
sebaliknya, anda akan lebih banyak memberi manfaat dan menguntungkan bagi sesama.

Kehidupan Rasullulah dipenuhi dengan akhlak yang mulia dengan tingkat kesabaran luar biasa. Beliau
juga merupakan sebaik-baiknya contoh dalam berakhlak.

8. Bergaul dengan mereka yang berakhlak baik


Cara meningkatkan akhlak yang paling mujarab adalah dengan cara bergaul dengan mereka yang
berakhlak baik. Hal ini dapat membuat anda yang tadinya masih memiliki sifat kurang terpuji, dapat
dengan sendirinya terbawa sifat baik teman-teman anda sehingga anda, mampu membangun karakter diri
yang berkualitas. Berteman dengan teman yang berakhlak baik, mampu menjauhkan kita dari teman yang
gemar berbuat maksiat, yang dapat meracuni akal dan tindakan kita menuju ke arah keburukan.

9. Terima nasihat
Cara lainnya untuk meningkatkan akhlak diri adalah dengan cara menerima nasihat. Tidak semua nasihat
didengarkan, melainkan hanya nasihat yang baik dan bersifat membangun saja. Dalam hal ini tentu anda
harus lebih berlapang dada dalam menerima nasihat orang lain. Ada saatnya ketika kita tidak sadar
dengan kekurangan maupun sikap buruk kita sendiri. Sehingga membutuhkan orang lain untuk membantu
membenahinya. Perlunya sikap berlapang dada, merupakan hal yang baik dengan tujuan memperbaiki
sekaligus untuk meningkatkan akhlak kita sehari-hari.

10. Bertamu dengan sopan


Bertamu memiliki pengertian berkunjung ke rumah orang lain, entah rumah teman, sahabat atau bahkan
kerabat untuk suatu tujuan atau maksud tertentu. Bertamu memiliki banyak manfaat terlebih untuk
menjalin suatu silaturahmi. Dalam bertamu tunjukkan sikap yang baik dan tidak membuat pemilik rumah
merasa kurang nyaman atas kedatangan dan perilaku anda. Meski teman dekat sekalipun, namun adab
bertamu juga harus terjaga.

Meningkatkan akhlak merupakan hal yang harus dilakukan terutama jika sebelumnya anda melakukan
banyak kesalahan ataupun perilaku buruk yang dapat merugikan. Meningkatkan akhlak baik tentu harus
dilakukan dengan niat yang tulus dan tinggi. Tanpa adanya niat, maka kemungkinan anda berbuat buruk
dapat berulang kembali. Dalam hal ini, anda perlu bertaubat dengan sebaik-baiknya dengan tidak
mengulangi hal buruk yang telah anda lakukan. Melakukan akhlak baik juga harus dilakukan sebagai
suatu kebiasaan.

1). Akhlak kepada Pencipta


Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah
Taubat.Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran.Secara istilah adalah
meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan penuh
penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang
serupa.Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali kepada sikap,perbuatan
atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang sudah
terlanjur dikerjakan.
# Menurut Ibnu Katsir
Taubat adalah Tobat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan menyesali
atas dosa yang pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin tidak akan melakukan
kesalahan yang sama pada masa mendatang.
# Menurut A.Jurjani
Tobat adalah kembali pada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dari
perbuatan dosa dan melaksanakan segala kewajiban kepada Tuhan.
# Menurut Hamka
Tobat adalah kembali ke jalan yang benar setelah menempuh jalan yang sangat
sesat dan tidak tentu ujungnya.
2). Akhlak terhadap Sesama
Setelah mencermati kondisi realitas social tentunya tidak terlepas berbicara
masalah kehidupan.Masalah dan tujuan hidup adalah mempertahankan hidup untuk
kehidupan selanjutnya dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi
masalah hidup.Kehidupan sendiri tidak pernah membatasi hak ataupun
kemerdekaan seseorang untuk bebas berekspresi,berkarya.Kehidupan adalah saling
berketergantungan antara sesama makhluk dan dalam kehidupan pula kita tidak
terlepas dari aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma kesepakatan ataupun
norma-norma agama,karena dengan norma hidup kita akan jauh lebih mewmahami
apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak antara sesama manusia dan makhluk
lainnya.
Dalam aklak terhadap sesama dibedakan mnjadi dua macam      :
@ Akhlak kepada sesama muslim.
Sebagai umat pengikut Rasullulah tentunya jejak langkah beliau merupakan guru
besar umat Islam yang harus diketahui dan patut ditiru,karena kata rasululah yang
di nukilkan dalam sebuah hadist yang artinya “sesungguhnya aku di utus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”.Yang dimaksud akhlak yang mulia adalah
akhlak yang terbentuk dari hati manusia yang mempunyai nilai ibadah setelah
menerima rangsangan dari keadaan social.Karena kondisi realitas social yang
membentuk hadirnya karakter seseorang untuk menggapai sebuah
keadaan.Contohnya:ketika kita ingin di hargai oleh orang lain,maka kewajiban kita
juga harus menghargai orang lain,menghormati orang yang lebih tua,menyayangi
yang lebih muda,menyantuni yang fakir karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak
yang baik dan terpuji.Contoh lain yang merupakan akhlak terpuji antar sesame
muslim adalah menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain
disekitar kita tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi ketika kita berbicara
hanya dengan melalui bisikan halus ditalinga teman dihadapan teman-teman yang
lain,karena itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam.
@ Akhlak kepada sesama  non muslim
Akhlak antara sesama non muslim,inipun diajarkan dalam agama karena siapapun
mereka,mereka adalah makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup dengan nilai-nilai
kemanusiaan.Namun sayangnya terkadang kita salah menafsirkan bahkan
memvonis siapa serta keberadaan mereka ini adalah kesalahan yang harus dirubah
mumpung ada waktu untuk perubahan diri.Karena hal ini tidak terlepas dari etika
social sebagai makhluk yang hidup social.Berbicara masalah keyakinan adalah
persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bias dicampur
adukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain,apalagi masalah keyakinan
yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan social karena dalam
kehidupan ada namanya etika social.Berbicara masalah etika social adalah tidak
terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup,berkarya hidup dan lain-
lain.Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan
mereka,ketika upacara keagamaan sedang berlangsung ,mereka hidup dalam
minoritas sekalipun.Memberi bantuan bila mereka terkena musibah atau lagi
membutuhkan karena hal ini akhlak yang baik dalam kehidupan non  muslim.
@ Kesimpulan Akhlak Kepada Sesama
Setelah menelaah dan memahami akhlak kepada sesama sebagai kesimpulannya
adalah sesungguhnya dalam kehidupan,kita tidak terlepas dari apa yang sudak ada
dalam diri kita sebagai manusia termasuk salah satunya adalah akhlak.Karena
akhlak adalah salah satu predikat tang disandang oleh manusia akhlak akan
berjalan setelah manusia itu sendiri berada dalam alam social.Baik dan buruknya
akhlak kepada sesama tergantung dari orang menjalani hidup,apakah membentuk
karakternya dengan akal atau dengan hati karena keduanya adalah sumber.Jadi
kesimpulan akhlak antar sesama yaitu sangat dianjurkan selama apa yang
dilakukan punya nilai ibadah .
Dengan demikian orang yang berakal dan beriman wajib untuk mengerahkan
segala kemampuannya untuk meluruskan akhlaknya dan berperilaku dengan
perilaku yang dicintai Allah SWT.Serta melaksanakan maksud dan tujuan dari
terutusnya baginda Rasullulah SAW yang bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan Akhlak”
Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa: kesempurnaan akhlak yang hanya untuk
itu Rasullulah diutus,merupakan ukuran baik dan tidaknya seseorang baik di dunia
ini atau di akhirat nanti.Oleh karena itu wajib bagi setiap kaum muslimin agar budi
pekertinya.Baik kepada dirinya,keluarga,dan orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya.
PENERAPAN AKHLAK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
3). ADIL
Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.Adil juga berarti
tidak berat sebelah,tidak memihak.Dengan demikian berbuat adil adalah
memerlukan hak dan kewajiban secara seimbang tidak memihak dan tidak
merugikan pihak manapun.Sebagai contoh seseorang yang adil akan melaksanakan
tugas sesuai fungsi dan kedudukannya,menghukum orang yang bersalah
melakukan tindak pidana,membarikan hak orang lain sesuai dengan haknya tanpa
mengurngi sedikitpun.
Firman Allah di dalam Al-Qur’an yang mamarintahkan berbuat adil antara lain:
Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8

َ ‫و ْا هّللا َ ِإنَّ هّللا‬#ُ‫وى َوا َّتق‬#َ ‫ب لِل َّت ْق‬ َ #‫و َأ ْق‬#َ #‫ ِدلُو ْا ُه‬#‫اع‬
ُ ‫ر‬# ْ ‫ ِدلُو ْا‬#‫و ٍم َعلَى َأالَّ َت ْع‬#ْ #‫ َنآنُ َق‬#‫ش‬ ُ ِ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذِينَ آ َم ُنو ْا ُكو ُنو ْا َق َّوامِينَ هّلِل‬
َ ‫ش َهدَاء بِا ْلق ِْسطِ َوالَ َي ْج ِر َم َّن ُك ْم‬
ُ َ
َ‫خبِي ٌر بِ َما ت ْع َملون‬ َ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Berlaku adil harus diterapkan kapada siapa saja tanpa membedakan suku,agama
atau status sosial.Bahkab perlaku adil diterapkan kepada keluarga dan kerabat
sendiri.Sebagaimana firman Allah berikut ini
Al-Qur’an surat An-nisa Ayat 135
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa
dan kaum kerabatmu. Jika ia [361] kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala
apa yang kamu kerjakan.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hambanya yang beriman
supaya menjadi orang yang benar-benar menegakkan keadilan ditengah
masyarakat.Berani menjadi saksi akrena Allah,walaupun yang menjadi tergugat
dan terdakwa adalah diri sendiri,orang tua dan kerabat.
Oleh karena itu hukum harus diterapkan secara adil kepada semua
masyarakat,karena sekali ada pihak yang merasa dizalimi dengan cara
diperlakukan secara tidak adil,maka akan menimbulkan gejolak.Firman Allah lain
tentang dali terdapat dalam surat An Nahl ayat 90
Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ADIL dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
daoat mengambil pelajaran.
4). RIDHO
Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha artinya
menerima dengan senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.Yakni
berupa ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena
musibah.Orang yang mempunyai sifat tidak mudah bimbang,tidak mudah menyesal
ataupan menggerutu atas kehidupan yang diberikan olaeh Allah,tidak iri hati atas
kelebihan orang lain,sebab dia berkeyakinan bahwa semua berasal dari Allah
SWT,manusia hanya berusaha.Ridho bukan ebrarti menyerah tanpa usaha namanya
putus asa.Dan sikap putus asa tidak dibenarkan dalam agama islam.
Firman Allah dalam Al-qur’an surat A-baqarah ayat 153
Artinya:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu
Bagaimanakah caranya agar seseorang bisa memunculkan rasa ridho ketika
menerima kenyataan pahit yang tidak dikehendaki?Caranya yang paling jitu adalah
dengan menyadari bahwa Allah SWT maha adil dan bijaksana dalam setiap
ketetapan dan keputusannya.hendaklah seseorang yakin bahwa Allah tidak pernah
salah dalam memutuskan suatu hal.
Sebenarnya sikap ridho adalah perasan hati yang senantiasa merasa bahagia ketika
menerima takdir baik apapun.Melalui sikap ridho seseorang akan mudah bersabar
menghadapi berbagai macam cobaan.
Ridho mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang.Orang yangtelah
menempati tingkatan ridho tidak akan mudah tergoncang apapun yang
dihadapinya.Baginya apapun yang terjadi dialam ini merupakan kodrat atau
kekuasaan dan irodat kehendak Allah.Segalanya harus diterima dengan rasa tenang
danikhlas karena hal tersebut adalah pilihan Allah SWT yang berarti pilihan terbaik.
5). AMAL SHALIH
Amal berasal dari bahasa arab yang terbantuk masdar yaitu ya’mal yang artinya
segala pekerjaan atau perbuatan.Sedangkan shalih artimya bagus.Amal shalih 
berarti segala perbuatan/pekerjaan yang bagus yang berguna bagi
pribadi,keluarga,masyarakat dan manusia secara keseluruhan.Kebalikan dari amal
shalih adalah amalan sayyi’an atau amal jelek yaitu perbuatan yang mendatangkan
madhorot,baik bagi pelaku maupun orang lain.
Secara garis besar amal shalih dapat dibagi dua macam:
1.                   Amal shalih yang bersifat vertikal,dalam hal ini diwujudkan dalam
bentuk ibadah ritual kepada Allah SWT
2.                   Amal shalih ag bersifat horisontal yakni segala bentuk aktivitas
sosial kemasyarakatan,bentuk politik yang diniati untuk bekal kehidupan alam
akhirat.
Islam merupakan agama yang sama sekali tidak membadakan nilai ibadah yang
terkandung dalam amal shalih yang barsifat vertikal maupum horisontal.Karena
islam menghendaki umatnya menjadi penganut agama yang memiliki kedua
keshalihan tersebut yaitu keshalihan individual setelah menunaikan amal shalih
vertikal dan sekaligus manjadi anggota masyarakat yang memiliki keshalihan sosial
setelah melakukan amal shalih horisontal.
Perintah Allah agar kita mangerjakan amal shalih terdapat dalam Ai-Qur’an anara
lain:
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 82
Artinya:
Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga;
mereka kekal di dalamnya.
https://dalamislam.com/akhlaq/cara-meningkatkan-akhlak
https://makalahnih.blogspot.com/2017/11/8-faktor-yang-menyebabkan-kita-suka.html
https://dalamislam.com/akhlaq/akhlak-dalam-islam
https://komukblangsak.wordpress.com/2010/12/03/pentingnya-akhlak-dalam-kehidupan-manusia/

Anda mungkin juga menyukai