Menurut istilah, adab ialah: Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan
yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah.
Seseorang akan menjadi orang yang beradab dengan baik apabila ia mampu
menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki seperti yang dimilik
Rasulullah saw. Secara utuh dan sempurna. Oleh sebab itu Allah swt. memuji
beliau dengan firmannya yang artinya:
Menurut al-Ghazali akhlak mulia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh para
utusan Allah swt. yaitu para Nabi dan Rasul dan merupakan amal para
shadiqin.
Orang yang paling rapat dengan kita selain dari ibu bapa dan keluarga
yang lain adalah kawan -kawan kita, khususnya kawan-kawan sekelas
atau sekuliah. Pergaulan seharian adalah suatu perkara yang tidak boleh
dinafikan, lantaran kebanyakan masa diluangkan bersama-sama
mereka.
*Dalam usaha untuk memperolehi rasa hormat dan sayang kawankawan terhadap diri kita, bergaullah dengan mereka secara baik dan
peliharalah adab-adab dan batas-batas pergaulan dengan mereka. InsyaAllah, diri kita akan sentiasa dihormati, kehilangan kita akan sentiasa
dicari dan ketiadaan kita akan terasa hambarnya persahabatan yang
dirasakan oleh mereka. Jadikanlah diri kita seperti garam dalam
masakan, akan tawarlah masakan tanpa garam lalu hilanglah
keenakannya. Walau bagaimanapun, jangan kita merasa ego apabila
merasakan diri kita seperti jaguh . Sebaliknya ikutlah resmi padi,
semakin tunduk semakin berisi. Janganlah seperti kaduk naik junjung.
Maka, di antara adab-adab pergaulan dengan kawan-kawan ialah
- Menghulurkan bantuan kepada mereka apabila mereka amat-amat
memerlukan bantuan tersebut. Bantulah dengan ikhlas tanpa
mengharapkan sebarang balasan .
- Bersikap jujurlah dalam persahabatan, janganlah bersifat hipokrit,
yang mana lain di lidah lain pula di hati. Akibatnya diri sendiri
yang akan kehilangan harga diri.
- Jangan memburuk-burukkan seseorang kawan di hadapan kawankawan yang lain
- Jangan membuka aib kawan, kelak Allah S.W.T. akan membuka aib
kita di akhirat kelak
- Jangan cemburu dengan kejayaan kawan-kawan. Cemburu yang
membuta tuli akan menimbulkan perasaan hasad dengki.
Sebaliknya, cemburulah dengan kejayaannya itu dan berusaha
untuk mencapai kejayaan yang serupa.
- Janganlah menjatuhkan air muka sahabat dihadapan orang lain
- Jangan ketawa apabila seseorang rakan mengalami kegagalan
- Jangan mengejek dan memperkecil-kecilkan kawan kita. Umpanya
jika seseorang rakan sekelas memberikan satu pendapat, jangan
kita
dengan
menggunakan
hadis rasulullah!
Sebaik baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap
temannya dan sebaik baik jiran di sisi Allah ialah orang yang terbaik
terhadap jirannya. (Hadis riwayat al-Hakim)
Dari Numan bin Basyir r.a., Rasulullah SAW bersabda, Perumpamaan
persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang di antara mereka
adalah seumpama satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit
makamengakibatkan seluruh tubuh menjadi demam dan tidak bisa tidur.
(Hadis riwayat Muslim)
Seorang Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menzaliminya,
merendahkannya, menyerahkan (kepada musuh) dan tidak
menghinakannya. (Hadis riwayat Muslim)
Terdapat ayat yang mengisyaratkan mengenai peranan dan pengaruh kawan,
antaranya firman-Nya yang bermaksud: Wahai orang yang beriman!
Bertakwalah dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang bersifat benar.
(Surah at-Taubah, ayat 119)
Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik? Nasihat yang boleh diikuti dalam
membina persahabatan ialah sebagaimana pesanan al-Qamah (seorang
sahabat Rasulullah SAW) kepada anaknya, Wahai anakku, sekiranya
engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah
engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut.
1 Pilihlah sahabat yang suka melindungi sahabatnya, dia adalah hiasan diri
kita dan jika kita dalam kekurangan nafkah, dia suka mencukupi keperluan.
2 Pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau menghulurkan tangan
untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, dia suka menerima dengan
rasa terharu, jikalau ia melihat kebaikan yang ada pada dirimu, dia suka
menghitung-hitungkan (menyebutnya).
3 Pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau menghulurkan tangan
untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, ia suka menerima dengan rasa
terharu dan dianggap sangat berguna, dan jika ia mengetahui mengenai
keburukkan dirimu ia suka menutupinya.
4 Pilihlah sahabat yang jikalau engkau meminta sesuatu daripadanya, pasti
ia memberi, jikalau engkau diam, dia mula menyapamu dulu dan jika ada
sesuatu kesukaran dan kesedihan yang menimpa dirimu, dia suka membantu
dan meringankanmu serta menghiburkanmu.
5 Pilihlah sahabat yang jikalau engkau berkata, ia suka membenarkan
ucapan dan bukan selalu mempercayainya saja. Jikalau engkau
mengemukakan sesuatu persoalan yang berat dia suka mengusahakannya
dan jika engkau berselisih dengannya, dia suka mengalah untuk
kepentinganmu.
AMALAN ziarah-menziarahi sememangnya dituntut oleh agama. Bukan sekadar
menziarah kaum keluarga atau sanak saudara bahkan jiran-jiran terdekat hatta individu
yang tidak pernah dikenali sebelum ini.
Tujuan kunjung mengunjung adalah untuk merapatkan silaturahim dan saling bermaafan.
Bukan bertujuan untuk mendapatkan duit raya, memperaga baju raya paling cantik, mahal
ataupun melihat setiap hiasan atau susun atur rumah yang kita kunjungi.
Islam memperincikan beberapa syarat atau adab yang perlu diamalkan ketika seseorang
Muslim berhasrat untuk menziarah jiran atau sanak saudara, bukan sahaja pada hari raya
malah ketika hari-hari biasa .
Adab-adab tersebut diperincikan bermula daripada sebelum berziarah, semasa menziarah,
selepas menziarah dan perkara-perkara yang perlu dihindarkan ketika berziarah.
Adab-adab sebelum berziarah
Ya Rasul, jelaskanlan kepadaku tentang amal perbuatan yang mewajibkan aku masuk
surga dan menjauhkannya dari api neraka ?
Rasulullah SAW bersabda :
Pangkal segala perkara (agama Islam), tiangnya sholat lima waktu dan puncak dari segala
perbuatan baik adalah jihad, lalu Rasulullah bertanya lagi ? Maukah aku tunjukkan kunci
pembuka semuanya ? Dia menjawab ? Baik ya Rasulullah. Rasulullah SAW
bersabda :Jagalah ini (mulut/lidah) sambil beliau pegang. Dia bertanya lagi: Ya Rasul,
adakah tuntutan bagi perkataanku semuanya ? Rasulullah menjawab : Celaka kau,
ketahuilah kebanyakan manusia terjerumus ke jurang neraka, akibat ucapan yang keluar
dari lidahnya. (Musnad Imam Ahmad No.21511 / Tirmidzi No. 2616 / Ibnu Majah No.
3973).
Dari Jahl Ibnu Said, Rasulullah SAW bersabda :
Siapa yang menjadi penjamin untuk penjagaan antara bibirmu (lidahmu) dan antara
kakinya (perbuatannya), aku (sunnahku)adalah penjamin untuk surga-Nya. (HR Bukhori No.
6474 / Musnad Imam Ahmad No. 22136 / Tirmidzi No. 2408)
Dari Abu Said Al Khudri,Rasulullah SAW bersabda:
Apabila waktu pagi tiba, anggota tubuh seseorang memberi peringatan kepada mulut atau
lidah, katanya: ? Hai mulut, berhati-hatilah kamu dalam menjaga keselamatan kami, sebab
selamat atau tidaknya kami tergantung kepadamu, jika engkau selalu lurus maka selamatlah
kami, tetapi jika kau menyimpang atau sesat maka kamipun ikut sesat pula. (Musnad Imam
Ahmad No. 11498 / 11908 / Tirmidzii 2407)
2. Berkata yang baik atau diam (tutup mulut)
Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, dia tidak akan berbuat kerusakan
terhadap tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dia akan
menghormati tamu. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah
menghalangi seseorang menyampaikan kebaikan (Islam) atau kalau tidak mampu hendaklah
diam. ( HR. Bukhori No. 6018 / Muslim No.47 / Musnad Imam Ahmad)
3. Setiap perkataan yang baik adalah ibadah
Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Berdamai dengan sesama manusia adalah shodaqoh, keadilan yang diterapkan setiap
harinya adalah shodaqoh, setiap orang yang kamu tolong dengan memberi makan pada
binatang piaraannya adalah shodaqoh dan perkataan yang baik adalah shodaqoh dan setiap
langkah untuk menunaikan sholat adalah ibadah dan menyingkirkan sesuatu yang berbahaya
dari jalan adalah shodaqoh. ( HR. Bukhori No. 2989 / Muslim No. 1009 / Musnad Imam
Ahmad No. 27400 )
Dari Uday Ibnu Hakim, Rasulullah SAW pernah menyebutkan tentang neraka dan ketika dia
menyebutkannya raut mukanya berubah dan berkata :
Audhzubillah dan dia berkata dua kali kemudian beliau bersabda:
Takutlah kepada Allah dan selamatkanlah dirimu dari api neraka yang merupakan
ketetapan yang pasti tanggalnya, jika kamu tidak dapat berbuat kebajikan, maka berkatalah
dengan perkataan yang baik.(HR. Bukhori No. 6562 / Muslim No. 1016/ Musnad Imam
Ahmad No.17782 dan An Nasa`i No.2553)
4. Sesuatu kebaikan adalah sedikit berbicara dan tidak berbicara kecuali yang
bermanfaat.
Al Mughiroh Ibnu Shubah, Rasulullah SAW bersabda:
Allah melarangmu untuk tidak mematuhi perintah orang tuamu, melarang untuk tidak
menghormati orang tuamu, untuk mengambil dan memberi sesuatu yang tidak benar,
mengubur anak-anakmu (yang baru lahir) dan tidak menyukai perbuatan ghibah atau
menggunjing dan banyak bertanya tentang sesuatu yang tidak bermanfaat serta pemborosan
dari uangmu. (HR. Bukhori No. 5975/Muslim No.593/Musnad Imam Ahmad No. 1781)
Jabir Ibnu Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:
Siapa saja yang mencintaiku, maka ia akan duduk denganku di dalam majelis di hari
perhitungan nanti, mereka adalah orang yang memiliki karakter yang baik (memiliki
kepribadian Islam) dan mereka yang membenciku, maka ia akan jauh dari majelisku pada
hari perhitungan nanti, mereka adalah at-tatharun, yaitu orang-orang yang banyak bicara
(terutama membicarakan sesuatu yang tidak islami) dan mereka ketika berbicara dengan
keras (al-mudashadikun- ketika kamu menekankan kata yang membuat pembicaraan menjadi
panjang dan diiringi oleh ekspresi wajah) dan mutafayqihun- mereka adalah orang-orang
yang tidak terpelajar, tetapi berkata tentang fiqh berdasarkan pemikirannya sendiri (atau
memberi fatwa). Shahabat bertanya:Kita tahu bahwa mereka banyak bicara, kita tahu
tentang mereka yang berbicara keras tetapi apakah mereka adalah orang-orang yang alim ?
Rasulullah SAW menjawab: mereka adalah orang-orang yang sombong dan tidak memiliki
ilmu pengetahuan. (Musnad Imam Ahmad No.17278/Tirmidzi 2018/Sharh muslim XII hal
10)
Umar bin Khattab berkata: Siapa saja yang banyak bicara dia memiliki juga banyak dosa.
Ibn Kaasib berkata: Saya mendengar Imam Malik berkata bahwa tidak baik banyak bicara,
ambillah pelajaran dari wanita dan anak-anak dan berhati-hatilah akan hal itu.