Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sifat mekanik suat material berhubungan dengan elastis, plastis, kekuatan dan
kekakuan, suatu material terhadap pembebanan yang diberikan. Dimana
elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk berdeformasi tanpa terjadinya
perubahan yang permanen setelah tegangan diberikan. Dan kekuatan suatu
material dapat diketahui melalui proses pengujian, yaitu uji kekerasan. Uji
kekerasan adalah pengujian yang paling efektif untuk menguji kekerasan dari
suatu material, karena dengan pengujian ini kita dapat dengan mudah mengetahui
gambaran sifat mekanis suatu material.
Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada satu titik, atau daerah tertentu saja,
nilai kekerasannya cukup valid untuk menyatakan kekuatan sutau material dengan
melakukan uji keras, material dapat dengan mudah digolongkan sebagai material
ulet atau getas. Uji keras juga dapat digunakan sebagai sala satu metode terhadap
material. Kekerasan harus diketahui khususnya untuk material yang dalam
penggunaanya akan mengalami pengelasan dan deformasi plastis.

Deformasi plastis sendiri adalahsuatu keadaan dari suatu material ketika material
tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut suda tidak bisa
tidak bisa kembali ke bentuk asal. Uji kekerasan juga cara terbaik untuk
menganalisa komponen atau material industry yang terbuat dari logam murni dan
logam campuran. Tekanan pengaruh beban dan suhu yang ekstrim pada setiap
aktivitas manufaktur tentunya akan sangat mempengaruhi kualitas dan juga
kekerasan material ataupun komponen industri.

Dalam uji kekerasan, terdapat beberapa factor yang menjadi pendukung untuk
mengukur nilai kekerasan yakni geometri spesimen, kondisi permukaan, tingkat
paparan panas, jenis bahan dan proses produkksi. Untuk meode yang digunakan

1
dalam pengujian kekerasan adalah brinell, Rockwell dan Vickers. Semua metode
ini memiliki tujuan untuk menentukan resistensi terhadap gaya tekan atau
penetrasi. Setiap ujikekrasan dilakukan dengan cara memberi penekanan pada
permukaan material uji dan menggunakan indentor dengan berat beben dan
jangka waktu yang sebelumnya telah dintentukan sesuai standar pengukuran.
Adapun metalugrafi merupakan disiplin ilmu yang memoelajari karakteristik
mikrostruktur logam dan paduannya. Metalugrafi termasuk salah satu pengujian
yang merusak karena didalam prosesnya preparasi spesimen untuk mengetaui
struktur butir spesimen yang diuji di dalam mikroskop, dengan cara metalugrafi
ini dapat diketahui struktur butir , bentuk dan ukuran butir , batas butir seta warna
butir. Struktur bahan dalam orde kecil sering disebut struktur. Dalam pengujian
mikrostruktur ada banyak sekali bahan yang diteliti salah satnya adalah logam
berfasa tunggal dan berfasa ganda dalam pengembangannya pasti akan terdapat
pada logam-logam fero dan baja paduan kandungan grafit karbon.
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang yang
berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekeeasan adalah ketahana material
terhadap penetrasi walaupun demikian konsep tersebut dapat. Dihubungkan pada
suatu mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari material yang diuji. uji impak
merupakan pengujian suatu material dengan menggunakan pembebanan yang
cepat. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kekuatan,kekerasan,dan
keuletan suatu material.

Pengetauan dan pemaaman tentang karakteristik materialini penting untuk


diketaui dalm berbagai banyak bidang, salah satunya dalam dunia teknik mesin.
Pengujian kekerasan merupakan pengujian ygang relatif mudah dilakukan untuk
mengetaui sifat mekanik suatu material. Sifat material ini sangat erat kaitannya
dengan performa dari suatu material, jika sifat mekanik tersebut bagus maka
performa dari suatu material bagus pula. Uji keras dapat digunakan sbagai metode
untuk mengetaui pengaru perlakuan panas dan perlakuan dingin terhadap

2
material. Material yang telah mengalami cold working, hot working, dan heat
treatment dapat diketaui perubahan kekuatan, dengan mengukur kekerasan
permukaan suatu material. Sehingga denga uju keras, kita dapat dengan mudah
melakukan quality control terhadap suatu material
Dari studi literatur diatas, pada proses pengjian specimen terdapat beberapa
parameter yang dapat menunjang proses pengujian material, diantara nya adalah
material yang akan diuji, berupa jenis-jenis limbah padat yaitu, besi tua, batu-
batuan, kaca, kaleng-kaleng bekas, mika, keramik, dan pasir, dan dari pada itu
akan dilakukan penelitian dari proses kinerja dari hemer yang kurang efektif,
yang dimana hemer mudah tumpul saat melakukan proses penghancuran material
dari limbah padat tersebut, maka dari itu perlu dilakukan pengujian dari specimen
pisau hemer tersebut yang dimana penulis akan mencari tau tingkat kekerasan dari
material pisau pada hemer mill, sehingga pisau hemer dapat bekerja secara
maksimal dan tidak mudah tumpul saat melakukan pengancuran material limbah,
adapun factor yang mempengaruhi kinerja dari pisau hammer tersebut adalah
material limba yang terlalu keras, seingga membuat pisau hammer mudah tumpul,
maka dari itu penulis akan mencari tau nilai kekerasan dari tiap material limba
dan juga material dari pisau hammer.

Berdasarkan penjelasan diatas , penulis tertarik untuk melakukan penelitian,


analisa kegagalan hammer mill pada mesin cruser hammer

1.1 Identifikasi Masalah


1.pisau hemer yang mudah tumpul saat melakukan pengancuran material.
2.menganalisa tingkat kekerasan dari material limbah.
3.menganalisa system mekanik dari hammer mill
4.menganalisa nilai kekerasan dari material mata pisau
5.menganalisa struktur mikro dari material

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah menganalisa penyebab kegagalan
hemer mil pada mesin cruser yang mudah tumpul pada saat melakukan
pengerjaan?
2. Dan juga menganalisa struktur mikro dari material limbah padat, serta
menganalisa tingkat kekerasan kekerasan dari material pisau hammer?

1.4 Tujuan Penelitian


a) Untuk mengukur tingkat kekerasan specimen pisau hemer mill
b) Untuk mengetahui tingkat kekerasan dari suatu material mentah berupa
limbah padat serta mengetahui strukturmikro dari material tersebut.
c) Dan mengetahui nilai hasil pengujian material yang menggunakan metode
brinell dan Vickers.
d) Menganalisa sistem mekanik dari hemer.

1.5 Batasan Masalah

Keausan material pada hamer mill di pengaruhi oleh bermacam-macam factor,


mengingat banyaknya factor yang mempengaruhi hal tersebut, maka disini perlu
dibatasi permasalaan agar pembaasan lebih terfokus. Adapun batasan-batasan
masalah tersebut adalah
1. Matrial limbah padat berupa kaca, mika, keramik, dan batu bara serta material
dari pisa hemer
2. Pengujian dilakukan adalah uji kekerasan micro Vickers dan pengamatan
struktur mikro.

4
1.6 Manfaat Penelitian
a) Menambah pengetauan akademik tentang bagaimana kita mengetahui nilai
kekerasan pada dan strukturmikro dari suatu material.
b) Dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana proses dari pengujian material.
c) Hasil peneletian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai baan kajian atau
informasi bagi dunia kerja khususnya pengujian material.

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini dilakukan dalam beberapa
tahapan yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Uraian tentang latar belakang , identifikasi masalah, rumusan masalah
,pembatasan masalah,tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Mengemukakan pembahasan mengenai proses Friction Welding dan pengujian
tarik
BAB III METODE PENELITIAN
Berisikan tentang objek penelitian dan tentang rencana penelitian yang akan
dilakukan seperti diagram alir penelitian, serta pengumpulan data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan hasil dari penelitian yang dilakukan penulis, yang merupakan
analisa mengacu ke dasar teori dan secara lapangan.
BAB V PENUTUP
Berisikan tentang hasil kesimpulan dari analisa yang dilakukan. Dan saran untuk
perbaikan bagi yang di analisa.
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran

5
Bab 11
Landasan Teori

2.1 Uji Kekerasan Dan Mikro Struktur

adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari suatu material.
Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang
dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan
deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material
ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material
tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut
tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan
didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban
identasi atau penetrasi (penekanan). UJI KEKERASAN adalah pengujian yang
paling efektif untuk menguji kekerasan dari suatu material, karena dengan
pengujian ini kita dapat dengan mudah mengetahui gambaaran sifat mekanis
suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau
daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan
suatu material. Dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di
golongkan sebagai material ulet atau getas.

Mengapa diperlukan pengujian kekerasan?

Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua


pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan
melihat mutu untuk memastikan suatu  material memiliki spesifikasi kualitas
tertentu.

Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam


metode pengujian kekerasan, yakni :

1 BRINNEL

Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan


kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola
baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut
(spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang
memiliki permukaan yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf.
Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat
dari bahan Karbida Tungsten.

6
2 ROCKWELL

Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan


kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap
indentor berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada
permukaan material uji tersebut.

Untuk mencari besarnya nilai kekerasan dengan menggunakan metode


Rockwell dijelaskan pada gambar 4, yaitu pada langkah 1 benda uji ditekan
oleh indentor dengan beban minor (Minor Load F0) setelah itu ditekan
dengan beban mayor (major Load F1) pada langkah  2, dan pada langkah 3
beban mayor diambil sehingga yang tersisa adalah minor load dimana pada
 
kondisi 3 ini indentor ditahan seperti kondisi pada saat total load F yang
terlihat pada Gambar 4.

Besarnya minor load maupun major load tergantung dari jenis material yang
akan di uji, jenis-jenisnya bisa dilihat pada Tabel 1.
  

Dibawah ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari besarnya


kekerasan dengan metode Rockwell. 

HR = E - e

Dimana :

F0        = Beban Minor(Minor Load) (kgf)

F1        = Beban Mayor(Major Load) (kgf)

F          = Total beban (kgf)

e          = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan  0.002 mm

E         = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line
yang untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada table
1HR      = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardnessTabel dibawah

7
ini merupakan skala yang dipakai dalam pengujian Rockwell skala dan range
uji dalam skala Rockwell.

Tabel 1 Rockwell Hardness Scales

 
F0 F1 F
Scale Indentor E 
(kgf) (kgf) (kgf)
Jenis Material Uji
A Diamond 10 50 60 100 Exremely hard materials, tugsen
cone carbides, dll
B 1/16" steel 10 90 100 130 Medium hard materials, low dan
ball medium carbon steels, kuningan,
perunggu, dll
C Diamond 10 140 150 100 Hardened steels, hardened and
cone tempered alloys
D Diamond 10 90 100 100 Annealed kuningan dan tembaga
cone
E 1/8" steel ball 10 90 100 130 Berrylium copper,phosphor bronze, dll
F 1/16" steel 10 50 60 130 Alumunium sheet
ball
G 1/16" steel 10 140 150 130 Cast iron, alumunium alloys
ball
H 1/8" steel ball 10 50 60 130 Plastik dan soft metals seperti timah
K 1/8" steel ball 10 140 150 130 Sama dengan H scale
L 1/4" steel ball 10 50 60 130 Sama dengan H scale
M 1/4" steel ball 10 90 100 130 Sama dengan H scale
P 1/4" steel ball 10 140 150 130 Sama dengan H scale
R 1/2" steel ball 10 50 60 130 Sama dengan H scale
S 1/2" steel ball 10 90 100 130 Sama dengan H scale
V 1/2" steel ball 10 140 150 130 Sama dengan H scale

 tabel 2.1

3 VICKERS

Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan


kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor
intan yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid
seperti ditunjukkan pada gambar 3. Beban yang dikenakan juga jauh lebih
kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu  antara 1 sampai
1000 gram.

8
Angka kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien)
dari beban uji (F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari
indentor(diagonalnya) (A) yang dikalikan dengan sin (136°/2). Rumus untuk
menentukan besarnya nilai kekerasan dengan metode vikers yaitu : 

Dimana,

HV      = Angka kekerasan Vickers

F          = Beban (kgf)

d          = diagonal (mm)

MIKRO HARDNESS

Mikrohardness test tahu sering disebut dengan knoop hardness testing


merupakan pengujian yang cocok untuk pengujian material yang nilai
kekerasannya rendah. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur material
yang getas seperti keramik.

Dimana,

HK      = Angka kekerasan Knoop


 
F          = Beban (kgf)

l           = Panjang dari indentor (mm)

Nah, setelah kita mengetahui macam-macam pengujian untuk uji kekerasan


maka kita harus memikirkan apa yang harus kita ketahui untuk menentukan
metode uji kekerasan yang digunakan, untuk itu kita harus memperhatikan
hal-hal dibawah ini :

a.       Permukaan material

b.      Jenis dan dimensi material

c.      Jenis data yang diinginkan

d.      Ketersedian alat uji

9
. Material sebelum dilakukan pengujian mekanis sangat disarankan sekali untuk
dilakukan pengamatan struktur mikro atau pengujian metalografi. Struktur mikro dari
material dapat mempengaruhi sifat mekanis dari material. Pengujian mekanis uji
Tarik dan kekerasan seperti pada gambar 1., yang dilakukan tanpa melalui tahapan
pengujian metalografi hanya akan melihat hasil akhir dari uji mekanis.

 
Gb 2.2 Alat Uji Mekanis a) Uji Tarik Universal dan b) Kekerasan
 
Hasil pengujian mekanis hanya memberikan data bahwa material yang diuji memiliki
nilai kekuatan dan kekerasan tertentu yang selanjutnya akan dikelompokkan ke dalam
bagian yang lulus dan tidak lulus. Sementara itu material yang tidak lulus hasil uji
mekanis, seharusnya memiliki data pelengkap yang dapat digunakan sebagai analisa
lanjutan mengapa telah terjadi kegagalan saat pengujian mekanis.

Pengamatan struktur mikro terhadap material yang akan dilakukan uji mekanis
dengan menggunakan alat seperti pada Gambar 2., dapat dijadikan sebagai data
pendukung bahwa material secara mikro memang telah sesuai dengan spesifikasi
yang tertera dalam sertifikat manufaktur (mill certificate) atau dengan kata lain
sebagai proses identifikasi material. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.
bahwa hasil pengamatan logam uji oleh mikroskop adalah berbeda-beda untuk
paduan aluminium, baja dan besi tuang nodular. Masing-masing jenis material ini
memiliki sifat mekanis yang juga berbeda-beda.

10
 
 Gb 2.3 Mikroskop dan Hasil Pengamatan
 
Mengetahui struktur mikro dari material sebelum dilakukan pengujian juga
diperlukan untuk memastikan material tidak mengalami cacat internal seperti
porosity, inklusi dan retak. Cacat-cacat internal pada material dapat mempengaruhi
sifat mekanis dari material, semakin banyak cacat internal maka kekuatan mekanis
material akan berkurang. Gambar 3. Memperlihatkan hubungan antara cacat porosity
dengan kekuatan mekanis yang dihasilkan pada material paduan Al-11.5 Mg.

 
Gb 2.4 Pengaruh porosity terhadap kekuatan tarik paduan Al-11.5Mg
 
Cacat porosity ini dapat diketahui melalui mikroskop seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 4. dari paduan Mg-8%Al, sehingga dapat dimaklumi mengapa kekuatan tarik
dari sebuah material lebih rendah dari nilai seharusnya. Begitu juga dengan cacat

11
retak (crack) seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5. yang tentunya akan
mempengaruhi sifat mekanis dari material. Semua cacat internal seperti porosity dan
retak yang ada di dalam material akan menjadi daerah yang lemah dan awal patahan
pada saat uji mekanis dilakukan terhadap material tersebut.

 Gb 2.5 Gas porosity di daerah lasan paduan Mg-8%Al

 
Gb 2.6 Retak pada daerah lasan baja Mn
 
Pengujian metalografi juga berguna dalam mengetahui ketebalan lapisan bahan
pelapis (coating) atau permukaan yang mengalami perlakuan berbeda misalnya proses
perlakuan panas (heat treatment). Ketebalan coating pada proses pelapisan dan
ukuran butir akibat perlakuan panas akan mempengaruhi sifat mekanis material. 
Gambar 6. memperlihatkan pengaruh ketebalan lapisan proses galvanizing dan
galvalume terhadap sifat mekanis pada lembaran baja. Makin tebal bahan pelapis
akan mengurangi kekuatan tarik dari lembaran baja yang mengalami galvanisasi.
Sedangkan kekerasan pada lembaran baja galvanisasi akan semakin meningkat
dengan makin tebalnya lapisan. 

12
 

Gb 2.7 Pengaruh tebal bahan pelapis Zn-Al terhadap sifat mekanis a) Kekuatan
Tarik dan b) Kekerasan
 
Pengamatan metalografi terhadap lapisan material diperlihatkan oleh Gambar 7.
Terlihat permukaan lembaran baja telah terlapisi oleh bahan pelapis Zn-Al dengan
ketebalan tertentu. Sedangkan pada Gambar 8. memperlihatkan  mikrostruktur yang
berbeda dari permukaan piston berbahan paduan Al yang dipanaskan pada titik
leburnya dan kemudian dilakukan pendinginan cepat sehingga butirannya lebih halus
dibandingkan dengan bagian induknya. Sifat mekanis di setiap bagian piston tentunya
akan berbeda-beda, sebab dengan butiran yang lebih halus maka bagian permukaan
piston akan lebih kuat bila dibandingkan dengan bagian yang lain.
           

 
 

13
Pengujian metalografi material pada saat sebelum dilakukan uji mekanis sangat
membantu kelengkapan data material terutama dalam mengetahui kebenaran
identifikasi material, kondisi cacat tidaknya material dan sesuai atau belumnya
ketebalan pelapisan dan proses perlakuan panas sebagian material tersebut seperti
yang telah dijelaskan di atas. Namun  untuk mendapatkan hasil pengamatan
metalografi yang baik, beberapa tahapan harus dilakukan antara lain pemilihan
sampel, pemotongan sampel, mounting, pengamplasan dan pemolesan, pangamatan
dan  pemberian etsa dan pemotretan obyek mikrostruktur.
 
Tahapan proses metalografi dapat dilihat pada Gambar 9., dimana peralatan tersebut
disediakan dengan lengkap oleh produsen ternama dari negara Turki yaitu Metkon
dan dipasarkan di Indonesia oleh agen tunggalnya, PT Ostenco Promitra Jaya. Seperti
misalnya mesin pemotong Metkon dengan type yang tersedia antara lain Metacut
251, Metacut 351 dan Servocut 301. Proses pemotongan benda uji harus
mempertimbangkan kekerasan dan lunaknya bahan material tersebut, agar material
uji tidak mengalami deformasi dan perubahan struktur yang akan berakibat terhadap
keakuratan dan kejelasan obyek hasil pencitraan lensa mikroskop. Oleh karena itu
sangat disarankan untuk memilih type piringan (disc) pemotong yang benar, 
ketebalan piringan pemotong, bahan material dari piringan pemotong, bahan
pendingin, tekanan dan kecepatan pemotongan. Alat potong Metkon yang tersedia
antara lain seperti mesin potong presisi yang diperlihatkan pada Gambar 10.

Sampel yang telah dipotong dengan dimensi yang akurat dan presisi kemudian

14
dilakukan proses mounting, agar mudah diletakkan di meja pengamatan lensa
mikroskop. Proses mounting yang disediakan oleh Metkon dapat dilakukan pada
temperatur tinggi  (hot mounting) dan rendah (cold mounting). Gambar 11.
memperlihatkan mesin mounting Metkon dan hasil sampel yang telah selesai di
mounting.
 

Hasil mounting sampel, selanjutnya dilakukan proses penghalusan gerinda dan


pemolesan dengan menggunakan mesin gerinda dan poles seperti yang terlihat pada
Gambar 12. Tujuan dari proses gerinda dan poles, agar permukaan sampel menjadi
halus secara merata dan ketika diberi etsa sesuai dengan jenis materialnya dapat
menghasilkan gambar yang jelas saat diamati menggunakan lensa mikroskop.
 

Penggunaan alat-alat potong, mounting, gerinda dan poles produksi Metkon tersebut
akan menghasilkan kualitas sampel yang baik dengan proses pengerjaan yang cepat
sehingga secara mengurangi biaya produksi yang tinggi karena waktu tunggu (idle
time) dapat diminimalisir. Pengamatan material yang telah dihaluskan dan diberi etsa

15
pada  permukaannya yang menggunakan mikroskop seperti Gambar 13, lalu struktur
mikro yang terlihat dari alat pembesar kemudian direkam.  Gambar 14 adalah contoh
rekaman struktur mikro atau hasil pengamatan yang dilakukan terhadap jenis
material, fasa mikrostruktur, bentuk grafit pada besi tuang, ketebalan proses
pengerasan permukaan sampai dengan dimensi jejak uji kekerasan.

 
 
 
Mengingat pentingnya pengamatan mikrostruktur material sebelum dilakukan
pengujian mekanis serta sebagai langkah yang mendukung program membangun
masyarakat mutu, maka seperti halnya di negara yang industrinya sudah maju,
tahapan metalografi harus dilaksanakan lebih awal. Sebab selain sebagai kelengkapan
dokumen pendukung juga sebagai salah tahu tahapan persyaratan mutu. Alur kerja di
dunia industri yang proses produksinya selalu menggunakan pengujian mekanis,

16
maka harus menambahkan tahap pengujian metalografi seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 15. Proses pengujian metalografi ini bisa dilakukan secara internal di
perusahaan tersebut atau pun melalui lembaga-lembaga pengujian yang sudah dikenal
luas seperti LIPI Serpong, CMPFA-UI, B4T-Bandung dan lain-lain.

Menyertakan tahapan pengujian metalografi sebelum dilakukan pengujian mekanis


seperti yang diperlihatkan pada Gambar 14., maka sampel uji yang memiliki hasil uji
mekanis yang gagal masih memiliki peluang untuk diuji ulang lagi atau diberikan
keterangan tambahan bahwa mikrostruktur material memang memiliki cacat atau
spesifikasi ketebalan proses pengerasan permukaan atau pelapisan bahan pelapis
berada di luar spesifikasi. Sedangkan bilamana tidak ditemukan adanya cacat atau
ketidaksesuaian spesifikasi, maka hasil yang gagal bisa juga disebabkan dari
persiapan sampel uji mekanis yang tidak sesuai dengan prosedur.  Dengan demikian
kelengkapan data dari sampel uji material seperti data mikrostruktur hasil pengujian
metalografi sangat membantu dalam menjaga mutu dari barang hasil produksi
industri kita guna menembus pasar dunia.

17
2.2 Hammer Mill

Hammer mill adalah mesin yang bertujuan untuk menghancurkan


bahan material besar menjadi potongan kecil. Mesin ini memiliki banyak
macam aplikasi di banyak industri, termasuk: 
                                          etanol tanaman (jagung)
                                          Sebuah mesin pertanian, yang pabrik gandum menjadi tepung
kasar untuk diberi makan kepada ternak
                                          Fluff produksi bubur kertas    
                                          Jus buah produksi
                                          Grinding palet pengiriman digunakan untuk mulsa 
                                          Penggilingan gabah    
                                          Penggergajian, ukuran pengurangan skrap trim dan serutan
planet menjadi bahan bakar boiler atau mulsa    
                                          Pencabikan kertas
    

18
Dalam proses pengolahan partikel mungkin ada sejumlah bahan yang
memerlukan beberapa bentuk pengolahan. Bahan-bahan tersebut termasuk
biji-bijian sereal kasar, jagung yang membutuhkan pengurangan ukuran
partikel yang akan meningkatkan kinerja bahan dan meningkatkan nilai gizi.
Ada banyak cara untuk mencapai hal ini pengurangan ukuran partikel, di sini
kita melihat dengan menggunakan Hammer Miils, Roller Mills, Blow Mills.
Baik Hammer Mills maupun Roller Mills  bisa mencapai hasil yang
diinginkan untuk mencapai tingkat kehalusan partikel, tetapi faktor lain juga
perlu dilihat sebelum memilih metode yang cocok untuk menggiling.
pengurangan ukuran yang berlebihan dapat mengakibatkan energi listrik
terbuang, tidak perlu memakai peralatan mekanik dan masalah pencernaan
mungkin dalam ternak dan unggas. Untuk
Keuntungan dan Kerugian Hammer Mill
A.   Keuntungan
                                                      Mampu memproduksi berbagai ukuran partikel
                                                      Bekerja dengan bahan gembur dan serat
                                                      Kemudahan penggunaan
                                                      Biaya produksi lebih sedikit
                                                      Pemeliharaan mesin yang mudah
                                                      Partikel diproduksi menggunakan suatu hammermill
umumnya akan bulat, dengan permukaan yang muncul dipoles.
B.   Kekurangan
                                                      Kurang efisien bila dibandingkan dengan Roller Mills
                                                      Dapat menghasilkan panas (sumber kehilangan energi)
                                                      Menghasilkan variabilitas ukuran partikel yang lebih besar
(kurang seragam)

19
                                                      Hammer Mills yang berisik dan dapat menimbulkan polusi
debu
Desain Umum Komponen utama dari hammermills ini, ditunjukkan
dalam gambar, termasuk sebuah alat yang digunakan untuk memasukan
material yang akan digiling menjadi melewati jalur hammer. Sebuah rotor
terdiri dari serangkaian mesin disk terpasang pada poros horisontal
melakukan tugas untuk menghancurkan material yang masuk. Palu bebas-
ayun yang tersuspensi dari batang paralel pada poros dan melalui disk rotor.
Palu melaksanakan fungsi smashing pada bahan yang masukan dalam
hammer untuk mengurangi ukuran partikel mereka. Screen yang berlubang
membuat penyaringan partikel lebih baik dan fleksibel karena dibantu oleh
udara dan getaran gravitasi dari mesin rotor, untuk memastikan partikel
memenuhi ukuran maksimal tertentu.
Delivery Device
Bahan dimasukkan ke dalam dilivery device dari palu oleh vena feeder
kecepatan variabel. Jenis feeder dapat memiliki motor bekerja keras dengan
pengontrol yang dapat diprogram untuk motor penggerak utama dari hammer
mill. Kecepatan operasional feeder dikendalikan untuk mempertahankan
beban ampere optimal dari motor utama.
Palu desain dan konfigurasi
Desain dan penempatan palu ditentukan oleh parameter-parameter
operasi seperti kecepatan rotor, tenaga kuda motor, dan area terbuka di
ruang palu. Palu Optimal desain dan penempatan akan memberikan kontak
maksimum dengan bahan industri Hammer mills di mana kecepatan rotor
adalah sekitar 1.800 rpm, harus menggunakan palu yang sekitar 25cm (~ 10
inci) panjang, 6.35cm (~ 2,5 inci) lebar, dan 6.4mm (0,25 inci) tebal. Untuk
kecepatan rotor sekitar 3.600 rpm, palu harus 15 sampai 20 cm (~ 6-8 inci, 5
cm (~ 2 inci) lebar, dan 6,4 mm (0,25 inci) tebal.

20
Jumlah palu digunakan untuk pabrik palu dari 1.800 rpm, harus 1 untuk
setiap tenaga kuda 2,5-3,5, dan untuk 3.600 rpm, satu untuk setiap tenaga
kuda 1 sampai 2. Palu harus seimbang dan ditata pada batang sehingga
mereka tidak jejak satu sama lain. Jarak antara palu dan layar harus 12
sampai 14 untuk pengurangan ukuran butir serealia (~ 1 / 2 inci) mm.
Dampak adalah kekuatan utama yang digunakan dalam sebuah
hammermill. Apapun yang meningkatkan kemungkinan tabrakan antara palu
dan target, meningkatkan besarnya tumbukan, atau memperbaiki materi take-
away memberikan keuntungan dalam pengurangan ukuran partikel. Besarnya
tumbukan dapat meningkat dengan meningkatkan kecepatan palu.
Desain Layar
Jumlah daerah terbuka di layar palu pabrik menentukan ukuran
partikel dan efisiensi grinding. Layar harus dirancang untuk mempertahankan
integritas dan memberikan jumlah terbesar dari daerah terbuka. Screen
bukaan (lubang) yang diselaraskan dalam pola terhuyung 60 derajat daerah
terbuka mengoptimalkan sambil mempertahankan kekuatan layar. Metode ini
akan menghasilkan sebuah area terbuka 40 persen menggunakan 3,2 mm (1
/ 8 inci) lubang berjajar dalam 4,8 mm (3 / 16 inci) pusat. Feed produsen
perlu membayar perhatian khusus pada rasio area layar terbuka untuk
tenaga kuda. rasio Direkomendasikan untuk biji-bijian akan menjadi 55 cm2
(~ 8-9 inci persegi) per tenaga kuda (Bliss, 1990). Tidak cukup terbuka luas
per hasil tenaga kuda pada generasi panas. Bila panas yang dihasilkan
melebihi 44C ke 46C (120-125F), kapasitas mungkin akan menurun
sebanyak 50 persen.
Penghapusan material berukuran dari hammermill adalah fitur desain
kritis. output yang tepat dari bahan tidak hanya mempengaruhi efisiensi
operasi, tetapi juga ukuran partikel. Ketika rasio yang benar area layar untuk
tenaga kuda yang digunakan dan jarak yang tepat antara layar palu dan
wajah dijaga, sebagian besar berukuran partikel benar akan keluar layar

21
secara tepat waktu. Anderson (1994) menyatakan bahwa partikel yang tidak
melewati lubang layar menjadi bagian dari fluidized bed bahan menyapu
sepanjang muka layar oleh rotasi tinggi kecepatan palu. Seperti partikel-
partikel ini bergesekan layar dan satu sama lain ukuran mereka terus-
menerus dikurangi dengan putus sekolah. Pengurangan ukuran ini berlebihan
kontraproduktif. Energi terbuang dalam produksi panas, throughput dibatasi,
dan partikel menjadi terlalu kecil.
Hammermills baru Kebanyakan dilengkapi dengan udara-membantu
sistem yang menarik udara ke hammer mill dengan produk yang akan tanah.
Sistem ini dirancang untuk memberikan tekanan rendah di sisi keluar dari
layar untuk mengganggu fluidized bed material di muka layar, sehingga
memungkinkan partikel untuk keluar melalui lubang layar. Beberapa lingkaran
penuh palu pabrik dirancang sehingga layar berada pada dua potong. Hal ini
dimungkinkan untuk menggunakan ukuran lubang yang lebih besar pada
busur ke atas dari palu untuk mengurangi jumlah bahan di muka layar.
Prinsip Dasar hammer mill
Prinsip dasar hammer mills adalah mudah, hamermills berbahan dasar
baja drum berisi poros berputar vertikal atau horizontal atau drum yang
dipasang palu. Palu bebas ayunan di ujung salib, atau tetap untuk rotor
tengah. Rotor diputar pada kecepatan tinggi di dalam drum sementara bahan
dimasukkan ke dalam hopper feed. Materi yang dipengaruhi oleh palu bar
dan dengan demikian diparut dan dikeluarkan melalui sreen dalam drum
ukuran yang dipilih. Hammer mill mesin penghancur untuk jus apel.
Hammermills butiran kecil dapat dioperasikan pada rumah tangga saat
ini. Shredders mobil besar dapat menggunakan satu atau lebih 2000 tenaga
kuda (1,5 MW) mesin diesel untuk listrik hammermill tersebut.

2.2Cara Kerja

22
Hammer pabrik bekerja pada prinsip bahwa bahan yang paling akan
menghancurkan, menghancurkan, atau menghancurleburkan atas pengaruh
menggunakan operasi empat langkah sederhana:

1. Bahan dimasukkan ke dalam hammer mills dan turun ke ruang palu


melalui gaya gravitasi akibat getaran rotor.
2. Palu yang umumnya potongan persegi panjang yang terbuat dari baja
yang dikeraskan dan melekat pada suatu poros yang berputar dengan
kecepatan tinggi di dalam ruangan akan menghancurkan material
yang masuk melalui dilivery device dan terus berulang – ulang
menumbuk material sampai halus.
3. Sreen logam berlubang, atau bar pengayak meliputi pembukaan debit
mills mempertahankan kasar bahan untuk lebih memaksimalkan hasil
yang keluar sementara memungkinkan bahan dengan ukuran besar
untuk di tumbuk lagi sampai halus dan menghasilkan produk.
4. Material yang tidak bisa dihalusakan oleh palu seperti kaca, batu atau
logam akan keluar dari mills melalui gravitasi. Pneumatik hisap yang
kita gunakan untuk membantu dalam pembuangan material yang lebih
ringan seperti kayu, kertas atau bahan yang belum halus dipisahkan
dengan bahan yang telah halus.

23
2.3 PRINSIP KERJA HAMMER MILL
Prinsip dan cara kerja hammer mill mesin grinding material. Memulai pekerjaan bisa
lebih cepat jika menggunakan mesin, tepat kalau begitu anda mengunjungi situs yang
mengulas berbagai macam harga mesin. Kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan
industri kecil menengah sampai industri kelas perseroan. Memilih peralatan untuk
mengembangkan sebuah usaha perlu tepat, mengatur modal yang hendak dikeluarkan
untuk membeli alat-alat. Tentu saja semua itu diperlukan referensi, setidaknya setelah
anda membaca disini, bisa sedikit mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Kalau
begitu selesaikan saja tulisan ini.
Prinsip dan cara kerja hammer mill mesin grinding material. Cara kerja keseluruhan
dari semua jenis mesin ball mill sama, yakni memanfaatkan fungsi bola penghancur
pada mesin tersebut. Namun disini kami coba sajikan mengenai prinsi kerja grinding
mill dan cara kerja hammer mill yang merupakan salah satu produk mesin ball mill
yang ada di pasaran saat ini. Seperti pada umumnya ball mill ini memberikan banyak
pilihan pada muatan materialnya, sehingga anda bisa memilih macam macam tipe
mesin hammer mill yang berkualitas bisa juga anda beli dengan harga bekas ataupun
harga baru banyak yang menawarkan via online website toko online.

CARA KERJA MESIN BALL MILL


kerja mesin ball mill hammer sama saja dengan yang lainnya. Dimana mesin
memutar bola grinding pada mesin tersebut dan bola tersebut berfungsi sebagai mesin
penghancur material. Bola grinding pada mesin ini berada dalam wadah ball mill.
Cara kerja dari ball mill ini dasarnya adalah

 Dengan menggelindingkan bola penghancur di dalam mesin dan


menghancurkan material didalamnnya hingga menjadi hancur sesuai dengan
keinginan. 
 Pada mesin ball mill memiliki wadah dalam bentuk tabung dengan 2 bagian
tempat menyimpan material dalam bentuk horizontal. 

24
 Mesin ini bekerja pada 2 roda yang ada di kedua sisinya. Bahan keras yang
menjadi korban dari penghancuran ball mili ini akandihancurkan secara spiral
dan akan disimpan pada wadah penyimpanan pertama. 
 Didalam wadah itu terdapat ripple scaleboard serta steel ball yang berbeda
berdasarkan keinginan mekanik mesin ini. Disaat ball mill berputar maka pada
bagian badan barel akan terputar dan mesin mulai bekerja untuk
menghancurkannya.

CARA KERJA HAMMER MILL

Banyak penjelasan yang menyebutkan bahwa Hammer mill merupakan aplikasi dari
gaya pukul (impact force). Pada dasarnya prinsip dan cara kerja dari mesin penepung
hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu pemukul
di sepanjang lintasannya hingga menghancurkan bahan apa saja yang dimasukkan
didalamnnya. Bahan masuk akan terpukul oleh
palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan dan
bahan yang dimasukkan disana akan hancur berkeping keping. Akibatnya akan terjadi
pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan bahan yang dapat
lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul dapat juga terjadi
sedikit gaya sobek yang bisa menghancurkan bahan yang dimasukkan kedalamnya
mesin.

25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian penelitian ini yaitu
Seperti yang terliat pada gambar di bawah ini: :

Mulai

Studi

Studi Litelatur Studi Lapangan

Pengumpulan data

Pengolah data

Penyiapan spesimen

Uji kekerasan

Penelitian

Selesai

Gambar 3.1. diagram alir proposal

26
2.2 Lokasi Penelitian
1. Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan di PT. PYEWAKARTA JAYA
SEJATERA yang memang sudah banyak dikenal oleh masyarakat
purwakata
2. fokus penelitian pada proposal penelitian ini berfokus untuk memaparkan
tentang uji specimen yang mana penulis akan melakukan uji kekerasan
pada material dan mengetahui kegagalan hammer pada mesin cruser
hammer.
3. Sumber data yang di gunakan, merupakan hasil pengamatan langsung yang
di lakukan ole penulis di PT. PURWAKATA JAYA SEJAHTERA terkait
material yang akan di uji

3.3 Alat Penelitian


Alat yang di gunakan dalam proses penelitian ini yaitu hardness tester dimana
akan dijelaskan
Sebagai berikut:

Gambar 3.2 hardnes test machine

Alat Ukur Kekerasan adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kekerasan material
seperti batu, besi, baja, logam dll, selain itu kekerasan adalah salah satu sifat mekanik
dari suatu material selain sifat fisik dan teknologik yang dimilikinya. Kekerasan
memiliki rumus untuk pengujian kekerasan seperti ada , Brinnel (HB / BHN),
Rockwell (HR / RHN), Vikers (HV /VHN) dan Micro Hardness (knoop hardness).

Pengujian kekerasan/ uji kekerasan adalah pengujian yang cukup efektif karena
secara mudah mengetahui sifat mekanik suatu material. Walaupun cara pengukuranya

27
hanya dilakukan pada satu titik tertentu. Hasil nilai yang muncul cukup valid untuk
menghasilkan data kekuatan suatu material.

Dari sekian banyak pengujian yang telah dilakukan, pengujian kekerasan merupakan
salah satu pengujian penting untuk menganalisa suatu material, biasanya pengujian
dilakukan agar dapat mengetahui ketahanan terhadap deformasi plastik, suatu nilai
yang penting untuk aplikasi dan industri.

Pengaruh beban, suhu dan  tekanan pada aktivitas manufaktur pun bisa memberikan
dampak yang cukup besar terhadap kinerja material, terutama material yang berbahan
logam. Karena nya pengujian kekerasan merupakan hal yang penting untuk menguji
kualitas dari material, sehingga peran nya sangat penting pada proses control kualitas.

Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam uji kekerasan :

 Brinell ( HB/BHN )

Metode yang satu ini dalah metode yang paling banyak dipakai, cara kerja metode ini
adalah dengan cara menekankan beban ke benda yang akan diuji dengan ukuran
beban yang sudah ditentukan, lalu mangukur dan menganalisa bekas dari alat
penekan. Tujuan dari metode yang satu ini adalah agar dapat menentukan seberapa
keras suatu benda melalui tahap identor yang ditekankan pada permukaan benda yang
sedang diuji, akan tetapi metode ini hanya dapat dilakukan pada benda yang meiliki
permukaan kasar dengan rentan kekuatan 500 hingga 3000 kgf. Sementara itu identor
atau bola jaya, adalah benda yang terbuat dari bahan karbida tungsten yang sudah di
plating.

3.4 Proses penelitian


Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang harus di lakukan dalam
melakukan proses penelitian ini, berikut langkah-langkah
proses penelitian:
1. Observasi
Obsrvasi merupakan proses pertama yang dlakukan pada penelitian ini
karena penelitian ini termasuk ragam penelitian empiris dimana
terdapat studi kasus dan studi lapangan, observasi penelitian ini
dilakukan di pt PURWAKARTA JAYA SEJAHTERA. Dengan objek
observasi yaitu pisau dari hammer mill yang dimana hammer mill ini

28
berfungsi untuk mengancurkan berbagai macam limbah padat sebagai
bahan dasar pembuatan bata taan api.

2. Studi literatur
Teori serta konsep penelitian yang di kembangkan dan berkaitan
dengan masalah yang dihadapi di lapangan sebagai dasar menuju
tahapan selanjutnya. Dalam hal ini, studi literatur dilakukan dengan
mempelajari teori-teori yang akan di gunakan untuk mencapai tujuan
tujuan penelitian yang hendak di capai. Studi literatur ini di peroleh
dari beberapa sumber antara lain baan teori dasar di PT.
PURWAKARTA SEJATERA, beberapa jurnal dan buku yang sesuai
dengan topik judul tugas akhir ini.

3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data
yang dilakukan adalah dengan mencatat suhu-suhu yang menjadi
objek penelitian. Data-data yang diperlukan antara lain:
*mencari nilai kekerasan dari material limbah padat diantaranya
1. besi tua
2.kaleng bekas
3.kaca
4.mika
5.dan keramik
*dan juga mencari factor yang mempengaruhi kinerja pisau
hammer
Mill yang muda tumpul saat melakukan penghancuran material

29
3.5 Skenario Penelitian

NO NAMA MATERIAL JENIS PENGUJIAN


1 Besi Tua Hardnes Test
2 Kaleng Bekas Hardnes Test
3 Kaca Hardnes Test
4 Mika Hardnes Test
5 Material Mata Pisau Hardnes Test

30
DAFTAR PUSTAKA
Gusti rusydi furqun s analisa uji kekerasan pada poros baja
https://media.neliti.com/media/publications/270989-analisa-uji-kekerasan-pada-poros-
baja-st-5d55b662.pdf

Yose rizal pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan


file:///C:/Users/Mario/Downloads/aptek-yose-rizal-139-144.pdf

Andri nusantara puta rancang bangun mesin hammer mill


file:///C:/Users/Mario/Downloads/aptek-yose-rizal-139-144.pdf

Prinsip kerja hammer mill sumber Wikipedia


https://jualmesinballmill.blogspot.com/2014/11/cara-kerja-hammer-mill.html

Jurnal mochammad alan robbina perbandingan nilai kekerasan dan struktur mikro
https://jualmesinballmill.blogspot.com/2014/11/cara-kerja-hammer-mill.html

Prinsip dasar uji kekerasan sumber Wikipedia


http://www.testindo.com/article/479/prinsip-dasar-uji-kekerasan-hardness-test

JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 2, NOVEMBER 2017 studi
uji kekerasan Rockwell vs micro vikers
file:///C:/Users/Mario/Downloads/789-10935-1-PB(1).pdf

Journal Mechanical and Manufacture Technology Volume 1 No 1 (2020) Website:


https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jmmt

31

Anda mungkin juga menyukai