Anda di halaman 1dari 18

Sifat Kekerasan Material Beserta Metode Pengujian

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


MATERIAL TEKNIK

Oleh:

Rizki Muhamad Afriza NIM. 23320042

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JANABADRA
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Juriyah Mulyati sebagai dosen
pengampu mata kuliah material teknik yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 24 September 2023

Rizki Muhamad Afriza

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER i
KATA PENGANTAR . ii
DAFTAR ISI iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . 1
1.2 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penulisan ..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kekerasan Material...................................................
2.2 Metode pengujian Kekerasan Material .........................................
2.2.1 Metode Vickers
.............................
2.2.2 Metode Brinell
..............................
2.2.3 Metode Rockwell...........................................................................
2.3 Signifikanisasi dan Aplikasi ... ..
.......
2.4 Teknik Peningkatan Kekerasan Material
2.5 Perbandingan Metode Pengujian
2.6 Teknik Pengujian Modern
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat kekerasan material adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam
ilmu material dan teknik. Kekerasan adalah sifat mekanik yang mencerminkan
kemampuan material untuk menahan tekanan atau penetrasi tanpa mengalami
deformasi permanen. Sifat ini memegang peranan sentral dalam berbagai aspek
aplikasi teknik, seperti manufaktur, konstruksi, otomotif, kedokteran, dan banyak
lagi. Kekerasan material menjadi faktor penentu dalam pemilihan bahan, perancangan
komponen, serta pemrosesan material.
Ketika kita berbicara tentang kekerasan material, penting untuk memahami
sifat ini bukan hanya sebagai entitas terpisah, tetapi dalam konteks sifat-sifat mekanik
dan struktural yang lebih luas. Kekerasan material tidak hanya memengaruhi tingkat
kekuatan suatu material, tetapi juga berdampak pada ketahanan aus, kemampuan
pemotongan, dan sejumlah faktor kunci lainnya yang mempengaruhi performa dan
daya tahan suatu material dalam aplikasi praktis.
Sifat kekerasan material dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada
jenis material, metode pengolahan, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, penting
untuk memiliki metode pengujian yang akurat dan dapat diandalkan untuk mengukur
kekerasan material dengan tepat. Metode pengujian kekerasan adalah alat yang vital
dalam pemahaman, pemilihan, dan pemrosesan material.
Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan dengan rinci konsep sifat
kekerasan material serta metode pengujian yang digunakan untuk mengukurnya.
Kami akan menguraikan bagaimana pemahaman yang mendalam tentang sifat
kekerasan material dapat membantu dalam memilih material yang sesuai untuk
4
aplikasi tertentu dan dalam mengoptimalkan proses manufaktur. Selain itu, kami juga
akan membahas perkembangan terbaru dalam teknologi pengujian kekerasan dan
bagaimana teknik-teknik modern ini memungkinkan kita untuk lebih mendalam
memahami dan mengontrol sifat kekerasan material.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat kekerasan material


dan metode pengujian, para insinyur, ilmuwan material, dan industri akan dapat
membuat keputusan yang lebih cerdas dan inovatif dalam pengembangan produk,
peningkatan kualitas, dan efisiensi dalam berbagai aplikasi teknik.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam konteks sifat kekerasan material dan metode pengujian yang relevan,
terdapat beberapa pertanyaan kunci yang menjadi fokus makalah ini:

5
a. Apa yang dimaksud dengan sifat kekerasan material, dan mengapa sifat ini
menjadi faktor penting dalam ilmu material dan teknik?
b. Bagaimana sifat kekerasan material mempengaruhi penggunaan material
dalam berbagai aplikasi teknik, seperti manufaktur, otomotif, konstruksi, dan
kedokteran?
c. Apa saja metode pengujian kekerasan yang umum digunakan, seperti Vickers,
Brinell, dan Rockwell, dan bagaimana prinsip-prinsip dasar di balik metode
ini beroperasi?.
d. Bagaimana pemahaman tentang sifat kekerasan material dan penggunaan
metode pengujian yang tepat dapat membantu dalam pemilihan material yang
sesuai dan pengolahan yang optimal?
e. Bagaimana teknik-teknik modern, seperti nanoindentation dan pengujian
kekerasan mikroskala, mempengaruhi pemahaman kita tentang sifat kekerasan
material, dan bagaimana teknologi ini mengarah pada perkembangan lebih
lanjut dalam ilmu material dan teknologi material?
Makalah ini akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan membawa
kita lebih mendalam dalam pemahaman tentang sifat kekerasan material dan metode
pengujian yang digunakan untuk mengukurnya. Dengan begitu, kita akan mampu
menggali potensi penerapan dan peningkatan material dalam berbagai aplikasi teknik.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan pendahuluan dalam makalah ini adalah untuk:
a. Memperkenalkan secara komprehensif konsep sifat kekerasan material dan
menjelaskan mengapa sifat ini memiliki peran penting dalam ilmu material
dan teknik.
b. Menyoroti dampak sifat kekerasan material pada berbagai aplikasi teknik,
termasuk manufaktur, otomotif, konstruksi, dan kedokteran, sehingga
memahamkan pembaca akan relevansinya dalam dunia nyata.

6
c. Menggambarkan berbagai metode pengujian kekerasan yang umum
digunakan, seperti Vickers, Brinell, dan Rockwell, serta menjelaskan prinsip
dasar yang mendasarinya untuk memperkuat pemahaman tentang teknik-
teknik ini.
d. Menunjukkan bagaimana pemahaman yang mendalam tentang sifat
kekerasan material dan penerapan metode pengujian yang tepat dapat
membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cerdas dalam pemilihan
material dan proses manufaktur.
e. Menggambarkan peran teknik-teknik modern, seperti nanoindentation dan
pengujian kekerasan mikroskala, dalam mengubah pandangan kita tentang
sifat kekerasan material dan bagaimana hal ini dapat mendorong kemajuan
dalam ilmu material dan teknologi material.
Melalui tujuan-tujuan ini, pendahuluan makalah ini bertujuan untuk memberikan
kerangka kerja yang kuat dan pemahaman yang mendalam tentang sifat kekerasan
material dan metode pengujian yang berkaitan, serta mendorong pembaca untuk
menjelajahi lebih lanjut topik ini dalam konteks aplikasi dan penelitian teknik yang
lebih luas.

BAB II
PEMBAHASAN

Sifat kekerasan material adalah salah satu aspek mekanik yang krusial dalam
ilmu material dan teknik. Ini mencerminkan kemampuan suatu material untuk
menahan penetrasi, tekanan, atau deformasi permanen. Dalam konteks makalah ini,
kita akan membahas sifat kekerasan material, faktor yang memengaruhinya, metode
7
pengujian yang umum digunakan, serta implikasi dan aplikasinya dalam berbagai
sektor industri.

2.1 Konsep Kekerasan Material


Kekerasan material adalah ukuran kuantitatif yang mencerminkan resistensi
suatu material terhadap penetrasi, goresan, atau deformasi. Ini diukur dalam satuan
khusus, seperti satuan Vickers (HV), satuan Brinell (HB), atau skala Rockwell (HRC,
HRB), tergantung pada metode pengujian yang digunakan. Sifat kekerasan material
memiliki pengaruh yang signifikan dalam berbagai aplikasi teknik, termasuk
pemilihan material, pemrosesan, dan desain komponen.
Ada beberapa faktor yang Mempengaruhi Kekerasan Material. Diantaranya
adalah
1.Struktur Kristal. Struktur kristal material memengaruhi kekerasan. Material
dengan struktur kristal yang teratur cenderung memiliki kekerasan yang lebih tinggi.
2. Komposisi Kimia. Kandungan unsur kimia dalam material dapat
memengaruhi kekerasan. Paduan material sering kali memiliki sifat kekerasan yang
lebih baik.
3. Suhu. Pengaruh suhu pada struktur kristal material juga memainkan peran.
Beberapa material bisa menjadi lebih keras pada suhu rendah, sementara yang lain
menjadi lebih lembut pada suhu tinggi.

2.2 Metode pengujian Kekerasan Material


Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk mengukur kekerasan
material. Diantaranya yaitu :
1.Metode Vickers
Metode ini menggunakan penetrator berlian berbentuk kerucut datar untuk
menciptakan goresan pada permukaan material. Nilai kekerasan diukur dari panjang
diagonal goresan.
2.Metode Brinell
8
Metode Brinell melibatkan pemakaian bola baja dengan beban tertentu pada
permukaan material. Kekerasan diukur berdasarkan diameter goresan.
3.Metode Rockwell
Metode ini menggunakan penetrator berupa bola baja atau kerucut datar yang
diterapkan pada permukaan material dengan beban tertentu. Nilai kekerasan
dinyatakan dalam skala Rockwell.

2.3 Signifikanisasi dan Aplikasi.


Kekerasan material memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai sektor industri:
1. Industri Manufaktur
Penggunaan yang tepat dari material yang memiliki kekerasan yang sesuai dapat
mempengaruhi kekuatan dan ketahanan komponen manufaktur.
2. Industri Otomotif
Material yang memiliki kekerasan yang sesuai digunakan dalam pembuatan
komponen mesin, seperti poros engkol dan roda gigi.

3. Industri Konstruksi
Dalam pemilihan bahan bangunan dan perancangan struktur yang harus tahan
terhadap tekanan dan goresan.
4. Industri Kedokteran
Penting dalam pembuatan perangkat medis tahan lama, seperti implant dan instrumen
bedah.

2.4 Teknik Peningkatan Kekerasan Material

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekerasan


material. Teknik ini memungkinkan perubahan sifat kekerasan material, membuatnya
lebih sesuai dengan berbagai aplikasi teknik. Beberapa teknik peningkatan kekerasan
material meliputi:
9
1. Perlakuan Panas (Heat Treatment) Perlakuan panas melibatkan pemanasan dan
pendinginan material dalam urutan tertentu untuk mengubah struktur mikro dan sifat
material. Dalam konteks peningkatan kekerasan, perlakuan panas dapat menghasilkan
struktur kristal yang lebih padat dan kuat. Contoh teknik perlakuan panas yang umum
digunakan adalah perlakuan panas quenching dan tempering pada baja.

2. Pemanasan Induksi (Induction Heating). Pemanasan induksi adalah proses di mana


material dipanaskan secara cepat melalui induksi elektromagnetik. Proses ini sering
digunakan untuk memanaskan permukaan material dan menghasilkan lapisan yang
keras. Ini berguna dalam pembuatan alat potong dan komponen yang harus tahan aus.

3. Pengerasan Permukaan (Surface Hardening). Pengerasan permukaan adalah teknik


yang menghasilkan lapisan permukaan yang keras, tetapi tetap mempertahankan inti
material yang lebih lunak. Ini sering digunakan untuk meningkatkan ketahanan aus
dan kekuatan komponen. Teknik ini termasuk karburizing, nitriding, dan boriding.

4. Teknik Penempaan (Forging). Teknik penempaan melibatkan proses deformasi


plastik material di bawah tekanan tinggi. Ini dapat menghasilkan perubahan dalam
struktur kristal dan meningkatkan kekerasan material. Proses penempaan termasuk
penempaan panas dan penempaan dingin.

5. Perkerasan Isotermal (Isothermal Hardening). Teknik ini melibatkan pendinginan


cepat material yang telah dipanaskan ke suhu tertentu dan kemudian dipertahankan
pada suhu konstan. Hal ini dapat menghasilkan kekerasan yang seragam dan sifat
mekanik yang lebih baik.

10
6. Penggunaan Paduan (Alloying). Paduan adalah campuran material yang dapat
menciptakan sifat-sifat baru, termasuk peningkatan kekerasan. Campuran berbagai
unsur kimia dalam material dasar dapat menghasilkan material yang lebih keras dan
tahan terhadap aus.

7. Penggunaan Keramik Abrasif (Abrasive Ceramics). Penggunaan butiran-butiran


abrasif keras seperti karbida tungsten atau boron nitrida dalam permukaan material
dapat meningkatkan kekerasannya. Ini sering digunakan pada alat pemotong dan
benda kerja yang harus tahan aus.

8. Pengelasan Kekerasan (Weld Hardfacing). Teknik ini melibatkan pengelasan


lapisan material keras pada permukaan yang memerlukan kekerasan tambahan,
seperti gigi mesin, mata bor, atau bagian alat berat.

9. Peningkatan Struktur Mikro (Microstructure Refinement). Mengubah struktur


mikro material dengan mengendalikan faktor seperti ukuran butiran dan distribusi
fasa dapat meningkatkan kekerasan material. Hal ini sering dicapai melalui
pengendalian proses pemrosesan, seperti pemadatan sejalan (sintering) pada serbuk
logam.

10. Perubahan Kimia (Chemical Modification). Perubahan kimia pada permukaan


material dapat digunakan untuk meningkatkan kekerasan. Contohnya adalah
penggunaan proses nitriding atau karburizing untuk memperkaya permukaan material
dengan unsur-unsur yang meningkatkan kekerasan.

11
Pemilihan teknik peningkatan kekerasan material tergantung pada jenis material,
aplikasi, dan sifat yang diinginkan. Kombinasi teknik-teknik ini dapat menciptakan
material dengan sifat kekerasan yang optimal sesuai dengan kebutuhan spesifik.

2.5 Perbandingan Metode Pengujian


Perbandingan antara metode pengujian, seperti Vickers, Brinell, dan Rockwell,
bergantung pada kebutuhan dan karakteristik material yang diuji. Penting untuk
memilih metode yang sesuai dengan jenis material dan akurasi yang dibutuhkan.
Berikut adalah perbandingan antara tiga metode pengujian kekerasan yang sering
digunakan, yaitu Vickers, Brinell, dan Rockwell.

Metode Vickers
1. Prinsip
Metode Vickers menggunakan penetrator berlian berbentuk piramida dengan sudut
ujung sekitar 136°. Beban diterapkan untuk menekan penetrator ke permukaan
material, dan panjang goresan pada permukaan diukur.
2. Satuan Kekerasan
Kekerasan diukur dalam satuan Vickers (HV).
3. Keuntungan
Metode ini cocok untuk berbagai jenis material, termasuk logam, keramik, dan
plastik. Hasil pengujian akurat dan konsisten.
4. Keterbatasan
Mesin pengujian Vickers relatif mahal dan kompleks. Permukaan yang diuji harus
rata dan bersih.

Metode Brinell
1. Prinsip

12
Metode Brinell menggunakan bola baja dengan diameter tertentu sebagai penetrator.
Beban diterapkan untuk menekan bola ke permukaan material, dan diameter goresan
pada permukaan diukur.
2. Satuan Kekerasan
Kekerasan diukur dalam satuan Brinell (HB).
3. Keuntungan
Metode ini cocok untuk material yang memiliki kekerasan yang rendah hingga
menengah. Tidak memerlukan permukaan yang sangat rata.
4. Keterbatasan
Hasil pengujian dapat bervariasi jika permukaan material tidak rata. Goresan
berbentuk bulat dapat menjadi masalah dalam pengukuran yang akurat.

Metode Rockwell
1. Prinsip
Metode Rockwell melibatkan penetrator berupa bola baja atau kerucut dengan beban
tertentu yang diterapkan ke permukaan material. Penetrator akan menggali
permukaan material, dan kedalaman goresan diukur.
2. Satuan Kekerasan
Kekerasan diukur dalam skala Rockwell, seperti HRC (skala C) atau HRB (skala B).
3. Keuntungan
Metode ini cepat, mudah, dan dapat digunakan pada berbagai material. Tidak
memerlukan banyak persiapan permukaan.
4. Keterbatasan
Hasil pengujian dapat dipengaruhi oleh kemungkinan gangguan permukaan. Skala
Rockwell harus dipilih sesuai dengan sifat material yang diuji.

Perbandingan antara ketiga metode pengujian kekerasan ini tergantung pada jenis
material, persiapan permukaan, dan tingkat akurasi yang diperlukan. Metode Vickers
lebih umum digunakan untuk material yang memiliki kekerasan tinggi dan
13
permukaan yang halus, sementara metode Brinell lebih cocok untuk material dengan
kekerasan menengah dan tidak memerlukan persiapan permukaan yang sangat hati-
hati. Metode Rockwell adalah yang paling cepat dan mudah, namun sensitif terhadap
permukaan yang kasar atau tidak rata.

Pemilihan metode pengujian harus sesuai dengan karakteristik material yang diuji dan
tujuan pengujian. Semua metode ini bermanfaat dalam mengukur kekerasan material
dan dapat memberikan informasi yang berharga untuk pengembangan produk dan
pemilihan material.

2.6 Teknik Pengujian Modern


Selain metode pengujian kekerasan tradisional seperti Vickers, Brinell, dan Rockwell,
ada beberapa teknik pengujian kekerasan material modern yang telah berkembang
dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Teknik-teknik ini memanfaatkan
teknologi modern dan metode yang lebih canggih untuk mengukur dan memahami
sifat kekerasan material dengan lebih mendalam. Berikut beberapa contoh teknik
pengujian kekerasan material modern yaitu:

1. Nanoindentation
Nanoindentation adalah teknik yang digunakan untuk mengukur kekerasan pada skala
nanometer. Dalam teknik ini, sebuah indenter nano berukuran sangat kecil digunakan
untuk menekan permukaan material. Hasil pengujian memberikan informasi tentang
kekerasan, modulus elastisitas, dan sifat mekanik lainnya pada tingkat mikroskala.
Teknik ini berguna dalam pemahaman sifat mekanik material yang sangat keras dan
rapuh, serta dalam pengembangan material nanoskala.

2. Microhardness Testing
Microhardness testing adalah pengembangan dari pengujian kekerasan tradisional
yang difokuskan pada skala mikroskala. Ini memungkinkan pengukuran kekerasan
14
pada area yang sangat kecil atau pada permukaan yang rumit. Salah satu metode yang
umum digunakan adalah pengujian kekerasan Knoop pada skala mikroskala.

3. Instrumented Indentation Testing


Teknik ini melibatkan penggunaan indentasi dengan peralatan khusus yang
dilengkapi dengan sensor untuk mengukur beban dan kedalaman indentasi selama
proses. Dengan data yang dihasilkan selama pengujian, analisis lebih mendalam
tentang sifat mekanik material dapat dilakukan, termasuk modulus elastisitas dan sifat
plastisitas.

4. Uji Kekerasan Dinamis (Dynamic Hardness Testing)


Metode ini digunakan untuk mengukur kekerasan material dalam kondisi dinamis,
seperti kejut atau deformasi cepat. Ini berguna dalam memahami bagaimana material
berperilaku dalam situasi seperti tabrakan atau ledakan.

5. Pengujian kekerasan dalam Kondisi Lingkungan Ekstrem


Pengujian kekerasan dalam kondisi lingkungan ekstrem, seperti suhu tinggi, tekanan
tinggi, atau lingkungan korosif, adalah teknik yang berkembang pesat. Ini berguna
dalam pengembangan material yang dapat digunakan dalam aplikasi ekstrim, seperti
aerospace, nuklir, dan industri minyak dan gas.

6. Penggunaan Teknik Pemindaian Mikroskop Elektron (SEM) dan Mikroskop


Kekerasan
Teknik ini memungkinkan visualisasi tingkat mikroskala dan nanoskala dari goresan
dan indentasi pada permukaan material. Dengan bantuan SEM, dapat dilihat lebih
detail tentang struktur permukaan dan perubahan morfologi material setelah
pengujian.

15
Penggunaan teknik-teknik modern ini telah mengubah cara kita memahami dan
mengukur kekerasan material, terutama dalam skala yang sangat kecil dan dalam
situasi lingkungan yang ekstrem. Ini memberikan kemungkinan untuk
mengembangkan material yang lebih tahan lama dan efisien dalam berbagai aplikasi,
termasuk teknologi tinggi dan industri berat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengujian kekerasan material adalah aspek penting dalam ilmu material dan
teknik yang memungkinkan kita untuk memahami sifat mekanik material, memilih
material yang sesuai untuk berbagai aplikasi, dan meningkatkan kualitas dan kinerja
produk. Dalam makalah ini, kami telah membahas sifat kekerasan material, faktor
yang memengaruhinya, dan berbagai metode pengujian kekerasan yang umum
digunakan. Berikut adalah beberapa kesimpulan kunci yang dapat diambil dari
paparan kami:

1. Sifat Kekerasan Material


Kekerasan material adalah ukuran kemampuan suatu material untuk menahan
penetrasi, goresan, atau deformasi permanen. Ini mencerminkan sifat mekanik yang
kritis dalam pemilihan material dan perancangan komponen.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan


Struktur kristal, komposisi kimia, dan suhu adalah faktor-faktor yang memengaruhi
kekerasan material. Struktur kristal yang teratur dan komposisi kimia yang tepat
dapat meningkatkan kekerasan material.

3. Metode Pengujian Kekerasan Umum

16
Ada beberapa metode pengujian kekerasan yang umum digunakan, termasuk metode
Vickers, Brinell, dan Rockwell. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan
keterbatasan tertentu, dan pemilihan tergantung pada jenis material dan aplikasi.

4. Aplikasi Kekerasan Material


Kekerasan material memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai sektor industri,
termasuk manufaktur, otomotif, konstruksi, dan kedokteran. Pemahaman yang baik
tentang sifat kekerasan material sangat penting dalam pemilihan bahan dan
perancangan produk.

5. Teknik Peningkatan Kekerasan Material


Terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekerasan
material, termasuk perlakuan panas, paduan, penguatan struktural, dan perubahan
kimia. Pemilihan teknik tergantung pada sifat material yang diinginkan.

6. Perkembangan Terbaru dalam Pengujian Kekerasan


Selain metode-metode tradisional, terdapat perkembangan terbaru dalam ilmu
pengujian kekerasan material, termasuk teknik nanoindentation dan pengujian
kekerasan mikroskala, yang memungkinkan pengukuran pada tingkat nanometer dan
mikroskopis.

Kesimpulannya, pemahaman yang mendalam tentang sifat kekerasan material


dan metode pengujian yang relevan adalah kunci untuk pengembangan material yang
lebih baik, perancangan komponen yang optimal, dan aplikasi yang lebih luas dalam
berbagai sektor industri. Dengan terus mengembangkan teknik pengujian kekerasan
material dan memanfaatkan teknologi modern, kita dapat terus meningkatkan
pemahaman kita tentang sifat material dan memenuhi tuntutan teknologi dan industri
yang terus berkembang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dti(2020)Apa itu Hardness Testing


https://dynatech-int.com/id/apa-itu-hardness-testing/#:~:text=Pengertian%20dari
%20kekerasan%20material%20atau,frictional%20force)%20dan%20deformasi
%20plastis.

Nayla Salsabila(2023)Memahami Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil


Pengukuran Material dengan Hardness Teaster.
https://mitech-ndt.co.id/memahami-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-
pengukuran-kekerasan-material-dengan-hardness-tester/

18

Anda mungkin juga menyukai