Anda di halaman 1dari 25

MATERIAL TEKNIK

Disusun oleh:

Nama: Redha Maulana

NIM: 220120097

Dosen pengampu:

MUHAMMAD, S.T.,M.Eng

PRODI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas pada Mata kuliah Material Teknik dengan Judul “Material
Teknik”.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Muhammad,


S.T.,M.Eng sebagai dosen pengampu mata kuliah Material Teknik yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki.Oleh karena itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkam kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
Pendidikan.

Lhokseumawe,26 Mei 2023

Redha Maulana
BAB I

PENGANTAR

A.PENGANTAR ILMU MATERIAL DAN TEKNIK

Struktur Material

Disiplin ilmu material dan teknik dapat dibagi menjadi subdisiplin material
science dan material teknik. Sebenarnya, science melibatkan penyelidikan
hubungan yang ada antara struktur dan sifat bahan (yaitu, mengapa bahan memiliki
sifat seperti itu). Sebaliknya, material teknik melibatkan, atas dasar korelasi
struktur-sifat, perancangan atau merekayasa struktur material untuk menghasilkan
seperangkat sifat bahan yang telah ditentukan. Dari perspektif fungsional, peran
ilmuwan material mengembangkan atau mensintesis bahan baru, sedangkan
insinyur material bertugas menciptakan produk baru atau sistem yang
menggunakan bahan yang ada dan/atau untuk mengembangkan teknik pengolahan
bahan.
ada bahan komposit yang merupakan kombinasi teknik dari dua atau lebih
bahan yang berbeda.

Logam/Metal

Keramik

Polimer

Komposit

Material Tingkat Lanjut

Kategori bahan lainnya adalah bahan canggih yang digunakan dalam aplikasi
berteknologi tinggi. Seperti semikonduktor (memiliki konduktivitas listrik
antara mereka dari konduktor dan isolator), biomaterial (yang harus
kompatibel dengan tubuh) jaringan), smart -material (yang merasakan dan
merespons perubahan di lingkungan mereka dengan cara yang telah
ditentukan), dan nanomaterial (yang memiliki fitur struktural pada orde
nanometer, beberapa di antaranya dapat dirancang pada tingkat
atom/molekul)

Struktur Material

Secara singkat, struktur suatu material biasanya berkaitan dengan susunan


komponen internalnya. Elemen struktural dapat diklasifikasikan berdasarkan
ukuran dan dalam hal ini ada beberapa tingkatan:
1. Struktur subatomik: melibatkan elektron di dalam masing-masing atom,
energinya dan interaksi dengan inti.

2. Struktur atom: berkaitan dengan kelompok atom menghasilkan molekul atau


kristal.

3. Struktur nano: berkaitan dengan kumpulan atom yang membentuk partikel


(partikel nano) yang memiliki dimensi nano (kurang dari sekitar 100 nm).

4. Struktur mikro: elemen struktural yang dapat diamati langsung dengan


menggunakan beberapa jenis mikroskop (memiliki dimensi antara 100 nm dan
beberapa milimeter).

5. Makrostruktur: elemen struktural yang dapat dilihat dengan mata telanjang


(dengan rentang skala antara beberapa milimeter dan pada urutan meter).

Sifat Penting Material

Hampir semua sifat penting dari bahan padat dapat dikelompokkan menjadi
enam: mekanik, listrik, termal, magnetik, optik, dan deteriorative. Untuk setiap
kategori, ada jenis stimulus yang khas yang mampu memicu respons yang berbeda:
1. Sifat mekanis: menghubungkan deformasi dengan beban atau gaya yang
diterapkan; contohnya modulus elastisitas (kekakuan), kekuatan, dan ketahanan
terhadap patah.

2. Sifat listrik: sifat rangsangan medan listrik yang diterapkan pada bahan;
contohnya konduktivitas listrik dan konstanta dielektrik.

3. Sifat termal: terkait dengan perubahan suhu atau gradien suhu melintasi bahan;
contoh ekspansi termal dan kapasitas kalor.

4. Sifat magnetik: respon bahan terhadap penerapan medan magnet; contoh


kerentanan magnetik dan magnetisasi.

5. Sifat optik: rangsangan bahan terhadap radiasi elektromagnetik atau cahaya;


contoh indeks bias dan daya pantualan.

6. Karakteristik deterioratif: berkaitan dengan reaktivitas kimia; contohnya


ketahanan korosi logam.

Berkenaan dengan desain, produksi, dan pemanfaatan bahan, ada empat elemen
yang perlu dipertimbangkan yaitu: pemrosesan, struktur, sifat, dan kinerja. Kinerja
suatu bahan tergantung pada sifat-sifatnya, yang pada gilirannya merupakan fungsi
dari struktur. Struktur ditentukan oleh bagaimana bahan diproses. Hubungan timbal
balik di antara keempat elemen ini biasanya disebut paradigma sentral dari ilmu
material dan teknik.

Empat elemen dasar ilmu material teknik dan keterkaitannya antar elemen.
BAB II

MATERIAL TEKNIK DAN REKAYASA BAHAN

A. Material

Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu
sampai sekarang. Pengertian material dapat merujuk pada beberapa hal tergantung
pada konteksnya. Secara umum, material adalah bahan atau substansi yang
digunakan untuk membuat atau membentuk sesuatu. Material dapat berupa bahan
alami atau bahan buatan manusia yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu.

Dalam konteks ilmiah dan teknik, material merujuk pada bidang studi yang
berkaitan dengan sifat, struktur, komposisi, dan penggunaan berbagai jenis bahan.
Studi material melibatkan pemahaman tentang properti fisik, kimia, termal, dan
mekanik dari bahan tersebut. Tujuan utama dari studi material adalah untuk
mengembangkan, memahami, dan memanfaatkan bahan dengan cara yang optimal
untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Dalam industri dan manufaktur, pemilihan material yang tepat sangat


penting untuk mencapai kualitas, keandalan, dan performa produk yang diinginkan.
Faktor-faktor seperti kekuatan, kekakuan, keawetan, ketahanan terhadap suhu,
korosi, atau pengaruh lingkungan lainnya menjadi pertimbangan dalam pemilihan
material.

Dalam konstruksi, material merujuk pada bahan yang digunakan untuk


membangun struktur seperti bangunan, jembatan, atau jalan. Bahan-bahan seperti
beton, baja, kayu, atau batu digunakan sebagai material konstruksi untuk
memberikan kekuatan dan stabilitas pada struktur tersebut.

Secara singkat, material adalah bahan atau substansi yang digunakan untuk
membuat atau membentuk sesuatu, baik dalam konteks ilmiah, industri,
manufaktur, atau konstruksi. Pemilihan material yang tepat dapat mempengaruhi
kualitas, kinerja, dan masa pakai produk atau struktur yang dibuat Secara garis
besar material dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok Yaitu :

(1) Logam, (2) Polimer, (3) Keramik, (4) Komposit. Dengan mempelajari Hal
tersebut kita dapat memilih dan mendesain material yang paling tepat untuk Setiap
aplikasi, serta dapat menentukan teknik pemprosesan yang paling tepat. Salah satu
bahan terbarukan adalah bahan komposit, yang memiliki keunggulan Diantaranya
berat yang lebih ringan, kekuatan yang lebih tinggi dan tahan korosi Di bandingkan
dengan bahan konvensional seperti logam .

B. Material Teknik

Material teknik merujuk pada bahan-bahan yang digunakan dalam disiplin ilmu
teknik untuk membangun, merancang, dan memproduksi komponen atau sistem
teknik. Material teknik mencakup berbagai jenis bahan yang memiliki sifat dan
karakteristik tertentu yang memungkinkan mereka digunakan dalam aplikasi teknik
tertentu.

Pengertian material teknik mencakup pemahaman tentang properti fisik,


mekanik, termal, dan kimia dari bahan tersebut. Ini melibatkan pemahaman tentang
bagaimana struktur internal dan komposisi kimia suatu material mempengaruhi
karakteristik dan kinerjanya.

Tujuan utama material teknik adalah untuk mengembangkan, memilih, dan


menggunakan material yang sesuai untuk aplikasi tertentu. Misalnya, material
teknik digunakan dalam pembuatan kendaraan, pesawat terbang, peralatan
elektronik, peralatan medis, konstruksi, dan banyak aplikasi lainnya. Pemilihan
material yang tepat dapat mempengaruhi faktor-faktor seperti kekuatan, ketahanan
terhadap korosi, konduktivitas listrik atau termal, kekerasan, keawetan, dan
biokompatibilitas.

Material teknik juga melibatkan pemahaman tentang berbagai teknik


pemrosesan material, seperti pengecoran, pembentukan, pengelasan, pemotongan,
dan metode manufaktur lainnya. Tujuan dari material teknik adalah untuk
memahami sifat-sifat material dan bagaimana cara memanipulasinya agar
memenuhi kebutuhan desain dan aplikasi yang diinginkan.

Dengan pemahaman tentang material teknik, insinyur dan ilmuwan dapat


mengembangkan material baru, meningkatkan kinerja material yang ada, dan
menciptakan solusi inovatif untuk berbagai tantangan Teknik.

C. Rekayasa Bahan

Rekayasa bahan (material engineering) adalah cabang ilmu teknik yang


berkaitan dengan pemahaman, pengembangan, dan penerapan bahan atau material
dalam desain, manufaktur, dan penggunaan berbagai produk atau sistem. Tujuan
utama rekayasa bahan adalah untuk mengoptimalkan sifat dan karakteristik bahan
guna mencapai performa yang diinginkan dalam aplikasi tertentu.

Rekayasa bahan melibatkan studi tentang struktur internal, sifat mekanik,


sifat termal, sifat kimia, serta sifat elektrik dan magnetik dari bahan. Melalui
pemahaman mendalam tentang struktur dan sifat bahan, rekayasa bahan berusaha
untuk merancang dan mengembangkan material dengan sifat yang diinginkan,
seperti kekuatan, kekakuan, ketahanan terhadap korosi, ketahanan terhadap suhu
tinggi, keawetan, konduktivitas, dan lain sebagainya.

Tujuan utama dari rekayasa bahan adalah untuk mengembangkan dan


memanfaatkan bahan dengan sifat-sifat yang diinginkan dalam berbagai aplikasi
teknik. Hal ini melibatkan pemilihan bahan yang tepat untuk memenuhi persyaratan
desain, termasuk kekuatan, kekakuan, ketahanan terhadap korosi, konduktivitas,
keawetan, dan berbagai sifat lain yang relevan. Rekayasa bahan juga mencakup
pemahaman tentang interaksi antara bahan dan lingkungan yang akan
mempengaruhi kinerja bahan tersebut.

Dalam rekayasa bahan, terdapat beberapa langkah atau tahapan yang


umumnya dilakukan:
1. Pemilihan bahan: Tahap ini melibatkan pemilihan bahan yang sesuai dengan
kebutuhan dan persyaratan aplikasi. Pertimbangan meliputi sifat mekanik, termal,
kimia, lingkungan operasional, dan faktor-faktor lain yang relevan.

2. Pemrosesan material: Setelah pemilihan bahan, material tersebut akan diproses


menggunakan berbagai metode manufaktur seperti pengecoran, deformasi plastik,
pengelasan, atau proses lainnya. Tujuan pemrosesan adalah untuk membentuk
bahan ke dalam bentuk yang diinginkan dan mengatur struktur mikro dan makro
dari material.

3. Peningkatan sifat material: Rekayasa bahan juga mencakup pengembangan


teknik dan perlakuan khusus untuk meningkatkan sifat material. Ini dapat
melibatkan proses perlakuan panas, perlakuan permukaan, atau penerapan lapisan
pelindung untuk meningkatkan ketahanan atau kinerja material.

4. Uji karakteristik material: Material yang telah diproses akan diuji untuk
memahami sifat dan karakteristiknya. Uji ini dapat meliputi pengujian kekuatan,
kekerasan, ketahanan terhadap korosi, daya hantar listrik, atau sifat-sifat lainnya.

Rekayasa bahan berperan penting dalam berbagai industri seperti otomotif,


pesawat terbang, elektronik, energi, manufaktur, dan lain-lain. Dengan pemahaman
yang mendalam tentang sifat bahan dan kemampuan untuk mengembangkan
material yang lebih baik, rekayasa bahan berkontribusi dalam menciptakan produk
yang lebih efisien, aman, dan berkinerja tinggi.
BAB III

Tujuan Mempelajari Material Teknik

Tujuan mempelajari material teknik meliputi:

1. Memahami sifat dan karakteristik material: Studi material teknik memungkinkan


pemahaman yang mendalam tentang sifat fisik, kimia, termal, dan mekanik dari
berbagai jenis bahan. Ini meliputi kekuatan, kekakuan, kelenturan, ketahanan
terhadap korosi, konduktivitas, dan sifat-sifat lainnya yang mempengaruhi
performa dan keandalan material dalam aplikasi teknik.

2. Pemilihan material yang tepat: Dalam rekayasa dan desain teknik, pemilihan
material yang tepat sangat penting. Dengan mempelajari material teknik, kita dapat
mengetahui karakteristik yang diperlukan untuk aplikasi tertentu dan memilih
bahan yang memenuhi persyaratan tersebut. Pemilihan material yang tepat dapat
meningkatkan performa, keawetan, dan keandalan produk atau sistem yang
dibangun.

3. Pengembangan material baru: Studi material teknik juga melibatkan


pengembangan material baru atau peningkatan material yang ada. Ini melibatkan
pemahaman mendalam tentang struktur dan sifat material, serta penggunaan teknik
dan perlakuan khusus untuk mencapai sifat yang diinginkan. Pengembangan
material baru dapat menghasilkan bahan dengan sifat yang lebih baik, seperti
kekuatan yang lebih tinggi, ketahanan terhadap suhu tinggi, ringan, atau tahan
terhadap korosi.

4. Meningkatkan efisiensi dan keandalan produk: Dengan mempelajari material


teknik, kita dapat mengoptimalkan material yang digunakan dalam produk atau
sistem teknik. Ini dapat meningkatkan efisiensi, kekuatan, keawetan, dan keandalan
produk. Misalnya, dengan menggunakan material yang lebih ringan tetapi kuat,
dapat mengurangi bobot kendaraan dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.

5. Mendukung inovasi dan perkembangan teknologi: Pemahaman tentang material


teknik menjadi landasan untuk inovasi dan perkembangan teknologi baru. Dengan
mempelajari sifat dan karakteristik material, kita dapat mengidentifikasi peluang
untuk mengembangkan bahan baru yang lebih baik atau mengaplikasikan bahan
yang sudah ada ke dalam bidang baru.

Dengan mempelajari material teknik, kita dapat meningkatkan pemahaman tentang


bahan yang digunakan dalam berbagai aplikasi teknik dan mengoptimalkan
pemilihan, penggunaan, dan pengembangan material untuk mencapai performa dan
keandalan yang diinginkan dalam produk dan sistem teknik.
BAB IV

KLARIFIKASI BAHAN TEKNIK

A. Organic dan Non Organic

Organik dan non-organik merujuk pada dua kategori utama bahan atau senyawa
kimia berdasarkan asal-usul dan karakteristik strukturalnya. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang organik dan non-organik:

Bahan Organik:

Bahan organik merujuk pada bahan-bahan yang terkait dengan kehidupan


atau mengandung karbon (C) sebagai unsur utama. Karbon memiliki kemampuan
unik untuk membentuk ikatan dengan dirinya sendiri dan dengan unsur-unsur lain,
sehingga memungkinkan keberagaman dan kompleksitas senyawa organik. Bahan
organik dapat ditemukan dalam bentuk hidrokarbon, seperti minyak, gas alam, dan
biomassa. Selain itu, senyawa organik juga termasuk dalam berbagai jenis senyawa
kompleks seperti karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat yang merupakan
komponen penting dalam kehidupan.

Bahan Non-Organik:

Bahan non-organik merujuk pada bahan-bahan yang tidak terkait dengan


kehidupan atau tidak mengandung karbon (C) sebagai unsur utama. Contoh bahan
non-organik termasuk logam (seperti besi, tembaga, atau aluminium), batuan
banyak senyawa anorganik seperti asam, basa, dan garam. Bahan non-organik
sering ditemukan di alam dan dapat dihasilkan melalui proses alami atau sintesis
manusia.
Penting untuk dicatat bahwa ada beberapa pengecualian, seperti senyawa
karbon dioksida (CO2) dan karbonat (seperti garam kalsium karbonat), yang secara
struktural mengandung karbon tetapi masih dianggap sebagai bahan non-organik
karena mereka tidak memiliki hubungan langsung dengan kehidupan.

Dalam ilmu kimia, pemisahan antara bahan organik dan non-organik


bermanfaat untuk mengkategorikan dan mempelajari sifat-sifat, reaktivitas, dan
interaksi bahan kimia dengan lingkungan dan sistem lainnya. Namun, perlu
dicatat bahwa batasan antara organik dan non-organik tidaklah kaku, dan ada
beberapa area tumpang tindih di antara keduanya dalam konteks kimia dan ilmu
alam.

B. Logam dan Non Logam

Logam:

Logam adalah unsur yang memiliki sifat fisik dan kimia khas. Beberapa ciri
khas logam meliputi kekonduksian termal dan listrik yang tinggi, kilap logam,
keuletan, kekerasan (walaupun ada beberapa logam yang lembut), dan kemampuan
membentuk ikatan logam. Atom dalam logam umumnya cenderung melepaskan
elektron valensi untuk membentuk ion positif atau kation. Contoh logam termasuk
besi, tembaga, aluminium, perak, emas, dan seng. Logam digunakan dalam
berbagai aplikasi, termasuk konstruksi, industri otomotif, elektronik, dan
pembuatan peralatan.

Non-logam:

Non-logam adalah unsur yang memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda
dari logam. Non-logam biasanya memiliki konduktivitas termal dan listrik yang
rendah, kekerasan yang bervariasi, dan cenderung membentuk ikatan kovalen atau
ionik dalam molekul atau senyawa mereka. Beberapa ciri non-logam meliputi
kekerasan yang rendah, keelektronegatifan yang tinggi, dan umumnya berada
dalam keadaan padat atau gas pada suhu dan tekanan normal. Contoh non-logam
meliputi karbon, nitrogen, oksigen, belerang, fosfor, dan halogen seperti fluor, klor,
brom, dan iodin. Non-logam digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk
pembuatan bahan kimia, bahan bangunan, isolator listrik, dan komponen elektronik.
Perlu dicatat bahwa ada beberapa elemen yang memiliki sifat logam dan
non-logam secara bersamaan, yang dikenal sebagai metaloid. Metaloid seperti
silikon, germanium, arsenik, antimon, dan telurium memiliki sifat yang menyerupai
baik logam maupun non-logam tergantung pada kondisi dan lingkungan kimia
tertentu.

Pembedaan antara logam dan non-logam penting dalam kimia dan ilmu bahan
karena sifat-sifat mereka yang berbeda mempengaruhi reaktivitas, konduktivitas,
kekuatan, dan aplikasi material yang digunakan
C. Ferro dan Non Ferro

ferro atau logam besi adalah logam yang mengandung unsur besi (Fe).Besi
merupakan logam yang penting dalam bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak
dan rapuh sebagai bahan kerja, konstruksi atau pesawat. Sebutan besi dapat berarti:

1. Besi murni dengan simbol kimia Fe yang hanya dapat diperoleh dengan
jalanreaksi kimia.

2. Besi teknik adalah yang sudah atau selalu bercampur dengan unsur lain.

Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya
adalah unsur besi (Fe) dan karbon ( C) , tetapi sebenarnya juga mengandung unsur
lain seperti : silisium, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya
relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran itulah yang mempengaruhi sifat-sifat
besi atau baja pada umumnya, tetapi unsur zat arang (karbon) yang paling besar
pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama kekerasannya.

Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam
dapur tinggi yang akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar belum
dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi,
oleh karena itu, besi kasar itu masih harus diolah kembali di dalam dapurdapur baja.
Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang dikatakan sebagai besi atau baja
karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi.

Non-Ferro:
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak
mengandung unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan
begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya
belum memenuhi syarat yang diinginkan.
Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena
sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik
yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi
karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan
khusus. Misalnya dalam teknik proses dan laboratorium di samping keperluan
tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.

Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan
tujuan memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering
digunakan untuk paduan baja antara lain, nikel, kromium, molibdenum, wolfram
dan sebagainya. Sedangkan dari logam non ferro ringan antara lain : magnesium,
titanium, kalsium dan sebagainya. Logam non ferro dikelompokkan menjadi 5
bagian, yaitu :

(a). Logam berat adalah apabila berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm3 , misalnya
: nikel, kromium, tembaga, timah hitam, Timah putih, seng dan sebagainya.
(b). Logam ringan adalah apabila berat jenisnya lebih kecil dari 5 kg/dm3 , misalnya
: aluminium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, barium dan
sebagainya.
(c). Logam mulia adalah logam yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, digunakan
untuk keperluan khusus, misalnya untuk alat tukar (uang), perhiasan dan asesoris
lainnya, misalnya : emas, perak, dan platina.
(d). Logam refraktori atau logam tahan api, logam tersebut biasanya digunakan
sebagai unsur paduan untuk alat-alat listrik, silinder line pada motor bakar torak
dan alat-alat lainnya yang memerlukan ketahanan panas, Misalnya : wolfram,
molibdenum, titanium, dan zirkonium.
(e). Logam radioaktif yaitu logam yang dapat memancarkan sinar radioaktif yaitu
sinar alpha, sinar Betha dan sinar Gama, misalnya : uranium, plutonium dan radium.
Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya kurang baik, akan tetapi
dapat diperbaiki dengan memadukannya. Kebanyakan dari logam non ferro adalah
tahan korosi karena adanya lapisan oksida yang kuat. Sedangkan beberapa logam
non ferro mempunyai daya penghantar listrik dan daya penghantar panas yang baik.
Dari semua jenis logam dapat digolongkan menjadi logam murni dan logam
paduan. Logam murni artinya logam yang tidak dicampur dengan logam lain atau
unsur lainnya. Sifat-sifat logam murni yaitu :
1). Kadar kemurnian 99,9 %. 4
2). Kekuatan tarik rendah
3). Titik lebur tinggi
4). Daya hantar listrik baik
5). Daya tahan terhadap karat baik

Logam paduan artinya logam yang dicampur dari dua macam logam atau
lebih dalam keadaan cair. Logam paduan dikelompokkan menjadi 2, yaitu paduan
logam berat dan paduan logam ringan. Diantara paduan logam berat yang kita kenal
antara lain ; kuningan (loyang), perunggu, paduan nikel, paduan seng dan
sebagainya. Sedangkan paduan logam ringan antara lain ; paduan aluminium,
paduan magnesium dan paduan titanium. Sifat-sifat logam paduan yaitu :

1). Kekerasan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya.


2). Kekuatan tarik dapat diperbesar
3). Daya pemuaian dapat dikurangkan
4). Titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya.
BAB V
BAJA

Pengertian Baja

Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara
0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai
unsur pengeras. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah
mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan nikel. Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility).

Pengaruh utama dari kandungan karbon dalam baja adalah pada kekuatan,
kekerasan, dan sifat mudah dibentuk. Kandungan karbon yang besar dalam baja
mengakibatkan meningkatnya kekerasan tetapi baja tersebut akan rapuh dan tidak
mudah dibentuk (Davis, 1982).

Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat dibentuk
menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan.

Secara garis besar ada 2 jenis baja, yaitu :

A.Baja Karbon

Baja karbon disebut juga plain karbon steel, mengandung terutama unsur karbon
dan sedikit silicon, belerang dan pospor. Baja karbon adalah material logam yang
terbentuk dari unsur utama Fe dan unsur kedua yang berpengaruh berpengaruh pada
sifat‐sifatnya sifatnya adalah karbon. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja
karbon dibagi menjadi :
- Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C) Baja ini dengan komposisi karbon
kurang dari 2%. Fasa dan struktur mikronya adalah ferrit dan perlit. Baja ini tidak
bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas (martensit) hanya bisa dengan 8
pengerjaan dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki keuletan dan
ketangguhan yang baik. Serta mampu mesin (machinability) dan mampu las nya
(weldability) baik cocok untuk bahan bangunan konstruksi gedung, jembatan,
rantai, body mobil.

- Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C)

Baja karbon sedang memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat). Dapat
dikeraskan dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga fasa austenit
dan setelah ditahan beberapa saat didinginkan dengan cepat ke dalam air atau sering
disebut quenching untuk memperoleh fasa ang keras yaitu martensit. Baja ini terdiri
dari baja karbon sedang biasa (plain) dan baja mampu keras. Kandungan karbon
yang relative tinggi itu dapat meningkatkan kekerasannya.Namun tidak cocok
untuk di las, dengan kata lain mampu las nya rendah. Dengan penambahan unsur
lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih meningkatkan mampu kerasnya. Baja ini lebih
kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk komponen mesin, roda kereta api,
roda gigi (gear), poros engkol (crankshaft) serta komponen struktur yang
memerlukan kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.

- Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)

Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat). Kekerasan dan
kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini cocok untuk baja
perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat
dikeraskan dan ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari baja karbon tinggi biasa
dan baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V, W,
dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan karbon
menjadi senyawa yang sangat keras sehingga ketahanan aus sangat baik. Kadar
karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhikuat tarik, kekerasan dan
keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan baja
semakin meningkat 9 tetapi keuletannya cenderung turun. Penggunaan baja di
bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi atau baja profil, baja
tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10% - 0,50%. Selain itu baja karbon
juga digunakan untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar karbon s/d 0,90 %. Pada
bidang teknik sipil sifat yang paling penting adalah kuat tarik dari baja itu sendiri.

B. Baja Paduan

Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara


khusus, bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur fosfor dan mangan. Baja
paduan semakin banyak di gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk
baja paduan, yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.

- Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) Baja paduan rendah merupakan baja
paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni,
S, Si, P dan lain lain. Biasanya digunakan untuk membuat perkakas potong, gergaji,
cetakan penarikan, pahat kayu, mata pisau, pemotong kikir, gurdi batu.

- Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel) Baja paduan menengah merupakan
baja paduan yang elemen paduannya 2,5% - 10% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni,
S, Si, P dan lain- lain. Biasanya digunakan untuk membuat alat pengukur, cetakan
penarikan, rol derat, mata gunting untuk plat tebal.

- Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel) Baja paduan tinggi merupakan baja paduan
yang elemen paduannya lebih dari 10% wt, misalnnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P
dan lain-lain (Amanto, 1999). Banyak digunakan untuk cetakan penarikan kawat,
cetakan pengetrim, pengukur, rol derat. 10

Menurut (Amstead, 1993) secara umumnya, baja paduan memiliki sifat


yang unggul daripada baja karbon biasa, diantaranya:

1. Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.

2. Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis paduannya.
3. Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisiknya tidak banyak
berubah. 4. Memiliki butiran halus dan homogen.

C. pengaruh unsur pada baja

Pengaruh unsur-unsur paduan dalam baja adalah sebagai berikut:

1. Unsur karbon (C) Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat meningkatkan
kekerasan dan kekuatan baja. Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1%-1,7%,
sedangkan unsur lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan baja. Unsur paduan yang
bercampur di dalam lapisan baja adalah untuk membuat baja bereaksi terhadap
pengerjaan panas dan menghasilkan sifat-sifat yang khusus. Karbon dalam baja
dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan tetapi jika berlebihan akan
menurunkan ketangguhan.

2. Unsur Mangan (Mn) Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan
dalam proses pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6% tidak
mempengaruhi sifat baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan pengaruh
besar pada struktur baja dalam jumlah yang rendah. Penambahan unsur mangan
dalam baja dapat menaikkan kuat tarik tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi
regangan, sehingga baja dengan penambahan mangan memiliki sifat kuat dan ulet.

3. Unsur Silikon (Si) Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja
dengan kandungan lebih dari 0,4% yang mempunyai pengaruh untuk menaikkan
tegangan tarik dan menurunkan laju pendinginan kritis. Silikon dalam baja dapat
meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, dan ketahanan
terhadap panas dan karat. Unsur silikon 11 menyebabkan sementit tidak stabil,
sehingga memisahkan dan membentuk grafit. Unsur silikon juga merupakan
pembentuk ferit, tetapi bukan pembentuk karbida, silikon juga cenderung
membentuk partikel oksida sehingga memperbanyak pengintian kristal dan
mengurangi pertumbuhan akibatnya struktur butir semakin halus.
4. Unsur Nikel (Ni) Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu
memperbaiki kekuatan tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika pada baja
paduan terdapat unsur nikel sekitar 25% maka baja dapat tahan terhadap korosi.
Unsur nikel yang bertindak sebagai tahan karat (korosi) disebabkan nikel bertindak
sebagai lapisan penghalang yang melindungi permukaan baja.

5. Unsur Kromium (Cr) Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan
kritis (kromium sejumlah 1,5% cukup meningkatkan kekerasan dalam minyak).
Penambahan kromium pada baja menghasilkan struktur yang lebih halus dan
membuat sifat baja dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat
membentuk karbida. Kromium dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan
serta berguna juga dalam membentuk lapisan pasif untuk melindungi baja dari
korosi serta tahan terhadap suhu tinggi.
BIODATA PENULIS

Data Pribadi

Nama : Redha Maulana

NIM : 220120097

Fakultas : Teknik

Prodi : Teknik Mesin

Universitas : Malikussaleh

Tempat/Tanggal lahir : Meuraksa/24 juni 2003

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Mereudu,Pidie jaya

Pendidikan

• 2010 - 2015 : SD MUHAMMADIYAH.


• 2015 - 2018 : MTSN 2 PIDIE JAYA.
• 2018 - 2021 : SMA SWASTA TAUTHIAH.
• 2022 - Sekarang : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Lhokseumawe,26 Mei 2023

Redha Maulana

Anda mungkin juga menyukai