Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
PENGETAHUAN
KEBUTUHAN
MASYARAKAT
DAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
ILMIAH
EMPIRIS
Gambar 1.1 Gambaran unsur inti dan teknologi bahan dan kaitannya dengan ilmu
pengetahuan ilmiah dan empiris
1.3 Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Pemilihan Bahan Konstruksi
Dalam pemilihan bahan terutama untuk bahan konstruksi diperlukan pertimbanganpertimbangan untuk seleksi, supaya tepat dan sesuai untuk penggunaannya.
Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Pemilihan Bahan Konstruksi yang terpenting
adalah :
Sifat-sifat mekanik
Sifat-sifat fisik
Sifat-sifat kimia, terutama stabilitas terhadap korosi
Harga atau ekonomi
Pemakaian bahan umumnya dikhususkan menerima gaya atau beban terpakai, sebagai
contoh aluminium paduan yang dirancang khusus untuk sayap pesawat terbang dan
2
Pengetahuan Bahan Teknik
poros kendaraan bermotor. Dalam kondisi ini, perlu untuk mengetahui karakteristik
suatu bahan dan merancang dengan teliti untuk membuat bahan yang mampu menerima
deformasi dengan tidak mengalami keretakan dengan biaya yang tidak mahal.
Sifat mekanik suatu bahan mencerminkan hubungan antara deformasi dengan gaya
terpakai. Perilaku sifat mekanik ini sangat penting, seperti : kekuatan, kekerasan,
elastisitas, dan ketangguhan bahan.
Bahan konstruksi yang digunakan untuk peralatan di industri kimia selain
persyaratan diatas perlu ditambahkan harus tahan terhadap korosi. Perancangan pabrik
untuk industri kimia sudah barang tentu harus memperhatikan berbagai macam
pertimbangan. Hal semacam ini dilakukan dalam rangka untuk mengefektifkan dan
mengefesienkan peng gunaan bahan konstruksi kimia tersebut.
Kita sudah pahami bersama bahwa seorang sarjana teknik kimia harus
mengedepankan aspek ekonomi dalam setiap rancangan yang dibuat. Menjadi satu
keharusan bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan itu sendiri.
Ketika kita mengenali sifat bahan yang kita gunakan maka sudah barang tentu
penggunaan yang nanti kita lakukan akan menjadi efektif karena kita telah mengetahui
kekurangan dan kelebihan bahan yang kita gunakan. Dalam modul ini kita akan fokus
kepada sifatsifat umum dari bahan.
Adapun mengenai kriteria pemilihan bahan akan dibahas pada modul berikutnya.
1.4 Klasifikasi Bahan Konstruksi
Secara garis besar bahan/material dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Bahan/Material
Logam
Besi
( Ferrous )
Baja
Dan
Paduannya
Bukan Logam
Bukan Besi
(Non Ferrous)
Besi Tuang
Dan
Paduannya
Bahan
Sintetis
Bahan
Organik
Bahan
Semi
Sintetis
Bahan
An Organik
Bahan
Alam
3
Pengetahuan Bahan Teknik
a. Bahan Logam
Bahan logam memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
Reaksi suatu polimer disebut dengan reaksi polimerisasi. Reaksi polimerisasi ini dapat
berlangsung secara adisi atau pun kondensasi. Sebagai contoh dari polimer selain
plastik yang sudah lazim digunakan adalah Poliester resin yang dapat digunakan sebagai
bahan pembuat kotak pelindung mesin. Polivinil klorida (PVC) dapat digunakan sebagai
bahan pembuat pipa-pipa yang tahan terhadap bahan kimia atau tahan korosi.
Sebagai contoh lain dari bahan bukan logam an organik adalah bahan keramik.
Keramik adalah campuran yang terdiri dari unsur logam dan unsur bukan logam yang
memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut :
4
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB II
SIFAT-SIFAT BAHAN
6
Pengetahuan Bahan Teknik
bahan konstruksi adalah densitas material. Densitas material sangat diperlukan terutama
untuk material konstruksi sayap pesawat terbang, dibutuhkan material yang kuat dan
ringan. Jelas, salah satu fenomena lain dalam mempelajari material ini salah satu kriteria
dalam pemilihan bahan konstruksi adalah sifat-sifat mekanik, fisik dan kestabilan
terhadap korosi..
Sifat-sifat bahan yang terpenting dalam pemilihan bahan konstruksi adalah :
* Sifasifat mekanik
* Sifat-sifat fisik
* Sifat-sifat kimia, terutama kestabilan terhadap korosi
Sifat-sifat mekanik yang terpenting dalam pemilihan bahan konstruksi adalah :
Kekuatan (Strength)
Kekerasan (Hardness)
Elastisitas (Elasticity)
Plastisitas (Plasticity)
Kestabilan terhadap temperatur
kekakuan yang tinggi (highly stiff). Brand terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah
antara lain adalah Shimadzu, Instron dan Dartec. Banyak hal yang dapat kita pelajari
dari hasil uji tarik. Bila kita terus menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu logam)
sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa kurva
seperti digambarkan pada Gambar.1. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya
tarikan dengan perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam desain yang
memakai bahan tersebut.
(1)
(2)
8
Pengetahuan Bahan Teknik
E=/
(3)
9
Pengetahuan Bahan Teknik
10
Pengetahuan Bahan Teknik
11
Pengetahuan Bahan Teknik
saat
beban
12
Pengetahuan Bahan Teknik
Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas,
tegangan luluh biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan
permanen sebesar 0.2%, regangan ini disebut offset-strain (gambar.2-6).
Gambar 2.6 Penentuan tegangan yield untuk kurva tanpa daerah linier
Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan adalah Pa (Pascal, N/m 2) dan
strain adalah besaran tanpa satuan. Selanjutnya akan dibahas beberapa istilah lain yang
penting seputar interpretasi hasil uji tarik.
Kelenturan(ductility)
Merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang
terjadi sebelum suatu bahan putus atau gagal pada uji tarik. Bahan disebut ulet (ductile)
bila regangan plastis yang terjadi sebelum putus lebih dari 5%, bila kurang dari itu suatu
bahan disebut getas (brittle).
Derajat kelentingan (resilience)
Derajat kelentingan didefinisikan sebagai kapasitas suatu bahan menyerap energi
dalam fase perubahan elastis. Sering disebut dengan Modulus Kelentingan (Modulus of
Resilience), dengan satuan strain energy per unit volume (Joule/m3 atau Pa). Dalam
gambar.5-1, modulus kelentingan ditunjukkan oleh luas daerah yang diarsir.
Derajat ketangguhan (toughness)
Kapasitas suatu bahan menyerap energi dalam fase plastis sampai bahan tersebut
putus. Sering disebut dengan Modulus Ketangguhan (modulus of toughness). Dalam
gambar.2-5, modulus ketangguhan sama dengan luas daerah dibawah kurva OABCD.
13
Pengetahuan Bahan Teknik
F W mg
= = =
A A
A
(4)
A A
A
b. Untuk batang batang baja
14
Pengetahuan Bahan Teknik
12,8 x 10
8
5
(3) / 4=3,8 x 10 Pa=3,8 x 10 kPa
F W m g ( 5000 )(9,8)
Baja = = =
=
A A
A
2
Contoh soal-2
Suatu batang tembaga dengan panjang awal 50 mm, dikenai tegangan tarik sehingga
memanjang menjadi 59 mm. Tentukan regangan pada batang tembaga tersebut.
Penyelesaian
Regangan pada batang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan
L
Regangan= =
x 100
L0
Regangan= =
(5)
L L0
L
5950
x 100 = F
x 100 =
x 100 =18
L0
L0
50
Contoh Soal-3
Modulus elastisitas baja rata-rata sama dengan 205.000 Mpa.
Berapakah regangan kawat berdiameter 2,5 mm dengan panjang 3 m, bila dibebani 500
kgf (=49000 N)?
Penyelesaian
Pertambahan panjang bahan setelah dikenai beban yang mempunyai modulus elastisitas
205.000 Mpa dapat dihitung dari Persamaan :
L=
F L0
EA
(6)
2,5 x 10
2
(3)
4
(205000 x 106 )
F L 0 ( 4900 ) (3)
L=
=
EA
Uji Tegangan Tekan
Kekuatan Tekan
15
Pengetahuan Bahan Teknik
Kekuatan Tekan suatu bahan (material) adalah gaya lawan (reaksi gaya) suatu
material padat terhadap perubahan bentuk (deformasi) yang mengakibatkan bahan
tersebut pecah
Pada pengujian tekan hanya dilakukan dengan aksial yang bekerja pada batang uji.
Pengujian tekan yang disarankan mengikuti ASTM (American Standar Testing
Material). Tegangan yang tepat pada saat bahan uji berdeformasi menjadi bentuk
silinder, disebabkan adanya gesekan antara landasan dan batang uji terjadi lekukan.
Perhitungan percobaan uji tekan sama dengan percobaan untuk perhitungan uji tarik.
TeganganTekan= C =
F
A
(7)
Beberapa percobaan untuk uji tekan dibuat seperti pada gambar berikut :
Beban Terpusat F
16
Pengetahuan Bahan Teknik
Batang Uji
Defleksi
M maksimum Yt F L Y t
=
I xx
4 I xx
F L3
48 E I xx
(8)
(9)
Beban Seragam q
Y
Batang Uji
L
Defleksi
Gambar 2.10 Uji Tegangan Bending Dengan Beban Seragam, q
17
Pengetahuan Bahan Teknik
M
Y q L Yt
Tegangan Bending Maksimum= b= maksimum t =
I xx
8 I xx
Dimana,
Mmaks
L
Yt
Ixx
E
Ymaks
( 10 )
5 q L4
384 E I xx
( 11 )
Contoh Soal-4
Suatu balok dengan penampang persegi panjang yang ditumpu dengan bantalan rol
dengan jarak bentangan L,mendapat beban terpusat F besarnya 10000 kgf .
Data balok :
lebar = b = 10 cm, tebal = h = 15 cm
Tegangan Bending yang diijinkan = b = 3600 kgf /cm2
Modulus Elastisitas = E = 5400000 kgf /cm2
Tentukan jarak bentangan L yang memenuhi syarat :
a. Tegangan maksimum yang diijinkan tidak lebih dari 3600 kgf/cm2
b. Defleksi maksimum yang diijinkan tidak lebih dari 0,25% panjang balok
Penyelesaian :
Momen Inersia Luas Untuk Profil persegi panjang=I xx =
I xx=
1 3
bh
12
1 3 1
bh = ( 10 )(15)3 =2812,5 cm4
12
12
h 15
Y t = = =7,5 cm
2 2
b=
F LYt
4 I xx
18
Pengetahuan Bahan Teknik
3600=
F L3
48 E I xx
(10000) L
0 ,25
L=
L=427 cm=4 , 27 m
100
48(5400000)(2812 ,5)
Yang memenuhi syarat kedua-duanya, jarak bentangan, L = 4,27 m
Contoh Soal-5
Suatu balok dengan penampang persegi panjang yang ditumpu dengan bantalan rol
dengan jarak bentangan L, mendapat beban seragam q besarnya 1000 kgf /m
Data balok :
lebar = b = 10 cm , tebal = h = 15 cm
Tegangan Bending yang diijinkan = b = 3600 kgf /cm2
Modulus Elastisitas = E = 5400000 kgf /cm2
Tentukan jarak bentangan L yang memenuhi syarat :
a. Tegangan maksimum yang diijinkan tidak lebih dari 3600 kgf /cm2
b. Defleksi maksimum yang diijinkan tidak lebih dari 0,25% panjang balok
(bentangan)
Penyelesaian :
Momen Inersia Luas Untuk Profil persegi panjang=I xx =
I xx =
1 3
bh
12
1 3 1
3
4
bh = ( 10 )(15) =2812,5 cm
12
12
h 15
Y t = = =7,5 cm
2 2
q=1000 kg f /m=10
kg f
cm
2
3600=
M maksimum y t q L Y t
=
I xx
8 I xx
( 10 ) L2(7,5)
L=1039 cm=10,39 m
8( 2812,5)
19
Pengetahuan Bahan Teknik
5q L
Defleksi Maksimum= y maks=
384 E I xx
5(10) L 4
0,25
L=
L=663 cm=6,63 m
100
384(5400000)(2812,5)
Yang memenuhi syarat kedua-duanya, jarak bentangan, L = 6,63 m
Kekerasan (Hardness)
Pengujian kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian yang dipakai, karena
dapat dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa kesukaran mengenai spesifikasi.
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari
suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang
dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan dinilai dari
ukuran sifat mekanis material yang diperoleh dari. Deformasi plastis (deformasi yang
diberikan dan setelah dilepaskan, tidak kembali ke bentuk semula akibat indentasi oleh
suatu menda sebagai alat uji.
Dalam hal ini bidang keilmuan yang berperan penting mempelajarinya adalah Ilmu
Pengetahuan Bahan Teknik. Mengapa diperlukan pengujian kekerasan?
Didalam aplikasi manufaktur, material terutama semata diuji untuk dua pertimbangan:
yang manapun ke riset karakteristik suatu material baru dan juga sebagai suatu cek mutu
untuk memastikan bahwa contoh material tersebut menemukan spesifikasi kualitas
tertentu.
Pengujian yang paling banyak dipakai adalah dengan menekankan penekan tertentu
kepada benda uji dengan beban tertentu dan dengan mengukur ukuran bekas penekanan
yang terbentuk diatasnya, cara ini dinamakan cara kekerasan dengan penekanan.
Kekerasan juga didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban
identasi atau penetrasi (penekanan). Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan
menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :
Sedangkan pengujian Rockwell cocok untuk semua material yang keras dan yang lunak,
penggunaannya sederhana dan penekanannya dapat dilakukan dengan leluasa.
Tabel 2.1 Skala Kekerasan Rockwell.
20
Pengetahuan Bahan Teknik
Skal
a
Penekan
E
F
G
H
K
L
Beban
Awal
Beban
Utama
Jumla
h
Beban
Skala
10
10
50
90
100
100
30
10
140
60
150
10
90
100
100
10
90
60
100
10
50
100
130
10
140
60
130
10
50
10
130
10
140
150
130
10
50
60
130
10
90
100
130
10
140
150
130
10
50
60
130
10
90
100
130
10
140
150
130
100
Pada tabel.2-1 ditunjukkan skala kekerasan A, B dan C adalah untuk bahan logam,
skala A dapat dipakai untuk bahan sangat keras seperti Karbida tungsten.
Skala D dan di bawahnya dipakai untuk batu gerinda sampai plastik. Pengujian
Rockwel superfisial mempergunakan beban yang ringan untuk memperbaiki ketelitian
dari penekan dengan cara penggunaan yang sama, juga dapat mengukur kekerasan
permukaan dari bahan yang dikeraskan permukaannya.
Brinell
Bola Baja 10 mm
Beban 300 kgf
Rockwell
21
Pengetahuan Bahan Teknik
Gambar 2.11 Ukuran perbandingan dari penekanan pada pengujian bahan yang
sama dengan berbagai pengujian kekerasan
Pemilihan masing-masing skala (metode pengujian) tergantung pada :
a.
b.
c.
d.
Permukaan material
Jenis dan dimensi material
Jenis data yang diinginka
Ketersedian alat uji
Alat/ Pengujian
Benda Uji (test speciment) bertujuan untuk memahami cara menguji kekerasan
logam dengan ketiga metode tersebut
22
Pengetahuan Bahan Teknik
pengerasan regangan, berbeda. Jadi pertama korelasi antara kekerasan yang diperoleh
dengan berbagai cara pengujian kekerasan menjadi permasalahan.
Tidak ada cara lain kecuali mendapatkan hubungan tersebut secara eksperimen, jadi
kekerasan yang diperoleh dengan berbagai cara ditulis sebagai tabel konversi kekerasan.
Tetapi hal yang diutarakan di atas berbeda menurut bahan, oleh karena itu untuk baja
atau paduan tembaga perlu memakai tabel yang berlainan sesuai dengan paduan
mesing-masing.
Sejumlah data tersedia berkenaan dengan hubungan antara kekerasan dan kekuatan tarik
atau kekuatan lelah. Hubungan ini sangan memudahkan untuk mengetahui kekuatan
bahan dengan pengujian sederhana dari kekerasan. Tetapi karena hubungan itu memuat
banyak faktor variabel, perlu berhati-hati dalam penggunaannya. Sebagai tambahan
dalam penggunaan bagi bahan yang sama jenisnya, disarankan untuk memperhatikan
metalografinya.
23
Pengetahuan Bahan Teknik
24
Pengetahuan Bahan Teknik
Metode Gores
Metode ini tidak banyak lagi digunakan dalam dunia metalurgi dan material lanjut, tetapi
masih sering dipakai dalam dunia mineralogi. Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs
yang membagi kekerasan material di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudian dikenal
sebagai skala Mohs).
Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling rendah, sebagaimana dimiliki
oleh material talk, hingga skala 10 sebagai nilai kekerasan tertinggi, sebagaimana dimiliki
oleh intan. Dalam skala Mohs urutan nilai kekerasan material di dunia
ini diwakili oleh table berikut:
Kekerasan
Bahan
Rumus kimia
Talk
Mg3 H2 Si4O12 aq
Gips
CaSO4 .2 H2O
Kalsit
CaCO3
Flourit
CaF2
Apatit
CaF(PO4)3
Feldspar
K Al3 SiO4
Kwarsa
SiO3
Topas
Al2 F2 SiO4
Korundum
Al2 O3
10
Intan
Prinsip pengujian: bila suatu mineral mampu digores oleh Orthoclase (no. 6) tetapi tidak
mampu digores oleh Apatite (no. 5), maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5
dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa metode ini memiliki kekurangan utama
berupa ketidak akuratan nilai kekerasan suatu material. Bila kekerasan mineral-mineral
diuji dengan metode lain, ditemukan bahwa nilai-nilainya berkisar antara 1-9 saja,
sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang besar.
Stabilitas Terhadap Temperatur
25
Pengetahuan Bahan Teknik
Untuk membuat peralatan dimana terjadi perpindahan panas, seperti alat penukar panas,
reaktor, kolom distilasi, evaporator, boiler dibutuhkan bahan konstruksi yang
mempunyai konduktivitas panas yang baik. Pada alat-alat tersebut juga harus dilengkapi
dengan isolasi panas untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi, konveksi dan
konduksi. Bahan konstruksi untuk isolasi panas dibutuhkan material yang mempunyai
sifat konduktivitas yang rendah. Demikian juga peralatan untuk instalasi listrik dan
peralatan yang menggunakan panas dari energi listrik dibutuhkan bahan konstruksi
yang mempunyai konduktivitas listrik yang baik, Supaya penggunaan energi listrik
aman dan untuk mengurangi energi listrik yang hilang dibutuhkan bahan isolasi yang
dibuat dari bahan konstruksi dengan konduktivitas rendah.
Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi, dibutuhkan pengetahuan yang pasti
mengenai jenis, beban panas dan beban listrik yang akan dialami bahan isolasi tersebut.
Disamping itu perlu dipertimbangkan kondisi sekitar dimana isolasi akan ditempatkan
dan untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan isolasi sehingga dapat dipilih bahan-bahan
yang tepat untuk suatu sistem isolasi, dengan demikian akan dihasilkan suatu rancangan
peralatan yang
paling
ekonomis
dan sesuai
dengan kebutuhan.
.
Fungsi yang penting dari suatu bahan isolasi adalah:
Misalnya antara reaktor dan sekitarnya, antara boiler dan sekitarnya, antara alat
penukar panas dan sekitarnya dan sebagainya.
27
Pengetahuan Bahan Teknik
Tekanan yang diakibatkan oleh medan listrik, gaya mekanik, thermal dan reaksi kimia
dapat saja terjadi serentak, sehingga perlu diketahui efek bersama dari semua parameter
tersebut, dengan kata lain suatu bahan isolasi dinyatakan ekonomis jika bahan tersebut
dapat menahan semua tekanan tersebut dalam jangka waktu yang lama.
Sifat konduktivitas panas danlistrik yang dibutuhkan untuk suatu bahan isolasi adalah
sebagai berikut:
Bahan isolasi juga sekaligus merupakan bahan konstruksi peralatan, oleh karena itu ia
juga memikul beban mekanis, sehingga bahan isolasi harus memenuhi persyaratan
mekanis yang dibutuhkan. Sifat mekanis yang dibutuhkan tergantung pada pemakaian,
seperti diberikan dibawah ini.
Bahan isolasi harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana bahan itu
digunakan. oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
28
Pengetahuan Bahan Teknik
Bahan isolasi untuk sistem tegangan tinggi sering menetapkan beberapa persyaratan,
dan diantaranya ada yang saling bertentangan. Oleh karena itu dalam pemilihan bahan
isolasi untuk suatu keperluan khusus sering dilakukan dengan mencari kompromi antara
penyimpangan kebutuhan dengan sifat yang diinginkan, sehingga pemilihan yang benarbenar memuaskan tidak terpenuhi.
Ada enam sifat listrik dielektrik, yaitu:
Kekuatan dielektrik
Konduktansi
Rugi-rugi dielektrik
Tahanan isolasi
Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)
Tabel 2.3 Konduktivitas Panas Material Logam
Material
Logam
Temperatur
o
C
Konduktivitas Panas
W/(m oC)
Aluminium
0 (100)_
117 (119)
Antominium
0 (100)
10,6 (9,7)
100
26
0 (100)
32 (30)
Besi Tempa
100
34,6
Emas
100
170
Kadmium
100
52,2
Magnesium
0 (100)
92 (92)
Nikel
0 (100)
36 (34)
Perak
0 (100)
242 (238)
Baja lunak
Besi Cor
29
Pengetahuan Bahan Teknik
Platina
100
41,9
0 (100)
65 (64)
100
259
Tembaga
0 (100)
224 (218)
Timah
0 (100)
36 (34)
Timbal
0 (100)
20 (19)
Seng
Baja (1%C)
Temperatur
o
C
Konduktivitas Panas
W/(m oC)
Gelas
100_
0,040
Bata
40
0,138
40
1,52
Gabus
30
0,03
Plastik Polistiren
30
0,138
30
0,09
Isolasi Magnesia
30
0,034
Busa Silika
30
0,055
Konduktivitas Listrik
( Ohm meter )
6,8x107
Perak (Ag)
30
Pengetahuan Bahan Teknik
Tembaga (Cu)
6,0x107
Emas (Au)
4,3x107
Aluminium (Al)
3,8x107
Kuningan ( 70%Cu-30%Zn)
1,6x107
Besi (Fe)
1,0x107
0,6x107
0,2x107
Muai Panjang
Peralatan-peralatan yang beroperasi diatas temperatur
kamar akan mengalami
pemuaian panjang. Karena pemuaian, material menjadi bertambah panjang yang
menimbulkan tegangan. Tegangan yang ditimbulkan tidak akan menjadi masalah
apabila masih dibawah tegangan yang diijinkan dan pemuaian hanya terjadi hanya pada
satu bahan.
Tegangan akan menjadi masalah apabila terjadi pada dua bahan yang mengalami
pemuaian yang tidak sama, dimana kedua bahan tersebut digabung menjadi satu
kesatuan maka akan terjadi saling tarik-menarik antara kedua bahan tersebut.
Untuk menjelaskan fenomena tersebut, sebagai contoh adalah gambar berikut ini :
Bahan
L0
( 12 )
LT =L 0+ L
( 13 )
L0 ( 1+ T )=L0 + L
( 14 )
L0 T
( 15 )
L
= T
L0
( 16 )
L
= T
L0
( 17 )
( 18 )
F
L
= =E
A
L0
L=
F L0
EA
( 19 )
32
Pengetahuan Bahan Teknik
Untuk dua bahan yang digabungkan dalam suatu konstruksi dimana bahan satu dengan
lainnya pemuaiannya tidak sama (lihat gambar.2-18)..
Bila bahan-1 memuai secara bebas dengan perubahan panjang L1,
panjang
L1 L0 ( 1+ 1 T 1 )
bahan-1 menjadi
.
maka
L2,
maka
Karena bahan - 1 dan bahan - 2 digabung menjadi satu kesatuan, maka masing-masing
tidak bisa memuai secara bebas dan panjang akhirnya menjadi LF , misal L2 > L1,
maka seolah-olah bahan - 1 ditarik sepanjang X1 dan bahan - 2 ditekan sepanjang X2
dengan besar gaya yang sama F.
Jadi bahan-1 mendapat tegangan tarik, t sebesar F/A1 dan bahan-2 mendapat tegangan
tekan, c, sebesar F/A2.
Bahan-1
Sambungan Las
Bahan-2
Sambungan Las
L0
L1
X1
X2
L2
LF
Gambar 2.18 Pemuaian pada dua bahan yang digabung menjadi satu kesatuan dengan
sambungan las.
L2=L0 ( 1+ 2 T 2 )=L0 + L2
L1=L0 ( 1+ 1 T 1) =L0 + L2
33
Pengetahuan Bahan Teknik
L2L1=L0 ( 2 T 2+ 1 T 1 )= L2 L1
L2 L1= X 2 + X 1= ( 2 T 2+ 1 T 1)
F L0
Analog dengan persamaan : L= E A
X 2 + X 1=
F=
X 1=
F L1
E1 A 1
X 2=
F L2
E2 A 2
F L2 F L 1
+
=L 0 ( 2 T 2 + 1 T 1 )
E2 A 2 E1 A 1
L0 ( 2 T 2 + 1 T 1 )
L2
L
+ 1
E 2 A 2 E 1 A1
( 20 )
F L0 ( 2 T 2 + 1 T 1 )
=
A1
L2
L1
A1
+
E 2 A2 E 1 A E 1
( 21 )
F L0 ( 2 T 2 + 1 T 1 )
=
A2
L2
L1
A2
+
E2 A 2 E1 A E 1
( 22 )
( 23 )
Contoh-6 :
Suatu bahan dengan panjang awal, L0 = 1 m dipanaskan dari temperatur awal,T0= 25oC
dan temperatur akhir,TF =125o C.Koefisien muai panjang bahan. =1,2 x10-4/0C.dan
modulus elastisitas bahan, E = 2760 kgf/cm2. Berapa tegangan tarik yang diakibatkan
oleh perubahan temperatur tersebut ?
Penyelesaian :
34
Pengetahuan Bahan Teknik
kg
1, 2 x 104
=E T =2760 2 x
x 100o C=33 , 12 f2
o
cm
1 C
cm
Contoh-7 :
Suatu alat penukar panas jenis pipa ganda (double pipe heat exchanger) yang dibuat
dari bahan dengan koefisien muai panjang . =1,2 x10-4/0C dan modulus elastisitas
bahan, E = 900000 kgf/cm2 dengan diameter nominal pipa dalam 2 in schedule 80 dan
diameter pipa luar 3 in schedule 80. Temperatur awal sebelum dioperasikan 25oC,
setelah dioperasikan temperatur rata-rata pipa dalam, T1= 125oC dan temperatur ratarata pipa luar, T2=175oC. Panjang awal alat penukaar panas, L0 = 6 m
Berapa tegangan yang terjadi pada pipa dalam dan pipa luar dan berapa panjang akhir
alat penukar panas tersebut, LF?
Penyelesaian :
Pipa dalam (pipa-1) diameter nominal 2 in schedule 80 :
Diameter dalam = di = 1,939 in = 4,925 cm
Diameter luar = do = 2,375 in = 6,033 cm
Pipa luar (pipa-2) diameter nominal 3 in schedule 80 :
Diameter dalam = Di = 3,016 in = 7,661 cm
Diameter luar = Do = 3,500 in = 8,890 cm
T1 = T1-T0 = 125 25 = 100oC
T2 = T2-T0 = 175 25 = 150oC
1 = 2 = =1,2 x10-4/0C
E1 = E2 = E = 2760 kgf/cm2
1,2 x 10
2 T 2=
1,2 x 10
2 T 2=
35
Pengetahuan Bahan Teknik
2
i
D
( o D ) (8,8902 7,6612)
=
=15,97 cm2
4
4
A 2=
2
2
i
E2 A 2=( 2760
E1 A 1=( 2760
kg f
cm
kg f
cm
)(15,97 cm 2)=44077,2 kg f
)(9,53 cm )=26302,8 kg f
1= t =
1= t =
2= c =
F L0 ( 2 T 2 + 1 T 1 )
=
A1
L2
L1
A1
+
E 2 A2 E 1 A E 1
F L0 ( 2 T 2 + 1 T 1 )
=
A2
L2
L1
A1
+
E2 A 2 E1 A E 1
]
36
2= c =
Jadi pipa dalam mengalami tegangan tarik sebesar = 10,28 kg f /cm2 dan pipa luar
mengalami tegangan tekan sebesar = 6,14 kgf/cm2
F L1 97,99 kgf x 6,072m
X 1=
=
=0,022 m
E1 A 1
26302,8 kg f
X 2=
m
V
( 24 )
Dengan m adalah massa bahan (kg) dan V adalah volume bahan (m3), sehingga satuan
rdensitas adalah kg/m3.
Berat Jenis
Berat jenis suatu bahan pada dasarnya tidak berbeda dengan rapat massa dan cara
menghitungnya sama dengan langkah pada perrhitungan densitas, tetapi massa pada Persamaan
(13) dikalikan dengan percepatan gravitasi (m/s2). Secara matematis dinyatakan dengan
persamaan :
37
Pengetahuan Bahan Teknik
Berat Jenis=g =
W mg
=
V
V
( 25 )
Dengan W adalah berat bahan (kgf) dan V adalah volume bahan ( m3 ), sehingga satuan
berat jenis adalah (kgf /m3).
2.3 Sifat-Sifat Kimia (Stabilitas Terhadap Korosi)
Perlu diketahui bahwa material yang dipakai beda antara pabrik yang menggunakan
make cooling water dari air laut dan pabrik yang menggunakan cooling waternya dari
sungai. Dapat dikatakan bahwa material pipa yang digunakan oleh pabrik Pupuk Pusri
dengan pabrik Pupuk Kaltim akan berbeda. Jelas, salah satu fenomena lain dalam
mempelajari material ini juga adalah korosi. Dan untuk memilih suatu material perlu
pengetahuan yang mendalam mengenai material dan juga korosi.
Korosi adalah perusakan bahan yang dialami dari permukaan bahan akibat reaksi kimia
atau elektrokimia yang terjadi akibat interaksi bahan dengan lingkungannya.
Perlindungan terbaik terhadap korosi adalah melapisi bahan yang akan dilindungi
dengan lapisan bahan yang tahan korosi, dengan membuat paduan logam tahan korosi.
Jenis jenis Lapisan Pelindung untuk Pengendalian Korosi
a. Lapisan dengan logam
b. Lapisan dengan bukan logam
c. Perubahan permukaan secara kimia
a. Lapisan dengan logam
* Pelapisan dengan logam secara elektroplating
* Pelapisan dengan logam cair secara elektrolisa
* Penyemprotan logam dengan system powdercoating
* Pencelupan logam dengan galvanisasi.
b. Lapisan dengan bukan logam:
* Pembalutan dengan karet , plastik
* Penyemprotan dengan plastik
* Pembalutan dengan email
* Pembuatan dinding tahan asam
* Pengecatan dengan polimer
c. Perubahan permukaan secara kimia :
* Fosfatasi
* Pengoksidasian secara kimia
* Pelapisan secara elektrokimia
38
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB III
DIAGRAM FASE
39
Pengetahuan Bahan Teknik
Fase adalah bagian homogen dari suatu sistem yang memiliki sifat fisik dan kimia yang
seragam.
Untuk mempelajari paduan dibuatlah kurva yang menghubungkan antara fase,
komposisi dan temperatur.
Diagram fase adalah suatu grafik yang merupakan representasi tentang fase-fase yang
ada dalam suatu material pada variasi temperatur, tekanan dan komposisi.
Pada umumnya diagram fase dibangun pada keadaan kesetimbangan ( kondisinya
adalah pendinginan yang sangat lambat).
Diagram ini dipakai untuk mengetahui dan memprediksi banyak aspek terhadap sifat
material.
Diagram fase suatu material/bahan satu komponen dinyatakan dengan hubungan
tekanan dan temperatur.
Diagram fase bahan dengan dua atau tiga komponen dimana variabel dari suatu keadaan
adalah temperatur, tekanan dan komposisi.
Bahan yang dipakai di industri umumnya berfase padat dan tekanan uapnya rendah jadi
keadaan gas dapat diabaikan.Kesetimbangan fase padat dan fase cair atau fase padat dan
fasa padat pengaruh tekanan sangat kecil terhadap temperatur, sehingga tekanan
dianggap tetap dan diagram fasenya merupakan koordinat temperatur dan komposisi
Informasi penting yang dapat diperoleh dari diagram fase adalah:
40
Pengetahuan Bahan Teknik
41
Pengetahuan Bahan Teknik
Untuk mengetahui kelarutan padat suatu unsur dalam unsur lainnya, Hume-Rothery
mensyaratkan sebagai berikut:
a. Jika perbedaan diameter atom yang larut dibandingkan atom pelarut lebih
kecil dari 15%, maka kelarutan yang terjadi adalah larutan padat substitusi.
b. Jika perbedaan diameter atom yang larut dibandingkan atom pelarut lebih
besar dari 15%, maka kelarutan yang terjadi adalah larutan padat interstisi.
Suatu hasil percampuran harus stabil.
Stabilitas dari paduan dijamin oleh keelektronegatifan dan keelektropositifan, makin
besar perbedaan keelektronegatifan dan keelektropositifan makin stabil, tetapi kalau
terlalu besar perbedaannya yang terjadi bukan larutan melainkan senyawa (compound)
Pembentukan diagram fase
Hubungan antara temperatur, komposisi diplot untuk mengetahui perubahan fase yang
terjadi. Dengan memvariasikan komposisi dari kedua unsur (0100%) dan kemudian
dipanaskan hingga mencair setelah itu didinginkan dengan lambat (diukur oleh
dilatometer/kalorimeter), maka akan diperoleh kurva pendinginan Perubahan komposisi
akan mengubah pola dari kurva pendinginan
3.2 Klasifikasi Diagram Kesetimbangan Fase
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat.
2. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat (reaksi
eutektik).
3. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat (reaksi
eutektik).
4. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat (reaksi
peritektik).
5. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat dan
membentuk senyawa.
6. Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik).
Dalam penjelasan selanjutnya nanti yang dibahas hanya samapai nomor-3, sedangkan
yang lain terlalu rumit untuk pendidikan diploma III.
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat
Biasa disebut binary isomorphous alloy systems, kedua unsur yang dipadukan larut
sempurna dalam keadaan cair maupun padat. Pada sistem ini hanya ada satu struktur
kristal yang berlaku untuk semua komposisi, syarat yang berlaku adalah :
a. Struktur kristal kedua unsur harus sama.
42
Pengetahuan Bahan Teknik
b. Perbedaan ukuran atom kedua unsur tidak boleh lebih dari 15%.
c. Unsur-unsur tidak boleh membentuk senyawa.
d. Unsur-unsur harus mempunyai valensi yang sama.
Contoh klasik untuk jenis diagram fasa ini adalah diagram fasa Cu-Ni.
Ta
Td
Q1 Q
Q2
Fase L + S
C
Garis padat
Fase Solid (S)
b1% b%
b2%
A=100%
%B
Tb
100%
B=100%
Gambar 3.3 Diagram fase larut sempurna dalam keadaan cair dan padat
(Komposisi vs Temperatur)
Ta = titik cair/leleh komponen A murni Tb = Titik cair/leleh komponen B murni
Aturan : jika diketahui temperatur dan komposisi, maka akan diketahui jumlah dan
jenis fasa masing-masing.
Untuk menghitung persentase fasa-fasa yang ada pada komposisi tertentu, digunakan
metoda kaidah lengan.
Contoh-1 : Pada temperature Td komposisi paduan Q adalah B% (lihat gambar 4-3) :
Komponen B dalam paduan=B
43
Pengetahuan Bahan Teknik
Fase Liquid=L=
QQ 1
QQ2
x 100 Fase Solid=S=
x 100
Q1 Q2
Q1 Q2
1. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat
(reaksi eutektik).
Ta
Fase S+L
Fase S+L
F
E
C
Fase Solid (S)
Campuran Solid A + B
A=100%
%B
B=100%
Gambar 3.4 Diagram fase larut sempurna dalam keadaan cair dan tedak
larut dalam keadaan padat (Komposisi vs Temperatur)
Ta = titik cair/leleh komponen A murni Tb = Titik cair/leleh komponen B murni
Titik E adalah titik eutektik, pada temperatur dan komposisi eutektik terjadi reaksi kesetimbangan eutektik :
Pemanasan
A+B
Liquid (L)
44
Pengetahuan Bahan Teknik
Pendinginan
DEF = garis padat
Q2
Tb
Fase +L
D
T1
C
Fase +L
F
b% b2%
%B
H
b3%
B=100%
Gambar 3.5 Diagram fase larut sempurna dalam keadaan cair dan tedak
larut dalam keadaan padat (Komposisi vs Temperatur)
Ta = titik cair/leleh komponen A murni Tb = Titik cair/leleh komponen B murni
Titik E adalah titik eutektik, pada temperatur dan komposisi eutektik terjadi reaksi
kesetimbangan :
Pemanasan
45
Pengetahuan Bahan Teknik
Liquid (L)
Pendinginan
Pada komposisi dan temperatur eutektik camuran komponen A dan komponen B seperti
logam murni, dimana titik lelehnya hanya satu. Komponen A dan komponen B larut
sempurna dalam kondisi cair dan larut sebagian dalam kondisi padat membentuk
campuran larutan padat dan dibawah temperatur eutektik.
Larutan padat adalah larutan padat komponen B didalam komponen A
Larutan padat adalah larutan padat komponen A didalam komponen B
Garis TaETb adalah garis cair dan garis TaDETb adalah garis padat
Garis TaDG adalah garis batas kelarutan maksimum komponen B dalam komponen A
dalam keadaan padat
Garis TbFH adalah garis batas kelarutan maksimum komponen A dalam komponen B
dalam keadaan padat
Contoh klasik untuk jenis diagram fase ini adalah diagram fase Pb-Sn.
Contoh-2 Pada temperatur Tq dan komposisi paduan Q adalah b%(lihat gambar 4-4):
Komponen B dalam paduanQ=b
Fase Liquid=L=
QQ 1
QQ 2
x 100 Fase Solid= =
x 100
Q1 Q2
Q1 Q2
46
Pengetahuan Bahan Teknik
Contoh-3 Pada temperatur T1 dan komposisi paduan R adalah B%(lihat gambar 4-4):
Komponen B dalam paduan R=b
Larutan Padat =
RS
IR
x 100 Larutan Padat = x 100
IS
IS
47
Pengetahuan Bahan Teknik
Titik 1 yaitu paduan 70% Pb-30% Sn pada 300C merupakan fase cair.
Titik 2 yaitu paduan 70%Pb-30%Sn pada 200C merupakan fasa cair dan fase
padat yang larut dalam Pb.
Titik 3 yaitu paduan 70%Pb-30%Sn pada 100C merupakan fase padat dan
Titik 4 yaitu paduan 10%Sn-90%Pb pada200C merupakan fase padat atau
fase tunggal padat
Titik 5 yaitu paduan 20%Sn-80%Pb pada200C terdiri dari 2 fase merupakan
fase padat dan cairan
Titik 6 yaitu paduan 60%Sn-40%Pb pada200C terdiri satu fase cair
48
Pengetahuan Bahan Teknik
Jika cairan pada komposisi y , dan temperatur cairan diturunkan sampai garis
cair ac maka larutan padat akan mengkristal dan pada pendinginan lebih lanjut
jumlah cairan akan menurun dengan komposisi berubah sepanjang garis ae.
Titik e adalah titik potong dua garis cair pada komposisi e, dan cairan dengan
komposisi pada titik d menjadi larutan padat sedang cairan pada komposisi c
menjadi larutan padat secara simultan.
Titik e dalam diagram fasa disebut titik eutektik dan perubahan cairan menjadi
larutan padat dan larutan padat disebut reaksi eutektik
49
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB IV
BESI-BAJA DAN PADUANNYA
50
Pengetahuan Bahan Teknik
3. Secara Perlakuan Panas : fasa berubah dengan komposisi kimia tetap atau
berubah.
Cara yang biasa digunakan untuk merubah struktur mikro dilakukan melalui proses
perlakuan panas (Heat Treatment).
Perubahan sifat logam dapat meliputi :
Difinisi Perlakuan Panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan jalan
mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan
pendinginan dengan tanpa atau merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan.
Tujuan untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan sesuai dengan yang
direncanakan (dalam batas-batasnya).
Prinsip proses Perlakuan Panas adalah setiap proses pada logam tujuannya untuk
memperbaiki sifat.
Baja (paduan Fe dan C) merupakan logam yang paling banyak di proses dengan
perlakuan panas.
Betuk sel satuan BCC dan FCC
Beberapa baja memiliki sifat-sifat tertentu sebagai akibat penambahan unsur paduan.
Salah satu unsur paduan yang dapat mengontrol sifat baja adalah karbon (C).
Transformasi yang terjadi pada rentang temperatur tertentu erat hubungannya dengan
kandungan karbon. Baja yang hanya mempunyai karbon tidak akan memiliki sifat
seperti yang diinginkan Karbon berada didalam besi dapat bentuk larutan atau
berkombinasi dengan besi menbentuk Karbida besi (Fe3C).
Diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur di mana terjadi perubahan fase
selama proses perlakuan pamanasan dan pendinginan lambat dengan kadar karbon di
sebut diagram fase besi-karbon..
4.2 Diagram Fase Fe-Fe3C (Fe-C)
Diagram ini digunakan untuk mengidentifikasi atau memperkirakan fase-fase yang
terdapat pada paduan besi dan karbon.
51
Pengetahuan Bahan Teknik
Diagram fase besi-besi karbida terbagi atas beberapa fase yaitu : fase ferit, fase perlit,
fasa sementi dan fasa austenit.
Gambar diagram fase menggambarkan diagram fase besi-karbon untuk seluruh rentang
paduan besi dengan karbon yang mencakup baja dan besi cor.
52
Pengetahuan Bahan Teknik
E
G
P
S
GS
ES
A1
A0
Baja yang hanya mempunyai karbon tidak akan memiliki sifat seperti yang
diinginkan.
Penambahan unsur-unsur paduan seperti Mn, Ni, Cr, Mo, V, W, dst baik masingmasing maupun secara kombinasi dapat menolong untuk mencapai sifat-sifat
yang diinginkan.
Kekuatan dari suatu logam dapat ditentukan oleh unsur paduan dalam logam tersebut
terutama unsur paduan yang paling dominan. Unsur-unsur paduan yang dominan dalam
baja antara lain : C, Mn, P, S dan Si.
Karbon (C)
Karbon merupakan paduan utama dan pengaruhnya sangat besar pada baja
dengan membentuk karbida Fe3C / sementit yang keras.
Penambahan karbon akan meningkatkan kekerasan dam kekuatan baja. Tetapi
sifat elastisitas, kemampuan untuk di tempa, di las dan di mesin akan menurun.
Biasa berdampingan dengan Si, Mn, S dan P sebagai akibat dari bijih dan proses
pembuatannya.
Kadar karbon tidak mempengaruhi kepada daya tahap korosi terhadap air, asam
maupun gas.
Mangan (Mn)
53
Pengetahuan Bahan Teknik
Posfor (P)
Pada baja sangat merugikan, oleh karena itu pada baja kualitas tinggi selalu
diusahakan maksimum :0,03-0,05%.
Sulfur (S)
Unsur belerang dapat menyebabkan baja menjadi getas, oleh karena itu hanya
diperkenankan kadarnya antara 0,025-0,030%.
Silikon (Si)
Seperti halnya Mn, Si ini selalu akan terdapat dalam baja, karena bijih besi
selalu mengandung Mn dan Si
Pada baja maksimum 0,35%
Menaikkan sifat mekanik
Menaikkan ketahanan terhadap larutan kimia (14% S) tetapi sifatnya menjadi
kaku.
Krom (Cr)
Molibden (Mo)
Sangat besar pengaruhnya terhadap sifat mampu keras dibanding unsur lain
Menaikkan kekuatan, kekerasan
Dikombinasikan dengan krom dan nikel akan menghasilkan titik luluh dan
kekuatan tarik yang tinggi
Mempunyai kecenderungan yang tinggi untuk membentuk karbida
Menurunkan kepekaaan terhadap temper embrittlement.
Vanadium (V)
54
Pengetahuan Bahan Teknik
Menaikkan kekuatan
Menaikkan ketangguhan
Meningkatkan ketahanan korosi
Sementit
Pearlit
Bainit
55
Pengetahuan Bahan Teknik
Jika terbentuk pada temperatur yang relatif tinggi disebut upper bainit
(strukturnya seperti perlit yang sangat halus).
Jika terbentuk pada temperatur yang relatif rendah disebut lower bainit
(strukturnya menyerupai martensit temper).
Martensit
Merupakan fasa yang terbentuk akibat karbon larut lewat jenuh pada besi alfa
Terjadi dengan pendinginan yang cepat
Sel satuannya Body Center Tetragonal (BCT)
Atom karbon dianggap menggeser latis kubus menjadi tetragonal
Makin tinggi konsentrasi karbon, makin banyak posisi interstisi yang terisi
sehingga efek tetragonalitasnya makin besar.
Karbida
56
Pengetahuan Bahan Teknik
baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga
(Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
3. Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah
diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang
diberikan antara lain:
a. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI),
Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban
kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
b. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan
yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak
sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.
c. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 500) C dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan
molybdenum sehingga sifatnya keras.
d. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten
dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul
dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
e. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus
dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur
tinggi.
Klasifikasi lain antara lain :
a. Menurut penggunaannya:
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia
maka diperoleh lima kelompok baja yaitu :
1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
57
Pengetahuan Bahan Teknik
2.
3.
4.
5.
5.1 Pendahuluan
Aluminium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1809 sebagai suatu unsur
dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh Oersted pada tahun 1825. Secara industri
tahun 1886, Paul Heroult di Perancis dan C.M Hall di Amerika Serikat masing-masing
secara terpisah telah memperoleh logam alumunium dari alumina dengan cara
elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai sekarang proses Heroult Hall masih
dipakai untuk memproduksi aluminium. Penggunaan aluminium sebagai logam setiap
tahunnya adalah pada urutan yang kedua setelah besi dan baja, yang tertinggi diantara
logam non ferous. Produksi aluminium tahunan di dunia mencapai 15 juta ton per tahun
pada tahun 1981.
58
Pengetahuan Bahan Teknik
Logam-logam non ferrous dan paduannya tidak diproduksi secara besar-besaran seperti
logam besi, tetapi cukup vital untuk kebutuhan industri karena memiliki sifat sifat yang
tidak ditemukan pada logam besi dan baja. Sifat-sifat paduan logam nonferro adalah
mampu dibentuk dengan baik, massa jenisnya rendah, penghantar panas dan listrik yang
baik, tahan karat, kekuatan dan kekakuannya umumnya lebih rendah dari pada logam
ferro, sukar dilas, dan mempunyai warna yang menarik. Aluminium merupakan logam
ringan mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifatsifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Sebagai tambahan kekuatan mekaniknya
sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dsb, baik secara satupersatu atau bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan
korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dsb. Material ini dipergunakan di
dalam bidang yang luas bukan saja untuk peralanan rumah tangga tapi juga dipakai
untuk keperluan material pesawat terbang, mobil, kapal laut, konstruksi dsb.
Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara mengelektrolisis
alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh Hall di AS pada tahun
1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang
ditemukan di Greenland, dan sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi
aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang merupakan
campuran aluminium dan kalsium fluorida.
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak bumi (8.1%),
tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada mineral yang telah
disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineral-mineral lainnya.
Bijih bauksit mula-mula dimurnikan dengan proses kimia dan alumunium oksida murni
diuraikan dengan elektrolisis. Proses berikut ini adalah yang sering dilakukan dalam
pengolahan aluminium secara modern. Bauksit dimasukan ke dalam kaustik soda,
alumina di dalamnya membentuk sodium aluminate.
Al2O3 + (2 NaOH + 3H2O)
2 NaAl(OH)4
Al(OH)3 + NaOH
59
Pengetahuan Bahan Teknik
Al2O3 + 3 C
2 Al2O3 + 3 C
2 Al + 3 CO
4 Al + 3 CO2
Kemurnian Al (%)
99,996
2,6989
660,2
0,2226
64,94
0,00429
99,0
2,71
653-657
0,2297
59 (dianil)
0,0115
23,86 x 10-6
fcc, a=4,013 kX
23,5 x 10-6
fcc, a= 4,04 kX
Dianil
4,9
99,996
75% dirol dingin
11,6
>99,0
Dianil
9,3
H18
16,9
1,3
11,0
3,5
14,8
60
Pengetahuan Bahan Teknik
Perpanjangan (%)
Kekerasan Brinell
48,8
17
5,5
27
35
23
5
44
Tabel 5.2 menunjukan sifat-sifat mekanik aluminium. Ketahan korosi berubah menurut
kemurnianAl.Pada umumnya untuk kemurnian 99% atau di atasnya dapat dipergunakan
di udara dan tahan dalam bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari
hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya kira-kira sepertiga dari logam ferrous
sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu dapat
dipergunakan untuk kabel tenaga dan dalam berbagai bentuk misalnya sebagai lembaran
tipis (foil).
Dalam hal ini dapat dipergunakan Al dengan kemurnian 99,0%. Untuk reflektor yang
memerlukan reflektifitas yang tinggi juga untuk kondensor elektrolitik dipergunakan Al
dengan kemurnian tinggi.
5.3. Paduan Aluminium
Pada umumnya aluminium paduan digunakan dalam bentuk material, yaitu dirol
menjadi lembaran, strip atau pelat, ditarik menjadi kawat, atau ditekan sebagai batangan
atau pipa. Paduan aluminium diklasifikasikan dalam berbagai standar oleh berbagai
negara didunia. Saat ini klasifikasi yang sangat terkenal dan sempurna adalah standar
aluminium Association di Amerika (AA). Standar AA menggunakan penandaan dengan
4 angka sbb : Angka pertama menyatakan sistem paduan dengan unsur-unsur yang
ditambahkan, yaitu:
1
2
3
4
5
6
7
Al murni
Al-Cu
Al-Mn
Al-Si
Al-Mg
Al-Mg-Si
Al-Zn
Keterangan
Al murni 99,5% atau diatasnya
Al murni 99,0% atau diatasnya
Cu merupakan unsur paduan utama
Mn merupakan unsur paduan utama
Si merupakan unsur paduan utama
Mg merupakan unsur paduan utama
Mg2Si merupakan unsur paduan utama
Zn merupakan unsur paduan utama
61
Pengetahuan Bahan Teknik
Paduan aluminium banyak dipakai dalam industri yang dapat dibagi dalam dua
golonganutama :
a) Wrought alloy: dibuat dengan jalan rooling, (paduan tempa),forming, drawing,
forging dan press working.
b) Casting alloy: dibuat berdasarkan pengecoran (paduan tuang) Paduan
aluminium tempa mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi mendekati baja.
Paduan ini dibedakan lagi berdasarkan proses perlakuan panas sebagai berikut:
a. Dapat di heat treatment
b. Tidak dapat di heat treatment
Paduan aluminum yang tak dapat di heat treatment yaitu Al Mn (1,3% Mn) dan Al
Mg- Mn (2,5% Mg dan 0,3% Mn), memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, ductil,
tahan korosi dan dapat dilas.Paduan aluminium tuang merupakan paduan yang komplek
yang merupakan paduan aluminium dengan tembaga, nikel, besi, silikon dan unsur lain.
Duraluminium (dural) adalah paduan Al Cu Mg, dimana Mg dapat ditambahkan
(meningkatkan kekuatan, dan ketahanan korosi) dan begitu juga dengan penambahan Si
& Fe. Komposisi dural : 2,2-5,2% Cu, diatas 1,75 % Mg, di atas 1% Si,diatas 1% Fe,
dan diatas 1% Mn. Paduan aluminium yang terdiri dari 8-14% Si disebut silumin.
Paduan aluminium dengan (10 13% Si & 0,8% Cu) dan (8 -10% Si, 0,3% Mg & 0,5%
Mn) mempunyai sifat-sifat dapat dituang dengan baik dan tahan korosi serta ductile.
Aluminium merupakan logam ringan mempunyai sifat tahan korosi, berat jenisnya
yang ringan,mempunyai daya hantar panas dan daya hantar listrik yang baik, mudah
dibentuk dan mempunyai titik cair yang rendah.Tembaga merupakan salah satu unsur
logam yang mempunyai kekuatan dan kekerasan yang baik. Bijih aluminium dapat
digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu: Bauksit, bijih ini terdapat dalam bentuk
batu-batuan yang berwarna merah atau coklat, Nepheline(NaK2) (Al2.O3.SO2),
Aluntite K2.SO4.Al2. (SO4)4.Al(OH)3 ), Cyntite (Al2.O3.SO2) .Jenis- jenis Paduan
Aluminium adalah Jenis paduan Al- Mn, Jenis paduan Al- Mg, Jenis paduan Al- MgMn, Jenis paduan Al- Si, Jenis paduan Al- Cu- Mg, Jenis paduan Al Zn- Mg. Paduan
Aluminium Tembaga akan meningkat sesuai dengan jumlah kandungan
tembaga,Kekuatan tarik akan meningkat, kekerasannya meningkat, daya tahan korosi
akan turun
5.4 Paduan Aluminium Utama
Al-Cu dan Al-Cu-Mg
62
Pengetahuan Bahan Teknik
Sebagai paduan coran dipergunakan paduan yang mengandung 4-5% Cu. Dari diagram
fasanya paduan ini mempunyai daerah luas pembekuannya, penysutan yang besar,
Sebagai paduan Al-Cu-Mg paduan yang mengandung 4% Cu dan 0,5% Mg dapat
mengeras dalam beberapa hari oleh penuaan pada temperature kamar ,setelah pelarutan,
paduan ini ditemukan oleh A.Wilm dalam usaha mengembangkan paduan AL yang kuat
yang dinakan duralumin. Selanjutnya sangat banyak studi yang dilakukan mengenai
paduan ini. khususnya nishimura menemukan dua senyawa terner berada dalam
kesetimbangan dengan Al, yang dinamakan senyawa S dan T, dan ternyata senyawa S
(Al2CuMg) mempunyai kemampuan penuaan pada temperature biasa. Duralumin
adalah paduan praktis yang sangat terkenal disebut paduan 2017, komposisi standarnya
adalah Al 4% Cu ; 0,5%Mg ; 0,5%Mn. Paduan dengan kandungan Mg ditingkatkan
pada komposisi standar dari Al 4,5% Cu ; 1,5%Mg ; 0,5%Mn dinamakan paduan 2024,
nama lainya disebut duralumin super. Paduan yang mengandung Cu mempunyai
ketahanan korosi yang jelek, untuk meningkatkan ketahanan korosinya, khusus
permukaannya dilapisi Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang disebut alklad.
Paduan ini terutama digunakan sebagai bahan pesawat terbang.
Paduan Al-Mn
Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi dan dipakai
untuk membuat paduan yang tahan korosi. Dalam diagram fasa Al-Mn ber
kesetimbangan dengan larutan padat Al adalah Al 6Mn (25,3% Mn), sistim ortotombik
a=6,498A, b=7,552A, c=8,870A), dan kedua fasa mempunyai titik eutektik pada
658,50C,. Kelarutan padat maksimum pada temperature eutektik adalah 1,82% dan pada
5000C 0,36%, sedangkan pada temperatur biasa kelarutannya hampir 0. Sebenarnya
paduan Al-1,2%Mn-1%Mg dinamakan paduan 3003 dan 3004 yang dipergunakan
sebagai paduan tahan korosi tanpa perlakuan panas.
Paduan Al-Si
Diagram fasa dari sistem campuran Al dan Si. mempunyai titik eutektik pada
5770C,dengan kandungan 11,7%Si, larutan padat terjadi pada sisi Al. karena batas
kelarutan padat sangat kecil maka pengerasan penuaan sukar terjadi.
Si mengristal sebagai Kristal primer, tetapi karena perlakuan yang disebut di atas Al
mengristal sebagai Kristal primer dan struktur eutektiknya menjadi sangat halus. Ini
dinamakan struktur yang di modifikasi,dan memperbaiki Sifat-sifat mekaniknya .
Fenomena ini ditemukan oleh A. Pacz tahun 1921 dan paduan yang telah dilakukan
perlakuan tersebut dinamakan silumin.
Paduan Al-12%Si sangat banyak dipakai untuk paduan cor cetak.. Sifat-sifat silumin
dapat diperbaiki dengan perlakuan panas dan sedikit diperbaiki dengan unsur paduan.
Umumnya dipakai paduan dengan 0,15%-0,4%Mn dan 0,5%Mg. paduan yang diberi
perlakuan pelarutan dan dituangkan dinamakan silumin , dan yang hanya distemper
saja dinamakan silumin . Paduan yang memerlukan perlakuan panas ditambah Mg, Cu,
dan Ni untuk memberikan kekerasan pada saat panas, bahan ini bisa dipakai untuk torak
motor.
Koefisien pemuaian termal dari Si sangat rendah, oleh karena itu paduannya pun
mempunyai koefisien yang rendah apabila ditambah Si lebih banyak. Paduan Al-Si
banyak dipakai sebagai elektroda pengelas yaitu terutama yang mengandung 5%Si.
63
Pengetahuan Bahan Teknik
Paduan Al-Mg
Dalam paduan biner Al-Mg fasa yang ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al
adalah larutan padat yang merupakan senyawa antar logam yaitu Al3Mg2. Sel satuannya
merupakan hexagonal susunan rapat (cph) tetapi juga ada yang mempunyai sel
satuannya merupakan kubus berpusat muka (fcc) . Titik eutetiknya adalah 450C, dan
batas kelarutan padatnya pada temperature eutetik adalah 17,4%, dan kandungannya
menurun pada suhu biasa sampai kira-kira 1,9%Mg, jadi kemampuan penuaan dapat
diharapkan.
Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik, sejak lama disebut
hidronalium dan dikenal sebagai paduan tahan korosi.
Paduan dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan diektruksi, dan paduan 5052
adalah paduan yang biasa dipakai sebagai bahan tempaan. Paduan 5056, adalah paduan
yang paling kuat dalam sistem ini dipakai setelah dikeraskan oleh pengerasan regangan
apabila diperlukan kekerasan tinggi. Paduan 5083 yang dianil adalah paduan Al(4,5%Mg) yang kuat dan mudah dilas, oleh karena itu sekarang dipakai sebagai bahan
untuk tangki LNG.
Paduan Al-Mg-Si
Apabila sedikit Mg ditambahkan kepada Al, pengerasan penuaan sangat jarang terjadi,
tetapi apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat dikeraskan dengan penuaan
panas setelah perlakuan pelarutan. Hal ini disebabkan karena senyawa Mg2Si dalam
keseimbangan dari sistim biner semu dengan Al. yang berasal dari kelarutan Mg2Si
terhadap larutan padat Al dari temperature tinggi ke temperature yang lebih rendah.
Paduan dalam sistem ini mempunyai kekuatan yang kurang sebagai bahan tempaan
dibandingkan dengan paduan-paduan lainnya, tetapi sangat liat, sangat baik mampu
bentuknya untuk penempaan, ektruksi dsb, dan sangat baik untuk mampu bentuk yang
tinggi pada temperature biasa. Mempunyai mampu bentuk yang baik pada ektruksi dan
tahan korosi, dan sebagai tambahan dapat diperkuat dengan perlakuan panas setelah
pengerjaan. Paduan 6063 dipergunakan banyak untuk ragka-rangka konstruksi.
Paduan Al-Mg-Zn
Aluminium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa antar logam
MgZn2, dan kelarutannya menurun apabila temperaturnya menurun . . Di jepang pada
permulaan tahun 1940 igarashi dkk mengadakan studi dan berhasil mengembangankan
suatu paduan dengan penambahan kira-kira 0,3%Mn atau Cr, dimana butir Kristal padat
diperhalus dan mengubah bentuk presipitasi serta retakan korosi tegangan tidak terjadi.
Pada saat itu paduan tersebut dinamakan ESD, duralumin super ekstra. Selama
perang dunia ke II di Amerika Serikat dengan maksud yang hampir sama telah
dikembangkan pula satu paduan. Yaitu suatu paduan yang terdiri dari Al-5,5%Zn2,5%Mn-1,5%Cu-0,3%Cr-0,2%Mn, sekarang dinamakan paduan 7075.. Penggunaan
paduan ini yang paling besar adalah untuk konstruksi pesawat udara dan bahan
konstruksi.
64
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB VI
LOGAM TEMBAGA ( Cu ) DAN PADUANNYA
6.1. Pendahuluan
Tembaga adalah bahan tambang yang ditemukan sebagai bijih tembaga yang masih
bersenyawa dengan zat asam, asam belerang atau bersenyawa dengan kedua zat tadi.
65
Pengetahuan Bahan Teknik
Dalam bijih tembaga juga terkandung batu-batu. Tembaga terdapat di Amerika Utara,
Chili, Siberia, Pegunungan Ural, Irian Jaya dan sebagainya. Tembaga dipercayai telah
ditambang selama 5000 tahun. Tembaga adalah suatu komponen dari berbagai enzim
yang diperlukan untuk menghasilkan energi, anti oksidasi dan sintesa hormon adrenalin
serta untuk pembentukan jaringan ikat.
Wujud tembaga
kawat tembaga
66
Pengetahuan Bahan Teknik
Tembaga tidak larut dalam air (H2O) dan isopropanol, atau isopropil alkohol
Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan
membentuk oksida tembaga (CuO)
Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat
basa, menurut reaksi : 2Cu + O2 + CO2 + H2O (CuOH)2 CO3
Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4 encer
Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 CuSO4 +2 H2O + SO2
Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2 H2O + 2NO2
3Cu + 8HNO3 encer 3Cu(NO3)2 + 4 H2O + 2NO
Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi
lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses
pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC).
Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.
Dalam Sistim Periodik Unsur masuk di golongan IB, satu golongan dengan
perak dan emas yang berarti bahwa tembaga adalah salah satu dari logam
mulia, itu karena tingkat kereaktifannya yang rendah.
Tahan korosi (karat). Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk
kelengkapan bahan radiator, ketel, dan alat kelengkapan pemanasan.
Bijih tembaga yang terpenting adalah berupa sulfida seperti kalkosit dan kalkopirit.
Penambangan tembaga di Indonesia terdapat di Papua ( irja) , Sulut, Jabar dan beberapa
daerah lain di Indonesia.
6.3 Sumber dan Proses Pembuatan Tembaga
67
Pengetahuan Bahan Teknik
Tembaga yang ditemukan sebagai bijih tembaga yang masih bersenyawa dengan zat
asam, asam belerang atau bersenyawa dengan kedua zat tadi. Tembaga kadang-kadang
ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite,
malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak
ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada.
Bijih-bijih tembaga yang penting adalah sulfide (chalcopite, bronit, chalcocite,
covelite), oxida-oxidanya (cuprite, ferronite), dan karbonat. Dari mereka, tembaga
diambil dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis.
Bijih-bijih tembaga dapat diklasifikasikan atas tiga golongan;
* Bijih Sulfida
* Bijih Oksida
* Bijih murni (native)
68
Pengetahuan Bahan Teknik
69
Pengetahuan Bahan Teknik
2. Proses Hydrometallurgy
Metoda ini ini dilakukan dengan cara melarutkan bijih-bijih tembaga (leaching) ke
dalam suatu larutan tertentu, kemudian tembaga dipisahkan dari bahan ikutan lainnya
(kotoran).
a. Untuk meleaching bijih tembaga yang bersifat oksida, digunakan asam sulfat
(H2SO4), seperti ditunjukkan pada reaksi di bawah ini;
CuCO3 . Cu (OH)2 + 2 H2SO4 -> 2 CuSO4 + CO2 + 3 H2O
b. Untuk meleaching bijih yang bersifat sulfida atau native digunakan ferri sulfat
(Fe2(SO4)3), seperti bijih cholcocite di bawah ini ;
70
Pengetahuan Bahan Teknik
Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat ( H 2SO4) yang
mudah didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Dipakainya asam sulfat sebagai
pereduktor adalah bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat ( CuSO4.5H2O).
Tembaga adalah suatu unsur yang sangat mudah membentuk sulfida. Maka dari itu
asam sulfat dipakai sebagai pilihan.
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan mineral tembaga untuk saat ini
yang terbaik dan termurah dari biaya produksi adalah proses hidrometalurgi yang
dilanjutkan dengan proses elektrolisa kemudian dilanjutkan dengan proses peleburan.
71
Pengetahuan Bahan Teknik
72
Pengetahuan Bahan Teknik
Industri elektrik merupakan konsumen terbesar unsur ini. Campuran logam besi
yang memakai tembaga seperti brass dan perunggu sangat penting. Semua koinkoin di Amerika dan logam-logam senjata mengandung tembaga.
Senyawa-senyawa tembaga seperti solusi Fehling banyak digunakan di bidang
kimia analitik untuk tes gula.
Penggunaan dalam bidang bioperubatan:
Sebagai permukaan biostatik dalam hospital, dan untuk melapis bagian-bagian dalam
kapal laut untuk melindunginya dari teritip dan kupang, pada asalnya digunakan dalam
keadaan asli, tetapi telah digantikan dengan logam Muntz. Bakteria tidak dapat tumbuh
pada permukaan tembaga kerana ia adalah biostatik. Tombol pintu tembaga digunakan
oleh pihak hospital untuk mengurangkan penyebaran penyakit, dan penyebaran
Penyakit Legion disekat dengan menggunakan tiub tembaga dalam sistem penghawa
udara.
73
Pengetahuan Bahan Teknik
dalam keadaan serbuk, adalah bahaya api. Pada kepekatan lebih daripada 1 mg/L,
tembaga dapat mengotori pakaian dan benda-benda yang dicuci dalam air.
a. Paduan Tembaga
Tembaga membentuk larutan padat dengan unsur-unsur logam lain dalam daerah yang
luas, dan dipergunakan untuk berbagai keperluan. Tabel 1 menunjukkan contoh dari
paduan tembaga utama untuk proses pembentukan.
Paduan untuk coran hampir mempunyai komposisi kimia yang sama tetapi untuk
memperbaiki mampu cornya dan mampu mesinnya komposisi kimianya agak berbeda
dalam beberapa komponen.
74
Pengetahuan Bahan Teknik
Wrought bronze, terdiri dari paling tinggi 6% Sn dan casting bronze lebih dari 6% Sn.
Special bronze, yaitu paduan dengan dasar tembaga dicampur Ni, Al, Mn, Si, Fe, Be dll.
Aluminium bronze, terdiri dari 4 11% Al, mempunyai sifat-sifat mekanik yang tinggi
dan tahan korosi serta mudah dituang.
Bronze dengan penambahan besi dan nikel memiliki kekuatan mekanik yang tinggi,
tahan panas, digunakan untuk fitting dapur dan bagian-bagian mesin yang
permukaannya bersinggungan dengan metal, yaitu perunggu dengan penambahan seng.
Phosphor bronze terdiri dari 95% Cu, 5% Sn dan 0,2% P, di gunakan untuk saringan
kawat, koil dan pegas pelat. Silikon bronze, memiliki sifat-sifat mekanik yang tinggi,
tahan aus dan anti korosi dan mudah dituang maupun dilas. Beryllium bronze, memiliki
sifat mekanik yang tinggi tahan korosi, tahan aus dan ductil, daya hantar panas/listrik
yang tinggi. Monel, komposisinya 31% Cu, 66% Ni, 1,35% Fe, 0,9% dan 0,12% C sifat
tertarik bagus dan ductil, tahan korosi dalam air lautan Iarutan kimia.
1. Kuningan
Kuningan berasal dari zaman romawi. Kuningan adalah paduan logam tembaga dan
logam seng untuk kuningan 70-30 % berat merupakan fasa lunak dan mudah dikerjakan,
sedangkan kuningan 60-40 % berat mempunyai kekuatan tinggi dan banyak paduan dari
ini yang mempunyai kekuatan tarik yang tinggi. Paduan dengan kira-kira 45% Zn
mempunyai kekuatan yang paling tinggi akan tetapi tidak dapat dikerjakan, jadi hanya
dipergunkan untuk paduan coran.
kelebihannya mengendap dalam batas butir dan didalam butir terdispersikan secara
halus yang hal ini memperbaiki mampu mesin dan membuat peermukaan yang halus
oleh karena itu dipergunakan untuk roda gigi pada jam yang dibebani secara ringan.
Sn memperbaiki ketahanan korosi dan sifat-sifat mekaniknya kalo ditambahkan dalam
daerah larutan padat.
Al adalah efektif untuk memperhalus butir Kristal dan memperbaiki ketahanan korosi
terhadap air laut jadi paduan ditambah 1,5-2,5 % Al dapat dipergunakan untuk pipa
kondensor dsb.
Kuningan berkekuatan tarik yang tinggi
Kuningan yang berkekuatan tarik yang tinggi dibuat dari kuningan 60-40 dengan
paduan 5% Mn, 2% Fe dan 2% Al, tidak melebihi jumlah 3-5%. Ni memberikan
pengaruh sama dan memperbaiki sifat-sifatnya sesuai dengan jumlah yang
ditambahkan, yang bisa ditambahkan sampai 10%.
2. Perunggu (Brons)
Paduan ini dikenal oleh manusia sejak lama sekali. Perunggu merupakan paduan antara
Cu dan Sn dalam arti yang sempit. Tetapi dalam arti yang luas perunggu berarti paduan
Cu dengan unsure logam lainnya selain dari Zn. Dibandingkan dengan tembaga murni
dan kuningan perunggu merupakan paduan yang mudah dicor dan mempunyai kekuatan
yang lebih tinggi, demikian juga ketahanan ausnya dan ketahanan korosinya oleh karena
itu banyak dipergunakan untuk berbagai komponen mesin, bantalan, pegas, corak
artistic,dsb.
76
Pengetahuan Bahan Teknik
77
Pengetahuan Bahan Teknik
6. Perunggu Seng
Perunggu seng ialah perunggu tembaga timah dengan tambahan seng 2% sampai 7%.
Bahan itu dipakai terutama untuk bantalan-bantalan (campuran tuang).
7. Perunggu silicon
Perunggu silicon baik sebagai paduan tuang maupun paduan kepal mempunyai kadar Si
0,5% samapai 4,5%. Selain dari itu ada bahan-bahan tambahan dari timah, nikel,
mangan, besi, dan seng dalam bermacam-macam persenyawaan. Sebagian dapat
dijadikan misalnya cupoder yang mempunyai tahan tarik dan kekerasan yang tinggi.
8. Perunggu Timbel
Perunggu timbel mempunyai kadar timbel (Pb) 5-35%. Jika perlu dengan tambahan Sn
dan Ni sebagai blok-blok bantalan yang berupa lapisan tipis dalam bus bantalan.
9. Loyang
Loyang ialah paduan tembaga dan seng. Beberapa jenis dikenal, yaitu Loyang kepal,
Loyang tuang, dan Loyang patri. Pada Loyang kepal, ada suatu perbedaan antara
Loyang untuk pekerjaan potong dan Loyang canai untuk pelat, kawat, dan pipa yang
mengandung Cu 60-90%, sisanya Zn.
Loyang tuang mempunyai kadar Cu 60-80% , sisanya Zn. Jika benda-benda tuang
kemudian banyak dikerjakan dengan perkakas potong maka benda itu dicampur dengan
lebih kurang 3% timbel supaya mudah dikerjakan. Jika tidak demikian Loyang tuang
terlalu rapuh. Loyang patri untuk mematri tembaga, perunggu, dan Loyang, mempunyai
kadar Cu 40-60% sesanya Zn. Tambahan timah atau perak mempertinggi sifat menjadi
cair dari logam patri. Perak (Ag), menjadikan Loyang patri dapat ditempa. Ada paduanpaduan dengan kadar 45% Ag untuk kerja halus.
6.6 Paduan Tembaga yang Dapat Dikeraskan dengan Presipitasi
Ada beberapa macam paduan tembaga yang mempunyai diagram fasa di mana kelarutan
pada larutan padat di daerah Cu meningkat menurut temperature. Kalau paduan ini
didinginkan secara tiba-tiba dari larutan padat yang homogeny pada temperature tinggi
dan kemudian dituakan pada temperature yang cocok maka akan terjadi pengerasan oleh
adanya fasa presipitasi yang halus yang terdispersikan. Sebagai tambahan terhadap
paduan biner yaitu Cu-Ag, Cu-Cd, Cu-Zr, Cu-Cr, Cu-Ti, Cu-Zn, dan Cu-Be, telah
ditemukan pula paduan dengan komponen banyak seperti Cu-Fe 2P-Cd, Cu-Ni2Si, CuBe-Co, Cu-Ti-Sn-Cr, dsb. Diantara semua itu paduan Cu-Be mempunyai kekuatan yang
paling tinggi dengan pengerasan presipitasi, pengunaannya bukan saja untuk pegaspegas yang dapat dialiri listrik dan elektroda-elektroda untuk pengelasan titik, tetapi
juga untuk palu-palu yang dipergunakan dalam pabrik-pabrik yang mengolah produk
yang bisa menyala, yang menyebabkan percikan api pada waktu dipukul.
78
Pengetahuan Bahan Teknik
Kesimpulan
Sifat-sifat Aluminium mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik
yang baik. Kekuatan mekaniknya sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg,
Si, Mn, Zn, Ni, dsb, baik secara satu-persatu atau bersama-sama, sifat-sifat baik
lainnya seperti ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dsb.
Material Aluminium dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk
peralanan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat terbang,
mobil, kapal laut, konstruksi dsb.
Sifat-sifat tembaga mempunyai daya hantar listrik yang sangat baik oleh karena itu
banyak dimanfaatkan dalam industry kelistrikan, selain itu tembaga juga
mempunyai daya hantar panas yang baik sehingga dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan radiator, ketel, dan perlengkapan pemanasan yang lain.
Pada akhir-akhir ini biaya produksi tembaga meningkat sehingga untuk beberapa
kebutuhan diganti oleh aluminium. Walaupun konduktivitas listrik dan panasnya
lebih rendah dari tembaga.
79
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB VII
LOGAM MAGNESIUM ( Mg ) DAN PADUANNYA
80
Pengetahuan Bahan Teknik
81
Pengetahuan Bahan Teknik
Adalah berguna dan penting untuk memilih unsur paduan yang diketahui
memberikan pengaruh terhadap magnesium. Al memberikan pengaruh efektif untuk
menghaluskan struktur coran, yang memungkinkan untuk diadakan perlakuan panas.
Tetapi aluminium menyebabkan kekeroposan dan segregasi. Mn lebih berguna untuk
mmperbaiki ketahanan korosi daripada sifat-sifat meknisnya. Zn memperbaiki kekuatan
dan menghaluskan Kristal, juga memungkinkan perlakuan panas. Akan tetapi tanpa
disertai oleh Zr mengakibatkan agak getas dan mudah terjadi kekeroposan mikro. Zr
memberikan pengaruh yang efektif dalam penghalusan ukuran butir dan membuat coran
pejal. Penambahan Be yang kecil menghindari oksidasi pada cairan, tetapi dalam
paduan Mg-Al dan Mg-Zr membuat Kristal kasar pada coran. Penambahan unsure
logam jarang (RE) memberikan pengaruh efektif pada kekuatan melar untuk waktu
yang lama sampai 2500C. Tetapi, tanpa penghalusan butir dengan menambah Zr
diharapkan kurang terjadi perbaikan terhadap sifat-sifat mekanisnya. Th memberikan
pengaruh efektif terhadap kekuatan melar untuk waktu yang lama sampai kira-kira
3500C menghambat terbentuknya kekeroposan mikro dan kegetasan yang disebabkan
pemaduan Zn, dan memperbaiki keuletan. Ag memberikan kemampuan untuk perlakuan
panas dengan batas larutan padat yang tinggi, tetapi suatu peningkatan pengaruh
perlakuan panas yang lengkap tidak dapat diharapkan tanpa disertai adanya unsure
logam tanah jarang (RE). Si pada mulanya diperkirakan merupakan unsure pengotor,
tetapi sekarang ditemukan berguna untuk menghaluskan butir, walaupun perbaikan
terhadap sifat-sifat mekaniknya tidak banyak diketahui sebelumnya.
Sifat-sifat mekanik magnesium terutama memiliki kekuatan tarik yang
sangat rendah. Oleh karena itu magnesium murni tidak dibuat dalam teknik. Paduan
magnesium memiliki sifat-sifat mekanik yang lebih baik serta banyak digunakan Unsur-unsur
paduan dasar magnesium adalah aluminium, seng dan mangan.Penambahan Al diatas 11%,
meningkatkan kekerasan, kuat tarik dan fluidity (keenceran) Panambahan seng meningkatkan
ductility (perpanjangan relatif dan castability (mampu tuang) .
Penambahan 0,1 0,5 % meningkatkan ketahanan korosi.Penambahan sedikit cerium,
zirconium dan baryllium dapat membuat struktur butir yang halus dan meningkatkan ductility
dan tahan oksidasi pada peningkatan suhu.Ada dua kelomnok besar magnesium paduan a)
Wrought alloy : (0,3% Al, 1,3% 2,5% Mn ) dan (3 4% Al, 0,6% Zn & 0,5% Mn).b) casting
allay : (5 7% Al, 2 3% Zn & 0,5% Mn) dan (8 % Al, 0,6 % Zn & 0,5 % Mn).
82
Pengetahuan Bahan Teknik
a. anode
b. cathode
2. Proses Elektrolisis
Proses ini terdiri dari beberapa tingkat, yang prinsipnya adalah pengerjaan
pendahuluan dari garam magnesium anhidrous murni, elektrolisa campuran dan
refining.Masing-masing proses ini dibedakan menurut bijih yang digunakan (dapat
juga carnalite, magnesium, chlorida, dsb), dan cara pengerjaan pendahuluannya
(magnesite chlrorination,dihidration of magnesium chloride, etc).Elektrolit larutan
garam magnesium dalam teknik tidak digunakan lagi karena magnesium lebih
elektromagnetik dibanding dengan ion pada katoda dan tidak ada cara untuk
memperbaiki teknik tersebut .
7.4 Penggunaan Magnesium
Magnesium digunakan di fotografi, flares, pyrotechnics, termasuk incendiary bombs.
Ia sepertiga lebih ringan dibanding aluminium dan dalam campuran logam digunakan
sebagai bahan konstruksi pesawat dan missile. Logam ini memperbaiki karakter
mekanik, fabrikasi dan las aluminium ketika digunakan sebagai alloying agent.
Magnesium digunakan dalam memproduksi grafit dalam cast iron, dan digunakan
sebagai bahan tambahan conventional propellants. Ia juga digunakan sebagai agen
pereduksi dalam produksi uranium murni dan logam-logam lain dari garam-garamnya.
Hidroksida (milk of magnesia), klorida, sulfat (Epsom salts) dan sitrat digunakan
dalam kedokteran. Magnesite digunakan untuk refractory, sebagai batu bata dan
lapisan di tungku-tungku pemanas. Peningkatan suhu pada bumi kita akibat efek
rumah kaca. Hal ini terjadi karena tertahannya radiasi panas matahari pada atmosfer
bumi akibat penumpukan polusi pada atmosfer bumi, yang mengakibatkan temperatur
pada permukaan bumi ini meningkat. Es abadi pada daerah kutub cenderung telah
banyak mencair sehingga meningkatkan level permukaan air laut. Selain dari sektor
industri, salah satu penyumbang terbesar polusi udara pada bumi ini adalah sektor
83
Pengetahuan Bahan Teknik
tranportasi.. Pengurangan polusi pada sektor transportasi akan cukup berarti dalam
membantu mengurangi panas bumi yang cenderung terus meningkat.
Peningkatan berat kendaraan merupakan salah satu unsur meningkatnya jumlah
emisi gas buang kendaraan. Peningkatan ini disebabkan tuntutan dari konsumen
kendaraan bermotor dalam hal keamanan, kenyamanan dan kemewahan dalam
berkendaraan. Permintaan ini jelas akan menambah elemen dan intrumen pada
kendaraan yang berakibat penambahan berat kendaraan.
Magnesium adalah logam yang paling ringan, diantara logam yang biasa
digunakan dalam suatu struktur . Unsur magnesium ditemukan pada tahun 1808 di
Inggris oleh Sir Humphrey Davey, pertama kali diproduksi oleh Deville dan Caron di
Perancis pada tahun 1863
Magnesium termasuk unsur yang berlimpah yang ada dibumi, sekitar 2 %
terdapat pada kulit bumi dan terlarut di dalam air laut dengan konsentrasi rata-rata
0,13 %. Magnesium ditemukan dalam 60 jenis mineral, hanya dolomite, magnesite,
dan carnallite, yang biasa dijadikan produk komersial.
Magnesium murni mempunyai kekuatan yang terlalu rendah bagi aplikasi
teknik. Paduan magnesium mempunyai kekuatan yang rendah dibanding paduan
aluminium (160 sampai 365 MPa) tetapi mempunyai masa jenis yang rendah sekitar
1750 kg/m3, artinya magnesium paduan mempunyai rasio kekuatan yang tinggi
dibanding
massa
jenisnya.
Modulus Young's
magnesium 45 GPa.
Ketahanan kekuatan fatigue paduan magnesium (fatigue endurance strength) sekitar
70 to 100 MPa untuk spesimen yang halus, tetapi dengan adanya cacat pada spesimen
akan banyak mengurangi ketahanan fatigue-nya. Magnesium dan Paduan Magnesium
mempunyai kapasitas meredam getaran yang baik dibanding metal yang lain, sekitar
tiga kali dari besi cor dan 30 kali dari alumunium
Komponen lain yang berpotensi digantikan oleh paduan magnesium antara lain
panel-panel instrument, aplikasi power train. Selain itu komponen yang paling
potensial mengurangi berat kendaraan adalah pada chasis. walaupun begitu
kebanyakan material magnesium komersial tidak mampu diterapkan pada aplikasiaplikasi kritis karena beberapa hal;
85
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB VIII
LOGAM TIMAH HITAM (Pb) DAN PADUANNYA
86
Pengetahuan Bahan Teknik
8.1 Pendahuluan
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan
nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum.
Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para alkemi
mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan dengan planet
Saturn. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.
Sumber Timbal
Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Anglesite,
cerussite, dan minim adalah mineral-mineral timbal yang lazim ditemukan.
8.2 Sifat-Sifat Timbal dan Paduannya
Timbal merupakan logam putih kebiru-biruan dengan pancaran yang terang. Ia sangat
lunak, mudah dibentuk, ductile, dan bukan konduktor listrik yang baik. Ia memiliki
resistasi tinggi terhadap korosi. Pipa-pipa timbal dari jaman Romawi masih digunakan
sampai sekarang. Unsur ini juga digunakan dalam kontainer yang mengandung cairan
korosif seperti asam sulfur dan dapat dibuat lebih kuat dengan cara mencampurnya
dengan antimoni atau logam lainnya.
Timbal alami adalah campuran 4 isotop: 204Pb (1.48%), 206Pb (23.6%), 207Pb (22.6%) dan
208
Pb (52.3%). Isotop-isotop timbal merupakan produk akhir dari tiga seri unsur
radioaktif alami: 206Pb untuk seri uranium, 207Pb untuk seri aktinium, dan 208Pb untuk seri
torium. Dua puluh tujuh isotop timbal lainnya merupakan radioaktif. Campuran logam
timbal termasuk solder dan berbagai logam antifriksi. Logam ini juga digunakan
sebagai selimut kabel, pipa, amunisi dan pembuatan timbal tetraetil.
Tabel 8.1 Sifat-Sifat Fisik Timbal
Sifat - Sifat Fisik
Fasa
Padat
massa jenis pada suhu kamar (25oC)
11,34 g/cm
massa jenis cair pada titik lebur (600,61 K)
10,66 g/cm
titik lebur
600,61 K (327,46 C, 621,43 F)
titik didih
2022 K (1749 C, 3180 F)
kalor peleburan
4,77 kJ/mol
kalor penguapan
179,5 kJ/mol
kapasitas kalor (25 C)
26.650 J/(molK)
Struktur Kristal
87
Pengetahuan Bahan Teknik
Bilangan oksidasi
Elektronegativitas
Energiionisasi
Jari-jari atom
Jari-jari atom (terhitung)
Jari-jari kovalen
Jari-jari Van der Waals
Sifat magnetic
Resistivitas listrik
Konduktivitas termal (300 K)
Ekspansi termal (25 C)
Kecepatansuara
(pada wujud kawat)
Modulus Young
Modulus geser
Modulus ruah
Nisbah Poisson
Skala kekerasan Mohs
Kekerasan Brinell
Nomor CAS
4, 2 (Amphoteric oxide)
2.33 (skala Pauling)
(detil) ke-1: 715.6 kJ/mol
ke-2: 1450.5 kJ/mol
ke-3: 3081.5 kJ/mol
180 pm
154 pm
147 pm
202 pm
Lain-Lain
diamagnetic
(20 C) 208 nm
35.3 W/(mK)
28.9 m/(mK)
(suhu
1190 m/s
16 GPa
5.6 GPa
46 GPa
0.44
1.5
38.3 MPa
7439-92-1
kamar)
(annealed)
hidrokarbon, SO2, dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam
(timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan
nilai oktan.
8.5 Paduan Timbal
Paduan timbal dan timah yang mempunyai titik cair antara 180-370 oC. Komposisi
50% Pb dan 50% Sn paling banyak digunakan untuktimah solder dimana paduan ini
mempunyai titik cair pada 220o C.
Paduan timbal-antimon, yang diisi dengan suatu bahan aktif biasa digunakan untuk
bahan pelat baterai. Bahan aktif yang digunakan ialah Timbal Peroksida yang berwarna
cokelat sebagai pelat positif, sedangkan pada pelat negatif adalah spons-timbal yang
berwarna abu-abu.
Jenis elektroda baru yang terbuat dari paduan timbal dan kalsium, dapat mencegah
elektrolisis air sudah dikembangkan. Baterai modern dengan jenis elektroda ini adalah
sistem tertutup dan disebut dengan baterai penyimpan tertutup yang tidak memerlukan
penambahan air.
Babbit terdiri dari timah, antirron, timbal dan tembaga serta unsur lain yang memilliki
sifat tahan aus. Bahan dasar babbit yang digunakan di industri adalah timbal atau logam
lain sebagai pengganti timah yang mahal. Calcium babbit terdiri dari : 0,8-1,1 % Ca dan
0,75 1% Ni sisanya, adalah Pb.
89
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB IX
LOGAM NIKEL (Ni) DAN PADUANNYA
9.1. Pendahuluan
Logam nikel adalah logam berwarna putih keperakan yang berkilat, keras dan dapat
mulur, dapat dibentuk. Selain sifat tersebut tahan terhadap oksidasi suhu tinggi dan
digunakan dalam berbagai industri. Logam nikel juga merupakan logam untuk paduan
khususnya untuk superalloy dan stainless steel.Logam nikel diperoleh dalam
meteorit,pentlandit dan pirotit di kawasan Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan
30% kebutuhan dunia akan nikel.Daerah lain yang mengandung deposit nikel adalah
Kaledonia Baru, Australia,Cuba,Indonesia.
9.2 Sifat-Sifat Nikel
Sifat fisik Logam Nikel
Fasa : padat
Warna : putih keperak-perakan dan berkilat
Massa jenis : 8,908 g/cm(sekitar suhu kamar)
Massa jenis : (cair pada titik lebur) 7,81 g/cm
Titik lebur
: 1728 K (1455 C, 2651 F)
Titik didih
: 3186 K (2913 C, 5275 F)
Kalor peleburan
: 17,48 kJ/mol
Kalor penguapan
: 377,5 kJ/mol
Kapasitas kalor
: (25 C) 26,07 J/(molK)
Sifat Magnetik
: ferromagnetik
90
Pengetahuan Bahan Teknik
Modulus Young
: 200 Gpa
Modulus geser
: 76 Gpa
Modulus ruah
: 180 Gpa
Skala kekerasan Mohs: 4.0
Kekerasan Vickers
: 638 Mpa
Kekerasan Brinell
: 700 Mpa
Ni(NO3)2 + NO + H2O
Millerit,NiS
Smaltit(Fe,Co,Ni)As
Nikolit(Ni)As
Pentlandite(Ni,Cu,Fe)S
Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O
Monel
Inconel
Hastelloy
: nikel-tembaga
: nikel-kromium
: nikel-molibdenum-kromium
(tahan korosi dan suhu tinggi)
91
Pengetahuan Bahan Teknik
Nikrom
: nikel-kromium-besi
(tahan oksidasi, resistansi listrik besar)
92
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB X
LOGAM TITANIUM (Ti) DAN PADUANNYA
93
Pengetahuan Bahan Teknik
Sifat-sifat
Fasa
Massa Jenis
Massa Jenis Cair
Titik Lebur
Titik Didih
Kalor Peleburan
Kalor Penguapan
Kapasitas Kalor (25C)
Keterangan
Padat
4.506 g/cm3 (suhu kamar)
4.11 g/cm3 (pada titik lebur)
1941 K (1668C, 3034F)
3560 K (3287C, 5949F)
14.15 kj/mol
425 kj/mol
25.060 j/(mol.K)
Keterangan
116 Gpa
44 Gpa
110 Gpa
0.32
6.0
970 Mpa
716 Mpa
7440-32-6
94
Pengetahuan Bahan Teknik
2. Pada Titanium digunakan sebagai komponen untuk kekuatan tinggi pada suhu
20C sampai lebih dari 550C. Contohnya untuk komponen pesawat terbang dan
peluru kendali.
10.3 Sumber Titanium
Titanium ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang diambil oleh misi
Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO2 sbanyak 12,1%. Garis-garis titanium oksida
sangat jelas terlihat di spectrum bintang-bintang tipe M. Unsur ini merupakan unsure
kesembilan terbanyak pada kerak bumi. Titanium selalu ada dalam igneous rock
(bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Titanium juga
terdapat dalam mineral rutile, ilmenite,dan sphene, dan terdapat dalam titanate dan bijih
besi. Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tumbuhan dan dalam tubuh
manusia. Sampai pada tahun 1946, proses pembuatan logam Ti di laboratorium yang
dilakukan oleh Kroll menunjukkan cara memproduksi Titanium secara komersil dengan
mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium. Selanjutnya logam titanium dapat
dimurnikan dengan cara mendekomposisikan iodanya.
95
Pengetahuan Bahan Teknik
Titanium (Ti) mencakup sekitar 1% kerak bumi (alumunium yang terbanyak sekitar
8%). Berat jenis titanium besarnya antara alumunium dan besi. Peran titanium menjadi
penting untuk aplikasi pesawat terbang karena ringan, rasio kuat dan berat cukup tinggi.
Produksi Titanium:
1. Bijih utama titanium adalah rutile mengandung 98-99% TiO 2 dan ilmenite
kombinasi antara FeO dengan Ti O2. Rutile lebih baik karena mengandung lebih
banyak Ti.
2. Untuk mendapatkan logam dari bijih TiO 2 diubah menjadi titanium tetrachloride
(TiCl4) dengan memasukkan gas chlorine. Diikuti dengan proses penyulingan
(distillation) untuk menghilangkan ketidakmurnian.
3. Titanium tetrachloride denga konsentrasi tinggi lalu direaksikan dengan
magnesium untuk direduksi menjadi titanium, dikenal dengan proses Kroll. Sodium
juga dapat digunakan sebagai zat pereduksi. Lingkungan gas mulia diperlukan
untuk mencegah O2, N2 dan H2 bereaksi dengan Ti karena afinitas yang dimiliki
logam agar tidak terjadi pengerasan sehingga dapat dicor dalam bentuk ingot.
10.7 Perlakuan Panas Paduan Titanium
Dilihat dari struktur mikronnya paduan titanium terdiri atas fasa , fasa +, dan fasa
. Kepada fasa tidak dapat dilakukan perlakuan panas sedangkan pada fasa + dan
fasa dapat dilakukan perlakuan panas.Pada fasa terutama mengandung Al dan Sn
yang berguna setelah pelunakan atau penganilan dan penghilangan tegangan.
Paduan titanium dapat membentuk martensit dan fasa dengan pendinginan cepat dari
fasa
, tetapi tidak begitu keras, yang memberikan sedikit pengaruh terhadap sifat-
sifat mekanis. Pada paduan fasa + yaitu jika fasa lebih banyak, yang didinginkan
pada air setelah dipanaskan sampai fasa + maka + merupakan struktur yang
berbentuk bulat. Fasa yang terbentuk, merupakan fasa meta yang stabil, tidak
langsung terurai menjadi fasa + tetapi melalui suatu fasa antara yaitu fasa , yang
mempunyai sifat keras dan getas, presipitasi harus dihindari dalam hal ini. Biasanya
dipanaskan lebih tinggi dari temperature presipitasi yang kemudian terurai
menjadifasa + yang halus. Kalau fasa lebih banyak perlu dicelup dingin dari fasa
untuk mendapat + yang kemudian harus dipanaskan kembali untuk mendapatkan
fasa menjadi struktur + yang halus. Paduan fasa dapat berubah menjadi martensit
karena pencelupan dingin dan fasa yang tersisa dipanaskan ke temperatur yang lebih
tinggi daripada temperature presipitasi fasa untuk membuat presipitasi fasa yang
halus.
begitu banyak zat yang sesungguhnya dapat membuat bahan metal apapun menjadi
berkarat dan tidak dapat bertahan lama, tetapi bahan titanium sudah terbukti bisa
bertahan dalam tubuh manusia walaupun digunakan bertahun-tahun.
Bahan titanium juga digunakan untuk keperluan militer baik darat, laut, udara, satelit,
pesawat komersial maupun pesawat tempur, bahkan alat-alat berat lainnya yang
membutuhkan daya tahan titanium.
Di indusri titanium digunakan pada beberapa mesin penukar panas (heat exchanger)
dan bejana bertekanan tinggi seperti pipa-pipa tahan korosi memakai bahan titanium.
BAB XI
LOGAM TIMAH PUTIH (Sn) DAN PADUANNYA
97
Pengetahuan Bahan Teknik
Timah merupakan logam dasar terkecil yang diproduksi, yaitu kurang dari 300.000 ton
per tahun, apabila dibandingkan dengan produksi aluminium sebesar 20 juta ton per
tahun (www.timah.com). Timah putih merupakan unsur langka, kelimpahan rata-rata
pada kerak bumi sekitar 2 ppm, dibandingkan dengan seng yang mempunyai kadar ratarata 94 ppm, tembaga 63 ppm dan timah hitam 12 ppm. Sebagian besar (80%) timah
putih dunia dihasilkan dari cebakan letakan (aluvial), sekitar setengah produksi dunia
berasal dari Asia Tenggara. Mineral ekonomis penghasil timah putih adalah kasiterit
(SnO2), meskipun sebagian kecil dihasilkan juga dari sulfida seperti stanit, silindrit,
frankeit, kanfieldit dan tealit (Carlin, 2008). Mulajadi timah di daerah jalur timah yang
membentang dari Pulau Kundur sampai Pulau Belitung dan sekitarnya diawali dengan
adanya intrusi granit yang berumur 222 juta tahun pada Trias Atas. Magma bersifat
asam mengandung gas SnF4, melalui proses pneumatolitik hidrotermal menerobos dan
mengisi celah retakan, dimana terbentuk reaksi: SnF4 + H2O -> SnO2 + HF2
(Pamungkas, 2006). Cebakan bijih timah merupakan asosiasi mineralisasi Cu, W, Mo,
U, Nb, Ag, Pb, Zn, dan Sn. Busur metalogenik terbentuknya timah 100 - 1000 km.
Terdapat tiga tipe kelompok asosiasi mineralisasi timah putih, yaitu stanniferous
pegmatites, kuarsa-kasiterit dan sulfida-kasiterit (Taylor, 1979). Urat kuarsa-kasiterit,
stockworks dan greisen terbentuk pada batuan beku granitik plutonik, secara gradual
terbentuk stanniferous pegmatites yang ke arah dangkal terbentuk urat kuarsa-kasiterit
dan greisen (Taylor, 1979). Urat berbentuk tabular atau tubuh bijih berbentuk lembaran
mengisi rekahan atau celah (Strong, 1990). Tipe kuarsa-kasiterit dan greisen merupakan
tipe mineralisasi utama yang membentuk sumber daya timah putih pada jalur timah
yang menempati Kepulauan Riau hingga Bangka-Belitung. Jalur ini dapat dikorelasikan
dengan Central Belt di Malaysia dan Thailand (Mitchel, 1979). Mineral utama yang
terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,
ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit, xenotim, dan monasit merupakan
mineral ikutan (http://www.tekmira.esdm.go.id). Timah putih dalam bentuk cebakan
dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih timah primer dan sekunder. Pada tubuh
bijih primer, kandungan kasiterit terdapat pada urat maupun dalam bentuk tersebar.
Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan timah primer pada
atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih timah primer. Proses
tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk
mineral kasiterit maupun berupa unsur Sn. Proses pelapukan, erosi, transportasi dan
sedimentasi yang terjadi terhadap cebakan bijih timah putih pimer menghasilkan
cebakan timah sekunder, yang dapat berada pada tanah residu maupun letakan sebagai
endapan koluvial, kipas aluvial, aluvial sungai maupun aluvial lepas pantai. Tubuh bijih
primer yang berpotensi menghasilkan sumber daya cebakan timah letakan ekonomis
adalah yang mempunyai dimensi sebaran permukaan erosi luas sebagai sumber dispersi.
98
Pengetahuan Bahan Teknik
Berat Molekul
: 134,69
Spesifik Gravitasi
: 6,3
Titik Lebur (600 mm Hg): 1080oC (1976oF) terurai
Kelarutan
: tidak larut dalam air, larut dalam asam dan alkali, sedikit
larut dalam ammonium khlorida
Massa Atom Rata-rata
: 118,71
Titik Didih
: 2543 K (2270oC)(4118oF)
Koefisien Muai Panjang : -1K N/A
:
6
Konduktivitas Listrik
: 0,0917x10 / cm
Konduktivitas Termal
: 0,666 W/cm K
Kerapatan
: 7,31 g/cc @ 300K
Kekilapan
: Sangat mudah dibentuk logam perak putih membentuk
film pelindung pada permukaannya yang mencegah
oksigen
Entalpi atomisasi
: 01,3 kJ/mol oC
Entalpi Fusion
: 7,03 kJ/mol
Panas Penguapan l
: 290,4 kJ/mol
Flamebilitas Kelas
: terbakar pada rokok (kecuali sebagai debu
Titik Beku
: 1080oC (1976oF)
:
3
Volume Molar
: 16,31 cm /mol
Refleksivitas Optik
: 54%
Kondisi Fisik
: Solid
Tekanan uap
: 5,78x10-21 Pa(232,06oC)
Struktur Kristal
: Tetragonal
3. Sifat Mekanik
Modulus Elastisitas
- Massal
- Kekakuan
- Youngs
Skala Kekerasan
: 58,2/GPa
: 18,4/GPa
: 49,9?GPa
99
Pengetahuan Bahan Teknik
Brinell
Mohs
: 51 MN m-2
: 1,5
100
Pengetahuan Bahan Teknik
sluice box, spiral, dan meja goyang. Pemisahan mineral bersifat magnetik dan bukan
magnetik menggunakan separator magnetik. Pemisahan mineral bersifat konduktor dan
bukan konduktor menggunakan separator tegangan tinggi. Proses untuk meningkatkan
kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, dilakukan di Pusat Pencucian
Bijih Timah (Washing Plant). Melalui proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan
kadar (grade) Sn-nya dari 20 - 30% Sn menjadi 72% Sn untuk memenuhi persyaratan
peleburan. Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di
lepas pantai maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam
timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities)
yang rendah. Hasil pemisahan konsentrat, selain diperoleh kasiterit untuk dilebur,
diperoleh juga mineral-mineral ikutan. Mineral-mineral terutama zirkon, monasit,
ilmenit dan xenotim merupakan produk sampingan dari hasil pemisahan secara fisik
yang mempunyai prospek ekonomi untuk dimanfaatkan. Pemisahan kasiterit dari
pengotor, meningkatkan nilai ekonomi mineral ikutan tersebut, meskipun belum semua
mineral ikutan, ekonomis untuk dimanfaatkan.
Konsentrat hasil dari proses pemisahan mempunyai kadar Sn 72%, selanjutnya dilebur
pada smelter timah putih. Bijih timah setelah dipekatkan lalu dipanggang sehingga
arsen dan belerang dipisahkan dalam bentuk oksida-oksida yang mudah menguap.
Kemudian bijih timah yang sudah dimurnikan itu direduksi dengan karbon. Timah cair
yang terkumpul di dasar tanur kemudian dialirkan ke dalam cetakan untuk memperoleh
timah batangan. Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam
Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus
dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat pemurnian
yang disebut crystallizer. Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk
balok atau batangan. Produk yang dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan.
11.4 Paduan Timah Putih
1. Timah Solder
Karakteristik timah solder ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu komposisi campuran
logam dan jenis flux yang terkandung didalam timah solder. Timah solder terbuat dari
campuran lebih dari satu jenis logam, atau dikenal dengan istilah alloy. Dua jenis logam
yang lazim digunakan dibidang elektronika adalah timah (Sn) dan timbal (Pb), dengan
berbagai macam perbandingan campuran. Perbandingan campuran ini dinyatakan
melalui angka persentase perbandingan timah/timbal (Sn/Pb), sebagai contoh 60/40 dan
63/37. Jenis logam lain, seperti perak (Ag) dan tembaga (Cu), juga dapat ditambahkan
dalam jumlah kecil (dikisaran 1% - 2%) untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu.
Perbandingan campuran timah dan timbal mempengaruhi karakteristik timah solder,
antara lain kekuatan sambungan solder, kelancaran aliran timah solder cair, titik lebur
timah solder dan mekanisme perubahan wujud timah solder dari padat menjadi cair dan
sebaliknya.
101
Pengetahuan Bahan Teknik
disolder. Sedangkan flux lainnya, selain mencegah, juga dapat membersihkan lapisan
oksidasi yang telah terbentuk. Flux yang lebih aktif mampu membersihkan lapisan
oksidasi yang lebih tebal dan noda-noda lain. Akan tetapi karena bersifat lebih korosif,
flux jenis ini harus dibersihkan setelah proses penyolderan.
Kaki-kaki komponen elektronika yang baru lazimnya telah dilapisi dengan timah solder
(tinned) dan dalam keadaan bersih. Oleh sebab itu, tidak diperlukan flux yang terlalu
aktif. Flux yang tepat untuk digunakan dibidang elektronika adalah jenis rosin atau
rosin sintetik aktif ringan yang tidak perlu dibersihkan (no-clean flux).
Flux Tambahan
Timah solder, terutama yang digunakan dibidang elektronika, sudah mengandung flux
yang diisikan kedalam sejumlah saluran ditengah-tengah kawat timah solder (multicore). Jumlah flux yang terkandung di dalam timah solder jenis ini biasanya berkisar
diantara 1% - 4%, tergantung kepada jenis flux-nya. Jumlah saluran yang lebih dari satu
ditujukan untuk memperbaiki dan meratakan penyebaran flux keseluruh permukaan
benda yang disolder.
Flux tambahan juga tersedia dipasaran dan dapat dipakai jika benda yang disolder
terlalu kotor dan timah solder cair gagal menempel. Akan tetapi, sebelum memutuskan
untuk menggunakan flux tambahan, usahakan terlebih dahulu untuk membersihkan
permukaan benda yang kotor dengan menggunakan sabut nilon atau ampelas yang
sangat halus. Jika penggunaan flux tambahan tidak bisa dihindarkan, pastikan sisa-sisa
flux dibersihkan setelah proses penyolderan.
1. Perunggu (Brons)
Paduan ini dikenal oleh manusia sejak lama sekali. Perunggu merupakan paduan antara
Cu dan Sn dalam arti yang sempit. Tetapi dalam arti yang luas perunggu berarti paduan
Cu dengan unsure logam lainnya selain dari Zn. Dibandingkan dengan tembaga murni
dan kuningan perunggu merupakan paduan yang mudah dicor dan mempunyai kekuatan
yang lebih tinggi, demikian juga ketahanan ausnya dan ketahanan korosinya oleh karena
itu banyak dipergunakan untuk berbagai komponen mesin, bantalan, pegas, corak
artistic,dsb.
2. Perunggu timah putih
Sn adalah lebih mahal dari kuningan. Oleh karena itu kuningan dipergunakan sebagai
bahan baku dan selanjutnya bahan yang dicampur 4-5% Sn dipergunakan untuk
keperluan khusus sedangkan hampir semua paduan perunggu ini dalam industry dipakai
dalam bentuk coran. Brons timah putih mempunyai sejarah yang lama sehingga dari
penggunaannya paduan dasar dengan 8-12 % Sn dinamakan Gun Metal, paduan dengan
10% Sn dan 23 % Sn dinamakan Admiralty Gun Metal, sedangkan yang mengandung
18-23% Sn disebut Brons Bell dan paduan yang mengandung 30-32% disebut Brons
kaca.
103
Pengetahuan Bahan Teknik
104
Pengetahuan Bahan Teknik
Perunggu silicon baik sebagai paduan tuang maupun paduan kepal mempunyai kadar Si
0,5% samapai 4,5%. Selain dari itu ada bahan-bahan tambahan dari timah, nikel,
mangan, besi, dan seng dalam bermacam-macam persenyawaan. Sebagian dapat
dijadikan misalnya cupoder yang mempunyai tahan tarik dan kekerasan yang tinggi.
9. Perunggu Timbel
Perunggu timbel mempunyai kadar timbel (Pb) 5-35%. Jika perlu dengan tambahan Sn
dan Ni sebagai blok-blok bantalan yang berupa lapisan tipis dalam bus bantalan.
11.5 Bahaya Timah
Makin tinggi kandungan timah di dalam darah pada usia 30 bulan, makin buruk
kemampuan membaca, menulis dan mengeja yang dicapai anak dalam Standard
Assessment Tests (SATS) --ujian standard yang diakui bagi kelompok usia tersebut di
Inggris.
Prilaku buruk dan hiperaktif juga lebih umum pada anak yang memiliki kandungan
timah lebih tinggi di dalam darah saat masih bayi.
"Timah adalah racun yang telah berada di lingkungan hidup selama 5.000 tahun
belakangan dan tetap menjadi bahaya global bagi kesehatan," tulis Alan Emond dan
rekannya di dalam jurnal "Archives of
Disease in
Childhood".
"Pajanan (exposure) terhadap timah mungkin berinteraksi dengan faktor lain
lingkungan hidup yang berkaitan dengan kerugian pendidikan sehingga menimbulkan
dampak kumulatif jangka panjang,"kata
mereka.
Jejak keamanan saat ini ialah 10 mikrogram timah per deciliter darah --tingkat yang
disarankan oleh U.S. Centers for Disease Control and Prevention pada 1991-- tapi
sebagian ahli prihatin jejak itu terlalu tinggi. Kandungan timah yang melebihi tingkat
tersebut dipandang sebagai mengkhawatirkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan separuh anak yang berusia di
bawah lima tahun dan tinggal di kota besar serta kecil di seluruh dunia memiliki
kandungan timah di atas 10mikrogram
per
deciliter
darah.
Para peneliti tersebut memperingatkan bahwa keracunan timah adalah "bahaya yang
berlanjut" dan menyerukan penetapan jejak keselamatan baru ditetapkan sebanyak 5
mikrogram per deciliter darah. Dengan kandungan timah sampai batas itu, "tak ada
dampak nyata pada kemampuan intelektual atau prilaku yang tampak", kata mereka.
Namun tingkat antara 5 dan 10 mikrogram berkaitan dengan prestasi yang lebih buruk
dalam membaca (49 persen lebih rendah) dan menulis (51 persen lebih rendah).
105
Pengetahuan Bahan Teknik
Kristal cassiterite
Struktur
cassiterite
Gambar
Kristal
Struktur
Timah
Putih
bijih timah
11.1
dan
Bijih
Kesimpulan
1. Timah tidak terjadi secara alami dengan sendirinya, harus diambil dari
senyawa dasar.
2. Mineral yang terkandung didalam bijih timah umumnya mineral utama,
yaitu cassiterite.
3. Logam timah putih bersifat mengkilap, mudah dibentuk dan dapat ditempa
(malleable), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat.
4. Timah banyak digunakan untuk pelapis / pelindung logam lain agar tahan
karat, dapat membuat logam campur seperti perunggu (paduan Cu,Sn) dan
solder (paduan Sn, Pb), industri farmasi, gelas, agrokimia, pelindung kayu,
penahan kebakaran, dan bahan kerajinan untuk cendera mata.
5. Ada 3 cara untuk memperoleh timah, yaitu penggalian dengan excavator,
penggunaan kapal keruk, dan penggunaan pompa semprot (gravel pump).
6. Tahapan proses pengolahan timah, yaitu : penambangan dari alam,
pemisahan bijih timah dari mineral lain, pencucian bijih timah, peleburan,
dan pemurnian timah untuk mendapatkan timah dengan kualitas yang tinggi.
7. Dosis aman kandungan timah dalam tubuh ialah <5 mikrogram timah per
deciliter darah.
BAB XII
POLIMER TERMOSETTING
106
Pengetahuan Bahan Teknik
12.1 Pendahuluan
Penemuan ebonit atau karet keras, pada tahun 1839 oleh Charles Goodyear dan
penemuan seluloid oleh J.W. Hyatt sekitar 1869 merupakan awal perkembangan industri
plastik. Pada tahun 1909 bahan yang paling penting yaitu resin fenol formaldehida
dikembangkan oleh kelompok yang dipimpin Dr. L.H. Baekeland.
Setelah itu penelitian bahan sintetis meningkat dengan cepat dan mulai dikembangkan
bahan buatan dengan berbagai sifat fisik. Resin urea-formaldehid dan melaminformaldehida muncul beberapa tahun kemudian (berturut-turut, pada awal 1920-an dan
1930-an) berdasarkan suatu pengamatan, memperlihatkan bahwa 70% dari semua
polimer termoset yang diproduksi terdiri dari polimer-polimer fenol-, urea-, dan
melamin-formaldehida.
Pemakaian bahan plastik di Indonesia, baik untuk keperluan industri, rumah tangga,
pengemasan, dan keperluan lainnya meningkat dengan cepat sekitar 1970-an. Istilah
plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah
dipanaskna dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan ini secara bertahap
mulai menggantikan gelas, kayu, dan logam di bidang industri bangunan dan digunakan
juga sebagai peelapis dan serat untuk tekstil.
Plastik dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu plastik jenis termosetting dan jenis
temoplastik. Polimer termosetting terdiri dari resin fenol, resin urea formaldehid, resin
melamin formaldehid, poliester, resin epoksi, dan resin poliuretan. Pada waktu
pemberian bentuknya plastik termosetting memerlukan panas dengan atau tanpa tekanan
dan menghasilkan produk yang tetap keras. Mula-mula panas yang diberikan
melunakkan bahan plastiknya akan tetapi panas tambahan atau bahan kimia khusus akan
menimbulkan perubahan kimiawi yang disebut polimerisasi dan sesudah itu plastik
107
Pengetahuan Bahan Teknik
tidak dapat dilunakkan lagi. Polimerisasi adalah suatu proses kimia yang menghasilkan
susunan baru dengan berat molekul yang lebih besar dari bahan semula.
Fenol formaldehid adalah resol resin yang memiliki kegunaan yang sangat luas dalam
bidang teknik kimia, mulai dari insulasi thermal hingga sebagai bahan adhesif dalam
industri kayu. Resin ini memiliki keunggulan sifat fisis yaitu tingginya resistansi
terhadap kelembapan dan cuaca, yang selanjutnya berguna dalam penggunaan pada
konstruksi luar dan lembab. Sekarang, telah dikembangkan teknologi-teknologi baru
untuk memproduksi bahan adhesif kayu dari bio oil. Resol resin dibuat dengan
mereaksikan anatara fenol dengan formaldehid, dimana 50% dari fenol yang bereaksi
disubstitusi oleh fraksi fenol.
Fenol formaldehid merupakan resin sintetis yang pertama kali digunakan secara
komersial baik dalam industri plastik maupun cat (surface coating). Phenol formaldehid
dihasilkan dari reaksi polimerisasi antara phenol dan formaldehid. Reaksi terjadi antara
phenol pada posisi ortho maupun para dengan formaldehid untuk membentuk rantai
yang crosslinking dan pada akhirnya akan membentuk jaringan tiga dimensi (Hesse,
1991).
Resin urea-formaldehid merupakan produk yang sangat penting saat ini di bidang
plastik,.pelapisan dan perekat. Hasil reaksi antara urea dan formaldehida adalah resin
yang termasuk ke dalam golongan thermosetting, artinya mempunyai sifat tahan
terhadap asam, basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh.
Di bidang plastik, resin urea formaldehid merupakan bahan pendukung resin
fenolformaldehid yang penting karena dapat memberikan warna-warna terang. Selain
itu, laju pengerasan pada temperatur kamar yang cepat membuat resin ini cocok
digunakan sebagai perekat. Reaksi antara urea dan formaldehid yang menghasilkan
resin urea-formadehid merupakan salah satu contoh reaksi polimerisasi yang dapat
dipelajari dengan mudah dan sederhana di laboratorium.
Definisi Resin Phenol Formaldehide
Phenol formaldehid termasuk kelompok resin sintetis yang dihasilkan dari reaksi
polimerisasi antara phenol dengan formaldehid. Phenol formaldehid dapat diaplikasikan
sebagai vernis karena dapat membentuk lapisan film yang kering.
Resin Fenol Formaldehid termasuk polimer thermoset. Polimer Thermoset memiliki
perilaku sebagaimana logam yang getas, gelas, atau keramik sebagai akibat dari struktur
rantai molekulnya yang kaku dengan ikatan kovalen membentuk jejaring 3 dimensi.
Pada saat polimerisasi jejaring terbentuk lengkap dan terbentuk kaitan silang tiga
dimensi secara permanen.
Proses pembentukan tidak bersifat irreversible. Tidak seperti halnya polimer
thermoplastik, thermoset tidak memiliki Tg (temperatur transisi gelas yang jelas.
Kekuatan dan kekerasan dari thermoset pun tidak banyak dipengaruhi oleh kenaikan
temperatur dan laju deformasi.
108
Pengetahuan Bahan Teknik
110
Pengetahuan Bahan Teknik
Jenis
Karakteristik
Penggunaan
Bubuk kayu
atau bubuk
tanaman
Bubuk kayu
atau bubuk
tanaman
Isolasi
frekuensi
tinggi
Anorganik
Mesinmesin listrik
Bubuk kertas
dan bahan
berserat
lainnya.
Asbes dan
bahan
anorganik
lainnya.
Umum
Isolasi
listrik
Tahan
panas
Dasar
Selain hal di atas, resin fenol juga kadang-kadang digunakan sebagai resin tukar ion
ketika gugus-gugus fungsional yang lain hadir, juga dipakai sebagai lak dan pernis,
111
Pengetahuan Bahan Teknik
senyawa cetakan, bahan laminating (teristimewa untuk panel dinding dekorasi dan
taplak meja, dan bahan perekat (khususnya untuk kayu lapir dan particle board).
2. Penggunaan Resin Phenol Forlmaldehid Sebagai Vernis
Novolak yang bersifat termoplast dan resol yang bersifat termoset. Jenis novolak dibuat
pada suasana asam dengan penambahan HCl, suhu 90 oC, dan waktu reaksi 5 jam,
sedangkan jenis resol dibuat pada suasana basa dengan penambahan NaOH, suhu 80 oC
dan waktu reaksi 3 jam. Hasil resin phenol formaldehid diaplikasikan sebagai vernis
pada kayu jati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan bertambahnya pH dan
perbandingan reaktan, waktu kering semakin lama. Kondisi optimum jenis novolak
diperoleh pada pH 2,5 dan perbandingan reaktan 1 : 0,8, sedangkan untuk jenis resol
dicapai pada pH 10 dan perbandingan mol reaktan 1 : 2.
Aplikasi jenis novolak sebagai vernis kayu menghasilkan warna yang lebih cerah
(tingkat gloss tinggi) dibanding dengan jenis resol.
Tabel 12.2 Hubungan pH dan perbandingan reaktan terhadap waktu kering
(Jenis
novola
k) pH
1
2
2,5
3
4
P:F = 1:0,75
P:F = 1:0,8
P:F = 1:0,85
P:F = 1:0,9
1.5
1.5
2
4,25
24
2.5
3
4
5
24
2.25
4
5.25
16
24
4
12
12
24
48
5.5
24
48
72
72
Dari data tabel 12.2 dapat dilihat bahwa dengan semakin tinggi pH reaksi, waktu kering
vernis semakin lama. Dengan naiknya pH maka kecepatan reaksi kondensasi semakin
lambat, semakin naik pH maka rantai yang dibentuk semakin bercabang sehingga BM
polimer bertambah besar. Perbandingan reaktan (rasio mol phenol : formaldehid) akan
berpengaruh pada properties produk dan struktur polimer yang dihasilkan.
Tabel 12.2 juga menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan reaktan (P:F), waktu
kering vernis semakin lama. Semakin tinggi perbandingan P:F maka struktur rantai
yang dibentuk semakin kompleks (mulai dari short chain polimers hingga high crosslinked polymers). Semakin besar BM senyawa resin yang dihasilkan, mengakibatkan
waktu kering semakin lama. Karena rasio Formaldehid kurang dari satu mol per mol
phenol maka walaupun mempunyai fungsionalitas yang cukup namun tidak mampu
untuk membentuk produk yang termoset tetapi membentuk produk yang termoplast
dengan berat molekul 500-900. Agar novolak menjadi bersifat termoset maka
dibutuhkan pemanasan dan penambahan crosslinking agent (Frisch, 1967).
112
Pengetahuan Bahan Teknik
Pada jenis resol, reaksi berlangsung pada suasana basa. Pada suasana basa reaksi addisi
berjalan dengan cepat sedangkan reaksi kondensasi (pembentukan jembatan methylen)
berjalan lambat sehingga produk yang terbentuk bersifat termoset.
Tabel 12.3 Hubungan pH dan perbandingan reaktan terhadap waktu kering
(Jenis
resol) pH
9
10
11
12
13
P:F = 1:1,25
0.5
1
1.5
2.25
2.5
1
1.25
1.67
2.42
2.87
1.25
1.75
2.25
3.25
4
P:F = 1:3
1.5
1.75
2.25
3.25
4
Tabel 12.3 menunjukkan bahwa pengaruh pH dan perbandingan reaktan terhadap waktu
kering vernis tidak berbeda dengan yang terjadi pada jenis novolak. Namun waktu
kering vernis jenis resol lebih cepat dibanding dengan jenis novolak, karena resin jenis
novolak mempunyai sifat termoplast, sedangkan resol mempunyai sifat termoset.
Nilai gloss merupakan pengamatan secara visual hasil refleksi dari permukaan suatu
bahan. Semakin tinggi nilai gloss, maka permukaan bahan yang dilapisi akan semakin
mengkilap. Oleh karena itu sering kali nilai gloss dapat digunakan untuk
menggambarkan kualitas dari vernis. Tabel 3 dan 4 menggambarkan hasil pengukuran
gloss dari resin phenol formaldehid yang digunakan sebagai vernis pada kayu jati.
Tabel 12.4 Hubungan pH dan perbandingan reaktan terhadap Nilai Gloss
(Jenis
novolak)
pH
1
2
2,5
3
4
P:F =
1:0,5
P:F = 1:0,75
52,7
60,4
67,6
60,1
43,3
60,5
71
70,5
58,5
50,5
60
70,5
64,7
54,8
48,1
60
63
63
57,2
45
(Jenis
resol)
pH
P:F = 1:1,25
P:F = 1:3
113
Pengetahuan Bahan Teknik
9
10
11
12
13
7,5
8
6
3,9
3
8,5
12
5,6
3,4
3,2
21,5
26,6
12
9,5
8,6
15
18,8
7,3
4,7
2,7
6,8
7
4,6
2,5
2
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat gloss tertinggi pada jenis novolak
diperoleh pada pH 2,5 (tabel 12.4), sedangkan pada resol diperoleh pada pH 10 (tabel
12.5). Pada pH semakin tinggi, selain formaldehid bereaksi dengan phenol membentuk
resin phenol formaldehid, formaldehid juga akan mengadakan reaksi canizzaro
menghasilkan asam formiat dan methanol sehingga reaksi polimerisasi akan berjalan
lambat dan tingkat gloss menjadi turun. Pengaruh perbandingan reaktan terhadap nilai
gloss menunjukkan bahwa nilai gloss tertinggi untuk novolak diperoleh pada
perbandingan mol phenol : formaldehid 1:0,8 (tabel 12.4), sedangkan untuk resol pada
perbandingan 1:2 (tabel 4). Nilai gloss novolak lebih tinggi dibanding resol.
Tabel 12.6 Perbandingan P:F terhadap warna vernis
Resol
P:F
1:1,25
1:1,5
1:2
1:2,5
1:3
Novolak
Warna
Merah kecoklatan
Merah kekuningan
Merah kekuningan
Merah kecoklatan
Merah kecoklatan
P:F
1:0,5
1:0,75
1:0,8
1:0,85
1:0,9
Warna
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Kuning kemerahan
Tabel 12.6 menunjukkan hasil warna kayu jati yang telah divernis dengan vernis jenis
novolak dan resol dari berbagai perbandingan phenol dan formaldehid. Vernis jenis
resol yang memberikan warna yang lebih tua dibanding dengan vernis jenis novolak
12.4. Difinisi Resin Urea Formaldehide
Resin urea-formaldehid adalah salah satu contoh polimer yang merupakan hasil
kondensasi urea dengan formaldehid. Polimer jenis ini banyak digunakan di industri
untuk berbagai tujuan seperti bahan adhesif (61%), papan fiber berdensitas medium
(27%), hardwood plywood (5%) dan laminasi (7%) pada produk furnitur, panel dan
lain-lain.
Urea-formaldehid (dikenal juga sebagai urea-metanal) adalah suatu resin atau plastik
thermosetting yang terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam suasana
basa lembut seperti amoniak atau piridin. Resin ini memiliki sifat tensile-strength dan
hardness permukaan yang tinggi, dan absorpsi air yang rendah.
Reaksi urea-formaldehid merupakan reaksi kondensasi antara urea dengan formaldehid.
Pada umumnya reaksi menggunakan katalis hidroksida alkali dan kondisi reaksi dijaga
tetap pada pH 8-9 agar tidak terjadi reaksi Cannizaro, yaitu reaksi diproporsionasi
114
Pengetahuan Bahan Teknik
formaldehid menjadi alkohol dan asam karboksilat. Untuk menjaga agar pH tetap maka
dilakukan penambahan ammonia sebagai buffer ke dalam campuran.
1. Sifat Mekanik Resin Urea Formaldehide
NH4CO2NH2
H2N CO NH2
Formaldehid atau metanal adalah anggota senyawa aldehida yang pertama. Pada kondisi
ruangan, formaldehid murni berada dalam fasa gas. Karena itu formaldehid disimpan
dalam bentuk larutan yang mengandung 37% hingga 50% berat HCHO. Formaldehid
diproduksi secara besar besaran melalui reaksi oksidasi gas alam (metana) atau
hidrokarbon alifatik ringan.
Reaksi Urea dan Formaldehid
Reaksi antara urea dan formaldehid dengan katalis basa dapat menghasilkan monometilol urea sebagai monomer reaktan reaksi pembentukan polimer urea-formaldehid.
Basa yang digunakan dapat berupa barium hidroksida ataupun kalium hidroksida.
115
Pengetahuan Bahan Teknik
Dimetilol urea juga dapat dibuat dengan cara yang sama tetapi menggunakan dua buah
molekul formaldehid. Baik mono-metilol urea maupun dimetilol urea larut dalam air
sehingga reaksi pembentukannya dilaksanakan dalam fasa pelarut air. Tahap reaksi
pembentukan mono-metilol urea dan dimetilol-urea biasa dikenal dengan sebutan tahap
pembuatan intermediate. Kondensasi lanjut akan menghasilkan jembatan metilen antara
dua molekul urea.
Jenis kondensasi ini dapat berlanjut terus menghasilkan rantai lurus.
Reaksi penggabungan dua buah mono-metilol urea menghasilkan suatu molekul air.
Apabila air tersebut dikeluarkan dari sistem reaksi, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah pembentukan polimer. Reaksi urea dan formaldehida pada pH di atas 7
adalah reaksi metiolasi, yaitu reaksi adisi formaldehida pada gugus amino dan amido
dari urea, menghasilkan metilol urea. Turunan-turunan metilol merupakan monomer
reaktan reaksi polimerisasi kondensasi. Mula-mula polimer yang dihasilkan masih
berupa polimer rantai lurus dan larut dalam air. Semakin lanjut reaksi berlangsung,
reaksi polimerisasi membentuk polimer tiga dimensi dan kelarutannya dalam air
semakin berkurang. Pada proses curing, reaksi kondensasi tetap berlangsung terus dan
polimer membentuk rangkaian tiga dimensi yang sangat kompleks sehingga terbentuk
thermosetting resin. Hasil dan laju reaksi, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor :
perbandingan jumlah mol reaktan, katalis (pH sistem reaksi), temperatur, dan waktu
reaksi. Kondisi reaksi ini sangat menentukan jenis produk yang dihasilkan, sehingga
pada kondisi yang berbeda akan dihasilkan prouduk yang mempunyai sifat fisik, kimia
dan mekanik yang berbeda pula. Karena itu kondisi operasi ditentukan oleh produk
akhir yang dikehendaki. Pada prinsipnya pembuatan produk-produk urea-formaldehid
dapat dilaksanakan dalam beberapa tahap berikut ini :
1. Tahap pembuatan intermediate, yaitu sampai diperoleh resin yang masih
berupa cairan atau yang larut dalam air/pelarut lain.
2. Tahap persiapan (preparation sebelum proses curing), yaitu penambahan
bahan-bahan lain seperti filler dll.
3. Tahap curing, yaitu proses terakhir yang dipengaruhi oleh katalis, panas dan
tekanan tinggi. Pada proses ini, resin diubah menjadi resin thermosetting.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Urea-Formaldehid
Katalis
Penggunaan katalis pada suatu reaksi akan meningkatkan laju reaksi tersebut.
Begitu juga yang terjadi pada reaksi urea-formaldehid ini. Laju reaksinya
akan meningkat jika digunakan katalis. Katalis yang diguanakan pada
116
Pengetahuan Bahan Teknik
percobaan ini adalah NH4OH karena reaksi ini berlangsung pada kondisi
basa.
Temperatur
Kenaikan temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju suatu reaksi.
Namun, kenaikan temperatur ini dapat mempengaruhi jumlah produk yang
terbentuk, bergantung pada jenis reaksi tersebut (eksoterm atau endoterm).
Oleh karena itu, diperlukan suatu optimasi untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Kenaikan temperatur juga dapat menurunkan berat molekul (Mr)
resin urea-formaldehid. Hal tersebut dikarenakan adanya pembentukan pusatpusat aktif yang baru, sehingga memperkecil ukuran molekul resin.
Waktu Reaksi
Jumlah dan sifat produk yang dihasilkan dari suatu reaksi juga dipengaruhi
oleh waktu reaksi. Makin lama waktu reaksi, jumlah produk yang dihasilkan
makin banyak akibatnya, resin yang dihasilkan akan berkadar tinggi dan
memiliki Mr tinggi.
117
Pengetahuan Bahan Teknik
: Solid
: White free flowing powder
: Slight formaldehyde odour
: 90-100 C
: sedikit
: 0.60-0.70 (powder)
: 8.5 -10
: <1 mm Hg @20 C
: >93 C
: Combustible.
: stabil pada kondisi normal
: panas, nyala api
: oksidator kuat, Oksida dari karbon (CO2 dan CO),
118
Pengetahuan Bahan Teknik
hidrokarbon,
oksida nitrogen (NOx), ammonia, formaldehyde (when burned).
Sifat mekanik: keras, tahan abrasi, tahan bakar
4. Cara Produksi
Sintesis Melamin
Melamin pertama kali disintesis oleh kimiawan Jerman Justus von Liebig pada 1834.
Pada awal produksi, pertama kalsium sianamida diubah medicyandiamide,kemudian
dipanaskan di atas suhu lelehnya untuk memproduksi melamin. Namun, saat ini
kebanyakan pabrik industri menggunakan urea dalam reaksi berikut untuk
menghasilkan melamin:
6 (NH2) 2 CO C3H6N6 + 6 NH3 + 3 CO2
Hal ini dapat dipahami sebagai dua langkah.
Pertama-tama, urea terurai menjadi asam cyanic dan amonia dalam reaksi endotermik:
(NH2) 2 CO HCNO + NH3
Kemudian, asam cyanic polimerisasi untuk membentuk melamin dan karbon dioksida:
6 HCNO C3H6N6 + 3 CO2
Reaksi kedua adalah eksotermik, namun keseluruhan proses endotermik.
Reaksi di atas dapat dilakukan oleh salah satu dari dua metode: dikatalisasi fase gas
produksi atau tekanan tinggi fase cair produksi. Dalam satu metode, urea cair
diperkenalkan ke atas fluidized bed dengan katalis untuk reaksi. Gas amonia panas juga
hadir untuk fluidize bed dan menghambat deammonization. Limbah kemudian
didinginkan. Amonia dan karbon dioksida di gas keluaran dipisahkan dari slurry yang
mengandung melamin. slurry lebih lanjut yang terkonsentrasi dan mengkristal untuk
menghasilkan melamin.
Sintesis Resin Melamin
1. Cara produksi :
Karena melamin mempunyai 3 gugus amino, maka 6 mol formaldehid dapat bereaksi
dengan 1 mol melamin, tetapi pada umumnya 3 - 5 mol formaldehid digunakan untuk
membuat resin. Bahan bereaksi secara termal dengan katalis. Untuk membuat bahan
cetakan, 6gram (1 mol) melamin direaksikan dengan 243 g formalin 37% (3 mol
sebagai formaldehid) diatur sampai pH 8 - 9 dengan larutan natrium karbonat dalam air.
Setelah 60 - 90 menit bahan dipindahkan ke alat penekan, dicampur dengan 55 - 85 g
pulp 30 - 40%, pengeras 0.05 - 1% (bahan asam lemah seperti ftalat anhidrid atau
garamnya) dan 0.5 - 2% bahan pewarna. Berbagai bahan dapat dibuat dengan
kondensasi yang sesuai untuk memenuhi kegunaan yang bersangkutan, seperti perekat,
119
Pengetahuan Bahan Teknik
Pelapis hiasan: Untuk pelapis hiasan didapatkan hasil yang baik dalam warna, kilap
dan desain. Penerapannya luas karena unggul dalam ketahanan abrasi, ketahanan
bakar, ketahanan pelarut, ketahanan kimia, dsb. Lembaran pelapis banyak digunakan
sebagai komponen teknik.
Barang-barang kebutuhan rumah tangga, contoh: piring, mangkok dan sendok dari
melamin: Barang - barang cetakan dari resin melamin dapat diwarnai secara bebas.
Karena unggul dalam ketahan air (khususnya tahan terhadap air mendidih),
ketahanan panas, ketahanan terhadap isolasi listrik, ketahanan busur listrik, bahan
ini kegunaannya luas. Peggunaan utama adalah untuk alat - alat makan meskipun
tidak sukup anti penodaan (mudah dinoadai oleh kopi, lipstik, dsb), bagian - bagian
komponen listrik dan mekanik.
Sebagai perekat: Sebagai perekat banyak digunakan untuk kayu lapis, pengerjaan
kayu, dsb. karena kelekatannya sangat tahan air dan tahan terhadapa proses penuaan.
Karena mudah menyebabkan keretakan pada pelapisan dan kelekatannya terhadap
logam tak selalu menguntungkan, maka bahan dicampur sehingga terjadi resin alkid,
resin akrilik, resin epoksi atau dimodifikasi dengannya bila digunakan sebagai
bahan cat. Bahan tersebut terutama digunakan sebagai cat bakar untuk mobil,
komponen listrik dan komponen kereta api.
Sebagai konstituen utama tekanan tinggi laminasi, seperti formika dan Arborite, dan
laminate flooring. Resin melamin-panel dinding keramik juga dapat digunakan
sebagai papan tulis. Melamin resin digunakan dalam konstruksi serupa formika dan
produk yang dibuat dari bahan komposit. Formika dibuat menggunakan melamin
resin, yang digunakan untuk melapisi serat di lapisan atas produk konstruksi.
Melamin resin membuat hasil akhir tahan panas, sehingga benda-benda panas dapat
diatur di atas meja tanpa perhatian. Permukaan material dirancang untuk dapat
dengan mudah dihapus dan dibersihkan, menciptakan produk rumah tangga awet.
Resin melamin kerap digunakan untuk merendam kertas hias yang secara langsung
dilaminasi ke papan partikel
komersial filter.
120
Pengetahuan Bahan Teknik
Sifat racun dari formaldehid dapat muncul bila resin melamin mengalami
depolimerisasi, misalnya karena paparan panas, sinar ultraviolet, gesekan dan
tergerusnya permukaan melamin hingga partikel formaldehid terlepas. Formaldehid
ini tidak berasa sehingga pemaparannnya tidak akan terasa dalam jangka pendek.
Menghirup uap atau abu produk dapat mengakibatkan iritasi pada hidung,
kerongkongan dan sistem pernapasan.
Produk yang termakan dapat mengiritasi lambung dan dapat menyebabkan mual
serta muntah.
Iritasi pada kulit dapat menyebabkan kulit kemerahan dan penyakit gatal-gatal.
Kontak pada mata dapat menyebabkan mata berair, pedih, penglihatan menjadi
kabur, dan mata merah.
Pemaparan pada tubuh secara berkepanjangan dapat menyebabkan gagal ginjal,
berbagai jenis kanker, serta gangguan sistem imun.
Resin melamin yang dibuang begitu saja ke badan sungai dapat menyebabkan
penyumbatan aliran sungai, sehingga dapat berdampak pada kualtas eir sungai serta
dapat menyebabkan banjir di musim penghuan.
Membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan pencemaran tanah dan dapat
merembes ke aliran air tanah serta mencemarinya.
121
Pengetahuan Bahan Teknik
sadar. Bersihkan mulut korban dengan air. Jika tercemar melalui kulit, cuci dengan
sabun dan air.
Ganti pakaian yang telah terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali. Jika
terjadi kontak dengan mata,cuci dengan air keran yang mengalir. Hati-hati jangan
sampai mata yang tidak terpapar menjadi terpapar karena membilas dengan air yang
terkontaminasi.
Untuk menghindari pencemaran lingkungan, sebaiknya lakukan recycle pada barangbarang bekas yang terbuat dari resin melamin. Misalnya dengan mengolahnya menjadi
hiasan atu pernak-pernik dan dapat juga di bentuk menjadi peralatan rumah tangga lain
yang memiliki daya guna serta nilai estetika yang tinggi.
Mengingat sifat resin melamin yang keras namun mudah untuk dicetak serta mudah
diwarnai. Selain itu jangan membuang sampah sembarangan ke sungai karena selain
dapat mencemari badan air juga dapat menyebabkan penyumbatan aliran sungai yang
berimbas pada terjadinya banjir ketika hujan besar dating.
Resin epoksi bereaksi dengan pengeras dan menjadi unggul dalam kekuatan mekanik
dan ketahanan kimia. Sifatnya bervariasi bergantung pada jenis, kondisi dan
pencampuran dengan pengerasnya. Banyaknya campuran dihitung dari ekivalen epoksi
(banyaknya resin yang mengandung 1 mol gugus epoksi dalam gram)
Pengeras
Penggunaan
Keterangan
Temperatur
deformasi
panas (oC)
120
Karakteristik
temperature
Waktu
Dietilen triamin
-115
100
0,5
Penempelan,
pelapisan,
pengecoran,
pengecatan
Trietilen triamin
-100
1000,5
Penempelan,
pelapisan,
pengecoran,
pengecatan
120
Sedikit
kurang
dalam
listriknya.
Agak getas
Dietilaminopropilamin
65-115
4-1
Penempelan,
pelapisan,
pengecoran,
85
m-fenilen diamin
120-150
3-1
Penempelan,
150
Sifat
listriknya
baik
pada
temperature
kamar.
Ketahanan
dingin yang
baik
Tahanan
Sedikit
kurang
dalam
listriknya.
Agak getas
Sangat
reaktif dan
higroskopik.
Sukar
diproses
bersifat
racun
Sangat
reaktif dan
higroskopik
tapi kurang
bersifat
racun
Agak lemah
dalam
reaksi,
mudah
diolah
Cenderung
123
Pengetahuan Bahan Teknik
pelapisan,
pengecoran
Diaminodifenil
Sulfon
110-120
4-2
Penempelan,
pelapisan,
pengecoran
160
0,5
Pelapisan
BF3-monoetilamin
110-200
3-1
Penempelan,
pelapisan,
pengecoran
170
Poliamid
60-150
3-0,5
Penempelan,
pelapisan,
pengecoran,
pengecatan
150
Pelapisan
dan
pengecoran
140
Disiandiamid
Anhidrida ftalat
175
panas yang
baik.
Baik
sifat listrik
dan
mekaniknya
pada
temperature
tinggi
Tahanan
panas yang
baik.
Baik
sifat listrik
dan
mekaniknya
pada
temperature
tinggi
Sifat
listriknya
baik. Cukup
sifat
mekaniknya
pada 100oC
atau lebih
Baik
sifat
panas
dan
sifat
ketahanan
zat kimianya
Cukup baik
sifat
listriknya
Baik
sifat
listriknya
menjadi
hitam
setelah
dikeraskan
Curing agak
lambat
Hanya
dipakai
untuk
pelapisan
kering
(pengeras
laten)
Pengeras
laten
Sifat
mekaniknya
dapat
berubah
setelah
pengerasan
oleh
perbandnga
n campuran
poliamid
Murah,
terjadi
sublimasi
:
:
124
Pengetahuan Bahan Teknik
Specific gravity
(EEW)
Epoxy equivalent
:
:
:
1.16~1.18 /20
185~195
1000ppm
Sebagaimana jenis plastik lain, kebanyakan plastik adalah isolator listrik dan konduktor
panas yang buruk. Kelekatannya terhadap bahan lain baik sekali. Pada proses
pengawetan tidak dihasilkan produk tambahan seperti air dan penyusutan volume
kurang.
Sifat kimia
Sebagaimana umumnya plastik juga, secara kimia plastik termasuk inert. Dalam jangka
lama, sinar ultraviolet mempengaruhi struktur kimia plastik. Sangat tahan terhadap zat
kimia dan stabil terhadap banyak asam kecuali asam pengoksid yang kuat dan asam
alifatik rendah, alkali dan garam. Karena tak diserang oleh hampir semua pelarut, bahan
ini baik digunakan sebagai bahan yang non-korosif.
Sifat mekanik
Dalam bentuk asli epoksi resin keras dan getas. Tetapi dalam penggunaan, plastik
hampir selalu mengandung bahan campuran lain untuk menyesuaikan sifat mekaniknya.
Sifat mekanik sangat banyak dimodifikasi sifatnya. Baik dari sisi kekuatan, kekenyalan,
keuletan, sampai ke arah sobekan.
3. Penggunaan Resin Epoksi
1. Perekat
Resin epoxy ini digunakan sebagai adhesive . Karena tingkat kelengketannya sangat
tinggi maka digunakan dalam konstruksi pesawat terbang, automobiles,sepeda,
perahu,golf, ski, snowboard dan aplikasi lainnya dimana membutuhkan kekuatan yang
tinggi. Perekat epoksi adalah perekat yang luar biasa untuk kayu, logam, kaca, batu, dan
beberapa plastik.. Epoxy dapat dibuat fleksibel atau kaku, transparan atau buram /
warna, cepat atau sangat lambat menetapkan pengaturan. Epoxy adhesives are almost
unmatched in heat and chemical resistance among common adhesives. Perekat epoxy
hampir tak tertandingi di panas dan kimia perekat di kalangan perlawanan. In general,
epoxy adhesives cured with heat will be more heat- and chemical-resistant than those
cured at room temperature. Secara umum, perekat epoksi disembuhkan dengan panas
akan menjadi lebih panas dan tahan kimia daripada sembuh pada suhu kamar. The
strength of epoxy adhesives is degraded at temperatures above 350 F (177 C).
Kekuatan perekat epoksi yang terdegradasi pada suhu di atas 350 F (177 C).
125
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB XIII
POLIMER TERMOPLASTIS
13.1 Pendahuluan
Saat ini pengunaan plastik di berbagai aspek kehidupan dari hari ke hari semakin
meningkat seiring bertambahnya produk-produk yang terbuat dari plastik. Dari berbagai
jenis plastik yang berada dipasaran, ada beberapa macam jenis plastik yang sudah
mendapat nomor kode identifikasi resin sebagai tanda bahwa plastik tersebut telah
mendapat lisensi untuk dapat dimanfaatkan secara luas bagi manusia pada umumnya.
Salah satu plastik yang sering digunakan adalah yang terbuat dari bahan dasar
polipropilen. Ditinjau dari sifat fisik, kimia, mekanis, termal dan listrik, polipropilen
memiliki keunggulan dan lebih aman dipakai.
Polipropilen sering digunakan untuk wadah makanan, Titik leleh polipropilen sangat
tinggi dibandingkan dengan plastik lainnya, pada 320 F (160 C), yang berarti bahwa
air panas yang digunakan saat mencuci piring tidak akan menyebabkan polipropilen
dishware melengkung. Ini berbeda dengan polietilen, untuk wadah plastik yang
memiliki titik lebur yang jauh lebih rendah.
Polipropilen juga sangat mudah ditambahkan zat pewarna kedalam produk polipropilen
dan sering digunakan sebagai serat karpet kasar dan tahan lama, seperti karpet .Tidak
seperti nilon, polipropilen sering digunakan sebagai serat untuk karpet kasar,
polipropilen tidak menyerap air.
1. Definisi Polipropilen
Polipropilen adalah polimer termoplastik yang berstuktur linier C 3H6 berdasarkan
monomer CnH2n. polimer diproduksi oleh industri kimia yang penggunaanya banyak
dimanfaatkan di kehidupan sehai-hari.
127
Pengetahuan Bahan Teknik
128
Pengetahuan Bahan Teknik
Polipropilen dalam pemanfaatannya sering ditambahkan zat aditif untuk menambah atau
mengurangi sifat-sifat yang dimilki oleh polypropylene sesuai dengan produk yang
ingin dihasilkan.
Penambahan zat aditif itu antara lain:
1. Pigmen
2. Karbon hitam. Penggunaan karbon hitam ini ditujukan untuk memberikan
perlindungan dari paparan sinar UV.
3. Karet
4. Antioksidan, ini ditambahkan untuk mencegah degradasi polimer
5. UV stabilizer
3. Sifat-Sifat Polipropilen
Polypropylen memiliki sifat-sifat yang khas dibandingkan dengan jenis plastik lainnya
yang mebuat produk dari bahan polypropylene lebih unggul
Tabel 13.1 Sifat Polypropilen-Sifat
ASTM or UL
Property
test
PHYSICAL
D792
Specific gravity
Unmodified
resin
0.905
129
Pengetahuan Bahan Teknik
D792
D570
MECHANICAL
D638
Tensile strength (psi)
5,000
D638
Elongation (%)
10-20
D638
Tensile modulus (10~5 psi)
1.6
D790
Flexural modulus (10~5 psi)
1.7-2.5
D256
Impact strength, izod (ft-lb/in. of notch)
0.5-2.2
D785
Hardness, Rockwell R
80-110
THERMAL
Thermal conductivity (10~4 cal-cm/secC177
2.8
cm~2-C)
Coefficient of thermal expansion (10~5
D696
3.2-5.7
in./in.-F)
Deflection
temperature
(F)
D648
At
264
psi 125-140
At 66 psi
200-250
UL94
Flammability rating
HB
ELECTRICAL
Dielectric strength (V/mil) short time, 1/8D149
500-660
in. thick
D150
Dielectric constant At 1kHz
2.2-2.6
D150
Dissipation factor At 1kHz
0.0005-0.0018
Volume resistivity (ohm-cm) At 73F, 50%
D257
10~17
RH
D495
Arc resistance(s)
160
4. Pembuatan Polipropilen
Ada beberapa macam cara pembuatan polipropilen. Salah satunya yang sering
digunakan secara komersial polipropilen adalah dibuat dengan menggunakan katalis
Ziegler-Natta, yang memproduksi sebagian besar isotactic polipropilen. Dengan metil
secara konsisten di satu sisi, molekul-molekul seperti coil cenderung menjadi bentuk
heliks; heliks ini kemudian berbaris di samping satu sama lain untuk membentuk kristal
yang memberikan polipropilen banyak digunakan secara komersil. Namun tidak seperti
pada polietilen, polipropilen tidak dapat dibuat oleh polimerisasi radikal karena
reaktivitas yang lebih tinggi dari allylic hidrogen (yang mengarah ke dimerization)
selama polimerisasi.
5. Penggunaan Polipropilen
130
Pengetahuan Bahan Teknik
Polipropilen tidak begitu kuat seperti polietilen, tetapi memiliki manfaat yang membuat
polipropilen menjadi pilihan yang lebih baik dalam beberapa situasi. Salah satunya
adalah menciptakan situasi engsel dari plastik, seperti tutup plastik cangkir. Seiring
berjalannya waktu, plastik mengalami kelelahan dari stres yang berulang-ulang ketika
dibuka dan ditutup dan akhirnya akan pecah. Polipropilen sangat resisten terhadap stres
semacam ini, oleh karena itu polipropilen adalah plastik yang paling sering digunakan
untuk kelopak dan topi yang memerlukan mekanisme buka-tutup. Polipropilen juga
dapat dibuat menjadi botol sekali pakai berisi cairan, bubuk atau produk konsumen yang
serupa, meskipun HDPE dan polietilen tereftalat biasanya juga digunakan untuk
membuat botol. Ember plastik, mobil baterai, keranjang sampah, kontainer pendingin,
piring dan kendi sering terbuat dari polipropilen atau HDPE, yang keduanya umumnya
memiliki penampilan dan sifat yang saling menyerupai.
Polipropilen adalah polimer utama yang digunakan dalam produk non-woven dengan
lebih dari 50% yang digunakan. Biasa dipakai untuk popok atau produk saniter yang
berguna untuk menyerap air (hidrofilik). Polipropilen hidrofilik juga sangat ideal untuk
menyerap tumpahan minyak yang mengambang dilaut ketika terjadi kebocoran.
Aplikasi umum untuk polipropilen adalah berorientasi pada Biaxially polipropilen
(BOPP). Lembaran BOPP ini digunakan untuk membuat berbagai bahan termasuk tas,
kemasan yang sangat baik untuk artistik dan produk eceran. Polipropilen juga sangat
colorfast atau tidak mudah luntur.sehingga digunakan dalam pembuatan karpet dan tikar
untuk digunakan di rumah.
Polipropilen juga digunakan dalam cuaca hangat-perlengkapan seperti penyerap
beberapa pakaian, yang dapat dengan mudah mentransportasikan keringat dari
kulit. Meskipun pakaian polipropilen tidak mudah terbakar, mereka dapat meleleh, yang
dapat mengakibatkan luka bakar jika terkena ledakan atau kebakaran jenis apapun. Serta
karena sifatnya yang ringan dan mampu mengambang dipermukaan air, polypropylene
digunakan sebagai tali.
Polipropilen digunakan sebagai alternatif polivinil khlorida (PVC) sebagai isolasi untuk
kabel listrik untuk kabel LSZH ventilasi rendah lingkungan, terutama terowongan. Ini
karena polipropilen mengeluarkan lebih sedikit asap dan bersifat halogen tak beracun,
yang dapat menyebabkan produksi asam dalam kondisi temperatur tinggi. Polipropilen
ini paling sering digunakan untuk moldings plastik di mana. PP cair disuntikkan ke
dalam cetakan membentuk bentuk yang kompleks dengan biaya yang relatif rendah.
Akhir-akhir ini telah diproduksi juga PP dalam bentuk lembaran dan telah banyak
digunakan untuk produksi stasioner folder, kemasan dan kotak penyimpanan. Rentang
warna yang lebar, keawetan dan ketahanan terhadap kotoran membuatnya ideal sebagai
pelindung untuk kertas dan bahan lainnya.
131
Pengetahuan Bahan Teknik
13.2 Polikarbonat
132
Pengetahuan Bahan Teknik
Polikarbonat
Mempertimbangkan unsure C 1-synthon polikarbonat dapat dibagi menjadi poli
aromatik karbonat dan poli alifatik karbonat . The latter are a product of the reaction
of . The working systems are based on as organic, chelating as the metal centres.
Sistem kerja berdasarkan porphyrins, alkoxides, carboxylates, salens dan ] Poly (alifatik
karbonat)
menunjukkan penampilkan karakteristik, memiliki yang lebih baik
biodegradability daripada yang aromatik dan dapat digunakan untuk mengembangkan
polimer khusus lainnya.
The most common type of polycarbonate plastic is made from , though bulletresistant would be more accurate.Jenis yang paling umum dari plastik polikarbonat
dibuat dari bisphenol A (BPA). The characteristics of polycarbonate are quite like those
of ), but polycarbonate is stronger, usable in a larger temperature range and more
expensive.Ciri polikarbonat seperti polimetil metakrilat (PMMA; akrilik), tetapi
polikarbonat lebih kuat, dapat digunakan dalam rentang temperatur yang lebih besar dan
lebih mahal. This polymer is highly and has better light transmission characteristics
than many kinds of is a specific polycarbonate material although it is usually
referred to as CR-39 plastic with good optical and mechanical properties, frequently
used for eyeglass lenses.
Polimer ini sangat transparan dan tembus cahaya dan memiliki karakteristik transmisi
cahaya yang lebih baik daripada jenis kaca. CR-39 adalah bahan polikarbonat tertentu
biasanya disebut sebagai CR-39 plastik yang merupakan bahan untuk optik dengan sifat
mekanik baik ,sering digunakan untuk kacamata lensa.
Polikarbonat lebih banyak dikenal sebagai penutup atap. Sebenarnya ada banyak
kegunaan bahan yang kuat dan tahan panas ini. Mungkin anda sudah sering melihat
penutup atap pergola yang terbuat dari bahan semitransparan berwarna-warni.
Resin polikarbonat mempunyai daya tahan terhadap bahan-bahan kimia,tahan panas,
tahan benturan dan cuaca. Termoplastik ini digunakan untuk membuat bermacammacam komponen pesawat terbang, mobil dan mesin-mesin dagang, dan juga banyak
digunakan untuk alat-alat listrik dan elektronika..
Sintesis polikarbonat
133
Pengetahuan Bahan Teknik
Polikarbonat dapat disintesis dari bisphenol A dan phosgene (karbonil dichloride, COCl 2
Langkah pertama dalam sintesis polikarbonat dari bisphenol A adalah perlakuan
terhadap bisphenol A dengan natrium hidroksida
Deprotonasi oksigen yang bereaksi dengan phosgene melalui adisi karbonil untuk
menciptakan sebuah tetrahedral intermediet,dan oksigen yang bermuatan negatif
digantikan ion klorida (Cl - ) untuk membentuk sebuah khloroformat bisfenol A.
134
Pengetahuan Bahan Teknik
Karakteristik
Densitas = 1,2-1,22 g/cm3
Index Bias = 1,584
Kesetimbangan Absorpsi Air = 0,16-0,35 %
Titik Leleh = 265 - 267oC
Titik lebur: 310 F
Kekuatan tarik 9,000 psi
Heat capacity = 1.2-1.3 kJ/kgK
Konduktivitas suhu(23) C = 0.19-0.22 W/(mK)
Karakteristik ini membuat polikarbonat cocok untuk banyak aplikas antara lain:
135
Pengetahuan Bahan Teknik
1. Pengolahan
There are two dominant processes involved in making products from polycarbonate:
Ada dua proses dominan yang terlibat dalam membuat produk dari polikarbonat:
136
Pengetahuan Bahan Teknik
137
Pengetahuan Bahan Teknik
BAB XIV
POLIMER ALAM (KARET)
138
Pengetahuan Bahan Teknik
2. Penggunaan
Bahan ini digunakan secara luas untuk ban mobil, pengemas karet, penutup isolasi
listrik, sol sepatu dan lain-lainnya.
3. Turunan dari karet alam
a. Ebonit
Ebonit adalah karet kaku yang dibuat dari karet ala m yang ditambah dengan belerang
(30-40%), kemudian dipanaskan agar terjadi ikatan silang antara molekul dengan
belerang. Terbentuklah bahan seperti resin yang kaku dan hitam. Bahan ini digunakan
secara luas sebagai komponen dari alat listrik atau untuk industry kimia, tetapi sekarang
kebanyakan dari bahan tersebut dapat diganti oleh resin sintetik yang baru.
b. Karet Hidroklorida
Untuk membuat karet hidroklorida, karet mentah diperlukan dengan asam hidroklorida.
Karena tahanannya besar terhadap asam, alkali dan minyak, maka bahan ini digunakan
untuk film pembungkus dengan sifat tahan air, ketahanan minyak, dan ketahanan
kelembaban.
Karet Sintetis.
14.2 Karet Butadien.
1. Kopolimer stiren butadiene (SBR)
Karet SBR adalah bahan kenyal yang dibuat secara kopolimerisasi butadiene dan stiren.
Sifatnya bervariasi, bergantung pada perbandingan mol kedua bahan tersebut. Secara
umum campuran terdiri dari 5- 6 mol butadiene dan 1mol stiren. Bila stiren melebihi 50
% , kekenyalannya akan hilang dan bahan menjadi kaku. Unsur belerang (S) digunakan
sebagai zat vulkanisasi untuk membuat jaringan tiga dimensi.
a. Sifat-sifat.
Bahan SBR tak berwarna dan tembus cahaya. Berat jenisnya 0,92. Mempunyai sifat
mekanik tahan abrasi pada temperatur rendah dan temperatur tinggi dibandingkan
139
Pengetahuan Bahan Teknik
dengan karet alam. Bahan ini umumnya digunakan pada temperatur 30 - 150C. Tahan
terhadap minyak, tetapi mudah larut dalam hidrokarbon aromatic dan pelarut
terklorinasi.
b. Penggunaan.
Karet SBR digunakan lebih banyak dari pada karet alam, antara lain untuk pengemas
tahan panas, ban mobil, belt conveyer, kabel frekuensi tinggi, dan kabel yang tahan
panas dan dingin dan sol sepatu.
2. Karet nitril (Butadien akrilonitril ,BUN , NBR)
Butadien dan alkrilonitril dikopolimerisasi menurut perbandingan yang bervriasi
sehingga mempunyai sifat berbeda. Jika akrilonitril bertambah bahan bertambah
kaku ,kekenyalannya makin tinggi dan perpanjangannya makin rendah.
a. Sifat-sifat
Bahan berwarna kecoklatan dan transparan. Densitasnya 0,92; ketahanan abrasinya
baik. Tahan pada suhu rendah dan akan rapuh pada suhu sekitar 30C. Bersifat gugus
polar maka zat ini akan larut dalam pelarut polar tetapi tidak larut dalam pelarut
nonpolar dan bensin. Mempunyai sifat listrik lebih unggul dari pada karet alam.
b. Penggunaan
Bahan ini digunakan untuk selang yang tahan minyak, ban, dan sepatu. Dengan
penambahan beberapa bahan penghantar listrik, dapat dibuat karet yang dapat
menghantarkan listrik dan juga yang dapat digunakan untuk perekat. Pencampuran
dengan resin fenol meningkatkan kekuatan impaknya.
14.3 Karet Polisulfida (Tiokol)
Tiokol dibuat secara kondensasi pada reaksi polihalida dan alkali polisulfida. Reaksi
kondensasi sebagai berikut :
Cl CH2CH2Cl + Na2S4 ----- CH2 CH2S S -S S
Tiokol A
Etan diklorida
Bahan tiokol merupakan benda kenyal seperti karet, dengan masa jenis 1,5 1,6.
Mempunyai sifat tahan terhadap minyak, cuaca dan ozon. Tetapi kurang baik untuk
kekuatan tariknya dan kekenyalannya.
14.4. Karet Etilen Propilen.
140
Pengetahuan Bahan Teknik
Bahan ini merupakan kopolimer etilen dan propilen, dengan kadar etilennya 40 -70 %,
mempunyai sifat tahan terhadap ozon, cuaca panas, tegangan listrik dan uap.
BAB XV
BAHAN GELAS, REFRAKTORI, INTAN DAN GRAFIT
141
Pengetahuan Bahan Teknik
142
Pengetahuan Bahan Teknik
Bahan Intan
Intan adalah yang secara merupakan bentuk, atau, dari. Dalam hal ini karbon
mempunyai allotrop arang, grafit dan intan, walaupun ketiganya berasal dari karbon
namun mempunyai karakteristik yang jauh berbeda. Yang membedakan diantara
ketiganya adalah susunan atom di dalamnya. Intan mempunyai sifat yang sangat keras
karena terdiri dari susunan atom yang kokoh berbentuk tetrahedral.
143
Pengetahuan Bahan Teknik
Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa, terutama faktor
kekerasannya dan kemampuannya . Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan
dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia.
Intan terutama ditambang di tengah dan selatan, walaupun kandungan intan yang
signifikan juga telah ditemukan di, (26.000 kg) intan ditambang setiap tahun, yang
berjumlah kira-kira $9 milyar dolar Amerika. Selain itu, hampir empat kali berat intan
dibuat di sebagai (synthetic diamond).
Karbon memiliki susunan elektronik 2,4. Pada intan, tiap atom karbon berbagi elektron
dengan empat atom karbon yang lain membentuk empat ikatan tunggal.
144
Pengetahuan Bahan Teknik
Pada diagram beberapa atom karbon terlihat hanya membentuk dua ikatan (atau bahkan
satu ikatan), tetapi hal ini bukanlah kasus yang sebernarnya. Struktur tersebut
merupakan struktur kovalen raksasa yang mana struktur tersebut terus berlanjut pada
struktur tiga dimensi. Struktur ini bukan sebuah molekul, karena jumlah atom yang
pada intan yang sebenarnya sangatlah bervariasi tergantung pada ukuran kristal.
Bahan Grafit
Grafit, sebagaimana berlian, adalah bentuk alotropik karbon, karena kedua senyawa ini
mirip namun struktur atom mempengaruhi sifat kimia dan fisika. Grafit terdiri atas
lapisan atom karbon, yang dapat menggelincir dengan mudah. Artinya, grafit amat
lembut, dan dapat digunakan sebagai pelumas, untuk membuat peralatan mekanis
bekerja lebih lancar. Grafit sekarang umum digunakan sebagai "timbal" pada pensil.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya berkomposisi karbon, yang
membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal sangat keras, langka, dan transparan,
sedangkan grafit agak lunak, mudah ditemukan, dan opak.
145
Pengetahuan Bahan Teknik
A. Struktur Grafit
a. Struktur kovalen raksasa dari grafit
Grafit memiliki struktur lapisan (layer structure) yang sedikit sulit untuk digambarkan
secara meyakinkan pada bentuk tiga dimensi. Diagram dibawah ini menunjukkan
susunan atom pada tiap lapisan, dan cara lapisan menempati ruang
Tiap atom karbon menggunakan tiga elektron yang dimilikinya untuk membentuk
ikatan yang sederhana pada tiga atom karbon tetangga terdekatnya. Keadaan seperti ini
membiarkan elektron keempat berada pada tingkat ikatan. "Cadangan" elektron pada
tiap atom karbon tersebut menjadi terdelokalisasi pada seluruh bagian lembaran atom
pada satu lapisan. Cadangan elektron tersebut tidak berhubungan secara langsung
dengan pasangan atom tertentu, tetapi elektron tersebut bebas mengembara melintasi
seluruh bagian lembaran atom. Sesuatu hal yang penting bahwa elektron yang
terdelokalisasi tersebut bebas bergerak ke bagian mana saja pada lembaran atom, tiap
elektron tidak terpaku pada atom karbon tertentu. Keadaan ini, bagaimanapun, tidak
terjadi kontak secara langsung antara elektron yang terdelokalisasi pada suatu lembaran
atom tertentu dengan elektron yang lain pada lembaran atom tetangganya.
Atom-atom yang terletak pada suatu lembaran berikatan satu sama lain melalui ikatan
kovalen yang kuat lebih kuat, pada faktanya, dibandingkan dengan ikatan pada intan
karena adanya tambahan kekuatan ikatan yang disebabkan oleh elektron yang
terdelokalisasi.
146
Pengetahuan Bahan Teknik
Sifat-Sifat Kimia
Gelas sangat mudah rusak oleh lelehan alkali, alkali karbonat, (pH10), , fluorida, dan
agak mudah rusak oleh basa panas dengan pH 7 10, serta panas asam anorganik yang
mengandung air, misalnya HCl 30%. Pengolahan dan penggunaan: Gelas dapat
dibentuk dengan cara memanaskannya lagi (peniupan kaca). Selain itu gelas dapat
digerinda dingin, dibor, dipotong, direkat, diperkuat (dengan plastik/serat gelas) dan
bisa diberi tegangan (kaca pengaman) dengan pengerjaan panas.Penggunaan: Gelas
digunakan sebagai bahan bila dibutuhkan peralatan yang tembus pandang dan
mempunyai ketahanan kimia yang tinggi. Contohnya pipa, kaca pengintip, organ
penyekat, bejana kecil dalam operasi, botol keranjang, botol kecil, alat penukar panas,
pompa,siklon, filter sinter, dan alat laboratorium. Secara khusus, gelas dapat digunakan
sebagai kaca pengaman, bahan isolasi, kaca optik (misalnya untuk filter), kaca jendela,
dan cermin.Keamanan: Botol biasa dan botol keranjang tidak holeh diberi beban
tekanan. Bila tidak ada petunjuk kerja intern maka petunjuk kerja yang dikeluarkan oleh
perusahaan pembuat gelas kimia harus diberlakukan.
Sifat-Sifat Fisik Gelas
Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infra merah,
tetapi tidak oleh sinar ultraviolet. Gelas yang mengandung Pb tidak dapat dilewati oleh
sinar Rontgen. Pemanasan akan menyebabkan pemuaian gelas yang besarnya sangat
berbeda satu sama lain (tergantung koefisien pemuaian). Bila pemanasan atau
pendinginan berlangsung terlalu cepat atau terkonsentrasi pada satu titik, akan terjadi
tegangan. Karena gelas bersifat rapuh, tegangan tersebut dapat menimbulkan retakan.
Bahan aditif khusus seperti boron oksida dapat membuat gelas kimia lebih tahan
terhadap bahan kimia dan perubahan temperatur. Kuarsa memiliki sifat tennis yang
lebih baik karena koefisien pemuaiannya sangat kecil.Gelas merupakan isolator listrik
yang baik dan penghantar panas yang buruk (terutama glass wool). Gelas kimia akan
berubah sifatnya setelah digunakan bertahun-tahun atau dalam waktu yang lebih singkat
lagi bila dipakai untuk temperatur yang lebih dari 150oC. Perubahan ini dimulai dengan
teradinya kristalisasi pada beberapa tempat dan akhimya pada seluruh tempat. Dengan
demikian, gelas menjadi lebih rapuh dan tidak dapat digunakan.
A. Proses Pembuatan Gelas
Bahan baku pembuatan gelas
Pada dasarnya, bahan baku pembuatan gelas terdiri atas 3 jenis yang masing-masing
memiliki peranan pada kualitas dan hasil akhir dari produk gelas secara keseluruhan.
Ketiga bagian tersebut yaitu :
1. Bahan pembentuk gelas.
Bahan baku jenis ini terdiri dari :
147
Pengetahuan Bahan Teknik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang
diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.
2. Bahan stabiliser, merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam
air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat
di atmosfer.
Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah :
a. kalsium karbonat, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air.
b. barium karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
c. timbal oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki
indeks bias yang tinggi.
d. seng oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki
sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
e. aluminium oksida, meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik, dan ketahahan
terhadap bahan kimia.
3. Komponen sekunder, di antaranya adalah :
a. Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat
pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent
pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida
(As2O3).
b. Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya
diakibatkan oleh kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan
baku. Bahan penghilang warna yang digunakan adalah mangan dioksida
(MnO2), logam selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).
c. Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan
warna yang dikehendaki.
d. Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2),
kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng phospat
(Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat (Ca3(PO4)2).
148
Pengetahuan Bahan Teknik
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
CaO.bSiO2 + CO2
(6)
(7)
(8)
Reaksi utama
aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO
(9)
leburan kaca
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran b sekitar 2 ton atau lebih rendah. Pot
terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau platina.
Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata refraktori
(bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton cairan gelas yang
membentuk kolam di jantung furnace.
149
Pengetahuan Bahan Teknik
3. Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang berfungsi
untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan.
Ada beberapa jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
a. Proses Fourcault.
Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah bagian yang dinamakan
"debiteuse". Bagian ini terapung di permukaan kaca cair dengan celah sesuai dengan
ketebalan kaca