BAB V
METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY)
5.1 Pendahuluan
(6) Pengontrolan dimensi / ukuran hasil produk PM dapat lebih presisi dengan
toleransi kira-kira 0,13 mm. Hal ini tidak mungkin dilakukan dengan teknik
pengecoran.
(7) Produksi PM dapat dilakukan secara otomatis sehingga dapat lebih ekonomis.
83
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
Proses PM terutama dilakukan terhadap besi cor, baja dan aluminium dan dalam
jumlah kecil dilakukan terhadap tembaga, nikel dan logam-logam refractaire seperti
molibden dan wolfram. Proses PM dapat juga diterapkan terhadap karbida logam
seperti karbida wolfram WC. WC ini termasuk jenis keramik dan banyak bahan-
bahan keramik lainnya yang diproduksi dengan cara PM.
84
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
0,6
PS
MC
Cara screen mesh ini dibatasi sampai mesh count 400 mengingat kesulitan untuk
membuat screen mesh dengan nomor yang semakin besar. Untuk memperoleh
serbuk yang lebih halus lagi dilakukan dengan teknik mikroskopi dan teknik X-ray.
85
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
Secara umum harga A/V dapat diungkapkan (untuk bentuk bola dan bentuk non-
bola) dengan persamaan :
A Ks A.D
atau Ks
V D V
dengan Ks merupakan faktor bentuk. (Ks = 6 untuk bola dan Ks > 6 untuk non bola).
Gambar 5.5 Salah satu cara menentukan koefisien gesek antar partikel
86
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
Cara umum untuk mengetahui kemampuan alir dari serbuk adalah: mengukur
waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk tertentu untuk keluar dari suatu funnel
standard. Bila dihasilkan waktu yang lebih singkat, berarti serbuk dapat mengalir
lebih mudah dan koefisien geseknya lebih rendah. Untuk mengurangi koefisien
gesek dan mempermudah terjadinya aliran serbuk selama proses compacting, maka
dapat ditambahkan bahan pelumas dengan jumlah relatif kecil.
Elektrolisa: Zat yang mengandung serbuk dijadikan sebagai anoda. Anoda akan
terlarut (pada tegangan tertentu) dan memindahkannya ke larutan elektrolit dan
selanjutnya akan timbul endapan (deposit) pada katoda. Endapan ini dilepas,
dicuci dan dikeringkan dan selanjutnya menghasilkan serbuk logam dengan
tingkat kemurnian tinggi. Metode ini dapat diterapkan untuk menghasilkan
serbuk Be, Cu, Fe, Ag (silver), Ta (tantalum) dan Ti (titan).
87
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
88
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
mencampur beberapa logam dalam satu paduan (alloy) yang sulit atau tidak
mungkin dilakukan dengan cara-cara lainnya.
Blending dan mixing ini ditempuh dengan cara mekanis seperti terluhat pada
Gambar 5.7, Beberapa di antaranya adalah
(1) Rotating drum,
(2) Rotating double cone,
(3) Agitation screw mixer,
4) Stirring blade mixer
Selama proses blending dan atau mixing perlu ditambahkan bahan aditif (additives)
seperti:
(1) lubricants; yang mengandung unsur Zn, Al dan sejumlah kecil zat yang dapat
menurunkan koefisien gesek antara serbuk dan dinding cetakan (die) selama
proses compacting,
(2) binders; dibutuhkan dalam beberapa kasus untuk dapat mencapai kekuatan
yang cukup selama proses compacting (dalam hal ini pada bagian-bagian
yang tidak mendapat sintering secara sempurna),
(3) defloculants; untuk mendapatkan aglomeration serbuk agar diperoleh
kemampuan alir yang lebih baik selama feeding.
5.3.3 Compaction
Dalam proses compacting, serbuk ditekan (dipres) dengan tekanan cukup
tinggi sesuai bentuk yang diinginkan. Metode compacting konvensional adalah
dengan menekan dari dua arah (dalam hal ini digunakan dua buah punch/penekan dari
arah berbeda) seperti diperlihatkan pada Gambar 5.8. Hasil compacting ini disebut:
green compact (perkataan green berarti "proses pengolahan" yang belum selesai) .
89
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
dan kerapatan dari green compact ini disebut green density yang harganya lebih besar
dari kerapatan sebelum mendapat proses compacting. Green compact ini memiliki
green strength relatif rendah sehingga perlu mendapat perlakuan sintering lebih
lanjut.
Harga Pc biasanya sekitar 70 MPa untuk serbuk aluminium dan sekitar 700 MPa
untuk serbuk besi dan baja. Kerapatan green compact akan bertambah besar bila
tekanan compaction yang digunakan mengalami peningkatan seperti diperlihatkan
pada Gambar 5.9
90
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
5.3.4 Sintering
Green compact yang dihasilkan pada proses compacting belum mempunyai
kekuatan dan kekerasan tinggi, sehingga perlu mendapat proses sintering. Sintering
merupakan proses perlakuan panas (heat treatment) terhadap green compact untuk
meningkatkan ikatan partikel sehingga kekuatan dan kekerasannya meningkat.
Pemanasan biasanya dilakukan sampai suhu antara 0,7 sampai 0,9 Tm (Tm = titik
lebur = melting temperature) dalam skala absolut. Pada proses sintering
konvensional, hal ini sering disebut dengan solid-state sintering atau solid phase
sintering karena logam masih berada dalam keadaan padat selama proses ini.
91
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
Skema ke tiga tahap ini diperlihatkan pada Gambar 11 di atas. Pada sintering modern,
kehadiran udara dalam dapur sintering harus dikontrol dengan baik. Pengontrolan ini
dimaksudkan untuk:
(1) menghindari proses oksidasi,
(2) mengurangi udara yang dapat membentuk oksida,
(3) membuang lubricants dan binders yang digunakan pada proses compacting.
Tabel 5.1 menunjukkan suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk proses sintering dari
beberapa bahan.
92
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
Di muka telah disebutkan bahwa proses blending & mixing, compaction dan
sintering merupakan langkah pertama dalam teknologi metalurgi serbuk. Di samping
langkah pertama tersebut masih ada langkah kedua yang disebut dengan Secondary
Operations. Yang termasuk pada langkah kedua ini adalah:
Densifccation dan Sizing
Impregnation dan Infiltration
Heat Treatment dan Finishing
93
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
Impregnation merupakan suatu proses dimana rongga yang ada pada sintered part
diisi dengan minyak atau fluida lainnya. Hal ini banyak dijumpai pada oil-
impregnated bearing dan roda gigi. Bantalan pelumasan sendiri (self-lubricating
bearings) yang banyak digunakan pada industri otomotif biasanya dibuat dari
perunggu atau besi dengan 10 sampai 30 % volume terdiri dari minyak. Proses
dilakukan dengan cara mencelupkan sintered part ke dalam larutan minyak panas.
Cold Isostatic Pressing (CIP): Proses compaction dilakukan pada suhu kamar.
Bahan cetakan (mold) terbuat dari karet atau elastomer. Untuk mendapatkan tekanan
hidrostatis dapat digunakan air atau minyak seperti diperlihatkan pada Gambar 12.
Proses CIP ini memberi kerapatan homogen, peralatan murah, dan pelaksanaannya
dapat singkat. Tetapi dengan cara ini sulit diperoleh ukuran yang presisi karena
fleksibilitas dari cetakan. Dengan demikian proses finishing mutlak diperlukan
untuk mendapatkan ukuran sesuai keinginan balk sebelum dan sesudah proses
sintering.
Hot Isostatic Pressing (HIP): Cara ini dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi
dengan menggunakan gas seperti argon, helium sebagai media tekan. Cetakan yang
akan diisi serbuk terbuat dari pelat logam tahan suhu tinggi. Compacting dan
sintering pada cara HIP ini dilakukan secara bersamaan. Proses ini cukup mahal dan
penggunaannya dikhususkan pada industri aerospace. Dengan cara ini dihasilkan
PM yang memiliki kerapatan tinggi (porositas hampir tidak ada) dan kekuatan
mekanis relatif besar.
95
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
Binder dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa serbuk dan memberi "flow
characteristics" yang baik selama pencetakan dan mengikat serbuk mengikuti
bentuk cetakan selama sintering.
96
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
billet dibentuk dengan cara press dan sinter konvensional, kemudian billet
diekstrusi panas. Metode ekstrusi dapat menghasilakan PM kualitas tinggi.
Hot Pressing : Proses compacting dilakukan pada suhu tinggi. Hasil yang diperoleh
umumnya padat, kuat, keras serta ukuran presisi. Tetapi keuntungan tersebut
menimbulkan problem teknik sehingga membatasi penggunaan metode ini. Problem
tersebut dapat berupa:
(1) Pemilihan bahan cetakan yang tahan suhu tinggi (sesuai suhu sintering),
(2) Membutuhan siklus lebih panjang,
(3) Pemilihan alat kontrol suhu.
Metode ini umumnya digunakan untuk produksi PM dari karbida dengan bahan
cetakan berupa grafit.
Spark Sintering: Metode merupakan suatu alternatif untuk mengatasi problem yang
timbul pada hot pressing. Proses spark sintering meliputi:
(1) Serbuk atau green compact ditempatkan pada cetakan (die),
(2) Penekan atas dan bawah, yang berfungsi sebagai elektroda dengan arus
energi tinggi, menekan benda kerja secara simultan. Loncatan bunga api
listrik akan menimbulkan panas yang cukup untuk melakukan proses sinter
pada benda kerja. Proses ini dapat membuat benda kerja padat dalam waktu
15 detik. Metode dapat diterapkan terhadap berbagai logam.
97
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
5.5.1 Bahan-Bahan PM
Dari sudut pandang kimia, serbuk logam dapat diklasifikasikan sebagai serbuk
murni (elemental powders) atau serbuk pre-paduan (pre-alloyed powders). Serbuk
murni biasanya diperuntukkan untuk pemakaian yang memerlukan kemurnian tinggi.
Misalnya besi murni dapat digunakan sebagai bahan maknit dengan sifat-sifat
maknetisnya lebih diutamakan. Serbuk murni yang umum dijumpai di pasaran adalah
serbuk besi, aluminium dan tembaga. Serbuk murni sering juga dicampur dengan
serbuk lain untuk menghasilkan paduan khusus yang sulit diformulasikan dengan
metode proses konvensional. Contohnya adalah baja perkakas (tool steels). Teknik
PM memungkinkan untuk melakukan blending yang tidak dapat dilakukan dengan
teknik tradisional. Dalam serbuk pre-paduan, tiap
partikel dalam paduan tersebut memiliki komposisi kimia tertentu. Serbuk ini
diperuntukkan bagi paduan yang tidak dapat diformulasi dengan mencampur serbuk
murni. Contohnya adalah baja tahan karat. Serbuk prepaduan yang umum dijumpai
adalah serbuk untuk tembaga paduan, baja tahan karat, baja kecepatan tinggi (high-
speed steel).
98
Powder Metallurgy
P. BAHAN & PROSES
Serbuk murni clan serbuk pre-paduan yang diproduksi dalam jumlah besar adalah:
(1) Serbuk besi, clan dapat dicampur dengan grafit untuk menghasilkan baja,
(2) Serbuk aluminium,
(3) Serbuk tembaga clan paduannya,
(4) Serbuk nikel,
(5) Serbuk baja kecepatan tinggi,
(6) Serbuk baja tahan karat,
(7) Serbuk wolfram, molibdenum, titanium, timah clan logam-logam khusus.
5.5.2 Produk-Produk PM
Keuntungan pokok yang ditawarkan oleh PM adalah bahwa produknya dapat
dibuat dengan bentuk dan ukuran sesuai keinginan. Beberapa komponen yang dapat
diproduksi dengan cara PM adalah:
(1) Roda gigi, (2) Bantalan, (3) Kontak listrik,
(4) Alat-alat potong/alat-alat iris,
(5) Fasteners dan Sprockets.
Pembuatan roda gigi dan bantalan dalam jumlah banyak dengan teknik PM
dimungkinkan karena:
(1) Geometri rancangan dapat dibuat dua dimensi,
(2) Adanya kebutuhan porositas sebagai tempat persediaan pelumas.
Catatan tambahan:
Gambar di bawah ini memperlihatkan skema pembuatan serbuk PM dengan metode
atomisasi.