BAB I
PENDAHULUAN
industri yang semakin maju. Hal ini tidak lepas dari tujuan utama yaitu
material (Rauf,2018).
ataupun getas. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau
daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan
tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur lubrikasi kekerasan
mineralogi nilai itu adalah ketahanan terhadap goresan, dan untuk para
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat berupa kombinasi perilaku elastis dan plastis. Pada permukaan dari
plastis terjadi pada permukaan yang lebih lunak. Ada beberapa jenis
Cone and ball identation test (Rockwell), Uji kekerasan mikro atau knoop
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa
bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material
didefinisikan sama dengan beban dibagi luas jejak piramida (indentor) dalam
kg/mm dan besarnya kurang lebih tiga kali besar tegangan luluh untuk
Evandy Brilliant Putra Fathikah
2210816310002
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
yang lebih panjang pada suatu bahan uji memberikan pengertian bahwa nilai
beban, diagonal indentasi (d) makin besar pula di sisi lain makin besar
1. Permukaan material
a. Karbon (C)
b. Mangan (Mn)
ausnya. Unsur ini memberikan pengerjaan yang lebih mengkilap atau bersih
c. Silikon (Si)
sehingga baja karbon lebih elastis dan cocok dijadikan sebagai bahan
pembuat pegas
d. Posfor (P)
0.04% yang berfungsi untuk mempertinggi kualitas serta daya tahan material
terhadap korosi.
e. Belerang (S)
f. Khrom (Cr)
keliatan, menaikkan daya tahan korosi dan daya tahan terhadap keausan
yang tinggi,
keuletan berkurang.
g. Nikel (Ni)
Sebagai unsur paduan dalam baja konstruksi dan baja mesin, nikel
h. Molibden (Mo)
pada benda uji. Karena pada pengujian ini hanya diambil sampel sampel
bahan tersebut. Ada beberapa macam pengujian pada destruction test ini
antara lain:
1. Pengujian tarik.
2. Pengujian pukulan.
3. Pengujian tekan.
4. Pengujian kekerasan.
5. Pengujian bengkok.
6. Pengujian impact.
1. Pengujian Brinnell
2. Pengujian Vickers
3. Pengujian Rockwell
Harga kekerasan tidak memiliki standar atau skala yang mutlak, oleh
karena harga kekerasan dari suatu jenis pengujian memiliki skala tersendiri,
walaupun terdapat beberapa hubungan dari skala yang satu dengan yang
karena skala dalam setiap pengujian diukur dari benda yang berbeda.
bola baja tersebut ditekan pada permukaan benda uji secara tegak lurus
lekukan yang terjadi diukur. Angka kekerasan Brinell diperoleh dari hasil
berikut:
uji yang mempunyai kekerasan diatas 400 HB, digunakan bola penguji
pembebanan.
bola uji, maka ketebalan benda uji tersebut minimal 10 kali kedalaman
penekanan.
5. Diameter hasil penekanan tidak diperbolehkan lebih kecil dari 0,2D dan
standarisasikan.
sebagai berikut :
105 HB 2,5/187,5/15
Keterangan :
HB, maka pada tahun 1925 Smith dan Sandland dari inggris membuat suatu
piramid intan , dengan bidang dasar piramid merupakan bujur sangkar dan
Brinnell, hanya saja lekukkan yang terjadi diukur pada kedua diagonalnya.
lekukan yang terjadi selalu berbanding lurus dengan beban, sehingga nilai
uji) dengan suatu indentor. Penekanan indentor ke dalam benda uji dilakukan
umumnya dipakai ada tiga jenis, yaitu HRA, HRB, dan HRC. HR itu sendiri
(Krisnha, 2013)
pengujian yang sangat praktis dan mudah. Sehingga sejak tahun 1931
dikeraskan dengan diameter 1,16’’ untuk bahan yang lunak, dan kerucut
intan dengan sudut puncak 120°. Ujung kerucut dibulatkan dengan radius 0,2
mm untuk bahan keras. Gaya awal sebesar Fo= 10 kgf diperlukan supaya
penetrasi. Hal ini disebabkan deformasi bahan yang diuji tidak seluruhnya
digunakan adalah 100 kgf untuk penetrator bola baja dan 100 kgf untuk
(hard alloy) diijinkan untuk mengaplikasikan lebih dari skala yang telah
beberapa contoh :
b. Skala B adalah untuk mengukur bahan yang agak lunak (middle hard
Kondisi untuk jarak pengukuran dan kemampuan ukur untuk skala lain
ketebalan benda uji yang dibatasi minimal 10 kali kedalaman penekanan. Uji
BAB III
METODE PRAKTIKUM
sebagai berikut:
2. Baja ST-37 setelah Heat Treatment dan pendinginan dengan oli, air,
berikut :
Mulai
Persiapan spesimen
setelah metallography
Pemilihan dan
peletakan spesimen
pada alat
Melakukan
pengujian sebanyak
3 kali di setiap
spesimen dari
atas,tengah dan
Selesai
BAB IV
80
60
40
20
0
Air Air Aquades Air Garam Air Radiator Udara Oli Tanpa Perlakuan
Rata-Rata Total
tester, hasil rata-rata kekerasan dari 3 titik yang diuji dengan Heat treatment
hasil rata-rata kekerasan dari 3 titik yang diuji dengan Heat treatment 650°C
hasil rata-rata kekerasan dari 3 titik yang diuji dengan Heat treatment 650°C
terhadap spesimen baja ST-37 yang di tuangkan dalam bentuk grafik, yang
perlakuan. Selanjutnya hasil rata-rata kekerasan dari 3 titik yang diuji dengan
adalah 109. Selanjutnya hasil rata-rata kekerasan dari 3 titik yang diuji
adalah 111. Selanjutnya hasil rata-rata kekerasan dari 3 titik yang diuji
adalah 110. Selanjutnya hasil rata-rata kekerasan dari 3 titik yang tanpa
perlakuan pada spesimen 1 adalah 108, dan pada spesimen 2 adalah 104.
4.3 Pembahasan
yang ,menggunakan media cair yaitu air biasa ,air aquades,air garam,air
pernyataan berikut .
menghasilkan sifat baja yang keras. Baja yang dipanaskan mencapai suhu
martensit yang memiliki kekerasan lebih tinggi dari struktur perlit maupun
ferit. Struktur martensit terbentuk jika bahan dikejutkan secara cepat dalam
pemanasan.(Nurdiawan,2019)
yang dimana akan di tes hasil kekerasan dari suatu spesimen setelah di
hasil dari kekerasan dari spesimen tersebut dan dibantu pernyataan diatas.
di lihat dari jumlah karbon yang ada pada salah satu spesimen setelah di
heat treatment
Air radiator mengandung etilen glikol dan bahan kimia lainnya, maka
untuk meningkatkan titik didih, maka dari itu diharapkan memberikan laju
hasil dari kekerasan dari spesimen tersebut dan dibantu pernyataan diatas.
di lihat dari jumlah karbon yang ada pada salah satu spesimen setelah di
heat treatment
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Jadi dari hasil praktimum uji kekerasan ini diperoleh hasil baja yang
memiliki kekerasan yang paling tinggi adalah pada baja dengan media
2. Dari hasil praktikum, rata-rata nilai tertinggi adalah dengan media air:
(108,7 HRB), Air aquades (107 HRB), Air garam (105,7 HRB), Air
(106).
menunjukkan skala.
5.2 Saran
Praktikan harus teliti dalam menggunakan alat uji Hardness Tester agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat dan tepat. Kemudian asdos praktikum
atau asisten lab harus menyediakan alat tester yang tanpa menggunakan
praktikum.
Daftar Pustaka
Rauf, F. A., Sappu, F. P., & Lakat, A. M. (2018). Uji Kekerasan dengan
Menggunaan Alat Microhardness Vickers pada Berbagai Jenis
Material Teknik. Jurnal Tekno Mesin, 5(1).