Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pemakaian logam disuatu kontruksi, baik sebagai bangunan

ataupunsebagai elemen perlu diketahui bagaimana sifat dan kondisi dari

logam yang akan atau sedang digunakan tersebut. Apakah memenuhi

syarat atau tidak, terutama hal ini menyangkut keamanan dan

pemakainya. Karena itu diperlukan adanya pengujian demi penguian dari

bahan tersebut, baik sebelum digunakan ataupun dalam selang waktu

tertentu dari pemakaian bahan tersebut.

Begitu banyak konsep kekerasan material yang dipahami oleh

kelompok ilmu, walaupun demikian konsep-konsep tersebut dapat.

Dihubungkan pada satu mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari

material yang diuji. Uji kekerasan merupakan pengujian yang paling efektif

karena dengan pengujian ini, kita dapat dengan mudah mengetahui

gambaran sifat mekanis suatu material. Meskipun pengukuran hanya

dilakukan pada suatutitik, atau daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup

valid untuk menyatakan kekuatan suatu material.

Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok

bidang ilmu yang berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah

ketahanan material terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur

desain nilai tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur

lubrikasi kekerasan berarti ketahanan terhadap mekanisme keausan,

untuk para insinyur mineralogi nilai itu adalah ketahanan terhadap

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

goresan, dan untuk para mekanik workshop lebih bermakna kepada

ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong (Ika Wahyuni et

al, 2014).

Dengan dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah

di golongkan sebagai material ulet atau getas. Uji keras jugadapat

digunakan sebagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh

perlakuan panas atau dingin terhadap material. Material yang telah

mengalami cold working, hot working , dan heat treatment , dapat

diketahui gambaran perubahan kekuatannya, dengan mengukur

kekerasan permukaan suatu material. Oleh sebab itu, dengan uji

kekerasan kita dapat dengan mudah melakukan quality control terhadap

material untuk mengetahui kualitas dari material yang diuji sehingga dapat

digunakan atau dipakai pada benda sesuai dengan kapasitasnya.

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan Rockwell ini adalah sebagai berikut:

1. Praktikan bisa mengetahui kekerasan dari material.

2. Praktikan mengetahui proses tahapan dalam melakukan pengujian

kekerasan (Rockwell)

3. Praktikan bisa membuat grafik hubungan beban (kgf) dengan nilai

kekerasan bahan (HRC/B/A).

4. Praktikan dapat mengetahui cara penggunaan alat pengujian

kekerasan (Rockwell)

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kekerasan

Kekerasan ( Hardness ) adalah salah satu sifat mekanik

( Mechanical  properties ) dari suatu material. Kekerasan suatu material

harus diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaanya

akan mangalami pergesekan (frictional force ), dalam hal ini bidang

keilmuan yang berperan penting mempelajarinya adalah Ilmu Bahan

Teknik (Metallurgy Engineering).

Kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk

menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan), kekerasan

merupakan ukuran ketahanan bahan terhadap deformasi tekan.

Deformasi yang terjadi dapat berupa kombinasi perilaku elastis dan

plastis. Pada permukaan dari dua komponen yang saling bersinggungan

dan bergerak satu terhadap lainnya akan terjadi deformasi elastis maupun

plastis. Deformasi elastis kemungkinan terjadi pada permukaan yang

keras, sedangkan deformasi plastis terjadi pada permukaan yang lebih

lunak. Pengaruh deformasi bergantung pada kekerasan permukaan bahan

logam.

Nilai kekerasan berkaitan dengan kekuatan luluhatau tarik logam,

karena selama indentasi (penjejakan) logam mengalami deformasi

sehingga terjadi regangan dengan persentase tertentu. Nilai kekerasan

Vickers didefinisikan sama dengan beban dibagi luas jejak  piramida

(indentor) dalam kg/mm % dan besarnya kurang lebih tiga kali

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

besar tegangan luluh untuk logam-logam yang tidak mengalami

pengerjaan pengerasan cukup berarti. Keras-lunak permukaan bahan

logam di setiap lokasi penjejakan akan berbeda-beda karena faktor

kehalusan permukaan, porositas, jenis perlakuan maupun perbedaan

unsur-unsur paduan. Diagonal jejakan (d) yang lebih panjang pada suatu

bahan uji memberikan pengertian bahwa nilai kekerasan bahan

rendah,sebaliknya diagonal jejakan lebih pendek memberikan pengertian

bahwa nilai kekerasan bahan tinggi. Makin besar beban, diagonal

indentasi (d) makin besar pula di sisi lain makin besar diagonal indentasi

maka nilai kekerasanmakin rendah. Hal ini tentu saja terkait dengan

ketahanan bahan terhadap deformasi yang dilakukan indentor.

Pemilihan masing-masing skala (metode pengujian) tergantung pada:

1. Permukaan material

2. Jenis dan dimensi material

3. Jenis data yang diinginkan

4. Ketersedian alat uji.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan

Adapun faktor yang mempengaruhi kekerasan adalah :

1. Pengaruh kadar karbon terhadap kekerasan suatu bahan.

Pengaruh kadar karbon terhadap kekerasan suatu bahan

merupakan sifat mekanik yang dimiliki baja. Penambahan kadar

karbon sangat mempengaruhi kekerasan, dimana dengan

meningkatnya kadar karbon maka kekerasannya semakin meningkat

pula
Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2. Unsur Paduan

Unsur paduan logam juga berpengaruh dalam sifat kekerasan

logam, beberapa unsur dalam paduan logam adalah sebagai berikut :

a. Karbon (C)

Pada baja karbon biasanya kekerasan dan kekuatannya

meningkat sebanding dengan kekuatan karbonnya, tetapi

keuletannya menurun dengan naiknya kadar karbon. Persentase

kandungan karbon akan memberikan sifat lain pada baja karbon.

b. Mangan (Mn)

Mangan berfungsi untuk memperbaiki kekuatan tariknya dan

ketahanan ausnya. Unsur ini memberikan pengerjaan yang lebih

mengkilap atau bersih dan menambah kekuatan dan ketahanan

panas.

c. Silikon (Si)

Silikon untuk memperbaiki homogenitas pada baja. Selain itu,

dapat menaikkan tegangan tarik dan menurunkan kecepatan

pendinginan kritis sehingga baja karbon lebih elastis dan cocok

dijadikan sebagai bahan pembuat pegas

d. Posfor (P)

Posfor dalam baja dibutuhkan dalam persentase kecil yaitu

maksimum 0.04% yang berfungsi untuk mempertinggi kualitas serta

daya tahan material terhadap korosi. Penambahanposfor

dimaksudkan pula untuk memperoleh serpihan kecil-kecil pada saat

permesinan.

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

e. Belerang (S)

Sulfur dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifat mampu

mesin. Keuntungan sulfur pada temperatur biasa dapat memberikan

ketahanan pada gesekan tinggi.

f. Khrom (Cr)

Khrom dengan karbon membentuk karbida dapat menmbah

keliatan,menaikkan daya tahan korosi dan daya tahan terhadap

keausan yang tinggi, keuletan berkurang.

g. Nikel (Ni)

Sebagai unsur paduan baja konstruksi dan baja mesin, nikel

memperbaiki kekuatan tarik, sifat tahan panas dan sifat magnetnya.

h. Molibden (Mo)

Molibden mengurangi kerapuhan pada baja karbon

tinggi,menstabilkan karbida, serta memperbaiki kekuatan baja.

2.3 Metode Pengujian Kekerasan

Ada beberapa macam metode teknik pengujian kekerasan logam,

baik itu pengujian dengan cara merusak (Destruction Test) ataupun tanpa

merusak (Non Destruction Test) dan juga pengujian metallography.

Penggunaan metodenya tergantung pada data apa yang diperlukan.

a. Pengujian tanpa merusak (Non Destruction Test)

Pengujian tanpa merusak adalah pengujian yang dilakukan

tanpamenyebabkan adanya cacat pada benda yang kita uji. Beberapa

pengujiantanpa merusak yang banyak digunakan antara lain:

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Pengujian secara visual.

2. Pengujian dengan magnetik partikel untuk pengujian cacat luar.

3. Radiografi sinar x untuk mendeteksi cacat dalam.

4. Pengujian ultrasonik untuk mengetahui adanya cacat dalam.

5. Radiografi sinar gamma untuk mendeteksi cacat dalam.

6. Pengujian dengan dye penetron untuk pengujian cacat luar.

b. Pengujian Dengan Merusak (Destruction Test)

Sesuai dengan dengan namanya pengujian ini akan menimbulkan

cacat pada benda uji. Karena pada pengujian ini hanya diambil sampel

sampel tertentu sehingga setelah pengujian akan diketahui bagaimana

sifat dari bahan tersebut. Ada beberapa macam pengujian pada

destruction test ini antara lain:

1. Pengujian tarik.

2. Pengujian pukulan.

3. Pengujian tekan.

4. Pengujian kekerasan.

5. Pengujian bengkok.

6. Pengujian impact.

7. Dan lain sebagainya

Metode yang sering digunakan dalam pengujian kekerasan suatu

bahan adalah sebagai berikut:

1. Pengujian Brinnell

2. Pengujian Vickers

3. Pengujian Rockwell

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Harga kekerasan tidak memiliki standar atau skala yang mutlak, oleh

karena harga kekerasan dari suatu jenis pengujian memiliki skala

tersendiri, walaupun terdapat beberapa hubungan dari skala yang satu

dengan yang lain .tetapi dalam membuat perbandingan harus dilakukan

dengan hati-hati, karena skala dalam setiap pengujian diukur dari benda

yang berbeda.

a. Pengujian Brinnell

Semenjak tahun 1900, pengujian kekerasan dilakukan dengan

menggunakan bola baja berdiameter D yang telah dikeraskan. Kemudian

bola baja tersebut ditekan pada permukaan benda uji secara tegak lurus

dengan gaya penekan sebesar F. Penekanan dilakukan 10 sampai

dengan 15 detik. Setelah beban dan bola baja dipindahkan (diangkat),

diameter lekukan yang terjadi diukur. Angka kekerasan Brinell diperoleh

dari hasil pembagian antara gaya yang digunakan untuk penekanan

dengan luas lekukan yang terjadi.

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengujian Brinel adalah

sebagai berikut:

1. Bola-bola baja yang berdiameter 10;5;2,5; dan 1 mm, biasa

dipergunakan dengan batas kekerasan maksimal 400 HB. Untuk

benda uji yang mempunyai kekerasan diatas 400 HB, digunakan

bola penguji dari logam keras atau menggunakan system pengujian

yang lain, seperti pengujian Vickers.

2. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang teliti, ditentukan

lamanyapembebanan.
Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3. Supaya tidak terjadi perubahan bentuk struktur atau dikenal dengan

istilah deformasi pada bagian belakang benda uji karena penekanan

bola uji, maka ketebalan benda uji tersebut minimal 10 kali

kedalaman penekanan. Hal tersebut menghindari berkurangnya

harga kekerasan karena deformasi.

4. Jarak sumbu lingkaran antara dua buah hasil penekanan minimal 2d.

5. Diameter hasil penekanan tidak diperbolehkan lebih kecil dari 0,2 D

dan lebih besar dari 0,7D.

Gambar 8. Diameter hasil penekanan


Sumber : Buku Panduan praktikum pengujian material
6. Untuk menghasilkan data yang tepat dan sebanding, maka dan

Distandarisasikan.

Cara penulisan harga kekerasan Brinell menggunakan symbol HB

dilengkapi indeks menunjukan kondisi pengujian dengan urutan berikut :

 Diameter bola baja

 Beban

 Lama pembebanan

Contoh:

105 HB 2,5/187,5/15

Berarti :

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

105 …………….….. menunjukan kekerasan bahan

HB …………….….. menggunakan cara pengujian Hardness Brinnell

2,5 …………….….. menunjukkan diameter boal baja ( mm )

187,5 ……………... menunjukkan beban yang digunakkan ( kgf )

15 ……………........ menunjukkan lama pembebanan

Keuntungan pengujian Brinnell adalah biasa menghasilkan harga

kekerasan yang teliti untuk material (logam) dengan struktur heterogen,

seperti besi tuang.

b. Pengujian Kekerasan Vickers

Dengan adanya kesulitan didalam pemeriksaan kekerasan diatas

400 HB, maka pada tahun 1925 Smith dan Sandland dari inggris membuat

suatu system pengujian kekerasan yang dikenal dengan pengujian

Vickers. Pada pengujian dengan metode Vickers ini digunakan penetrator

berbentuk pyramid intan , dengan bidang dasar pyramid merupakan bujur

sangkar dan sudut puncak antara dua bidang yang berhadapan 136 0.

Cara pengujian ini pada prinsipnya sama dengan pengujian metode

Brinnell, hanya saja lekukkan yang terjadi diukur pada kedua diagonalnya.

lekukan yang selalu berbanding lurus dengan beban, sehingga nilai

kekerasan diperoleh tidak tergantung pada besarnya beban penekan.

Keuntungan pengujian Vickers adalah sebagai berikut:

1. Penggunakan intan penguji berbentuk piramida, maka ketelitian

pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh kedalamannya penekan.

2. Bisa digunakan pada benda uji yang tipis.

3. Bisa untuk memeriksa kekerasan yang tinggi .

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c. Pengujian Kekerasan Rockwell

Pengujian kekerasan dalam Rockwell ini dapat dengan membaca

langsung kedalaman yang ditimbulkan oleh penekan alat uji, merupakan

pengujian yang sangat praktis dan mudah. Sehingga sejak tahun 1931

pengujian kekerasan ini sangat banyak dikalangan industri. Pada

pengujian kekerasan Rockwell digunakan penetrator berbentuk bola baja

yang dikeraskan dengan diameter 1,16’’ untuk bahan yang lunak, dan

kerucut intan dengan sudut puncak 120o. Ujung kerucut dibulatkan

dengan radius 0,2 mm untuk bahan keras. Gaya awal sebesar Fo= 10 kgf

diperlukan supaya pengaruh deformasi indentor yang elastis terhadap

hasil pengujian menjadi minimal. Gaya lanjutan digunakan untuk menekan

indentor tersebut sehingga meningkatkan kedalaman penetrasi indentor

pada benda kerja. Kemudian seluruh gaya dihilangkan dan terdapat

pengurangan kedalaman penetrasi. Hal ini disebabkan deformasi bahan

yang diuji tidak seluruhnya bersifat plastis. Perbedaan kedalaman awal

sebelum gaya ditambah dan kedalaman akhir penetrasi indentor dapat

ditentukan. Beban standart yang digunakan adalah 100 kgf untuk

penetrator bola baja dan 100 kgf untuk penetrator kerucut intan.

Gambar 10. Tahapan Penekanan


Sumber : Buku Panduan praktikum pengujian material

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Harga kekerasan Rockwell di notasikan dengan simbol HR yang

didahului dengan harga kekerasannya dilengkapi dengan huruf yang

menunjukkan skala.Ada perlakuan khusus untuk beberapa produk seperti

paduan keras (hard alloy) diijinkan untuk mengaplikasikan lebih dari skala

yang telah ditentukan di atas.Kondisi yang mampu untuk skala umum

diberikan beberapa contoh :

1. Skala A adalah sesuai untuk mengukur metal,logam yang

dikeraskan (hardness) diatas 67 HRC seperti: Tungsten carbide

hard alloy (paduan keras paduan carbide) dan juga untuk

mengukur material tipis yang dikeraskan dan logam yang

dikeraskan pada penampangnya.

2. Skala B adalah sesuai untuk mengukur bahan yang agak lunak

(middle hard metal ) dan baja yng tidak dicelup.

3. Skala C adalah untuk mengukur kekerasan dari baja perlakuan

panas. Kondisi untuk jarak pengukuran dan kemampuan ukur untuk

skala lain disesuaikan dengan standart professional.

Keuntungannya adalah dapat dibaca langsung dari kedalaman hasil

penekanan pada skala dial indikatornya mesin uji tersebut,sehingga

pengukuran penampang bekas penekanan dan pembacaan table yang

membutuhkan waktu tidak dibutuhkan lagi. Kerugiannya adalah pada

ketebalan benda uji yang dibatasi minimal 10kali kedalaman penekanan.

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan

Adapun bahan yang digunakan percobaan kali adalah sebagai berikut

 Baja St 37 yang telah diberi perlakuan panas

 Baja St 37 tanpa diberi perlakuan panas

3.2 Peralatan

Adapun Peralatan yang digunakan pada percobaan kali adalah

sebagai berikut :

1. Alat Uji Rockwell

2. Beban minor = 98,07 N (10 kgf)

3. Beban mayor = 490,3N (50 kgf), 588,4 N (60 kgf ), 980,7 N

(100kgf).

4. Penetrator

a. Diamond cone Penetrator dengan sudut 125 °

b. Diamond cone Penetrator dengan sudut 135 °

c. Stell ball penetrator

5. Power supply = 220/110 V AC , 50/60 Hz.

3.3 Langkah-langkah dalam pengujian Rockwell

A. Persiapan sebelum pengujian

a. Ketebalan spesimen uji sepuluh kali atau lebih dari kedalaman

penjejakan ( Pengujian )

b. Permukaan benda uji harus halus dan bebas kotoran.

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

B. Pengujian /Praktikum.

1. Tekan power switch (39) maka lampu akan menyala .

2. Gantung beban (50 kgf,50 kgf dan 10 kgf) kemudian pasang

penetrator Diamond cone dan Steel ball.

3. Aturlah durasi test total adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari

awal pengetesan hingga pembacaan skala pada main pointer.

4. Letakkan spesimen pada benda kerja, kemudian putar searah jarum

jam, handle elevasi hingga kontak dengan benda uji.

5. Lanjutkan putar handle elevasi hingga pointer utama (main pointer)

menunjukkan angka nol, setelah itu putar kembali 2 ½ putaran, dan

berhenti pada angka nol dan sub pointer berputar berlawanan jarum

jam, maka kita bisa melakukan pengujian.

6. Tekan lempengan starting dan pengetesan akan berjalan secara

otomatis selama proses lampu akan mati dan setelah selesai lampu

akan menyala kembali kemudian nilai kekerasan bisa dibaca,

ketentuan pembacaan adalah sebagai berikut:

 Penetrator kerucut intan baca tulisan hitam diluar lingkaran

 Penetrator bola baja tulisan merah dalam lingkaran.

7. Putar handle elevasi kebawah, geser spesimen dan pilih batu untuk

di test.Test uji minimal 3 kali kemudian hasilnya dirata-ratakan. Jarak

pusat penjejakan dan jarak dari tepi sekurang-kurangnya 3 mm.

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 3.1. Jarak Penitikan pada pengujian kekerasan Rockwell.


Sumber : Buku panduan praktikum pengujian mater

Jerry Iberahim
1810816210019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Zainun. 1999, Elemen Mesin I. Bandung :PT. Refika Aditama.

Daryanto. 1997. Fisika Teknik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

John E Neely. 1984. Practical Metallurgy and Material of Industry. Second


Edition.

Krishna. 2013. Effect of Austempering and Martempering on the


Properties of AISI52100 Steel . Jurnal Of Gandhi Institute Technology
And Management. Volume 6.

Nugraheni, Kusuma. Sari, and Sugiharto, “Uji Kekerasan Material dengan


Material dengan Metode Rockwell,” Pp.1-9, 2014

Satriawan, Mirza. 2007. Fisika Dasar

Satya, Dwi Palupi, dkk. 2009. Fisika. Jakarta:CV Sahabat.

Sutrisna. 2013. Fisika. Jakarta : Erlangga

Tim Laboratorium Uji Bahan dan Metrologi. 2015. Jobsheet Uji Kekerasan.
Bandung : Pradnya Paramitha.

Material-is-me. 2015. Laporan Praktikum Pengujian Mekanik Pengujian


Kekerasan (Hardness Test) (online)
(http://widimaterial.blogspot.com/2015/03/laporan-praktikum-
pengujian-mekanik.html, diakses 06 Oktober 2019)

Academia, 2015 . Rock well Testing (online)


(https://www.academia.edu/8069628/Rockwell_Testing, diakses 06
Oktober 2019)

Jerry Iberahim
1810816210019

Anda mungkin juga menyukai