Anda di halaman 1dari 12

Dengan diagram ini dapat dicari annealing yang paling optimum annealing

ini. Juga untuk melakukan stress relief annealing pada baja yang telah dikeraskan
dan distemper diagram ini, dikombinasikan dengan diagram temperingnya dapat
di pilih waktu dan temperatur annealing yang tidak terlalu banyak mengurangi
kekerasannya:
Prinsip di atas sebenarnya diturunkan dari proses tempering, karena itu pada
proses tempering akan banyak dijumpai penggunaan diagram yang hamper serupa
dengan diagram diatas.
6.5. 1sothermal Annealing
Isothermal annealing ini sebenarnya sudah dibicarakan sedikit di depan.
Pada annealing ini transformasi austenite berlangsung pada temperatur konstan
(isothermal). Isothermal annealing biasanya dilakukan dengan pemanasan pada
temperatur di atas A1 kemudian didinginkan cepat ke temperatur sedikit di bawah
A1 dan dibiarkan konstan pada temperature kamar.peratur ini sampai transformasi
austenit selesai, baru kemudian didinginkan dengan bebas ke temperatur kamar.
Isothermal annealing tidak dapat dilakukan dengan muffie furnace
konvensional, karena pendingin cepat ke temperatur dibawah A1 tidak dapat
dilakukan. Diperlukan dua buah muffie furnace dengan dua daerah temperature
yang berbeda. Atau muffle furnace dan salt bath.
Isothermal annealing memerlukan waktu lebih singkat daripada full
annealing biasa karena transformasi pada temperatur lebih rendah mulai dan
selesai dalam waktu yang lebih cepat (lihat TTT diagram).
Baja paduan untuk case hardening biasanya juga perlu lebih di anneal
dengan isothermal annealing. Austenitisasi dilakukan pada temperatur 930 -
940°c, lebih tinggi daripada temperatur karburisasi yang akan dilakukan
kemudian. Tranformasi austenit menjadi ferrit dan perlit dilakukan pada 610 -
680°c. Treatment ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya distorsi yang
mungkin terjadi pada waktu melakukan karburisasi.
Isothermal annealing juga dilakukan pada beberapa tahapan dari proses
pembuatan baja, terutama air-hardening steel. Ingot atau billet yang dibiarkan
dingin diudara sampai ke temperatur kamar dapat menjadi retak bila bagian inti
bertransformasi menjadi martensit. Pada saat itu bagian luar sudah
bertransformasi dan akan mengalami tegangan tarik yang mungkin dapat
mengakibatkan retak. Untuk menghindari kemungkinan ini sebelum didinginkan
ke temperatur kamar, temperatur ditahan pada 700°C, temperatur transformasi
austenit menjadi perlit, sampai transformasi selesai. Baru kemudian didinginkan
ke temperatur kamar.
6.6. Quench Annealing
Treatment ini biasanya dilakukan terhadap baja tahan karat austenitik. Pada
baja ini bila dilakukan pendinginan lambat dari temperatur tinggi dapat terjadi
presipitasi karbida chrom pada batas butirnya, sehingga daerah di sekitar batas
butir kekurangan chrom, sifat tahan korosinya berkurang, dan ini dapat
mengakibatkan terjadinya korosi intergranular (ingat bahwa baja tahan karat
digunakan pada media yang korosif).
Presipitasi karbida ini juga dapat terjadi pada baja mangan austenitik, yaitu
pada temperatur 500 - 800°c. Baja ini yang biasanya digunakan sebagai benda
tuangan, dapat mengalami presipitasi karbida yang hebat pada batas butirnya bila
didinginkan dalam cetakan dari temperatur penuangan. Ini akan menyebabkan
rendahnya impact strength.
Presipitasi karbida ini dapat dihilangkan/dicegah dengan quench annealing.
Quench annealing dilakukan dengan memanaskan' baja tersebut sampai 1000 -
1100°C, sehingga semua karbida larut Kembali dan austenit menjadi kemudian
didinginkan cepat (quench), misalnya dengan dicelup di air sudah cukup cepat.
Untuk benda yang tipis/kecil pendinginan udara sudah cukup cepat. Dengan
pendinginan cepat ini tidak sempat terjadi presipitasi Karbida, Chrom masih tetap
dalam larutan padat.
Tahapan dari kelarutan kembali karbida dalam austenite diperlihatkan pada
Gambar 6. 15, yang memperlihatkan struktur mikro dari baja Hadfieid (baja
mangan 18 %) yang diquench dari temperatur 950 - 11.00°c. Tampak bahwa
pemanasan pada temperatur 950°C belum banyak melarutkan kembali karbida.
Dengan pemanasan sampai 1000 dan 1100°c tampak bahwa semua. karbida sudah
larut.
Figure 6.15 Dependence of structure on quenching temperatures (950 -
1100°C) for a Hadfield steel (18% Mn): (a) 950; (b) 1000; (c) 1050; (d)
1100°C. All 100 x

Dengan larut kembalinya karbida ini diikuti pula oleh penurunan kekerasan.
Untuk baja di atas hal ditunjukkan pada Gambar 6.16, pengaruh temperatur
quenching terhadap kekerasan.

Figure 6.16 Hardness as a function of quenching temperature for a


Hadfield steel

Untuk baja austenitik ini baik pada waktu pemanasan maupun pada
pendinginan tidak terjadi perubahan fase yang dapat menghasilkan penghalusan
butir kristal, bahkan dapat terjadi pertumbuhan butir kristal. Tetapi pada baja ini
pertumbuhan butir kristal tidak berpengaruh buruk terhadap ketangguhan baja. ini.
Bahkan solution treatment (pemanasan untuk melarutkan kembali karbida yang
berpresipitasi) pada baja mangan austenitik justru menaikkan ketangguhannya.
Perbaikan ketangguhan ini lebih tampak nyata pada benda dengan ukuran besar,
dimana presipitasi karbida sangat mudah terjadi. Pada benda kerja yang kecilpun
hal ini sebenarnya juga terjadi.
Pada baja austenitik yang mengalami pengerjaaan dingin dengan pemanasan
kembali akan terjadi rekristalisasi. Ini bahkan akan memberikan tingkat kekerasan
yang lebih rendah. Bila tingkat pengerjaan dingin ini pada tingkat yang kritis,
maka dapat terjadi pertumbuhan butir kristal yang luar biasa.
6. 7. Homogenizing Annealing
Suatu benda yang berasal langsung dari tuangan pada umumnya strukturnya
tidak homogen, yang disebabkan antara lain oleh pendinginan yang tidak
ekuillbrium. Pada umumnya struktur berbentuk dendritic (Gambar 6.17), dan
biasanya

Figure 6.17 The microstructure of white cast iron. (a) Darkareas are
primary dendrites of transformed austenite (pearlite) in a while
interdendritic network of cementite 20x. (b) Same sample at 250x, showing
pearlite (dark) and cementite (white). Etched in 2 percent nital.

daerah antara dendrit yang satu dengan lainnya (interdendritic space) merupakan
tempat yang mengumpulnya komponen paduan yang mempunyai titik lebur
paling rendah (misalnya eutektik, Gambar 6.18), juga merupakan tempat
mengumpulnya impurity (Gambar 6.19). Hal ini menyebabkan benda tuangan

bersifat lebih getas.


6.18 (a) Alloy 6.19 (b) Minor Segregation
Keadaan yang tidak homogen ini sebagian besar akan hilang pada saat
pemanasa'n dan pengerjaan panas (hot-rolling). Hal ini terjadi pada ingot/billet.
Untuk benda tuangan yang tidak mengalami hot working, atau untuk mempercepat
homogenisasi, perlu dilakukan homogenizing annealing. Ini dilakukan dengan
memanaskan sampai ke temperature yang cukup tinggi (sekitar 1100 o
C untuk
baja) dan dibiarkan pada temperatur itu cukup lama untuk memberi kesempatan
terjadinya diffusi untuk membuat struktur menjadi lebih homogen.
6.7. Normalizing
Proses ini juga dinamakan 110?malising appealing. Proses ini dilakukan
dengan cara hampir sama dengan full annealing, dipanaskan sampai ke temperatur
seperti pada full annealing (atau sedikit lebih tinggi), ditahan beberapa saat (10 –
20 menit), hanya saja pendinginannya sedikit lebih cepat, yaitu didinginkan pada
udara diam.

Figure 6.20 Influence of normalizing anneal on grain size. Carbon steel


0,50%. (a) As rolled or forged. Grain size 3 ASTM; (b) Normalized Grain
size 6 ASTM. Both 500 x
Tujuannya adalah untuk memperhalus butiran kristal, atau menaikkan
sedikit kekerasan/kekuatan atau mengurangi segregasi (pada benda tuangan atau
tempat). Dalam beberapa hal normalising juga menaikkan machinability.
Pada saat pemanasan mencapai temperatur di atas temperatur kritis atas A 3
strukturnya adalah austenit dengan butiran yang masih halus, bila didinginkan
dengan laju yang agak tinggi seperti pada proses normalising ini maka akan
dihasilkan butiran yang halus (lihat Gambar 6.20), konstituen proeutektoid lebih
tipis (sedikit) interlamellar spacing pada perlitnya lebih tipis (Gambar 6. 21) dan
kadar karbon dalam perlit lebih tinggi (pada baja hypoeutektoid). Ini semua akan
mengakibatkan terjadinya kenaikan kekuatan/kekerasan.

Figure 6.21 Schematic picture of the difference in pearlitic structure due to


annealing and normalizing.

Kekuatan tari (kg/mm2) dari baja yang dinormalizing dapat diperkirakan


sebagai berikut :
- Untuk baja hot-rolled 27 + 56 x Cp
- Untuk baja tempa 27 + 50 x Cp
- Untuk baja tuang 27 + 48 x Cp
Dimana Cp adalah jumlah carbon potential
Cp=C [ 1+ 0,5 ( C−0,20 ) ]+ Si× 0,1+ Mn [ 0,125+0,25 ( C−0,20 ) ]+ P [ 1,25−0,5 ( C−0,20 ) ]+Cr ×0

Normalising biasanya dhlakukan terhadap baja karbon atau paduan rendah.


Baja ini biasanya sangat ulet/lunak sehingga machinabilitynya kurang baik,
dengan naiknya kekerasan maka machinability akan lebih baik.
Baja hypereutektoid kadang-kadang juga dinormalising. Pada kondisi as-
rolled, terutama pada yang berpenampang besar, cementite networknya
memanjang (elongated), dan ini tidak berubah dengan annealing biasa maupun
dengan pemanasan pada proses pengerasan. Struktur demikian ini akan dapat
dipecah dengan kombinasi normalising dan annealing, sehingga diperoleh struktur
normal.
Dengan normalising selain diperoleh butiran halús juga' struktur menjadi
lebih homogen. Ini akan membuat baja akan memberi respons lebih baik terhadap
proses pengerasan (hardening). Karena itu biasanya baja, yang akan dikeraskan
dinormalising lebih dulu.
Dalam beberapa hal Juğa anlakukan double normalising dilakukan dua kali
normalising secara berurutan. Normalsing yang pertama dilakukan dengan
pemanasan pada temperatur 50-100 o C di atas temperatur normaiising yang biasa,
sedang pada normalising yang kedua pemanasannya dilakukan pada batas bawan
dari temperatur normalisingnya, pengan normallsing yang pertama, dengan
pemanasan pada temperature yang tinggi, diharapkan kelarutan dari konstituen
yang ada lebih sempurna, sedang normalising yang kedua diperlukan untuk
menghaluskan butiran.

7. HARDENING DAN TEMPERING


7.1. Hardening (pengerasan)
Hardening atau pengerasan biasanya dilakukan untuk memperoleh sifat
tahan aus yang tinggi, dan/atau kekuatan dan fatigue limit/strength yang lebih
baik.
Pengerasan dilakukan dengan memanaskan baja ke daerah austenit lalu
mendinginkannya dengan cepat. Dengan pendinginan cepat ini terbentuk
martensit, yang keras.
Temperatur pemanasannya (temperatur austenitising), lamanya, holding
time, dan laju pendinginan untuk pengerasan ini banyak tergantung pada
komposisi kimia dari baja.
Kekerasan yang dapat dicapal tergantung pada kadar karbon dalam baja,
kekerasan yang terjadi akan tergantung pada temperature pemanasan, holding
time dan laju pendinginan yang dilakukan pada proses laku panas ini, disamping
juga pada hardenability baja yang dikeraskan itu.
Seberapa tebal bagian penampang yang menjadi keras banyak tergantung
pada hardenability, dan tentunya juga pada laju pendinginan yang terjadi.
Hal ini sudah diuraikan pada Bab terdahulu.
7.1.1. Temperatur austenitising
Untuk dapat memperoleh martensit yang keras maka pada saat pemanasan
harus dapat dicapai struktur austenit, karena hanya austenit. yang dapat
bertransformasi menjadi martensit. Bila pada saat pemanasan masih terdapat
struktur lain maka setelah diquen akan diperoleh struktur yang tidak seluruhnya
terdiri dari martensit. Bila struktur lain itu bersifat lunak, misalnya ferrit maka
tentunya kekerasan yang tercapai juga tidak akan maksimum.
Kalaupun struktur lain itu sudah cukup keras, misalnya karbida, mungkin
juga kekerasan maksimum belum tercapan. Bila masih terdapat karbida maka
berarti masih belum seluruh karbon larut dalam austenit, padahal kekerasan
martensit sangat tergantung pada kadar karbon dalam austenit.
Tetapi walaupun sudah tidak lagi terdapat, struktur lain selain austenit pada
saat pemanasan, belum tentu kekerasan yang maksimum dapat tercapai karena
mungkin dalam austenit terdapat terlalu banyak karbon sehingga akan
mengakibatkan terdapatnya austenit sisa yang terlalu banyak setelah di quench.
Austenit yang lunak ini tentu akan mengurangi kekerasan.
Untuk baja karbon temperatur austenitising ini biasanya sama dengan
temperatur pemanasan untuk full annealing, 30 - 50°c di atas temperatur kritis A 3
untuk baja hypoeutectoid dan 30 - 50°C di atas temperatur kritis A 1 untuk baja
hypereutectoid (lihat Gambar 7.1). Dengan temperatur pemanasan ini diharapkan
kekerasan maksimum dapat tercapai dan butir kristal cukup halus tidak
mengakibatkan getas.
Figure 7.1 Hardening Temperatures
Untuk menentukan temperatur pemanasan yang baik untuk proses
pengerasan yang akan dilakukin terhadap suatu baja perlu dilakukan suatu
percobaan pemanasan dan quenching pada beberapa temperatur dan dianalisis
struktur yang terjadi. Misalnya untuk menentukan temperatur pemanasan untuk
baja SS 2092 (1% Cr, 1,5% Si, 0,8% Mn dan 1% C) dilakukan pemanasan pada
800, 825 dan 850 oC hasilnya ditunjukkan pada Gambar 7.2.

Figure 7.2 Microstructure of test-pieces of steel SS 2092 after hardening from


800 to 850oC. Dimensions of test-pieces 30 x 100 mm. All 400 x Chemical
composition: 1% Cr, 1-5% Si, 0-8% Mn, 1% Cr.
Temperatur 800 dan 825 °C masil memperlihatkan terbentuknya perlit dan
bainit, menunjukkan bahwa temperatur pemanasan belum cukup banyak
melarutkan karbon, yang kekerasan terjadi juga belum cukup tinggi. Tampaknya
temperatur pemanasan tidak boleh kurang dari 850°C, yang menghasilkan
martensit dengan kekerasan cukup tinggi. Pemanasan pada temperatur yang lebih
tinggi akan menanpakkan terjadinya

Figure 7.3 Microstructure of test-pieces of steel SS 2092 after hardening from


870 to 970oC, followed by tempering at 200oC. Dimensions of test-pieces; 30
mm diameter x 100 mm. All 400 x
austenit sisa, yang juga berakibat turunnya kekerasan, dan terjadi pertumbuhan
butir yang akan menimbulkan kegetasan, seperti yang diperlihatkan pada Gambar
7.3.
Dengan pemanasan pada 920 dan 970°C tampak banyak airstenit sisa
(berwarna putih), kekerasanpun lebih rendalı. Di samping itu tampak bahwa
martensit berbentuk jarum-jarum yang cukup besar, menunjukkan bahwa telah
terjadi pertumbuhan butir yang cukup banyak. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
temperatur pemanasan untuk baja SS 2092 ini sebaiknya antara 850 870°C.
Bila diperlukan percobaan untuk baja lain, semacam contoh di atas, sebagai
Gambar 7.1 dapat dipakai sebagai patokan dalam menetapkan daerah temperatur
yang akan dicoba, dengan mengingat pengaruh unsur paduan terhadap letak garis
temperatur kritisnya.
Pada beberapa literatur, dan juga pada brosur dari pabrik pembuat baja,
dapat diperoleh darah temperatur pemanasan untuk hardening dari berbagai jenis
baja. Beberapa diantaranya dapat dilihat pada Tabel 7.1.

Tabel 7.1 Tool steel. Recommendations for heat treatment

Dengan temperature pemanasan yang lebih tinggi akan diperoleh


hardenability yang lebih tinggi juga. Ini disebabkan oleh makin banyaknya
karbida yang terlarut dan makin besarnya butiran austenit. Tetapi berapa
temperature pemanasan yang tepat untuk suatu proses hardening masih akan
saling tergantung juga pada beberapa faktor lain, antara lain holding time.
7.1.2 Holding time (soaking time)
Kekerasan yang terjadi setelah gantung pada besarnya kadar karbon dan
unsur paduan dalam austenit, besar butir austenite dan laju pendinginan dari
austenite. Besarnya kadar karbon dan unsur paduan dalam austenite akan
tegantung pada seberapa banyak karbida yang sempat larut dalam austenite.
Pada saat tercapainya temperatur kritis atas memang struktur sudah (hampir
seluruhnya austenit. Tetapi pada saat itu austenit masih berbutir halus dan kadar
karbon unsur paduannya masih rendah/belum homogen. Untuk itu biasanya baja
perlu ditahan pada temperatur pengerasan ini beberapa saat. Lamanya holding
time tingkat kelarutan karbida dan ukuran butir yang diinginkan. Karena jumlah
dan jenis karbida ini…. baja yang satu dengan lainnya maka holding time juga
akan tergantung pada jenis bajanya dan temperatur austenitisası yang dipakai.
Di samping itu laju pemanasan juga ikut mempengaruhi lamanya holding
time yang harus diberikan. Dengan pemanasan yang sangat lambat, baja
hypoeutektoid sudah mencapai struktur austenite yang homogen sesaat setelah
mencapai temperature kritis atasnya, sehingga dalam hal ini tidak lagi diperlukan
holding time, dapat langsung diquench. Ini dapat terjadi karena selama waktu
pemanasan mendekati temperatur

Anda mungkin juga menyukai