Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. IRAWAN ARI WIBOWO
(2414100007)
2. SARWENDAH KUSUMA
(2414100041)
(2414100078)
4. DYAH RAHMANIA P
(2414100120)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai Sifat Mekanika Bahan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ;
1. Dosen pengajar mata kuliah Fisika Bahan. Bu Lizda Johar Mawarani, ST, MT
2. Teman-teman Teknik Fisika 2014 yang telah membantu
Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Serta penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan susunan laporan yang
lebih baik.
Surabaya, 14 April 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi dan bahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengetahuan bahan terus
berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Berbagai macam bahan telah
ditemukan, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi. Penemuan bahan-bahan
tertentu, seperti logam misalnya, telah ikut mewarnai peradaban manusia di dalam kurun waktu
tertentu. Tidak aneh jika nama suatu zaman atau periode waktu tertentu dikaitkan dengan nama
bahan, seperti misalnya zaman batu, zaman perunggu, zaman besi, dan seterusnya. Pengetahuan
dan keterampilan manusia untuk memanfaatkan bahan tertentu telah membuka peluang
berkembangnya desain, proses-proses atau produk-produk tertentu yang sebelumnya belum
pernah ada.
Pengembangan proses-proses dan produk-produk baru telah mendorong berkembangnya
ilmu dan teknologi bahan untuk memenuhi kebutuhan desain. Ilmu dan teknologi bahan adalah
bagian tak terpisahkan dari disain rekayasa. Disain adalah esensi dari rekayasa atau engineering
karena rekayasa pada prinsipnya adalah aplikasi matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam
untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupan manusia di dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, pengetahuan bahan sangat penting bagi
setiap disiplin ilmu rekayasa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini ialah:
1. Apa yang dimaksud dengan mekanika bahan?
2. Bagaimana mengetahui berbagai jenis sifat bahan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud mekanik bahan
2. Mengetahui berbagai jenis sifat bahan yang termasuk kedalam sifat mekanik bahan
1.4 Sistematika laporan
Makalah fisika bahan dengan judul SIFAT MEKANIK BAHAN ini terdiri dari tiga
bab. Bab I pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, tujuan, permasalahan,
sistematika laporan. Bab II pembahasan merupakan penjelasan dan ulasan singkat tentang teori
-teori dasar sifat mekanik bahan dan pengujian yang bisa dilakukan terhadap bahan. Bab III
kesimpulan memberikan kesimpulan dari keseluruhan makalah yang didasarkan pada tujuan.
BAB II
PEMBAHASAN
pada permukaan bahan yang akan diuji dengan penekanan tertentu. Kedalaman atau hasil
penekanan merupakan fungsi dari nilai kekerasan, makin lunak suatu bahan makin luas dan
makin dalam akibat penekanan tersebut, dan makin rendah nilai kekerasannya.
Ada beberapa uji pada kekerasan, diantaranya adalah:
a. Uji Rockwell
b. Uji Brinell
c. Uji Vicker dan Mikro Knoop
Uji Rockwell menitikberatkan pada pengukuran kedalaman hasil penekanan atau identor
yang membentuk berkasnya pada benda uji. Tingkat skala kekerasan menurut uji
Rockwell dapat dikelompokkan menurut jenis identor yang digunakan. Terdapat 2 macam
identor yang ukurannya bervariasi, yaitu:
Bola Baja dengan ukuran 1/16 , 1/8 , 1/4 , 1/2 inci (1,588; 3,175; 6,350; 12,70
mm) dan disebut sebagai Rockwell Ball
Kerucu intan dengan besar sudut 120 dan disebut sebagai Rockwell Cone.
Terdapat dua jenis tes dalam uji Rockwell, yaitu: Rockwell dan Rockwell
dangkal. Untuk Rockwell, beban ringan adalah 10 kg, sedangkan untuk beban besar
sebesar 60, 100, dan 150 kg. Setiap skala yang ada diwakili oleh huruf alfabet, beberapa
terdaftar
dengan
indentor
yang
sesuai
Tabel
2.1
dan
2.2.
Untuk Rockwell dangkal, 3 kg adalah beban ringan dan 15, 30, dan 45 kg adalah beban
besar, diikuti oleh N, T, W, X, atau Y, tergantung pada indentor. Tes dangkal sering
dilakukan pada spesimen tipis.
Tabel 2.1 Rockwell Hardness Scales
SIMBOL
INDENTER
BEBAN MAJOR
(kg)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
INTAN
BOLA 1/16 INCHI
INTAN
INTAN
BOLA 1/8 INCHI
BOLA 1/16 INCHI
BOLA 1/16 INCHI
BOLA 1/8 INCHI
BOLA 1/8 INCHI
60
100
150
100
100
60
150
60
150
INDENTER
BEBAN MAJOR(KG)
15 N
INTAN
15
30 N
INTAN
30
45 N
INTAN
45
15 T
15
30 T
30
45 T
45
15 W
15
30 W
30
45 W
BOLA 1/8
45
INCHI
Contoh :
- skala 80 hrb : kekerasan rockwell 80 skala B.
- skala 60 hr 30 w : kekerasan superficial 60 pada skala 30 W.
Untuk setiap skala, kekerasan bisa berkisar hingga 130.
jika skala kekerasan < 20 atau > 100 hasil kurang teliti gunakan skala dibawahnya atau
diatasnya.
b. Uji Kekerasan Brinell
Dalam tes Brinell, seperti dalam pengukuran Rockwell, metode pengujiannya adalah
memberikan indentasi pada permukaan suatu material sehingga timbul tapak tekan. Indentor bola
dipaksa ke permukaan logam yang akan diuji. Diameter baja keras (atau tungsten carbide)
indentor adalah 10,00 mm (0,394 in.). Beban standar yang digunakan berkisar antara 500 dan
3000 kg secara bertahap 500 kg. Saat pengujian, beban dijaga tetap konstan untuk waktu yang
telah ditentukan (antara 10 dan 30 s). Bahan yang lebih keras membutuhkan beban yang lebih
besar. Pengujian kekerasan brinell digunakan untuk mengetahui besarnya kekerasan permukaan
suatu material. Angka kekerasan diperoleh dari besarnya beban yang digunakan, diameter hasil
tapak tekan dan diameter dari indentor. Angka kekerasan brinell adalah fungsi beban dan
diameter lobang hasil.
dimana:
P = BEBAN
D = diameter inderter
d = diameter lubang
memiliki piramida geometri sangat kecil dipaksa ke permukaan spesimen. beban diterapkan jauh lebih
kecil daripada Rockwell dan Brinell, berkisar antara 1 dan 1000 g. Angka kekerasan Knoop dan Vickers
biasanya ditunjukan oleh HK dan HV dan skala kekerasan untuk kedua uji tersebut kurang lebih setara.
Knoop dan Vickers disebut sebagai metode microindentation, yaitu pengujian berdasarkan ukuran
indentor. Kekerasan ini penting bagi ketelitian kekerasan logam. Untuk bahan polimer diperlukan
juga cara serupa memakai beban penekanan 100 sampai 200 gram.
Indetor : intan piramid
Beban : 1 - 1000 gr
Hasil test berupa lekukan diperiksa dengan mikroskop
HK = hardness numberknoop (KHN)
HV = hardness number vickers (VHN)
bearing, pisau pemukul, badan alat uji impak dan tempat benda uji, dimana semua bagian
tersebut disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga membentuk suatu alat uji impak.
Kapasitas alat uji impak tergantung dari dimensi dan spesifikasi dari alat uji impak itu sendiri.
Ada dua metode dalam pengujian impak yaitu:
1. Uji Impak Charpy
Yaitu pengujian impak dengan meletakkan posisi spesimen uji pada tumpuan dengan
posisi horizontal/mendatar.
2. Uji Impak Izod
Yaitu pengujian impak dengan meletakkan posisi specimen uji pada tumpuan dengan
posisi vertical/berdiri.
berdeformasi plastis material. Pengukuran besarnya tegangan pada saat mulai terjadi deformasi
plastis atau batas luluh, tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian besar material
mengalami perubahan sifat dari elastic menjadi plastis, yang berlangsung sedikit demi sedikit
dan titik saat deformasi plastis mulai terjadi, sukar ditentukan secara teliti. Kekuatan mulur
merupakan salah satu dari parameter kekuatan bahan yang dapat ditentukan dengan melakukan
uji mulur (creep). Uji Creep banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan.
logam. Diperkirakan terdiri sekitar 90% dari semua kegagalan logam disebabkan oleh kelelahan.
Polimer dan keramik (kecuali untuk kacamata) merupakan dua jenis bahan yang rentan terhadap
kelelahan. Kelelahan dapat didefinisikan sebagai kegagalan yang berbahaya, karena terjadi
secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu dan teknologi bahan meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan mengenai
hubungan antara komposisi, struktur dan pemerosesan bahan dengan sifat-sifat dan
pemakaiannya. Kekerasan adalah mengukur ketahanan material terhadap deformasi plastis yang
terlokalisasi (lengkungan kecil atau goresan). Kekerasan adalah kriteria untuk menyatakan
intensitas tahanan suatu bahan terhadap deformasi yang disebabkan objek lain. Uji kekerasan
rockwell adalah metode yang paling umum digunakan karena sederhana dan tidak menghendaki
keahlian khusus. Pengujian kekerasan brinell digunakan untuk mengetahui besarnya kekerasan
permukaan suatu material. Angka kekerasan diperoleh dari besarnya beban yang digunakan,
diameter hasil tapak tekan dan diameter dari indentor. Kekerasan Vickers dapat dibandingkan
dapat dibandingkan dengan kekerasan logam, akan tetapi dalam hal ini bahwa kelakuan
viskoelastik bahan polimer adalah aneh dengan persamaan Hv = 1,854 P/dm2
Nilai impak (impact value) adalah ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan yang tibatiba. Prinsip kerja alat uji impak ini adalah dengan cara memberikan pembebanan secara tiba-tiba
pada benda uji yang akan diuji secara static. Kapasitas alat uji impak tergantung dari dimensi dan
spesifikasi dari alat uji impak itu sendiri. Ada dua metode dalam pengujian impak yaitu Uji
Impak Charpy dan Uji Impak Izod. Kemuluran ialah kebolehan bahan dipanjangkan dalam
keadaan tetap dengan menggunakan daya tegangan. Patah Lelah (fatigue fracture) disebabkan
oleh tegangan berulang dan juga dijumpai pada tegangan kurang dari 1/3 kekuatan statik pada
bahan struktur tanpa konsentrasi tegangan.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya terdapat beberapa kekurangan oleh karena itu
diperlukan saran yang dapat membangun penulisan makalah ini selanjutnya sehingga menjadi
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Callister, William d & John Willey Sons.2006.Material Science and engineering an introduction
seventh edition. Salt lake city.utah