Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNIK KARAKTERISASI MATERIAL

VICKERS HARDNESS TESTER

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Yenni Darvina, M.Si

DISUSUN OLEH :

Abdul Maulub Hrp ( 01 )

Veni Wahyuni ( 13 )

Alifa Mahmudya Jasmine ( 02 )

Taufik Rahman ( 11 )

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Vickers Hardness Tester”.

Tujuan dari penulisan makalah ini, adalah untuk pemenuhan Tugas diskusi dan
presentasi Mata Kuliah Teknik Karakterisasi Material.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra.Yenni Darvina, M.Si selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Teknik
Karakterisasi Material yang telah memberikan masukan dan saran terhadap penulisan
makalah ini.
2. Orang Tua yang telah memberikan dorongan serta motivasi dalam penyelesaian
makalah ini.
3. Teman-teman yang telah memberikan dorongan, saran dan kritikan untuk makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran.

Padang, 8 februari 2022

Penulis,

Abdul Maulub Hrp

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................... ............................... ii
DAFTAR ISI................................................................................... .....................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................ ................................................................. 4


A. Latar Belakang................................. ....................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................. ................................................. 4
C. Tujuan........................................................................................... .......................... 4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................…....................… 5
A. Definisi vickers hardness Tester…………………………………………………… 5
B. Kegunaan Vickers hardness Tester………………………………………………….5
C. Cara Menggunakan Vickers Hardness Tester……………………………….………6
D. Dasar-Dasar Vickers Hardness Tester………………………………………………7
E. Jenis metode hardness test…………………………………………………………..7
F. Bagian-bagian vickers hardness tester………………………………………………8
G. Konsep fisika yang mendasari vickers hardnes tester……………………………….9
H. Karakteristik Vickers Hardness Tester……………………………………………...10
I. Analisis dan pengolahan data……………………………………………………….11
J. Interpretasi data……………………………………………………………………..12
K. Kelebihan dan Kekurangan Vickers Hardness Tester………………………………13
BAB III PENUTUP....................................................................................... .......................14

A. Kesimpulan........................................................................................ .......................14
B. Saran................................................................................................. ........................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... .................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kekerasan bisa juga diartikan sebagai tekanan pendukung. Tujuan dari uji kekerasan
yaitu untuk mengukur tingkat ketahanan material terhadap deformasi plastik. Nilai dari
pengujian ini tentunya sangat membantu untuk menentukan dan menganalisa kualitas
material yang digunakan untuk setiap jenis industri.
Uji kekerasan merupakan cara terbaik untuk menganalisa komponen atau material
industri yang terbuat dari logam murni dan logam campuran. Tekanan, pengaruh beban
serta suhu yang ekstrim pada setiap aktivitas manufaktur tentunya sangat mempengaruhi
kualitas dan juga kekerasan material atau komponen industri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dan kegunaan dari vickers hardness tester ?
2. Apa saja bagian-bagian dari vickers hardness tester beserta fungsinya ?
3. Bagaimana cara menggunakan vickers hardness tester ?
4. Bagaimana bentuk dan jenis sampel yang di ujikan ?
5. Bagaimana karakteristik dari vickers hardness tester ?
6. Bagaimana cara mengolah dan menganalisis data dari vickers hardness tester?
7. Apa saja konsep fisika yang mendasari dalam kerja vickers hardness tester ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan dari vickers hardness tester ?

C. TUJUAN
1. Mengidentifikasi definisi dan kegunaan vickers hardness tester.
2. Mengetahui bagian-bagian beserta fungsi vickers hardness tester.
3. Mengetahui cara penggunaan vickers hardness tester.
4. Mengetahui bentuk dan sampel yang diujikan vickers hardness tester.
5. Mengetahui karakteristik vickers hardness tester.
6. Mempelajari pengolahan dan analisis data vickers hardness tester.
7. Mengetahui konsep fisika dalam kerja vickers hardness tester.
8. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan vickers hardness tester.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI VICKERS HARDNESS TESTER

Vickers hardness tester adalah salah satu metode dari pengujian hardness tester yang
digunakan untuk mengukur/menganalisa terhadap kekerasan material, pengujian Vickers
memiliki keunggulan dibandingkan metode lainnya karena pengujian tersebut lebih mudah
dilakukan dibandingkan metode pengujian hardness tester lainnya, karena kalkulasi yang
diperlukan tidak terlalu bergantung kepada ukuran indentor, dan indentor dapat digunakan untuk
semua material selain daya kekerasan pada indentor.

Umumnya pengukuran pengujian yang dilakukan dengan metode vikers sama dengan
pengujian kekerasan lainnya, digunakan untuk melakukan pengamatan dan perhitungan pada
material untuk mengetahui nilai dari deformasi material dari standart yang telah ditetapkan,
dengan manggunakan metode Vickers dapat digunakan untuk melakukan perhitungan semua
logam dan memiliki salah satu skala terluas dari beberapa metode pengujian lainnya, nilai satuan
kekerasan yang akan diberikan oleh mesin pengujian tersebut dikenal dengan Vickers pyramid
number (HV) atau Diamon Pyramid Hardness (DPH).

2. KEGUNAAN VICKERS HARDNESS TESTER

Metode pengujian yang satu ini tidak jarang disebut dengan cara pengujian microhardness,
cara ini sering dipakai untuk pengujian benda yang kecil, tipis, dan sebagainya.Metode
pengujian vicker hardness tester ini menurut sistem pengukuran optic. Dengan menilai rentang
beban cahaya pada identor berlian untuk menciptakan sebuah lekukan pada material yang diukur
dan di konversi ke nilai kekerasan. Hal ini sangat bermanfaat untuk pengujian pada benda yang
luas, tetapi sampel uji mesti di polesguna mengukuran ukuran tayangan. Misalnya, suatu berlian
berbentuk piramida atau persegi dipakai dalam pengujian dalam skala Vickers. Biasanya, beban
yang dipakai sangat enteng mulai dari 10gm sampai 1kgf, meskipun makro vicker dapat berkisar
sampai 30kg atau lebih.

Jadi, uji kekerasan atau hardness tester ialah pengujian yang sangat efektif sebab dapat
dengan gampang mengetahui cerminan sifat mekanik dari sebuah material atau benda. Meskipun
pengujian ini melulu berpusat pada wilayah tertentu akan namun nilai kekerasan yang diukur
lumayan untuk mengaku kekuatan dan daya tahan dari suatu material uji. Oleh karena itu,
material dapat anda golongkan sebagai material yang sesuai atau tidak dari sisi kekerasannya.

5
3. CARA MENGGUNAKAN VICKERS HARDNESS TESTER

Sebenarnya, prinsip dasar dalam melakukan pengujian ini sangat simple yaitu bola indentor
yang berbentuk prisma dipasang pada bagian tengah hardness tester. Kemudian dilakukan
penekanan pada material yang diuji lalu menganalisa bagian permukaan material yang
mengalami indentansi setelah mendapat tekanan yang besar gayanya sudah ditentukan
sebelumnya.

Berikut ini langkah-langkah pemakaian Vickers Hardness Tester :

Tahap pertama yaitu memasang indentor yang berbentuk prisma atau pyramid pada knok mesin
Vickers hardness tester. Setelah itu, tempatkan material uji pada bagian plate kemudian putar
mikroskop dan arahkan lensanya ke material yang diuji.

Selanjutnya, ketinggian plat atau meja uji pada Vickers hardness tester diatur dan disesuaikan
tingkat fokus pada mikroskop yang mengarah pada material yang diuji. Pengaturan ini bisa Anda
lihat di layar monitor display sambil menaik turunkan meja pengujiannya kemudia atur gaya
penekanan yang akan diberikan pada hardness tester.

Tekan tombol start dan mesin hardness tester mulai berjalan. Indentor prisma atau pyramid turun
perlahan lalu memberikan penekanan hingga batas gaya yang sudah diatur sebelumnya. Setelah
mencapai batas maksimal penekanan maka mesin akan berhenti.

Kemudian arahkan mikroskop pada bagian material yang tadi diberikan penekanan. Perbesar
layar monitori untuk melihat lebih jelas dengan menekan tombol pembesar pada mesin vicker
hardness tester.

Link cara menggunakan Vickers Hardness Tester


https://www.youtube.com/watch?v=7Z90OZ7C2jI&feature=youtu.be

6
4. DASAR-DASAR VICKERS HARDNESS TESTER

Kekerasan merupakan karakteristik dari material, bukan properti fisik yang mendasar.
Ini didefinisikan sebagai resistensi terhadap indentasi, dan ditentukan dengan cara mengukur
kedalaman permanen dari indentasi. Ketika menggunakan kekuatan tetap atau beban dan
indentor yang diberikan, semakin kecil indentasi maka semakin sulit material. Nilai kekerasan
lekukan diperoleh dengan mengukur kedalaman atau luas lekukan menggunakan salah satu
dari lebih dari 12 metode pengujian yang berbeda.

5. JENIS METODE HARDNESS TEST

1. Metode Pengujian Kekerasan Brinell.

Pengujian Brinell merupakan jenis hardness test dengan cara menusuk atau menekan
spesimen menggunakan indenter berbentuk bola yang terbuat dari baja yang sudah dikeraskan
atau karbida tungsten. Indenter bola baja digunakan untuk material yang memiliki kekerasan
Brinell hingga 450 BHN.

Indentor bola karbida tungsten harus digunakan apabila material yang di uji memiliki
kekerasan Brinell antara 451-650 BHN. Pengujian yang standar dilakukan dengan
menggunakan diameter 10 mm bola baja atau karbida tungsten dengan beban 3000 kgf untuk
logam keras, beban 1500 kgf untuk logam pertengahan, dan beban 500 kgf serta lebih rendah
untuk material lunak.

Indenter selain diameter 10 mm bisa digunakan, misal 5 mm, 2,5 mm dan 1 mm. Jika
menggunakan diameter indenter selain 10 mm maka beban harus disesuaikan mengikuti
formula

1
Gambar 2. Prinsip Uji Brinell

Nilai Hardness Brinell (BHN/HBW/HBS) dapat dihitung sebagai :

F = gaya tekan (kgf) D = diameter indenter (mm) d = diameter indentasi (mm) HBW berarti
hardness Brinell dengan indenter karbida tungsten. Jika indenter yang digunakan bola baja
(steel ball) maka kekerasan dinyatakan dengan HBS. Atau secara umum biasanya dinyatakan
dengan BHN.

Penulisan nilai Hardness Brinell harus diikuti dengan simbol HBW atau HBS. dan jika
diameter indenter dan beban yang digunakan tidak standar maka harus diikuti oleh kondisi
pengujian yang meliputi diameter indenter yang digunakan, beban dan dwell time, jika waktu
yang digunakan saat pembebanan di luar 10-15 detik. Contoh:

 220 HBW artinya nilai Hardness Brinell 220 dengan indenter 10 mm beban 3000 kgf dwell
time 10-15 detik.
 350 HBW 5/750 artinya nilai Hardness Brinell 350 dengan indenter 5 mm beban 750 kgf dwell
time 10-15 detik.
 600 HBW 1/30/20 artinya nilai Hardness Brinell 600 dengan indenter 1 mm beban 30 kgf
dwell time 20 detik

Keterbatasan uji Brinell :

 Mengukur material yang sangat keras. Indentor bola dapat mengalami deformasi yang
berlebihan.
 Mengukur kekerasan spesimen tipis. Indentasi dapat lebih besar dari pada tebal spesimen.
 Mengukur material yang dikeraskan permukaan. Indentasi dapat menusuk lebih dalam dari
pada tebal permukaan yang dikeraskan sehingga pengukuran menjadi tidak valid sebab
mengakibatkan pengukuran bagian dalam yang lunak juga.

2. Metode pengujian kekerasan Vickers.

Prinsip dasar pengujian vickers sama dengan uji Brinell, perbedaannya penggunaan indentor
intan yang berbentuk piramid beralas bujur sangkar dan sudut puncak antara dua sisi yang
berhadapan 136o. Pengukuran diagonal segi empat lebih akurat dibandingkan pengukuran
pada lingkaran. Pengujian ini dapat dilakukan untuk spesimen tipis hingga 0,006 inci.

Nilai yang diperoleh akurat hingga nilai 1300 (setara dengan Brinell 850). Indentor relatif
tidak menjadi rata seperti pada Brinell. Beban yang digunakan pada uji vickers antara 1
hingga 120 kgf. Perubahan beban relatif tidak mempengaruhi hasil pengujian, penggunaan

2
beban yang berbeda akan tetap menghasilkan nilai yang sama untuk material yang sama. Nilai
Hardness Vickers dapat dihitung dengan persamaan :

Dimana: HV = Hardness Vickers P = Beban (kgf) α = sudut 2 sisi yang berhadapan pada
indentor d = diagonal indentasi rata-rata (mm)

Gambar 3. Prinsip uji Vickers

Penulisan nilai kekerasan vickers harus diikuti akhiran yang menunjukkan gaya yang
digunakan dan durasi pembebanan jika waktu yang digunakan diluar 10-15 detik.

Contoh penulisan nilai Hardness vickers :

 440 HV 30 artinya nilai Hardness 440 dengan beban 30 kgf dan durasi pembebanan 10-15
detik.
 440 HV 30/20 artinya nilai Hardness 440 dengan beban 30 kgf dan durasi pembebanan 20
detik.
3
3. Metode pengujian kekerasan Rockwell.

Metode Hardness Test Rockwell berbeda dengan Brinell dan Vickers. Pada uji kekerasan
Rockwell tidak melakukan pengukuran tapak tekan secara manual, pengukuran langsung
dilakukan oleh mesin dan langsung menunjukkan nilai hardness dari bahan yang diuji, nilai
ini dapat dilihat pada dial indicator.

Nilai kekerasan yang diperoleh berhubungan terbalik dengan kedalaman identasi. Indenter
yang digunakan adalah bola baja yang diperkeras berukuran 1/16 in dan 1/8 in serta kerucut
intan bersudut 120o dengan ujung bulat diberi nama brale. Pada operasi pengujian, Beban
minor diterapkan sebesar 10 kgf yang menyebabkan identasi awal dan menempatkan identer
pada posisi yang akurat untuk penekanan. Dial ditempatkan pada skala tanda set nol.

Selanjutnya, pemberian beban utama (major) yang berbeda besarannya tergantung pada skala
rockwell yang digunakan lihat Tabel 1. Rockwell skala A digunakan untuk logam yang sangat
keras. Rockwell skala B digunakan untuk menguji material dengan kekerasan medium. Skala
B memiliki nilai 0 – 100. Nilai Hardness diatas 100 memberikan hasil pengujian yang kurang
valid sebab kemungkinan indentor telah menjadi rata.

Rockwell skala C digunakan untuk menguji material dengan kekerasan tinggi yaitu diatas
B100. Baja paling keras memiliki nilai C70. Skala C digunakan pada C20 ke atas.

Gambar 4. Prinsip uji Rockwell

Skala Rockwell dibagi atas 100 bagian lihat Gambar 3. Setiap bagian atau nilai kekerasan
setara dengan 0,002 mm indentasi. Angka B55 dan B60 memliki perbedaan kedalaman
indentasi sebesar 5 x 0,002 mm atau 0,01 mm

4
Gambar 5. Dial indikator pada mesin rockwell @bakergauges.com

Tabel 1. Skala Rockwell

5
6. BAGIAN-BAGIAN VICKERS HARDNESS TESTER

1. DIAL

Dial merupakan salah satu bagian dari alat kekerasan yang bekerja sebagai parameter atau indikator
dengan menunjukkan besarnya jumlah beban (kgf) pada suatu sampel yang akan di uji.

2. INTENDER

Intender berbentuk bola pejal yang akan mentransfer beban uji dan berkontak langsung dengan
sampel yang akan di uji .

3. LANDASAN (Measuring Platform)

Bagian ini digunakan sebagai tempat penyimpanan sampel yang akan di uji.

4. RODA TANGAN (HANDLE)

Roda tangan disebut sebagai handle yang akan mengatur ketinggian pada landasan atau
paltform. Sehingga pengujian dapat dilakukan dengan nyaman.

5. ELEVATING SCREW
6
Elevating screw merupakan bagian dari alat hardness tester yang bisa mengontrol posisi ketinggian
roda tangan atau handle dengan cara dinaikkan dan diturunkan.

7. KONSEP FISIKA YANG MENDASARI

A. Sifat fisis

- densitas

densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.

- porositas

Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi dari
volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai
persentase antara 0-100%.

semakin tinggi porositas maka benda semakin lunak.

B. Sifat mekanik

- Kekuatan Tekan (Compressive Strength)

Kekuatan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan atau struktur dalam menahan beban yang
akan mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat diukur dengan memasukkannya ke dalam
kurva tegangan-regangan dari data yang didapatkan dari mesin uji.

- Kekerasan (Hardness)

Kekerasan merupakan ketahanan material terhadap suatu deformasi yang terjadi di daerah
lokal. Bila materialnya berupa logam maka deformasi yang dimaksud yaitu deformasi plastis.
Semakin keras suatu material maka material tersebut semakin kuat.

- Kekuatan Tarik (Tensile Strength)

Kekuatan tarik adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika
diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah. Kekuatan tarik adalah kebalikan dari
kekuatan tekan, dan nilainya bisa berbeda.

8. KARAKTERISTIK VICKERS HARDNESS TESTER

Pada dasarnya hardness tester digunakan pada dua karakterisasi umum sebagai berikut :

1. Karakteristik bahan, yaitu meliputi :

 Tes untuk memeriksa materi


 Uji pengerasan
 Tes untuk mengkonfirmasi proses
 Dan dapat digunakan untuk memprediksi kekuatan tarik
7
2. Fungsionalitas, ini terdiri dari :

 Tes untuk mengkonfirmasi kemampuan yang berfungsi sebagaimana yang telah


dirancang.
 Ketahanan aus
 Kekerasan
 Resistensi terhadap dampak
 Pertimbangan pengujian kekerasan

Adapun beberapa karakteristik sampel yang harus dipertimbangkan sebelum memilih metode
pengujian kekerasan untuk digunakan yaitu seperti bahan, ukuran sampel, ketebalan, skala,
bentuk sampel bulat, silindris, pipih, tidak beraturan, gage R&R.

1. Bahan

Jenis pada material serta kekerasannya sangat diharapkan dalam menentukan metode yang
digunakan dalam sebuah pengujian. Bahan seperti baja bantalan yang dikeraskan memiliki
ukuran yang sangat kecil sehingga akan dapat diukur dengan menggunakan skala rockwell
karena penggunaan indenters berlian serta pemuatan PSI yang tinggi.

Bahan seperti cor dan logam bubuk akan membutuhkan identor yang jauh lebih besar
seperti yang sering digunakan di dalam metode skala Brinell. Bagian yang sangat kecil atau
bagian kecil perlu untuk dilakukan pengukuran dengan menggunakan hardness tester mikro
dengan menggunakan Vickers atau Knoop Scale.

Pada saat memilih skala kekerasan, panduan umum untuk memilih skala dapat menentukan
beban terbesar serta indentor terbesar yang mungkin tanpa melebihi kondisi operasi yang
ditentukan dan memperhitungkan kondisi yang dapat mempengaruhi hasil pengujian.

2. Ukuran Sampel

Semakin kecil bagian bagian yang ada di material, maka akan semakin ringan juga beban
yang dibutuhkan untuk menghasilkan lekukan. Pada bagian bagian kecil tersebut, sangat
penting untuk memastikan kita telah memenuhi syarat yang sudah ditentukan pada ketebalan
minimum serta lekukan yang sudah benar benar jauh dari tepi dalam dan juga luar.

Bagian bagian yang memiliki ukuran relatif lebih besar harus dipasangkan dengan benar, hal
tersebut agar kita bisa memastikan penempatan yang aman selama terjadinya proses pengujian,
dan juga kita harus bisa memastikan tidak adanya pergerakan atau selip yang terjadi. Bagian
yang tidak mendukung pada landasan harus bisa dijepit terlebih dahulu pada tempatnya
dengan memberikan dukungan yang benar.

3. Sampel Silinder

Koreksi hasil pengujian diperlukan saat menguji pada bentuk silinder dengan diameter kecil
karena perbedaan antara aliran material aksial dan radial. Faktor koreksi kebulatan
ditambahkan ke hasil pengujian berdasarkan pada diameter permukaan silinder yang cembung.
Selain itu, penting juga untuk menjaga jarak minimum sama dengan 2 ~ 1/2 kali diameter
lekukan dari tepi atau lekukan lain.

4. Ketebalan Sampel
8
Sampel harus mempunyai ketebalan minimal 10x (sepuluh kali) kedalaman indentasi yang
diharapkan akan tercapai.Terdapat rekomendasi ketebalan minimum yang diijinkan untuk
metode Rockwell biasa dan superfisial.

5. Timbangan

Kadang kita juga harus bisa melakukan pengujian dalam satu skala serta melaporkannya
dalam skala yang lain, konversi juga telah dibuatkan pada wilayah yang mempunyai beberapa
validasi. Namun sangat penting untuk kita catat bahwa jika korelasi actual sudah diselesaikan
dengan melakukan pengujian dalam skala yang berbeda, tidak bisa dipungkiri bahwa konversi
tersebut mungkin atau tidak menyediakan informasi yang akurat.

6. R&R Gage

Beberapa proses pengulangan dan Reproducibilitas studi sudah dilakukan untuk


pengembangan pada penghitungan kemampuan operator serta instrument untuk melakukan
pengujian dengan potongan uji yang telah diberikan. Dalam hardness tester, ada variabel
inheren yang menghalangi pengguna untuk menggunakan prosedur dan formula G&R standar
dengan potongan uji yang sebenarnya.

Variasi material dan ketidakmampuan untuk menguji ulang area yang sama pada pengujian
pengukuran kedalaman merupakan dua faktor signifikan yang dapat mempengaruhi hasil
GR&R. Untuk meminimalkan efek ini, yang terbaik yaitu melakukan studi pada blok uji yang
sangat konsisten untuk meminimalkan variasi bawaan ini.

9. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

VHN = 2P Sin (Θ/2) = 1,854 P ............(kg/mm2) (1)

d2 d2

dengan :

P = beban panjang digunakan N (kg)

D = panjang diagonal penginjakan penetrator (mm)

Θ = sudut antara permukaan intan (Vikers) = 136o

Kg = Newton/grafitasi (Satuan)

Contoh Data:(sumber jurnal MER-C NO. 10/VOL. 1/2018 )

Tabel 3.1 Data Hasil Uji Kekerasan Material Aluminium

N Bahan Diagonal indentasi(mm) Diagonalind Hargakekerasan Hargakekeras BebanIn

9
o. d1 d2 entasi rata- Vikers(kg/mm2) anVikersrata- dentor(Kg
rata =(d1+d rata(kg/mm2) )
2)/2(mm)

1. AluminiumAlum 0,020940,02 0,022440,02 0,021690,02 867,2 x 10- 833,67x10-6 50


2. iniumAluminium 0930,02169 0870,02351 0900,02260 6842,6 x 10-
3. 6791,2 x 10-6
1. AluminiumAlum 0,028220,02 0,032680,03 0,030450,03 886,7 x 10- 886,73x10-6 100
2. iniumAluminium 9120,02733 2420,03295 0770,03014 6876,0 x 10-
3. 6897,5 x 10-6
1. AluminiumAlum 0,041370,04 0,043020,04 0,042190,04 774,9 x 10- 811,63x10-6 200
2. iniumAluminium 6820,03871 2490,04436 4650,04153 6686,3 x 10-
3. 6973,7 x 10-6

Tabel 3.2 Data Hasil Uji Kekerasan Material Besi Cor

N Bah Diagonal indenta Diagonalindent HargakekerasanVikers HargakekerasanVik BebanIndent


o. an si(mm) asirata- (kg/mm2) ers rata- or(Kg)
rata =(d1+d2)/2 rata(kg/mm2)
(mm)
d1 d2
1. Besi 0,01822 0,01729 0,01775 1119,6x10-6
Cor
2. Besi 0,02138 0,02043 0,02090 828,3 x 10-6 942,6 x 10-6 50kg
Cor
3. Besi 0,02047 0,02052 0,02049 879,9 x 10-6
Cor

1.2. Besi CorBesi Cor 0,026960,027110 0,027350,026760 0,027150,026930 1027,4x1 968,7 x 100
3. BesiCor ,02916 ,02827 ,02871 0- 10-6 kg
61007,1x
10-
6871,8 x
10-6
1.2. Besi CorBesi Cor 0,042610,044500 0,043720,042440 0,043160,043470 815,1 x 1 785,5 x 200
3. BesiCor ,04308 ,04319 ,04313 0- 10-6 kg
6747,0 x
10-
6794,4 x
10-6

10. INTERPRETASI DATA

Dari tabel data hasil pengujian di atas menunjukkan keras-lunak permukaan suatu material
logam di setiap lokasi penjejakan berbeda-beda, hal ini ditunjukkan dengan panjang diagonal
indentasi yang berbeda-beda karena faktor kehalusan permukaan, porositas, jenis perlakuan,
10
dan unsur-unsur paduan. Diagonal yang lebih panjang memberikan pengertian bahwa nilai
kekerasan material rendah, sebaliknya diagonal yang lebih pendek memberikan pengertian
bahwa nilai kekerasan material tinggi. Semakin besar beban yang diberikan maka semakin
panjang juga diagonalnya, dan semakin panjang diagonal maka semakin kecil harga
kekerasan suatu material.

11. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN VICKERS HARDNESS TESTER

1. Keuntungan

A. lebih mudah dilakukan dibandingkan metode pengujian hardness tester lainnya, karena
kalkulasi yang diperlukan tidak terlalu bergantung kepada ukuran indentor, dan indentor dapat
digunakan untuk semua material selain daya kekerasan pada indentor.

B. Menggunakan satu jenis indentor untuk berbagai kekerasan

C. Nilai kekerasan lebih akurat

D. Dapat digunakan untuk berbagai jenis logam

2. Kekurangan

A. Secara keseluruhan,waktu pelaksanaan pengujian lama

B. Memerlukan waktu pengukuran lama,karena secara optik

C. Permukaan benda uji harus dipreparasi secara baik,butuh waktu preparasi

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Vickers hardness tester adalah salah satu metode dari pengujian hardness tester yang
digunakan untuk mengukur/menganalisa terhadap kekerasan material.
2. prinsip dasar dalam melakukan pengujian ini sangat simple yaitu bola indentor yang
berbentuk prisma dipasang pada bagian tengah hardness tester.
3. Semakin kecil indentasi maka semakin sulit material.
11
4. Karakteristik sampel yang harus dipertimbangkan sebelum memilih metode pengujian
kekerasan untuk digunakan yaitu seperti bahan, ukuran sampel, ketebalan, skala, bentuk
sampel bulat, silindris, pipih, tidak beraturan, gage R&R.

B. SARAN

1. Ada baiknya ditemukan teknologi baru ataupun alat terbaru dalam pengaplikasian Vickers

Hardness Tester

2. Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak

kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut

dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Smallman, dan Bishop, 2000,Pengujian kekerasan vickers, Erlangga, Jakarta.

Van Vlack, 1992,pengertian-dan-jenis-hardness-tester, Jakarta: Erlangga (W1)

https://www.youtube.com/watch?v=7Z90OZ7C2jI&feature=youtu.be

12

Anda mungkin juga menyukai