Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/314949351

KAJIAN PENDEKATAN PERSAMAAN MAXWELL-BOLTZMANN PADA ENERGI


BIOGAS

Conference Paper · November 2016

CITATIONS READS

0 2,120

5 authors, including:

Juniastel Rajagukguk
State University of Medan
47 PUBLICATIONS   389 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Synthesis of nanoparticles Fe 3 O 4 /PEG/PPy-based on natural iron sand View project

All content following this page was uploaded by Juniastel Rajagukguk on 14 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

KAJIAN PENDEKATAN PERSAMAAN MAXWELL-BOLTZMANN PADA


ENERGI BIOGAS
Afni, Z.Harahap*, Fitriana Hafni, Sepdian Anggreani S, dan Juniastel
Rajagukguk
Jurusan Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 20154.
SMK Putra Anda Binjai, Binjai – Sumatera Utara, 20157
*corespondensi e-mail: afnizaharaharahap@yahoo.com

Abstrak. Persamaan Maxwell-Bolztmann merupakan persamaan statistikal mekanik yang digunakan untuk
melihat hubungan antara energi yang dihasikan oleh biogas dengan berbagai temperatur tertentu. Kajian ini
bertujuan menganalisis hasil penelitian berbagai pendekatan Persamaan Maxwell-boltzmann pada berbagai
energi biogas. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil beberapa penelitian diantaranya,
pendekatan Persamaan Maxwell-boltzmann pada berbagai energi biogas. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini dapat melihat hubungan antara besar energi dan mol gas yang terdapat pada biogas yang
berbahan dasar sampah organik yaitu sayuran dan buah-buahan dari sampah pasar tradisional. Dimana hasil
penelitian yang didapat menyatakan semakin tinggi temperatur digester maka energi semakin besar juga
sebaliknya semakin rendah temperatur digester maka energi dan kalor yang dihasilkan akan semakin kecil.
Adapun grafik yang didapatkan oleh persamaan Maxwell-Bolztmann yaitu grafik berbanding lurus yang
menunjukkan hubungan antara temperatur terhadap energi, sehingga membuat energi bergantung pada
temperatur digester dan mol zat gas yang terkandung dalam biogas.

Kata Kunci: Persamaan Maxwell-Bolztmann, Sampah Organik, Mol Gas.

PENDAHULUAN
Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses perpindahan
energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor diartikan sebagai perpindahan
energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha merupakan perubahan energi melalui
cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu. Energi dapat berubah dari satu bentuk
kebentuk lain tanpa ada pengurangan maupun penambahan, prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi.
Prinsip termodinamika tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dimana
contohnya yaitu energi panas dari matahari yang diserap oleh bumi dalam bentuk gelombang
eletromagnetik. Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat prinsip alamiah pada
termodinamika dimana direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia
dalam melakukan kegiatannya.
Penerapan termodinamika yang begitu luas dimungkinkan adanya perkembangan ilmu
termodinamika sejak abad 17 yang diawali dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh
para ilmuwan termodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad
ke 19. Perkembangan ilmu termodinamika diawali dengan pendekatan makroskopik, dimana sifat
termodinamis didekati dalam perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa
energi, yang disebut pendekatan termodinamika klasik. Pendekatan sifat-sifat termodinamis suatu zat
didasarkan pada perilaku kumpulan partikel-partikel yang disebut pendekatan mikroskopis dimana
merupakan perkembangan ilmu termodinamika modern atau disebut termodinamika statistik.
Pendekatan termodinamika statistik dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang
sangat membantu dalam menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.
Bentuk-bentuk energi yang dihasilkan pada proses termodinamika dapat berupa berbagai bentuk
antara lain energi kimia, energi panas, energi mekanis, energi listrik, energi nuklir, adapun salah
satunya yaitu energi yang terdapat pada biogas itu sendiri yaitu dengan pendekatan persamaan
Maxwell-Boltzmann.
Biogas adalah salah satu sumber energi alternatif yang memiliki beberapa keunggulan daripada
BBM yang berasal dari fosil. Biogas bersifat ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Selain itu
biogas memiliki kandungan energi yang begitu besar daripada kandungan energi yang berasal dari
bahan bakar fosil. Oleh karena itu, biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, dan bahan
bakar fosil lainnya.
Pembuatan biogas membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang sangat besar, jika tidak maka
hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Banyak kesulitan yang dihadapi oleh para
pembuat biogas yang menginginkan hasil yang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu : temperatur di dalam digester yang dijadikan tempat pembuatan biogas itu sendiri. Energi yang
dihasilkan biogas selama ini tidak diperhitungkan berapa yang didapat, tetapi hanya dengan
perhitungan sederhana oleh karena itu membutuhkan sebuah solusi eksak yang lebih logis bagi orang
lain agar prediksi energi biogas yang terdapat dalam satu digester dapat diketahui berapa hasilnya.

1739
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

Pembuatan biogas pada makalah ini berupa sampah-sampah organik dari pasar tradisional yang men-
gadung sayur-sayuran, buah-buahan.
Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi mengakibatkan jumlah sampah yang
dihasilkan juga bertambah (Damanhuri, 1995). Kondisi ini menjadi masalah yang penting karena
pengelolaan sampah di Indonesia masih belum memadai, dimana sampah hanya dikumpul, diangkut
lalu dibuang ke lokasi
pemrosesan akhir (LPA) (Khair AM, 2009) Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang
tinggi mengakibatkan jumlah sampah yang dihasilkan juga bertambah (Damanhuri, 1995).
Pengelolaan sampah yang demikian berpotensi mencemari lingkungan dan menurunkan kualitas
hidup masyarakat. Salah satu konsekuensi jangka panjang yang tidak kalah penting dari sistem di LPA
ini adalah pembentukan emisi gas metan yang tidak terkontrol dari tumpukan sampah yang terurai
secara aerob dan anaerob, dimana membentuk gas rumah kaca dan berkontribusi terhadap
pemanasan global 21 kali lebih besar daripada gas karbondioksida (Deublein & Steinhauser, 2008).
Permasalahan pengelolaan sampah tersebut dapat diminimalkan dengan menerapkan pengelolaan
sampah yang terpadu (Integrated Solid Waste Management/ISWM), diantaranya waste to energy
atau pengolahan sampah menjadi energi (Damanhuri, 2010). Salah satu bentuk energi yang dihasilkan
dari sampah adalah biogas, yaitu energi terbarukan yang dibuat dari bahan buangan organik berupa
sampah, kotoran ternak, jerami, eceng gondok serta bahan lainnya (Surawiria, 2005). Pemanfaatan
sampah dan bahan organik lain sebagai penghasil biogas dapat mengurangi jumlah sampah organik
yang diangkut ke LPA dan dapat mengurangi emisi gas metan sekaligus mengurangi risiko pemanasan
global. Selain itu, residu dari proses pembuatan biogas merupakan bahan yang ramah lingkungan dan
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik (Deublein & Steinhauser, 2008).
Sebagai contoh, pasar tradisional-semi modern yang membuang sampah sayur dan buah
ton/hari. Pengelolaan sampah dengan cara ini akan menimbulkan efek pencemaran lingkungan
seperti emisi gas rumah kaca, kontaminasi air tanah, emisi bau tidak sedap dan sebagai tempat
endemik berbagai penyakit.
Sampah organik pasar tradisional pada dasarnya memiliki potensi yang besar untuk digunakan
sebagai bahan baku produksi biogas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendirikan unit instalasi
produksi biogas di sekitar lingkungan pasar tradisional tersebut. Biogas yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik yang dapat digunakan untuk mensubstitusi
sebagian/total kebutuhan listrik pasar yang selama ini disuplai oleh listrik pemerintah. Dengan skema
ini, pasar tradisional akan menjadi bersih, tidak mencemari lingkungan bahkan mampu memenuhi
kebutuhan energi secara mandiri.
Teknologi biogas merupakan teknologi yang sudah teruji (proven technology) yang sudah
diaplikasikan untuk pengolahan berbagai sampah/limbah organik seperti sampah, kambing, kerbau,
bahkan kotoran manusia. Namun sayangnya, penelitian-penelitian ini sebagian besar berkonsentrasi
pada skala laboratorium saja. Untuk skala pilot plant dengan menggunakan sampah organik dari
pasar tradisional yang mengadung sayur-sayuran dan buah-buahan belum banyak ditemukan di
Indonesia termasuk di wilayah Binjai.
Keberadaan unit instalasi produksi biogas yang didirikan di lingkungan pasar tradisional akan
memberikan dampak positif bagi perbaikan lingkungan dan kesejahteraan para pedagang dan
stakeholder pasar yang bersangkutan. Pengembangan penelitian yang menunjang untuk implementasi
unit produksi biogas tersebut sangat penting dilakukan.
Berdasarkan penjelasan diatas, tulisan ini bertujuan untuk mengkaji Pendekatan Persamaan
Maxwell-Boltzmann Pada Energi Biogas”.

METODE
Dalam karya ilmiah ini telah dikaji beberapa topik dari Persamaan Maxwell-Bolztmann yang
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah dalam Energi biogas. Pengkajian topik tersebut diambil
dari hasil penelitian terdahulu dan beberapa literatur yang relevan.
Penelitian dilakukan dalam 2 kegiatan utama penelitian yaitu pertama, pengambilan dan
karakterisasi sampah organik pasar tradisional; kedua, penggunaan Persamaan Maxwell-Bolztmann
yang merupakan sebuah persamaan mekanika statistik dimana salah satunya digunakan untuk
menentukan besar energi yang didapat dari biogas yang terbuat dari sampah sayuran dan buah-
buahan dan persamaan tersebut secara matemats dapat dituliskan sebagai berikut:

1740
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

Prosedur pengambilan dan karakterisasi sampah organik pasar tradisional dilakukan dengan cara
mengambil 100 kg sampah pasar tradisional dan memilah-milahnya sehingga diperoleh fraksi
organik. Pemilahan ini dilakukan juga untuk memperoleh nilai persentase fraksi berat dari sampah
organik pasar tradisional. Sampah organik yang telah dipilah kemudian dicacah dan dihaluskan
dengan menggunakan kitchen blender dengan ditambah air secukupnya.
Dalam pembuatan biogas membutuhkan skema alat yang digunakan berupa satu unit digester
dan Tabel hasil pengamatan yang digunakan untuk memasukkan data hasil penelitian.
Temperatur dan mol zat gas merupakan dua parameter yang harus ditentukan dalam
menentukan besar energi dalam persamaan Maxwell- Bolztmann. Setelah mengolah data tersebut
maka hasil energi gas dapat diprediksi besarnya yang disesuaikan dengan digester, dalam penelitian
ini digunakan digester yang berukuran 300 Liter atau sekitar 0,3 m3.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktifitas manusia atau
hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau tidak digunakan lagi (tchobanoglous,
dkk,1993).Menurut petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang ke-PLP-an
perkotaan dan pedesaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari sampah organik,
sampah anorganik dan sampah B3 yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (dep.PU Ditjen Cipta Karya,
1999).
Sementara itu, Hadiwiyoto (1983) mendefenisikan sampah adalah sisa-sisa bahan yang
mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, atau karena
pengelolaan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya, yang ditinjau dari aspek pencemaran atau
ganguan kelestarian lingkungan.
Bila dilihat dari sifatnya, sampah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
1. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik yang tersusun dari
unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen.Yang termasuk sampah organik adalah daun-daunan,
kayu, kertas, karton, sisa-sisa makanan,sayur,buah, yang mudah diuraikan oleh mikroba.
2. Sampah non organik
Terdiri dari kaleng, plastik, besi, logam, gelas atau bahan lain yang yang tidak tersusun oleh
senyawa-senyawa organik. Sampah anorganik tidak dapat diuraikan oleh mikroba.

Karakteristik Sampah Pasar Tradisional


Sampah pasar tradisional yang ada di wilayah Binjai yaitu Pasar Buah dan Sayur yang memiliki
komposisi sayur dan buah seperti terangkum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi sayur dan buah dalam sampah pasar tradisional
No Komponen Jumlah (kg) Persentase (%)
Sampah
1. Sayur 51 51
2. Buah 33 33
3. Non Organik 6 6
4. Serabut 10 10

Biogas yang dihasilkan dari sampah organik merupakan gas yang mudah terbakar (flammable)
dan didominasi senyawa methana (CH4) dan senyawa CO2. Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi
bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob yang tahan pada wilayah atau area yang kedap udara.
Semua jenis bahan organik yang mengandung senyawa karbohidrat, protein, lemak bisa diproses
untuk menghasilkan biogas. Namun, keheterogenan sampah organik dapat mengakibatkan bakteri
anaerobik tidak dapat hidup sehingga perlu pengolahan lebih lanjut agar sampah tersebut benar-benar
1741
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi biogas. Sampah dari bahan organik yang
homogen, baik padat maupun cair sangat cocok sebagai umpan pada sistem peralatan produksi biogas
secara sederhana. Kandungan metana dalam biogas yang diproduksi oleh reaktor/digester berbeda-
beda tergantung jenis feed, komposisi masukan, dan lama waktu fermentasi serta kapasitas reaktor.
Zhang et al. (1997) di muat dalam Hermawan. B, dkk. (2007) menunjukkan bahwa biogas yang
dihasilkan mengandung gas metana sebesar 50-80 (% Volume) dan gas karbondioksida 20-50 (%
Volume). Sedangkan Hansen (2001) dimuat dalam Hermawan. B, dkk. 2007, dalam reaktor biogasnya
mengandung sekitar 60-70 (% Volume) gas metana, 30-40 (% Volume) gas karbon dioksida serta gas-
gas lain, meliputi ammonia, hidrogen sulfida, merkaptan (tio-alkohol) dan gas lainnya. Secara umum
komposisi biogas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2 Komposisi Biogas
Komponen Persentase (% Volume)
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0,1-0,5

Pembentukan biogas oleh mikroba pada kondisi anaerob oleh Haryati (dalam Mara, 2012:39)
meliputi tiga tahap proses yaitu:
a. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut dan bahan
pencernaan bahan organik yang komplek menjadi sederhana,perubahan struktur bentuk polimer.
b. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk
pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir
dari perombakan gula-gula sederahana ini yaitu asam asetat propionat, format, laktat, alkohol
dan sedikit butirat, gas karbon dioksida, hidrogen dan amonia.
c. Metanogenik, pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas metan. Bakteri pereduksi
sulfat juga trerdapat dalam proses ini, yaitu mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya
menjadi sulfur sulfida.

Adapun hasil penelitian pembuatan biogas yang dilakukan beberapa waktu lalu yaitu :
Tabel 3 Hasil Pengamatan Temperatur Pada Saat Pembuatan Biogas
No Massa Sampah (kg) Massa Air (kg) 0
Temperatur ( C) Tekanan
(Pa)
1 100 100 30 17519,68
2 100 100 31 35039,37
3 100 100 32 52559,055
4 100 100 33 70078,74
5 100 100 34 87596,425

Hasil pengamatan tersebut di atas dapat diketahui Kalor maupun energi yang terdapat dalam
biogas itu dapat dianalisis melalui persamaan-persamaan mekanika statistik. Dimana dalam satu
digester yang berisi 300 liter, energi dan kalor yang dihasilkan dihitung dengan persamaan Maxwell-
Bolztmann pada mekanika statistik dalam (Huan,2013:33): dengan persamaan energi kinetik rata-rata
yang dihubungkan dengan energi termal yaitu persamaan tersebut :

1742
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

Data temperatur digester 30-34 dengan massa sampah 100 kg dan massa air 100 kg dengan
volume digester yaitu 300 liter dapat diketahui energi yang dihasilkan dengan volume digester 300
liter yakni dengan memasukkan kedalam aproksimasi persamaan Maxwell-Boltzmann.
Adapun pemodelan persamaan Maxwell-Bolztmann

Persamaan diatas dapat digunakan dengan mengubah nilai N dengan n x NA, yang mana nilai
mol zat gas dicari yang dalam hal ini hanya gas CH4 dan gas tang lain dicari, karena sebagian besar
kandungan biogas didominasi oleh zat gas Metana.

1 Energi yang didapatkan dalam digester berukuran 300 Liter dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 4 Hasil Perhitungan Pengaruh Temperatur Terhadap Energi Gas

No Massa Sampah (kg) Massa Air (kg) 0


Temperatur ( C) Energi Gas (J)
1 100 100 30 13128,09
2 100 100 31 26256,15
3 100 100 32 39384,21
4 100 100 33 52306,14
5 100 100 34 65636,84

Gambar 2. Grafik hubungan antara temperatur terhadap energi kinetik gas

1743
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

Berdasarakan grafik diatas dapat diketahui hasil penelitian dapat membuktikan bahwa
temperatur digester sangat berpengaruh terhadap pembentukan biogas yaitu energi yang dihasilkan,
dimana semakin besar temperatur pada digester atau digester sebagai wadah fermentasi sampah maka
nilai energi yang dihasilkan akan semakin tinggi, begitu sebaliknya semakin rendah temperatur
digester, maka energi maupun biogas yang dihasilkan akan semakin rendah dan kualitasnya juga tidak
maksimal jika digunakan dalam penggunaan energi.

1. Perbandingan mol gas yang terdapat dalam biogas dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5 Perbandingan mol zat CH4, CO2, dan N2, O2, H2, & H2S

Pada Tabel di atas dapat diketahui bahwa perbandingan mol zat yang terkandung dalam
biogas dari sampah dalam hal ini didominasi oleh zat CH4 kemudian zat CO2 dan zat N2, O2, H2, &
H2S. Hal ini berdasarkan kapasitas dari biogas, dimana dengan volume digester 300 Liter maka dapat
menghasilkan gas sekitar ± 300 Liter pula tiap harinya hingga gas habis atau tidak beroperasi lagi.
Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 % CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida)
dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S (Hamidi, 2012).

1744
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh suatu hasil
dimana pada pembuatan biogas yang berbahan dasar sampah diperlukan ketelitian dan keuletan
dengan menjaga temperatur digester agar gas yang terbentuk sangat baik sesuai yang diharapkan.
Oleh karena itu digunakan sebuah aplikasi dari persamaan Maxwel-Bolztmann pada energi alternatif
yang menghasilkan suatu hubungan yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan dalam 2 kegiatan utama penelitian yaitu pertama, pengambilan dan
karakterisasi sampah organik pasar tradisional; kedua, penggunaan Persamaan Maxwell-
Bolztmann yang merupakan sebuah persamaan mekanika statistik dimana salah satunya
digunakan untuk menentukan besar energi yang didapat dari biogas yang terbuat dari sampah
sayuran dan buah-buahan.
1745
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN: 2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016

2. Besarnya nilai temperatur sangat berpengaruh pada pembentukan biogas, hal ini juga
mempengaruhi energi biogas, dimana semakin tinggi temperatur digester maka energi gas akan
semakin besar juga. Dan sebaliknya semakin kecil temperatur digester maka energi yang
dihasilkan juga akan menurun.
3. Besarnya nilai mol zat mempengaruhi energi pada biogas dimana semakin besar mol zat maka
energi akan semakin besar begitu sebaliknya semakin kecil nilai mol zat maka energi pada biogas
tersebut akan semakin kecil juga.
4. Perbandingan mol zat dalam biogas yaitu terbesar dimulai dari CH4, CO2,dan N2, O2, H2, & H2S

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, E. 1995. Teknik Pembuangan Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan, ITB: Bandung
Damanhuri, E. 2008. Diktat Landfilling Limbah. Jurusan Teknik Lingkungan, ITB: Bandung
Damanhuri, Enri. 2010. Pengelolaan Sampah. Jurusan Teknik Lingkungan, ITB: Bandung
Deublein, Dieter and Angelika Steinhauser. 2008. Biogas from Waste and Renewable Resources.
Wiley-VHC: Jerman
Hamidi, Nurkholis. (2011) “Peningkatan Bahan Bakar Biogas Melalui proses pemurnian Bahan Bakar
Alam”. Jurnal Rekayasa Mesin. Jilid 2 No 3. (http://rekayasamesin.ub.ac.id. diakses 20 Oktober
2016).
Hermawan. B., Lailatul Qodriyah, dan Candrarini Puspita. 2007. Sampah Organik sebagai Bahan Baku
Biogas untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa. Universitas
Lampung. Bandar Lampung. diakses pada tanggal 20 Oktober 2016 dari
http://chemistryaddict.wordpress.com
Huan, Alfred. 2013, Statistical Mechanics, (pdf),
(http://www.spms.ntu.edu.sg/PAP/courseware/statemech,diakses Oktober 2016)
Khair AM, Hafidzul. 2009. Detail Engineering Design (DED) Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Sijunjung. Tugas Akhir, Fakultas Teknik, Universitas Andalas: Padang
Mara, I Made. (2012) “Analisis Penyerapan Gas Karbondioksida (CO2) Dengan Larutan NaOH
Terhadap Kualitas Biogas Sampah”. Jurnal Dinamika Teknik Mesin (Online). Jilid 2 No 1.
(http://www.ejournal.ftunram.ac.id. diakses 16 Oktober 2016).
Rahayu dkk. (2009) “Pemanfaatan Kotoran ternak Sapi Sebagai Sumber Energi Altrnatif Ramah
Lingkungan Beserta Aspek sosio Kulturalnya”. Jurnal Lingkungan. Jilid 13 No 2.
(http://journal.uny.ac.id. diakses 20 Oktober 2016)
Surawiria, U. Menuai Biogas Dari Limbah. Disadur dari Pikiran Rakyat, 7 April 2005

1746

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai