HARDNESS TEST
Disusun Oleh:
Kelompok : IV (Tiga)
Kelas : 2B
Semester : IV (Empat)
Prodi : Teknologi Rekayasa manufaktur (D-IV)
Pembimbing : Fakhriza, ST, MT
HARDNESS TEST
Oleh:
Mengetahui, Menyetujui,
Kasi.Lab. Uji Material Pembimbing Praktikum,
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan praktikum di Laboratorium Uji Bahan dan
Metrologi serta dapat menyelesaikan laporannya. Shalawat beriring salam sama-sama
kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
pada saat ini.
SRI WIDIYA
NIM. 2020213010046
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
iii
4.1.2 Bahan Yang Digunakan .............................................................................. 19
LAMPIRAN .................................................................................................................. 29
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hubungan Antara Penetrator Dengan Material Yang Digunakan Untuk
Pengujian Kekerasan Brinel .................................................................. 5
Tabel 3.2 Skala Kekerasan Metode Pengujian Rockwell ...................................... 14
Tabel 5.1 Data Hasil Pengamatan Metode Brinnel ............................................... 22
Tabel 5.2 Data Hasil Pengamatan Metode Vickers ............................................... 24
Tabel 5.3 Data Hasil Pengamatan Metode Rockwell ............................................ 25
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 Brinel ..................................................................................................... 23
Grafik 5.2 Vickers ................................................................................................... 24
Grafik 5.3 Rockwell ................................................................................................ 26
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
2
BAB III
TEORI DASAR
3
4
3. Metode Identasi
dikatakan bahwa angka kekerasan Brinnel diperoleh dari hasil pembagian antara gaya
yang digunakan untuk menekan dengan luas lekukan yang terjadi seperti ditunjukkan
pada Gambar 2
Luas permukaan indentasi (lekukan bola baja) dapat dihitung sebagai berikut:
A = π Dh (2)
Dengan,
h = ½ D - ½ √𝐷2 − 𝑑 2 (3)
Sehingga
A = ½ π D (D - √𝐷2 + 𝑑 2 ) (4)
Maka
2𝐹
HB = (5)
𝜋 𝐷 ( 𝐷−√𝐷 2 +𝑑𝑟 2
yang mana :
- Diameter bola = 10 mm
- Beban = 3000 Kgf
- Lama pembebanan = 15 -30 detik
Untuk kondisi yang lain, simbol HB dilengkapi dengan indek yang menunjukkan
kondisi-kondisi pengujian dengan urutan diameter bola, beban, dan lama pembebanan.
Dalam penulisan laporan hasil pengujian kekerasan Brinell sering dijumpai huruf
HBS atau HBW. Huruf HBS merupakan singkatan dari kekerasan Brinell dengan
indentor bola baja (Steel ball), sedangkan huruf HBW merupakan singkatan dari
kekerasan Brinell dengan bola wolfram/Tungsten karbida.
8
ASTM E10 : Metode standar pengujian kekerasan Brinell untuk material logam.
Rentang beban uji yang digunakan pada pengujian kekerasan Vickers berkisar
antara 1 kgf sampaj 120 kgf, dan beban uji yang umum digunakan adalah 5, 10, 30 dan
50kgf. Sedangkan waktu penerapan beban uji (dwell time) standar biasanya dilaksanakan
selama 10 -15 detik.
tembaga dan 3d untuk logam-logam ringan, sementara jarak minimal antara jejak adalah
3d untuk baja dan paduan tembaga, dan 6d untuk logam-logam ringan.
Keuntungan dari uji Vickers adalah skala kekerasannya yang kontinu untuk
rentang yang luas, dari yang sangat lunak dengan nilai 5 maupun material yang sangat
keras 1500 karena indentor intan yang sangat keras. Selain itu pada uji Vickers, beban
tidak perlu dirubah dan tidak bergantung pada besar beban indentor dan uji Vickers ini
dapat dilakukan pada benda-benda dengan ketebalan yang tipis sampai 0.006 inchi.
Namun uji Vickers juga mempunyai kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang relatif
lama untuk menentukan nilai kekerasan sehingga jarang dipakai pada pengujian yang
rutin.
Kekerasan Vickers (HV) adalah suatu hasil bagi yang didapatkan dengan
membagi beban yang dikenakan F dengan luasan bentangan pada permukaan indentasi
dari benda kerja untuk mendapatkan harga luasan didapatkan dari bentuk piramid, yang
meninggalkan bekas penekanan berbentuk bujur sangkar kemudian diukur diagonalnya
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
10
Luas permukaan indentasi (lekukan bola baja) dapat dihitung sebagai berikut:
A = 4 luas segitiga (7)
Dengan,
𝑑1+𝑑2
Dr = (8)
2
Sehingga
𝑑 √2
A = 4 . ½ . d . √2 . ½ ( 4 . 𝑠𝑖𝑛 68° ) (9)
𝑑2
A= (10)
1.854
Maka
2 𝐹 𝑠𝑖𝑛 68°
HV = (11)
𝑑2
11
atau
𝐹
HV = 1.854 𝑑2 (12)
yang mana :
Contoh : 186 HV 30
Bila waktu penerapan beban tidak terletak antara 10 -15 detik, maka
waktu penerapan beban ujinya harus dicantumkan.
sederhana, cepat, tidak memerlukan mikroskop untuk mengukur jejak, dan relatif
tidak merusak.
Pengujian kekerasan Rockwell dilaksanakan dengan cara menekan
permukaan spesimen (benda uji) dengan suatu indentor. Penekanan indentor ke dalam
benda uji dilakukan dengan menerapkan beban pendahuluan (beban minor), kemudian
ditambah dengan beban utama (beban mayor), lalu beban utama dilepaskan sedangkan
beban minor masih dipertahankan.
Tingkatan skala kekerasan menurut metode Rockwell dapat
dikelompokkan menurut jenis indentor yang digunakan pada masing-masing skala. Ada
dua jenis indentor yang digunakan pada pengujian kekerasan Rockwell, yaitu intan
berbentuk kerucut yang memiliki sudut puncak 120° di mana bagian ujungnya sedikit
dibulatkan dengan jari-jari 0,2 mm dan indentor bola yang terbuat dari baja yang
dikeraskan atau dari tungsten karbida yang memiliki diameter 1/16", 1/8", 1/4", dan
diameter 1/2". Indentor kerucut intan sering disebut juga sebagai 'Brale'.
Indentor kerucut intan pada umumnya digunakan untuk menguji material-
material yang keras. Sementara indentor bola baja sering digunakan untuk menguji
kekerasan material-material yang lebih lunak.
Pada pengujian kekerasan material dengan metode Rockwell dikenal ada
beberapa skala, misalnya skala B yang biasanya diaplikasikan pada material yang lunak,
seperti paduan-paduan tembaga, paduan aluminium dan baja lunak, dengan
menggunakan indentor bola baja berdiameter 1/16" dan beban total sebesar 100 kgf.
Sedangkan skala C diaplikasikan untuk material-material yang lebih keras, seperti
besi tuang, dan banyak paduan-paduan baja yang memakai kerucut intan sebagai
indentornya dengan beban total sampai 150 kgf. Selain skala B dan skala C yang sering
disebut sebagai skala umum, ada beberapa skala lainnya seperti skala A, D, E, F, G dan
lain-lain sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 3.2 Kelemahan dari uji kekerasan
Rockwell adalah perlunya faktor konversi agar hasil dapat dibandingkan.
14
yang mana :
Metode Brinell
Keuntungan :
- Mudah dalam pelaksanaan
- Dapat dilakukan dengan logam yang tidak homogen
Kerugian :
- Ketelitian metode ini kurang dibandingkan dengan metode Vickers
- Cacat benda uji pada metode ini cenderung lebih besar
Metode Vickers
Keuntungan :
- Penetratornya dapat melakukan uji kekerasan baik untuk uji yang lunak
maupun keras
- Dengan sudut penetratornya yang kecil maka bekas penekanan benda uji
juga kecil
Kerugian :
- Bahan yang homogen, seperti besi tuang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kekerasannya dengan metode ini
- Permukaan benda uji harus licin sehubungan penetratornya kecil
Metode Rockwell
Keuntungan :
- Ketelitian pengukuran kekerasan tinggi
- Cacat permukaan benda uji akibat penekanan cenderung lebih kecil
Kerugian :
- Tidak dapat menentukan kekerasan pada material yang tidak homogen
- Kemungkinan kesalahan pengukuran bila bekas penekanan kecil4.1
Metode Brinnel
BAB IV
METODE PRAKTIKUM
b. Stopwatch
18
19
d. Jangka Sorong
2.187,5
=
3,14 . 2,5 ( 2,5−√(2,5)2 −(1,435)2 )
375
=
7,85 (0,46)
375
=
3,611
= 103,839
Tabel 5.1 Data Hasil Pengamatan Metode Brinnel
22
23
BRINNEL
108000
106000
104000
102000
100000 BRINNEL
98000
96000
Area 1Area 2
Area 3 Area 4
Area 5 Area 6
2 𝐹 𝑠𝑖𝑛 136°
HV = 𝑑2
𝑓
= 1,854 𝑑2
100
= 1,854 (1,27)2
100 185.400
= 1,854 =
1,61 1,61
= 115,155
24
Vickers
118,000
116,000
114,000
Vickers
112,000
110,000
Area 1Area 2
Area 3 Area 4
Area 5 Area 6
90
80
70
60
50
ST 37
40
Kuningan
30
20 Aluminium
10
0
Area 1 Area 2
Area 3 Area 4
Area 5
Area 6
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan “HARDNESS TEST”, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
6.2 Saran
Dari hasil percobaan HARDNESS TEST tersebut, penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut :
27
DAFTAR PUSTAKA
2. http://mymediamembaca.blogspot.com/2017/03/laporan-hardness-test.html
28
LAMPIRAN
29