Disusun oleh:
Kelompok 8 (Kelompok kecil 2)
Laporan Praktikum Uji Material ini disusun sebagai tugas akhir dalam
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Praktikum Uji Material dan salah satu syarat
lulus mata kuliah Praktikum Uji Material.
Menyetujui, Menyetujui,
Asisten Praktikum Asisten Praktikum
Mengetahui, Mengetahui,
Koordinator Program Studi Dosen Penanggung Jawab Praktikum
i
KATA PENGANTAR
Mungkin hanya ini yang dapat kami selesaikan. Apabila ada kritik dan saran
dari, kami bersedia menerima semua kritik dan saran tersebut, karena kritik dan
saran ini sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki laporan kamu dimasa
mendatang sehingga kami akan berusaha untuk menyelesaikan makalah dengan
lebih baik lagi.
Akhir kata, laporan ini kami harapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pemahaman mendalam tentang Uji Kekerasan. Semoga juga dapat membuka
wawasan dan memberikan inspirasi kepada pembaca yang berkepentingan.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama yang diberikan. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahan-Nya kepada kita semua.
Kelompok 8 (2)
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Mesin Rockwell ............................................................................................. 6
Gambar 3. 2 Komputer Hardness Vickers ........................................................................... 6
Gambar 3. 3 Sampel ............................................................................................................ 7
Gambar 5. 1 Mesin Uji Vickers dan Sampel ....................................................................... 9
Gambar 5. 2 Sampel yang ada di stage ............................................................................... 9
Gambar 5. 3 Gambar jejak Indentasi................................................................................. 10
Gambar 6. 1 Grafik hasil nilai kekerasan suhu 200ᵒ dengan force 0,3 HV(2.942 N) ....... 13
Gambar 6. 2 Grafik hasil nilai kekerasan suhu 200ᵒ dengan force 0,4 HV(4.903 N) ....... 13
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 5. 1 Nilai Hardness Vickers .................................................................................... 11
v
BAB I
PENDAHULUAN
1. Brinell
Pengujian kekerasan dengan metode brinell bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap identor
berbentuk bola baja yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.
2. Rockwell
Pengujian kekerasan dengan metode rockwell bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap identor
berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan
material uji tersebut (logam)
3. Vickers dan mikrovickers
Pengujian kekerasan dengan metode vickers bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap sebuah
ideator berupa pyramid diamond terbalik dengan sudut puncak 136 derajat,
dimana permukaan material yang diuji ini harus rata dan bersih. Nilai
kekerasan yang diperoleh disebut sebagai kekerasan vickers, yang biasa
disingkat dengan HV.
Tujuan :
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan unutk :
1.4 Manfaat
Dalam Praktikum Uji Material pada bagian modul uji Jominy dan uji
kekerasan, Berikut tujuan datri modul tersebut.
1. Dapat Memahami Uji jominy dan Uji Kekerasan
2. Dapat Memahami perbedaan kekerasan pada material setelah mengalami
tempering pada suhu yang berbeda
3. Dapat Memahami Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengaruh suhu
tempering dan kekerasan Material baja tersebut
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Sifat mampu keras merupakan salah satu besaran yang menyatakan sifat
teknologi material, terutama baja karbon. Definisi hardenability yaitu kemampuan
suatu logam untuk dikeraskan pada proses perlakuan panas. Sifat-sifat ini sangat
dipengaruhi oleh banyak dan jenis unsure pemadu yang ditambahkan ke dalam baja
bersnagkutan. Untuk beberapa logam yang banyak dipakai secara umum data-data
sifat mampu kerasnya sudah tersedia dalam buku referensi. Untuk memperbaiki
sifat-sifat mekanik besi dan paduannya dapat dilakukan dengan mengubah struktur
mikro. Pengubahan struktur mikro dapat dilakukan dengan heta treatment. Yang
termasuk dalam kelompokmini adalah : Normalizing, Annealing, Quenching dan
tempering. Normalizing yaitu pemanasan sampai temperature austenisasi
dilanjutkan pendinginan dalam udara atmosfer. Annealing yaitu pemanasan sampai
temperature austenisasi dilanjutkan pendinginan dengan cara tungku pemanas
dimatikan tanpa mengeluarkan benda kerja dalam tungku. Quenching yaitu
pemanasan sampai temperature austenisasi dan dilanjutkan pendinginan cepat
dengan menggunakan media pendingin tertentu. Tempering yaitu pemanasan
sampai dibawah temperature austenisasi dan dilanjutkan dengan menggunakan
media pendingin tertentu.
Jika dilihat pada diagram fasa besi-karbon, fasa-fasa yang dapat terbentuk
pada paduan ini, adalah : Besi γ, δ, α, senyawa karbida dan pearlite. Komposisi
fasa-fasa yang terbentuk dapat diatur dengan mengatur bentuk / distribusi butir
tidak dapat diprediksi dari diagram fasa. Karena diagram fasa dibuat dengan
asumsi, proses pendinginan sangat rendah (isothermal). Bentuk struktur mikro
hanya fungsi komposisi karbon saja.
3
Gambar 2. 1 Mesin Rockwell
Sebenarnya mesin uii keras yang lain dapat juga digunakan seperti Mohs,
shore sclerecope, Brinnell, Vickers, Knoop dan Rockwell. Prinsip dasar uji keras
adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis. Ketahanan yang tinggi maka
kekerasannya tinggi dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan cara pemberian
beban, metoda uji keras dapat dibagi menjadi 3:
4
Berdasarkan JIS Z 2244;2009 dan ISO 6507-1;2018 tentang pengujian Vickers
pada sampel logam, nilai Vickers dapat diketahui dengan rumus berikut ini :
𝑑1+𝑑2
d=
2
HV = 0,1891 𝑓
𝑑2
Keterangan :
HV = hardness Vickers
5
BAB III
ALAT & BAHAN
1. Mesin uji kekerasan vickers (dilengkapi lensa dengan pembesaran 40x dari
ideator berbentuk piramida diamond).
6
3. Benda uji yang sudah melalui proses preparasi (sampel uji)
Gambar 3. 3 Sampel
7
BAB IV
PROSEDUR PENGUJIAN
Pada praktikum uji material khususya dibagian modul Uji Jominy dan Uji
Kekerasan memerlukan prosedur pengujian sebagai pennjang praktiknya, Berikut ini
prosedur pengujian yang telah dilakukan oleh praktikan pada modul uji jominy dan
uji kekerasan.
1. Siapkan mesin uji hardness (Praktikum ini menggunakan mesin uji Shimadzu
microvickers hardness tester HMV-G 21ST.
2. Siapkan benda uji (sampel) yang sudah melalui tahapan proses preparasi sampel
(cutting, mounting, grinding atau polishing).
3. Letakkan sampel pada stage dan atur titik Fokusnya.
4. Lakukan pembebanan sebanyak 3 kali dengan force 0,3 HV (2,942 N), amati dan
catat diagonal indentasi (d1 dan d2)
5. Lakukan pembebanan sebanyak 3 kali dengan force 0,5HV (4,903 N), amati dan
catat diagonal hitung identasi (d1 dan d2)
6. Hitung nilai hardness vikers sesuai rumus pada ISO 6507-1:2018
7. Selesai
8
BAB V
PENGAMATAN & HASIL PENGUJIAN
1) Siapkan benda uji (sampel) dan mesin uji hardness yang sudah melalui
tahapan proses preparasi sampel.
2) Letakkan benda sampel pada stage mesin uji hardness kemudian lakukan
observasi dengan microscope untuk mengamati struktur mikronya dan cari
struktur yang pas untuk di uji.
9
3) Ketika struktur mikronya sudah dapat, lakukan pemindahan lensa untuk
dilakukan pembebanan pada sampel tersebut dengan force 0,3HV (2,942
N) dan 0,5HV (4,903)
4) Jika pembebanan sudah dilakukan, kemudian lakukan pemindahan
kembali pada lensa utama yang dimana akan terlihat hasil diagonal
indentasinya.
Dan
10
5) Kemudian lihat nilai hardnes Vickers (HV) nya.
Hold Average
time H Length V Length Length Hardness
No. Test Load (s) Lens (µm) (µm) (µm) (HV) Quenching
HV0.3
1 (2.942 N) 3 X40 55.40 55.96 55.68 179 Udara 200°
HV0.3
2 (2.942 N) 3 X40 56.55 58.46 57.51 168 Udara 200°
HV0.3
3 (2.942 N) 3 X40 56.93 57.69 57.31 169 Udara 200°
HV0.5
4 (4.903 N) 3 X40 72.46 74.42 73.44 172 Udara 200°
HV0.5
5 (4.903 N) 3 X40 69.97 74.04 72.00 179 Udara 200°
HV0.5
6 (4.903 N) 3 X40 72.08 72.69 72.38 177 Udara 200°
11
BAB VI
PEMBAHASAN
Penyelesaian:
Berdasarkan data yang diberikan, maka:
Gaya tekan (P)= 2.942 N
Diagonal tampak tekan rata-rata (d)= 55.40= 0.05549 m
Berdasarkan rumus nilai kekerasan Vickers, maka:
HV= 1.854 P/d²
HV= 1.854 x 2.942 N/(0.05549 m)²
HV= 98.3 N/m²
2) Buat grafik nilai kekerasan (sumbu y) vs. suhu tempering (sumbu x) untuk
spesimen yang anda uji:
12
Gambar 6. 1 Grafik hasil nilai kekerasan suhu 200ᵒ dengan force 0,3 HV(2.942 N)
Gambar 6. 2 Grafik hasil nilai kekerasan suhu 200ᵒ dengan force 0,4 HV(4.903 N)
13
6. 2 Analisis kekerasan pada material setelah megalami tempering
pada suhu yang berbeda
Tempering adalah proses pemanasan dan pendinginan kontrol yang
dilakukan pada logam atau material lainnya setelah mengalami perlakuan panas
(heat treatment) untuk mengurangi kekerasan yang mungkin muncul selama
perlakuan panas awal. Tujuan utama tempering adalah untuk meningkatkan
kekuatan dan keuletan material sambil mempertahankan sebagian besar kekerasan
yang diperoleh dari perlakuan panas awal.
Berikut adalah beberapa aspek analisis kekerasan pada material setelah
mengalami tempering pada suhu yang berbeda:
14
1. Suhu Tempering
Temperatur tempering yang lebih rendah cenderung meningkatkan
kekerasan material tetapi dapat mengorbankan keuletan. Sebaliknya, temperatur
tempering yang lebih tinggi dapat meningkatkan keuletan tetapi dapat mengurangi
kekerasan
2. Pengaruh Mikrostruktur
Tempering dapat mempengaruhi transformasi fasa, seperti perubahan
martensit menjadi austenit. Pengaruh ini dapat berdampak pada kekerasan dan
sifat mekanis lainnya
3. Kekuatan dan Keuletan
Trade-off: Analisis harus mempertimbangkan trade-off antara kekerasan
dan keuletan. Terlalu tinggi kekerasan dapat membuat material rapuh, sementara
terlalu rendah dapat mengorbankan kekuatan.
4. Struktur Kristal
Pengaruh pada Struktur Kristal: Temperatur tempering dapat mempengaruhi
struktur kristal material. Misalnya, pada baja, tempering dapat mengubah struktur
martensit menjadi struktur yang lebih stabil seperti bainit atau ferit.
5. Pengujian Kekerasan
Metode Pengukuran: Analisis kekerasan memerlukan metode pengukuran
yang tepat, seperti uji kekerasan Brinell, Vickers, atau Rockwell. Pengukuran ini
memberikan informasi kuantitatif tentang kekerasan material.
6. Analisis Fisik dan Mekanis
Uji Tegangan dan Patah: Selain uji kekerasan, uji tegangan dan patah juga
penting untuk memahami sifat mekanis material setelah tempering. Ini dapat
memberikan wawasan tentang kekuatan, keuletan, dan elastisitas material.
7. Variabilitas Material
Komposisi Material: Kandungan unsur-unsur tertentu dalam material dapat
mempengaruhi respons terhadap tempering. Analisis harus mempertimbangkan
variabilitas komposisi material.
15
8. Pengendalian Proses
Parameter Tempering: Pengendalian suhu dan waktu tempering adalah
faktor penting untuk memastikan hasil yang diinginkan. Variasi dalam parameter
ini dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam sifat material.
16
7. Pengendalian Proses:
Kontrol ketat terhadap parameter tempering, seperti suhu dan waktu,
diperlukan untuk mencapai sifat material yang diinginkan Kesalahan dalam
pengendalian proses dapat menghasilkan hasil yang tidak konsisten.
17
BAB VII
KESIMPULAN
18