Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM UJI MATERIAL

MODUL UJI KEKERASAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Uji Material
pada Program Studi S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang Semester Genap
Tahun Akademik 2023/2024

Disusun oleh:
Kelompok 8 (Kelompok kecil 2)

DAFFA ARI PUTRA 2210631150016


M. KEITARO RAMADHAN 2210631150028
MAHATHIR BYANTARA 2210631150029
PISKY AWAN SAPUTRA 2210631150095

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S-1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM UJI MATERIAL

Laporan Praktikum Uji Material ini disusun sebagai tugas akhir dalam
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Praktikum Uji Material dan salah satu syarat
lulus mata kuliah Praktikum Uji Material.

Menyetujui, Menyetujui, Menyetujui,


Asisten Praktikum Asisten Praktikum Asisten Praktikum

Chanisa Mutiara Azhari Vivy Strawberry Nur Kasyana


NPM. 2110631150011 NPM. 2110631150031 NPM. 2110631150072

Menyetujui, Menyetujui,
Asisten Praktikum Asisten Praktikum

Candan Tabayyun Tatang Rendi Sanjaya


NPM. 2110631150011 NPM. 2010631150087

Mengetahui, Mengetahui,
Koordinator Program Studi Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Rizal Hanifi, S.T.,M.T. Nanang Burhan, B.Sc., M.T.


NIDN. 0425077201 NIDN. 0024077009

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan


syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga laporan
praktikum Uji material ini dapat diselesaikan dengan baik walaupun jauh dari
kesempurnaan. Dimana tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah ‘Praktikum Uji Material’ Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai Uji Kekerasan, mengetahui langkah-langkah Uji
Kekerasan bagi para pembaca dan juga bagi kami para penulis. Dengan
terselesaikannya laporan ini kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Nanang Burhan, B.Sc., M.T. selaku dosen mata kuliah Praktikum Uji
Mterial yang telah membimbing kami dalam proses pembelajaran.

Mungkin hanya ini yang dapat kami selesaikan. Apabila ada kritik dan saran
dari, kami bersedia menerima semua kritik dan saran tersebut, karena kritik dan
saran ini sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki laporan kamu dimasa
mendatang sehingga kami akan berusaha untuk menyelesaikan makalah dengan
lebih baik lagi.

Akhir kata, laporan ini kami harapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pemahaman mendalam tentang Uji Kekerasan. Semoga juga dapat membuka
wawasan dan memberikan inspirasi kepada pembaca yang berkepentingan.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasama yang diberikan. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahan-Nya kepada kita semua.

Karawang, 2 Januari 2024


Hormat Kami,

Kelompok 8 (2)

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 3
BAB III ALAT & BAHAN ................................................................................................. 6
BAB IV PROSEDUR PENGUJIAN................................................................................... 8
BAB V PENGAMATAN & HASIL PENGUJIAN ............................................................. 9
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................................. 12
6.1 Diskusi Pertanyaan dan Jawaban ................................................................................ 12
6. 2 Analisis kekerasan pada material setelah megalami tempering pada suhu yang
berbeda .............................................................................................................................. 14
6.3 Apa kesimpulan yang bisa ditarik dari pengaruh suhu tempering dan kekerasan
material baja tersebut? ...................................................................................................... 16
BAB VII KESIMPULAN ................................................................................................. 18

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Mesin Rockwell ............................................................................................. 6
Gambar 3. 2 Komputer Hardness Vickers ........................................................................... 6
Gambar 3. 3 Sampel ............................................................................................................ 7
Gambar 5. 1 Mesin Uji Vickers dan Sampel ....................................................................... 9
Gambar 5. 2 Sampel yang ada di stage ............................................................................... 9
Gambar 5. 3 Gambar jejak Indentasi................................................................................. 10
Gambar 6. 1 Grafik hasil nilai kekerasan suhu 200ᵒ dengan force 0,3 HV(2.942 N) ....... 13
Gambar 6. 2 Grafik hasil nilai kekerasan suhu 200ᵒ dengan force 0,4 HV(4.903 N) ....... 13

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 5. 1 Nilai Hardness Vickers .................................................................................... 11

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekerasan atau hardness merupakan salah satu sifat mekanik dari suatu
material. Kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk
menahan beban identasi (penekanan). Beberapa jenis pengujian kekerasan material
yaitu :

1. Brinell
Pengujian kekerasan dengan metode brinell bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap identor
berbentuk bola baja yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.
2. Rockwell
Pengujian kekerasan dengan metode rockwell bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap identor
berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan
material uji tersebut (logam)
3. Vickers dan mikrovickers
Pengujian kekerasan dengan metode vickers bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap sebuah
ideator berupa pyramid diamond terbalik dengan sudut puncak 136 derajat,
dimana permukaan material yang diuji ini harus rata dan bersih. Nilai
kekerasan yang diperoleh disebut sebagai kekerasan vickers, yang biasa
disingkat dengan HV.

Tujuan :

1. Mengetahui prosedur dan melakukan pengujian kekerasan vikers.


2. Mengetahui cara menghitung nilai kekerasan dari suatu material dengan
metode vikers.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Uji jominy dan Uji Kekerasan


2. Mengapa terjadi perbedaan kekerasan pada material setelah mengalami
tempering pada suhu yang berbeda
3. Apa Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengaruh suhu tempering dan
kekerasan Material baja tersebut??

1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan unutk :

1. Mampu Memahami Uji jominy dan Uji Kekerasan


2. Mampu Memahami perbedaan kekerasan pada material setelah
mengalami tempering pada suhu yang berbeda
3. Mampu Memahami Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengaruh suhu
tempering dan kekerasan Material baja tersebut

1.4 Manfaat
Dalam Praktikum Uji Material pada bagian modul uji Jominy dan uji
kekerasan, Berikut tujuan datri modul tersebut.
1. Dapat Memahami Uji jominy dan Uji Kekerasan
2. Dapat Memahami perbedaan kekerasan pada material setelah mengalami
tempering pada suhu yang berbeda
3. Dapat Memahami Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengaruh suhu
tempering dan kekerasan Material baja tersebut

2
BAB II
LANDASAN TEORI
Sifat mampu keras merupakan salah satu besaran yang menyatakan sifat
teknologi material, terutama baja karbon. Definisi hardenability yaitu kemampuan
suatu logam untuk dikeraskan pada proses perlakuan panas. Sifat-sifat ini sangat
dipengaruhi oleh banyak dan jenis unsure pemadu yang ditambahkan ke dalam baja
bersnagkutan. Untuk beberapa logam yang banyak dipakai secara umum data-data
sifat mampu kerasnya sudah tersedia dalam buku referensi. Untuk memperbaiki
sifat-sifat mekanik besi dan paduannya dapat dilakukan dengan mengubah struktur
mikro. Pengubahan struktur mikro dapat dilakukan dengan heta treatment. Yang
termasuk dalam kelompokmini adalah : Normalizing, Annealing, Quenching dan
tempering. Normalizing yaitu pemanasan sampai temperature austenisasi
dilanjutkan pendinginan dalam udara atmosfer. Annealing yaitu pemanasan sampai
temperature austenisasi dilanjutkan pendinginan dengan cara tungku pemanas
dimatikan tanpa mengeluarkan benda kerja dalam tungku. Quenching yaitu
pemanasan sampai temperature austenisasi dan dilanjutkan pendinginan cepat
dengan menggunakan media pendingin tertentu. Tempering yaitu pemanasan
sampai dibawah temperature austenisasi dan dilanjutkan dengan menggunakan
media pendingin tertentu.

Jika dilihat pada diagram fasa besi-karbon, fasa-fasa yang dapat terbentuk
pada paduan ini, adalah : Besi γ, δ, α, senyawa karbida dan pearlite. Komposisi
fasa-fasa yang terbentuk dapat diatur dengan mengatur bentuk / distribusi butir
tidak dapat diprediksi dari diagram fasa. Karena diagram fasa dibuat dengan
asumsi, proses pendinginan sangat rendah (isothermal). Bentuk struktur mikro
hanya fungsi komposisi karbon saja.

Dalam uji kekerasan untuk mengetahui kekuatan mekanik specimen uji


dilakukan ui keras. Umumnya uji keras yang banyak dipakai dalam uji kekerasan
adalah menggunakan mesin Rockwell. Salah alasannya, kemudahan dalam
pengujian. Data hasil pengukuran langsung dapat dibaca pada jarum penunjuk,
tanpa melakukan pengukuran lubang yang terbentuk dengan mikroskop. Tetapi
ketelitiannya kurang dibandingkan jenis mesin uji keras yang lain.

3
Gambar 2. 1 Mesin Rockwell

Sebenarnya mesin uii keras yang lain dapat juga digunakan seperti Mohs,
shore sclerecope, Brinnell, Vickers, Knoop dan Rockwell. Prinsip dasar uji keras
adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis. Ketahanan yang tinggi maka
kekerasannya tinggi dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan cara pemberian
beban, metoda uji keras dapat dibagi menjadi 3:

1. Metode dinamik : bola dijatuhkan kepermukaan material, seberapa besar


energy yang diserap material menyatakan kekerasan suatu material, mesin uji keras
yang termasuk dalam kelompok ini adalah shore sclerocope tester. Pantulan bola
baja yang tinggi berarti energy yang diserap material kecil (kekerasannya tinggi)
dan begitu berarti pula sebaliknya.

2. Metode gores : ke dalam goresan pada material menyatakan kekerasan


suatu material. Umumnya digunakan untuk emngetahui kekerasan material yang
getas seperti keramik. Mesin uji keras yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Mohs tester (skala pengukuran 1 – 9, dimana 1 kekerasan tanah liat dan 9 kekerasan
intan). Untuk material yang keras sulit tergores dan sebaliknya material yang lunak
mudah tergores (contoh : lantai keramik plaza memiliki kekerasan skala mohs 7/.

3. Metoda tekan: Besar hasil penekanan menyatakan kekerasan material.


Mesin uji keras yang termasuk dalam kelompok ini adalah : Brinnell, Vickers,
Knoop dan Rockwell. Mesin uji untuk jenis ini hampir sama, perbedaan yang paling
besar adalah penetratornya.

4
Berdasarkan JIS Z 2244;2009 dan ISO 6507-1;2018 tentang pengujian Vickers
pada sampel logam, nilai Vickers dapat diketahui dengan rumus berikut ini :

𝑑1+𝑑2
d=
2

HV = 0,1891 𝑓
𝑑2

Keterangan :

d = diagonal rata-rata (mm)

F = gaya uji atau force (N)

HV = hardness Vickers

5
BAB III
ALAT & BAHAN

1. Mesin uji kekerasan vickers (dilengkapi lensa dengan pembesaran 40x dari
ideator berbentuk piramida diamond).

Gambar 3. 1 Mesin Rockwell

2. Komputer dan software hardness vickers.

Gambar 3. 2 Komputer Hardness Vickers

6
3. Benda uji yang sudah melalui proses preparasi (sampel uji)

Gambar 3. 3 Sampel

7
BAB IV
PROSEDUR PENGUJIAN

Pada praktikum uji material khususya dibagian modul Uji Jominy dan Uji
Kekerasan memerlukan prosedur pengujian sebagai pennjang praktiknya, Berikut ini
prosedur pengujian yang telah dilakukan oleh praktikan pada modul uji jominy dan
uji kekerasan.
1. Siapkan mesin uji hardness (Praktikum ini menggunakan mesin uji Shimadzu
microvickers hardness tester HMV-G 21ST.
2. Siapkan benda uji (sampel) yang sudah melalui tahapan proses preparasi sampel
(cutting, mounting, grinding atau polishing).
3. Letakkan sampel pada stage dan atur titik Fokusnya.
4. Lakukan pembebanan sebanyak 3 kali dengan force 0,3 HV (2,942 N), amati dan
catat diagonal indentasi (d1 dan d2)
5. Lakukan pembebanan sebanyak 3 kali dengan force 0,5HV (4,903 N), amati dan
catat diagonal hitung identasi (d1 dan d2)
6. Hitung nilai hardness vikers sesuai rumus pada ISO 6507-1:2018
7. Selesai

8
BAB V
PENGAMATAN & HASIL PENGUJIAN

1) Siapkan benda uji (sampel) dan mesin uji hardness yang sudah melalui
tahapan proses preparasi sampel.

Gambar 5. 1 Mesin Uji Vickers dan Sampel

2) Letakkan benda sampel pada stage mesin uji hardness kemudian lakukan
observasi dengan microscope untuk mengamati struktur mikronya dan cari
struktur yang pas untuk di uji.

Gambar 5. 2 Sampel yang ada di stage

9
3) Ketika struktur mikronya sudah dapat, lakukan pemindahan lensa untuk
dilakukan pembebanan pada sampel tersebut dengan force 0,3HV (2,942
N) dan 0,5HV (4,903)
4) Jika pembebanan sudah dilakukan, kemudian lakukan pemindahan
kembali pada lensa utama yang dimana akan terlihat hasil diagonal
indentasinya.

Dan

Gambar 5. 3 Gambar jejak Indentasi

10
5) Kemudian lihat nilai hardnes Vickers (HV) nya.

Hold Average
time H Length V Length Length Hardness
No. Test Load (s) Lens (µm) (µm) (µm) (HV) Quenching
HV0.3
1 (2.942 N) 3 X40 55.40 55.96 55.68 179 Udara 200°
HV0.3
2 (2.942 N) 3 X40 56.55 58.46 57.51 168 Udara 200°
HV0.3
3 (2.942 N) 3 X40 56.93 57.69 57.31 169 Udara 200°
HV0.5
4 (4.903 N) 3 X40 72.46 74.42 73.44 172 Udara 200°
HV0.5
5 (4.903 N) 3 X40 69.97 74.04 72.00 179 Udara 200°
HV0.5
6 (4.903 N) 3 X40 72.08 72.69 72.38 177 Udara 200°

Tabel 5. 1 Nilai Hardness Vickers

11
BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Diskusi Pertanyaan dan Jawaban


1) Berikan contoh perhitungan nilai kekerasan (dalam Hv) dari data hasil
pengujian :
Berikut adalah contoh perhitungan berdasarkan data:
Sebuah spesimen baja diuji kekerasan Vikers dengan gaya tekan 2.942 N.
Hasl pengukuran menunjukkan bahwa diagonal tampak tekan rata-rata
adalah 55.40 mm. Tentukan nilai kekerasan Vickers dari spesimen
tersebut!

Penyelesaian:
Berdasarkan data yang diberikan, maka:
Gaya tekan (P)= 2.942 N
Diagonal tampak tekan rata-rata (d)= 55.40= 0.05549 m
Berdasarkan rumus nilai kekerasan Vickers, maka:
HV= 1.854 P/d²
HV= 1.854 x 2.942 N/(0.05549 m)²
HV= 98.3 N/m²

2) Buat grafik nilai kekerasan (sumbu y) vs. suhu tempering (sumbu x) untuk
spesimen yang anda uji:

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, berikut ini hasil


dari pengolahan data yang dilakukan.

12
Gambar 6. 1 Grafik hasil nilai kekerasan suhu 200ᵒ dengan force 0,3 HV(2.942 N)

Berdasarkan grafik diatas menunjukan pergerakan fluktuatif dan tidak terlalu


signifikan dalam peregerakannya antara nilai kekerasan dengan suhu tersebut.

Gambar 6. 2 Grafik hasil nilai kekerasan suhu 200ᵒ dengan force 0,4 HV(4.903 N)

13
6. 2 Analisis kekerasan pada material setelah megalami tempering
pada suhu yang berbeda
Tempering adalah proses pemanasan dan pendinginan kontrol yang
dilakukan pada logam atau material lainnya setelah mengalami perlakuan panas
(heat treatment) untuk mengurangi kekerasan yang mungkin muncul selama
perlakuan panas awal. Tujuan utama tempering adalah untuk meningkatkan
kekuatan dan keuletan material sambil mempertahankan sebagian besar kekerasan
yang diperoleh dari perlakuan panas awal.
Berikut adalah beberapa aspek analisis kekerasan pada material setelah
mengalami tempering pada suhu yang berbeda:

14
1. Suhu Tempering
Temperatur tempering yang lebih rendah cenderung meningkatkan
kekerasan material tetapi dapat mengorbankan keuletan. Sebaliknya, temperatur
tempering yang lebih tinggi dapat meningkatkan keuletan tetapi dapat mengurangi
kekerasan
2. Pengaruh Mikrostruktur
Tempering dapat mempengaruhi transformasi fasa, seperti perubahan
martensit menjadi austenit. Pengaruh ini dapat berdampak pada kekerasan dan
sifat mekanis lainnya
3. Kekuatan dan Keuletan
Trade-off: Analisis harus mempertimbangkan trade-off antara kekerasan
dan keuletan. Terlalu tinggi kekerasan dapat membuat material rapuh, sementara
terlalu rendah dapat mengorbankan kekuatan.
4. Struktur Kristal
Pengaruh pada Struktur Kristal: Temperatur tempering dapat mempengaruhi
struktur kristal material. Misalnya, pada baja, tempering dapat mengubah struktur
martensit menjadi struktur yang lebih stabil seperti bainit atau ferit.
5. Pengujian Kekerasan
Metode Pengukuran: Analisis kekerasan memerlukan metode pengukuran
yang tepat, seperti uji kekerasan Brinell, Vickers, atau Rockwell. Pengukuran ini
memberikan informasi kuantitatif tentang kekerasan material.
6. Analisis Fisik dan Mekanis
Uji Tegangan dan Patah: Selain uji kekerasan, uji tegangan dan patah juga
penting untuk memahami sifat mekanis material setelah tempering. Ini dapat
memberikan wawasan tentang kekuatan, keuletan, dan elastisitas material.
7. Variabilitas Material
Komposisi Material: Kandungan unsur-unsur tertentu dalam material dapat
mempengaruhi respons terhadap tempering. Analisis harus mempertimbangkan
variabilitas komposisi material.

15
8. Pengendalian Proses
Parameter Tempering: Pengendalian suhu dan waktu tempering adalah
faktor penting untuk memastikan hasil yang diinginkan. Variasi dalam parameter
ini dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam sifat material.

6.3 Apa kesimpulan yang bisa ditarik dari pengaruh suhu


tempering dan kekerasan material baja tersebut?
Kesimpulan mengenai pengaruh suhu terhadap material baja, khususnya dalam
konteks perlakuan panas dan tempering, dapat disusun sebagai berikut:
1. Suhu Perlakuan Panas Awal
Perlakuan panas awal, seperti pemanasan untuk pembentukan struktur
martensit, dapat meningkatkan kekerasan material baja. Suhu perlakuan panas
yang tinggi cenderung menghasilkan struktur kristal yang lebih kasar.
2. Suhu Tempering:
Suhu tempering setelah perlakuan panas awal memainkan peran kritis
dalam menentukan sifat mekanis material.
Temperatur tempering yang lebih rendah dapat meningkatkan kekerasan,
sementara temperatur yang lebih tinggi cenderung meningkatkan keuletan.
3. Transformasi Fasa:
Suhu tempering mempengaruhi transformasi fasa, seperti perubahan
martensit menjadi bentuk lain seperti bainit atau ferit. Transformasi ini dapat
berdampak pada kekuatan, kekerasan, dan keuletan material.
4. Sifat Mekanis:
Variasi suhu tempering mempengaruhi sifat mekanis material, termasuk
kekuatan tarik, kekerasan, dan keuletan. Terdapat trade-off antara kekerasan dan
keuletan, dan pemilihan suhu tempering harus memperhitungkan kebutuhan
aplikasi.
5. Struktur Kristal:
Suhu tempering dapat mempengaruhi struktur kristal, yang berdampak
pada sifat material. Pemahaman tentang perubahan ini penting untuk merancang
material dengan sifat yang diinginkan.
6. Pengujian dan Analisis:
Pengujian kekerasan dan uji mekanis lainnya diperlukan untuk memahami
respons material terhadap suhu tempering. Analisis mikrostruktur juga
memberikan wawasan tentang perubahan pada tingkat atom dan butir.

16
7. Pengendalian Proses:
Kontrol ketat terhadap parameter tempering, seperti suhu dan waktu,
diperlukan untuk mencapai sifat material yang diinginkan Kesalahan dalam
pengendalian proses dapat menghasilkan hasil yang tidak konsisten.

17
BAB VII
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis pengaruh suhu terhadap material baja, khususnya dalam


konteks perlakuan panas dan tempering, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kekerasan dan Kekuatan:
Suhu perlakuan panas awal dapat meningkatkan kekerasan material, sementara
suhu tempering memainkan peran kritis dalam mengontrol kekerasan dan kekuatan.
Terdapat trade-off antara kekerasan dan kekuatan, dengan suhu tempering yang lebih
tinggi cenderung meningkatkan keuletan tetapi dapat mengurangi kekerasan.
2. Transformasi Fasa dan Struktur Kristal:
Suhu tempering mempengaruhi transformasi fasa, yang dapat memodifikasi
struktur kristal material. Pemahaman struktur kristal membantu dalam merancang
material dengan sifat mekanis yang diinginkan.
3. Sifat Mekanis yang Optimal:
Pemilihan suhu tempering harus disesuaikan dengan aplikasi spesifik untuk
mencapai sifat mekanis yang optimal, seperti kekerasan yang cukup dan keuletan yang
memadai.
4. Pengujian dan Analisis Mendalam:
Pengujian kekerasan dan uji mekanis diperlukan untuk memahami respons
material terhadap suhu tempering. Analisis mikrostruktur memberikan wawasan
tambahan tentang perubahan pada tingkat atom dan butir.

18

Anda mungkin juga menyukai