Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

UJI VICKERS

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Pengujian dan Karakterisasi
Bahan

Dosen Pengampu: Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T.

Oleh:
1. Muhammad Ilham Adi Perdana 5201416008
2. Fauzul Muna 5201416045
3. Dwi Kurniawan 5201416082

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak dan beberapa sumber lainnya yang menjadi
referensi penulis dalam penyelesaian makalah uji vickers.
Adapun makalah uji vickers ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Namun tidak lepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah uji vickers ini
kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 8 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
2.1 Pengertian Pengujian Kekerasan .....................................................................
2.2 Pengujian Kekerasan Vickers .........................................................................
2.3 Perhitungan Uji Vickers ..................................................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................................
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang
ilmu yang berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan
material terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur desain nilai tersebut
adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur lubrikasi kekerasan berarti
ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para insinyur mineralogi nilai itu
adalah ketahanan terhadap goresan, dan untuk para mekanik workshop lebih
bermakna kepada ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong.
Begitu banyak konsep kekerasan material yang dipahami oleh kelompok ilmu,
walaupun demikian konsep-konsep tersebut dapat dihubungkan pada satu
mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari material yang diuji.
Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan
pengujian ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanis suatu
material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah
tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu
material. Dengan dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di
golongkan sebagai material ulet atau getas.
Uji keras juga dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk
mengetahui pengaruh perlakuan panas atau dingin terhadap material. Material
yang telah mengalami cold working, hot working dan heat treatment, dapat
diketahui gambaran perubahan kekuatannya, dengan mengukur kekerasan
permukaan suatu material. Oleh sebab itu, dengan uji keras kita dapat dengan
mudah melakukan quality control terhadap material.

1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan pengujian kekerasan?
2. Apa yang dimaksud dengan pengujian vickers?
3. Bagaimana perhitungan pengujian vickers?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian pengujian kekerasan.
2. Untuk mengetahui pengujian kekerasan dengan metode vickers.
3. Untuk mengetahui perhitungan vickers.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pengujian Kekerasan

Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis yang


diakibatkan oleh tekanan atau goresan dari benda lain. Kekerasan merupakan sifat
suatu logam, yang memberi kemampuan logam tahan terhadap deformasi
permanen (bengkok, rusak, atau bentuk yang berubah), ketika suatu beban
diterapkan. Pada umumnya, kekerasan menyatakan ketahanan terhadap deformasi
dan untuk logam dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya terhadap
deformasi plastik atau deformasi permanen. Untuk orang yang berkecimpung
dalam mekanika pengujian bahan, banyak yang mengartikan kekerasan sebagai
ukuran ketahanan terhadap lekukan. Untuk para perancang bangunan, kekerasan
sering diartikan sebagai ukuran kemudahan dan kuantitas khusus yang
menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan dan perlakuan panas dari suatu logam.
Dari uraian singkat di atas maka kekerasan suatu material dapat didefinisikan
sebagai ketahanan material tersebut terhadap gaya penekanan dari material lain
yang lebih keras. Penekanan tersebut dapat berupa mekanisme penggoresan
(scratching), pantulan ataupun indentasi dari material keras terhadap suatu
permukaan benda uji. Untuk melakukan pengujian kekerasan ada 3 metode, yaitu:

1. Metode goresan
2. Metode elastis atau pantulan (rebound)
3. Metode indentasi

2.2.Pengujian Kekerasan Vickers


Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan
sudut 136º. Prinsip pengujian adalah sama dengan metode brinell, walaupun jejak
yang dihasilkan berbentuk bujur sangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur
dengan skala pada mikroskop pengukur jejak. Uji kekerasan vickers banyak
dilakukan pada pekerjaan penelitian karena metode tersebut memberikan hasil
berupa skala kekerasan yang kontinyu, untuk suatu beban tertentu dan digunakan
pada logam yang sangat lunak, yakni DPHnya 5 hingga logam yang sangat keras,
dengan DPH 1500.
Uji kekerasan vickers menggunakan indentor piramida intan yang pada
dasarnya berbentuk bujur sangkar. Besar sudut antar permukaan piramida intan
yang saling berhadapan adalah 136º. Nilai ini dipilih karena mendekati sebagian
besar nilai perbandingan yang diinginkan antar diameter lekukan dan diameter
bola penumbuk pada uji kekerasan brinell (dieter, 1987).

Uji vickers dikembangkan di Inggris tahun 1925an. Dikenal juga sebagai


Diamond Pyramid Hardness test (DPH). Uji kekerasan vickers menggunakan
indentor piramida intan, besar sudut antar permukaan piramida intan yang saling
berhadapan adalah 136 derajat.
Ada dua rentang kekuatan yang berbeda, yaitu micro (10g – 1000g) dan
macro (1kg – 100kg).
1) Standar
ASTM E 384 – Rentang micro (10g – 1000g)
ASTM E 92 – Rentang macro (1kg – 100kg)
ISO 6507 – Rentang micro dan macro
2) Cara/metoda pengujian Vickers
A. Persiapkan alat dan bahan pengujian
a. mesin uji kekerasan Vickers (Vickers Hardness Test)
b. indentor piramida intan (diamond pyramid)
c. benda uji yang sudah di gerinda
d. amplas halus
e. stop watch
f. mikroskop pengukur (biasanya satu set dengan alatnya)
B. Indentor di tekankan ke benda uji/material dengan gaya tertentu (rentang
micro 10g – 1000g dan rentang micro 1kg – 100kg).
C. Tunggu hingga 10 – 20 detik (biasanya 15 detik).
D. Bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji.
E. Ukur 2 diagonal lekukan persegi (belah ketupat) yang terjadi
menggunakan mikroskop pengukur. (ukur dengan teliti dan cari rata-
ratanya).
F. Masukkan data-data tersebut ke rumus.
3) Rumus penghitungan pengujian metoda Brinell:
Dimana: VHN=Vickers Hardness Number
P=Beban yang diberikan (kgf)
d=Panjang diagonal rata-rata hasil indentasi
4) Kelebihan metoda Vickers:
 Dianjurkan untuk pengujian material yang sudah diproses case hardening,
dan proses pelapisan dengan logam lain yang lebih keras.
 Tidak merusak karena hasil indentasi sangat kecil, dan biasanya bahan uji
bisa dipakai kembali.
5) Kekurangan metoda Vickers:
 Butuh ketelitian saat mengukur diameter lekukan hasil indentasi
 Lama sekali pengujian bisa menyita waktu hingga 5 menit, belum
termasuk persiapan dan perhitungannya.
Ada beberapa jenis mesin yang digunakan untuk melaksanakan pengujian
kekerasan Vickers, seperti mesin Vickers dengan tenaga hidrolik, mesin Vickers
mekanis, mesin Vickers digital, mesin Vickers semi otomatis, dan mesin Vickers
otomatis penuh. Salah satu jenis mesin Vickers mekanis diperlihatkan pada
gambar di bawah ini.
Pada umumnya ada 3 jenis bentuk jejak (lekukan) yang dihasilkan oleh
penekanan indentor, yaitu bentuk persegi sempurna, bentuk bantal dan jejak
berbentuk tong.

Jejak dengan bentuk persegi dihasilkan oleh indentor intan berbentuk


piramid yang sempurna. Jejak berbentuk bantal dihasilkan karena terjadinya
pengerutan logam di sekitar permukaan. Dan jejak dengan bentuk tong umumnya
didapatkan pada logam-logam yang dikerjakan dingin (cold working) sehingga
menghasilkan bentuk bubungan.
Pada pelaksanaan pengujian kekerasan material dengan metode Vickers,
maka benda yang akan diuji harus memiliki permukaan yang rata, halus dan
bersih yang bebas dari cat, kerak, oksida, minyak dan kotoran lainnya. Untuk
mendapatkan kualitas permukaan spesimen seperti ini, umumnya dicapai dengan
proses penggerindaan dan pemolesan.
Seperti halnya pengujian kekerasan Brinell, dimana jika ukuran jejak
semakin kecil, maka kekerasan benda uji juga semakin keras dan sebaliknya. Hal
tersebut berlaku juga pada pengujian kekerasan Vickers.
Pengujian kekerasan Vickers tidak cocok untuk menguji material yang
tidak homogen, seperti besi tuang.
6) Standar Pengujian Vickers
Standar pengujian kekerasan Vickers secara lengkap diuraikan di dalam
standar-standar berikut,
 ASTM E92: Metode standar pengujian kekerasan Vickers untuk bahan
logam.
 ASTM E384: Metode pengujian standar kekerasanmikro material
 ISO 6507-1: Bahan logam-Pengujian kekerasan Vickers-Bagian 1-Metode
pengujian.
 ISO 6507-2: Bahan logam-Pengujian kekerasan Vickers-Bagian 2-
Verifikasi dan kalibrasi mesin uji.
 ISO 6507-3: Bahan logam-Pengujian kekerasan Vickers-Bagian 3-
Kalibrasi balok referensi.
 ISO 6507-4: Bahan logam-Pengujian kekerasan Vickers-Bagian 4-Tabel
nilai kekerasan.
7) Penulisan Angka Kekerasan Vickers
Cara penulisan kekerasan Vickers biasanya ditulis dalam bentuk angka
yang diikuti dengan huruf HV (Hardness Vickers) dan besarnya beban uji.
Sebagai contoh: 186 HV 30, artinya angka kekerasan material yang diuji adalah
186, beban uji yang digunakan adalah 30 kgf, dan lamanya waktu penerapan
beban (dwell time) adalah 10 -15 detik. Bila waktu penerapan beban tidak terletak
antara 10-15 detik, maka waktu penerapan beban ujinya harus dicantumkan.
Contoh: 472 HV 50/20, artinya angka kekerasan benda uji adalah 472, besar
beban uji yang diterapkan 50 kgf, dan lamanya waktu penerapan beban adalah 20
detik.
Tabel di bawah ini merupakan contoh kekerasan Vickers dari beberapa bahan.

8) Keuntungan dan kekurangan pengujian kekerasan Vickers


Dibandingkan dengan pengujian kekerasan lainnya, pengujian kekerasan
Vickers mempunyai beberapa keuntungan dan juga kerugian (kekurangan), seperti
berikut.
Keuntungan:
 Menggunakan hanya satu jenis indentor untuk menguji material yang
lunak hingga yang keras.
 Pembacaan ukuran jejak dapat dilakukan lebih akurat.
 Jenis pengujian yang relatif tidak merusak.
 Metode Vickers dapat digunakan pada hampir semua logam.
Kekurangan:
 Secara keseluruhan, waktu pelaksanaan pengujian lama.
 Memerlukan pengukuran diagonal jejak secara optik.
 Permukaan benda uji harus dipersiapkan dengan baik.
9) Kekerasan mikro Vickers
Selain untuk pengujian kekerasan makro, metode Vickers dapat juga
digunakan untuk melaksanakan pengujian kekerasan mikro (Vickers
microhardeness test). Rentang beban uji yang digunakan pada pengujian
kekerasan mikro Vickers ini adalah kecil, yaitu antara 1 gf hingga 1000 gf (1 kgf).
Pengujian kekerasan mikro Vickers sangat cocok diterapkan pada bahan yang
tipis, lapisan dari benda uji yang permukaannya dikeraskan, keramik, dan
komposit.

2.3.Perhitungan Uji Vikers


Angka kekerasan vickers didefinisikan sebagai beban dibagi luas
permukaan lekukan. Pada prakteknya. Luas ini dihitung dari pengukuran
mikroskopik panjang diagonal jejak. VHN dapat ditentukan dari persamaan
berikut :

Dengan : P = beban yang digunakan (kg)


D = panjang diagonal rata- rataa (mm)
Ɵ = sudut antara permukaan intan yang berhadapan = 1360
Karena jejak yang dibuat dengan penekanan piramida serupa secara
geometris dan tidak terdapat persoalan mengenai ukuranya, maka VHN tidak
tergantung kepada beban. Pada umumnya hal ini dipenuhi, kecuali pada beban
yang sangat ringan. Beban yang biasanya digunakan pada uji vickers berkisar
antara 1 hingga 120 kg. Tergantung pada kekerasan logam yang akan diuji. Hal
hal yang menghalangi keuntungan pemakaian metode vickers adalah:
1. Uji ini tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena pengujian ini
sangat lamban.
2. Memerlukan persiapan permukaan benda uji.
3. Terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada penentuan panjang
diagonalnya.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut:

 Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis yang


diakibatkan oleh tekanan atau goresan dari benda lain. Kekerasan
merupakan sifat suatu logam, yang memberi kemampuan logam tahan
terhadap deformasi permanen (bengkok, rusak, atau bentuk yang berubah),
ketika suatu beban diterapkan.
 Untuk melakukan pengujian kekerasan ada 3 metode, yaitu:
1. Metode goresan
2. Metode elastis atau pantulan (rebound)
3. Metode indentasi
 Uji kekerasan vickers menggunakan indentor piramida intan yang pada
dasarnya berbentuk bujur sangkar. Besar sudut antar permukaan piramida
intan yang saling berhadapan adalah 136º.
3.2.Saran
Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, tata bahasa, sistematika, maupun
sumbernya. Karena penulis menyadari, tak ada gading yang tak retak. Penulis
membuka sebesar-besrnya kritik dan saran dari para pembaca, semoga dapat
memperbaiki kesalahan penyusunan makalah ini. Atas kritik dan saran yang
diberikan, Penulis mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai