Anda di halaman 1dari 11

Praktikum 3 - Uji Kekerasan dengan Metode Vickers

I. Latihan Soal
Penguasaan pengetahuan secara teori:
1. Tulisakan perbedaan-perbedaan dalam uji kekerasan material antara metode
rockwell dan vickers. (Cantumkan sumber referensi yang digunakan dibagian
jawaban dan daftar pustaka)
Jawaban :
- Rockwell: Metode ini menggunakan prinsip penetrasi statis. Penetrator
ditempatkan pada permukaan material dengan beban tertentu selama jangka
waktu tertentu, dan kemudian beban dihilangkan. Depth indenter setelah beban
dihilangkan diukur untuk menentukan kekerasan.
- Vickers: Metode ini menggunakan prinsip penetrasi dinamis. Penetrator
berbentuk piramida berlian dengan sudut ujung 136 derajat digunakan. Beban
diterapkan dan dijaga konstan selama sekitar 10 hingga 15 detik, lalu indeks
penetrator diukur untuk menentukan kekerasan.
(https://dropshiper.co.id/perbedaan-kekerasan-vickers-brinell-dan-rockwell-
dalam-pengujian-bahan/)

2. Jelaskan secara singkat prinsip kerja uji kekerasan dengan metode vickers.
(Cantumkan sumber referensi yang digunakan dibagian jawaban dan daftar pustaka)
Jawaban: Metode Vickers merupakan penekanan oleh suatu gaya tekan tertentu oleh
sebuah indentor berupa pyramid diamond terbalik dengan sudut puncak 136º ke
permukaan logam yang akan diuji kekerasannya, dimana permukaan logam yang
diuji ini harus rata dan bersih.
Setelah gaya tekan secara statis ini kemudian ditiadakan dan pyramid
diamond dikeluarkan dari bekas yang terjadi, maka diagonal segi empat bekas
teratas diukur secara teliti, yang digunakan sebagai kekerasan logam yang
akan diuji. Permukaan tekan merupakan segi empat karena pyramid merupakan
piramida sama sisi. Nilai kekerasan yang diperoleh disebut sebagai kekerasan
Vickers, yang biasa disingkat dengan HV atau VHN (Vickers Hardness Number).
Untuk memperoleh nilai kekerasan Vickers, maka hasil penekanan yang diperoleh
dimasukkan ke dalam rumus.
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ba99f319cb09cb65b14992bd
838c2056.pdf)

.
3. Dalam praktikum uji kekerasan material di Laboratorium Metalurgi dengan metode
vickers diperoleh nilai kekerasan dengan nilai satuan HV (hardness vickers). Jika
dalam kondisi tertentu anda diminta untuk menguji suatu material dengan
menggunakan peralatan uji yang hanya dapat menampilkan nilai d1 dan d2 (diagonal1
dan diagonal 2) dari lekukan/jejak pada material uji, bagaimana anda mendapatkannilai
kekersaannya (HV)? Buktikan dengan melakukan perhitungan menggunakan data,
nilai d1, dan d2 yang anda peroleh dalam praktikum.
Jawaban :
4. Asumsikan anda belum mengetahui jenis material uji. Setelah memperoleh nilai
kekerasan material uji melalui pengujian dengan metode vickers, bagaimana cara
anda menentukan jenis material uji tersebut?
Jawaban : Jika Anda telah memperoleh nilai kekerasan material dari pengujian
dengan metode Vickers tetapi belum mengetahui jenis material uji tersebut, Anda
dapat mencoba melakukan langkah-langkah berikut untuk mencoba
mengidentifikasi jenis materialnya:
1. Bandingkan Nilai Kekerasan dengan Tabel Referensi:
▪ Gunakan nilai kekerasan Vickers yang Anda peroleh dan bandingkan dengan
tabel referensi kekerasan berbagai jenis material. Tabel tersebut biasanya
mencakup kisaran kekerasan untuk berbagai material seperti logam, keramik,
polimer, dan sebagainya.
2. Pertimbangkan Rentang Kekerasan:
▪ Jika Anda memiliki nilai kekerasan Vickers yang sangat tinggi (misalnya di
atas 1000 HV), kemungkinan besar itu adalah material yang sangat keras
seperti keramik atau bahan tahan aus khusus.
3. Perhatikan Struktur dan Warna Material:
▪ Perhatikan karakteristik fisik material seperti warna, tekstur, dan struktur.
Misalnya, logam biasanya memiliki kilap metalik, sedangkan polimer
biasanya memiliki tampilan lebih matte.
4. Gunakan Pengetahuan Umum:
▪ Jika Anda memiliki pengetahuan umum tentang berbagai jenis material atau
jika ada petunjuk lain yang dapat membantu mengidentifikasi material (seperti
sumber atau lingkungan pengujian), gunakan pengetahuan ini untuk
membantu dalam proses identifikasi.
5. Pertimbangkan Aplikasi dan Penggunaan Material:
▪ Pertimbangkan di mana dan bagaimana material ini kemungkinan digunakan.
Beberapa jenis material cenderung digunakan dalam aplikasi tertentu.
Misalnya, baja keras mungkin digunakan dalam industri konstruksi atau
perkakas, sementara keramik dapat digunakan dalam aplikasi yang
membutuhkan ketahanan terhadap panas atau korosi.

.
6. Lakukan Uji Tambahan (Opsional):
▪ Jika langkah-langkah di atas tidak memberikan hasil yang memadai, Anda
mungkin ingin mempertimbangkan uji tambahan seperti analisis kimia atau
analisis struktur mikro untuk memperoleh informasi tambahan tentang jenis
material.
5. Jika telah berkompeten dalam melakukan uji kekerasan material, apa jenis pekerjaan
yang akan sesuai dengan anda nantinya? Sebutkan kisaran gaji pekerjaan tersebut di
Kota Batam.
Jawaban : Jika Anda telah berkompeten dalam melakukan uji kekerasan material,
berbagai jenis pekerjaan yang dapat sesuai dengan Anda termasuk:
1. Insinyur Material atau Metallurgist:
Desain dan pengembangan material baru, serta memastikan kualitas dan
keamanan material yang digunakan dalam berbagai aplikasi.
2. Teknisi Pengujian Material:
Bertanggung jawab atas melakukan pengujian material, menganalisis data, dan
melaporkan hasil pengujian kepada tim rekayasa atau manajemen.
3. Pengawas Produksi atau QC (Quality Control):
4. Memastikan kualitas material produksi sesuai dengan standar yang ditetapkan,
termasuk pengujian kekerasan.
5. Ahli Kualitas atau QA/QC Engineer:
Mengembangkan dan mengimplementasikan prosedur pengendalian kualitas,
serta memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas.
6. Pengajar atau Pelatih dalam Bidang Material dan Pengujian:
Mengajar atau memberikan pelatihan kepada siswa atau profesional yang tertarik
dalam bidang material dan pengujian.
7. Konsultan Material:
Memberikan saran atau konsultasi kepada perusahaan atau individu tentang
pemilihan dan penggunaan material dalam proyek tertentu.
8. Peneliti Material:
Terlibat dalam proyek penelitian untuk mengembangkan material baru atau
meningkatkan kualitas material yang ada.
Berikut adalah perkiraan kisaran gaji bulanan untuk pekerjaan terkait uji kekerasan
material di Kota Batam:
1. Teknisi Pengujian Material: Rp 3 juta hingga Rp 6 juta per bulan.
2. Insinyur Material atau Metallurgist: Rp 7 juta hingga Rp 15 juta per bulan.
3. Pengawas Produksi atau QC: Rp 4 juta hingga Rp 8 juta per bulan.
4. Ahli Kualitas atau QA/QC Engineer: Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulan.
.
II. Lembar Kerja Siswa
(Petunjuk: Lengkapi template gambar yang kosong sesuai perintah yang ada di dalamnya dan ganti titik-
titik maupun kata/kalimat berwarna merah dengan kata/kalimat yang benar sesuai dengan yang anda
lakukan selama praktikum dengan menggunakan font berwarna hitam. Lalu kalimat prosedur kerja tersebut
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris yang dituliskan di bawah prosedur kerja dalam Bahasa
Indonesianya.)

Prosedur Kerja:
1. Dipastikan peralatan uji Mitutoyo HM-200 peralatan uji vickers yang digunakan
dalampraktikum dalam keadaan baik dan telah memiliki sumber energi yang sesuai.
(Confirm the test equipment, mention the brand of vickers test equipment used in
practicum is in good condition and has the appropriate energy source.)
2. Ditekan tombol power untuk menghidupkan peralatan uji vickers.
(Pressed the power button to turn on the vickers test equipment.)
3. Diletakan material uji pada anvil (diposisikan di ruang tetap ragum agar tidak
bergeser).
(Placed the test material on the anvil (positioned in a fixed chamber so as not to
shift).)

4. Dilakukan tes kedataran material uji dengan menggunakan Water Pass


(Flatness test of the test material using Water Pass)

5. Dipastikan beban yang diberikan sudah sebesar 1Kg.


(It is confirmed that the load given is already 1Kg.)

.
6. Diatur lama (detik) pembebanan (dwelling time) selama 20 detik dengan cara
menekan tombol time pada peralatan dan dilanjutkan dengan menekan tombol
panah atas () atau bawah () hingga menunjukkan angka 20s lalu tekan tombol
ok.

(Set the length (seconds) of loading (dwelling time) for 20 seconds by pressing the
time button on the equipment and continued by pressing the up arrow key ( ) or
down ( ) until it shows the number 20s then press the ok button.)

7. Diatur agar lensa pembesaran 40 kali menghadap material uji dengan cara menekan
tombol panah kiri () atau kanan (→).
(Set the lens to face the test material 40 times by pressing the left arrow key ( ) or
right arrow key ( ).)

.
8. Dilakukan pengamatan awal terhadap area kerja melalui lensa mata hingga
didapatkan permukaan material uji yang jelas dengan mengatur tingkat kecerahan
(dengan cara menekan tombol panah atas () untuk meningkatkan intensitas cahaya
atau tombol panah bawah () untuk menurunkan intensitas cahaya) dan mengatur
jarak antara anvil dan lensa pembesaran hingga ditemukan titik fokusnya (dengan
cara memutar hand wheel ke depan untuk menurunkan anvil dan memutar ke
belakang untuk menurunkan anvil).
(Initial observation of the work area through the eyepiece is obtained until a clear
surface of the test material is obtained by adjusting the brightness level (by pressing
the up arrow key () to increase the light intensity or the down arrow key () to
decrease the light intensity) and adjusting the distance between the anvil and the
magnification lens until the focal point is found (by turning the hand wheel forward
to lower the anvil and turning back to lower the anvil).)

9. Digunakan tombol load dan secara otomatsi identer akan mengarah ke atar material
uji dan selanjutnya memberikan tekanan sesuai beban dan waktu yang telah diatur
sebelumnya.
(The load button is used and automatically the identer will lead to the test material
tar and then provide pressure according to the load and time that has been previously
set)

.
10. Dilihat bekas pembebanan pada permukaan material uji dengan menggunakan lensa
pembesaran 10 kali. Ditekan tombol panah kiri () atau kanan (→) untuk
menggerakkan lensa yang diinginkan.
(Viewed the loading marks on the surface of the test material using a 10-times
magnification lens. Press the left arrow key ( ) or right (→ ) to move the desired
lens.)

11. Diposisikan bekas pembebanan di tengah-tengah garis ukur dengan memutar kenop
sumbu x atau y yang berada pada anvil dan atau memutar kenop yang berada di sisi
lensa mata.
(Positioned the loading mark in the middle of the measuring line by turning the x-
or y-axis knob located on the anvil and/or turning the knob located on the side of the
eyepiece.)

.
12. Dilihat bekas pembebanan pada permukaan material uji dengan menggunakan lensa
pembesaran 40 kali. Ditekan tombol panah kiri () atau kanan (→) untuk
menggerakkan lensa yang diinginkan.
(Viewed the loading marks on the surface of the test material using a 40 times
magnification lens. Press the left arrow key ( ) or right ( ) to move the desired
lens.)

13. Dilakukan kalibrasi dengan cara mendempetkan garis ukur dengan memutar kenop
yang berada di sisi lensa mata dan kemudian ditekan tombol clear.
(Calibration is performed by striking the measuring line by turning the knob on the
side of the eyepiece and then pressing the clear button.)

14. Diposisikan bekas pembebanan di tengah-tengah garis ukur dengan memutar kenop
yang berada di sisi lensa mata.
(Positioned the loading mark in the center of the measuring line by turning the knob
located on the side of the eyepiece.)

.
15. Ditekan tombol merah untuk mengunci nilai diagonal bekas pembebanan (d1). Tanda
bintang akan muncul di layar sebagai bukti nilai d1 telah dikunci. Dalam praktikum
ini diperoleh nilai d1 = 284,94 um
(Press the red button to lock the diagonal value of the former load (d1). An asterisk
will appear on the screen as proof that the value d1 has been locked. In this
practicum, the value d1 = 284.94 um)

16. Diputar lensa mata ke arah kiri sebanyak 90o diulangi langkah 14 dan 15 untuk
mendapatkan nilai diagonal bekas pembebanan (d2). Dalam praktikum ini diperoleh
nilai d2=283,21um
(Rotate the eyepiece to the left 90o repeated steps 14 and 15 to obtain the diagonal
value of the loading mark (d2). In this practicum, a value of d2=283.21um was
obtained)
17. Didapatkan nilai kekerasan material uji 22.8 HV (hardness vickers). Nilai
ditampilkan di layar dan kertas yang tercetak secara otomatasi.
(The hardness value of the test material was 22.8 HV (hardness vickers). The value
is displayed on the screen and the paper is printed automatically.)

18. Dilepaskan material uji dari ragum dan mesin uji vickers dimatikan.

(The test material is removed from the ragum and the vickers testing machine is turned
off.)

19. Dipastikan meja kerja telah bersih.


(Make sure the workbench is clean.)
.
.
.

Anda mungkin juga menyukai