Anda di halaman 1dari 5

MODUL 4

UJI KEKERASAN ROCKWELL

5.1 TUJUAN PRAKTIKUM

a. Memahami standar dan prosedur uji kekerasan material


b. Menghubungkan pengaruh parameter proses peleburan scrap logam
terhadap nilai kekerasan material

5.2 TEORI DASAR

Seluruh material di dunia ini memiliki sifat mekaniknya sendiri dan sifat-sifat
mekanik tersebut dapat ditentukan hingga mendapatkan material sesuai
dengan kegunaannya masing-masing. salah satu sifat mekanik tersebut
adalah kekerasan. Umumnya, material dapat ditentukan kekerasannya
melalui uji kekerasan, sehingga ketika kekerasannya kurang tinggi atau
kurang rendah, dapat ditingkatkan atau direndahkan dengan metode-
metode yang sesuai.
Kegunaan dari kekerasan material dapat dilihat contohnya pada dunia
industri, seperti contohnya engineer yang mencari material yang keras tapi
tidak getas dan kuat terhadap beban impak, atau engineer metalurgi
membutuhkan material yang kekerasannya rendah untuk cold rolling pada
logam. Maka dari itu, kekerasan dari material harus diketahui dengan uji keras
ini.
Uji keras juga dapat digunakan sebagai satu metode untuk mengetahui
pengaruh perlakuan panas dan perlakuan dingin terhadap material. Material
yang telah mengalami cold working hot working, atau heat treatment, dapat
diketahui perubahan kekuatannya dengan mengukur kekerasan permukaan
material tersebut. Oleh karena itu, uji keras merupakan metode yang mudah
dilakukan untuk quality control material.
Pengujian kekerasan Rockwell merupakan salah satu pengujian kekerasan
yang mulai banyak digunakan hal ini dikarenakan pengujian kekerasan
Rockwell sederhana, cepat, tidak memerlukan mikroskop untuk mengukur
jejak, dan relatif tidak merusak.
Pengujian kekerasan Rockwell dilaksanakan dengan cara menekan
permukaan spesimen (benda uji) dengan suatu indentor. Penekanan indentor
ke dalam benda uji dilakukan dengan menerapkan beban pendahuluan
(beban minor), kemudian ditambah dengan beban utama (beban mayor),
lalu beban utama dilepaskan sedangkan beban minor masih dipertahankan.
Untuk hasil pengujiannya berhubungan dengan kekuatan tarik, ketahanan
aus, keuletan dan karakteristik fisik lainnya dari logam dan juga berguna
dalam quality control dan pemilihan material. Satu hal yang harus digaris
bawahi, pengujian Rockwell dalam suatu bagian tertentu belum tentu
menggambarkan kondisi fisik secara keseluruhan dari suatu produk.
Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap
benda uji (spesimen) yang berupa bola baja (HRB) ataupun kerucut intan
(HRC) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.
Pengukurannya dapat dilakukan dengan bantuan sebuah kerucut intan
dengan sudut puncak 120º dan ujungnya yang dibulatkan sebagai benda
pendesak (indentor).
Pengujian Kekerasan benda dengan metode Rockwell memiliki beberapa
kelebihan antara lain:
1. Dapat digunakan untuk bahan yang sangat keras.
2. Dapat dipakai untuk batu gerinda sampai plastik.
3. Cocok untuk semua material yang keras dan lunak.
4. Pelaksanaan uji kekerasan Rockwell relatif lebih cepat daripada metode
lainnya. (Dieter, 1988)
5. Jenis indentor yang tersedia cukup bervariasi, sehingga berbagai jenis
material dapat dianalisis, mulai dari logam, keramik, hingga polimer, dapat
diuji hanya dengan memvariasikan jenis dan beban indentornya (ASTM E
92).
6. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji atau mesin, sehingga
tidak diperlukan keahlian khusus untuk dapat melakukan uji keras Rockwell,
dan meminimalkan kesalahan yang diakibatkan kesalahan perseorangan
(Dieter, 1988)
7. Daerah indentasi dan kedalaman indentasi yang didapatkan relatif kecil,
sehingga material yang diuji seperti bagian yang dibuat dengan
memanfaatkan panas tidak akan mendapatkan kerusakan. (Dieter, 1988)
8. Dapat mengabaikan perbedaan kecil dari kekerasan suatu besi yang
dikeraskan, sehingga akan tetap dapat mendapatkan nilai kekerasannya
(Callister Jr, 2009)
Selain memiliki kelebihan Pengujian kekerasan benda dengan metode
Rockwell memiliki beberapa kekurangan antara lain:
1. Tingkat ketelitian rendah.
2. Tidak stabil apabila terkena goncangan.
3. Penekanan bebannya tidak praktis.
4. Permukaan material yang akan diuji berpengaruh kepada hasil pengujian,
sehingga setidaknya permukaan material yang akan diuji harus bersih dan
rata (Callister Jr, 2009).
5. Spesimen harus memiliki ketebalan yang memenuhi persyaratan
pengujian. Apabila material yang akan diuji jumlahnya terbatas dan terlalu
tipis, maka hasil yang diperoleh tidak akan merepresentasikan kondisi yang
seharusnya (Callister Jr, 2009).
6. Pengujian dengan jarak indentasi yang berdekatan akan menyebabkan
hasilnya tidak akurat sehingga harus memiliki luas permukaan minimal agar
indentasi tidak bersinggungan satu sama lain (Callister Jr, 2009).
7. Persiapan sampel cukup rumit karena berbagai kondisi sampel yang harus
dipenuhi dalam pengujian keras Rockwell, seperti kondisi permukaan yang
harus rata. (Callister Jr, 2009).
8. Terdapat batas material yang dapat diuji, yakni diantara skala Rockwell 20-
100. Untuk yang dibawah 20 dan diatas 100, pengujian tidak akan akurat
(Dieter, 1988).

5.3 ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Universal Hardness Tester 1. Aluminium Scrap


beserta kelengkapannya,
2. Ragum, ampelas, kikir.

5.4 PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Siapkan permukaan benda kerja:


a. Ratakan kedua permukaan benda kerja menggunakan kikir dan
amplas kasar, sehingga kedua bidang permukaan tersebut sejajar.
b. Haluskan permukaan benda kerja menggunakan ampelas
2. Siapkan perangkat uji kekerasan Rockwell pada Universal Hardness Tester:
a. Memasang bandul beban 100 kg (981 N).
b. Memasang indentor bola baja berdiameter 1/16 inchi.
c. Memasang benda kerja pada landasan.
d. Handel diatur pada posisi ke atas.
3. Sentuhkan benda kerja pada indentor dengan memutar piringan searah
jarum jam sampai jarum besar pada skala berputar 21/2 kali sehingga jarum
besar menunjuk angka nol dan jarum kecil menunjuk pada angka 3. Jika
terasa berat, jangan dipaksakan tetapi harus diputar balik dan diulangi.
4. Lepaskan handel ke depan secara perlahan-lahan. Jangan menekan
handel ke bawah, tetapi biarkanlah handel bergerak sendiri turun ke
bawah. Jarum besar pada skala akan bergerak seiring dengan turunnya
handel ke bawah. Tunggu hingga jarum besar pada skala berhenti dengan
sendirinya.
5. Tunggu selama 30 detik dari saat berhentinya jarum, kemudian gerakkan
handel ke atas secara perlahan-lahan sampai maksimal. Dengan naiknya
handel, jarum ikut berputar searah putaran jarum jam sampai akhirnya
berhenti.
6. Baca harga kekerasan HRB pada saat jarum telah berhenti. Bacalah pada
skala B yang berwarna merah.
7. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali.

Anda mungkin juga menyukai