Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM METALURGI FISIK

PERCOBAAN
HARDNESS

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan memiliki sifat yang keras atau lunak. Sifat kekerasan bahan merupakan salah
satu sifat yang banyak dibutuhkan untuk berbagai aplikasi.Kemampuan atau ketahanan
bahan terhadap beban berupa penetrasi indentasi pada permukaannya adalah ukuran
kekerasan dari bahan. Kemampuan bahan untuk menahan adanya gaya tekan pada
permukaan tersebut berbeda-beda pada setiap bahan.
Aplikasi dari sifat kekerasan dari bahan diantaranya adalah pada produk-produk
perkakas baik berupa pemotong, penghancur (crushing), hammer, penggilas (mill),
penekan (punch) dan cetakan (dies). Bahan dengan tingkat kekerasan yang tinggi juga
memiliki ketahanan terhadap abrasi atau keausan dan kemampuannya untuk tahan panas
akibat gesekan.
Namun demikian tingkat kekerasan dari suatu bahan yang diinginkan tergantung
pada aplikasinya. Bahan dengan kekerasan rendah banyak dipilih untuk kemudahan dalam
hal permesinan dan mampu bentuknya. Jadi pertimbangan bahan berdasarkan
kekerasannya sangat tergantung pada aplikasinya pada industri.
Sifat kekerasan bahan dapat diukur melalui pengujian kekerasan. Pengujian
kekerasan bahan bertujuan untuk mengetahui secara kualitatif maupun kuantitatif tingkat
kekerasannya. Umumnya pengujian kekerasan dilakukan dengan indentasi bahan dengan
bentuk geometri indentor yang diketahui ke permukaan benda uji. Kekerasan bahan dari
hasil uji memiliki rentang skala kekerasan terhadap beban yang diberikan baik secara
langsung maupun tidak langsung yang membuat adanya deformasi pada permukaan bahan.
Terdapat tiga metode umum dalam pengujian kekerasan logam yaitu dengan cara goresan,
cara dinamik dan cara indentasi. Pengujian kekerasan dengan metode indentasi terbagi tiga
yaitu metode Brinell, Vicker dan Rockwell.

1.2. Tujuan dan Manfaat Pengujian


A. Tujuan pengujian
Setelah melakukan pengujian hardness (kekerasan) praktikan dapat:
1. Menjelaskan definisi, tujuan, dan prosedur pengujian kekerasan.
2. Menentukan nilai kekerasan logam dengan cara penekanan.
3. Mengetahui hubungan kekerasan pada setiap proses perlakuan panas.
4. Mengetahui pengaruh elastic recovery terhadap kekerasan bahan.
5. Mengetahui distribusi kekerasan pada bahan mampu keras.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Dasar
Kekerasan adalah suatu sifat dari bahan-bahan logam yang sangat penting karena
banyak sifat lain yang berhubungan dengan kekerasan bahan. Kekerasan adalah merupakan
suatu tahanan dari bahan terhadap deformasi plastis (perubahan bentuk tetap) akibat
pembebanan. Untuk melihat seberapa besar kekerasan suatu bahan, maka biasaya
dilakukan berbagai cara pengujian, yaitu pengujian cara goresan, penekanan dan cara
dinamik. Cara goresan adalah dengan cara menggoreskan bahan yang lebih keras kepada
bahan yang lebih lunak, dengan melihat standar kekerasan Mohs untuk 10 bahan mineral
dimulai pada talk dengan standar 1 dan diakhir oleh intan dengan standar 10.
Cara dinamik adalah cara menjatuhkan bola baja kepermukaan logam, tinggi
pantulan bola menunjukkan besar energi benturan sebagai ukuran kekerasan logam; makin
tinggi pantulan, makin besar energi pantulan dan makin tinggi kekerasan logam demikian
sebaliknya, makin rendah pantulan, makin rendah energi benturan, makin lunak logamnya
atau nilai kekerasan rendah. Cara penekanan, adalah cara terkenal dan banyak digunakan
yaitu cara Brinnell, vickers dan rockwell.

CARA BRINELL
Cara Brinell menggunakan penetrasi bola baja berbagai ukuran dan beban yang
distandarkan kemudian bekas penekanan pada permukaan logam diukur dengan simbol d,
sedang bola baja yang digunakan sebagai penetrasi disimbolkan D, lalu kekerasan
permukaan dihitung dengan persamaan.

HB 
P  kg

 dimana A  D D  D 2  d 2 kg
2
A  mm  2

mm 2

P 2P kg
Jadi HB 
D

D  D2  d 2 


D D  D  d 2 2
 mm 2
2

CARA VICKERS
Cara vickers dengan menggunakan piramid intan dengan standar beban yang telah
ditentukan. Penentuan kekerasan dilakukan dengan menghitung hasil jejak indentor.

Sudut dari 2 bidang piramida =136o


Jadi luas 4 bidang piramida

d2
A mm 2
2 sin 68o

3
P P 2 P sin 68 o P
HV     1,854 2 kg
A d 2
d 2
d mm 2
2 sin 68 o

CARA ROCKWELL
Cara Rockwell menggunakan kerucut intan dan bola-bola baja dengan ukuran
standar dan beban tertentu. Rockwell menggunakan skala A, B, C, D, E sampai V, untuk
skala A ditujukan pada logam-logam, yang sangat keras dengan penetrasi kerucut intan
beban 60 kg.

Gambar Sketsa Mesin Uji Kekerasan tipe Rockwell.

Gambar indentor Rockwell jenis kerucut intan

4
Jenis Kekerasan Rockwell beserta indentor dan besar beban yang digunakan untuk
berbagai variasi material.

5
2.2. Rumus-rumus yang digunakan
A. Uji kekerasan Brinnell
1. Untuk nilai kekerasan Brinnell
2P
HB  [kg/mm2]
(D( D  D2  d 2 )

2. Untuk Kekerasan Vickers :


HV = 1.854 P/d2
Dimana :
HV = Kekerasan Vickers (kg/mm2)
HB = kekerasan Brinnell [kg/mm2]
D = diameter indentor (diukur langsung) [mm]
P = beban [kg]
3. Untuk Nilai Kekerasan Rockwell Diukur langsung dari alat uji.
B. Untuk nilai kekerasan Vickers (HV) dapat diperoleh dengan menggunakan interpolasi
nilai pada tabel konversi kekerasan dari nilai kekerasan Rockwell (HRC). Pembacaan
langsung pada alat.

BAB III
PENGUJIAN

3.1. Alat dan Bahan Yang Digunakan


A. Bahan : Baja Karbon rendah
B. Alat
1. Alat tipe penguji kekerasan Rockwell, Brinnell, Vickers.
2. Catok digunakan untuk menjepit benda kerja pada saat dikikir.
3. Kikir digunakan untuk meratakan permukaan benda uji.
4. Amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan benda uji.

6
INSTRUKSI PRAKTIKUM USED ONLY
Terbitan/Revisi : I / 0
KERJA Tanggal Revisi : -

Halaman : 8 dari 14
LABORATORIUM
UJI KEKERASAN Disetujui : MM
METALURGI FISIK
UNIV. HASANUDDIN

1. TUJUAN
Agar pekerjaan pengujian kekerasan dilaksanakan dengan menggunakan peralatan
yang tepat dan dioperasikan dengan benar
2. ACUAN / REFERENSI
Prosedur Peralatan
ASTM
3. BAHAN DAN ALAT
3.1 Mesin Uji Kekerasan Rockwell
3.2 Spesimen uji
3.3 Formulir rekaman data
4. TATA CARA / PELAKSANAAN
4.1 Persiapan Spesimen
1. Buatlah spesimen sedemikian sehingga ukurannya dapat dimasukkan diantara
anvil dan indentor
2. Spesimen harus memiliki permukaan yang rata untuk tumpuan agar tidak
melendut saat penekanan dilakukan
3. Berilah kode/nama pada spesimen agar mudah di identifikasi
4.2 Persiapan Alat Uji Kekerasan
1. Pastikan besar beban sesuai dengan bahan/material yang akan diuji
2. Pastikan jenis indentor sesuai dengan besar beban dan bahan/material yang
akan diuji
3. Pastikan handel anvil bekerja dengan baik
4. Pastikan handel beban bekerja dengan baik
5. Pastikan jarum analog pada skala bekerja dengan baik
4.3 Pengujian
1. Letakkan spesimen pada anvil
2. Putarlah handel anvil untuk menghantarkan spesimen mendekati dan
menyentuh indentor
3. Berikan beban awal (preliminary force) dengan memutar handel anvil sampai
jarum kecil pada skala tepat menunjuk puncak segitiga hitam
4. Berikan pembebanan dengan menggerakkan handel beban ke depan
5. Tarik kembali handel beban ke posisi semula
4.4 Pengamatan selama Pengujian

7
1. Amatilah spesimen saat pembebanan dilakukan, pastikan posisinya tidak
bergeser
2. Amatilah posisi jarum penunjuk
3. Catatlah pada form rekaman data hasil pengujian yang tersedia nilai
kekerasan pada skala Rockwel

Anda mungkin juga menyukai