Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
A. Teori Dasar
A.1.Definisi Fluida
Fluida adalah sebuah zat mampu alir yang ketika diberi tekanan
sekecil apa pun akan bergeser.

A.2.Kincir Air
Kincir air adalah alat yang dapat mengubah atau mengkonversi
energi potensial dari air menjadi energi kinetik. Kincir dapat
didefiniskan sebagai peralatan mekanis berbentuk roda wheel, dengan
sudu bucket atau vane pada sekeliling tepi-tepinya yang diletakkan pada
poros horsintal. Kincir air berarti kincir dengan media kerja air. Data
sejarah menunjukkan bahawa prinsip konversi energi aiar menjadi
energi mekanik telah dikenal sejak lebih 2500 tahun yang lalu dengan
memulai digunakannya kincir air sederhana yang terbuat dari kayu
sebagai mesin pembangkit tenaga. Penggunaan kincir air diawali dari
India, kemudian berkembang ke Mesir, dan berlanjut ke Eropa dan
seterusnya meramba ke Amerika.
Rancangan yang sistematik dari kincir air dimulai abad ke 18
dimana banyak dilakukan riset untuk meningkatkan kinerja kincir air
yang dirancang secara teoritik, dikembangkan oleh Poncelet dan banyak
digunakan di Inggris pada awal abad 19 (Prayatmo, 2007). Kincir dapat
didefiniskan sebagai peralatan mekanis berbentuk roda wheel, dengan
sudu bucket atau vane pada sekeliling tepi-tepinya yang diletakkan pada
poros horsintal. Kincir air berarti kincir dengan media kerja air,
disamping ada juga kincir angin dengan media kerja angin. Pada kincir
air, air beroprasi dengan tekanan atmosfer dan mengalir melalui sudu-
sudu, yang mengakibatkan kincir berputar pada putaran tertentu. Air
mengalir dari permukaan atas head race kepermukaan.
A.2.1. Klasifikasi Kincir Air
Kincir air dapat diklasifikasikan berdasarkan sistem aliran air
pendorong yaitu titik dari mana air akan mendorong sudu kincir air.
Berikut adalah klasifikasi kincir air berdasarkan titik penembak air
pipa pesat.
a. Overshot

Gambar 1. Kincir Air Overshot


Sumber : https://sajjacob.blogspot.com/2015/05/pembangkit-listrik-tenaga-
mikro-hidro.html

Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir ke dalam


bagian sudu sudu sisi bagian atas dan karena gaya berat air
roda kincir berputar. Kincir air overshot adalah kincir air yang
paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis kincir air
yang lain.
1. Keuntungan :
a) Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85 %
b) Tidak membutuhkan aliran yang deras.
c) Konstruksi yang sederhana
d) Mudah dalam perawatan
e) Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di
daerah yang terisolir.
2. Kerugian :
a) Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya
reservoir air atau bendungan sir memerlukan investasi
lebih banyak.
b) Tidak dapat untuk mesin putaran tinggi.
c) Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk
penempatan.

b. Breastshot

Gambar 2 Kincir Air Breastshot


Sumber :https://igamemom.com/off-screen-with-app-water-wheels/

Kincir air breastshot merupakan perpaduan antara tipe


overshot dan undershot dilihat dari energi yang diterimanya.
1. Keuntungan:
a) Tipe ini lebih efisiensi dari tipe undershot.
b) Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih
pendek.
c) Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran rata.
2. Kerugian:
a) Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot
(lebih rumit).
b) Diperlukan pada arus aliran rata.
c) Efisiensi lebih kecil daripada tipe overshot (20% -
75%).

c. Undershot

Gambar 3 Kincir Air Undershot


Sumber:https://www.pistonheads.com/gassing/topic.asp?t=1576419

Kincir air undershot bekerja bila air yang mengalir


menghantam dinding sudu yang terletak pada bagian bawah dari
kincir air. Tipe ini cocok dipasang pada perairan dangkal pada
daerah yang rata. Tipe ini disebut juga dengan “vitruvian”.
Disini aliran air berlawanan dengan arah sudu yang memutar
kincir.
1. Keuntungan:
a) Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk
penempatan.
b) Konstruksi lebih sederhana.
c) Lebih ekonomis.
d) Mudah untuk dipindahkan
2. Kerugian:
a) Efisiensi kecil (25%-70%).
b) Daya yang dihasilkan relatif kecil

A.2.2. Manfaat Kincir Air di Kehidupan Sehari-hari


a. Pengairan atau irigasi
Irigasi didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah
untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Meskipun demikian, suatu definisi yang
lebih umum dan termasuk sebagai irigasi adalah penggunaan air
pada tanah untuk setiap jumlah dalam pengertian sistem irigasi
pertanian (Hansen, 1992).

b. Sebagai pompa atau penyalur air


Tidak hanya untuk irigasi, kincir air juga dapat
dimanfaatkan untuk menyalurkan air ke berbagai tempat yang
membutuhkan seperti ke kolam ikan atau kolam penampungan
dan selanjutnya digunakan untuk berbagai keperluan seperti
untuk sumber air bersih yang didistribusikan ke rumah-rumah
penduduk.

c. Pembangkit listrik tenaga air


Energi pada aliran air juga dapat diubah menjadi energi
listrik dengan memanfaatkan kincir air sehingga lebih terasa
manfaatnya bagi manusia. Bagaimana caranya? Singkatnya
aliran air akan menggerakkan kincir air yang kemudian
menggerakkan generator sehingga dihasilkan energi listrik.
Meskipun masih sangat sederhana dan bergantung pada tekanan
dan aliran air namun energi listrik yang dihasilkan ramah
lingkungan karena memanfaatkan apa yang ada di alam.
Berbeda dengan pembangkit listrik lain seperti pembangkit
listrik yang menggunakan minyak bumi, batu bara, atau gas
alam sebagai bahan bakar yang tidak ramah lingkungan.

d. Mengolah hasil pertanian


Energi yang dihasilkan dari putaran kincir air juga dapat
dimanfaaatkan untuk mengolah hasil pertanian. Contohnya
untuk menggiling gandum, padi, tebu, jagung, dan berbagai
hasil pertanian lainnya. Kincir air menjadikan proses
pengolahan hasil pertanian lebih murah dari segi biaya sehingga
para petani mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan
tentunya lebih ramah lingkungan. Apalagi pada zaman sekarang
dimana biaya listrik dan harga minyak begitu mahal.

e. Membantu industri pengolahan kayu


Industri pengolahan kayu juga dapat memanfaatkan energi
yang dihasilkan dari kincir air untuk menggerakkan mesin
pemotong kayu. Hal ini tentu sangat bermanfaat karena
menjadikan proses pemotongan kayu lebih cepat (jika selama
ini dilakukan secara manual), lebih murah karena tidak
menggunakan bahan bakar, serta ramah lingkungan.

f. Menggerakkan sektor industri di pedesaan


Dengan dihasilkannya energi listrik dari kincir air turut
membantu menggerakkan sektor industri di daerah pedesaan.
Jika selama ini di desa belum ada listrik dan segala sesuatunya
masih dikerjakan secara manual kini telah ada energi listrik
yang bisa dimanfaatkan untuk menjalankan berbagai peralatan
sehingga dapat mendukung bergeraknya industri di pedesaan.
g. Meningkatkan produktivitas masyarakat desa
Berbagai teknologi dan manfaat yang dihasilkan dari kincir
air juga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat desa
sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat desa turut
meningkat. Masyarakat tidak sebatas mengolah hasil alam
secara sederhana namun bisa lebih meningkatkan cara
pengolahannya sehingga hasil yang didapat lebih besar dan
lebih cepat. Selain itu masyarakat juga bisa menggarap sektor
industri yang sebelumnya hanya ada di perkotaan.

h. Sebagai objek wisata


Kincir air juga dapat dijadikan objek wisata sehingga
menjadi potensi pemasukan tambahan bagi suatu daerah.
Apalagi jika pemandangan di sekitar sumber air seperti sungai
dan air terjun sangat indah, dengan penataan dan perawatan
yang baik dapat menarik minat wisatawan untuk
mengunjunginya. Pemerintah daerah juga dapat meningkatkan
infrastruktur menuju tempat wisata seperti memudahkan akses
jalan, membangun penginapan atau hotel yang memadai, dan
lain sebagainya sehingga wisatawan merasa nyaman ketika
berkunjung.

i. Menjaga lingkungan dan turut mencegah efek rumah kaca


Dengan menggalakkan penggunaan kincir air kita dapat
turut serta menjaga lingkungan dan mencegah efek rumah kaca
agar tidak semakin parah karena penggunaan bahan bakar fosil
seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang berlebihan.
Sedapat mungkin kita berusaha untuk meminimalisir
penggunaan bahan bakar fosil tersebut selain karena memang
persediaannya semakin lama akan semakin menipis juga untuk

menjaga kondisi lingkungan.


j. Menghasilkan energi listirk yang murah dan ramah lingkungan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dengan adanya
kincir air dapat dihasilkan energi listrik yang lebih murah
karena memanfaatkan apa yang ada di alam dan tidak pernah
habis serta sangat ramah lingkungan karena tidak ada zat
buangan seperti pada pembangkit listrik yang menggunakan
bahan bakar seperti minyak dan batu bara.

A.3.Turbin Air
Turbin air merupakan suatu pembangkit mula-mula yang
memanfaatkan energi potensial air menjadi energi mekanik dimana air
memutar roda turbin. Air yang berada pada ketinggian tertentu
memiliki energi potensial. Ketika air mengalir ke tempat yang lebih
rendah energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Oleh turbin
air, energi kinetik dirubah menjadi energi mekanik.
Perkembangan turbin air sudah berlangsung lama. Jenis turbin air
yang paling awal dan paling sederhana adalah waterwheel, pertama
kali digunakan oleh orang-orang Yunani dan dipergunakan luas pada
abad pertengahan di Eropa. Selanjutnya berangsur-angsur muncul
berbagi jenis turbin air seperti turbin pelton yang ditemukan oleh
Lester A. Pelton pada abad kesembilan belas dan turbin Kaplan yang
ditemukan oleh Viktor Kaplan pada abad keduapuluh (Dixon & Hall,
2010).
A.3.1. Prinsip Kerja Turbin

Gambar 4. Prinsip Kerja Turbin Air


Sumber : https://www.webstudi.site/2019/09/PLTA.html

Pada roda turbin terdapat sudu yaitu suatu konstruksi


lempengan dengan bentuk dan penampang tertentu, air sebagai
fluida kerja mengalir melalui ruang diantara sudu tersebut, dengan
demikian roda turbin akan dapat berputar dan pada sudu akan ada
suatu gaya yang bekerja.
Gaya tersebut akan terjadi karena ada perubahan momentum
dari fluida kerja air yang mengalir diantara sudunya. Sudu
hendaknya dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat terjadi
perubahan momentum pada fluida kerja air tersebut.

A.3.2. Daya Turbin


Daya turbin adalah kecepatan melakukan kerja dimana
kecepatan melakukan kerja ini diakibatkan oleh turbin. Daya turbin
sangat dipengaruhi paling besar oleh banyak serta tinggi air jatuh,
dikarenakan nlai berat jenis air dan efisiensi turbin adalah konstan,
jadi semakin besar nilai Q dan H, maka daya turbin akan semakin
besar.
A.3.3. Efisiensi Turbin
Efisiensi turbin tidak tetap nilainya, tergantung dari keadaan
beban dan jenis turbinnya. Kinerja dari suatu turbin dapat
dinyatakan dalam beberapa keadaan: tinggi terjun maksimum,
tinggi terjun minimum, tinggi terjun normal, dan tinggi terjun
rancangan.
Pada tinggi terjun rancangan turbin akan memberikan
kecepatan terbaiknya sehingga efisiensinya mencapai maksimum.
Dalam tabel disajikan efisiensi turbin untuk berbagai kondisi
sebagai gambaran mengenai kisaran nilai efisiensi terhadap beban
dan jenis turbin.
Sampai saat sekarang, penggunaan kincir air masih banyak
ditemui karena sifat-sifatnya yang murah, sederhana, serta mudah
dan murah dalam pembuatan dan perawatannya. Walaupun
mempunyai banyak kekurangan dibandingkan dengan turbin air,
teknologinya yang sangat sederhana ini cocok digunakan didaerah
pedesaan yang terpencil, asalkan daerah tersebut memiliki potensi
sumber tenaga air yang cukup terjamin.
Kincir air adalah yang pembuatannya paling banyak ditiru,
yang bekerjanya memanfaatkan kapasitas air (V). Faktor yang
harus diperhatikan pada kincir air selain energi tempat adalah
pengaruh berat air yang mengalir masuk ke dalam sel-selnya. Air
yang mengalir ke dalam dan ke luar dari kincir tidak mempunyai
tekanan lebih, hanya tekanan atmosfir saja. Kecepatan air yang
mengalir ke dalam kincir harus kecil, sebab bila kecepatannya
besar ketika melalui sel air akan melimpah ke luar atau energi yang
ada hilang percuma tak bisa dimanfaatkan airnya berolak.
Meskipun kincir air sudah usang, tapi pada kondisi yang tertentu di
mana kemungkinan-kemungkinan lainnya tidak ada, kincir air tetap
merupakan salah satu pilihan untuk digunakan. Tetapi di lain pihak
kadang-kadang maksud utamanya adalah untuk mendapatkan
energi yang sebesar-besarnya karena itu banyak kincir air yang
diganti dengan turbin air.
Tinggi air jatuh yang bisa digunakan kincir air antara 0,1 m
sampai 12 m (roda kincir yang besar), dan kapasitas airnya 0,05
m3 /s sampai 5 m3 /s. Pemakaian kincir adalah di daerah yang
aliran airnya tidak tentu, berubah-ubah dan tinggi air jatuhnya
kecil, bila perubahan kecepatan putar tidak mengganggu dan
kecepatan putarannya kecil 2 putaran/menit sampai dengan 12
putaran/menit, serta daya pada poros transmisi masih bisa
digunakan, misalnya di unit-unit kecil penggilingan tepung,
minyak dan lain-lain. Randemen kincir antara 20% sampai 80%.
Untuk roda kincir yang kecepatan putarannya pelan bahannya
dibuat dari kayu, tetapi apabila untuk tinggi air jatuh yang besar
roda kincir dibuat dari besi.

A.3.4. Jenis- Jenis Turbin


Pada umumnya turbin air dapat diklasifikasi menjadi 2 jenis
dilihat dan kerja turbin dalam hal mengubah tinggi jatuh yaitu :
a. Turbin Impuls

Gambar 5. turbin impuls


Sumber : http://catatankecilanaknegeri.blogspot.com/2015/03/turbin-air.html
Pada turbin impuls air dengan tinggi jatuh tertentu dirubah
menjadi energi kinetik melalui nosel. Keluar dari nosel, pancaran
air menumbuk sudu dan memutar poros kemudian mengalir dengan
tekanan konstan. Beberapa jenis turbin yang termasuk turbin
impuls adalah turbin turgo, turbin pelton dan turbin crossflow.

b. Turbin Reaksi

Gambar 6. Turbin Reaksi


Sumber : https://sim-energi.blogspot.co.id/2017/02/macam-macam-turbin-
berdasarkan-prinsip.html

Turbin reaksi bekerja dengan memanfaatkan perbedaan


tekanan masuk dan keluar turbin. Pada sisi masuknya energi
tekanan sebanding dengan energi kinetik. Pada saat Fluida
melewati sudu turbin, energi tekanan dan energi kinetiknya dirubah
menjadi energi mekanis dan secara bertahap tekanan yang keluar
dari turbin berkurang. Jenis-jenis turbin reaksi diantaranya adalah
Turbin Francis dan Propeller.
c. Turbin Pelton

Gambar 7. Turbin Pelton


Sumber :http://catatankecilanaknegeri.blogspot.com/2015/03/turbin-air.html

Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi,


yaitu diatas 300 meter, tetapi untuk skala mikro head 20 meter
sudah mencukupi. Teknik mengkonversikan energi potensial air
menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui
proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai turbin
impuls. Bagian-bagian utama turbin Pelton :
1) Pipa nozzle dan lain lain yang diperlukan untuk mengarahkan
aliran jet air.
2) Runner yang menggunakan energi kinetis aliran jet (semburan)
air.
3) Kotak penutup untuk mengamankan runner dan nozzle.
4) Alat pengatur kecepatan (governor) agar kecepatan tetap sama
pada beberapa bahan.

d. Turbin Turgo
Gambar 7. turbin turgo
Sumber : https://www.alibaba.com/product-detail/China-Turgo-Turbine-Micro-
Hydro-Turbine_60773820691.html

Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton


turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.

e. Turbin Crossflow.

Gambar 9. Turbin Crossflow


Sumber :https://www.cink-hydro-energy.com/id/turbin-crossflow/

Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama
Turbin Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga
disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang
memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head
antara 1 s/d 200 m.
f. Turbin Francis

Gambar 9. Turbin Francis


Sumber : https://civilarc.com/francis-turbine/

Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin


ini digunakan pada PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dengan
tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter, Turbin Francis
digunakan untuk memanfaatkan energi potensial pada ketinggian
menengah (dari beberapa puluh meter sampai 100 m). Selain itu
turbin Francis dapat menghasilkan kecepatan putaran poros tinggi
yang biasanya digunakan untuk menggerakkan generator. Teknik
mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada
roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin
Francis juga disebut sebagai turbin reaksi.

A.3.5. Pemilihan Jenis Turbin


Pemilihan Jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan
dan kekurangan dari jenis-jenis turbin untuk desain yang sangat
spesifik. Tahap awal, 18 pemilihan jenis turbin dapat
diperhitungkan dengan memperhitungkan parameterparameter
khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
Faktor tinggi jatuhan efektif air (tinggi jatuh net) atau aliran air
(kecepatan) dan debit air yang akan mempengaruhi pemilihan jenis
turbin. Sebagai salah satu contoh turbin pelton. yang beroperasi
pelton yang beroperasi pada tinggi jatuh yang tinggi, sedangkan
pada turbin propeller sangat efektif beroperasi pada tinggi jatuh
yang rendah (percepatan aliran air) dengan jumlah debit air yang
besar.
Faktor daya yang diinginkan berkaitan dengan debit dan tinggi
jatuh yang tersedia. Faktor kecepatan putar turbin yang akan
ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh, untuk system
transmisi derect couple antara generator dan turbin pada tinggi
jatuh rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai
putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow
berputar sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem
tidak beroperasi.
Ketiga faktor diatas sering digunakan untuk menentukan
(kecepatan spesifik turbin). Pemilihan jenis turbin dapat dilakukan
dengan melihat grafik karakteristik hubungan antara tinggi jauh net
(m) dan debit aliran (m3/s) agar didapatkan jenis turbin yang cocok
sesuai dengan kondisi pengoperasiannya.

A.4.Persamaan Yang Digunakan


a. Debit (m 3 /s )
V
Q=
t
Keterangan:
Q= Debit air (m3 /s )
V= Volume penampungan (m3)
t = Waktu yang diperlukan air untuk memenuhi penampungan (s)
b. Daya fluida
NFluida = ρ x g x Q x H
Keterangan:
NFluida = Daya fluida (Watt)
ρ = Massa jenis air (Kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Q = Debit (m 3 /s )
H = Head (mH2O)
c. Kecepatan sudut
2x π x nx r
ɷ=
60
Keterangan:
ɷ = Kecepatan sudut (m/s)
n = Putaran poros roda air (rpm)
r = Jari-jari pulley pembebanan (m)
π = 3,14
d. Torsi
=Fxr
Keterangan:
 = Torsi (N.m)
F = Gaya beban (N)
r = Jari-jari pulley pembebanan (m)
e. Daya output
Noutput = ɷ x 
Keterangan:
ɷ = Kecepatan sudut (m/s)
 = Torsi (N.m)

f. Efisiensi total
N output
Ƞtot = x100%
N fluida
Keterangan:
Ƞtot = Efisiensi total
Noutpot = Daya output (Watt)
Nfluida = Daya fluida (Watt)

B. Tujuan Penelitian
a. Menghitung besarnya debit air berdesarkan pembukaan katup 25%, 50%,
75%, dan 100%.
b. Menghitung besarnya efisiensi total berdasarkan variasi beban dengan
pembukaan katub 50% yaitu; 2 N, 3 N, 5 N, 6 N, 7 N , dan pembukaan
katub 75% yaitu; 2 N, 4 N, 6 N, 7 N, dan 8 N.

C. Alat dan bahan

1 4

7
5

3
6
8
9

10

11

13

14
12

Keterangan :
1. Roda air
2. Pulley pada poros roda air
3. Tali pulley
4. Pipa penyalur
5. Dial gauge
6. Bak / Reservoir
7. Sudu
8. Pembeban
9. Air dalam bak
10. Katup
11. Pompa air
12. Ember
13. Tachometer
14. Stopwatch

D. Metode pengambilan data


1. Memeriksa keadaan alat yang akan digunakan pada pengujian Roda air
serta memeriksa keadaan katub apakah dalam kondisi baik.
2. Menghubungkan pompa dengan sumber listrik.
3. Mempersiapkan ember berkapasitas 0,004 m3 dalam keadaan kosong
dan stopwatch.
4. Menampung air yang keluar dari pompa dan menghitung waktu air
memenuhi ember dengan stopwatch.
5. Mengulangi prosedur percobaan pada point 4 sebanyak dua kali untuk
pembukaan yang sama.
6. Setelah itu, mengubah katub dengan bukaan 25%, 50%, 75%, dan
100%. Kemudian mengulangi prosedur percobaan pada point 3
sampai 6.
7. Mengatur debit air dengan bukaan 50%.
8. Mengatur variasi beban pada roda air, dengan variasi beban bukaan
50% yaitu 2N, 3N, 5N, 6N, dan 7N, sedangkan bukaan 75% yaitu 2N,
4N, 6N, 7N, dan 8N.
9. Setelah itu menghitung jumlah putaran roda air dengan
10. Setelah itu mengubah katup dengan bukaan 75%, kemudian
mengulangi prosedur percobaan pada point 8 dan 9.
11. Setelah pengambilan data selesai matikan pompa dengan memutuskan
sumber listrik.
12. Mengembalikan alat yang digunakan dalam pengujian pada tempat
yang aman.
BAB II
ANALISA DATA
A. Tabel pengamatan
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan
Pembukaan katup (%) T (detik) V (m3)
25 9,49 0,004
50 6,59 0,004
75 6,21 0,004
100 5,6 0,004

1. Debit (m 3 /s )
 Pembukaan katub 25%
V
Q=
t
0,004
Q= = 0,00042 m3 /s
11,6

 Pembukaan katub 50%


V
Q=
t
0,004
Q= = 0,00061m3 /s
8,62

 Pembukaan katub 75%


V
Q=
t
0,004
Q= = 0,00064 m3 /s
7,25

 Pembukaan katub 100%


V
Q=
t
0,004
Q= = 0,00071 m3 /s
6,63

Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan


Q
No. BK(%) F(N) D(m) N(rpm) T(0C) Ht(m)
(m 3 /s )
1 2 0,22 19,4 20 0,8 0,00061
2 3 0,22 17,5 20 0,8 0,00061
3 50 5 0,22 17,0 20 0,8 0,00061
4 6 0,22 16,5 20 0,8 0,00061
5 7 0,22 15,9 20 0,8 0,00061
6 2 0,22 20 20 0,8 0,00064
7 4 0,22 19,4 20 0,8 0,00064
8 75 6 0,22 18,2 20 0,8 0,00064
9 7 0,22 17,4 20 0,8 0,00064
10 8 0,22 17,1 20 0,8 0,00064

B. Perhitungan
1. Daya fluida
 Pembukaan katub 25%
NFluida = ρ x g x Q x H
NFluida = 997 x 9,81 x 0,00042 x 0,8
= 3,28 Watt

 Pembukaan katub 50%


NFluida = ρ x g x Q x H
NFluida = 997 x 9,81 x 0,00061 x 0,8
= 4,77 Watt

 Pembukaan katub 75%


NFluida = ρ x g x Q x H
NFluida = 997 x 9,81 x 0,00064 x 0,8
= 5,01 Watt
 Pembukaan katub 100%
NFluida = ρ x g x Q x H
NFluida = 997 x 9,81 x 0,00071 x 0,8
= 5,55 Watt

2. Kecepatan sudut
 50%
2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 19,4 x 0,11
= = 0,22 m/s
60

2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 17,5 x 0,11
= = 0,2 m/s
60

2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 17 x 0,11
= = 0,19 m/s
60

2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 16,5 x 0,11
= = 0,19 m/s
60

2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 15,9 x 0,11
= = 0,18 m/s
60
 75%
2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 20 x 0,11
= = 0,23 m/s
60
2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 19,4 x 0,11
= = 0,22 m/s
60

2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 18,2 x 0,11
= = 0,21 m/s
60

2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 17,4 x 0,11
= = 0,2 m/s
60

2x π x nx r
ɷ =
60
2 x 3,14 x 17,1 x 0,11
= = 0,19 m/s
60

3. Torsi
 50%
F=2
=Fxr
= 2 x 0,11 = 0,22 N.m

F=3
=Fxr
= 3 x 0,11 = 0,33 N.m

F=5
=Fxr
= 5 x 0,11 = 0,55 N.m

F=6
=Fxr
= 6 x 0,11 = 0,66 N.m

F=7
=Fxr
= 7 x 0,11 = 0,77 N.m

 75%
F=2
=Fxr
= 2 x 0,11 = 0,22 N.m

F=4
=Fxr
= 4 x 0,11 = 0,44 N.m

F=6
=Fxr
= 6 x 0,11 = 0,66 N.m

F=7
=Fxr
= 7 x 0,11 = 0,77 N.m

F=8
=Fxr
= 8 x 0,11 = 0,88 N.m

4. Daya output
 50%
Nout1 =ɷx
= 0,22 x 0,22 = 0,05 Watt

Nout 2 =ɷx
= 0,2 x 0,33 = 0,06 Watt

Nout3 =ɷx
= 0,19 x 0,55 = 0,11 Watt

Nout4 =ɷx
= 0,19 x 0,66 = 0,12 Watt

Nout5 =ɷx
= 0,18 x 0,77 = 0,14 Watt

 75%
Nout1 =ɷx
= 0,23 x 0,22 = 0,05 Watt

Nout2 =ɷx
= 0,22 x 0,44 = 0,09 Watt
Nout3 =ɷx
= 0,21 x 0,66 = 0,13 Watt

Nout4 =ɷx
= 0,2 x 0,77 = 0,15 Watt

Nout5 =ɷx
= 0,19 x 0,88 = 0,17 Watt

5. Efisiensi total
 50%
N output 1
Ƞtot = x100%
N fluida
0,05
Ƞtot1= x100% = 1,1 %
4,77

N output 2
Ƞtot = x100%
N fluida
0,06
Ƞtot2= x100% = 1,4 %
4,77

N output 3
Ƞtot = x100%
N fluida
0,11
Ƞtot3= x100% = 2,3 %
4,77

N output 4
Ƞtot = x100%
N fluida
0,12
Ƞtot4= x100% = 2,6 %
4,77
N output 5
Ƞtot = x100%
N fluida
0,14
Ƞtot5= x100% = 3 %
4,77

 75%
N output 1
Ƞtot = x100%
N fluida
0,05
Ƞtot1= x100% = 1 %
5,01
N output 2
Ƞtot = x100%
N fluida
0,1
Ƞtot2= x100% = 2 %
5,01

N output 3
Ƞtot = x100%
N fluida
0,13
Ƞtot 3= x100% = 2,8 %
5,01

N output 4
Ƞtot = x100%
N fluida
0,15
Ƞtot 4= x100% = 3,1 %
5,01

N output 5
Ƞtot = x100%
N fluida
0,17
Ƞtot5= x100% = 3,5 %
5,01
C. Tabel Perhitungan
Tabel 3. Tabel Hasil Perhitungan

BK ρair
No. F(N) n(rpm) Q(m3/s) r(m)
(%) (kg/m3)
1 2 19,4 0,00061 0,11 997
2 3 17,5 0,00061 0,11 997
3 5 17 0,00061 0,11 997
4 50 6 16,5 0,00061 0,11 997
5 7 15,9 0,00061 0,11 997
6 2 20 0,00064 0,11 997
7 4 19,4 0,00064 0,11 997
8 75 6 18,2 0,00064 0,11 997
9 7 17,4 0,00064 0,11 997
10 8 17,1 0,00064 0,11 997

Tabel 4. Tabel Hasil Perhitungan

Ht Nfluida Noutput
No. τ (n.m) ω(rad/s) η (%)
(m) (watt) (watt)
1 0,8 0,22 0,223 4,77 0,05 1,1
2 0,8 0,33 0,201 4,77 0,066 1,4
3 0,8 0,55 0,196 4,77 0,108 2,3
4 0,8 0,66 0,19 4,77 0,125 2,6
5 0,8 0,77 0,183 4,77 0,141 3
6 0,8 0,22 0,23 5,01 0,051 1
7 0,8 0,4 0,223 5,01 0,098 2
8 0,8 0,66 0,21 5,01 0,139 2,8
9 0,8 0,77 0,2 5,01 0,154 3,1
10 0,8 0,88 0,197 5,01 0,173 3,5

BAB III

GRAFIK DAN PEMBAHASAN

A. Grafik Putaran (rpm) vs N roda air (Watt)


Putaran (rpm) vs N roda air (Watt)
25

20
Putaran (rpm)

15
50%
10 75%

0
0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
N roda air (Watt)

Pada grafik hubungan antara putaran dengan daya output(Nroda air)


didapat grafik yang turun dan didapati data-data pada pembukaan katup 50%,
yaitu pada saat nilai putaran kincir n=19,4 rpm maka didapatkan nilai daya
output 0,05 watt, pada saat nilai putaran kincir air, n=17,5 rpm maka
didapatkan nilai daya output 0,06 watt, saat nilai putaran kincir air n=17 rpm
maka didapatkan nilai daya output 0,11 watt, saat nilai putaran kincir air
n=16,5 rpm maka didapatkan nilai daya ouput 0,12 watt dan pada saat nilai
putaran kincir air n=15,9 rpm maka didapatkan nilai daya output 0,14 watt.
Pada pembukaan katup 75%, yaitu pada saat nilai putaran kincir air n= 20 rpm
maka didapatkan nilai daya output sebesar 0,05 watt; pada saat nilai putaran
kincir n= 19,4 rpm maka didapatkan nilai daya output 0,09 watt; pada saat nilai
putaran kincir n= 18,2 rpm maka didapatkan nilai daya output 0,13 watt; pada
saat nilai putaran kincir n= 17,4 rpm maka nilai daya output yang didapatkan
sebesar 0,15 watt; danpada saat putaran kincir air n= 17,1 rpm maka
didapatkan nilai daya ouputsebesar 0,17 watt.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi faktor pengali untuk
faktor pengali untuk menghasilkan nilai daya outputnya, jika kita lihat
persamaan daya output sama dengan besarnya kecepatan sudut kincir dikali
dengan torsi, besarnya kecepatan sudut sendiri sangat dipengaruhi oleh
besarnya nilai putaran kincir dan torsi sendiri sangat dipengaruhi oleh besarnya
nilai gaya yang bekerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
gaya yang bekerja maka semakin besar nilai daya output yang dihasilkan,
putaran kincir berbandig terbalik dengan besarnya gaya dan besarnya daya
output yang dihasilkan.
Seperti data yang ditampilkan pada grafik, besarnya nilai putaran (rpm)
berbanding terbalik dengan besarnya nilai N roda air. Hal ini dikarenakan besar
nilai putaran (rpm) ini diakibatkan oleh kecilnya nilai pembebanan atau gaya
yang diberikan terhadap poros pada roda air. Sedangkan nilai pembebanan atau
gaya yang diberikan terhadap poros pada roda air sangat berpengaruh besar
karena akan merubah besar nilai torsi pada rumus N roda air. Hal ini dapat
dilihat pada data yang ditampilkan oleh grafik yaitu pembukaan katub 50%
dengan putaran (rpm): 19,4 rpm; 17,5 rpm; 17 rpm; 16,5 rpm; dan 15,9 rpm.
Dari penjelasan diatas dapat dipastikan besarnya nilai pembebanan atau gaya
yang diberikan pada poros roda air dengan putaran (rpm) 19,4 rpm<17,5
rpm<17 rpm<16,5 rpm<15,9 rpm. Sehingga nilai N roda air pada masing-
masing putaran yaitu: 0,05 Watt, 0,06 Watt, 0,11 Watt , 0,12 Watt dan 0,14
Watt. Selain pembukaan 50% kita juga dapat melihat data yang ditampilkan
oleh grafik yaitu pembukaan katub 75% dengan putaran (rpm): 20 rpm; 19,4
rpm; 18,2 rpm; 17,4 rpm; dan 17,1 rpm. Dari penjelasan diatas dapat dipastikan
besarnya nilai pembebanan atau gaya yang diberikan pada poros roda air
dengan putaran (rpm) 20 rpm<19,4 rpm<18,2 rpm<17,4 rpm<17,1 rpm.
Sehingga nilai N roda air pada masing-masing putaran yaitu: 0,05 Watt, 0,09
Watt, 0,13 Watt, 0,15 Watt , dan 0,17 Watt. Dengan meningkatkan pembukaan
katub maka akan meningkatkan putaran (rpm) dikarenakan banyaknya fluida
yang mengalir
B. Putaran (rpm) vs Ƞ total (%)

Putaran (rpm) vs Ƞ total (%)


25

20
Putaran (rpm)

15
50%
75%
10

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Ƞ total (%)

Pada grafik hubungan antara putaran dengan efisiensi roda air didapat
grafik yang turun dan didapati data-data pada pembukaan katup 50%,
yaitu pada saat nilai n= 19,4 rpm dengan pemberian beban sebesar 2N maka
efisiensi yang diperoleh adalah 1,1%; pada saat nilai n=17,5 rpm dengan
pemberian beban sebesar 3N maka efisiensinya menurun menjadi 1,4%; pada
saat nilai n=17 rpm dengan pemberian beban sebesar 5N maka efisiensi yang
diperoleh menjadi 2,3%; pada saat nilai n=16,5 rpm dengan pemberian beban
sebesar 6N maka nilai efisiensinya turun lagi menjadi 2,6%; dan pada saat nilai
n=15,9 rpm dengan pemberian beban sebesar 7N maka didapatkan efisiensi
3%. Dan pada pembukaan katup 75%, yaitu pada saat nilai n= 20 rpm dengan
pemberian beban sebesar 2N maka didapatkan efisiensi 1%; pada saat nilai
n=19,4 rpm dengan pemberian beban sebesar 4N maka efisiensinya sebesar
2%; pada saat nilai n=18,2 rpm dengan pemberian beban sebesar 6N maka
efisiensi yang diperoleh sebesar 2,8%; pada saat nilai n=17,4 rpm dengan
pemberian beban sebesar 7N maka nilai efisiensinya sebesar 3,1%; dan pada
saat nilai n=17,1 rpm dengan pemberian beban sebesar 8N maka didapatkan
efisiensi sebesar 3,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa putaran kincir air
berbanding terbalik dengan nilai efesiensi yang dihasilkan kincir air. Hal ini
disebabkan oleh nilai gaya, jika kita lihat persamaan efisiensi total itu adalah
daya out dibagi dengan daya fluida, daya out itu sendiri adalah kecepatan sudut
kincir dikali dengan torsi, kecepatan sudut kincir dipengarungi oleh besarnya
putaran kincir, sedangkanpada torsi sangat dipengaruhi oleh gaya. Pada
pembukaan katup 50% pada putaran n=15,9 rpm dengan nilai efisiensi sama
dengan 3% yang merupakan efisiensi tertinggi pada pembukaan katup 50% hal
ini disebabkan oleh gaya yang bekerja merupakan gaya yang tertinggi pada
pembukaan katup tersebut, sehingga faktor pengalinya besar sehingga
mencapai nilai efisiensi yang maksimal pada pembukaan katup 50%. Pada
putaran n=16,5 rpm dengan nilai efisiensinya sama dengan 2,6% efisiensi ini
mengalami penurunan, hal ini disebabkan gaya yang bekerja yang menjadi
faktor pengali lebih kecil dari 7N yakni 6N. Begitu seterusnya sampai pada
efisiensi terendah yakni 1,1% hal ini karena gaya yang bekerja yang
merupakan faktor pengali yakni sebesar 2N. Begitu juga dengan pembukaan
katup 75% pada saat nilai putaran n=17,1 rpm dengan nilai efisiensi 3,5% dan
ini merupakan nilai efisinsi tertinggi hal ini dipengaruhi oleh nilai gaya
yang bekerja yang merupakan faktor pengali dengan nilai gaya sama dengan
8N dan merupakan beban terbesar, sehingga menghasilkan nilai efisiensi
terbesar, saat nilai n=17,4 rpm dengan nilai efisiensi 3,1% jika kita lihat
nilainya mengalami penurunan hal ini disebabkan gaya yang bekerja yang
merupakan faktor pengali lebih kecil dari 8N yakni 7N sehingga efisiensi turun
dari 3,5% ke 3,1%. Begitu seterusnya sampai pada nilai efisiensi terendah
pada pembukaan katup 75% yakni efisiensi 1% hal ini gaya yang bekerja yang
merupakan faktor pengali berada pada nilai terendah pada pembukaan katup
75% yakni sebesar 2N. Dan perlu diketahui bahwa putaran berbanding terbalik
dengan gaya yang bekerja. Dan gaya berbanding lurus dengan efisiensi. Pada
grafik di atas juga dapat dilihat bahwa pada pembukaan katup 50% memiliki
efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pembukaan katup 75%. Hal
ini disebabkan pada pembukaan katup 50% debit lebih kecil dibandingkan
dengan pembukaan 75%. Semakin besar debit semakin besar daya fluida.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Semakin kecil pembukaan katup maka debit air yang mengalir
akan semakin kecil pula dengan kata lain pembukaan katup berbanding
lurus dengan debit air yang mengalir.
2. Semakin besar pembukaan katup maka efisiensi kincir air akan semakin
besar juga, hal ini disebabkan karena adanya pertambahan jumlah air
yang mengalir maka kecepatan putaran kincir air semakin tinggi.

B. Saran
1. Laboratorium
 Mempertahankan kebersihan lab
 Mempertahankan kerapian lab
 Menambahkan pendinginruangan

2. Asisten
 Mempertahankan Keramahan
 Memperbaiki Artikulasi
 Mempertahankan Ketegasan

Anda mungkin juga menyukai