Anda di halaman 1dari 61

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Teori Dasar


I.1.1 Definisi Fluida

Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara kontinu (terus menerus)
bila terkena tegangan geser, berapapun kecilnya tegangan geser itu. Gaya
geser adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan, dan gaya ini
yang dibagi oleh luas permukaan tersebut adalah tegangan geser rata-rata
permukaan tersebut.

I.1.2 Definisi Pompa

Suatu peralatan mekanis yang digunakan untuk memindahkan fluida cair


dari suatu tempat ke tempat lain, melalui suatu media pipa dengan cara
menambahkan energi pada fluida cair tersebut secara terus menerus
Berdasarkan cara permindahan dan pemberian energi pada fluida pompa
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Pompa Pemindah Positif (Positive Displacement Pump)
Pompa pemindah positif ini adalah pompa dengan ruangan kerja
yang secara periodik berubah dari besar menjadi kecil atau sebaliknya
dari kecil menjadi besar, selama pompa bekerja. Energi yang diberikan
pada cairan adalah energi potensial, sehingga fluida berpindah volume
per volume.
1) Pompa positive displacement tipe rotari ini memindahkan fluida
kerja melalui mekanisme rotari dengan jalan menimbulkan efek
vakum sehingga dapat menghisap fluida kerja dari sisi inlet, dan
memindahkannya ke sisi outlet. Jika ada udara yang terperangkap di
dalam pompa rotari, secara natural pompa ini akan mengeluarkan
udara tersebut, sehingga mengurangi kebutuhan untuk mengeluarkan
udara yang terperangkap di dalam pompa secara manual.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

4
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

a) Rotary Lobe Pump 


Pompa rotary lobe mirip dengan pompa roda gigi, hanya
saja menggunakan semacam rotor berbentuk cuping (lobe).
Terdapat dua rotor cuping di dalam casing pompa, yang
keduanya digerakkan oleh sumber penggerak dan diatur
sedemikian rupa oleh roda gigi yang berada di luar bodi pompa
sehingga kedua rotor berputar seirama. Putaran dari rotor ini
menimbulkan ruang kosong sehingga fluida dapat masuk ke
dalamnya dan ikut berpindah ke sisi outlet. Pada sisi outlet
kedua cuping rotor bertemu sehingga menutup rongga yang ada
dan mendorong fluida kerja keluar melalui outlet pompa.

Gambar 1.1
R otary Lobe
Pump 

b) Rotary Piston Pump.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

5
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Pompa rotary piston adalah pengembangan dari


pompa rotary lobe. Rotor pompa rotary piston didesain

sedemikian rupa sehingga volume rongga pompa menjadi lebih


luas. Selain itu pada sisi outlet pompa, rotor pompa tidak lagi
“menghimpit” fluida kerja agar keluar seperti pada
pompa rotary lobe, namun bentuk rotor pompa rotary
piston akan mendorong fluida agar keluar ke sisi outlet pompa.
Gambar 1.2 Rotary Piston Pump

c) Vane Pump.
Dalam Bahasa Indonesia vane pump berarti pompa baling-
baling. Pompa rotari ini menggunakan silinder di bagian rotor,
pangkal silinder terpasang pegas yang terhubung dengan rotor
pompa. Sumbu rotor tidak segaris dengan sumbu casing pompa,
sehingga saat rotor berputar, silinder rotor akan mengikuti
bentuk casing dan mendorong fluida kerja untuk menuju outlet
pompa

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

6
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
Gambar 1.3 Vane Pump

d) Pompa Peristaltik.
Pompa jenis ini menggunakan prinsip kerja yang mirip
dengan gerakan peristaltik pada kerongkongan. Pompa ini
menggunakan semacam selang elastis sebagai saluran fluida
kerja. Selang tersebut ditekan oleh rotor dengan ujung berupa
roller sehingga membentuk gerakan dorongan.

Gambar 1.4 Pompa Peristaltik

e) Pompa Roda Gigi Internal (Internal Gear Pump).


Pompa ini menggunakan dua roda gigi sebagai penggerak
fluida kerja di dalam casing pompa. Satu roda gigi menjadi
penggerak dan yang lainnya menjadi yang digerakkan. Roda
gigi penggerak berada di dalam roda gigi yang digerakkan
Apabila gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan
mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut. Kemudian
cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar apabila
giginya bersatu lagi.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

7
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Gambar 1.5 Pompa Roda Gigi Internal

f) Pompa Roda Gigi Eksternal (External Gear Pump).


Sama dengan pompa roda gigi internal, pompa roda gigi
eksternal ini juga menggunakan dua roda gigi sebagai
komponen utamanya. Yang membedakan adalah kedua roda gigi
berada pada posisi yang sejajar, dan roda gigi penggerak tidak
berada di dalam roda gigi yang digerakkan.

Gambar
1.6 Pompa roda
gigi eksternal

g) Pompa Screw (Ulir).
Pompa ulir pertama kali dikembangkan oleh Archimedes, ia
menggunakan satu buah ulir untuk memindahkan air dari tempat
yang rendah ke sawah-sawah untuk keperluan irigasi. Oleh
karena hal inilah pompa ulir dengan satu ulir disebut juga
Pompa Ulir Archimedes. Prinsip kerja pompa ulir dengan multi-
rotor adalah fluida kerja yang masuk melalui sisi inlet pompa

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

8
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

dipindahkan oleh rotor ulir melalui sela-sela ulir sisi luar. Saat
sampai di sisi outlet, fluida akan terdorong keluar dari pompa.

Gambar 1.7 Pompa Ulir

h) Progressive Cavity Pump.


Pompa jenis ini adalah pengembangan dari pompa jenis ulir.
Prinsip kerjanya pertama kali dikenalkan oleh Rene Moineau
pada tahun 1930-an. Pompa ini terdiri atas sebuah rotor yang
berbentuk spiral, serta stator yang juga berbentuk spiral namun
didesain memiliki jarak pitch spiral yang 2 kali lebih besar
dari pitch rotor.Rotor pompa progressive cavity terhubung
dengan shaft yang digerakkan oleh motor listrik. Diantara shaft
dengan rotor dihubungkan oleh flexible coupling yang apabila
shaft berputar, kopling ini bergerak mengikuti gerakan rotor dan
shaft. Pompa progressive cavity  dapat digunakan pada berbagai
macam jenis fluida kerja, dari fluida encer sampai dengan fluida
berviskositas tinggi. Namun pompa ini tidak cocok dengan
partikel-partikel solid. 
Gambar 1.8 Progressive Cavity Pump

b. Pompa Positive Displacement Tipe Reciprocating

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

9
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Pompa resiprocating menggunakan piston yang bergerak maju-


mundur sebagai komponen kerjanya, serta mengarahkan aliran fluida
kerja ke hanya satu arah dengan bantuan check valve. Pompa positive
displacement ini memiliki rongga kerja yang meluas pada saat menghisap
fluida, dan akan mendorongnya dengan mempersempit rongga kerja
tersebut. Dengan bantuan check valve untuk mengatur arah aliran fluida,
maka akan terjadi proses pemompaan yang harmonis.
1) Pompa Dinamik (Dynamic Pump) Pompa dinamik terbagi menjadi
beberapa macam yaitu pompa sentrifugal, pompa aksial dan pompa
spesial efek atau pompa pengaruh khusus. Pompa- pompa ini
beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan
mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui perubahan
penampang aliran fluida. Jenis pompa ini biasanya juga memiliki
efisiensi yang lebih rendah dari pada tipe pompa perpindahan positif,
tetapi memiliki biaya yang rendah untuk perawatannya. Pompa
dinamik juga bisa beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan debit
aliran yang juga tinggi. Berikut jenis-jenis pompa dinamik
a) Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller
dan saluran inlet ditengah-tengahnya. Dengan desain ini maka
pada saat impeller berputar, fluida mengalir menuju casing
disekitar impeller 9 sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing
ini berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran fluida sementara
kecepatan putar impeller tetap tinggi. Kecepatan fluida
dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat
menuju titik outlet nya
Gambar 1.9 Pompa Sentrifugal

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

10
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

b) Pompa Aksial
Pompa aksial bisa juga disebut dengan pompa propeler.
Pompa ini menghasilkan sebagian besar tekanan dari propeller
dan gaya lifting dari sudu terhadap fluida. Pompa ini banyak
digunakan pada sistem drainase dan irigasi. Pompa aksial vertikal
single stage lebih umum digunakan, akan tetapi kadang pompa
aksial two stage lebih ekonomomis penerapannya. Pompa aksial
horisontal digunakan untuk debit aliran fluida yang besar dengan
tekanan yang
kecil dalam

alirannya.

Gambar 1.10 Pompa Axial

c) Spesial Effect Pump


Pompa ini sering digunakan untuk kebutuhan
industri. Pompa yang termasuk dalam spesial effect pump

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

11
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

yaitu jet (eductor), gas Lift, hydraulic ram dan


elektromagnetic. Pompa jet digunakan untuk mengkonversi
energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi gerak
sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat
menghisap di sisi suction. Gas lift pump adalah sebuah cara
untuk mengangkat fluida di dalam sebuah kolom dengan
jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang menyebabkan
turunnya berat hidrostatik dari fluida tersebut sehingga
reservoir dapat mengangkatnya ke permukaan. Pompa
elektromagnetic adalah pompa yang menggerakan fluida
logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetic.

I.1.3 Komponen-komponen pompa

Gambar 1.11 komponen pompa

a. Stuffing Box berfungsi untuk menerima kebocoran pada daerah


dimana poros pompa menembus casing.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

12
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

b. Packing Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran


cairan dari casing pompa melalui poros.
c. Shaft (poros) Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir
dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller
dan bagian – bagian berputar lainnya.
d. Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi
dan keausan pada stuffing box.
e. Vane Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada
impeller.
f. Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi
sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan
diffuser (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
g. Eye of Impeller Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
h. Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa
menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara
kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus
akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan
yang masuk sebelumnya.
i. Chasing Wear Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran
cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian
belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing
dengan impeller.
j. Discharge Nozzle berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari
impeller. Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran
diubah menjadi head tekanan.

I.1.4 Persamaan Bernoulli


Persamaan Bernoulli ideal adalah alirannya konstan sepanjang lintasan
dan mengabaikan segala kerugian yang terjadi dalam lintasan fluida.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

13
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

V2 P
gz+ + =konstan
2 ρ
Keterangan :
g = percepatan gravitasi (m/s2)
z = ketinggian (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
P = tekanan (Pa)
ρ = densitas (kg/m3)
a. Persamaan untuk dua titik pada suatu garis aliran
Persamaan untuk dua titik pada suatu garis aliran adalah:

1 1
P1 + ρV 12 + ρg h1=P 2+ ρ V 22+ ρg h2+ h L
2 2
Namun kenyataannya pada siring atau lintasan lintasan fluida
kerugian gesekan. h L adalah kerugian gesek didalam saluran. Tekanan
statik atau tekanan termodinamika pada persamaan Bernoulli adalah
tekanan fluida yang diukur oleh alat yang bergerak bersama dengan
fluida. Kondisi ini sangat sulit diwujudkan, namun dengan kenyataan
bahwa tidak ada variasi tekanan pada arah penampang tegak lurus
aliran, maka tekanan statik dapat diukur dengan membuat lubang kecil
pada dinding aliran sedemikian rupa sehingga sumbunya tegak lurus
dinding aliran (wall pressure tap). Cara lain adalah dengan memasang
probe atau tabung pitot pada aliran fluida jauh dari dinding aliran.
Pengukuran tekanan statis dilakukan oleh lubang kecil di bagian bawah
dinding tabung.
b. Tekanan Stagnasi
Tekanan stagnasi adalah tekanan fluida yang diukur pada aliran
fluida yang diperlambat sampai diam, v = 0 dengan kondisi aliran tanpa
gesekan. Pengukuran tekanan stagnasi pada tabung pitot diukur oleh
lubang kecil di mulut tabung yang akan tepat tegak lurus terhadap garis
arus dari aliran. Untuk aliran tak mampu mampat dapat diterapkan

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

14
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

persamaan Bernoulli pada kondisi tanpa perubahan ketinggian. Jika P


adalah tekanan statik pada penampang  penampang dengan kecepatan
kecepatan fluida adalah v dan P0  adalah tekanan stagnasi dimana
kecepatan stagnasi aliran fluida V0 adalah 0, maka dapat dihitung:
ρV2
P0=P+
2
suku kedua, ρ V 2 /2 adalah tekanan dinamik yaitu tekanan akibat
kecepatan fluida, yakni selisih antara tekanan statik dengan tekanan
stagnasi. Maka pengukuran tekanan statis dan tekanan stagnasi dengan
tabung pitot dapat juga sekaligus mengukur tekanan dinamisnya.
Penerapan yang lain dari persamaan ini adalah perubahan tekanan
dinamis menjadi kecepatan fluida jadi dengan kondisi aliran tak mampu
mampat. Dengan demikian, tabung pitot dapat juga dipergunakan
sebagai alat ukur kapasitas aliran.  Head loss (HL) merupakan suatu
kerugian yang dialami aliran fluida selama mengalir dimana kerugian
itu tergantung pada geometri penampang geometri penampang saluran
dan parameter-parameter fluida serta aliran itu sendiri. Kerugian tinggi
tekan (head loss) dapat dibedakan atas kerugian gesekan dalam saluran
(major loss) dan (minor loses).
c. Kerugian Mayor
Kerugian dalam pipa atau mayor losses merupakan kerugian yang
disebabkan oleh gesekan aliran dengan pipa sepanjang lintasan.
Kerugian gesekan untuk perhitungan aliran didalam pipa pada
umumnya dipakai persamaan:
L ∙V 2
h L, mayor =f ∙
D∙ 2 g
d. Kerugian Minor
Merupakan kerugian yang akan terjadi apabila ukuran saluran,
bentuk penampang atau aliran berubah.Secara umum kerugian kerugian
ini dapat dihitung dengan persamaan berikut:
V2
h L, minor =k
2g

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

15
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

I.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui karakteristik dari sentrifugal pump, gear pum,


peripheral pump dan axial pump.

I.3 Alat dan Bahan

6
4

5
7

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

16
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

9
10 11
12
Keterangan :
1. Level sensor, untuk mendeteksi
ketinggian permukaan (level)
atau jumlah cairan atau solid
yang mengalir dalam sistem
2. Katup axial pump, untuk
mengatur debit aliran fluida
pada pompa aksial
3. Penampang penenang fluida,
untuk mengubah aliran turbulen
menjadi aliran laminar
4. Katup centrifugal pump, untuk mengatur debit aliran fluida pada
pompa sentrifugal
5. Katup peripheral pump, untuk mengatur debit aliran fluida pada
pompa peripheral
6. Katup gear pump, untuk mengatur debit aliran fluida pada pompa gear
7. Gear pump, untuk memompa fluida dengan sistem roda gigi
8. Axial pump, untuk memompa fluida yang jenis aliran fluidanya sejajar
dengan sumbu/poros impeller
9. Interface, untuk membaca data dari alat percobaan

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

17
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

10. Penghubung/Sensor antara Unit dengan Interface, untuk


menghubungkan unit dengan interface
11. Centrifugal pump, untuk memompa fluida yang arah aliran fluidanya
tegak lurus terhadap sumbu/poros impeller
12. Peripheral pump, untuk memompa fluida dimana pada jenis pompa
ini, energi kinetik ditambahkan ke fluida dengan meningkatkan
kecepatan aliran

I.4 Skematik Pengujian

I.5 Langkah Pengoperasian Alat


1. Menyalakan sumber listrik
2. Menyalakan komputer
3. Menyalakan interface
4. Membuka software HVAC yang berada pada computer
5. Mengklik tombol start
6. Mengecek apakah interface sudah berubah warna ke warna hijau
7. Memilih salah satu jenis pompa yang diinginkan pada sensor plot,
untuk mengambil data
8. Membuka salah satu katub sesuai dengan yang dipilih sebelumnya, dan
ketiga katub lainnya ditutup

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

18
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

9. Memutar tombol on sesuai arah jarum jam pada kolom actuatuors


sesuai putaran yang diinginkan
10. Mengklik tombol save data untuk mengambil setiap detik dari
perubahan data
11. Mengklik tombol accuired plot untuk menandai titik pada grafik
disetiap perubahan data yang dibaca oleh sensor.
12. Mengklik tombol print plot untuk melihat grafik.
13. Memutar tombol on berlawanan arah jarum jam pada kolom actuators
untuk mematikan alat
14. Mengklik tombol stop
15. Menutup software HVAC yang berada pada komputer
16. Mematikan interface

17. Mematikan sumber listrik

I.6 Rumus dan Dasar Menghitung Karakteristik Pompa

1. Menghitung debit aliran air


1
m3
−3
Q=0,198∙ 10 ∙ h 2
( )
s
2. Daya Input Pompa ( W i)


W i= ∙ N ∙ Torsi ( Watt )
60

3. Daya Hidrolik Pompa (W ¿¿ h) ¿


W h =ρ ∙ g ∙Q ∙ h ( Watt )

4. Menghitung Efisiensi Pompa (η p ¿

Wh
ηp= ∙100 %
Wi
5. Menghitung Head Pompa (H)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

19
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
P2−P1 5
H= ∙ 10 ( m)
ρair ∙ g
(ρair =1000 kg /m3 , g=9,8 m/s 2)
6. Menghitung koefisien head pompa (τ ¿
g∙H
τ=
W 2 ∙ D2
2 πN
w=
60
Dan diameter pipa=centrifugal pump (85 mm), gear pump (
90 mm), peripheral pump (96mm), dan axial pump (46
mm)
7. Menghitung koefisien aliran (∅ ¿

Q
∅=
w ∙ D3

8. Menghitung koefisien daya (η ¿

wi
η=
ρ air ∙ w3 ∙ D 5

9. Menghitung putaran spesifik


N ∙ √Q
Ns= 3
4
H

BAB II
PENGUJIAN

II.1 Hasil Pengamatan

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

20
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

1. Peripheral Pump (Narrow)


Tabel 2.1 Tabel Hasil Pengamatan Pheriperal Pump (Narrow)

% rpm SP-1(Pa) SP-2(Pa) SC-1(L/min) SC-1 (m3 /s)

25 -0,00522 0,033969 9,109375 0,00015182

50 -0,01627 0,071133 16,30167 0,00027169

75 -0,02311 0,117719 23,52149 0,00039202

100 -0,00823 0,10519 24,50331 0,00040838

S-Torsi (Nm) Ht (m) Nh (W) Nm (W) Eff (%)

0,750709 0,493701 1,535591 58,95709 2,616457

0,664153 0,858475 2,709831 104,2903 2,600169

0,738689 1,503279 6,611803 174,0028 3,797623

0,897167 1,7425 9,09425 281,9292 3,226333

2. Peripheral Pump (Wide)


Tabel 2.2 Tabel Hasil Pengamatan Peripheral Pump (Wide)

% rpm SP-1(Pa) SP-2(Pa) SC-1(L/min) SC-1 (m3 /s)

25 -0,003 0,037882 19,31339 0,000321

50 -0,00597 0,070229 19,52203 0,000325

75 -0,02444 0,116762 26,71066 0,000451

100 -0,01528 0,148775 31,93667 0,000532

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

21
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

S-Torsi (Nm) Ht (m) Nh (W) Nm (W) Eff (%)

0,750709 0,493701 1,535591 58,95709 2,616457

0,664153 0,858475 2,709831 104,2903 2,600169

0,738689 1,503279 6,611803 174,0028 3,797623

0,897167 1,7425 9,09425 281,9292 3,226337

3. Axial Pump (Narrow)


Tabel 2.3 Tabel Hasil Pengamatan Axial Pump (Narrow)

% rpm SP-1(Pa) SP-2(Pa) SC-1(L/min) SC-1 (m3 /s)

25 -0,004 0 4,67432 0,0000779

50 -0,00497479 0,018908 2,15798 0,0000359

75 -0,00714876 0,06476 7,745453 0,000129

100 -0,00925 0,046233 25,99083 0,000433

S-Torsi (Nm) Ht (m) Nh (W) Nm (W) Eff (%)

0,052727 0,29 0,223058 12,27398 2,200579

0,124034 0,492017 0,170924 19,47529 0,886891

0,16314 0,98124 1,267438 38,48545 3,287689

0,24825 0,81525 3,531167 77,78475 4,490333

4. Axial Pump (Wide)


Tabel 2.4 Tabel Hasil Pengamatan Axial Pump (Wide)

% rpm SP-1(Pa) SP-2(Pa) SC-1(L/min) SC-1 (m3 /s)

25 0,003205 0 10,71475 0,000178

50 0,003017 0,019175 8,205833 0,000136

Muhammad Irvin
75 Alif0,001217
Hasan 0,060067 19,42583 D021
0,000323 18 1501
100 -0,00644 0,07251 52,84712 0,000880
22
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

S-Torsi (Nm) Ht (m) Nh (W) Nm (W) Eff (%)

0,127541 0,217705 0,385164 10,02287 3,94377

0,113833 0,412167 0,551667 17,83458 3,1185

0,153083 0,849417 2,805333 37,38975 7,675833

0,239327 1,054712 9,150962 75,13048 12,34731

II.2 Perhitungan

1. Axial Pump (Narrow)


Pembukaan 25 % = 750 rpm
 Debit aliran air (Q)
1
Q=0,198∙ 10−3 ∙ 0,29 2

¿ 0,000106 m 3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙750 ∙ 0,052727


W i= =4,139 Watt
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,000106 ∙ 0,29=0,302 W

 Efisiensi pompa (ηp)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

23
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Wh 0,302
ηp= .100 %¿ ∙ 100 %=0 , 072 %
Wi 4,139

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0−(−0,009)
¿ ∙ 105=0,0406 m
1000 ∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)


D = 46 mm = 46 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 750
ω= = =78,5 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 ( 0,0406 )
¿
78.5 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,000106
¿
78,5 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
4,139
¿ 3
1000. ( 78,5 ) .¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H
750 √0,000106
¿ 3
=85,372
4
( 0,0406 )

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

24
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Pembukaan 50 % = 1500 rpm


 Debit aliran air (Q)
1
−3 2
Q=0,198∙ 10 ∙ 0,492017

¿ 0,000138 m 3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙1500 ∙ 0,124039


W i= =19,473W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,000138 ∙0,49201=0,667 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 0,667
ηp= .100 %¿ ∙100 %=0,034 %
Wi 19,473

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,018902−(−0,00497979)
¿ ∙ 105=0,2429 m
1000 ∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)


D = 46 mm = 46 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 1500
ω= = =157 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

25
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

9,83 ( 0,2429 )
¿
157 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,000138
¿
157 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5

19,473
¿
1000∙ 1573 ∙¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
H4
1500 √ 0,000106
¿ 3
=170,7456
4
( 0,0406 )

Pembukaan 75 % = 2250 rpm

 Debit aliran air (Q)


1
Q=0,198∙ 10−3 ∙ 0,98124 2

3
¿ 0,000197 m /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙2250 ∙ 0,16314


W i= =38,4194 W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

26
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,000197 ∙ 0,98124=1,8967 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 1,8967
ηp= .100 %¿ ∙ 100 %=0,0493 %
Wi 38,4194

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,06476−(−0,007148)
¿ ∙10 5
1000 ∙ 9,83

¿ 0,7315 m

 Koefisien head pompa (τ)


D = 46 mm = 46 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 2250
ω= = =235,5 m/ s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 ( 0,731 )
¿
235,52 ∙ ¿¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,000197
¿
235,5 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
38,4194
¿
1000∙ 235,53 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

27
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

N . √Q
Ns= 3
4
H
2250 √0,000197
¿ 3
=34,9513
4
( 0,7315 )

Pembukaan 100 % = 3000 rpm

 Debit aliran air (Q)


1
−3 2
Q=0,198∙ 10 ∙ 0,81525

Q=0,000178m 3 / s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙3000 ∙ 0,24825


W i= =77,950W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,000178 ∙0,81525=1,426 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 1,426
ηp= .100 %¿ ∙100 %=0,018 %
Wi 77,950

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,046233−(−0,00925)
¿ ∙10 5
1000 ∙ 9,83

¿ 5,6442 m

 Koefisien head pompa (τ)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

28
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

D = 46 mm = 46 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 3000
ω= = =314 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 (5,6442 )
¿
314 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,000178
¿
314 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
77,950
¿
1000∙ 3143 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H

3000 √0,000178
¿ 3
=9,455
4
( 5,6442 )

2. Axial Pump (Wide)


Pembukaan 25 % = 750 rpm
 Debit aliran air (Q)
1
−3 2
Q=0,198∙ 10 ∙ 0,217705

¿ 0,0000923 m3 /s

 Daya input pompa (Wi)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

29
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
2 πN
W i= ∙ torsi
60

2∙ 3,14 ∙750 ∙ 1,127541


¿ =88,5119 Watt
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,0000923 ∙0,217705=0,1975 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 0,1975
ηp= .100 %¿ ∙ 100 %=0 ,0022 %
Wi 88,5519

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0−0,003205
¿ ∙105 =−0,0326 m
1000∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)


D = 46 mm = 46 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 750
ω= = =78,5 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 (−0,0326 )
¿
78.52 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,0000923
¿
78,5 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

30
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
88,5119
¿
1000∙ 78.53 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H
750 √0,0000923
¿ 3
=93,9180
4
(−0,03126 )

Pembukaan 50 % = 1500 rpm


 Debit aliran air (Q)
1
−3 2
Q=0,198∙ 10 ∙ 0,412167

¿ 0,000127116 m 3 / s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙1500 ∙ 0,113833


W i= =17,8717 W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,000127116 ∙ 0,412167=0,5150W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 0,5150
ηp= .100 %¿ ∙ 100 %=0,0288 %
Wi 17,8717

 Head pompa (H)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

31
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,019175−0,003017
¿ ∙105 =0,1643 m
1000∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)


D = 46 mm = 46 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 1500
ω= = =157 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 ( 0,1643 )
¿
157 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,000127116
¿
157 ∙ ¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5

17,8717
¿
1000∙ 1573 ∙¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H
1500 √ 0,000127116
¿ 3
=102,9328
4
( 0,1643 )

Pembukaan 75 % = 2250 rpm

 Debit aliran air (Q)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

32
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
1
Q=0,198∙ 10−3 ∙ 0,840417 2

¿ 0,000182484 m3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙2250 ∙ 0,153083


W i= =38,0361W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,000182484 ∙ 0,849417=1,5236 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 1,5236
ηp= .100 %¿ ∙100 %=0,0390 %
Wi 39,0361

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,060067−(0,001217)
¿ ∙ 105
1000 ∙ 9,83

¿ 0,5986 m

 Koefisien head pompa (τ)


D = 46 mm = 46 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 2250
ω= = =235,5 m/ s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 ( 0,5986 )
¿
235,52 ∙ ¿ ¿

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

33
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

 Koefisien aliran (θ)


Q
θ=
ω . D3
0,0001824
¿
235,5 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
33,0361
¿
1000∙ 235,53 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H
2250 √0,0001824
¿ 3
=44,662
4
( 0,5986 )

Pembukaan 100 % = 3000 rpm

 Debit aliran air (Q)


1
−3 2
Q=0,198∙ 10 ∙1,054712

Q=0,000203344 m3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙3000 ∙ 0,239327


W i= =75,1486 W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,00020344 ∙ 1,054712=2,1092W

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

34
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 2,1092
ηp= .100 %¿ ∙100 %=0,018 %
Wi 75,148

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,02251−(−0,00644)
¿ ∙ 105
1000 ∙ 9,83

¿ 7,4419 m

 Koefisien head pompa (τ)


D = 46 mm = 46 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 3000
ω= = =314 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 (7,4419 )
¿
314 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,000203344
¿
314 ∙ ¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
75,1486
¿
1000∙ 3143 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

35
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

3000 √0,000203344
¿ 3
=9,4945
4
( 7,4419 )

3. Peripheral Pump (Narrow)


Pembukaan 25 % = 750 rpm
 Debit aliran air (Q)
1
Q=0,198∙ 10−3 ∙ 0,4937012

¿ 0,0001391 m3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙750 ∙ 0,750709


W i= =58,930Watt
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,0001391∙ 0,493701=0,675W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 0,675
ηp= .100 %¿ ∙100 %=1,145 %
Wi 58,930

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,033969−(−0,00522)
¿ ∙105 =0,3986 m
1000 ∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)


D = 96 mm = 96 × 10−3 m

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

36
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
2 πN 2∙ 3,14 ∙ 750
ω= = =78,5 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 ( 0,3986 )
¿
78,5 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,0001391
¿
78,5∙ ¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
58,930
¿
1000∙ 78,53 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
H4
750 √0,0001391
¿ 3
=15,01
4
( 0,493701 )

Pembukaan 50 % = 1500 rpm


 Debit aliran air (Q)
1
Q=0,198∙ 10−3 ∙ 0,858475 2

¿ 0,0001834 m 3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

37
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
2 ∙3,14 ∙1500 ∙ 0,664153
W i= =104,272W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,0001834 ∙ 0,858475=1,547 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 1,547
ηp= .100 %¿ ∙100 %=1,483 %
Wi 104,272

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,071133−(−0,01627)
¿ ∙ 105=0,8891m
1000 ∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)


D = 96 mm = 96 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 1500
ω= = =157 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 ( 0,8891 )
¿
157 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3

0,0001834
¿
157 ∙ ¿¿

 Koefisien daya (η)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

38
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5

104,272
¿
1000∙ 1573 ∙¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H
1500 √ 0,0001834
¿ 3
=22,77
4
( 0.858475 )

Pembukaan 75 % = 2250 rpm

 Debit aliran air (Q)


1
−3 2
Q=0,198∙ 10 ∙1,503279

¿ 0,0002427 m3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙2250 ∙ 0,738689


W i= =173,961W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,0002427 ∙1,503279=3,586 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 3,586
ηp= .100 %¿ ∙100 %=2,061 %
Wi 173,961

 Head pompa (H)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

39
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,117719−(−0,02311)
¿ ∙ 105
1000 ∙ 9,83

¿ 1,4326 m

 Koefisien head pompa (τ)


D = 96 mm = 96 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 2250
ω= = =235,5 m/ s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2

9,83 (1,4326 )
¿
235,5 2 ∙ ¿ ¿

 Koefisien aliran (θ)


Q
θ=
ω . D3
0,0002427
¿
235,5 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
173,961
¿
1000∙ 235,53 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
H4

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

40
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

2250 √0,0002427
¿ 3
=25,81
4
( 1,503279 )

Pembukaan 100 % = 3000 rpm

 Debit aliran air (Q)


1
Q=0,198∙ 10−3 ∙1,7425 2

Q=0,0002613m 3 / s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙3000 ∙ 0,897167


W i= =281,710 W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,0002613 ∙1,7425=4,475 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 4,475
ηp= .100 %¿ ∙100 %=1,588 %
Wi 281,710

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,10519−(−0,00823)
¿ ∙10 5
1000 ∙ 9,83

¿ 1,1538

 Koefisien head pompa (τ)


D = 96 mm = 96 × 10−3 m

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

41
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
2 πN 2∙ 3,14 ∙ 3000
ω= = =314 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 (1,1538 )
¿
314 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,0002613
¿
314 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
281,710
¿
1000∙ 3143 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
H4

3000 √ 0,0002613
¿ 3
=31,97
4
( 1,7425 )

4. Peripheral Pump (Wide)


Pembukaan 25 % = 750 rpm
 Debit aliran air (Q)
1
Q=0,198∙ 10−3 ∙ 0,4937012

¿ 0,000139 m 3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

42
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
2 ∙3,14 ∙750 ∙ 0,750709
W i= =58,93Watt
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,000139 ∙0,493701=0,67 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 0,675
ηp= .100 %¿ ∙100 %=1,145 %
Wi 58,930

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,037882−(−0,003)
¿ ∙105 =0,415 m
1000 ∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)


D = 96 mm = 96 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 750
ω= = =78,5 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 ( 0,415 )
¿
78,5 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3
0,000139
¿
78,5 ∙¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
58,93
¿
1000∙ 78,53 ∙ ¿ ¿

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

43
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H
750 √0,0001391
¿ 3
=17,1
4
( 0,415 )

Pembukaan 50 % = 1500 rpm


 Debit aliran air (Q)
1
Q=0,198∙ 10−3 ∙ 0,858475 2

¿ 0,000183 m 3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙1500 ∙ 0,664153


W i= =104,272W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,0001834 ∙ 0,858475=1,547 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 1,54
ηp= .100 %¿ ∙100 %=1,476 %
Wi 104,272

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,070229−(−0,00597)
¿ ∙10 5=0,775 m
1000 ∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

44
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

D = 96 mm = 96 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 1500
ω= = =157 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 ( 0,775 )
¿
157 2 ∙ ¿ ¿
 Koefisien aliran (θ)
Q
θ=
ω . D3

0,000183
¿
157 ∙¿ ¿

 Koefisien daya (η)


Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5

104,272
¿
1000∙ 1573 ∙¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
4
H
1500 √ 0,000183
¿ 3
=24,56
4
( 0.775 )

Pembukaan 75 % = 2250 rpm

 Debit aliran air (Q)


1
Q=0,198∙ 10−3 ∙1,503279 2

¿ 0,0002427 m3 /s

 Daya input pompa (Wi)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

45
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙2250 ∙ 0,738689


W i= =173,961W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,0002427 ∙1,503279=3,57 W

 Efisiensi pompa (ηp)


Wh 3,57
ηp= .100 %¿ ∙100 %=2,052 %
Wi 173,961

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,116762−(−0,02444)
¿ ∙ 105
1000 ∙ 9,83

¿ 1,43 m

 Koefisien head pompa (τ)


D = 96 mm = 96 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 2250
ω= = =235,5 m/ s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2

9,83 (1,43 )
¿
235,5 2 ∙ ¿ ¿

 Koefisien aliran (θ)


Q
θ=
ω . D3

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

46
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS
0,000242
¿
235,5∙ ¿ ¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
173,96
¿
1000∙ 235,53 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
H4
2250 √0,0002427
¿ 3
=26,76
4
( 1,43 )

Pembukaan 100 % = 3000 rpm

 Debit aliran air (Q)


1
Q=0,198∙ 10−3 ∙1,7425 2

Q=0,000261m3 /s

 Daya input pompa (Wi)


2 πN
W i= ∙ torsi
60

2 ∙3,14 ∙3000 ∙ 0,89716


W i= =281,710 W
60

 Daya hidrolik pompa (Wh)


W h =ρ . g . Q. H
¿ 1000 ∙9,83 ∙ 0,000261∙ 1,7425=4,45 W

 Efisiensi pompa (ηp)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

47
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Wh 4,45
ηp= .100 %¿ ∙100 %=1,57 %
Wi 281,710

 Head pompa (H)


( P ¿ ¿2−P1)
H= . 105 ¿
ρair . g
0,148775−(−0,01528)
¿ ∙10 5=1,66
1000 ∙ 9,83

 Koefisien head pompa (τ)


D = 96 mm = 96 × 10−3 m

2 πN 2∙ 3,14 ∙ 3000
ω= = =314 m/s
60 60

g.H
τ=
ω2 . D 2
9,83 (1,66 )
¿
314 2 ∙ ¿ ¿

 Koefisien aliran (θ)


Q
θ=
ω . D3
0,00026
¿
314 ∙ ¿¿
 Koefisien daya (η)
Wi
η=
ρ air . ω3 . D 5
281,71
¿
1000∙ 3143 ∙ ¿ ¿

 Putaran spesifik (Ns)


N . √Q
Ns= 3
H4

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

48
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

3000 √ 0,00026
¿ 3
=33,07
4
( 1,66 )

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

49
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

II.3 Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan yang diperoleh dari percobaan ditampilkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.5 Data hasil perhitungan perhitungan Axial Pump (Narrow)

N (rpm) Q (m3 /s) Wi (W) Wh (W) η p (%) H (m) τ ∅ η Ns

750 0,000106 4,139 0,302 0,072 0,0406 0,0306 0,0138 0,0415 85,372

1500 0,000138 19,473 0,667 0,034 0,2429 0,0457 0,0090 0,0242 170,745

2250 0,000197 38,419 1,896 0,049 0,7315 0,0612 0,0086 0,0142 34,951

3000 0,000178 77,950 1,426 0,018 5,6442 0,2659 0,0058 0,0122 9,455

Tabel 2.6 Data hasil perhitungan perhitungan Axial Pump (Wide)

N (rpm) Q (m3 /s) Wi (W) Wh (W) η p (%) H (m) τ ∅ η Ns

750 0,0000923 88,5119 0,197 0,0022 -0,0326 -0,0245 0,0124 0,888 93,918

1500 0,000012711 17,8717 0,515 0,0288 0,1643 0,0309 0,0083 3,5202 1102,932

2250 0,000182 39,0361 1,523 0,0390 0,5986 0,0501 0,0079 0,0145 44,662

3000 0,000203 75,1486 2,109 0,0280 7,4419 0,3506 0,0066 0,0117 9,4945

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

50
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Tabel 2.7 Data hasil perhitungan perhitungan Peripheral Pump (Narrow)

N (rpm) Q (m3 /s) Wi (W) Wh (W) η p (%) H (m) τ ∅ η Ns

750 0,0001391 58,930 0,675 1,145 0,3986 0,068993 0,00200 0,014 15,01

1500 0,0001834 104,272 1,547 1,483 0,8891 0,038473 0,00132 0,0033 22,77

2250 0,0002427 173,961 3,586 2,061 1,4326 0,027552 0,00116 0,0016 25,81

3000 0,0002613 281,710 4,475 1,588 1,1538 0,012481 0,00093 0,0011 31,97

Tabel 2.8 Data hasil perhitungan perhitungan Peripheral Pump (Wide)

N (rpm) Q (m3 /s) Wi (W) Wh (W) η p (%) H (m) τ ∅ η Ns

750 0,000139 58,93 0,674 1,143 0,415 0,071 0,002 0,014 17,1

1500 0,000183 104,27 1,54 1,476 0,775 0,033 0,00317 0,0033 24,56

2250 0,000242 173,96 3,57 2,052 1,43 0,027 0,0011 0,0016 26,76

3000 0,00026 281,71 4,45 1,57 1,66 0,0179 0,00093 0,0011 33,07

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

51
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

BAB III

GRAFIK & PEMBAHASAN

III.1 Grafik Peripheral pump

1. Head vs debit

2
1.74 1.74
1.8
1.6 1.5 1.5
1.4
1.2
Head (m)

1 0.86 0.86 narrow


0.8 wide

0.6 0.49 0.49


0.4
0.2
0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Debit (m3/s)

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa untuk pompa peripheral


pada gate narrow dan wide, kecepatan 25% nilai debit aliran gate narrow
0,000151 m3/s dan gate wide 0,000321 m3/s, maka head pada pompa gate

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

52
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

narrow dan gate wide sama, yaitu 0,493 m. Pada kecepatan 50% nilai
debit aliran pada gate narrow 0,000271 m3/s dan gate wide 0,000325 m3/s,
maka head pada pompa gate narrow dan gate wide bernilai sama, yaitu
0,858 m, Pada kecepatan 75% nilai debit aliran gate narrow 0,000392 m3/s
dan gate wide 0,000451 m3/s , maka head pada pompa gate narrow dan
gate wide sama, yaitu bernilai 1,503 m. Pada kecepatan 100% nilai debit
aliran gate narrow 0,000408 m3/s dan gate wide 0,000532 m3/s. head pada
pompa gate narrow dan gate wide sama, yaitu bernilai 1,742 m. Dapat
disimpulkan bahwa nilai debit aliran berbanding lurus dengan nilai head
pada pompa tersebut. Semakin tinggi nilai debit aliran, maka semkain
tinggi pula niai head pada pompa yang dihasilkan.

2. Efisiensi vs Debit

4 3.8 3.8

3.5 3.23 3.23


3
2.62 2.6 2.62 2.6
2.5
Efisiensi (%)

2 narrow
wide
1.5

0.5

0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Debit (m3/s)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

53
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa untuk pompa peripheral


pada gate narrow dan wide, kecepatan 25% nilai debit aliran gate narrow
0,000151 m3/s dan gate wide 0,000321 m3/s, maka efisiensi pada pompa
gate narrow dan gate wide sama, yaitu 2,616 %. Pada kecepatan 50% nilai
debit aliran pada gate narrow 0,000271 m3/s dan gate wide 0,000325
m3/s , maka efisiensi pada pompa gate narrow dan gate wide bernilai
sama, yaitu 2,6 %, Pada kecepatan 75% nilai debit aliran gate narrow
0,000392 m3/s dan gate wide 0,000451 m3/s , maka efisiensi pada pompa
gate narrow dan gate wide sama, yaitu bernilai 3,797 %. Pada kecepatan
100% nilai debit aliran gate narrow 0,000408 m3/s dan gate wide
0,000532 m3/s. head pada pompa gate narrow dan gate wide sama, yaitu
bernilai 3,226 %. Dapat disimpulkan bahwa nilai paling efisien terletak
pada debit gate narrow 0,000392 m3/s dan gate wide 0,000451 m3/s

3. Torsi vs Debit

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

54
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

1
0.9 0.89
0.9
0.8 0.75 0.74 0.75 0.74
Torsi (N.m) 0.7 0.66 0.66

0.6
0.5 narrow
0.4 wide

0.3
0.2
0.1
0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Debit (m3/s)

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa untuk pompa peripheral


pada gate narrow dan wide, kecepatan 25% nilai debit aliran gate narrow
0,000151 m3/s dan gate wide 0,000321 m3/s, maka torsi pada pompa gate
narrow dan gate wide sama, yaitu 0,75N.m. Pada kecepatan 50% nilai
debit aliran pada gate narrow 0,000271 m3/s dan gate wide 0,000325 m3/s,
maka torsi pada pompa gate narrow dan gate wide bernilai sama, yaitu
0,664 N.m, Pada kecepatan 75% nilai debit aliran gate narrow 0,000392
m3/s dan gate wide 0,000451 m3/s , maka torsi pada pompa gate narrow
dan gate wide sama, yaitu bernilai 0,738 N.m. Pada kecepatan 100% nilai

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

55
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

debit aliran gate narrow 0,000408 m3/s dan gate wide 0,000532 m3/s.
Torsi pada pompa gate narrow dan gate wide sama, yaitu bernilai 0,89
N.m. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai torsi, maka semakin
tinggi debit aliran. Kecuali pada debit gate narrow 0,000271 m3/s dan gate
wide 0,000325 m3/s yang mengalami penurunan.

4 3.8

3.5

3
2.62 2.6
2.5
Efisiensi (%)

2 narro
w
1.5 wide
0.9
1

0.5

0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Head (m)

4. Efisiensi vs Head

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

56
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa untuk pompa peripheral


pada gate narrow dan wide, kecepatan 25% nilai efisiensi aliran gate
narrow dan gate wide sama, yaitu 2,616 %. Maka head pada pompa gate
narrow dan gate wide sama, yaitu 0,493 m. Pada kecepatan 50% nilai
efisiensi pada gate narrow dan gate wide sama, yaitu 2,6%. Maka head
pada pompa gate narrow dan gate wide bernilai sama, yaitu 0,858 m, Pada
kecepatan 75% nilai efisiensi gate narrow dan gate wide sama, yaitu 3,797
%. Maka head pada pompa gate narrow dan gate wide sama, yaitu
bernilai 1,503 m. Pada kecepatan 100% nilai debit aliran gate narrow dan
gate wide sama, yaitu 0,897. Maka head pada pompa gate narrow dan
gate wide sama, yaitu bernilai 1,742 m. Dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi nilai head maka semakin tinggi nilai efisiensi. Kecuali pada head
1,742 m mengalami penurunan.

III.2 Grafik Axial Pump

1. Head vs Debit

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

57
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

1.2
1.05
0.98
1
0.82 0.85
0.8
Head (m)

0.6 narrow
0.49
0.41 wide
0.4
0.29
0.22
0.2

0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Debit (m3/s)

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa untuk pompa Axial pada
gate narrow dan wide, kecepatan 25% nilai debit aliran gate narrow
0,0000779 m3/s dan gate wide 0,000178 m3/s, maka head pada pompa gate
narrow 0,29 m dan gate wide yaitu 0,217 m. Pada kecepatan 50% nilai
debit aliran pada gate narrow 0,0000359 m3/s dan gate wide 0,000136
m3/s, maka head pada pompa gate narrow 0,492 m dan gate wide bernilai
0,412 m .Pada kecepatan 75% nilai debit aliran gate narrow 0,000129 m3/s
dan gate wide 0,000323 m3/s , maka head pada pompa gate narrow
0,981m dan gate wide yaitu bernilai 0,849 m. Pada kecepatan 100% nilai

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

58
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

debit aliran gate narrow 0,000433 m3/s dan gate wide 0,00088 m3/s. head
pada pompa gate narrow 0,815 m dan gate wide yaitu bernilai 1,054 m.
Dapat disimpulkan bahwa nilai debit aliran berbanding lurus dengan nilai
head pada pompa tersebut. Semakin tinggi nilai debit aliran, maka
semkain tinggi pula niai head pada pompa yang dihasilkan. Namun
kecuali pada gate narrow di debit 0,000433 m3/s terjadi penurunan .

2. Efisiensi vs Debit

14
12.35
12

10
7.68
Efisiensi (%)

8
narrow
6 wide
4.49
3.94
4 3.29 3.12
2.2
2 0.89

0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Debit (m3/s)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

59
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa untuk pompa Axial pada
gate narrow dan wide, kecepatan 25% nilai debit aliran gate narrow
0,0000779 m3/s dan gate wide 0,000178 m3/s, maka efisiensi pada pompa
gate narrow 2,2 % dan gate wide yaitu 3,943 %. Pada kecepatan 50% nilai
debit aliran pada gate narrow 0,0000359 m3/s dan gate wide 0,000136
m3/s , maka efisiensi pada pompa gate narrow 0,886 % dan gate wide
bernilai yaitu 3,118 %, Pada kecepatan 75% nilai debit aliran gate narrow
0,000129 m3/s dan gate wide 0,000323 m3/s , maka efisiensi pada pompa
gate narrow 3,287 % dan gate wide bernilai 7,675 %. Pada kecepatan
100% nilai debit aliran gate narrow 0,000433 m3/s dan gate wide 0,00088
m3/s. head pada pompa gate narrow 4,49 % dan gate wide bernilai 12,347
%. Dapat disimpulkan bahwa nilai paling efisien terletak pada debit gate
narrow 0,000433 m3/s dan gate wide 0,00088 m3/s

3. Torsi vs Debit

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

60
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

0.9
0.82
0.8

0.7

0.6
Torsi (N.m)

0.5
narrow
0.4
wide
0.3 0.24
0.16
0.2 0.12 0.13 0.11 0.15
0.1 0.05
0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Debit (m3/s)

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa untuk pompa Axial pada
gate narrow dan wide, kecepatan 25% nilai debit aliran gate narrow
0,0000779 m3/s dan gate wide 0,000178 m3/s, maka torsi pada pompa gate
narrow 0,052 N.m dan gate wide yaitu 0,127 N.m. Pada kecepatan 50%
nilai debit aliran pada gate narrow 0,0000359 m3/s dan gate wide
0,000136 m3/s , maka torsi pada pompa gate narrow 0,124 N.m dan gate
wide bernilai yaitu 0,113 N.m. Pada kecepatan 75% nilai debit aliran gate
narrow 0,000129 m3/s dan gate wide 0,000323 m3/s , maka torsi pada
pompa gate narrow 0,163 N.m dan gate wide bernilai 0,153 N.m. Pada

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

61
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

kecepatan 100% nilai debit aliran gate narrow 0,000433 m3/s dan gate
wide 0,00088 m3/s. torsi pada pompa gate narrow 0,815 N.m dan gate
wide bernilai 0,239 N.m Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai
torsi, maka semakin tinggi debit aliran.

4. Efisiensi vs Head

1.2
1.05
0.98
1
0.82 0.85
0.8
Head (m)

0.6 narrow
0.49
0.41 wide
0.4
0.29
0.22
0.2

0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Efisiensi (%)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

62
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa untuk pompa Axial pada
gate narrow dan wide, kecepatan 25% nilai efisiensi gate narrow 2,2 %
dan gate wide 3,943 %, maka head pada pompa gate narrow 0,29 m dan
gate wide yaitu 0,217 m. Pada kecepatan 50% nilai efisiensi pada gate
narrow 0,886 % dan gate wide 3,118 % , maka head pada pompa gate
narrow 0,492 m dan gate wide bernilai 0,412 m .Pada kecepatan 75% nilai
efisiensi gate narrow 3,287 % dan gate wide 7,675 % , maka head pada
pompa gate narrow 0,981m dan gate wide yaitu bernilai 0,849 m. Pada
kecepatan 100% nilai efisiensi gate narrow 4,49 % dan gate wide 13,347
%. head pada pompa gate narrow 0,815 m dan gate wide yaitu bernilai
1,054 m. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai head maka
semakin tinggi nilai efisiensi. Kecuali pada head 0,815m mengalami
penurunan.

BAB IV
KESIMPULAN & SARAN

IV.1 Kesimpulan

1. Nilai debit aliran berbanding lurus dengan nilai head pada pompa.
Semakin tinggi nilai debit aliran, maka semakin tinggi nilai head pompa
2. Semakin tinggi RPM pada pompa, maka semakin tinggi nilai debit aliran

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

63
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

3. Semakin tinggi head pada pompa, maka semakin tinggi nilai efisiensi
pada pompa.

IV.2 Saran
IV.2.1 Laboratorium

 Memperbaiki saluran pipa yang bocor pada mesin Multi Pump


 Menyediakan tempat sampah di berbagai titik
 Tetap menerapkan protokol kesehatan
IV.2.2 Asisten
 Dapat mendampingi praktikan pada saat pengambilan data
 Tetap ramah terhadap praktikan
 Pemaparan materi lebih ditingkatkan kepada praktikan.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501

64

Anda mungkin juga menyukai