Anda di halaman 1dari 10

Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department

Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Deformation of Curved Axiz Beam


Deformation of Curved Axiz Beam adalah suatu alat untuk mengukur
kekuatan tekuk atau ketahanan beban pada suatu batang balok (beam) yang
berbentuk melengkung ketika deformasi elastis terjadi. Alat ini dgunakan
untuk membentuk batang balok (beam) menajadi melengkung.
Dalam rekayasa konstruksi, perbedaan dibuat antara balok dan
lengkungan. Lengkungan adalah struktur pendukung yang tidak dapat
ditentukan secara statis dengan sumbu melengkung dan dua penyangga tetap
atau penjepit. Penopang lengkungan (seperti lengkung berartikulasi ganda)
menyerap gaya secara vertikal dan horizontal. Ujung lengkungan pada
penyangga tidak bergerak. Ini menghasilkan efek lengkungan statis dari
sistem. Dalam teknik mesin, kait crane dan rantai adalah contoh khas dari balok
melengkung.
FL 170 mencakup tiga balok yang berbeda, ditanggung oleh penyangga
yang ditentukan secara statis: balok melingkar, balok setengah lingkaran, dan
balok kuadran. Balok yang diuji diisi dengan bobot. Dial gauge merekam
deformasi horizontal dan vertikal.

2.2 Balok (beam)


Balok atau beam adalah Balok (beam) adalah suatu batang struktural yang
didesain untuk menahan gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap
sumbunya. Apabila beban yang dialami pada balok bukan merupakan beban
transversal, beban itu akan menghasilkan torsi pada balok. Namun, torsi
biasanya sering diabaikan dalam merancang balok karena suatu balok lebih
mampu mempertahankan pergeseran dan pelenturan dibandingkan menahan
torsi.
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

Balok biasanya berbentuk panjang, lurus seperti prismatik. Perancangan


suatu balok terdiri atas pemilihan bagian komponen yang akan menahan
pergeseran dan pelenturan yang dihasilkan oleh suatu pembebanan.
Perancangan suatu balok meliputi dua bagian yang berbeda, bagian yang
pertama merupakan perhitungan gaya geser (shear) dan momen lentur
(bending) yang dihasilkan oleh beban.

2.3 Deformasi
Deformasi adalah perubahan bentuk, dimensi dan posisi dari suatu materi
baik dari suatu materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia
dalam skala waktu dan ruang. Deformasi dapat terjadi jika suatu benda atau
materi dikenai gaya(Force).
Deformasi terbagi menjadi dua jenis yaitu deformasi elastis dan deformasi
plastis. Deformasi elastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang
disebabkan oleh pemberian beban, dimana apabila beban dihilangkan maka
bentuk dan ukuran akan kembali kebentuk semula atau deformasi yang terjadi
akan hilang. Daerah deformasi elastis berlaku hukum hooke yaitu
regangan akan sebanding dengan tegangan sesuai dengan modulus elastisitas.
Sedangkan Deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang merupakan
kelanjutan dari deformasi elastis yang bersifat permanen meskipun beban
dihilangkan.
Deformasi elastis terjadi pada tegangan yang rendah dan mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu:

(1) bersifat mampu-balik (reversible)


(2) antara tegangan dan regangan terdapat hubungan linear dan sesuai dengan
hooke
(3) deformasi elastis umumnya kecil (yaitu < 1% regangan elastis)

2.4. Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya
pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada balok
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

secara sangat mudah dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya
sebelum mengalami pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke
posisi netral setelah terjadi deformasi.

Gambar (a) Sebelum Deformasi Gambar (b) Sesudah Defleksi


Sumber : https://www.etsworlds.id/2019/04/pengertian-dan-jenis-jenis-defleksi.html

Sistem struktur yang di letakkan horizontal dan yang terutama di


peruntukkan memikul beban lateral,yaitu beban yang bekerja tegak lurus sumbu
aksial batang. Beban semacam ini khususnya muncul sebagai beban
gravitasi,seperti misalnya bobot sendiri,beban hidup vertical,beban keran(crane)
dan lain-lain.contoh system balok dapat di kemukakan antara lain,balok lantai
gedung,gelagar jembatan,balok penyangga keran,dan sebagainya.Sumbu sebuah
batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh
gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami pembebanan
transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi.
Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi yaitu :
1. Kekakuan batang Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang
akan terjadi pada batang akan semakin kecil
2. Besarnya kecil gaya yang diberikan Besar-kecilnya gaya yang diberikan
pada batang berbanding lurus dengan besarnya defleksi yang terjadi.
Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami batang maka defleksi
yang terjadi pun semakin kecil
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika karena
itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah
sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban
maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin
(pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan
jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang Beban terdistribusi merata dengan
beban titik,keduanya memiliki kurva defleksi yang berbeda-beda. Pada
beban terdistribusi merata slope yang terjadi pada bagian batang yang paling
dekat lebih besar dari slope titik. Ini karena sepanjang batang mengalami
beban sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja

2.5 Tegangan dan Regangan


Tegangan adalah jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda
tersebut akan bertambah panjang sampaiukuran tertentu sebanding dengan gaya
tersebut, yang berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan panjang
benda. Gaya yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik
dengan luas penampangnya. Besarnya gaya yang bekerja dibagi dengan luas
penampang didefinisikan sebagai tegangan (stress)

Jenis-Jenis Tegangan
a. Tegangan Normal
Tegangan normal terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda.
Jika gaya dalam diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2
maka satuan tegangan adalah N/m2 atau dyne/cm2.
b. Tegangan Tarik Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali,
paku keling, dan lain-lain. Rantai yang diberi beban W akan mengalami
tegangan tarik yang besarnya tergantung pada beratnya.
c. Tegangan Tekan Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya (F)
yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan
batang torak.
d. Tegangan Geser Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua
gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya
namun pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak
terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling, gunting, dan
sambungan baut.
e. Tegangan Lengkung Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda
yang dalam keadaan ditumpu. Jadi, merupakan tegangan tangensial.
f. Tegangan Puntir Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan
batang-batang torsi pada mobil, juga saat melakukan pengeboran.

Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai


perubahan relatif dari partikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan
benda kaku. Definisi lain dari regangan bisa berbeda-beda tergantung pada
bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik mana regangan
terjadi. Regangan juga memliki definisi lain

Gambar kurva tegangan regangan


Sumber : http://blog.ub.ac.id/andi/files/2011/11/Untitled11.png
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

Modulus elastisitas sering disebut sebagai Modulus Young yang merupakan


perbandingan antara tegangan dan regangan aksial dalam deformasi yang
elastis, sehinggamodulus elastisitas menunjukkan kecenderungan suatu
material untuk berubah bentuk dankembali lagi kebentuk semula bila diberi
beban. Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu material,
sehingga semakin tinggi nilaimodulus elastisitas bahan, maka semakin sedikit
perubahan bentuk yang terjadi apabila diberigaya. Jadi, semakin besar nilai
modulus ini maka semakin kecil regangan elastis yang terjadiatau semakin
kaku.
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gunt.de/en/products/engineering-mechanics-and-engineering-
design/strength-of-materials/elastic-deformations/deformation-of-curved-axis-
beams/021.17000/fl170/glct-1:pa-148:ca-10:pr-342
http://digilib.unila.ac.id/5380/15/Bab%20II.pdf
http://sci-geoteknik.blogspot.com/2012/05/deformasi.html
http://masudahkusuma.blogspot.com/2012/12/deformasi-dan-elastisitas.html
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/446/BAB%20%20II.pdf
https://www.academia.edu/9070452/Tegangan_Regangan_dan_modulus
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


3.1.1 Waktu : Selasa, 15 Oktober 2019
3.1.2 Tempat : Laboratorium Mekanika Terpakai Fak. Teknik
Universitas Hasanuddin

3.2 Alat dan bahan


 Batang Penyangga
Fungsi : Sebagai penyangga alat
percobaan

 Batang lingkaran
Fungsi : Sebagai objek percobaan
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

 Batang setengah lingkaran


Fungsi : Sebagai objek percobaan

 Batang seperempat lingkaran


Fungsi : Sebagai objek percobaan

 Alat Ukur (Dial Gauge)


Fungsi : Sebagai alat untuk mena
mpilkan data
Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department
Engineering Faculity of Hasanuddin Univeristy

 Beban
Fungsi : Sebagai beban percobaan

 Gantungan Beban
Fungsi : Sebagai gantungan beban
percobaan

Anda mungkin juga menyukai